Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Mira T, S.Kp., M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 3 A2-2017
Yustika Isnaini 131711133076
Uswatun Mujayana 131711133078
Rahmi Yunita 131711133086
Wiwik Uswatun H. 131711133106
Advi Astika B. 131711133128
Audy Savira Y. 131711133144
Faisol Akbar 131711133158

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ilmiah
“Manajemen Keperawatan: Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan” dengan baik
dan lancar. Penulisan makalah ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan yaitu Ibu Dr. Mira T, S.Kp., M.Kes.
Makalah “Manajemen Keperawatan: Kepemimpinan dan Pengambilan
Keputusan” ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat
membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami Manajemen Keperawatan: Kepemimpinan dan Pengambilan
Keputusan. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis unuk
belajar makalah ilmiah “Manajemen Keperawatan: Kepemimpinan dan Pengambilan
Keputusan”. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep, pemikiran dalam penyusunyan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan
hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu mendatang.

Surabaya, 09 Maret 2021

Penulis
Kelompok 3 A2-2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Kepemimpinan...................................................................................................3
2.1.1 Definisi Kepemimpinan...........................................................................3
2.1.2 Fungsi Kepemimpinan.............................................................................3
2.1.3 Tipe-Tipe Kepemimpina..........................................................................4
2.1.4 Hambatan Dalam Kepemimpinan............................................................5
2.2 Pengambilan Keputusan.....................................................................................6
2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan.........................................................6
2.2.2 Teknik Pengambilan Keputusan..............................................................6
2.2.3 Jenis-Jenis Keputusan..............................................................................7
2.2.4 Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan......................................................7
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.................8
2.2.6 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan....................................................9
BAB 3. PENUTUP.........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen keperawatan adalah proses mengorganisir pekerjaan dalam
keperawatan sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan dapat tercapai (Sri Mugianti, 2016). Kepemimpinan merupakan
bagian dari sistem manajemen keperawatan. Adanya kepemimpinan dalam
keperawatan menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul
kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan keperawatan
yang efektif, efisien, dan berkualitas (Susanti et al., 2020). Kepemimpinan
kepala ruang yang efektif akan mempengaruhi upaya menggerakkan perawat
dalam lingkup wewenangnya untuk menerapkan budaya keselamatan pasien
(Pratiwi, Hidayat and Agustin, 2016). Salah satu tugas penting seorang
pemimpin adalah untuk menentukan yang terbaik bagi organisasi dan para
anggotanya. Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan menjadi tolak ukur kompetensi dan kredibilitas yang dimiliki.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Dalam pegambilan keputusan dan menentukan
kebijaksanaan, pemimpin tidak mampu melaksanakan tugasnya sendiri dan
harus bekerja sama dengan orang lain (Bhudianto, 2015).
Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan
sebuah organisasi. Pengambilan keputusan yang efektif dalam penyelesaian
masalah menjadi kemampuan dasar bagi praktisi kesehatan, baik sebagai
pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin. Oleh karena itu, hendaknya
mengambil keputusan harus hati-hati dan bijaksana.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana konsep kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam
manajemen keperawatan ?

1
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan konsep kepemimpinan dalam manajemen keperawatan
2. Menjelaskan konsep pegambilan keputusan dalam manajemen
keperawatan

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEPEMIMPINAN
2.1.1 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah
ditugaskan kepada mereka.
2.1.2 Fungsi Kepemimpinan
1. Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader)
Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya
adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia
memempin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi
bawahannya. Dan membuat keputusan-keputusan yang kemudian
memerintahkannya untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak
ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan,
mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi tersebut.
2. Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di
tangan pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara
khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya, umpamanya
dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai
wasit.
3. Pemimpin sebagai penganjur
Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini
merupakkan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak
dalam bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi.
Penganjur adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang
lain. Seringkali ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih
berbicara.

3
4. Pemimpin sebagai ahli
Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau
seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam
hubungannya dengan unit sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya
hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta.
Termasuk dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter,
ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya
karena mereka mempunyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang
lain.
5. Pemimpin diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan
kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan
yang sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria
kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai
pemimpin diskusi.
2.1.3 Tipe-tipe kepemimpinan
1. Tipe Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng
yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan
sikap yang menonjol ”keakuannya”.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang
bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama
masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh
para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan
masyarakat. Biasanya tokoh tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin
ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang
kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu

4
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
Tegasnya seorang pemimpin yang kharisnatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidk
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut
dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan
lancer dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-
orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
5. Tipe Demokratis
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi
2.1.4 Hambatan dalam kepemimpinan
1. Faktor internal
Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil,
tidak percata diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan
pemimpin.
2. Faktor eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak tekanan.

5
2.2 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Keputusan merupakan tanggapan manajer terhadap permasalahan.
Setiap keputusan adalah akibat dari proses dinamis yang dipengaruhi oleh
banyak kekuatan termasuk lingkungan, organisasi dan pengetahuan,
kecakapan dan motivasi manajer. Pengambilan keputusan adalah tugas
terpenting dari tugas fungsi kepemimpinan manajerial. Pembuatan
keputusan adalah proses inti dari manajemen, karena suatu keputusan
diperlukan untuk mendorong setiap tindakan yang berarti oleh manajer
atau bawahnya.
Pengambilan keputusan adalah proses pemikiran dan pertimbangan
yang mendalam, dan proses yang melibatkan pendekatan sistematik
dengan langkah-langkah yang berurutan. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir
dalam menentukan pilihan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah
dengan langkah-langkah yang berurutan.
2.2.2 Teknik Pengambilan Keputusan
1) Teknik pengambilan keputusan expected values
Teknik ini mempertimbangkan kemungkinan munculnya kejadian
dan kemungkinan hasil. Kombinasi dua kemungkinan tersebut
menghasilkan nilai moneter yang diharapkan. Kejadian yang
memiliki nilai moneter paling tinggi akan menjadi pilihan seorang
pengambil keputusan.
2) Teknik pengambilan keputusan payoff tables
Teknik ini memperhitungkan alternatif kejadian yang muncul dan
alternatif situasi yang menguntungkan atau tidak mengungtungkan.
Kombinasi kedua alternatif tersebut akan memberikan gambaran
hasil moneter yang berbeda-beda. Kejadian yang memberi hasil
maksimal akan menjadi pilihan seorang pengambil keputusan
untuk memecahkan masalah.
3) Teknik pengambilan keputusan decision trees

6
Keputusan dilakukan dengan cara membuat anatomi sebuah pohon
yang terdiri dari titik dan cabang. Penilaian kejadian dimulai dari
titik dengan melewati cabang, setiap cabang mengambarkan
kemungkinan keberhasilan sebuah kejadian. Semakin besar
kemungkinan keberhasilannnya akan menjadi pilihan seorang
pengambil keputusan.
2.2.3 Jenis-Jenis Keputusan
Menurut Herbert Simon (dalam Gutosudarmo & Sudita, 2016) keputusan
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Keputusan yang deprogram
Merupakan keputusan yang bersifat rutin dan dilakukan secara
berulang-ulang. Permasalahan ini umumnya agak sederhana dan
solusinya relatif mudah.
2) Keputusan yang tidak terprogram
Merupakan keputusan baru, tidak terstruktur dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat dikembangkan prosedur
tertentu untuk menangani suatu masalah, apakah karena masalah
belum pernah terjadi atau karena permasalahannya sangat
kompleks dan penting. Keputusan yang tidak diprogram
memerlukan penanganan khusus dan proses pemecahan masalah
dangan intusi dan kreatifitas.
2.2.4 Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (dalam Isnaini, 2013) dasar-dasar dari pengambilan
keputusan yang berlaku antara lain:
1) Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih
bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar dan
faktor kejiwaan lain.
2) Pengalaman
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman
untuk meneyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan prkatis.

7
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang
menjadi larat belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaian
sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.
3) Fakta
Keputusan yang berdasarka sejumlah fakta, data atau informasi
yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan
solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat
sulit.
4) Wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik
diktatorial. Keputusan berdasarkan weweng kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
5) Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (dalam Isnaini, 2013) factor-faktor yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan
2) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai
tujuan. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi,
tetapi harus lebih mementinngkan kepentingan.
3) Jarang sekalli pilihan yang memuaskan. Oleh karena itu buatlah
alternatif-alternatif tandingan.
4) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan
yang harus diubah menjadi tindakan fisik.

8
5) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang
cukup lama.
6) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
7) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui
keputusan itu benar.
8) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan mata rantai berikutnya.
2.2.6 Tahap-tahap pengambilan keputusan
Model proses sebagai dasar teori untuk memahami dan mengaplikasikan
ketrampilan berpikir kritis diperlukan sebagai upaya peningkatan
kemampuan dalam pengambilan keputusan (Marquis, B. L. & Huston,
2010). Berikut lima langkah kritis dalam pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah:
1) Penetapan prioritas masalah
Pemilihan prioritas masalah diberikan pada masalah yang
memengaruhi kehidupan atau keselamatan pasien. Selain itu,
Masalah yang bersifat nyata dan sedang dialami diberikan
perhatian lebih daripada masalah yang bersifat potensial.
Penetapan prioritas masalah dilakukan seorang manajer untuk
menemukan dan memahami masalah yang harus harus diselesaikan
agar perumusan masalah menjadi jelas.
2) Merumuskan tujuan keperawatan
Definisi dari merumuskan tujuan keperawatan adalah
merencanakan hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan
untuk menanggulangi dan mengatasi masalah. Penentuan tujuan
keperawatan harus jelas disebutkan, sehingga perawat yang
mengawasi pasien setelah membaca tujuan tersebut sanggup
menentukan apakah tujuan telah dicapai atau belum. Terdapat dua
kategori dalam tujuan keperawatan, yaitu tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang adalah
pencapaian hasil yang memerlukan waktu lebih lama. Tujuan

9
jangka pendek adalah hasil yanng dicapai dalam waktu cepat
dengan kurun waktu jam atau hari (munthe, 2019).
3) Menentukan rencana tindakan keperawatan
Menentukan rencana tindakan keperawatan dapat dengan
pengumpulan data yang dimulai dari mengidentifikasi masalah dan
berlanjut ke proses penyelesaian masalah. Dalam mengumpulkan
informasi, manajer harus berhati-hati agar data yang dimilikinya
dan orang lain tidak salah fakta. Seperti mempertimbangkan point
tindakan apa yang harus ditentukan, alasan melakukan tindakan
tersebut, kapan tindakan itu dilakukan, siapa yang melakukan
tindakan dan bagaimana caranya tindakan itu dilakukan. Dalam
menentukan rencana tindakan, penting untuk mengembangkan
rencana alternative dan mengevaluasi tindakannya alternative.
4) Berpikir logis
Seseorang dalam proses penyelesaian masalah harus menarik
kesimpulan informasi dan mempertimbangkan rencana alternatif
secara cermat. Kesalahan berlogikan akan mengarahkan dampak
pada kualitas keputusan yang buruk. Beberapa pemikiran yang
tidak logis adalah terlalu menggeneralisasi, afirmasi konsekuensi
dan berargumen dengan analogi
5) Memilih dan bertindak secara efektif
Mengumpulkan informasi yang adekuat, berpikir logis, memilih
diantara banyak alternatif dan memahami pengaruh-pengaruh nilai
individu tidaklah cukup. Dalam analisis akhir, seseorang harus
bertindak. Tahap ini perlu memperhatikan berbagai risiko dan
ketidakpastian sebagai konsekuensi keputusan yang telah dibuat
karna dengan mengambil langkah tersebut seseorang daoat
menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keperawatan yang efektif dan efisien ditunjang dengan kepemimpinan
yang baik. Pemimpin yang efektif menggunkan gaya kepemimpinan yang
berbeda dalam situasi yang berbeda. Gaya kepemimpinan efektif adalah yang
sesuai dengan situasi dan kondisi, dimana pemimpin harus menganalisa
terhadap kondisi anggota atau bawahannya.
Dalam organisasi, pemimpin harus mampu mengambil keputusan
dalam berbagai situasi, dengan memilih yang terbaik diantara sejumlah
alternative yang tersedia. Hasil keputusan juga harus dipilih yang memiliki
resiko yang paling kecil agar tidak merugikan organisasi. Pemimpin harus
mampu menjelaskan alasan dalam memilih suatu keputusan dengan cara
yang paling mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam
pelaksanaannya.
Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang
harus digunakan untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan
merupakan pusat dari kegiatan organisasi juga merupakan kunci
kepemimpinan.
3.2. Saran
Seorang pemimpin diharapkan memiliki keterampilan dalam
menerapkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki, kemampuan kerjasama,
memahami dan memotivasi orang lain dan ketrampilan konseptual barkaitan
dengan proses pengambilan keputusan dalam organisasi supaya dibuat
keputusan yang tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bhudianto, W. (2015) ‘Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan’,


Transformasi, I(27). doi: 10.31227/osf.io/3yk5x.
https://pengantarmanajemen08.wordpress.com/vi-kepemimpinan/ diakses pada
tanggal 05 Maret 2021 pada pukul 18.23
Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2010) Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan : teori dan aplikasi. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Munthe, A. pebrina rizki fani (2019) ‘Strategi yang dilakukan Perawat dalam
Melakukan Perencanaan Asuhan Keperawatan’. doi: 10.31227/osf.io/e536k.
Pratiwi, A., Hidayat, A. A. and Agustin, R. (2016) ‘Implementasi Sistem
Manajemen Mutu Pelayanan Keperawatan Melalui Kepemimpinan Mutu
Kepala Ruangan’, Jurnal Ners, 11, pp. 1–6. Available at: e-
journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/article/download/1450/pdf_6.
Sri Mugianti (2016) Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek
Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Susanti, S. S. et al. (2020) Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan.
Medan: Yayasan Kita Menulis.

12

Anda mungkin juga menyukai