Anda di halaman 1dari 13

GEN 2021

ESAI

FCC SEBAGAI SOLUSI DARI DARURAT ANAK


DENGAN OBESITAS SELAMA PANDEMI COVID-19

Diusulkan oleh:

Innes Setia Dewi NIM. P27220020159 Angkatan 2020


Fathiya Rahadatul ‘Aisy NIM. P27220020154 Angkatan 2020

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


SURAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Pertama-tama mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah
SWT. atas limpahan nikmat dan berkah-Nya sehingga penulisan esai dengan judul
“Darurat Anak dengan Obesitas sebagai Dampak dari Pandemi COVID-19” dapat
terselesaikan dengan baik. Selanjutnya, sholawat serta salam kami sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami ucapkan terima kasih pada Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surakarta, yang telah memberikan kami motivasi untuk menulis esai bertemakan
kesehatan. Terima kasih juga kepada Universitas PGRI Semarang sebagai
penyelenggara acara Gebyar Esai Nasional (GEN) 2021 ini. Tak lupa kepada
keluarga, saudara, dan teman yang senantiasa mendukung kami dari balik layar.
Penulisan esai ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mohon
maaf atas segala kesalahan yang kami perbuat. Saran dan kritik dari pembaca akan
kami pergunakan dengan sebaik-baiknya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Di tempat,

Penulis

2ii
LEMBAR ORISINALITAS

Judul Esai : FCC sebagai Solusi dari Darurat Anak dengan


Obesitas Selama Pandemi COVID-19
Subtema : Kesehatan
Nama ketua : Innes Setia Dewi
Nama anggota : Fathiya Rahadatul ‘Aisy

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa esai dengan judul di
atas benar merupakan karya orisinil yang dibuat oleh pengusul dan belum pernah
dipublikasikan dan atau belum dilombakan di luar kegiatan Gebyar Esai Nasional
(GEN) 2021 yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Kajian Ilmiah
dan Penelitian Mahasiswa (UKM KIPM) Universitas PGRI Semarang.

Demikian pernyataaan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran didalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari
kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Klaten, 28 September 2021

Ketua Tim,

Materai
Rp 10.000

(Innes Setia Dewi)


NIM. P27220020159

3iii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
LEMBAR ORISINALITAS…………………………………………………….iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iv
PENDAHULUAN………………………………………………………………...5
PEMBAHASAN………………………………………………………………….7
PENUTUP………………………………………………………………………...9
DAFTAR PUSTAKA

4iv
PENDAHULUAN

Pandemi merupakan momok bagi suatu bangsa. Kasus COVID-19 pertama


kali masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. WHO telah resmi
menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi per tanggal 11 Maret 2020.
Berdasarkan data terbaru, kasus coronavirus dunia telah menembus angka 219 juta
kasus, dengan hampir 5 juta kematian. Sementara Indonesia memiliki 4,21 juta
kasus dengan 142 ribu kematian. Data tersebut belum bisa disebut akurat karena
masih terdapat banyak kasus yang belum sempat dilaporkan. Terlepas dari data
tersebut, baru-baru ini terjadi penurunan grafik kasus pada interval Juli-Agustus
2021. Gencarnya program vaksinasi serentak di seluruh Indonesia berperan besar
dalam berkurangnya angka infeksus. Namun, menilik satu tahun terakhir sebelum
ditemukannya vaksin, Indonesia telah lama menerapkan beraneka ragam
kebijakan terkait pandemi. Kebijakan tersebut berpusat pada pembatasan interaksi
fisik untuk menekan angka penyebaran virus. Intervensi meliputi penerapan
protokol kesehatan, karantina bagi penyintas, pembatasan perjalanan domestik
dan internasional, larangan mengumpulkan massa, serta penutupan fasilitas
umum. Berbagai upaya itu menimbulkan dampak signifikan di seluruh aspek
kehidupan, terutama sangat berpengaruh pada unit terkecil bangsa, yakni
keluarga.
Menurut UNICEF, anak adalah korban tidak terlihat. Tercatat 80 juta anak
di Indonesia berpotensi mengalami gangguan serius akibat pandemi COVID-19.
Dampak jangka panjang mencakup penambahan kasus obesitas akibat terbatasnya
aktivitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan olahan secara terus menerus,
dimana kadar gula, garam, dan lemak relatif tinggi. Penyakit kelebihan berat
badan ini telah ada sejak dulu dan semakin parah karena adanya pandemi COVID-
19. Pembatasan sosial menyebabkan anak cenderung beralih dari kegiatan yang
melibatkan fisik ke aktivitas indoor dengan sedikit usaha, seperti bermain gadget,
menonton tv, dan makan. Jika upaya pencegahan tidak segera dilakukan,
kesehatan anak dapat terancam.

5
6

Indonesia memiliki masalah gizi ganda, diantaranya gizi lebih dan gizi
kurang (Mariam dan Larasati, 2016). Masalah obesitas belum terlalu
dipermasalahkan karena kasus masih dibebankan pada malnutrisi dan stunting.
Namun, sudah saatnya Indonesia menilik obesitas sebagai kasus prioritas.
Keluarga memiliki kontak erat dengan anak, terlebih pada masa pandemi dimana
orang tua mempunyai banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak. Keluarga
memegang peranan penting untuk mengajarkan perilaku hidup sehat. Meskipun
dianggap mampu secara mandiri, keluarga tetap membutuhkan pihak yang dapat
membantu dan memonitor perkembangan kesehatan anak. Mahasiswa sebagai
ujung tombak pembangunan bangsa mampu mengembangkan fungsi edukator dan
monitoring untuk menunjang keluarga dalam mencegah kasus obesitas pada anak
selama pandemi. Fungsi tersebut dikemas menjadi satu dalam program FCC /
family care centered.

6
PEMBAHASAN

Obesitas disebut juga penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan


peningkatan total lemak tubuh dengan faktor jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan status ekonomi (Masrul, 2018). Tendera (2006) mengatakan,
selama 30 tahun terakhir, prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada anak
telah meningkat secara dramatis di sebagian besar negara maju. Ada
kecenderungan peningkatan kasus obesitas di negara berkembang, dan di
beberapa bagian Afrika, masalah kelebihan berat badan anak telah menggantikan
kasus kekurangan gizi. Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya genetik,
gaya hidup, pola makan, dan lingkungan keluarga.
Berdasarkan studi Cara (2002), anak-anak yang mengonsumsi susu
formula memiliki kecenderungan untuk obesitas. Disamping asupan susu formula
sejak bayi, kenaikan konsumsi makanan cepat saji di negara maju maupun
berkembang juga memiliki relevansi tertentu dengan epidemi obesitas. Makanan
cepat saji mengandung lemak jenuh dan trans, IG tinggi, ukuran porsi yang besar
dan padat kalori, tetapi rendah serat, mikronutrien, dan antioksidan (dalam
Indrawati). Tren makanan cepat saji dipasarkan melalui mainan anak, acara sosial,
dan paparan iklan televise. Menurut Tendera dan Mazuro (2006), selama dua
dekade terakhir terjadi perubahan dramatis dalam gaya hidup dan sangat
berdampak pada generasi muda. Seiring bertambahnya waktu, alih-alih bermain di
luar, anak-anak justru lebih suka menghabiskan waktu untuk menonton televisi
atau bermain game. Kondisi ini dirasa semakin parah sejak kemunculan
coronavirus. Perlu diketahui bahwa program televisi tidak selalu menayangkan
sesuatu yang baik bagi anak.
Obesitas membawa dampak serius, baik jangka panjang maupun pendek.
Studi Human Brain Mapping melaporkan, jaringan otak anak dengan obesitas
berukuran 4% lebih kecil dari anak dengan berat badan normal (dalam Masrul,
2018). Sindrom apnea tidur obstruktif (OSA) juga sangat terkait dengan obesitas.
Anak-anak yang sangat gemuk 4-6 kali lebih mungkin untuk mengalami OSA
daripada anak-anak kurus (Tendera dan Mazuro, 2006). Obesitas pada anak dan

7
8

remaja juga dapat meningkatkan kejadian DM tipe 2, penyakit jantung koroner,


dan arteriosklerosis pada usia muda (Belilizi, 1999 dalam Indrawati). Kementrian
Kesehatan RI (2012) menyatakan bahwa kegemukan dan obesitas pada masa anak
beresiko tinggi menjadi obesitas di masa dewasa, dengan potensi penyakit
metabolik dan degeneratif.
Menilik banyaknya pengaruh buruk disebabkan oleh obesitas, kami
memutuskan untuk merancang sebuah program edukasi dan monitoring pada anak
sehat serta anak dengan obesitas. Program ini berbentuk konseling mengenai
tindakan family care centered / FCC. FCC berorientasi pada kemampuan keluarga
dalam merawat anak di rumah (Mulyanti, 2021). Karena segala keterbatasan
selama pandemi, terlebih diberlakukannya pembatasan fasilitas umum dan sosial,
orangtua mau tidak mau harus bisa merawat anak mereka secara mandiri tanpa
bantuan dari tenaga medis. Meskipun begitu, orangtua tetap memerlukan pihak
yang bisa mendampingi keberhasilan program FCC tersebut. Pendampingan ini
dikerjakan oleh mahasiswa secara e-konseling berbasis telehealth program.
Intervensi yang dilakukan, yakni :
1. Memantau asupan kalori anak tiap harinya melalui aplikasi penghitung kalori.
2. Membagikan resep makanan sehat.
3. Mengedukasi orangtua melalui fitur chat dengan mengirimkan link artikel
maupun literatur kesehatan terkait.
4. Mengajarkan pola asuh anak jika sewaktu-waktu terjadi tantrum.
5. Menerima konseling secara profesional melalui daring.

8
PENUTUP

Pandemi telah ada sejak dulu, seperti halnya pandemi obesitas. Meskipun
belum menjadi masalah major di Indonesia, kasus kelebihan berat badan terutama
pada anak patut untuk diperhatikan. Selain membawa dampak buruk bagi
kesehatan anak, obesitas juga dapat menyerang masa depan anak. Pada masa
pandemi COVID-19 dengan segala keterbatasannya, maka keluarga memegang
peran utama sebagai edukator serta monitor kesehatan anak. Sayangnya, pihak
mengeluhkan kurangnya pengetahuan serta kesadaran keluarga akan masalah
obesitas. Dengan demikian, mahasiswa sebagai garda terdepan dapat membantu
peran keluarga tersebut melalui program FCC. Mahasiswa mampu berperan
sebagai e-konselor untuk memantau kemajuan program FCC secara daring,
dikarenakan masih diterapkannya pembatasan fisik semasa pandemi. Program ini
akan terlaksana dengan baik jika terdapat koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi
yang bagus antara mahasiswa, orangtua, dan anak.

9
Lampiran 1

BIODATA KETUA TIM

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Innes Setia Dewi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat danTanggal Lahir
4 Alamat E-mail
5 Nomor Telepon/HP 089528932604
6 NIM P27220020159
7 Program Studi D4 Keperawatan

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -
2 - - -

C. Karya Ilmiah/Esai yang pernah dibuat


No Judul Karya Ilmiah/Esai Individu/Kelompok
1 - -
2 - -

D. Penghargaan yang pernah diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Perhargaan Tahun
1 - - -
2 - - -

Klaten, 28 September 2021


Ketua Tim,

(Innes Setia Dewi)

10
11
Lampiran 2

BIODATA ANGGOTA 1

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fathiya Radahatul ‘Aisy
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat danTanggal Lahir Magelang, 12 Maret 2021
4 Alamat E-mail fathiya9b09@gmail.com
5 Nomor Telepon/HP 085865916391
6 NIM P27220020154
7 Program Studi D4 Keperawatan

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -
2 - - -

C. Karya Ilmiah/Esai yang pernah dibuat


No Judul Karya Ilmiah/Esai Individu/Kelompok
1 - -
2 - -

D. Penghargaan yang pernah diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Perhargaan Tahun
1 - - -
2 - - -

Magelang,28 September 2021


Anggota 1,

(Fathiya Rahadatul ‘Aisy)

12
DAFTAR PUSTAKA

Egger, Garry dan Boyd Swinburn. 1997. An “Ecological” Approach to the


Obesity Pandemic. BMJ Vol. 315 : 477-480.
Indrawati, Fitri. 2015. Pendekatan Olah Raga Berbasis Sekolah dalam Mengatasi
Obesitas pada Anak. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol. 5
No. 1 : 37-42.
Mariam, Diah dan Larasati. 2016. Anak Obesitas dan Peranan Orangtua.
Majority Vol. 5 No.5 : 161-165.
Masrul. 2018. Epidemi Obesitas dan Dampaknya terhadap Status Kesehatan
Masyarakat serta Sosial-Ekonomi Bangsa. MKA Vol. 41 No. 3 : 152-162.
Tendera, E., dan A. Mazur. 2006. Childhood Obesity : A Pandemic of Twenty-
First Century. International Journal of Obesity (30) : S1-S3.
UNICEF. 2020. COVID-19 dan Anak-anak di Indonesia. United Nation
Children’s Fund : Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai