Nama Penulis | 1
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
DAFTAR ISI
Pengantar ...........................................................................
BAB 1 : WAJO SEBELUM KEDATANGAN
ANREGURUTTA K.H. MUHAMMAD AS’AD ............... 07
BAB 2 : ASAL USUL ANRE GURUTTA K.H.
MUHAMMAD. AS’AD SEBAGAI ULAMA AMANAH ...... 25
A. ASAL USUL KETURUNAN ............................ 25
a. Asal Keturunan .................................... 25
b. Tempat Kelahiran Anregurutta K.H.
Muhammad As’ad......................................... 39
B. BERPEGANG TEGUH KEPADA AMANAH
a. Pendidikan Yang Diperoleh ........................ 40
b. Cobaan Hidup Anregurutta K.H. Muhammad
As’ad ........................................................... 46
c. Perintah guru ke toddang angin (wajo sulawesi
selatan) ....................................................... 47
C. MENDIRIKAN MADRASAH ARABIATUL AL –
ISLAMIAH (MAI) DAN BUKU
KARANGANNYA .............................................. 53
a. Madrasah Arabiatul Al-Islamiah (MAI) ........ 53
2 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 3
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
4 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 5
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
6 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
BAB 1
Wajo Sebelum Kedatangan Anre Gurutta K.H.
Muhammad. As’ad
1
A. Razak Dg. Patunru, Sejarah Wajo, (Makassar: Yayasan
Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara, 1964), h. 39.
2
Ibid., h. 24.
Nama Penulis | 7
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
(Dewata Sewwae), yang berarti dewa kita yang satu. 3 Istilah yang
digunakan itu, menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa secara monoteistis. Dengan demikian
sebelum datangnya mubaligh Islam, telah ada ”pra kondisi yang
menopang penerimaan Islam pada masyarakat”, sesuai dengan
ajaran utama Islam tentang ke-Esaan Tuhan, yaitu pengakuan
adanya hanya satu Tuhan, yakni Allah SWT.4
Corak monoteistik yang telah dianut oleh masyarakat akhirnya
memudahkan untuk membuka jalan diterimanya agama Islam
sebagai keyakinan, dengan tidak perlu merusak dan mengabaikan
pranata-pranata (seperangkat aturan) tertentu yang memang telah
dimiliki dan dijadikan palsafah hidup orang-orang Bugis-Makassar
sebelum Islam datang. Sistem adat orang Bugis-Makassar, yang pada
saat itu disebut Panggaderreng. terdiri dari empat unsur, yaitu ade’,
rapang, wari’, dan bicara. Setelah Islam diterima sebagai agama oleh
masyarakat., maka unsurnya menjadi lima. Unsur yang kelima itu
3
Lebih jauh tentang Dewata Seuwae Lihat Andi Zainal Abidin
Farid. “Benih-benih Pancasila yang terpendam di dalam Lontara’ Bugis
Suatu Percobaan Menggali Unsur-unsur Pancasila dari Naskah-naskah
Kuno”, dalam Majalah Lontara’ UNHAS. No. 19, th. XXIII, 1984, h. 74.
4
Anhar Gonggong, Abdul Qahhar Mudzakkar dari Patriot hingga
Pemberontakan (Jakarta: Gramedia, l992), h. 44.
8 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
5
Mattulada, Latoa: Satu Lukisan Analitis terhadap Antropologi
Politik Orang Bugis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985).,h.
55.
Nama Penulis | 9
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
6
Suardi Mappangara dan Irwan Abbas, Sejarah Islam di Sulawesi
Selatan, (Makassar:Lamacca Press, 2003), h. 176.
7
Mattulada, “Islam di Sulawesi Selatan”, dalam Taufik Abdullah
(ed.), Agama dan Perubahan Sosial (Jakarta: CV Rajawali, 1983), h. 263.
8
Ibid., h. 266.
10 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
9
Ibid.
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (ed.) Mardanas Safwan
dan Sutrisno Kutoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Selatan, (Ujung
Pandang: Proyek Inventarisasi dan Dokumnetasi Kebudayaan Daearah,
1980/1981), h. 79.
Nama Penulis | 11
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
11
Abu Hamid, Sistem Pendidikan Madrasah dan pesdantren di
Sulawsi Selata, dalam taufik Abdullah (ed), Agama dan perubahan
Sosial(Jakarta: CV Rajawali, 1983), h. 389.
12 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
12
Mattulada, “Islam di Sulawesi Selatan”, dalam Taufik Abdullah,
Agama dan Perubahan Sosial, h.269.
13
Taqwa dan Muhammad Irfan Hasanuddin, Anregurutta H.M. As’ad
dan Genealogi dan Studi Islam Asia Tenggara di Tanah Bugis Abad 20,
Palita: Journal of Social Religion Research, Vol.5, No.2, 2020, h 158
Nama Penulis | 13
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
14 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
14
Ibid. h. 159
Nama Penulis | 15
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
1515
Ibid., h. 160
16
Sumange Alam, Masuknya Agama Islam di Wajo” (Hasil
Penelitian dari Lontara Wajo, (Sengkang: Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayan Kabupaten Wajo, 1982),
16 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
17
Muhammad As’ad, Izhar al-Haqiqah, (Makassar: Drukkerij, t.th),
h. 6. Lihat juga Muhammad Hatta Walinga, Kiyai Haji Muhammad As’ad
Hidup dan Perjuangannya, Skripsi, Fakultas Adab IAIN Alauddin
Ujungpandang, 1981), h. 38. Lihat juga .Arfi Hatim, K.H. Muhammad As’ad
dan Pemurnian Islam di Wajo Sulawesi Selatan, Tesis, Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeriu (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001), h.
29.
18
Daud Ismail, al-Ta’rif bi al-Alim al-Allamah al-Syekh al-Haj
Muhammad As’ad al-Bugisi, (Sengkang: t.p., 1989), h. 8-9.
Nama Penulis | 17
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
19
Abd. Karim Hafid, K.H. Muhammad As’ad dan Peranannya
Terhadap Pemurnian Aqidah Islamiyah di Wajo. (Sengkang: Percetakan
Tartika, 1997), h. 40.
18 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Perjuangannya.,, h. 39.
21
Muh. Hatta Walinga, Kiyai Haji Muhammad As’ad Hidup dan
Perjuangannya., h. 41.
Nama Penulis | 19
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
20 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
23
Abd. Razak Dg. Patunru, Sejarah Wajo, h. 77-78.
Nama Penulis | 21
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
24
Muh. Hatta Walinga, Kiyai Haji Muhammad As’ad Hidup dan
Perjuangannya., h. 43.
25
. Arfi Hatim, K.H. Muhammad As’ad dan Pemurnian Islam di
Wajo Sulawesi Selatan., h. 33.
22 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
26
Muhammad As’ad, Nibrasun Nasik Fima Yuhimmu Min al-
Manasik (diterbitkan oleh ahli warisnya, H. Abd. Rasyid, Sengkang Wajo,
1978.).
Nama Penulis | 23
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
27
Abd. Karim Hafid, K.H. Muhammad As’ad dan Peranannya
Terhadap Pemurnian Aqidah Islamiyah di Wajo, h. 62. Lihat Juga M. Arfi
Hatim, K.H. Muhammad As’ad dan Pemurnian Islam di Wajo Sulawesi
Selatan., h. 34-35.
24 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
BAB 2
Asal Usul Anregurutta K.H. Muhammad As’ad
Sebagai Ulama Amanah
Nama Penulis | 25
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
26 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 27
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
28 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 29
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
orang yang ahli ilmu agama Islam (Tau Panrita) sebagaimana waktu
Beliau berdoa di waktu Subuh pada saat Lailatul Qadar yang Beliau
peroleh pada malam ke-27 Ramadhan.
Berangkatlah Guru Teru ke Mekkah atau melekke dapureng
dari kampung halamannya yaitu dari tanah Wajo menuju Mekkah
sekitar pertengahan abad XIX Masehi. Setelah waktu perjalanan
sekitar kurang lebih 3 (tiga) bulan lamanya tibalah Beliau di tanah
suci Mekkah. Sesampainya di tanah suci Mekkah Beliau berguru
ilmu agama pada usia yang muda belia, tetapi inipun tidak menjadi
halangan bagi Beliau dengan tekad yang bulat dan ketekunan dalam
menuntut ilmu agama sehingga dalam waktu yang singkat hanya
beberapa tahun lamanya Beliau berguru di Mesjidil Haram Mekkah
dengan penuh ketekunan dan kesabaran dan niat ikhlas yang
membaja dibawa dari kampung halaman serta doa yang selalu
diingatnya sewaktu Beliau memperoleh Lailaitul Qadar di kampung
halamannya (Wajo Sulawesi Selatan).
Dengan kecerdasan dan ketekunan yang dimiliki merupakan
anugerah Allah Swt Beliau telah mampu mensejajarkan dirinya
dengan santri lainnya yang belajar di Masjidil Haram Mekkah waktu
itu. Setelah Beliau dianggap ilmu agamanya yang dituntut dianggap
30 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
28
Informan H. Abd Rahman As’ad pada bulan Oktober 2020. dirumahnya
29
Informan : H. St Syari Banong, isteri dari Asyekh H. Muh As’ad,
diceritakan dirumah Jl. Andi Oddang Senkang pada penulis, sekitar tahun
1970-an. Pada saat beliau sebelum tidur mereka bercerita tentang silsilah
keturunan Asyekh H. Muh As’ad waktu itu penulis selalu mendampingi
beliau sekitar tahun 1967 sampai tahun 1972.
Nama Penulis | 31
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
30
Pidato Haul ke 62 dam Milad As’adiyah ke 82 Biografi singkat AG. H.
As’ad, tgl 1 Februari 2015 di Sengkang Kabupaten Wajo, hlm 3 tahun 2015.
32 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
ki’ ri-Pariya narijajian puang saehe Abdullah Fatta. Matei puang sehe
Abdullah Fatta ritanggala 27 Ramalan taun 1235 hijeriah, naweleiwi ana
eppa. Ana macowae riyaseng sidi Arsyad, nappani sidi Muhammad Saleh,
nappani sidi Mahmud, makunreiye riyasen Aisya31 (terjemahan bebas dari
penulis : Mekkah 2 - 2 - 1371 H yang berbunyi inilah silsilah
keturunan nenek kita Abdullah Fatta. Tuan Syekh Abdullah Fatta
anak dari Abdulllah, orang dari Mirung berhijrah (pindah tempat)
ke Paria beristerikan orang Paria sehingga lahirlah Abdullah Fatta.
Syekh Abdullah Fatta meninggal dunia pada tanggal 27 Ramadhan
tahun 1235 Hijriah. Meninggalkan keturunan empat orang anak
masing-masing : Sidi Arsyad sebagai anak pertama, anak kedua Sidi
Muhammad Saleh, anak ketiga Sidi Mahmud dan anak
perempuannya namanya Aisyah sebagai anak keempat).
Abdullah adalah turunan orang Arab sesuai dari silsila Arab
Mekkah32, dari turunannya lahirlah Abdullah Fatta dari Mirung
berhijrah ke Paria yang isterinya bernama Maryam Iskandaria, yang
31
Op. Cit : H. Andi Syahrulyali Razak, hlm 4 tahun 2015
32
H. Abd Rahman As’ad, Riwayat Hidup Singkat dan Perjuangan Almarhum
Asich Al Allama K.H. M. As’ad, hlm 2 tampa tahun
Nama Penulis | 33
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
33
Informan : H. Andi Syahrulyali Razak dirumahnya di kota Sengkang tanggal
1 Februari 2015
34
Op. Cit : H. Andi Syahrulyali Rasak, hlm 5 tahun 2015.
35
Mas Alim Katu, 2010, Ulama Perintis Biografi Mini Ulama Sul-Sel, Penerbit
Pustaka Al Zikra, hlm 7.
34 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
36 Informan : Hj. St. Syari Banong, tahun 1972, dan Informan Hj. St Seng saudara
kandung Asyekh H. Muh As’ad sewaktu bersilaturrahim di rumah Jl Andi Oddang
Sengkang, tahun 1986
Nama Penulis | 35
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
37
Ibid : H. Andi Syahrulyali Razak, hlm 3-4, tahun 2015
38 Informan : H. Abd Rahman As’ad, Jl. Batua Raya Makassar, tahun 2014.
36 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
39
Ibid : H. Andi Syahrulyali Razak, hlm 5 tahun 2015
Nama Penulis | 37
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
38 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 39
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
41
Informan : K. H Muh Abduh Pabbaja dirumahnya Jl Sekolah Pare-Pare,
waktu bersilaturahim tahun 1995.
40 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
42
Informan : K. H Muh Abduh Pabbajah, di rumahnya Jl. Sekolah, waktu
bersilaturahim tahun 1995.
Nama Penulis | 41
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
42 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
oleh para ulama di Kota Madinah waktu itu sebagai seorang alim
ulama yang memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa.
Menurut versi H. Abd Rahman As’ad bahwa Anregurutta
K.H. Muhammad As’ad pernah belajar di Pondok Pesantren Al
Falah Mekkah (alumni), dan diajar oleh orang tuanya sendiri
Asyekh H. Abd Rasyid. Beliau banyak belajar kitab Syahrul
Azhariah dan Syahrul Ibnu Aqil, Tafsir Al-Jaelani pada tahun 1343
(1924 M) dan menghafal beberapa kitab yaitu Safinatun Najah,
Zabatul Aqaid, Kitab Jurumiah, Syahrudahlan, dan Al-Fiah (1.000
bait) serta Kitab Nahwu dan ilmu syaraf. Menghafal beberapa
mathan kitab-kitab seperti Sullamun Mantiq dan Mandzhumatubnu
Syuhria dan Annuhbatul Ashariah diajar oleh Asyekh Ambo
Wellang al-Bugisy, belajar kitab Syahrul Fawatka dan Syahrul Baikuni
dalam ilmu hadist dan Kitab Mallawi (ilmu mantik) dari Asyekh
Abbas Abd Jabbar seorang ulama besar di Kota Mekkah semuanya
kitab yang dipelajari itu hanya dipelajari dalam waktu singkat
mereka dapat menhafalnya dan menguasainya43.
43
H. Abd Rahman As’ad, tampa tahun; Riwayat Hidup Singkat dan
Perjuangan Al marhum Asyisch Al-Allama K. H. Muh As’ad Pendiri Perguruan
As’adiyah Sengkang Wajo (1907-1952 M), hlm 1.
Nama Penulis | 43
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
44 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
44
Ibid : H. A. Syarulyali Razak, hlm 6-8 tahun 2015
Nama Penulis | 45
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
46 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
dicintainya sebagai buah hati telah tiada pula pergi untuk selama-
lamanya mengha dap kehadirat Allah Swt.
c. Perintah Guru ke Toddang Angin (Wajo Sulawesi Sela
tan).
Setelah ayah Beliau Asyekh H Abd Rasyid dan ibunya H. St
Shalehah, isteri dan kedua anaknya telah berpulang ke
Rahmatullah, Beliau menghadap kepada gurunya Asyekh Akhmad
Syarif al-Sanusi. Pada waktu itu Beliau diperintahkan oleh gurunya
agar tetap pergi ke Toddang Angin (Wajo Sulawesi Selatan) yaitu
tempat kelahiran neneknya Asyekh H. Abd Rahman (Guru Teru)
untuk mengajarkan ilmu agama Islam, sebab menurut informasi
dari masyarakat Bugis Wajo pada waktu itu banyak pemahaman-
pemahaman agama yang keliru dan aliran-aliran sesat yang perlu
diluruskan.
Menurut Prof. Dr. Mattulada45 bahwa tradisi atau adat istia
dat yang sangat dilarang oleh syariat Islam namun masih dihidup-
hidupkan oleh masyarakat pada waktu itu adalah mappinang rakka’
(memberi sesajeng), mamanu-manu (bertenun tentang alamat baik
dan buruk terhadap sesuatu pekerjaan), mappa kerre (mempercayai
45
Ibid Mas Alim Katu, tahun 2010, hlm 20
Nama Penulis | 47
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
46
Ibid H. Abd Rahman As’ad, hlm 4
48 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
47
Informan : Hj. St. Syari Banong, tahun 1972
Nama Penulis | 49
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
48
Ibiden ahn 1972
50 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
49
H. Ambo Emme memperisterikan saudara kandung Asyekh H. Muh As’ad
yaitu Hj. St Seng , dalam usia yang masih muda belia sekitar umur 11 tahun
sewaktu mereka berada di Kota Mekkah.
Nama Penulis | 51
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
52 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
50
Ibid H. Abd Rahman As’ad, hlm 2
Nama Penulis | 53
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
51
Infirman : H. Datu Rumpang di rumahnya beliau adalah santri Asyekh H.
Muh As’ad.
52
Ibid : Andi Syahrulyali Razak, hlm 11-12 tahun 2015
54 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 55
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
53
Informan : H. Datu Rumpang, dirumahnya Watan Soppeng, tahun 1986.
56 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 57
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
54
Informan : K. H. Muh Abduh Pabbaja, dirumahnya Jl Lappade`Pare-Pare
tahun 2008. Lalu penulis bertanya kepada Anre Gurutta bahwa apa yang
baik dicita-citakan agar mudah terkabul, beliau menjawab ada tiga cita-cita
manusia yang mudah diterima doanya oleh Allah Swt, yaitu bercita-cita
untuk menambah ilmunya, bercita-cita untuk kawin agar terhindar dari dosa,
bercita-cita untuk membangun rumah, maka kesemua cita-cita ini akan
mudah dikabulkan oleh Allah Swt dan Allah akan memberikan reski yang
tidak disangkanya, itulah nasehat beliu pada penulis.
58 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
55
Informan: K. H. Muh Abduh Pabbaja, tahun 2008
Nama Penulis | 59
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
56
Informan : K. H. Abd Kadir Lc. dirumahnya Jl Tinumbu Makassar pada
tahun 1982, beliau ini adalah Dosen IKIP Ujung Pandang dan pernah
menjadi santri di Madrasah Arabiayah Al-Islami (MAI) Sengkang.
57
Google : http://staiasadiyah.ac.id/blog/2013/10/25/anre-gurutta-ag-
muhammad-asad-ulamaproduktif/# comment-25
60 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
58
Google : http://staiasadiyah.ac.id/blog/2013/10/25/anre-gurutta-ag-
muhammad-asad-ulamaproduktif/# comment-25
Nama Penulis | 61
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
62 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
59
Google : http://staiasadiyah.ac.id/blog/2013/10/25/anre-gurutta-ag-
muhammad-asad-ulamaproduktif/# comment-25
Nama Penulis | 63
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
64 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 65
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
66 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
60
Ibid. Mas`Alim Katu, Tahun 2010, hlm 32
Nama Penulis | 67
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
68 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
61
Ibid, Mas`Alim Katu, tahun 2010 hlm 37
Nama Penulis | 69
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
62
Ibid Mas Alim Katu, tahun 2010, hlm 39-40
70 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
63
Informan : Hj. St. Syari Banong, dirumah Jl Andi Oddang Sengkang, tahun
1972
Nama Penulis | 71
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
64
Informan : H. Muh Yahya As’ad, di rumah Jl Oddang Sengkang, tahun 1975
65
Informan : Hj. St. Syari Banong, Jl Andi Oddang Sengkang, tahun 1972
72 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 73
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
66
Informan : K. H. Muh Abduh Pabbaja, dirumahnya jl Sekolah, tahun 1994
74 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
67
Informan : H. Muh Yahya As’ad dirumahnya Jl A. Oddag Sengkang, tahun
1975
68
Informan : H. Muh Yahya As’ad dirumahnya Jl A. Oddang Sengkang tahun
1975
Nama Penulis | 75
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
69
Informan : H. St. Syari Banong, Jl Andi Oddang Sengkang, tahun 1972
70
Geoogle : blogspot.com/2012/06/riwayat-hidup-singkat-guru-besar-
kh.html
76 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
71
Geogle : blogspot.com/2012/06/riwayat-hidup-singkat-guru-besar-kh.html
72
Geogle : blogspot.com/2012/06/riwayat-hidup-singkat-guru-besar-kh.html
Nama Penulis | 77
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
78 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 79
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
73
Informan : H. Muh Yahya As’ad dan Abduh Samad, sekiatar tahun 1975.
80 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
hari tiga malam lamanya, tetapi Allah Swt menghendaki yang lain
karena pada radius sekitar 5 (lima) kilometer pimpinan gerombolan
itu bersama anak buahnya tidak dapat melihat arah jalan untuk
masuk ke Kota Sengkang, dimana kelihatan daerah itu ada kabut
yang menyelimuti, sehingga mereka pun kembali tanpa memperoleh
hasil74.
Oleh karena usaha penculikan terhadap Anregurutta K.H.
Muhammad As’ad oleh gerombolan mengalami kegagalan, maka
waktu itu gerombolan melakukan penyerangan selanjutnya dengan
membakar rumah-rumah penduduk di Kota Sengkang bahkan
Mesjid Jami Sengkang sebagai tempat pengajian (halaqah)
Anregurutta K.H. Muhammad As’ad` juga ingin dibakar.
Dimasukkanlah 3 (tiga) drum bensin oleh gerombolan dalam
Mesjid lalu disiramkan ke semua tiang-tiang Mesjid, akan tetapi
Allah Swt memberikan pertolongan kepada hambanya, dimana
bensin 3 (tiga) drum tadi semuanya berubah menjadi air sewaktu
disiramkan di tiang-tiang Mesjid, sehingga setiap menyalakan korek
api untuk membakar Mesjid justru yang terjadi sebaliknya korek api
tidak dapat menyala, sehingga gerombolan pada waktu itu kembali
74
Informan : Latangkoro, tinggal didaerah Pattirosompe Sengkang, tahun
1998..
Nama Penulis | 81
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
75
Informan : Hj. St. Syari Banong, tahun 1972
82 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
76
Informan : H. Datu Rumpan, tahun 1986 dan Abd Samad di Sengkang,
tahun 1980.
Nama Penulis | 83
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
77
Informan : Abd Samad, Sengkang tahun 1980
78
Informan : Hj. St. Syaribanong, tahun 1972
79
Informan : H. Muh Yahya As’ad, dirumah Jl. Andi Oddang Sengkang, tahun
1975
84 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
80
Informan: Latangkoro pada tahun 1998 tinggal di daerah Pattiro Sompe
Sengkang.mereka menceriterakan bahwa waktu terjadi pengepungan oleh
gerombolan mereka tak mampu merapat dengan jarak 5 kilometer karena
suasana kota Sengkang kelihatan kabut sehingga arah tujuannya tidak
menentu. Waktu pengepungan selama 3 hari 3 malam, tetapi gagal.
81
Informan : Hj. St. Syari Banong, di rumah Jl Andi Oddang Sengkang, tahun
1972
Nama Penulis | 85
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
86 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
82
Informan : H. Yahya As’ad , dirumah Jl Andi Oddang Sengkang pada tahun
1975
Nama Penulis | 87
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
88 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
83
Informan : Ustadz Drs. H. Amin Zakaria, di Mesjid Jami Sengkang, tahun
2013
84
Informan : K. H. Muh Abduh Pabbaja, dirumahnya Jl. Lapadde tahun 2008
Nama Penulis | 89
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
85
Informan : Ustadz Drs. H. Amin Zakaria, di Mesjid Jami Sengkang, Tahun
2013
90 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
Nama Penulis | 91
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
92 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
86
Informan : H. Muh Yahya As’ad dan Abd Samad tahun 1980.
Nama Penulis | 93
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
94 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
87
Informan : H. Datu Rumpang, H. Muh Yahya As’ad dan Abd Samad tahun
1975.
Nama Penulis | 95
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
96 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
sakratul maut telah tiba pada Beliau. Alhasil Allah Swt lebih
mendahulukan perasaan kegembi- raan dengan lahirnya seorang
cucu pertama perempuan yang mungil dari rahim anaknya H.
Syamsu Duha As’ad, sehingga Beliau sempat mendoakan dan
mencium cucunya sebelum menghadapi sakratul maut. Oleh sebab
itu untuk mengabadikan nama beliau kepada cucunya diberikan
nama Andi As’adiyah binti H. Datu Rumpang (As’adiyah artinya
pengikut As’ad)
Setelah itu Beliau memanggil keluarganya yaitu pamannya
H. Abd Razak serta penghafal Al-Qur’an H. Nihayah untuk
membacakan Surah Yasin dan Surah Al-Arrad. Pada saat H.
Nihayah membacakan Al-Qur’an kepada Beliau disaat menghadapi
sakratul maut sempat H. Nihayah terlupakan bacaannya, sehingga
Anregurutta K.H. Muhammad As’ad yang menyambungnya untuk
membenarkan bacaan nya. Jadi Beliau pada waktu itu sudah
mendekati ajalnya masih sempat menuntun orang yang membaca
al-qur’an kepadanya, itu menandakan hafalan al-qur’annya masih
kuat walaupun mereka sudah sakratul maut.
Anak yang tertua H. Muh Yahya As’ad berada dibagian
kepalanya lalu dipangkulah kepala Beliau yang mulai perlahan-
lahan ruhnya keluar dan badan Beliau mulai dingin yaitu berawal
Nama Penulis | 97
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
98 | Nama Penulis
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
88
Inmforman : K. H. Muh Abduh Pabbaja, di rumahnya Jl Lapadde tahun
2008. K. H. Abduh Pabbajah menyatakan eppo (cucu) kepada penulis sebab
sewaktu beliau berguru pada Asyekh H. Muhammad As’ad mereka
meganggap anak santrinya sebagai suatu keluarga dalam pesantern sehingga
anak cucunya selalu dipanggil eppo, ini menunjukkan bahwa pendidikan
yang dilaksanakan dalam pesanteren adalah sistem yang dipakai penuh
kekeluargaan. Ini menunjukkan hubungan emosional antara guru dengan
santri sangat tinggi.
Nama Penulis | 99
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren As’adiyah:
Menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin dari Tanah Sengkang -
Wajo
b. Sanad Thariqah
BAB 3
Melanjutkan Visi Misi Dakwah Anregurutta K.H.
Muhammad As’ad
89
Pimpinan Pusat As’adiyah, Buku Setengah Abad As’adiyah 1930-
1980, Sengkang, 1979, h. 9-10
90
Ibid., h. 11
91
Ibid.h. 11
92
Syekh Daud Ismail, Riwayat Hidup K.H. Muh. As’ad Pendiri Utama
As’adiyah Sengkang Wajo. 1989. h. 12-13
93
Pimpinan Pusat As’adiyah, Loc. Cit.
94
Ibid.
95
Syekh Daud Ismail, Op. cit., h. 14
96
Ibid.
97
Ibid.
98
Ibid., h. 15
99
Pimpinan Pusat As’adiyah.,Op.cit., h. 12
100
Ibid., h. 13
101
Ibid., h.15
102
Ibid., h. 16
B. Sistem Pendidikan
a. Antara Halaqah dan Klasikal
Sejak awal perkembangannya, pesantren ini sudah
mencoba mensinergikan antara sistem pendidikan
tradisional dan sistem yang diperkenalkan kolonial Belanda
dengan menempuh system klasikal (madrasi). Dan tahap
selanjutnya, sistem pendidikan madrasah di pondok
pesantren As’adiyah tersebut di tata ulang penjenjangannya
sesuai dengan sistem penjenjangan pendidikan nasional di
bawah pengaturan Departemen Agama Republik Indonesia
dengan menambah pelajaran umum dalam kurikulumnya.
Dengan demikian, santri yang mengikuti pendidikan di
lembaga tersebut memperoleh dua hal sekaligus: keluasan
ilmu pengetahuan dan kemantapan iman sekaligus.103
103
Mastuki dan M. Ishom El-Saha, ed. Intelektualisme
Pesantren;Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Perkembangan
Pesantren, (Cet. III; Jakarta: Diva Pustaka, 2006), h. 282
104
Muhammad As’ad, Pondok Pesantren As’adiyah, Jurnal "Al-
Qalam" Volume 15 Nomor 24 Juli - Desember 2009 h. 341
105
Aguswandi, Kontribusi AGH. Muhammad As’ad Terhadap
Pengembangan Dakwah di Sengkang Kabupaten Wajo (Suatu Kajian Tokoh
Dakwah), Jurnal Al-Khitabah, Vol. V, No. 2, November 2018, h. 128
106
Taqwa dan Muhammad Irfan Hasanuddin, Anregurutta H.M.
As’ad Dan Genealogi dan Studi Islam Asia Tenggara di Tanah Bugis Abad 20,
Palita: Journal of Social Religion Research, Vol.5, No.2, Oktober-2020, h.153
107
Ibid.
108
Ibid.
109
Ibid., h.154
110
Muhammad As’ad, Op.cit, h. 342
111
Muhammad Amin, Kepala Mts As’adiyah Putera 2 Pusat
Sengkang, 12 Maret 2021
112
Pimpinan Pusat As’adiyah,Op.cit.,h. 13 Jenis dan jenjang
pendidikan madrasah yang dibina As'adiyah pada saat ini terdiri atas
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah (MD), Madrasah Tsanawiyah
(MTs.), dan Madrasah Aliyah (MA). Kurikulum yang diterapkan pada
madrasah-madrasah ini adalah kurikulum Departemen Agama dengan
penambahan mata-mata pelajaran agama berdasarkan kurikulum As'adiyah
sendiri, seperti: Qur'an, Tajwid, Ushul Tafsir, Nahwu Sharaf, Qiraah
Muthalaah, Ushul Hadits, Faraid, ilmu Rasmi, dan pendidikan dakwah. Di
samping membina madrasah, untuk merespon animo masyarakat terhadap
sekolah umum, As'adiyah juga mendirikan sekolah dari tingkat SD sampai
SMU. Kurikulum yang diterapkan pada sekolah ini adalah kurikulum
Departemen Pendidikan dengan menambahkan mata-mata pelajaran agama
berdasarkan kurikulum As'adiyah. Lihat, Muhammad As’ad, Op.cit.,h. 343
113
Nurul Mawaddah, Urgensi Pendidikan Karakter Sebagai
Pengembangan Mental Peserta Didik Di Mts. As’adiyah Putra Ii Pusat
Sengkang, Jurnal Al-Ishlah Vol. XV No. 1, Januari – Juni 2017, h. 74-75
114
Pengurus Besar As’adiyah Periode 1993-1998, Pondok Pesantren
As’adiyah 1930-1994. h. 8-11
3110 orang, yang dibina oleh, 220 orang tenaga pengajar. 115
Jumlah tersebut mengalami perkembangan dari tahun ke tahun
seiring pertumbuhan cabang setiap tahunnya.
Di samping lembaga-lembaga yang disebutkan di atas,
Pondok pesantren As’adiyah sejak awal kehadirannya sampai
saat ini tetap mempertahankan system halaqah (pengajian kitab
kuning) yang dilaksanakan setiap malam sesudah shalat magrib
dan setiap subuh sesudah shalat shubuh yang diikuti oleh santri
dan santriwati As’adiyah dari tingkatan Ibtidaiyah sampai
tingkatan Perguruan Tinggi. 116
Untuk menampung jumlah santri yang begitu besar
jumlahnya, maka pengajian halaqah dilaksanakan pada tiga
tempat yaitu; 1) Masjid Agung Ummul Qura Kabupaten Wajo;
2) Masjid Jami, kampus putri As’adiyah; 3) Masjid Al-Ihlas,
kampus putra As’adiyah. Adapun kitab-kitab yang dipergunakan
sebagai pegangan dalam pengajian halaqah tersebut adalah; 1)
Tafsir Jalalain; 2) Shahibul Bukhari; 3) Sunan Abi Daud; 4)
115
Amiruddin Mustam, Pesantren Dalam Dinamika; Studi pada
Peranan As’adiyah dalam Pengembangan Pendidikan, Jurnal Al-Ishlah Vol. XV
No.I, Januari – Juni 2017, h. 22
116
Pengurus Besar As’adiyah Periode 1993-1998, Loc. cit.
117
Ibid., h. 12
118
Muh. Yunus Pasanreseng, Sejarah Lahir dan Pertumbuhan Pondok
Pesantren As’adiyah Sengkang, PB As’adiyah 1989-1992, 1992, h.39
119
Agus Muchsin, Penerapan Manhaj Terhadap Penguatan Fikih
Kaderisasi Ulama Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Jurnal Hukum
Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016, h. 164
120
Ibid., h. 165
121
Muhammad Irfan H dan Sudirman, Transformasi Elemen
Pesantren pada Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren As’adiyah
Sengkang: Kontinuitas dan Perubahan IQRO: Journal of Islamic Education Vol.
3, No.1, Juli 2020, h. 111
122
Ibid., h. 112
123
Darlis, Peran Pesantren As’adiyah Sengkang dalam Membangun
Moderasi Islam Di Tanah Bugis, Jurnal Mishbah, Vol. XII No. 1, Januari-Juni
2016, h. 126
124
Ibid., h. 127
125
Muh. Yunus Pasanreseng, Op.cit., h. 40.
126
Ibid., h. 41
127
Ibid.
128
Irdayanti, Strategi Komunikasi dalam Pembinaan Santriwati di
Pondok Pesantren As’adiyah Putri Sengkang, Skripsi UIN Alauddin Makassar,
2017, h. 3-4
129
Muh. Yunus Pasanreseng, Loc. Cit.
130
Muhammad Takbir Malliongi, Negosiasi Antara Tradisi dan
Modernitas di Pesantren As’adiyah Sengkang Sulawesi Selatan, Jurnal
Kenosis, Vol. 4 No. 2, Desember 2018, h. 229
131
Ibid., h. 230
132
Muhammad As’ad, Op. cit., h. 350
133
Muhammad Irfan Hasanuddin dan Sudirman, Op. Cit., h. 107-108
134
Faridah Rahman, dkk., Penerapan Program Aksara Lontara Dan
Ms Office Untuk Menerjemahkan Al-Quran Ke Dalam Bahasa Bugis Di
135
Muhammad As’ad, Op. cit., h. 351
136
Ibid.
137
Darlis, Op. Cit., h. 128-129
138
Amiruddin Mustam, Op. Cit., h. 20-21
139
Ibid.
140
Muhammad As’ad, Op. cit., h. 351
141
Ibid., h. 352
142
Lihat, Syarifuddin, Jaringan Intelektual Ulama Pinrang, Pusaka
Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 2, 2020, h. 229
143
Ibid., h. 235-236
144
Hamzah Manguluang, Riwayatku dan Riwayat Guru Besar K.H.
M. As’ad, h. 1.
145
Zainuddin Hamka, Corak Pemikiran Keagamaan Gurutta Muh.
As’ad (Disertasi), h. 143
146
Daud Ismail, Op. cit., h. 9-11.
147
Muhammad As’ad, Op. Cit., h. 348
148
Ibid., h. 349
149
Ibid.
150
Ibid., h. 353
BAB 4
Dari Masa ke Masa: Jejak Inovasi Dan Pengabdian Pimpinan
Dan Tokoh Pondok Pesantren As’adiyah
A. Lintas Pimpinan
a. Anregurutta K.H. Daud Ismail (1953-1961)
AG. K.H. Daud Ismail memimpin As’adiyah sejak ia
tunjuk oleh Panitia Pelanjut Madrasah Arabiyah Islamiyah pasca
wafatnya AG. K.H.M. As’ad. Dalam masa kepemimpinannya,
ia bersama-sama dengan AG. K.H.M. Yunus Martan
menakhodai As’adiyah dalam tahun 1953 hingga 1961.
Ketika AG. K.H.M. As’ad wafat 29 Desember 1952, ia
tidak meninggalkan pesan atau petunjuk tentang siapa yang
akan melanjutkan kepemimpinannya. AG. K.H.M. As’ad juga
tidak mengharuskan pelanjut kepemimpinannya mesti dari
Bani As’ad. Sebaliknya AG. K.H.M. As’ad justru pernah
berwasiat bahwa “MAI tidak boleh diserahkan baik kepada
organisasi lebih-lebih kepada perorangan, karena MAI milik
Allah bukan milik Muhammad As’ad”151
151
Hamzah Manguluang, 1990, Anâ wa Syaikhî, Riwayatku dan
Riwayat Guru Besar Ky. H. M. As-ad, Sengkang, h. 12
152
AG. K.H. Daud Ismail bermukim di Watampone, sejak diangkat
sebagai pejabat Penghulu Syara’ pada tanggal 16 Mei 1951
153
Panitia Pelanjut MAI kemudian menemui AG. K.H.M. Yunus
Martan di Belawa. Diutuslah H.M. Yunus Tancung untuk menyampaikan
harapan AG. K.H. Daud Ismail. AG. K.H.M. Yunus Martan ternyata bersedia
meninggalkan segala aktivitasnya (pejabat syara’/kali dan pimpinan Madrasah
Arabiah Belawa) untuk bersama-sama AG. K.H. Daud Ismail menjalankan
amanah. Lihat dalam Muh. Yunus Pasanreseng, 1989, Sejarah Lahir dan
Pertumbuhan Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang: Pengurus Besar
As’adiyah, 1989-1992, h. 78
154
Ahmad Muktamar Badruddin, Kepemimpinan K.H.M. Yunus
Martan dalam Mengembangankan Pesantren As’adiyah (1961-1986)
Disertasi, PPS UMI Makassar, 2019, h. 143
155
Ibid. h. 144
156
Ibid.
As’adiyah, 1982, h. 12
158
Amin Zakaria wawancara, 23 Januari 2019 dalam Ahmad
Muktamar Badruddin, Op.Cit. h. 148
159
Yunus Martan, Loc.Cit.
160
Ibid. h. 13
161
Rafii Yunus Martan, As’adiyah, Dulu dan Kini, makalah
disampaikan dalam Workshop Jaringan Ulama Sulawesi Selatan, STAI
As’adiyah kerja sama dengan Balai Litbang Kemenag Makassar, Sengkang,
2015, h. 12
162
Yunus Martan, Loc. Cit
163
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 13
164
Yunus Martan, Op.Cit. h. 46-47
165
Ibid. h. 13
166
Amin Zakaria, wawancara, tgl. 23 Januari 2019 dalam Ahmad
Muktamar Badruddin (2019), Op.Cit. h. 150
167
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 14
168
Ibid.
169
Ibid. h. 18
170
Yunus Martan, Op.Cit. h. 4
171
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 14
Sitti Salmiah Dahlan, Rihlah Ilmiah AGH. Muhammad As’ad Dari
172
174
Azhar Nur, “AGH. Yunus Martan : Pendidik dan Penulis” dalam
Muhammad Ruslan dan Waspada Santing (ed). Ulama Sulawesi Selatan:
Biografi Pendidikan dan Dakwah, Komisi Informasi dan Komunikasi MUI
Sulawesi Selatan, Makassar. 2007, h. 318-319
175
Ahmad Muktamar Badruddin (2019), Op.Cit. h. 204-205
176
Lihat dalam Ibid. h. 206-213
177
Andi Muhammad Hatta Walinga, Warisan Intlektual Sang Maha
Guru, Biografi K.H. Muhammad As’ad, Zadahaniva, Solo, 2017, h. 5
178
Rafii Yunus Martan dalam https://patauntung.blogspot.
com/search?q =Hamzah+Badawi, diakses 15 Desember 2021)
179
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 19
180
Dokumen Pengurus Pusat Pesantren As’adiyah, 12 Desember 2018
181
Saprillah, Pengabdian Tanpa Batas, Biografi Anregurutta Hji
Abdul Malik Muhammad, Zadahaniva, Solo, 2014, 26
182
Ibid. h. 28
183
Ibid. h. 33
184
Ibid. h. 35
185
Anwar Sadat dalam Ibid. h. 33
186
Azhar Nur, AGH. Yunus Martan : Pendidik dan Penulis” dalam
Muhammad Ruslan dan Waspada Santing (ed). Ulama Sulawesi Selatan:
Biografi Pendidikan dan Dakwah, Komisi Informasi dan Komunikasi MUI
Sulawesi Selatan, Makassar, 2007, h. 78
187
Saprillah, Op.Cit. h. 40
188
Ibid. h. 51
189
Rafii Yunus Martan dalam Ibid. h. 52
190
Arsyad Abdullah, wawancara, tgl. 25 Januari 2019 dalam Ahmad
Muktamar Badruddin, Op.Cit. h. 160
191191
Andi Rasyadi dalam Saprillah, Op.Cit, h. 98
192
Ahmad Muktamar Badruddin, Prospek Pondok Pesantren
As’adiyah : Telaah Tentang Pengembangan Pesantren As’adiyah, Faktar
IAIN Alauaddin, 1993, (skripsi), h. 44
193
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 20
194
Abdul Malik dalam Ahmad Muktamar Badruddin, Op.Cit. h. 162
195
Rafii Yunus Martan, Loc. Cit.
196
K.H.Abdul Malik dalam Ahmad Muktamar Badruddin (1993),
Op.Cit. h. 45-46
197
Ahmad Muktamar Badruddin, Op.Cit. h. 164
198
Ibid.
199
Baharuddin Rahman, Wawancara, tgl. 13 Desember 2018, dalam
Ibid. h. 165
200
Ibid. h. 166
201
Baharuddin Rahman, Wawancara, tgl. 13 Desember 2018, dalam
Ibid.
202
Hj. Husnah, Wawancara, tgl. 14 Desember 2018, dalam Ibid. h.
167
203
Dokumen Nomor Urut Cabang, Pengurus Pusat Pondok Pesantren
As’adiyah tahun 2021
205
Ibid. 32
206
Ibid
207
Muhammad Sagena, Wawancara, tgl. 26 Januari 2019, dalam
Ahmad Muktamar Badruddin, Op.Cit. h. 171
208
Ahmad Muktamar Badruddin, 2015, Op.Cit. h. 32-33
209
Ibid. h. 33
210
Ahmad Muktamar Badruddin (2019), Op.Cit. h. 173-174
211
Sulaeman Abdullah, Wawancara, tgl. 14 Desember 2018 dalam
Ibid. h. 174-175
212
Harian “Fajar” Rafii Yunus Setelah Terpilih Jadi ketua Umum
As’adiyah, Terobesesi Kembalikan Kejayaan As’adiyah, Makassar, 2002, h.
18
213
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 21
214
Ibid.
215
Ibid.
AG. Prof. Drs. H.M. Rafii Yunus Martan, M.A, Ph.D dapat
disaksikan pada kemajuan-kemajuan antara lain,
mengoptimalkan Koperasi Pondok Pesantren As’adiyah
(KPPA), Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), Pertokoan As’adiyah
Mart, Unit Usaha Kantin, lembaga sektor ril bidang perumahan
(baik di dalam kota Sengkang maupun di daerah lain).
Demikian pula dengan lembaga sektor ril penjualan kapling
perumahan yang terletak di Sengkang, Bone dan Makassar.
Upaya pengembangan yang Ketiga dalam periode ini,
yaitu pengadaan area kampus baru sebagai penambahan
kampus-kampus sebelumnya (Kampus I/Kampus Puteri yang
berlokasi di Kompleks Masjid Jami Jl. K.H.M. As’ad Sengkang,
Kampus II yang berlokasi di Jl. Veteran Lapongkoda
Sengkang, dan Kampus III yang berlokasi di Macanang Kec.
Majauleng Kab. Wajo). Dalam periode ini berhasil diusahakan
pembangunan Kampus IV yang bertempat di Jl. Andi Unru
Sempange Kec. Tanasitolo Kab. Wajo. Di lokasi Kampus IV
ini telah terbangun gedung-gedung peruntukan kegiatan belajar
Ma’had Aly dan Pendidikan Diniya Formal (PDF) Ulya. Di
tempat ini juga telah berdiri serta telah digunakan sebuah
216
Masjid AG.K.HM. Yunus Martan, Kampus IV, Observasi, tgl. 25
Desember 2021
217
Muhyiddin Tahir, Wawancara, tgl. 7 Desember 2018, dalam
Ahmad Muktamar Badruddin (2019) Op.Cit. h. 178
218
Rafii Yunus Martan, Op.Cit. h. 23
219
Ibid.
220
Abd. Wahid Hasyim, “Strategi Pembelajaran Al-Quran Pada
Lembaga Majelis Al-Qurra’ Wa Al-Huffaz Pondok Pesantren As’adiyah
Sengkang Kabupaten Wajo”, Jurnal UIN Alauddin Vol. 6 No. 2, Makassar,
2017, h. 363
221
Muhammad Sagena, Wawancara, tgl. 26 Januari 2019, dalam
Ahmad Muktamar Badruddin (2019), Op.Cit. h. 183
222
Ibid.
223
Muhammad Sagena, Wawancara, tgl. 26 Januari 2019 dalam Ibid.
h. 184
224
Muhammad Sagena, Wawancara, tgl. 26 Januari 2019 dalam Ibid.
h. 185
225
Muhammad Sagena, Wawancara, tgl. 26 Januari 2019 dalam Ibid.
226226
Andi Syahrul Yali Razaq, Wawancara, tgl. 23 Mei 2021 di
Sengkang
wafat. Pada saat yang sama, beliau juga diserahi amanah untuk
mengajar di MTs dan Madrasah Aliyah As’adiyah, serta
menjabat Kepala Madrasah Aliyah As’adiyah Putera hingga
tahun 2006.
Di perguruan tinggi, AG. K.H. Abu Nawas Bintang juga
mengabdi di Institut Agama Islam As’adiyah. Mulai dari dosen,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ketua Jurusan
Aqidah Filsafat, Dekan Fakultas Ushuluddin, dan terakhir
sebagai Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) As’adiyah Sengkang. Selain itu, beliau juga menjabat
sebagai Syaikhul Ma’had hingga ahir hayatnya. di sela-sela
mengajar di Ma’had Aly. Gurutta juga aktif memberikan
halaqah/mappesantren magrib dan subuh hari di Kampus dan
Masjid Raya Sengkang sampai beliau wafat pada tahun 2015
bertepatan 24 zulqaidah 1437 H dan persis 15 hari Idul Adha.
AG. K.H. Abu Nawas Bintang menikah dengan Hj Sitti
Bahra pada tahun 1965. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai 2
putera dan puteri, masing-masing :
a. Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.A (lahir 25 agustus
1966)
b. Sitti Husna Abu Nawas, S.Pd.I (lahir 17 Februari 1968)
yakni antara tahun 1954 hingga 1960. Pada tahun 1960 hingga
1963 beliau melanjutkan pendidikannya di Madrasah
Menengah Pertama (MMP) dan sekaligus merangkap di
Madrasah Tsanawiyah As’adiyah. Kemudian, pada tahun 1963-
1965, beliau melanjutkan pendidikannya di Madrasah
Menengah Atas (MMA) sekaligus merangkap Aliyah As’adiyah.
Selama belajar mulai tingkat dasar hingga menengah atas, ia
sangat berminat pada mata pelajaran Tajwid dan Berhitung.
Pada tahun 1966, AG. Dra. Hj. Sitti Aminah Adnan,
M.Ag melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Islam
As’adiyah (PTIA) dengan jurusan Ushuluddin (Sarjana
Muda/B.A). Sementara program sarjana ditempuh pada tahun
1977-1986 pada Fak. Ushuluddin IAIN Alauddin
Ujungpandang. Sedangkan gelar Magister diperoleh di Program
Studi Pengkajian Islam Pascasarjana Universitas Muslim
Indonesia (UMI) pada tahun 2003. Kuliahnya di perguruan
tingi, dijalaninya tanpa melepaskan tugas pokoknya sebagai
PNS (guru).
AG. Dra. Hj. Sitti Aminah Adnan, M.Ag, memiliki
ketekunan dan keuletan yang sangat tinggi. Karena
kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, maka beliau tidak
BAB 5
Membangun Jaringan Ulama Lokal, Nasional Dan Global
A. Jaringan Ulama Pondok Pesantren As’adiyah dari Lokal,
Nasional, dan Global: Sebuah Refleksi Historis
Keberadaan Anegurutta Muhammad As’ad dalam merintis
Pondok Pesantren As’adiyah telah melewati fase waktu yang cukup
panjang sejak awal berdirinya dari 1930 sampai sekarang. Dalam
fase waktu tersebut, Pondok Pesantren As’adiyah, yang pada awal
berdirinya bernama Madrasah ‘Arabiyah Islamiyah, telah melahirkan
banyak ulama dan cendekiawan muslim yang telah turut
berpartisipasi dalam mewarnai kancah nasional dan global dalam
transformasi ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari
keberadaan alumni Pondok Pesantren As’adiyah yang banyak
menduduki jabatan strategis baik dalam institusi kelembagaan
pemerintah atau sosial kemasyarakatan. Tampilnya para alumni
Pondok Pesantren As’adiyah dalam berbagai institusi kelembagaan
pemerintah atau sosial kemasyarakatan tersebut telah memberikan
beberapa implikasi konstruktif bagi salah satu pondok pesantren
tertua di Sulawesi Selatan ini misalnya semakin dikenalnya pondok
pesantren bagi berbagai kalangan khususnya bagi pihak-pihak yang
227
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian
tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994),
h. 60
228
Website Pondok Pesantren As’adiyah, Cabang Pondok Pesantren
As’adiyah, https://asadiyahpusat.org/pendidikan/cabang-asadiyah/ (23 Juni
2021)
229
al-Islamiyah. Dalam implementasinya, Haiah Takaful li
Munadzamah al-Tarbiyah al-Islamiyah melaksanakan suatu program
pengkaderan ulama yang bertujuan untuk menjaga regenerasi ulama
yang diyakini akan semakin berkurang dari waktu ke waktu, paling
tidak ulama yang memiliki kharisma kebijaksanaan dalam
memgamalkan ilmu yang dimilikinya. Pada waktu itu, dari keempat
pondok pesantren tersebut yang tergabung dalam Haiah Takaful li
Munadzamah al-Tarbiyah al-Islamiyah maka Pondok Pesantren Dar al-
Da’wah wa al-Irsyad Parepare mendapatkan giliran pertama untuk
melaksanakan program pengkaderan ulama dimana yang menjadi
peserta adalah para mahasantri yang berasal dari keempat pondok
pesantren tersebut. Pelaksanaan program pengkaderan ulama pada
Pondok Pesantren Dar al-Da’wah wa al-Irsyad Parepare ini
berlangsung pada 1966 yang menjadi suatu barometer dalam
melihat bagaimana jaringan ulama berkembang pada Pondok
Pesantern As’adiyah dan berbagai pondok pesantren yang memiliki
hubungan emosional-historis dengannya. Karena adanya persoalan
keterbatasan dana, pelaksanaan program pengkaderan ulama pada
229
Idham, Pola Pengkaderan Ulama di Sulawesi Selatan: Studi pada
Program Ma’had Aly Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang kabupaten
Wajo. (Jurnal al-Ulum Vol. 17 No. 2 Tahun 2017), h. 450
230
Saddam Husein, Nilai-Nilai Moderasi Islam di Pesantren: Studi
Kasus pada Ma’had Aly As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo Sulawesi
Selatan, (Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 56
231
Wikipedia: Ensiklopedia Bebas, Nasaruddin Umar,
https://id.wikipedia.org/wiki/Nasaruddin_Umar#Penghargaan (13 Juni 2021)
232
Mulia Raya Foundation, Curriculum Vitae Prof. Dr. Musdah
Mulia, M.A.
https://muslimahreformis.org/beranda/post_profil_musdah/curriculum-vitae-
musdah-mulia/ (28 Juni 2012)
234
Bahaking Rama, Jejak Pembaharuan Pendidikan Pesantren:
Kajian Pesantren As’adiyah Sengkang, (Jakarta: Parodatama Wiragemilang,
2003), h. 166
236
Wawan Wahyuddin, Kontribusi Pondok Pesantren terhadap
NKRI, (Saintifica Islamica: Jurnal Kajian Keislaman Vol. 3 No. 1 Tahun
2016), h. 34
237
Saddam Husein, Nilai-Nilai Moderasi Islam di Pesantren: Studi
Kasus pada Ma’had Aly As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo Sulawesi
Selatan, (Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 6
238
Husein Muhammad, Islam yang Mencerahkan dan
Mencerdaskan: Memikirkan Kembali Pemahaman Islam Kita, (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2020), h. 113
nilai Islam. Salah satu wujud konkrit dari upaya untuk mewarnai
Maccera’ Tappareng dengan nilai-nilai Islam yang berbasis etika
tauhidik adalah merubah beberapa bagian imanen dalam ritual
Maccera’ Tappareng tersebut yang mengandung paham animisme dan
dinamisme lalu menggantinya dengan nilai Islam adalah ketika
kerbau yang biasanya disembelih sebagai wujud pengorbanan
dengan mengalirkan darah hewan sembelihan (maccera’) untuk
penjaga danau diganti dengan wujud kesyukuran pada Allah swt.
atas limpahan hasil ikan dari Danau Tempe sebagai rezeki yang
dianugerahkan-Nya. Salah satu implikasi praktisnya adalah kepala
kerbau yang selama ini dibuang di tengah danau kemudian tidak lagi
di buang di tengah danau tapi dikonsumsi bersama-bersama.
Disinilah wujud kontribusi ulama Pondok Pesantren As’adiyah
yang banyak terlibat dalam pelaksanaan ritual Maccera’ Tappareng
baik sebagai tokoh dalam pemerintahan ataupun sebagai tokoh
masyarakata yang memiliki otoritas dalam melakukan perbaikan-
perbaikan pada kebudayaan lokal dari sistem sosial masyarakat dari
yang tadinya bernuansa animisme dan dinamisme dengan
politeismenya menjadi kebudayaan lokal yang bernuansa Islam
dengan konsep monoteismenya.
239
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Moderasi
Beragama, h. 43-46
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman As’ad, H., Riwayat hidup Singkat dan Perjuangan Al
Marhum Asysch Al Allama K. H. Muh As’ad Pendiri
Perguruan As’adiyah Sengkang Wajo.
Aguswandi, Kontribusi AGH. Muhammad As’ad Terhadap
Pengembangan Dakwah di Sengkang Kabupaten Wajo (Suatu
Kajian Tokoh Dakwah), Jurnal Al-Khitabah, Vol. V, No. 2,
November 2018
As’ad, Muhammad. Pondok Pesantren As’adiyah, Jurnal "Al-Qalam"
Volume 15 Nomor 24 Juli - Desember 2009
Geogle : blogspot.com/2012/06/riwayat-hidup-singkat-guru-
besar-kh.html.
Geoogle : http://staiasadiyah.ac.id/blog/2013/10/25/anre-
gurutta-ag-muhammad-asad-ulamaproduktif/#comment-25
Geoogle : http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-
id,19157-lang;id c,tokoh-t,Tawadhu-.phpx.
Geoogle : httpsbundokanduang.wordpress.com/2008/10/10
Hamka, Zainuddin Corak Pemikiran Keagamaan Gurutta Muh. As’ad
(Disertasi)
Hasyim, Abd. Wahid, 2017, “Strategi Pembelajaran Al-Quran Pada
Lembaga Majelis Al-Qurra’ Wa Al-Huffaz Pondok
Pesantren As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo”, Jurnal
UIN Alauddin Vol. 6 No. 2, Makassar
Mas Alim Katu dkk, 2010, Ulama Perintis Biografi Mini Ulama Sul-
Sel, Penerbit Al-Zikra.
Walinga, Muh. Hatta, 1981, Kiai Haji Muhammad As’ad: Hidup dan
Perjuangannya, Skripsi Sarjana, Fakultas Adab IAIN
Alauddin Ujung Pandang
Walinga, Muh. Hatta, 2017, Warisan Intlektual Sang Maha Guru, Biografi
K.H. Muhammad As’ad, Zadahaniva, Solo
NARA SUMBER
1. Hj. St. Syari Banong, isteri Anregurutta K.H. Muhammad
As’ad
2. H. Yahya A’sad, Anak Asyekh H. Muh As’ad.
3. H. Abd Rahman As’ad, santri dan anak Asyek H. Muh As’ad.
4. Hj. St Seng, saudara kandung Anregurutta K.H. Muhammad
As’ad.
5. H. Datu Rumpang, santri dan menantu Anregurutta K.H.
Muhammad As’ad, mantan Ketua Pengadilan Agama Soppeng
dan Mamuju dan mantan Hakim Tinggi Agama Islam Sul-Sel
6. Abd Samad, santri dan kemanakan Anregurutta K.H.
Muhammad As’ad
7. K. H. Muh Abduh Pabbaja, santri dan sekretaris Anregurutta
K.H. Muhammad As’ad, serta mantan anggota MPR RI.