Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agus Fahmi Kamilatun Nuha

NRP : 10211910010063

Sistem EFI (Electronic Fuel Injection) adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan
pengontrolan bahan bakar secara elektronik. Pengontrolan secara elektronik membuat jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan menjadi lebih optimal/tepat dengan disesuaikan pada beberapa
kondisi, seperti temperatur air pendingin, temperatur udara masuk, kecepatan mesin, posisi
katup throtle dan berbagai kondisi penting lainnya.

9 Sensor Sistem EFI Beserta Fungsinya

1. Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)

Sensor CKP merupakan salah satu sensor utama pada kendaraan yang sudah menggunakan
sistem EFI. Sensor ini merupakan tipe sensor putaran. CKP mendeteksi kecepatan putaran
dan top piston supaya koil dan injektor yang berada di dalam sistem dapat melakukan
fungsinya dengan timing yang tepat. Jika putaran tinggi tentunya kendaraan membutuhkan
pembukaan injektor yang lebih cepat juga menyesuaikan dengan putaran mesin.

2. Sensor CMP (Camshaft Position Sensor)

Selain CKP, sensor CMP juga merupakan salah satu sensor utama. Dimana jika terjadi
kendala pada sensor ini mungkin akan berakibat mobil sulit hidup, ataupun injektor yang
tidak bekerja sehingga mobil tidak bisa hidup sama sekali. Sensor CMP bekerja berdasarkan
induksi elektromagnet.

3. Sensor TPS (Throttle Position Sensor)

Sensor ini terdapat pada throttle body dan terhubung dengan throtle valve (katup gas).
Karenanya apabila terjadi perubahan sudut pada throtle valve maka TPS akan medeteksinya
dan mengirimkan sinyal listrik ke ECU untuk melakukan kalkulasi. Hasil dari kalkulasi ini
akan dikirimkan ke injektor dalam bentuk sinyal listrik sehingga terjadi penginjeksian bahan
bakar. Sensor ini juga berfungsi untuk mengontrol bahan bakar agar terhenti ketika kendaraan
melakukan deselerasi. Bukaan katup throtle yang besar akan membuat injektor membuka
dalam waktu yang lebih lama (bahan bakar yang diinjeksikan lebih banyak).

4. Sensor ECT (Engine Collant Temperatur) / WTS (Water Temperatur Sensor)


Sensor ini biasa ditempatkan di block mesin ataupun rumah thermostat bagian bawah. ECT
akan mendeteksi perubahan suhu pada cairan pendingin kendaraan. Sensor ECT
menggunakan pendeteksi panas tipe NTC (Negatif Temperature Coefisien). Metoda
pendeteksiannya yaitu ketika suhu air pendingin naik maka tahanan atau resistansi pada
sensor ini akan turun. Begitu juga sebaliknya, Ketika suhu air pendingin turun maka tahanan
nya akan naik. Sensor ECT jugalah yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan kipas
radiator ketika kondisi mesin sudah mencapai temperatur kerja.

5. IATS (Intake Air Temperatur Sensor)

Intake Air Temperatur Sensor ini terdapat di intake manifold. IAT akan mendeteksi suhu
udara agar ECU bisa menentukan kadar bensin yang harus diinjeksikan. Udara dingin
memiliki konsentrasi O2 yang lebih padat, karena pada kondisi ini kendaraan membutuhkan
bahan bakar yang lebih banyak. IAT mengkonversi suhu yang dideteksi menjadi sinyal listrik
yang kemudian dikirim ke ECU. Hal ini membuat jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada
kendaraan dengan kontrol elektronik pada sistem bahan bakarnya selalu dalam tingkat yang
optimal.

6. Oksigen Sensor

Oksigen sensor merupakan jenis sensor koreksi, dimana sensor ini ditempatkan pada bagian
exhaust kendaraan. Kendaraan kita menggunakan internal combustion engine sebagai
penggerak dan tentunya inti dari jenis ini adalah tenaga yang dihasilkan diperoleh melalui
proses pembakaran. Kita tahu semua jenis pembakaran akan menghasilkan gas sisa
pembakaran. 

Gas sisa pembakaran inilah yang akan keluar melewati exhaust. Konsentrasi gas buang akan
dideteksi oleh oksigen sensor untuk kemudian oksigen sensor akan memberikan sinyal ke
ECU sehingga ECU dapat mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar ke
tingkat paling optimal. Tentunya dengan ditempatkannya oksigen sensor kita bisa tahu bahwa
kendaraan bekerja dengan AFR yang ideal atau tidak dengan melihat nilai konsentrasi
oksigen di dalam gas buang.

7. MAP sensor (Manipold Absolute Pressure)

Fungsi MAP Sensor:

1. Mengukur besarnya tekanan udara di intake manifold


2. Mendeteksi kondisi kevakuman di intake manifold

3. Mengirimkan data tekanan udara di intake manifold ke ECU

8. AFM (Air Flow Meter)

Sensor ini terdapat pada EFI tipe L. Sensor AFM biasa di tempatkan antara filter udara dan
juga throtle. Sensor AFM memiliki 2 metoda pendeteksian yaitu pendeteksian langsung dan
tidak langsung. Pada tipe deteksi langsung ini, untuk melakukan pendeteksiannya 
menggunakan beberapa cara yaitu sensor air flow dengan menggunakan vane, sensor air flow
meter tipe karman vortek dan sensor air flow meter dengan pendeteksian berat yaitu dengan
hot wire type dan dengan hot file type. Sedangkan untuk pendeteksian secara tidak langsung
yaitu sensor air flow meter dengan menggunakan tipe speed density dan sensror air flow
meter tipe throttle speed.

9. Knock Sensor

Knock sensor mengandalkan komponen yang bernama piezo elektrik untuk mendeteksi
getaran atau knocking pada mesin. Bagaimana ketukan ini bisa terjadi? Ini erat hubungannya
dengan kesempurnaan pembakaran. Idealnya pada motor pembakaran dalam, pembakaran
akan terjadi setelah bahan bakar dikompresikan dan beberapa derajat sebelum TMA busi
akan memercikan bunga api. Namun pada kondisi tertentu bisa karena adanya modifikasi
atupun penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai pembakaran ini tidak teopat pada
waktunya (terjadi pre ignition). Pre ignition inilah yang akan membuat suara
ketukan/detonasi. Menggetarkan dinding silinder dan bahkan suara ketukannya bisa kita
dengar.

Anda mungkin juga menyukai