PEMBAHASAN
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 3 6 9 2 5 8 1 4 7 0 3 6 9
21 21 21 21 22 22 22 23 23 23 24 24 24 24
panjang gelombang (nm)
6 ppm 8 ppm 10 ppm 12 ppm
0.8
0.6
0.4
0.2
0
210216222228234240246252258264270276282288294300306312318
-0.2 Ibuprofen 6 ppm Parasetamol 10 ppm
1,4
1,2
1,0
Absorbansi
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
210 230 250 270 290 310
Panjang gelombang (nm)
(a)
1,4
1,2
1,0
Absorbansi
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
210 230 250 270 290
310
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
210 230 250 270 290 310
Panjang gelombang (nm)
(c)
1,4
1,2
Absorbansi
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
210 230 250 270 290 310
Panjang gelombang (nm)
(d)
1,4
1,2
1,0
Absorbansi
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
210 230 250 270 290 310
Panjang gelombang (nm)
(e)
Gambar 4.4 Spektrum Berbagai Variasi Konsentrasi
Ibuprofen dengan (a) 6 ppm (b) 8 ppm (c)
10 ppm (d) 12 ppm (e) 14 ppm Parasetamol
Setiap senyawa akan memberikan serapan maksimum
pada panjang gelombang tertentu. Apabila serapan maksimum
dari analit pada saat penelitian tepat atau ada dalam ±2 nm dari
panjang gelombang teoritis maka analit tersebut diduga adalah
senyawa yang dimaksud. Clarke (1969) menjelaskan bahwa
parasetamol dalam metanol memiliki serapan maksimum pada
panjang gelombang 249 nm dan menurut Leyva dkk (2012),
ibuprofen dalam metanol mempunyai nilai serapan maksimum
pada rentang panjang gelombang 220 dan 223 nm.
Berdasarkan spektrum berbagai variasi konsentrasi
ibuprofen dan parasetamol pada Gambar 4.4 dan tabel hasil
pengukuran absorbansi (Lampiran C) diperolah nilai serapan
maksimum parasetamol yaitu pada panjang gelombang 249
nm dan ibuprofen pada rentang 224-226 nm. Nilai serapan
maksimum hasil penelitian tidak berbeda jauh dari nilai
serapan maksimum secara teoritis. Adanya pergeseran panjang
gelombang serapan maksimum untuk ibuprofen sebesar 2-3
nm ini masis memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
farmakope IV (Nugroho, 2014). Sehingga hal ini
membuktikan bahwa senyawa tersebut adalah ibuprofen.
Gambar 4.5 menunjukkan spektrum gabungan dari
seluruh variasi konsentrasi, di mana data triplo sebelumnya
dihitung rata-ratanya, sehingga didapat data tunggal untuk
setiap variasi konsentrasi. Dari spektrum tersebut dapat
dijelaskan bahwa nilai absorbansi berbanding lurus dengan
konsentrasi zat pada sampel yang diuji. Besarnya konsentrasi
larutan standar tersebut membuat molekul yang akan
menyerap cahaya lebih banyak pada panjang gelombang
tertentu. Hal ini menyebabkan nilai absorbansi semakin tinggi.
Panjang gelombang (nm)
Gambar 4.5 Spektrum 25 Variasi Konsentrasi Larutan
Standar Ibuprofen dan Parasetamol
(a) (b)
Gambar 4.6 Rantai Markov (a) dan Plot Fungsi Densitas
(b) untuk Penentuan Ibuprofen
Kalibrasi Ibuprofen
Prediksi Ibuprofen