Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 9, Nomor 1, Januari 2021


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PADA RUMAH SAKIT GIGI DAN
MULUT X DI KOTA BANDUNG

Muhammad AuliaUsh Sholeh1*, Suroto2, Ida wahyuni2


1
Mahasiswa Peminatan.Keselamatan.dan.Kesehatan.Kerja,.Fakultas.Kesehatan.Masyarakat
Universitas.Diponegoro
2
Bagian Keselamatan.dan.Kesehatan.Kerja,.Fakultas.Kesehatan.Masyarakat
Universitas.Diponegoro
*Corresponding author : mamadsholeh98@gmail.com

ABSTRACT
Dental and Oral Hospital (RSGM) is a building that has a high risk of fire. If RSGM experiences a fire,
it will have a very severe impact. Therefore we need an active fire protection system to prevent and
cope with fire hazards. The purpose of this study was to analyze the active fire protection system that
is in X Dental and Oral Hospital in Bandung City referring to the Minister of Public Works Regulation
No. 26/2008 and the Hospital Infrastructure Technical Guidelines, Active Fire Protection Systems. This
type of research is a descriptive study using qualitative methods. Data collection was carried out by
means of in-depth interviews online via telephone or chat, involving three main informants and three
triangulation informants The results shows that the active fire protection system at X Oral and Dental
Hospital was good enough at several points, such as: there was a written policy; has conducted
hazard potential identification and risk assessment; The requirements and laws referred to by the
hospital are not only K3 in general, but there are already special regulations regarding fire protection
systems and have collaborated with the Fire Service and third parties related to APAR; The hospital
already has a fire disaster management team. But it is also balanced with existing deficiencies such as
policies that have not been conveyed to all workers and there are still active fire protection system
equipment that are not yet available. Researchers suggest shows things to be improved in
disseminating of the policies to all staffs and in providing all equipments of the active fire protection
system.

Keywords: Active Fire Protection System, Fire, Dental and Oral Hospital

PENDAHULUAN inap, rawat jalan dan gawat darurat.4 Menurut


Kebakaran adalah suatu fenomena lampiran I KEP. 186/MEN/1999 bahwa gedung
yang dapat terjadi ketika suatu bahan atau ruang rumah sakit diklasifikasikan ke
mencapai temperatur kritis dan bereaksi dalam bahaya kebakaran ringan.5 Meskipun
secara kimia dengan oksigen yang rumah sakit mempunyai risiko tingkat
menghasilkan panas dan efek lainnya.1 kebakaran ringan, namun bila terjadi
Kebakaran di rumah sakit memiliki kebakaran akan membawa dampak yang
karakteristik berbeda dengan tempat lainnya sangat luas. Rumah sakit berisiko tinggi
dikarenakan sifat penghuninya yang beragam, menimbulkan korban jiwa saat terbakar. Selain
memiliki tingkat kepanikan tinggi, adanya sifat itu, kerugian juga terhadap aset, kerugian
pekerjaan yang beragam, terdapat bahan gedung, proses kegiatan kerja, dan dampak
terbakar yang relatif tinggi, serta ditempati 24 sosial dan image perusahaan. 2, 6
2
jam. Kasus kebakaran pernah terjadi pada
Kebakaran merupakan bahaya yang poli gigi di Puskesmas Dawan I Bali pada
mempunyai dampak sangat luas meliputi tanggal 14 Oktober 2018. Kejadian kebakaran
dampak sosial dan ekonomi sehingga ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun
diperlukan kesiapan untuk menanggulangi menyebabkan kerugian sekitar 250 juta.7
kebakaran. Dampak negatif dari resiko Bedasarkan hasil penelitian
kebakaran menimbukan berbagai akibat yang sebelumnya menyatakan bahwa tingginya
tidak diinginkan baik yang menyangkut risiko kebakaran di rumah sakit selain dipicu
kerugian secara materi maupun korban jiwa. 3 oleh arus pendek listrik juga dapat dipicu oleh
Rumah sakit merupakan institusi penggunaan tabung gas bertekanan serta
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan penggunaan berbagai macam bahan kimia
pelayanan kesehatan perorangan secara yang bersifat flammable, korosif, harmfull.8
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

51
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 1, Januari 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Sistem proteksi kebakaran merupakan security, anggota tim penanggulangan


suatu kesatuan sistem yang harus ada dalam bencana di rumah sakit dan bagian teknisi.
konsep perencanaan bangunan. Sistem Pengumpulan data dilakukan secara
proteksi kebakaran merupakan salah satu daring (online) melalui chat menggunakan
faktor penting pada bangunan gedung dalam aplikasi WhatsApp. Untuk observasi, peneliti
menghadapi bahaya kebakaran. Sistem langsung mengobservasi data sekunder di
proteksi kebakaran aktif wajib diadakan pada tempat penelitian namun tetap mengikuti
Rumah Sakit Gigi dan Mulut, karena sebagian dengan protokol kesehatan yang ada.
besar penghuni rumah sakit adalah pasien
sedang menjalani pengobatan sehingga sulit HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menyelamatkan diri dari bahaya A. Analisis Kebijakan
kebakaran. Dengan adanya sistem proteksi Kebijakan merupakan perwujudan dari
kebakaran di rumah sakit dapat menjamin komitmen puncak pimpinan yang memuat visi,
keamanan dan kenyaman dari para pekerja, tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
pasien maupun pengunjung dari rumah sakit. melaksanakan keselamatan dan kesehatan
Sistem proteksi kebakaran mencakup kerja dan kerangka dan program kerja. 11
tentang fisik, perlengkapan, instalasi dan Pernyataan komitmen dari manajemen puncak
upaya yang berkaitan pencegahan, tidak hanya dalam kata-kata tetapi juga harus
pengatasan dan penyelamatan gedung dengan tindakan nyata.12
maupun penghuninya. 3, 9 Bedasarkan hasil wawancara terhadap
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) informan, mengatakan bahwa adanya
tergolong rumah sakit khusus. RSGM X komitmen terhadap sistem proteksi kebakaran
merupakan pelayanan kesehatan gigi dan aktif dan sudah berbentuk secara tertulis yang
mulut, yang juga digunakan sebagai sarana tersusun dalam pedoman program
proses pembelajaran, pendidikan dan keselamatan dan telah di tetapkan pada tahun
penelitian bagi profesi tenaga kesehatan 2019 oleh Direktur Rumah Sakit Gigi dan
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya Mulut X. Namun kebijakan tersebut belum
yang digunakan hampir 24 jam.10 tersosialisasikan sepenuhnya ke seluruh
Hasil studi pendahuluan yang telah pekerja.
dilakukan, Rumah sakit X hanya memiliki 1 Kebijakan yang sudah ada sebaiknya
gedung yang terdiri dari 2 basement dan 8 disosialisasikan ke semua pekerja, agar
lantai. Dalam melakukan upaya pencegahan memahami maksud dan tujuan kebijakan
dan penanggulangan kebakaran, Rumah sakit tersebut.
Gigi dan Mulut X telah menyediakan sistem Bedasarkan Peraturan Menteri
proteksi kebakaran baik aktif maupun pasif. Di Kesehatan Nomor 66 Tahun 2018 menyatakan
Rumah sakit Gigi dan Mulut X juga terdapat bahwa kebijakan K3RS ditetapkan secara
pelatihan penggunaan APAR bagi seluruh tertulis dengan keputusan kepala atau direktur
karyawan, terdapat tim penanggulangan rumah sakit. Selain itu kebijakan tersebut juga
bencana di rumah sakit serta terdapat tim K3 harus jelas dan mudah dimengerti, serta
dan PMKP. diketahui oleh seluruh pekerja yang ada di
rumah sakit.13
METODE. PENELITIAN Terkait dengan penetapan kebijakan,
Desain dan penelitian ini adalah semua unsur ikut bertanggung jawab
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang mendukung dan menerapkan kebijakan
dilakukan untuk menganalisis sistem proteksi pelaksanaan K3RS tersebut, serta prosedur
kebakaran aktif pada Rumah Sakit Gigi dan yang berlaku di rumah sakit selama berada di
Mulut X di Kota Bandung ditinjau dari dua lingkungan rumah sakit.13
regulasi, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 26 Tahun 2008 dan Pedoman B. Analisis Potensi Bahaya dan Penilaian
Teknis Prasarana Rumah Sakit, Sistem Resiko
Proteksi Kebakaran Aktif. Rumah Sakit Gigi dan Mulut X memiliki
Informan dalam penelitian ini terbagi potensi bahaya Kebakaran akibat adanya
menjadi informan utama dan triangulasi. reaksi dari bahan bakar, sumber panas dan
Dimana yang menjadi informan utama dalam oksigen yang dapat menimbulkan kerugian.14
penelitian ini yaitu kepala bagian penunjang Dari hasil wawancara mendalam,
medis, kepala bagian Peningkatan Mutu dan informan utama menyatakan bahwa Rumah
Keselamatan Pasien dan bagian K3RS. Dan Sakit Gigi dan Mulut X sudah melakukan
untuk informan triangulasi yaitu bagian identifikasi potensi bahaya dan penilaian

52
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 1, Januari 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

resiko serta sudah adanya rencana identifikasi keahlian dalam mengoperasikan peralatan
potensi bahaya dan penilaian resiko. pemadam kebakaran. Namun sudah terdapat
Bedasarkan potensi bahaya yang mungkin tim khusus penanggulangan bencana
terjadi di rumah sakit adalah kebakaran tipe A, kebakaran. Untuk anggota tim
B dan C.15 penanggulangan bencana terdiri atas semua
Adapun tempat-tempat yang berpotensi pekerja yang terdapat di Rumah Sakit Gigi dan
terjadinya kebakaran di Rumah Sakit Gigi dan Mulut X. Anggota tim penanggulangan
Mulut X yaitu: Farmasi, Ruang panel listrik, bencana dibagi di setiap lantai, dan sudah
Pantry, Ruang gas medis/kompresor, Ruang terdapat pembagian shift bagi anggota tim
penyimpanan, Ruang limbah B3 dan Ruangan penanggulangan bencana di rumah sakit.
lain yang menggunakan listrik. Selain itu semua karyawan wajib bisa
Dengan mengetahui potensi bahaya menggunakan APAR dan mengetahui cara
yang mungkin terjadi pada lokasi tersebut, memadamkan api bila terjadi kebakaran.
maka dapat diketahui tingkat resiko, sehingga Bagian K3RS dan security sebagai
pihak Rumah Sakit Gigi dan Mulut X dapat penanggung jawab apabila terjadi kejadian
melakukan pencegahan terhadap dampak kebakaran sudah di bekali pelatihan untuk
yang ditimbulkan. Dengan demikian, aktivitas penanganan api ringan ataupun api yang
pelayanan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut X besar.
dapat berjalan lancar dan aman. Dalam Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 11/KPTS/2000, dinyatakan bahwa
C. Analisis Persyaratan dan Perundangan setiap 10 karyawan pengguna bangunan
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) diwajibkan menunjuk satu orang untuk menjadi
tergolong rumah sakit khusus. Namun anggota kelompok dalam tim penanggulangan
bedasarkan hasil wawancara mendalam kebakaran.3 Untuk penanggung jawab dari
terhadap informan, menyatakan bahwa seluruh perencanaan sistem proteksi
persyaratan sistem proteksi kebakaran yang kebakaran yang ada di Rumah Sakit Gigi dan
diacu oleh RSGM X sama dengan rumah sakit Mulut X sendiri adalah bagian K3RS dan
umum lainnya. Selain itu peraturan kepala bagian penunjang medis.
perundangan yang diacu oleh rumah sakit Rumah Sakit Gigi dan Mulut X juga
terkait dengan sistem proteksi kebakaran sudah memiliki anggaran khusus untuk sistem
merupakan peraturan yang terbaru saat ini proteksi kebakaran di rumah sakit.
dan sesuai dengan rekomendasi dari dinas
pemadam kebakaran. E. Analisis Sistem Proteksi Kebakaran
Bedasarkan standar Joint Comission Bedasarkan dua Regulasi
International bagian Facility Management and Sistem proteksi kebakaran merupakan
Safety (FMS), rumah sakit harus mematuhi salah satu faktor keandalan bangunan gedung
hukum dan peraturan yang relevan, serta menghadapi bahaya kebakaran. Sistem
pemeriksaan fasilitas sesuai persyaratan. 16 proteksi kebakaran aktif wajib diadakan untuk
Persyaratan dan Perundangan yang telah bangunan rumah sakit, karena sebagian besar
ditetapkan harus dipelihara, diinventarisasikan penghuni rumah sakit adalah pasien sedang
dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja.17 menjalani pengobatan sehingga sulit untuk
Rumah Sakit Gigi dan Mulut X juga menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran.
sudah bekerjasama dengan Dinas Pemadam Adapun yang termasuk dalam sistem
Kebakaran berupa pelatihan penanggulangan proteksi kebakaran aktif yaitu sistem deteksi
kebakaran, pemeriksaan dan pengujian alat- dan alarm kebakaran, alat pemadam api
alat proteksi kebakaran. Selain itu, Rumah ringan, sistem pipa tegak dan kotak slang
Sakit Gigi dan Mulut X juga sudah bekerja kebakaran (hidran), sistem springkler otomatis,
sama dengan perusahaan APAR berupa instalasi pompa kebakaran dan sistem
pengisian dan perbaikan APAR. pengendali asap. Sistem proteksi kebakaran
Menurut Federal Emergency aktif tersebut harus dilakukan inspeksi, tes
Management Agency, diperlukan kerjasama (simulasi) dan pemeliharaan agar peralatan
dengan pihak lain yang dapat memberikan siap dioperasikan dalam keadaan baik.19
respon perencanaan sistem tanggap darurat.18 Bedasarkan hasil observasi di lapangan
terhadap kesediaan sistem prorteksi
D. Analisis Sumberdaya kebakaran aktif, Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Bedasarkan hasil wawancara mendalam X.memiliki alat pemadam api ringan, alarm
dengan informan, Rumah Sakit Gigi dan Mulut kebakaran, springkler, smoke detector, heat
X tidak memiliki petugas khusus yang memiliki detector dan hidran gedung.

53
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 1, Januari 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Sistem Deteksi dan Alarm sebagai pasokan air yang digunakan untuk
Kebakaran pemadaman api.
Sesuai dengan Permen PU Nomor 26 Menurut Permen PU No. 26 tahun 2008,
tahun 2008, bangunan yang lebih dari 4 lantai pasokan air untuk hidran halaman harus
harus menggunakan detektor otomatis. sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada
Rumah Sakit Gigi dan Mulut X. merupakan tekanan 3,5 bar dan mampu mengalirkan air
20
bangunan yang terdiri dari 8 lantai sehingga minimal 30 menit. Sambungan Siamese juga
diperlukan sistem deteksi dan alarm diperlukan agar mobil pemadam kebakaran
kebakaran yang berjenis otomatis.20 dapat menyambungkan slang kebakaran ke
Bedasarkan hasil observasi, ditemukan di sistem pipa tegak.
tiap lantai dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut X Dapat disimpulkan bahwa untuk poin
terdapat alarm kebakaran dan sistem deteksi “Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran
baik detektor asap maupun detektor panas (Hidran)” dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut X
yang ditempatkan sesuai dengan fungsi dan belum baik. Hal ini dikarenakan pada rumah
kebutuhannya. sakit hanya terdapat hidran gedung saja,
Sistem deteksi dan alarm kebakaran sedangkan untuk persyaratan hidran halaman,
terdiri dari panel alarm, detektor, titik panggil pasokan air dan sambungan Siamese belum
manual dan signal alarm. Alarm yang tersedia.
disediakan sebaiknya tidak ditempatkan pada
ruangan pasien, tetapi di ruangan jaga 3. Sistem Springkler
sehingga tidak menimbulkan gangguan Bedasarkan hasil observasi, Rumah Sakit
maupun kepanikan. Jenis alarm juga Gigi dan Mulut X sudah memiliki sistem
dipertimbangkan yaitu jenis yang tidak springkler di hampir seluruh ruangan maupun
menimbulkan suara yang mengagetkan. Untuk koridor dari rumah sakit.
sistem deteksi kebakaran yang disediakan Di beberapa negara maju, springkler
dapat berupa detektor panas, asap maupun otomatis di syaratkan untuk dipasangkan pada
api yang di tempatkan sesuai dengan bangunan yang tingginya lebih dari 25 m.
persyaratan yang ada. Untuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut X
Dapat disimpulkan bahwa poin “Sistem merupakan bangunan gedung dengan
Deteksi dan Alarm Kebakaran” dari Rumah ketinggian lebih dari 25 m, maka diwajibkan
Sakit Gigi dan Mulut X sudah cukup baik. Hal memasang springkler. Menurut Pedoman
ini dapat di buktikan dengan sistem deteksi Teknis Prasarana Rumah Sakit, Sistem
yang sudah diletakkan sesuai dengan Proteksi Kebakaran Aktif disebutkan bahwa
persyaratan dan kebutuhan pada lokasinya. springkler tidak wajib dipasang pada ruangan
Selain itu juga sudah terdapat alarm dimana springkler dianggap tidak diinginkan
22
kebakaran yang di tempatkan diluar dari ruang karena sifat dari isi ruangan. Menurut
pasien di tiap lantai dari rumah sakit. Permen PU No. 26 tahun 2008 area yang
dilindungi dengan springkler otomatik, tidak
2. Sistem Pipa Tegak dan Slang diperlukan peralatan deteksi panas yang
Kebakaran (Hidran) disyaratkan.21
Dalam Pedoman Teknis Prasarana Selain itu sistem springkler memiliki
Rumah Sakit, Sistem Proteksi Kebakaran ketentuan, setiap sistem springkler otomatis
Aktif, rumah sakit dengan ketinggian lebih dari harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya
10 meter harus menyediakan sistem pipa satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja
tegak kering untuk kebutuhan pemadaman secara otomatis, bertekanan dan bekapasitas
21
kebakaran. Untuk bangunan umum/tempat cukup, serta dapat diandalkan setiap saat.
pertemuan, tempat hiburan, perhotelan, Dapat disimpulkan bahwa untuk poin
tempat perawatan, pertokoan dan perkantoran “Sistem Springkler” dari Rumah Sakit Gigi dan
yang luasnya lebih dari 800 m2 harus Mulut X sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan
dipasang minimum 1 hidran gedung. dari hasil observasi yang dilakukan, di rumah
Bedasarkan hasil observasi sudah sakit sudah memasang sistem springkler dan
terdapat hidran gedung, namun tidak juga area yang terlindungi oleh springkler tidak
ditemukannya hidran halaman dan terdapat detektor panas namun terdapat
sambungan Siamese. Selain itu bedasarkan detektor asap. Selain itu rumah sakit juga
hasil observasi tidak ditemukan hidran kota sudah memiliki sistem penyediaan air yang
disekitar rumah sakit, sehingga rumah sakit cukup untuk penggunaan springkler.
juga perlu menyediakan hidran halaman

54
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 1, Januari 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

4. Instalasi Pompa Kebakaran b. APAR selain jenis APAR beroda harus


Pompa kebakaran adalah sarana untuk dipasang kokoh pada penggatung
meningkatkan tekanan air agar dapat mengalir atau pengikat.
ke tempat kebakaran dengan debit yang c. APAR dengan berat kotor tidak
sesuai dengan keperluan pemadaman. Tanpa melebihi 18 kg harus dipasang
pompa sistem proteksi tidak akan bekerja dan sehingga ujung atas APAR tingginya
berjalan dengan baik. tidak lebih dari 1,5 m dari atas lantai.
Bedasarkan hasil observasi sistem d. Jarak penempatan APAR dari setiap
proteksi kebakaran aktif di Rumah Sakit Gigi atau titik dalam bangunan rumah sakit
dan Mulut X, belum memiliki pompa khusus harus tidak lebih dari 25 meter.
kebakaran. Bedasarkan hasil observasi terhadap
Menurut Pedoman Teknis Prasarana sistem proteksi kebakaran aktif, Rumah Sakit
Rumah Sakit setiap sistem proteksi kebakaran Gigi dan Mulut X sudah terdapat alat
berbasis air harus dilengkapi sekurang- pemadam api ringan yang berada hampir di
kurangnya dengan satu jenis sistem seluruh sudut dari rumah sakit. di rumah sakit
penyediaan air yang berkapasitas cukup serta sendiri menggunakan dua jenis APAR yaitu
dapat diandalkan. Air yang digunakan tidak APAR CO2 dan APAR dry powder. Selain itu
boleh mengandung serat atau bahan lain yang peletakan APAR sudah terlihat jelas dan tidak
dapat mengganggu bekerjanya pompa, terhalangi apapun, sudah terdapat form
kapasitas tangka disesuaikan dengan tingkat pemeriksaan kondisi APAR, sudah
resiko bahaya kebakarannya dan harus menggunakan pihak eksternal juga untuk
mampu melayani beroperasinya pompa, serta memperbaiki dan mengisi APAR serta sudah
apabila sistem proteksi kebakaran menyatu terdapat instruksi cara pemakaian APAR yang
dengan sistem penyediaan air bersih jelas.
bangunan gedung, istalasi pemipaannya harus Dapat disimpulkan bahwa poin “Sistem
diusahakan agar tidak terjadi air mati pada Alat Pemadam Api Ringan” dari Rumah Sakit
dasar tangki.22 Gigi dan Mulut X sudah cukup baik.
Menurut Permen PU No 26 tahun 2008
pompa pemadam kebakaran, penggerak dan 6. Sistem Pengendali Asap
control harus dilindungi terhadap kemungkinan Bedasarkan hasil observasi terhadap
terganggunya layanan akibat ledakan, sistem proteksi kebakaran aktif, Rumah Sakit
kebakaran, banjir, gempa dan kondisi ekstrim Gigi dan Mulut X. terdapat adanya sistem
lainnya.21 pengendalian asap untuk jalur evakuasi.
Dapat disimpulkan bahwa poin “Sistem Asap menjalar akibat perbedaan tekanan
Pompa Kebakaran” dari Rumah Sakit Gigi dan yang disebabkan oleh adanya perbedaan suhu
Mulut X belum baik. Hal ini karena rumah sakit ruangan. Pada bangunan tinggi, perambatan
belum mempunyai sistem pompa khusus asap juga disebabkan oleh dampak timbunan
untuk kebakaran, rumah sakit hanya memiliki asap yang mencari jalan keluar dan dapat
sistem pompa air biasa. Namun tekanan tersedot melalui lubang vertical yang ada,
dorong air dari pompa milik rumah sakit cukup seperti ruang tangga, ruang luncur lif, ruang
baik menurut pihak Damkar. saluran vertical (shaft) atau atrium.
Perambatan ini dapat pula terjadi melalui
5. Alat Pemadam Api Ringan saluran tata udara yang ada dalam bangunan.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ialah Untuk mencegah terjadinya penjalaran asap
alat yang ringan serta mudah dilayani oleh secara horizontal, dalam gedung dipasang tirai
satu orang untuk memadamkan api pada mula penghalang asap. Mengalirkan asap dari
terjadi kebakaran. APAR sendiri terdiri dari dalam gedung akan mengurangi bahaya bagi
beberapa jenis, yaitu APAR jenis cairan (air), petugas pemadam kebakaran, pengeluaran
jenis busa, Jenis tepung kering (powder) dan asap melalui atap akan menyebabkan
jenis gas (CO2). terjadinya pertukaran udara lebih dingin yang
Menurut Permen PU No 26 tahun 2008 berasal dari luar masuk dari lantai yang lebih
dan Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit, rendah.
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif memiliki Sistem pengendalian asap sebaiknya
persyaratan sebagai berikut20,21 berfungsi selama jangka waktu evakuasi pada
a. APAR harus tampak jelas dan tidak daerah yang diproteksi oleh sistem. Sistem
terhalang apapun termasuk instruksi seperti itu ditujukan untuk mengendalikan
pengoperasiannya dan tanda perpindahan asap ke dalam daerah yang
identifikasinya. diproteksi, yang demikian itu berarti

55
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 1, Januari 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menyediakan daerah tempat berlindung atau 2. Melakukan pengadaan peralatan sistem


waktu tambahan untuk keluar gedung.21 Tetapi proteksi kebakaran berupa pompa khusus
sebaiknya jangan mengharapkan daerah kebakaran dan sambungan siamese.
seperti itu bebas dari asap sepenuhnya.
Menurut Permen PU No. 26 tahun 2008, DAFTAR PUSTAKA
sistem ventilasi mekanik untuk setiap tangga 1. SNI 03-3985-2000. Tata cara
kebakaran dan jalur eksit, bila disediakan perencanaan, pemasangan dan
harus merupakan sistem berdiri sendiri bekerja pengujian Sistem dan Alarm Kebakaran
hanya pada moda pasokan dan eksklusif pada Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
tangga tertentu dan harus memenuhi syarat. 20 Pada Bangunan Gedung. 2000
Dapat disimpulkan bahwa poin “Sistem 2. Ramli, Soehatman. Petunjuk Praktis
Pengendali Asap” dari Rumah Sakit Gigi dan Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian
Mulut X sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan Rakyat, 2010.
sistem pengedali asap yang ada di rumah
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
sakit sudah pernah dilakukan simulasi dan
Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
berjalan dengan baik, sehingga dapat
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
disimpulkan bahwa sistem pengedali asap
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
yang ada di Rumah Sakit Gigi dan Mulut X
Lingkungan
sudah cukup baik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
KESIMPULAN Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
1. Di Rumah Sakit, sudah terdapat Persyaratan Teknis Bangunan dan
kebijakan mengenai sistem proteksi Prasarana Rumah Sakit.
kebakaran aktif yang ditetapkan oleh 5. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
direktur pada tahun 2019. Namun Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
kebijakan tersebut belum sepenuhnya Transmigrasi RI. No: KEP/186/MEN/1999
disosialisasikan ke seluruh pekerja. tentang Penanggulangan Kebakaran di
2. Rumah Sakit Gigi dan Mulut X sudah Tempat Kerja. Jakarta: Depnakertrans,
melakukan identifikasi potensi bahaya 1999.
dan penilian resiko kebakaran. Dengan 6. Nayaka, Esa. Penilaian Risiko dan Upaya
mengetahui potensi bahaya, maka dapat Tanggap Darurat Kebakaran di BRSU
melakukan pencegahan terhadap Tabanan Bali. Surabaya: Universitas
dampak yang akan ditimbulkan. Airlangga, 2012.
3. Pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut X 7. Radar Bali. Kursi Pasien Poli Gigi
sudah terdapat peraturan khusus Konslet, Puskesmas Dawan I Terbakar.
mengenai sistem proteksi kebakaran. 2018. https://radarbali.jawapos.com
Rumah Sakit Gigi dan Mulut X juga sudah diakses tanggal 30 Desember 2019,
bekerjasama dengan Dinas Pemadam pukul 19.10.
Kebakaran dan pihak ketiga terkait 8. Yervi Hesna, Et al. Evaluasi Penerapan
perbaikan maupun pengisian dari APAR. Sistem Keselamatan Kebakaran Pada
4. Rumah Sakit Gigi dan Mulut X sudah Bangunan Gedung Rumah Sakit Dr. M.
memiliki Tim Penanggulangan Bencana Djamil Padang, Jurnal Rekayasa Sipil Vol
Kebakaran dan juga sudah memiliki 5 No. 2, 2009.
anggaran khusus untuk perencanaan
9. Undang-Undang Republik Indonesia
sistem proteksi kebakaran aktif.
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
5. Bedasarakan hasil observasi dan telaah
Penanggulangan Bencana.
bedasarkan dua regulasi, terkait dengan
sistem proteksi kebakaran aktif yang ada 10. Keputusan Menteri Kesehatan
di Rumah Sakit Gigi dan Mulut X bisa Nomor1173/MENKES/PER/X/2004
dikatakan sudah cukup baik, namun tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut.
masih perlu adanya peningkatan. 11. Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SARAN OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat:
1. Kebijakan yang ada harus 2010.
disosialisasikan pada seluruh pekerja, 12. Menteri Kesehatan. Keputusan Menteri
agar memahami maksud dan tujuan dari Kesehatan Nomor:
kebijakan yang ada. 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang
Pedoman Manajemen Keselamatan dan

56
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 1, Januari 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kesehatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta:


Depkes RI, 2007.
13. Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 66 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI,
2018
14. Tarwaka. Dasar-Dasar Keselamatan
Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan di
Tempat Kerja. Surakarta. Harapan Press,
2012.
15. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No. 04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
Jakarta: Depnakertrans. 1980.
16. Joint Commision International. Joint
Commision International Acreditation
Standart For Hospital. USA: Joint
Commision International, 2013.
17. Pemerintah RI. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Pemerintah RI, 2012.
18. Federal Emergency Management
Agency. Emergency Management Guide
for Business and Industry, A Step-by-Step
Approach to Emergency Planning,
Response and Recovery for Companies
of All Sizes. 1993
19. Zaini, Mochamad. Panduan Pencegahan
dan Pemadaman kebakaran. Jakarta:
Penerbit Abdi Tandur, 1998.
20. Menteri Pekerjaan Umum. Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Jakarta: Depmen PU, 2008.
21. Menteri Kesehatan. Pedoman Teknis
Sarana Prasarana Rumah Sakit, Sistem
Proteksi Kebakaran Aktif. Jakarta:
Depkes RI.

57

Anda mungkin juga menyukai