Anda di halaman 1dari 2

2.

Etika Akademik dapat diartikan sebagai ketentuan yang menyatakan perilaku baik atau buruk dari para
anggota sivitas akademika perguruan tinggi, ketika mereka berinteraksi dalam kegiatan yang berkaitan
dengan ranah pempelajaran. Penegakan etika akademik akan mengarahkan pada terciptanya suasana
akademik yang kondusif bagi perkembangan perguruan tinggi sesuai dengan stadar yang telah ditentukan.
Melalui suasana akademik yang kondusif itulah kemudian akan tercipta adanya perbaikan kualitas hasil
pembelajaran secara berkelanjutan.

Contoh :

Permasalahan.

            Hingga saat ini di Indonesia pada umumnya masih sangat banyak orang mencari penghormatan
melalui status formal. Salah satunya hal tersebut dapat ditempuh melalui pendidikan. Betapapun
suksesnya seseorang pada dunia bisnis misalnya, mereka masih belum percaya diri dalam pergaulan
sosial, tanpa punya embel-embel gelar kesarjanaan. Begitu pula halnya pada aras birokrasi pemerintahan,
mereka akan dibatasi kariernya hanya karena gara-gara tidak punya gelar sarjana tertentu. Hal yang sama
juga memasuki dunia politik, dimana sangat banyak para politisi kita tidak percaya diri atau kehilangan
kepercayaan diri karena nama mereka belum disertai embel-embel gelar suatu kesarjanaan

Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

. Penjaminan mutu dalam paradigma otonomi pendidikan tinggi saat ini, secara legal formal terdapat tiga
pihak yang akan terlibat. Dilihat dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun  1999
tentang Pendidikan Tinggi, pasal 128 ayat (2) dikatakan penjaminan mutu tersebut pada prinsipnya
merupakan tanggungjawab institusional perguruan tinggi masing-masing. Seperti apa model penjaminan
mutu oleh institusi ini?. Belumlah jelas gambarannya pada saat peraturan pemerintah ini dikeluarkan.
Sedangkan kalau dilihat dari Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 184/U/2001 tentang
Pedoman Pengawasan-Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana di
Perguruan Tinggi, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Nomor
34/DIKTI/Kep/2002, tentang Perubahan Dan Peraturan Tambahan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 08/DIKTI/Kep/2002, tentang Petunjuk
Teknis  Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan-
Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi, dapat
dikatakan penjaminan mutu pendidikan tinggi tersebut juga dilakukan oleh Pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional

Pengembangan Model Penjaminan Mutu.

Memperhatikan permasalahan dan fenomena penjaminan mutu di depan, tampaknya Ditjen Pendidikan
Tinggi belum patah semangat untuk mengajak semua penyelenggara pendidikan tinggi,
bertanggungjawab secara moral atas penjaminan mutu dari output pendidikannya. Sejak April 2003
Ditjen Pendidikan Tinggi mensosialisasikan “model perencananaan penjaminan mutu atas inisiatif
sendiri”. Hal ini sejalan dengan jiwa otonomi penyelenggaraan pendidikan tinggi, sebagaimana
dimaksudkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
https://redioka.wordpress.com/2012/11/05/etika-akademik-sebagai-landasan-penjaminan-mutu-
pendidikan-tinggi/

3. Esensi Etika Akademik

1. Membentuk citra mahasiswa sebagai insan yang


2. memiliki kesungguhan untuk menjadi manusia berkarakter, intelek, dan unggul.
3. Membentuk citra mahasiswa sebagai agen perubahan yang memiliki integritas.
4. Membentuk citra mahasiswa sebagai salah satu anggota civitas akademika yang berdisiplin dan peduli
terhadap kesehatan diri dan lingkungan.
5. Membentuk manusia beradab mulia.

https://akademik.widyatama.ac.id/maksud-tujuan-etika-mahasiswa/

Anda mungkin juga menyukai