Oleh:
Yustika Rini
1706978452
Universitas Indonesia
2022
I. ANATOMI & FISIOLOGI JANTUNG
A. Lokasi Jantung
B. Lapisan Jantung
a. Pericardium
Pericardium merupakan membran terluar yang mengelilingi dan
melindungi jantung. Pericardium selain berfungsi sebagai proteksi
jantung, juga berperan untuk menjaga agar posisi jantung tetap
berada di mediastinum tanpa menggangu aktivitas jantung untuk
berkontraksi. Pericardium tersusun atas pericardium fibrosa dan
serosa. Pericardium fibrosa berfungsi untuk mencegah peregangan
jantung yang berlebihan, proteksi, dan menjaga posisi jantung.
Pericardium serosa memiliki lapisan yang tipis dan membentuk
dua lapisan yaitu parietal dan visceral. Lapisan visceral dari
pericardium inilah yang dinamakan epicardium. Diantara lapisan
visceral dan parietal terdapat cairan yang dinamakan cairan
pericardial yang berfungsi untuk mencegah gesekan (friksi) antar
lapisan ketika jantung berkontraksi.
b. Myocardium
Lapisan myocardium merupakan lapisan yang tersusun atas sel-sel
otot jantung yang berperan besar dalam memompa darah. 95 %
lapisan jantung terdiri dari myocardium. Myocardium disebut juga
dinding otot jantung yang membentuk atrium dan ventrikel. Selain
tersusun atas sel otot jantung, di dalam myokardium juga terdapat
saraf dan pembuluh darah.
c. Endocardium
Endocardium merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas
endotelium. Lapisan endocardium berfungsi untuk menutupi area
ruang jantung dan katup jantung. Endotelium pada endocardium
berfungsi untuk mengurangi terjadinya friksi atau gesekan ketika
darah memasuki jantung.
C. Ruang Jantung
Ruang Jantung Jantung memiliki empat ruangan. Dua ruangan di bagian
atas dinamakan atrium, tempat untuk menerima darah dari pembuluh darah
(vena). Dua ruangan di bagian bawah dinamakan ventrikel, untuk
memompa darah menuju pembuluh darah yang disebut arteri.
a. Atrium kanan
Atrium kanan berfungsi untuk menerima darah dari vena cava
superior, vena cava inferior, dan sinus koronaria. Atrium kanan
dan kiri dibatasi oleh septum yang dinamakan interatrial
septum. Darah mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel
kanan melalui katup atrioventrikular yaitu katup trikuspidalis.
b. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan memiliki chordae tendineae yang berfungsi
untuk menghubungkan katup trikuspidalis dengan papilary
muscles. Secara struktur internal ventrikel kanan dan kiri
dibatas oleh interventrikular septum. Darah meninggalkan
ventrikel kanan melalui katup pulmonic menuju trunkus
pulmonalis yang akan bercabang menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri.
c. Atrium kiri
Ketebalan atrium kiri hampir sama dengan atrium kanan.
Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis. Darah
meninggalkan atrium kiri menuju ventrikel kiri melalui katup
yang dinamakan katup bikuspidalis. Katup bikuspidalis disebut
juga katup atrioventrikular kiri atau katup mitral.
d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri merupakan ruang jantung yang memiliki lapisan
paling tebal dan membentuk sebagian besar apeks jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui katup aortic menuju
aorta ascendens. Beberapa darah juga mengalir menuju arteri
koronaria yang merupakan cabang dari aorta ascendens untuk
menyuplai darah jantung itu sendiri. Sisa darah akan dialirkan
menuju aorta descendens dan cabang aorta lainnya (thoraks
dan abdominal aorta).
D. Sirkulasi Koronaria
Sirkulasi koronaria atau sirkulasi jantung merupakan sistem peredaran
untuk menyuplai nutrisi dan oksigen ke jantung itu sendiri. Arteri
koronaria merupakan cabang dari aorta ascendens yang akan mengalirkan
darah ke sekeliling jantung.
a. Arteri koronaria
Arteri koronaria terbagi menjadi arteri koronaria kanan dan kiri. Arteri
koronaria kanan terbagi menjadi Left Anterior Descending (LAD)
artery dan Circumflex artery. LAD berlokasi di sulcus interventrikular
anterior dan menyuplai darah ke dua ventrikel jantung. Circumflex
artery menyuplai darah menuju dinding ventrikel dan atrium kiri.
Arteri koronaria kanan menyuplai sedikit area di atrium kanan
kemudian menuju kebawah yang kemudian terbagi menjadi posterior
interventricular branch yang menyuplai kedua dinding ventrikel
jantung dan marginal branch yang menyuplai ventrikel kanan.
b. Vena koronaria
Setelah darah dialirkan melalui arteri koronaria dan kapiler menuju sel
otot jantung, darah yang mengandung banyak karbondioksida akan
dikumpulkan melalui vena koronaria yang disebut sinus koronaria.
Sinus koronaria akan membawa darah yang terdeoksigenasi menuju
atrium kanan. Beberapa vena yang berfungsi untuk mengumpulkan
darah terdeoksigenasi menuju sinus koronaria antara lain :
- Vena kardiak besar, terletak pada sulcus interventrikular anterior dan
mendrainase (mengembalikan) darah dari area yang disuplai arteri
koronaria kiri.
- Vena kardiak tengah, terletak pada sulcus interventrikular posterior
dan mendrainase darah dari area yang disuplai posterior
interventricular branch arteri koronaria kanan.
- Vena kardiak kecil, terletak pada sulcus koronaria dan mendrainase
darah dari area atrium dan ventrikel kanan.
- Vena kardiak anterior, vena yang mendrainase area ventrikel kanan
dan secara langsung terbuka menuju atrium kanan.
3. Berkas His
Suatu jalur sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk
ke septum antar ventrikel. Berkas his terbagi untuk ventrikel kanan
dan kiri yang menuruni septum.
4. Serat Purkinje
Serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil
dari suatu cabang pohon.
a. Sistole atrium
Siklus jantung dimulai dari sistol atrium yang berlangsung selama 100
msec. fase-fase dalam sistol atrium :
1. Ketika atrium berkontraksi, tekanan dalam atrium lebih tinggi sehingga
darah memasuki ventrikel melalui katup atrioventrikular kanan dan kiri.
2. Ketika atrium mulai berkontraksi, ventrikel sebelumnya telah
menampung 70 persen darah dari siklus jantung sebelumnya. Ketika
atrium berkontraksi, tekanan tinggi dari atrium mendorong 30 persen
darah menuju ventrikel untuk mengisi ventrikel secara penuh.
3. Pada akhir fase sistole atrium, ventrikel telah terisi jumlah darah secara
maksimal. Jumlah darah yang berada dalam ventrikel tersebut dinamakan
EDV (End Diastolic Volume)
4. Ketika fase systole atrium berakhir, atrium mengalami relasasi atau
diastole atrium
b. Sistole ventrikel
D. Patofisiologi
E. Komplikasi ACS
1. Syok kardiogenik
terjadi ketika curah jantung mengalami penurunan dan tekanan darah
menurun (systole). Syok kardiogenik sendiri juga membahayakan
jantung. Hal ini dikarenakan hipotensi dapat menurunankan suplai
darah jantung dan memperparah iskemia. Selain itu penurunan curah
jantung menimbulkan jantung berkompensasi dengan meningkatkan
penebalan otot jantung. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan oksigen
sel otot jantung.
2. Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel terjadi ketika impuls listrik bekerja secara tidak
sinkron dan terkoordinasi. Hal ini akan menyebabkan denyut jantung
berdetak secara irregular. Pada EKG fibrilasi ventrikel akan
menimbulkan pola yang tidak teratur. Jika impuls tidak terkoordinir,
maka kemampuan pompa jantung tidak akan berfungsi. Kondisi ini
dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
3. Arythmia
Arythmia merupakan ketidakteraturan ritme jantung. Aritmia dapat
terjadi akibat area konduksi listrik jantung (SA node, Av, node, berkas
His dan serabut purkinje) mengalami gangguan aliran darah. Selain itu
respirasi anaerob sebagai mekanisme kompensasi iskemia
menghasilkan produk asam laktat. Kadar asam dalam jantung dapat
menghambat aliran listrik jantung.
4. Gagal jantung Kongestif
Kerusakan miokardium jantung dapat menimbulkan gangguan
kontraktilitas jantung (disfungsi sistolik) dan peningkatan penebalan
miokard (disfungsi diastolik) yang dapat menimbulkan gagal jantung.
F. Terapi Farmakologis
Unstable Angina (UA) dan N-SEMI (non ST Elevation Myocardial
Infarction) Pada sindrom koroner akut UA (unstable angina) dan N-
STEMI terapi farmakologis berfokus menyeimbangkan antara
kebutuhan dan suplai oksigen dan mencegah pembentukan thrombus
yang menyumbat pembuluh darah.
1. Anti Iskemia
a. beta blocker
Beta blocker berfungsi untuk mengurangi respon simpatik
terhadap miokardium (menguangi denyut jantung) sehingga
kerja jantung menurun. Ketika kerja jantung menurun maka
kebutuhan oksigen berlebih akan berkurang. Beta blocker juga
berfungsi untuk stabilitas elektrisitas jantung. Contoh beta
blocker antara lain : atenolol, propranolol, bisoprolol,
metaprolol.
b. Nitrat
Nitrat berfungsi untuk mengurangi nyeri atau angina dengan
mendilatasi vena, sehingga menurunkan kebutuhan oksigen
jantung (mengurangi preload dan tekanan berlebih pada
dinding jantung). Nitrat juga berfungsi untuk meningkatkan
aliran darah coroner dan mencegah spasme vaskluler, melalui
dilatasi koroner. Contoh nitrat : nitrogliserin, isosorbid dinitrat
(ISDN) dan isomorbid mononitrat
c. Calcium Channel Antagonist
Merupakan agen anti iskemia dengan mengurangi denyut dan
kontraktilitas jantung dan vasodilatasi. Contoh : verapamil dan
diltiazem
2. Antiplatelet
Antiplatelet berfungsi sebagai agen anti agregasi platelet (trombosit)
dengan menghambat sintesis thromboxane A2. Contoh agen antiplatelet
: aspirin, tricagleror, clopidogrel.
3. Antikoagulan
Pemberian antikoagulan disarankan untuk klien yang mendapatkan
terapi antiplatelet. Antikoagulan dipilih berdasarkan risiko perdarahan
dan iskemia serta profil efikasi-keamanan agen tersebut. Beberapa jenis
antikoagulan antara lain :
a. Fondaparinux memiliki profil keamanan berbanding risiko yang paling
baik
b. Enoxaparin disarankan untuk pasien dengan risiko perdarahan rendah
apabila fondaparinux tidak tersedia
c. Heparin tidak terfraksi diindikasikan apabila fondaparinux atau
enoxaparin tidak tersedia.
4. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor
G. ASUHAN KEPERAWATAN
2. Menyediakan
informasi tentang
3. Identifikasi kejadian perkembangan
yang mempercepat penyakit. Hal ini
gejala, seperti frekuesni, akan mengevaluasi
durasi, intensitas, dan keefektifan
lokasi nyeri. intervensi yang
diberikan.
4. Observasi gejala yang
berkaitan, seperti 3. Dapat membantu
dyspnea, mual, pusing. membedakan nyeri
dada. Membantu
mengurangi
5. Mengevaluasi nyeri unstable angina.
pada rahang, leher,
4. Menurunnya
lengan, tangan.
curah jantung dapat
menstimulasi
system saraf
6. Pertahankan simpatis yang
lingkungan yang tenang menyebabkan
dan nyaman, jika perlu sensasi-sensasi
batasi penjenguk klien. yang klien sendiri
tidak dapat
identifikasi sebagai
angina.
5. Nyeri pada
jantung dapat
merambat ke bagian
tubuh lain.
6. Emotional stress
berbanding lurus
dengan naiknya
beban kerja
miokardial.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, A. W., dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
4. Jakarta: IPD FKUI.