Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR

MATA KULIAH BIOSTATISTIKA

Oleh:
USWATUN MUJAYANA
NIM: 131611133078
KELAS: A-2/2017

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
TM 3
ANALISIS DESKRIPTIF DATA NUMERIC
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TB 10 145 175 157,00 10,328
BB 10 50 70 60,00 7,454
Valid N (listwise) 10

Analisis :
Rata rata tinggi badan adalah 157 cm dengan sd 10.328, tinggi badan paling rendah
adalah 145 cm dan paling tinggi adalah 175 cm.
Rata rata berat badan adalah 60 kg dengan sd 7.454, berat badan paling rendah adalah 50
kg dan paling berat adalah 70 kg.

TM 4
ANALISIS DESKRIPTIF DATA KATEGORIKAL
Peng_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 4 40,0 40,0 40,0
Cukup 4 40,0 40,0 80,0
Baik 2 20,0 20,0 100,0
Total 10 100,0 100,0

Analisis :
Tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah memiliki tingkat pengetahuan cukup, 4
orang dengan presentase 40% dan kurang, 4 orang dengan presentase 40%

Sik_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 6 60,0 60,0 60,0
Positif 4 40,0 40,0 100,0
Total 10 100,0 100,0
Analisis :
Sikap yang paling banyak adalah memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 6 orang (60%)

TM 5
STATISTIKA INFERENSIAL (KORELASI PEARSON & SPEARMAN)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
TB ,177 10 ,200 *
,930 10 ,447
BB ,149 10 ,200 *
,918 10 ,341
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Hasil:
p=0.447 maka data berdistribusi normal, lanjut uji korelasi pearson.
 Korelasi pearson
Syarat hasil/kesimpulan:
- Lihat nilai significant (p) jika p<0.05 ada hub
- Lihat arah hub (positif: searah atau negatif: berlawanan arah)
- Kekuatan hub (r): 0.8-1.00 sangat kuat, 0.6-0.79 kuat, 0.4-0.59 cukup/sedang, 0.2-
0.39 lemah, 0.-0.19 sangat lemah/tidak ada hubungan. (PEARSON
CORRELATION)
Correlations
TB BB
TB Pearson Correlation 1 -,036
Sig. (2-tailed) ,921
N 10 10
BB Pearson Correlation -,036 1
Sig. (2-tailed) ,921
N 10 10

Hasil/kesimpulan Korelasi Pearson:


Tidak ada hubungan TB dengan BB (p=0.921). karna p>0.05
 Korelasi spearmen (uji hubungan)
Syarat :
- Data dalam ordinal skor
- Tidak perlu uji distribusi
- Alternatif uji hubungan data numeric dengan distribusi data tidak normal
- Kesimpulan sama persis dengan korelasi pearson
Correlations
Sikap Pengetahuan
Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1,000 ,449
Sig. (2-tailed) . ,193
N 10 10
Pengetahuan Correlation Coefficient ,449 1,000
Sig. (2-tailed) ,193 .
N 10 10
Hasil/kesimpulan Korelasi Spearman:
Tidak ada hubungan pengetahuan dengan sikap (p=0.193), karna p>0.05

TM 6
STATISTIKA INFERENSIAL (UJI CHI SQUARE)
1. Tabel 2x2
Syarat:
 Tidak ada nilai expected count 0/Kosong
 Nilai expected count kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20 persen
Jika syarat terpenuhi: lihat CC (Continuity correction)
Jika tidak terpenuhi lihat Fischer exact
Jeniskel * Sik_kat Crosstabulation
Sik_kat
Negatif Positif Total
Jeniskel Perempuan Count 3 1 4
Expected Count 2,4 1,6 4,0
Laki-laki Count 3 3 6
Expected Count 3,6 2,4 6,0
Total Count 6 4 10
Expected Count 6,0 4,0 10,0
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,625 a
1 ,429
Continuity Correctionb ,017 1 ,895
Likelihood Ratio ,644 1 ,422
Fisher's Exact Test ,571 ,452
Linear-by-Linear Association ,562 1 ,453
N of Valid Cases 10
a. 4 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,60.
b. Computed only for a 2x2 table

Kesimpulan:
 Tidak ada nilai expected count 0.
 4 sel (100%) memiliki nilai expected count kurang dari 5, seharusnya tidak boleh
lebih dari 20%, sehingga tidak memenuhi syarat uji chi square, hasil uji dilihat
dari significant fischer exact.
 Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan sikap (p=0. 571), karna p>0.05

2. Tabel lebih 2x2


Syarat:
 Tidak ada nilai expected count 0/Kosong
 Nilai expected count kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20 persen
Jika syarat terpenuhi: pearson chi square
Jika tidak terpenuhi lihat: Likelihood Ratio
Peng_kat * Sik_kat Crosstabulation
Sik_kat
Negatif Positif Total
Peng_kat Kurang Count 4 0 4
Expected Count 2,4 1,6 4,0
Cukup Count 1 3 4
Expected Count 2,4 1,6 4,0
Baik Count 1 1 2
Expected Count 1,2 ,8 2,0
Total Count 6 4 10
Expected Count 6,0 4,0 10,0
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 4,792a 2 ,091
Likelihood Ratio 6,189 2 ,045
Linear-by-Linear Association 2,170 1 ,141
N of Valid Cases 10
a. 6 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,80.
Kesimpulan:
 Tidak ada nilai expected count 0.
 6 sel (100%) memiliki nilai expected count kurang dari 5, seharusnya tdk boleh lebih
dari 20%, sehingga tidak memenuhi syarat uji chi square, hasil uji dilihat dari
Likelihood ratio.
 Ada hubungan pengetahuan dengan sikap (p=0.045), karna p<0.05

TM 7
UJI MANN WHITNEY
Pada uji ini, tidak diperlukan uji normalitas terlebih dahulu
Menggunakan data ordinal skor
Analisis:
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi 2-tailed (p) <0,05 yaitu 0,027
yang artinya terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok
pembanding.

Analisis:
Tabel diatas merupakan tabel analisis deskriptif data kelompok pembanding dan
intervensi. Pada tabel tersebut diketahui rata-rata pengetahuan kelompok pembanding
adalah 63,77 dan rata-rata pengetahuan kelompok intervensi yaitu 67,47. Artinya
pengetahuan kelompok intervensi meningkat setelah diberi intervensi daripada kelompok
pembanding yang tidak mendapatkan intervensi.
TM 8
UJI WILCOXON
Syarat :
- Datanya ordinal skor
- Alternative dari uji paired t test jika pada uji paired t test datanya tidak normal
maka bisa menggunakan uji wilcoxon

Hasil dari ranks tersebut yaitu :


- Negative rank = 0 , artinya tidak ada skor pre pendidikan kesehatan yang kurang
dari post pendidikan kesehatan
- Positif rank = 29, artinya 29 responden yang nilai pre pendidikan kesehatan lebih
tinggi daripada post pendidikan kesehatan
- Ties = 1, artinya terdapat 1 responden yang nilainya kembar antara pre dan post
pendidikan kesehatan.

dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan responden sebelum
dan sesudah diberi pendidikan kesehatan. P< 0,005
TM 11
UJI NORMALITAS DAN UJI PAIRED T-TEST
 Uji Paired t test
Syarat :
- Data interval dan rasio
- Distribusinya harus normal sehingga harus di uji normalitas terlebih dahulu
- Uji normalitas : jika ≥ 30 menggunakan Kolmogorov, jika ≤ 30 menggunakan
shapiro.
- 2 sample berpasangan (pre dan post yang diukur)
Berikut dilakukannya uji normalitas terlebih dahulu

Analisis:
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena data kedua
kelompok memiliki hasil signifikansi 2-tailed (p) >0,05 yaitu pada kelompok BB sebelum
intervensi p=0,200 dan kelompok BB setelah intervensi p=0,058. Karena data
berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan melakukan Uji Paired T-Test.
Dari data diatas terdapat hasil :
- Mean bb post – bb pre = - 3,700
- Sign (2.tailed)/ p = 0,000
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa :
- Adanya penurunan BB setelah diberikan intervensi obat diet, dan penurunan rata-
ratanya yaitu 3,7kg
- Adanya perbedaan setelah dan sebelum diberikan obat diet (dikarenakan nilai dari
signifikansi 2-tailed (p) <0,05 yaitu p=0,000) dengan rata-rata penurunan 3,7kg.

TM 12
UJI INDEPENDENT T-TEST
 Uji independent test
Sebelum melakukan uji Independent T-Test harus melakukan uji normalitas data
terlebih dahulu. Apabila nilai p>0,05 maka data berdistribusi normal dan dapat
dilanjutkan untuk melakukan Uji Independent T-Test.
Menganalisa adanya perbedaan bb antara kelompok perlakuan dan kelompok control
setelah diberika intervensi obat diet.
Analisis:
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada Levene’s Test hasil signifikansi (p)>0,05,
yaitu p=0,722, artinya data bersifat homogen. Karena data bersifat homogen maka lihat
pada baris Equal variances assumed. Hasil signifikansi 2-tailed (p) pada baris Equal
variances assumed adalah p<0,05, yaitu p=0,032, artinya ada perbedaan rata-rata berat
badan pada 2 kelompok.

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :


- BB kelompok intervensi setelah diberi obat diet, rata-rata BBnya adalah 67,47 kg
- BB kelompok pembanding tidak diberi obat diet, rata-rata BBnya adalah 63,77 kg.

TM 13
ANOVA TEST
 Uji Anova
Adalah untuk melihat perbedaan rata-rata antar min. 3 kelompok.
Syaratnya :
1. Distribusi data normal
2. Varian homogeny
3. Data interval dan rasio
Pada uji anova dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.
Pada table diatas uji normalitas didapatkan hasil bahwa p > 0,005 sehingga dikatakan
Distribusi Normal dan bisa dilanjut ke Step berikutnya yaitu Mengukur Pre TD dan
Pre Nadi sambal melihat variannya homogen atau tidak.

Dari tabel diatas, didapatkan varian data homogen. Sig. (p>0,05) artinya varian pre
nadi dan pre tekanan darah bersifat homogeny.
Kesimpulan
- Tidak ada perbedaan tekanan darah sebelum diberikan perlakuan 1, perlakuan 2,
dan kontrol dengan nilai p=0.667
- Tidak ada perbedaan nadi sebelum diberikan perlakuan 1, perlakuan 2, dan kontrol
dengan nilai p=0.840

Dari tabel diatas, didapatkan varian data homogen pada post tekanan darah (p=0,695),
maka dapat dilanjutkan ke Uji Anova.
Untuk data post nadi tidak memenuhi syarat homogenitas, karena nilai p=0,035
(p<0,05), maka dapat dilanjutkan ke Uji Kruskal Wallis.

Kesimpulan :
Tidak ada perbedaan tekanan darah setelah diberikan perlakuan 1, perlakuan 2, dan
kontrol dengan nilai p=0.057
Untuk mengetahui perbedaan perlakuan 1, perlakuan 2, dan control dilakukan tes
Anova Post Hoc.
Kesimpulan
- Ada beda hasil perlakuan 1 dibandingkan dengan perlakuan 2
- Jadi, yang paling baik menurunkan tekanan darah adalah perlakuan 1

TM 14
UJI KRUSKALL WALLIS
Kruskal wallis test digunakan sebagai alternatif jika variansi data heterogen sehingga
tidak bisa lanjut untuk dilakukan anova test.
Kesimpulan :
p=0,533 artinya tidak ada perbedaan nadi antara kelompok perlakuan 1, perlakuan 2,
dan kontrol.

Nilai Delta :
Jika nilai pre TD dan pre nadi sudah berbeda, tidak bisa mengukur postnya, tapi dapat
diukur nilai deltanya.

Distribusi data menunjukkan


- Perlakuan 1, 2, kontrol nadi normal, maka dapat dilanjutkan ke Uji Anova
- Perlakuan 1 tekanan darah tidak normal, maka dilanjutkan ke Uji Kruskal Wallis
Kesimpulan :
Tidak ada perbedaan nadi setelah diberikan perlakuan 1, 2, dan kontrol (p=0,537).
Jika ada perbedaan maka lanjut post hoc.

Kesimpulan :
Ada perbedaan tekanan darah antara kelompok perlakuan 1, 2, dan kontrol dengan
nilai p=0,022

Anda mungkin juga menyukai