SEJARAH NABI
OLEH:
MUHAMMAD FAIZ, M.A
ii
1. Pengertian Rasul-Rasul Ulul Azmi ............................................................ 40
2. Dakwah Rasul Ulul Azmi dan Tantangannya............................................ 41
C. Evaluasi......................................................................................................... 65
BAB V KONDISI JAZIRAH ARAB SEBELUM DIUTUSNYA NABI
MUHAMMAD SAW ............................................................................................ 67
A. Pendahuluan ................................................................................................. 67
B. Pembahasan .................................................................................................. 68
1. Arab Sebelum Islam................................................................................... 68
2. Kondisi Geografis Dan Iklim ..................................................................... 69
3. Flora Dan Fauna......................................................................................... 72
4. Sejarah Agama Jazirah Arab...................................................................... 74
C. Evaluasi......................................................................................................... 77
BAB VI NABI MUHAMMAD SAW MERINTIS MASYARAKAT MADANI DI
MADINAH ........................................................................................................... 78
A. Pendahuluan ................................................................................................. 78
B. Pembahasan .................................................................................................. 79
1. Sejarah Terbentuknya Masyarakat Madani ............................................... 79
2. Hambatan dan tantangan ............................................................................ 81
3. Sejarah Terbentuknya Piagam Madinah .................................................... 82
4. Hijrahnya Nabi dan kaum muslim ke Madinah ......................................... 83
5. Isi dan Latarbelakang Piagam Madinah..................................................... 84
C. Evaluasi......................................................................................................... 86
BAB VII KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW DAN KARAKTER
UNGGUL RASUL PENUTUP PARA NABI ...................................................... 87
A. Pendahuluan ................................................................................................. 87
B. Pembahasan .................................................................................................. 88
1. Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW ..................................................... 88
2. Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad SAW ............................... 89
3. Muhammad SAW Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan Holistik .......... 92
4. Muhammad sebagai Pemimpin Sosial Politik ........................................... 93
5. Urgensitas Nilai-nilai Sifat Wajib Rasul sebagai Karakter Kepemimpinan
Seorang Manajer ............................................................................................ 95
iii
6. Kunci Kesuksesan Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW ................... 100
C. Evaluasi....................................................................................................... 100
BAB VIII RELEVANSI MISI DAKWAH NABI MUHAMMAD DENGAN
NABI NABI TERDAHULU ............................................................................... 101
A. Pendahuluan ............................................................................................... 101
B. Pembahasan ................................................................................................ 102
1. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad SAW ........................................... 102
2. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah ........................................... 102
3. Hijrah Periode Mekkah ............................................................................ 104
4. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah .......................................... 105
5. Relenvansi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Dengan Nabi Nabi
Terdahulu ..................................................................................................... 107
C. Evaluasi....................................................................................................... 109
DAFTAR PUTAKA ........................................................................................... 111
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan:
Wakil Dekan I Fak. Ushuluddin, Adab dan
Humaniora
v
BAB I
Kompetensi Dasar
Indikator
A. Pendahuluan
Dalam bahasa Indonesia, beberapa istilah yang maknanya sama dengan
sejarah seperti babad, hikayat, riwayat, atau histori dapat diartikan sebagai suatu
runtutan kejadian dan peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau yang
meliputi asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah dan
benar-benar terjadi dulunya. Sedangkan secara istilah sejarah bisa diartikan sebagai
kisah atau Sejarah kehidupan seorang tokoh yang sering diungkapkan atau disebut
perjalanan hidup, riwayat hidup, atau biografi.
1
bertahap ini memiliki kisah sejarah tersediri yang melatar belakanginya.
Kandungan Al-Qur’an bukan hanya sebatas kisah-kisah saja, tapi Qur’an juga
merupakan petunjuk, rahmat, pembenar kitab-kitab sebelumnya, pemberi
peringatan, sebagai kabar gembira, serta pembeda antara yang haq dan yang bathil.
B. Pembahasan
1. Pengertian Sejarah
Dalam bahasa Arab disebut dengan: تاريخ, tārīkh yang memiliki makna
sejarah adalah kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya
dengan manusia. Dalam bahasa Indonesia, beberapa istilah yang maknanya sama
dengan sejarah seperti babad, hikayat, riwayat, atau histori dapat diartikan sebagai
suatu runtutan kejadian dan peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau yang
meliputi asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah dan
benar-benar terjadi dulunya. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang
artinya apa yang diketahui karena penyelidikan. Jadi secara bahasa sejarah yaitu
rangkuman atau cuplikan tentang perjalanan hidup seseorang atau tokoh yang
didalamnya terdapat peristiwa-peristiwa baik suka maupun duka, perjuangan, mulai
dari lahir-wafatnya.
Sedangkan secara istilah sejarah bisa diartikan sebagai kisah atau Sejarah
kehidupan seorang tokoh yang sering diungkapkan atau disebut perjalanan hidup,
riwayat hidup, atau biografi.
Dari ayat diatas kita bisa memahami bahwa sejarah itu penting untuk
kehidupan kita karena selain berisi tentang perjalanan hidup para nabi dan rasul
juga kita bisa mengambil manfaat dari cerita tersebut dengan mencontoh perbuatan
2
dan perilaku atau sifat-sifat yang baik dan tauladan dan menerapkannya di
kehidupan kita sehari-hari sehingga hidup kita lebih terarah.
3
3. Urgensi Sejarah Nabi Surah Ibrahim
Surah Ibrahim merupakan surah Makkiyah yang teridiri dari 52 ayat dan
menempati urutan surah ke 14 dalam Al-Qur’an. Dinamakan Ibrahim, karena surah
ini mengandung doa Nabi Ibrahim yaitu ayat 35 sampai dengan 41. Berikut ayat
yang mencantumkan do’a Nabi Ibrahim diantaranya :
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari
menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah
menyesatkan kebanyakan dari manusia; maka barang siapa yang mengikutiku,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku; dan barang siapa yang
mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
2. Do'a pertama ketika meninggalkan Hajar dan Ismail
ِْ َام نعب ْدَ أَن َو َبنِىْ َْوٱجنبنِى َء ِامنًا ٱلبَلَ ْدَ َٰ َهذَا ٱج َعلْ َر
َْ ب ِإب َٰ َرهِيمْ قَا
ْل َو ِإذ َْ ٱْلَصن
4
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami
sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala
puji bagi Allah, yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan
Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan)
doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri
ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari
terjadinya hisab (hari kiamat)."
Berikut sebagian ayat tentang kisah para nabi dalam surah Al-Anbiya’ :
{ِْيم آتَينَا َولَقَد َْ أَنتمْ التِي الت َماثِيلْ َه ِذ ِْه َما َوقَو ِم ِْه ْلبِي ِْه قَا
َْ ( َعا ِل ِمينَْ بِ ِْه َوكنا قَبلْ ِمنْ رشدَهْ إِب َراه51) ْل إِذ
َْ ضاللْ فِي َوآبَاؤكمْ أَنتمْ كنتمْ لَقَدْ قَا
( َعا ِكفونَْ لَ َها52) ( َعابِدِينَْ لَ َها آبَا َءنَا َو َجدنَا قَالوا53) ل َ ْ( مبِين54) قَالوا
ق أ َ ِجئتَنَا
ِْ ( الال ِع ِبينَْ ِمنَْ أَنتَْ أَمْ ِبال َح55) ل
َْ ت َربُّْ َربُّكمْ بَل قَا
ِْ ض الس َم َاوا َ َذَ ِلكمْ َعلَى َوأَنَا ف
ْ ِ ط َرهنْ الذِي َواْلر
َْ( الشا ِهدِينَْ ِمن56)
5
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah
kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaannya).
(51) (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Patung-
patung apakah ini yang kalian tekun beribadat kepadanya?” (52) Mereka menjawab,
"Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (53) Ibrahim berkata,
"Sesungguhnya kalian dan bapak-bapak kalian berada dalam kesesatan yang
nyata.” (54) Mereka menjawab, "Apakah kamu datang kepada kami dengan
sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?"(55)
Ibrahim berkata, "Sebenarnya Tuhan kalian ialah Tuhan langit dan bumi yang telah
menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas
yang demikian itu.”(56)
Allah Swt. Menceritakan dalam ayat tersebut perihal kekasih-Nya, yaitu Nabi
Ibrahim a.s.; bahwa Dia telah menganugerahinya hidayah kebenaran sebelum itu.
Yakni sejak ia kecil Allah telah mengilhamkan kebenaran dan hujah kepadanya
untuk mendebat kaumnya. Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk terus memurnikan
keimanan kepada Allah, termasuk dengan mengasah logika untuk meneguhkannya.
Kesadaran tauhid ini bahkan sudah dimiliki oleh Nabi Ibrahim ketika masih muda
belia.
Perdebatan antara Nabi Ibrahim dan kaumnya dapat mengingatkan kita untuk
selalu meneguhkan keimanan kita, dengan argumen yang logis. Pelajaran dari kisah
Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk terus memurnikan keimanan kepada Allah,
termasuk dengan mengasah logika untuk meneguhkannya.
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami
memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari
bencana besar. Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah mendustakan
ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami
tenggelamkan mereka semuanya. ( Q.S Al-Anbiya’ ayat : 76 dan 77 )
6
Pada Ayat 76- 77 ini Allah SWT menegaskan bagaimana Dia menyelamatkan
Nabi Nuh bersama pengikutnya dari bencana banjir yang sangat besar. Dan
membinasakan kaumya yang tidak mempercayai ajaran tauhid yang dibawa oleh
Nabi Nuh as bahkan menentang dan melakukan hal yang dilarang oleh Allah SWT.
7
Allah Swt. menceritakan tentang Ayub a.s. dan musibah yang menimpanya
sebagai cobaan untuk dirinya. Musibah itu menimpa harta benda, anak-anaknya,
juga tubuhnya. Demikian itu karena Ayub adalah seorang yang memiliki banyak
ternak dan lahan pertanian, ia pun memiliki banyak anak serta tempat-tempat
tinggal yang menyenangkan. Maka Allah menguji Ayub dengan menimpakan
bencana kepada semua miliknya itu, semuanya lenyap tiada tersisa. Kemudian
cobaan ditimpakan pula kepada jasad atau tubuh Ayub sendiri. Menurut suatu
pendapat, penyakit yang menimpanya adalah penyakit lepra yang mengenai sekujur
tubuhnya, sehingga tiada suatu bagian pun dari anggota tubuhnya yang selamat dari
penyakit ini, kecuali hati dan lisannya yang selalu berzikir mengingat Allah Swt.
“ Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami.
Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh “. ( Q.S Al-Anbiya’ ayat :
85-86 )
Yang dimaksud dengan Ismail ialah putra Nabi Ibrahim a.s. kekasih Allah.
Kisahnya telah disebutkan di dalam tafsir surat Maryam, begitu pula Idris a.s.
Adapun Zulkifli, menurut makna lahiriah konteks ayat menunjukkan bahwa tidak
sekali-kali ia disebutkan bersama para nabi, melainkan ia adalah seorang nabi.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa sesungguhnya dia hanyalah seorang lelaki
saleh, seorang raja yang adil, bijaksana lagi jujur. Ibnu Jarir tidak memberikan
tanggapan apa pun sehubungan dengan hal ini, hanya Allah-lah yang mengetahui
kebenarannya.
“ Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah,
lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya),
maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap. Bahwa tidak ada Tuhan selain
Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang
zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari
8
kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman “. ( Q.S
Al-Anbiya’ ayat 87-88 )
9
5. Urgensi Sejarah Nabi dalam Surah Muhammad
Surah muhammad surah ke 47. Tergolong surah madaniyah terdiri dari 38
ayat. Nama Muhammad sebagai nama surat ini diambil dari perkataan Muhammad
yang terdapat pada ayat 2. Pada ayat 1, 2, dan 3 surat ini, Allah membandingkan
hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepada apa yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w dan hasil yang diperoleh oleh orang-
orang yang tidak percaya kepadanya. Orang-orang yang percaya kepada apa yang
dibawa oleh Muhammad s.a.w merekalah orang-orang yang beriman dan mengikuti
yang hak, diterima Allah semua amalnya, diampuni segala kesalahannya. Adapun
orang-orang yang tidak percaya kepada Muhammad s.a.w adalah orang-orang yang
mengikuti kebatilan, amalnya tidak diterima, dosa mereka tidak diampuni, kepada
mereka dijanjikan azab di dunia dan di akhirat. Dinamai juga dengan Al Qital
(peperangan), karena sebahagian besar surat ini mengutarakan tentang peperangan
dan pokok-pokok hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang
mukmin terhadap orang-orang kafir
Allah membagi manusia menjadi dua golongan: pertama, golongan kafir,
yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan dan keesaan Allah, menyembah
tuhan-tuhan yang lain selain Dia, menghalangi manusia beribadah kepada-Nya,
membuat-buat cara beribadah kepada-Nya menurut pendapat dan keinginan sendiri,
mencela dan menghalangi manusia beriman kepada Allah dan kepada Nabi
Muhammad. Seluruh perbuatan golongan ini tidak mengikuti petunjuk-petunjuk
Allah yang termuat di dalam Al-Qur'an dan hadis Rasul-Nya. Semua perbuatan
yang berdasarkan perbuatan setan tidak ada artinya di sisi Allah walaupun
perbuatan itu baik bagi manusia dan kemanusiaan. Perbuatan itu seolah-olah buih
yang timbul di permukaan air, kemudian hilang tanpa bekas sedikit pun. Oleh
karena itu, semua amal dan perbuatan yang dikerjakan oleh orang-orang musyrik
tidak ada arti dan pahalanya di sisi Allah di akhirat nanti. Mereka hanya mendapat
balasan di dunia yang diperoleh dari manusia, walaupun bentuk amal dan perbuatan
itu seperti budi pekerti yang mulia, berhubungan dengan orang lain (silaturrahim),
memberi makan orang miskin, memelihara anak yatim, membuat usaha-usaha
kemanusiaan, memelihara dan mendirikan masjid.
10
Kedua, golongan mukmin, yaitu orang-orang yang mengakui keesaan Allah,
taat hanya kepada-Nya saja, beribadah sesuai dengan petunjuk Allah, tidak menurut
kemauan sendiri dan menjauhi larangan-Nya, beriman kepada Al-Qur'an yang
dibawa Nabi Muhammad, dan membantu manusia melaksanakan ibadah kepada-
Nya. Ini adalah golongan yang diridai Allah. Amal dan perbuatan golongan
mukmin diterima Allah, diampuni segala dosanya, mereka mendapat pahala di
dunia sedang di akhirat akan mendapat kebahagiaan yang abadi.
Menurut Ibnu 'Abbas, ayat pertama diturunkan berhubungan dengan orang-
orang yang memberi makan tentara musyrik Mekah pada waktu Perang Badar.
Mereka ada dua belas orang, yaitu Abu Jahal, al-harits bin Hisyam, 'Utbah bin
Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Ubay bin Khalaf, Umayyah bin Khalaf, Munabbih
bin al-hajjaj, Nubaih bin al-hajjaj, Abu al-Bukhturi bin Hisyam, Zam'ah bin al-
Aswad, hakim bin hazam, dan al-harits bin 'Amir bin Naufal. Mereka semua
mempunyai amal kebajikan pada masa Arab Jahiliah, seperti menyediakan
minuman jemaah haji, memberi makan para tamu yang datang ke Masjidilharam,
melindungi dan menjaga hak tetangga, dan sebagainya. Semua amal mereka
dibatalkan pahalanya oleh Allah, seakan-akan mereka tidak pernah berbuat apa pun,
karena dasar diterimanya suatu amal dan perbuatan adalah iman kepada Allah dan
Nabi Muhammad.
Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
membuktikan imannya itu dengan mengerjakan kebajikan serta ber-iman pula
kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad yaitu Kitab Suci Al-Qur'an; dan
mereka beriman pula kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan
nabi-nabi sebelumnya. Itulah kebenaran dari Tuhan mereka yang harus ditaati oleh
manusia; Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka, dengan mengampuninya
dan memperbaiki keadaan mereka dengan menganugerahkan pertolongan baik di
dunia maupun di akhirat.
Ayat kedua diturunkan berhubungan dengan orang Ansar di Medinah.
Mereka beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad, membantu orang-orang
Muhajirin yang baru datang dari Mekah hijrah bersama Nabi Muhammad, dan
mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah.
11
Di samping menerangkan dengan tegas sikap dan tindakan-Nya terhadap
orang-orang kafir dan orang-orang yang beriman, Allah membuat perumpamaan,
tamsil, dan ibarat bagi manusia dengan mengemukakan berbagai sifat, perbuatan,
dan keyakinan seseorang dalam hidup dan kehidupannya serta akibat dan balasan
dari perbuatan mereka. Sebenarnya orang-orang yang mau mengerti dan memahami
hikmah di balik perumpamaan, tamsil, dan ibarat itu, mereka tentu beriman kepada
Allah, tetapi karena hati, pendengaran, dan penglihatan orang-orang kafir telah
tertutup dan terkunci karena kejahatan yang telah dilakukan, maka semua
perumpamaan itu tidak berarti sedikit pun bagi mereka.
Dapat kesimpulan, yaitu telah menjadi sunatullah (hukum Allah) yang tidak
dapat dimungkiri oleh siapa pun, bahwa dasar semua amal dan perbuatan seseorang
yang diridai Allah ialah iman kepada-Nya, kepada Muhammad sebagai rasul-Nya,
kepada semua yang dibawa oleh rasul, mengerjakan semua perintah-perintah-Nya,
serta menjauhi semua larangan-Nya. Itulah perbuatan yang bisa mendatangkan
pahala, sedangkan perbuatan yang tidak didasari dengan iman, takwa, dan taat
kepada-Nya, tidak ada pahalanya di sisi Allah, ibarat buih yang mengapung di
permukaan air yang timbul dan hilang tanpa meninggalkan bekas.
C. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian sejarah!
2. Paparkan jejak sejarah dalam Al-Qur’an!
3. Jelaskan urgensi sejarah nabi dalam surah Ibrahim!
4. Jelaskan urgensi sejarah nabi dalam surah Al- Anbiya’!
5. Jelaskan urgensi sejarah nabi dalam surah Muhammad!
12
BAB II
Kompetensi Dasar
1. Bagaimana kisah dari nabi Yunus, nabi Hud, nabi Yusuf dan nabi Nuh?
2. Apa saja keistimewaan yang dimiliki nabi Yunus, nabi Hud, nabi Yusuf dan
nabi Nuh?
3. Apa saja hikmah yang dapat diambil dari kisah nabi Yunus, nabi Hud, nabi
Yusuf dan nabi Nuh?
Indikator
1. Untuk menjelaskan kisah nabi Yunus, nabi Hud, nabi Yusuf dan nabi Nuh.
2. Untuk menjelaskan keistimewan yang dimiliki nabi Yunus, nabi Hud, nabi
Yusuf dan nabi Nuh.
3. Untuk menjelaskani hikmah yang dapat kita ambil dari kisah nabi Yunus,
nabi Hud, nabi Yusuf dan nabi Nuh.
A. Pendahuluan
Nabi adalah seorang hamba yang di utus oleh Allah untuk menyampaikan
wahyu kepada para ummatnya dan memiliki keistimewaan yang diberikan oleh
Allah. Para nabi memiliki kelebihan yang tidak dimiliki manusia lain untuk
membawa risalah-risalah bagi setiapumat di dunia. Setiap nabi memiliki benang
merah masing-masing, memiliki keistimewaan yang berbeda dan juga tantangan
yang berbeda namun Allah tidak membiarkan tantangan tersebut melemahkan
mereka. Nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh ummat Islam berjumlah 25.
Allah menurunkan mukjizat agar para nabi dan rasul tetap melanjutkan
dakwahnya serta kuat dan kokoh dalam mengahadapi tantangan dari ummatnya.
Seperti kisah nabi Yusuf sewaktu kecil dan belum baligh dalam tidurnya bermimpi
seakan melihat sebelas bintang yang diumpamakan sebagai sebelas saudara beliau
13
dan juga melihat matahri dan bulan yang diumpamakan sebgai ayah dan ibunya,
namun kesemunya tunduk sujud kepada nabi Yusuf. Saat terbangun dari tidurnya
nabi Yusuf menceritakan hal tersebut kepada ayahnya dan nabi Yusuf tidak di
perbolehkan memberitahukan hal tersebut kepada sipapun, dikarena kan nabi Yusuf
akan menjadi orang yang terhormat.
Masih banyak kisah-kisah dan hikmah yang dapat kita ambil pelajarannya
dari para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT, maka dengan hal tersebut
penulis ingin menjelaskan tentang kisah-kisah para nabi dan hikmahnya.
B. Pembahasan
1. Qur’an Surah Yunus
Al-qur’an memunculkan banyak inspirasi, al qur’an juga banyak
memunculkan suri tauladan, salah satu inspirator dalam al qur’an yaitu nabi yunus.
Sehingga namanya termaktub dalam al qur’an (surat yunus/juz11/surat ke 10).
Sebelum kita menceritakan ayat ayat yang menjelaskan tentang nabi yunus,
perlu di ingat bahwa meskipun beliau pernah melakukan kesalahan tapi, nabi yunus
tetap utusan allah yang di utus untuk meluruskan para umat ke jalan yang benar.
Sebagaimana firman allah :
َٰٰۤ
ْىّْٰللاْفَ ِبه َٰدىهمْاقتَدِه
ولىِٕكَ ْالذِينَ ْ َهدَ ه ا
Artinya: “Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah,
maka ikutilah petunjuk mereka”
Jadi jangan sekali kali berfikir bahwa nabi yunus orang yang tercela karena
allah menaikkan derjat nabi yunus setelah melakukan kesalahan tersebut.
Nabi yunus di utus oleh allah untuk mengajak kaumnya ke ajaran yang benar
yakni beriman kepada allah karena pada masa nabi yunus kaumnya penuh dengan
kemewahan dan juga kesehatan dalam berhala. di jelaskan dalam surat yunus ayaut
40-41 :
ْْولَكم
َ ْو َربُّكَ ْاَعلَمْبِالمف ِسدِينْ ََواِنْكَذبوكَ ْفَقل ِْليْ َع َم ِلي
َ ْو ِمنهمْمنْلْيؤ ِمنْبِه َ َو ِمنهمْمنْيُّؤ ِمنْبِه
َْْمماْتَع َملون ِ ْواَن َ۠اْبَ ِر ٰۤيء
َ ْمماْاَع َمل
ِ ََع َملكمْاَنتمْبَ ِر ٰۤيـُٔون
14
Isi kandungan dari ayat tersebut yakni orang beriman dan tidak beriman,
orang yang berbuat kerusakan dan yang tidak berbuat kerusakan, allah swt.
Mengetahui semua itu dan di setiap perlakuan manusia terdapat ganjarannya.1
Alkisah, sekian lama nabi yunus berdakwah namun para kaum tidak juga
beriman sehingga nabi yunus berhenti mendakwahi mereka dan meninggalkan para
kaumnya ke lautan dan menaiki sebuah kapal. Dengan perasaan yang tak di duga,
ditengah laut terjadi ombak yang dahsyat, kemudian mereka melempar barang
mereka untuk mengurangi resiko tenggelam, namun hasilnya nihil, kapal terancam
tenggelam, sehingga terdapat 2 pilihan agar kapal tersebut tidak tenggelam yakni
semua orang meninggal atau sebagian meninggal dan sisanya selamat. Maka pilihan
kedualah yang mereka pilih yaitu sebagia meninggal sisanya selamat dengan cara
mengundi siapa yang akan menjadi umpan atau siapa yang akan meninggal. Para
penumpang mengundi sampai 3x undian dan ternyata nama nabi yunus lah yang
keluar dalam undian tersebut. Para penumpang menolak agar nabi yunus untuk
melompat dalam artian para penumpang menolak nabi yunus meninggal namun,
dengan tanpa berfikirpanjang nabi yunus pun melompat ke laut karena beliau sadar
bahwa nama beliau telah 3x keluar dalam undian tersebut, tiba tiba nabi yunus di
telan oleh ikan paus. Sebagaimana yang terdapat firman Allah :
Artinya: “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela” (QS. Ash-
Shaffat: 142)
Para ulama mengatakan makna dari kata ْ وهو ْمليمadalah nabi yunus telah
melakukan perbuatan tercela yakni meninggalkan kaumnya dan ditinggalkan begitu
saja, di jelaskan bahwa nabi yunus meninggalkan kaumnya dengan tanpa izin allah
maka dari itu nabi yunus di telan oleh ikan paus.
Ketika nabi yunus telah berada di dalam perut ikan, nabi yunus pun sadar
akan perbuatannya yang ia lakukan adalah suatu kesalahan. Dan nabi yunus sangat
1
Abu Hayyan, Muhammad ibn Yusuf. Al-Bahr al-Muht (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993),
hlm. 213
15
merasa bahwa tempat yang beliau tempati adalah tempat yang sangat gelap, namun
dengan keyakinannya beliau tetap berdoa, tetap meminta kepada allah meskipun
dalam keadaan gelap. Kemudian allah swt. Menyelamatkan beliau dengan do’a
ٱلمؤ ِمنِينَْ ُۨن ِجى َو َك َٰذَ ِلكَْ ْۖ ٱلغ َِْم ِمنَْ َونَجي َٰنَهْ لَهْۥ فَْٱست َ َجبنَا
Terdapat beberapa faedah yang bisa kita ambil dari kisah nabi yunus
diantaranya:
1. Sebaiknya seseorang senantiasa mengingat allah pada waktu kapan saja,
agar allah juga selalu mengingat kita.
2. Seseorang bisa diangkat derajatnya dengan ujian yang ia alami.
3. Dengan bersabar kita bisa melakukan semuanya sampai selesai, jadi jika
melakukan sesuatu bersabarlah meskipun itu semua memang harus benar
benar menguji kita.
2. Qur’an Surah Hud
Secara keseluruhan ayat-ayat surat hud diturunkan di Makkah sebelum nabi
muhammad hijrah ke Madinah. Menurut ibn Abbas, Al-Hasan, Ikrimah, Mujahid,
Qatadah, dam Jabir bin Zaid surah ini diturunkan di Makkah.Dan menurut hasil
Muqatil seluruhnya termasuk masa Makkah, kecuali ayat 13, 18, dan 115 yang
dianggap diturunkan di Madinah.
2
Al-Basyuni. Kisah-kisah dalam Alquran,Terj. Muhyiddin Mas Rida, M (2008), hlm.89
16
sarana-sarana petunjuk bagi mereka selaras dengan apa yang dikehenaki oleh
keadaan.
Kisah nabi Hud dan kaum Ad merupakan salah satu kisah yang diceritakan
dalam surah Hud dan terselip pesan-pesan moral didalamnya.Nama kaum Ad
dinisbatkan pada nama leluhurnya yang masih keturunan dari Saam bin Nuh.Kaum
Ad dianugerahi tempat yang subur,sungai mengalir,dan rejeki melimpah sehingga
mereka sombong dan menghina kaum lain yang yang ada dibawahnya.Dan
mengukur bahwa kemuliaan itu berada pada hartanya.Hingga Allah pun mengutus
seorang nabi diantara mereka yaitu Nabi Hud a.s.
Kaum Ad bukannya mematuhi seruan nabi Hud a.s namun malah sebaliknya.
Kaum Ad mengatakan bahwa nabi Hud ini sudah gila karna telah mencaci berhala
sesembahannya dan kaum Ad pun menyatakan dengan gamblang bahwa dirinya
tidak akan pernah iman dengan apa yang dikatakan nabi Hud. Tetapi Nabi Hud a.s
tidak berhenti sampai disitu, beliau terus menyerukan syiar-nya sampai pada suatu
saat beliau mengatakan
17
dalam artian Nabi Hud telah memasrahkan kaumnya kepada Allah swt.
Beberapa hari setelahnya kaum Ad mulai merasa ada keanehan dengan bumi yang
disinggahinya.Tanahnya yang subur telah berubah menjadi gersang sebab kemarau
berkepanjangan.Namun mereka masih tak mempercayai bahwa itu adalah awal dari
adzab yang telah diultimatum oleh Nabi Hud a.s sebelumnya.
Pada hari rabu diwaktu pagi(subuh) lebih tepatnya,mulai ada rintik hujan
yang turun setelah 40 hari dilanda kemarau.Kaum Ad mulai tersungging senyum
dibibir nya karna belum mengetahui apa yang akan terjadi setelahnya.Air hujan
terus membasahi dan badai pun turut menemani.Terjadi pada musim dingin,bukan
badai biasa,badai itu semakin kencang,kencang dan sangat kencang hingga
membuat kaum Ad terpontang-panting bahkan terlempar ke semua arah seperti
batang-batang kurma yang telah lapuk.Badai ini masuk ke tubuh mereka hingga
mengeluarkan seluruh isi perut dari duburnya.Badai siksa ini terus berlangsung
selama 7 hari 8 malam sampai tak ada yang tersisa satu pun dari kaum
Ad.Berakkhir pada rabu sore berikutnya 21/22 syawal.Inilah siksaan yang pernah
Allah janjikan.Nabi Hud a.s dan para kaumnya yang beriman, Allah selamatkan
dari adzab ini.Tak hanya didunia begitu pula kelak di akhirat.Dan begitulah balasan
kaum Ad yang telah menentang para utusan Allah.Beginilah cerita singkat nabi
yang hidup selama 464 ini ( Hud a.s) dengan kaumnya.3
3
Ash-Shawi, Tafsir Hasyitus Showi. Jilid 4. (Beirut Dar al-ilmi, 1900), hlm.184
18
tidak berkenan tinggal dengan kaum yang tidak bisa disatukan dalam satu aqidah
dan lebih memilih hidup selain jalan Allah.
"Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah
tertumpah padamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik. Seorang di
19
antara mereka berkata, janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja
dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian Musafir, jika kamu hendak
berbuat." (QS. Yusuf: 9-10)
Kemudian Nabi Yusuf dibawa dengan syarat harus dijaga karena ketika itu
usia Nabi Yusuf masih muda. Kemudian mereka kembali membawa gamisnya Nabi
Yusuf yang berlumuran darah, mereka berpura-pura menangis. Nabi Ya'qub
menaruh curiga karena gamisnya tidak robek. Maka Nabi Ya'qub tahu kalau
anaknya yang lain memiliki rencana jahat kepada Nabi Yusuf. Kemudian Nabi
Yusuf dibuang dan ditemukan oleh pedagang lalu menjualnya di pasar Mesir
dengan harga murah. Ternyata yang membeli Yusuf dikatakan adalah serang
pejabat Mesir. Kemudian Nabi Yusuf tinggal di Istana Raja Mesir Saat itu di Mesir
ada seorang raja bernama Al Aziz yang mengalami mimpi aneh. Ia melihat 7 ekor
sapi kurus dan 7 ekor sapi gemuk berkelahi. Namun sapi kurus dapat mengalahkan
sapi gemuk. Selain itu sang raja juga bermimpi melihat bulir gandum hijau dan bulir
gandum kering. Lalu raja pun memerintahkan seseorang untuk mencari juru ramal
untuk menafsirkan mimpinya. Tak ada yang mampu mengartikan mimpinya kecuali
Nabi Yusuf. Beliau menghadap raja Mesir dengan menjawab bahwa 7 tahun akan
datang masa subur dan 7 tahun belakangan akan datang masa kekeringan. Nabi
Yusuf menyarankan bahwa saat memanen, gandum digunakan secukupnya saja
sedangkan sisanya untuk disimpan dalam menghadapi masa kekeringan nantinya.
Di dalam kitab ad-Dala’il, Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa sekelompok
orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mendengar kisah Nabi Yusuf ini, karena
mereka merasa kisah itu sesuai dengan kisah yang mereka ketahui dari kitab
mereka. Dari kisah Nabi Yusuf ini, Baginda Nabi mengambil pelajaran yang
banyak dan juga menjadi penghibur Baginda dalam menjalankan tugas dakwah.
Banyak sekali hikmah hikmah dari surah Yusuf tadi itu hanya sepenggal kisah
nabi Yusuf yg diterankan di dalam Al-Qur'an. Pelajaran pelajaran yg dapat kita
ambil dari surah Yusuf sebegai berikut
a. Menjelaskan bahwa qadha' Allah tidak dapat diubah;
b. Menjelaskan bahwa semua Rasul (utusan) itu lelaki;
20
c. Menjelaskan tentang kewajiban merahasiakan sesuatu untuk menghindari
fitnah;
d. Menjelaskan tentang beberapa sifat dan teladan yang mulia yang dapat
diambil dari cerita Nabi Yusuf;
e. Menjelaskan tentang persamaan agama para nabi-nabi ialah tauhid.
Surat Nuh (Arab: )نوحmerupakan surat ke-71 dalam urutan mushaf Al Quran
yang terdiri dari 28 ayat. Surat Nuh diturunkan di Kota Mekkah sebelum Nabi
Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah.
Allah Subhanahu wa ta’ala telah menurunkan satu surah dalam Alquran yang
disebut dengan surah Nuh. Surah Nuh hanya memiliki satu nama yaitu surah Nuh
saja. Tidak sebagaimana surah-surah lain yang kebanyakannya memiliki lebih dari
satu nama. Surah Nuh ini secara khusus membahas salah satu rangkaian kisah hidup
Nabi Nuh ‘alaihissalam, dan tidak disebutkan kisah Nabi-Nabi yang lain di
dalamnya.
Nabi Nuh ‘alaihissalam adalah Rasul pertama yang diutus oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala kepada penduduk bumi. Antara Nabi Adam dan Nabi Nuh
‘alaihimassalam ada 10 generasi, sehingga sebagian Ahli Tafsir memperkirakan
bahwa jumlah manusia di zaman Nabi Nuh ‘alaihissalam berkisar pada angka
ribuan. Karena antara keduanya hanya terpaut sepuluh generasi, dan tidak ada kaum
di belahan bumi lain selain kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Oleh karenanya Nabi
Nuh ‘alaihissalam juga digelari dengan Abul Basyar Ats-Tsani (nenek moyang
kedua) Hal ini karena semua manusia tatkala datang banjir besar, maka semua
manusia meninggal kecuali yang selamat di atas bahtera Nabi Nuh ‘alaihissalam.
Kemudian yang memiliki keturunan setelah itu hanyalah anak-anak Nabi Nuh
‘alaihissalam, dan yang lainnya keturunannya berhenti.
21
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, pada permulaan surat ini Allah SWT
menceritakan tentang Nabi Nuh AS bahwa Dia telah mengutusnya kepada
kaumnya. Dia memerintahkan kepada Nabi Nuh AS agar memberikan peringatan
akan datangnya azab Allah sebelum menimpa mereka Nabi Nuh AS mengajak agar
kaumnya mengerjakan apa yang diperintahkan dan membenarkan risalah yang
disampaikannya. Jika mereka (kaum Nabi Nuh AS) mau bertaubat dan kembali ke
jalan Allah SWT, niscaya azab itu akan diangkat (dilenyapkan dari mereka).
Namun, kaumnya tidak mendengarkan apa yang diperingatkan oleh Nabi Nuh AS,
hal ini di sebutkan dalam QS. Nuh ayat 5 yang artinya:
“Dia (Nuh) berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
malam dan siang’.” (QS. Nuh : 5)
Surah Nuh ini adalah kesimpulan (ringkasan) dari kisah panjang perjalanan
dakwah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Di surah ini dijelaskan bagaimana Nabi Nuh
‘alaihissalam mengadu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala setelah sekian lama
berdakwah tetapi kaumnya tak kunjung beriman kepadanya kecuali hanya sedikit.
Oleh karenanya dalam ayat ini Nabi Nuh ‘alaihissalam mengadu kepada Rabb-Nya
bahwasanya dia telah menyeru kepada kaumnya siang dan malam.
“Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari-jarinya ke telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat
menyombongkan diri.” (QS. Nuh : 7)
4
Al-jamali, dam Muhammad Fadhil. 1986. Filsafat pendidikan dalam Al-quran (Surabaya: Bina
Ilmu), hlm. 55.
22
Dan kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam bukan hanya menutup telinga-telinga
mereka, bahkan mereka menutupi wajah mereka dengan baju-bajunya. Dan ini
tidak hanya sekali dua kali, tetapi setiap kali Nabi Nuh ‘alaihissalam mendatangi
kaumnya, mereka meresponnya dengan menutup telinga dan menutup wajah
mereka. Bayangkan bagaimana perasaan Nabi Nuh ‘alaihissalam yang
diperlakukan seperti itu selama 950 tahun. Sungguh perkara yang sangat berat bagi
Nabi Nuh ‘alaihissalam, akan tetapi beliau tetap bersabar.
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kehancuran.” (QS. Nuh : 28)
Selain Nabi Nuh ‘alaihissalam berdoa untuk kebinasaan kaumnya yang kafir,
Nabi Nuh ‘alaihissalam juga mendoakan kebaikan untuk seluruh orang-orang
beriman. Nabi Nuh ‘alaihissalam terlebih dahulu mendoakan dirinya, dan ini adalah
dalil bahwa mendoakan diri sendiri itulah yang didahulukan lalu kemudian orang
lain. Kemudian Nabi Nuh ‘alaihissalam mendoakan orang tuanya.
Sungguh bisa kita bayangkan bagaimana ujian yang sangat berat yang dilalui
oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam. Beliau berdakwah selama ratusan tahun, akan tetapi
anak dan istrinya ternyata tidak beriman. Kira-kira jika hal seperti ini terjadi di
zaman sekarang, maka tentu seorang Da’i akan mendapat cacian dan makian luar
23
biasa, karena dia mendakwahi orang lain, namun istri dan anaknya tidak mendengar
dakwahnya sendiri.
C. Evaluasi
1. Jelaskan kisah dari nabi Yunus, nabi Hud, nabi Yusuf dan nabi Nuh?
2. Paparkan keistimewaan yang dimiliki nabi Yunus, nabi Hud, nabi Yusuf
dan nabi Nuh?
3. Sebutkan hikmah yang dapat diambil dari kisah nabi Yunus, nabi Hud, nabi
Yusuf dan nabi Nuh?
24
BAB III
Kompetensi Dasar
Indiktor
A. Pendahuluan
Dalam sejarah peradaban Islam, pengelompokkan masa yang ada dalam
istilah periodisasi. Periodisasi adalah pembagian menurut zamannya atau
penzamanan atau pembabakan. Periodisasi dapat diartikan sebagai pembabakan
waktu yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Peristiwa-peristiwa tersebut
disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
Islam masuk di tengah-tengah bangsa Arab disimpulkan dalam periode
tertentu yakni Periodisasi Diutusnya Nabi dan Rasul ialah pembabakan waktu
terutusnya nabi dan rasul atau pembagian nabi dan rasul menurut waktu diutusnya.
Di dalam agama Islam, ada sebanyak 25 nabi yang wajib diketahui, yang mana
nama-nama mereka telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Setiap nabi yang diutus oleh
Allah SWT, memiliki periode terntentu yang akan dijelaskan dalam bab ini
mengenai periodisasi nabi dan rasul.
25
B. Pembahasan
1. Pengertian Periodisasi Diutusnya Nabi dan Rasul
Periodisasi berasal dari kata Periode yang berarti kurun waktu atau masa,
menurut KBBI periodisasi adalah pembagian menurut zamannya atau
penzamanan atau pembabakan.
Sedangkan Nabi ialah orang yang mendapat wahyu dan Rasul adalah nabi
diwajibkan untuk menyampaikan wahyu tersebut pada umat. Lebih tepatnya
Muhammad Ali ash-Shabuni mengatakan bahwa Nabi adalah seseorang yang
mendapat wahyu, tetapi tidak wajib untuk menyampaikannya, sedangkan Rasul
merupakan seseorang yang mendapat wahyu dan diperintahkan untuk
menyampaikannya.6
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Periodisasi Diutusnya Nabi dan
Rasul ialah pembabakan waktu terutusnya nabi dan rasul atau pembagian nabi dan
rasul menurut waktu diutusnya.
5
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Banteng, 1955), hlm. 43.
6
Muhammad Ali Ash-Shabuni, An-Nubuwwah Wa Al-Anbiya’, (Beirut: ‘Alim Al-Kutub, 1985),
hlm. 14.
26
Adam adalah bapak manusia (manusia pertama) yang diciptakan sekaligus
nabi pertama dan hidup selama 930 tahun, sekitar tahun 5872 – 4942 SM.
Diceritakan bahwa ia bersama Hawa istrimya, dikeluarkan dari surge dan
diturunkan ke bumi lantaran memakan buah terlarang. Menurut suatu
riwayat ia diturunkan di india dan Hawa di Jeddah.Ia kemudian bertemu
dengan Hawa di Jabal Nur. Ia memiliki 40 anak kembar, diantaranya
Habil, Qabil, dan Syits yang juga seorang nabi.
Namanya adalah Nuh bin Lamik, ia adalah salah satu dari nabi Ulul-Azmi,
ia diutus pada kaum yang menyembah berhala dan hanya sedikit orang
yang percaya padanya. Pada saat terjadi banjir besar Nuh beserta
pengikutnya menaiki bahtera dan akirnya mereka selamat, dan banjir besar
itu menenggelamkan seluruh kaumnya beserta Kan’an yang mengingkari
ajakan nuh.
Ia juga memiliki 3 orang anak yaitu Sam, Ham, dan Yafits, dari merekalah
nasabnya umat manusia berasal. Sam adalah bapaknya bangsa arab, Ham
bapaknya bangsa habasyah, dan Yafits bapaknya bangsa romawi.8
7
Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Dan Rasul, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2007), hlm. 91.
8
Ahmad, Musnad Al-Imam Ahman Ibn Hanbal, (Beirut: Muassisah Ar-Risalah, 2001), no. 20099.
27
4. Nabi Hud AS (2450 – 2320 SM)
Hud adalah Abdullah bin Syalikh bin Arfakhasyadz bin Sam bin Nuh.
Masa periode Hud yaitu antara tahun 2450 – 2320 SM, sekitar 130 tahun.
Ia diutus pada kabilah ‘Ad, mereka adalah orang-orang yang tinggal di
bukit-bukit pasir yang berada di Yaman antara Oman dan Hadramaut. Allah
mengutus Hud pada kaum ‘Ad untuk mengajak mereka menyembah kepada Allah
dikarenakan mereka menyembah berhala.9
Adalah shalih bin ubaid. Berusia 70 tahun dan wafat di mekkah. Nabi
sholeh mempunyai kaum yang bernama kaum tsamud yang bertempat di Al-Hijr
(antara madinah dan syiria) yang saat ini dikenal dengan mada’in shalih. Kaum
Tsamud adalah kaum yang mempunyai keahlian memahat batu pegunungan dan
menjadikannya sebagai tempat tinggal.
Negeri Tsamud juga diberi keistimewaan dengan kesuburan tanahnya,
selain posisi geografisnya yang berada di jalur perdagangan antara Syam dan
Yaman. Hal itu membuat sumber kehidupan mereka melipah dan makmur. Namun
kaum Tsamud membalas semua kenikmatan itu dengan menyimpang dari jalan
Allah. Mereka akhirnya diadzab seperti kaum Hud karena kekufuran dan
pengingkaran mereka terhadap nikmat Allah.10
Mempunyai nama Ibrahim bin Azar. Hidup sekitar 175 tahun dan wafat di
daerah Al-Khalid (Hebron, Palestina). Ia diutus di daerah Babylon (Irak) dan
mempunyai kaum yang bernama bangsa Kaldan. Nabi Ibrahim dikarunia 13 anak
yang salah satunya nabi Ismail dan nabi Ishaq. Nabi Ibrahim dikenal dengan
sebutan “bapaknya para nabi” karena nabi Ibrahim memiliki banyak keturunan
yang menjadi nabi.
9
Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Dan Rasul, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2007), hlm. 139.
10
Ibid., hlm. 182
28
Ibrahim dilahirkan di Ur, daerah bagian selatan Irak. Beliau lahir di
kalangan masyarakat penyembah berhala. Ayahnya adalah seorang yang cukup
pandai dalam membuat berhala. Ketika nabi Ibrahim mulai beranjak dewasa, beliau
pun berani menentang berhala yang disembah oleh orang orang yang disekitarnya
begitupun ayahnya.11 Ia mengingatkan ayahnya dan kaumnya dengan sangat
bijaksana dan penuh nasihat. Akan tetapi, sang ayah bersikeras berada dalam
kesesatan dan kebodohannya.
Namanya adalah Luth bin Haran. Ia hidup sekitar 80 tahun dan wafat di desa
Shafrah daerah Syam. Beliau dikarunai dua orang anak yang bernama Ratsiya dan
Za’rita. Luth diutus di daerah Sodom dan Amurah (laut mati dan danau Luth).
Luth merupakan rasul tapi tidak termasuk Ulul-Azmi. Beliau diutus Allah
pada masa kerasulan paman nya nabi Ibrahim. Luth berhijrah ke kota Sodom yang
sekarang terletak di wilayah lembah Jordania, penduduk daerah tersebut biasa
berbuat keji dan hina, menyalahi fitrah manusia yang sehat. Nabi luth berdakwah
agar kaumnya menyembah Allah tidak menyekutukannya serta meninggalkan
perbuatan keji dan mungkar. Namun di saat ia berulang kali mengingatkan mereka
tentang akibat perbuatan itu mereka semakin gusar. Allah menghancurkan mereka
yang berbuat keji dan hina itu dengan mengutus para malaikat untuk
menghancurkan dan membalikkan tempat mereka.
11
Ibid., hlm. 193-194
29
dalam urusan agung ini”, Akhirnya nabi Ibrahim mulai membangun dan ismail
membantu dengan menyodorkan batu nya.12
Namanya adalah Ishaq bin Ibrahim. Ia berusia 180 tahun dan wafat di Al-
Khalil (Hebron). Ishaq adalah putra kedua nabi Ibrahim setelah Ismail. Ia
merupakan orang tua dari nabi Ya’qub. Nabi ishaq diutus untuk masyarakat kana’n,
khusunya di kota Hebron karena kaumnya tidak mengenal Allah.
Nama Ishaq berasal dari bahasa yahudi yaitu Yis.H.A-Q yang artinya
tertawa atau tersenyum, kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah, yang tersenyum
tidak percaya ketika mendapat kabar gembira dari malaikat jibril bahwa Sarah akan
melahirkan yang pada waktu itu Sarah berumur 90 tahun dan Ibrahim berumur 120
tahun.13
Ishaq menikah dengan Rafqah binti Batuel bin Nahur, saudara Ibrahim, dan
dikarunia 2 anak kembar, yaitu al-Aish dan Ya’qub yang lahir dengan memegang
kaki saudaranya. Dari Ishaq lah terlahir nabi-nabi bani Israil.
Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Ia berusia 147 tahun dan wafat di hebron dan
dikarunia 12 anak termasuk Yusuf dan Bunyamin. Ya'qub hijrah dari negeri Kan'an
menuju Faddan Aram atau Padan-Aram (Harran), sebelah utara Irak, ketempat
paman dari jalur ibunya, Laban. Ya'qub tinggal di Harran cukup lama. Beliau
menikahi sepupunya, Putri Laban. Ia memiliki 4 orang istri dan 12 anak, salah
satunya adalah Yusuf.
Yusuf adala putra Ya’qub. Sebutan kaumnya adalah kaum Heksos dan bani
Israil yang bertempat di Mesir. Ia adalah salah satu rasul tetapi tidak termasuk
dalam kelompok Ulul-Azmi.
12
Ibid., hlm. 242-243
13
Ibid., hlm. 233
30
Yusuf dilahirkan di negeri Kan'an. Dia memiliki seorang saudara kandung
yang bernama Bunyamin dan sepuluh saudara seayah. Ibunda Yusuf dan Bunyamin
lebih dahulu meninggal, sehingga sang ayah sangat mencintai mereka berdua.
Perhatian yang dicurahkan Nabi Ya'qub kepada keduanya menimbulkan iri di hati
saudara-saudaranya yang lain.14
Diutus untuk memberi peringatan pada kaum Madyan yang kerap berlaku
curang, Suku Madyan merupakan kumpulan orang Arab yang tinggal di dekat
Gunung Sinai di negeri Syam atau yang saat ini dikenal dengan Suriah. Kaum
Madyan adalah orang-orang kafir yang berbuat kejahatan dan kecurangan dalam
berdagang. Sebutan nama kaumnya ialah Madyan dan Ash-habul Aikah. Beliau
hidup sekitar 1600-1490 SM dengan usia 110 tahun dan wafat di Yordania, dan
mempunyai 2 anak.
Nabi Musa AS merupakan salah satu nabi dan rasul yang dikarunia
mukjizat yang luar biasa oleh Allah SWT. Nabi Musa merupakan rasul
Ulul-Azmi dan termasuk dalam satu dari empat Nabi yang dikaruniai kitab, yaitu
14
Ibid., hlm. 324
31
kitab Taurat.15 Musa diperintah Allah SWT untuk menyelamatkan kaumnya (bani
Israil) dari kekafiran, ia juga diutus untuk menyadarkan penguasa Mesir saat itu,
yaitu Firaun yang menganggap dirinya sebagai tuhan. Musa dewasa merantau
meninggalkan Mesir menuju Madyan, dan di sana, dirinya bertemu dengan Nabi
Syu'aib AS lalu menikah dengan salah satu anaknya. Allah SWT juga menunjukkan
Nabi Musa pada mukjizatnya yang dapat mengubah tongkat menjadi ular serta
tangan yang bercahaya. Nabi musa hidup sekitar 1527-1407 SM dengan usia 120
tahun. Ia wafat di Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania. Ia disebut sebanyak 135
kali dalam Al-Qur’an.
15
Al-Qurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, [Al-Isra’: 2], (Mesir: Dar Al-Kutub Al-Misriyyah,
1964), jld. 10, hlm. 212
16
Ath-Thabari, Jami’ Al-Bayan [Thaha: 31], (Beirut: Muassiah Ar-Risalah, 2000), jld. 15, hlm.
300.
32
sangat tua," ucap sang raja kepada rakyatnya. Lalu pada saat itu berdirilah seorang
pemuda bernama Basyar sambil mengangkat tangan kanannya dan berkata, "Hamba
sanggup!". Terpilihlah Basyar menggantikan sang raja, dan namanya pun berubah
menjadi Dzulkifli yang berarti, "orang yang sanggup memegang janji". Ia hidup
sekitar tahun 1500-1425 SM dengan usia 75 tahun, diutus di Damaskus dan wafat
di damaskus, sebutan kaumnya yaitu Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan
Yordania.
Sulaiman merupakan putra Nabi Daud AS. Sebelum Nabi Sulaiman diangkat
menjadi seorang Rasul oleh Allah, Nabi Daud merupakan seorang pemegang
kerajaan terbesar di dunia dan juga meupakan seorang Rasul. Sulaiman diutus oleh
Allah SWT untuk memimpin Bani Israil dan menjadi raja pengganti ayahnya, ia
menjadi seorang pemimpin yang sangat baik dan bijaksana sehingga hal ini berhasil
membawa kemakmuran bagi rakyatnya. Mukjizat nabi Sulaiman yaitu dapat
17
Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Dan Rasul, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2007), hlm. 693.
33
berbicara dengan hewan.18 Sulaiman hidup sekitar tahun 989-923 SM dengan usia
66 tahun. Sulaiman diutus di Palestina, dan juga wafat di Baitul Maqdis sama
seperti ayahnya.
Adalah ilyasa' bin akhthub. Berusia sekitar 90 tahun dan wafat di kota
Palestina. Di Al-Qur‟an namanya disebut sebanyak 2 kali. Ilyasa (Ilyasa', Elisa,
Eliseus) adalah seorang utusan Allah kepada bangsa Israil dan Arami. Ilyasa
merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Yusuf. Saat Ia masih muda dan menderita
sakit, Nabi Ilyas datang kerumahnya dan menyembuhkan penyakitnya. Setelah
sembuh ia pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru
ke jalan kebaikan.
Ilyasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu nabi Ilyas meninggal.
Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan
sesat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan
Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Ilyasa' beberapa kali
memperlihatkan mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tapi mereka
18
Ibid., hlm. 716.
34
menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas. Dan
mereka kembali mendapat bencana kekeringan yang luar biasa. Dan setelah
beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh bangsa Assyria.
Yunus (Yunan) bin Matta, Matta adalah nama ibunya. Beliau berusia 70 tahun
dan wafat di kota Ninawa, Irak. Sebutan kaum Nabi Yunus adalah bangsa Assyiria,
di Irak Utara. Di dalam Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 5 kali.
Ninawa (Nineveh) adalah pusat pemerintahan Kerajaan Asyur yang berada di
utara Irak dan merupakan kota terbesar dan terkaya di bagian timur. Dunia saat itu.
Namun, kelapangan rezeki dan kekayaan yang luar biasa itu justru membuat
penduduknya melakukan maksiat, sesat, dan dosa-dosa besar dan tidak beriman
kepada Allah. Dia kemudian memaparkan berbagai dalil dan bukti tentang
dakwahnya itu. Namun, mereka mendustakan Yunus dan justru menjawab "Kamu
hanyalah manusia biasa seperti kami dan kami tidak akan percaya padamu juga
pada ajaran yang kau bawa”.
Nabi Yunus pergi meninggalkan mereka karena kecewa dengan kaumnya.
Atas kehendak Allah, Nabi Yunus kemudian sampai di tepi pantai dan ikut naik
perahu, hingga ditelan ikan paus.19 Setelah kepergian Nabi Yunus, kaumnya
melihat tanda-tanda adzab, akhirnya mereka menyesali perbuatannya, bertaubat,
dan memohon ampunan kepada Allah. Dan mengembalikan barang-barang yang
mereka ambil secara zalim kepada pemiliknya. Pada saat yang sama, Nabi Yunus
keluar dari perut ikan lalu Allah memerintahkannya kembali ke penduduk Ninawa
yang telah dia tinggalkan.
Namanya adalah Zakaria (Zakariya) bin Dan. Ia berusia 122 tahun dan wafat
di kota halab (Aleppo). Dalam Alquran namanya disebutkan sebanyak 12 kali. Nabi
Zakaria diutus kepada bani Israel ketika kemaksiatan, kemungkaran, kedhaliman,
19
Ibid., hlm. 415.
35
dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu, raja-raja kejam serta
dhalim juga berkuasa di sana dan selalu melakukan kerusakan. Herodes, penguasa
Palestina saat itu dialah yang memerintahkan membunuh Nabi Zakaria dan Nabi
Yahya.
Yahya adalah anak dari nabi Zakaria. Ia hidup selama 32 tahun dan wafat di
damaskus. Dalam Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 5 kali. Di kalangan bani
Israil, beliau dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat. Ia berani mengambil
keputusan, tidak takut dihina orang, dan tidak menghiraukan ancaman penguasa
dalam usahanya menegakkan kebenaran. Ia menganjurkan orang bertobat, dan
sebagai tanda, ia memandikan orang yang bertobat di sungai Jordan, yang
sebenarnya adalah mandi besar, dan disebut pembaptisan dalam ajaran Kristen. Ia
dilahirkan lebih awal dari kelahiran Nabi Isa, dan meninggal tahun 31 M karena
dibunuh.
2. Nabi Isa AS (1 M - 32 M)
Bernama Isa bin Maryam binti Imran. Ia diangkat oleh Allah ke langit dan
akan turun kembali ke bumi pada hari akhir dengan menerapkan syari’at nabi
Muhammad. Isa merupakan nabi terakhir bani Israil yang lahir di
Betlehem (Bait al-Lahm) pada masa kekuasaan raja Herodes Romawi di Palestina.
ia dilahirkan oleh Maryam sang perawan suci yang terjaga
kehormatannya. Setelah Isa lahir, ia dapat berbicara untuk membebaskan ibunya
dari fitnah, peristiwa tersebut merupakan irhash dari Allah. Dan ia menerima
Nubuwwah pada saat usia 30 tahun.
Allah menurunkan kitab Injil kepadanya, Sejak saat itu risalah nabi Isa
berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat Nabi Musa. Ia
berdakwah kepada kaumnya di daerah al-Jalil (Galilea).20
20
Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim [Ali Imran: 48-51], (Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah,
1999), jld. 2, hlm. 44.
36
3. Nabi Muhammad SAW (570 - 632 M)
21
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: Raja Grafindo, 2018), hlm. 16.
37
batu-batu lain. Dalam bahasa tafsir Al-Quran, "Yang sama dengan manusia lain
adalahBasyariyah bukan pada Insaniyah”.
Atas dasar sifat-sifat yang dan menyeluruh itu, Allah SWT menjadikan beliau
sebagai teladan yang baik sekaligus sebagai syahid (pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan). Keteladanan tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia,
karena beliau telah memiliki segala sifat terpuji yang dapat dimiliki oleh manusia.
C. Evaluasi
1. Jelaskan eriodisasi Diutusnya Nabi dan Rasul!
2. Paparkan periode-periode nabi dan rasul secara historis!
38
BAB IV
Kompetensi Dasar
1. Apa yang dimaksud rasul ulul azmi.
2. Siapa saja rasul ulul azmi.
3. Bagaimana kisah perjalanan dakwah rasul ulul azmi beserta dalilnya.
Indikator
1. Menjelaskan pengertian dari rasul ulul azmi.
2. Menjelaskan siapa saja rasul ulul azmi.
3. Menjelaskan kisah perjalanan dakwah rasul ulul azmi beserta dalilnya.
A. Pendahuluan
Nabi Muhammad SAW adalah nabi sekaligus rasul yang di utus oleh Allah
SWT untuk seluruh umat manusia. Seseorang yang dikehendaki oleh Allah sebagai
nabi, tidak selalu mendapat perintah untuk menyebarkan wahyu atau menjadi
seorang rasul. Dalam hal ini, nabi belum tentu rasul tetapi rasul pasti nabi. Rasul
ialah “seorang laki-laki yang mulia, yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan
diberi tugas untuk menyampaikan kepada umatnya”
Allah SWT menganugerahi kepribadian yang lebih pada beberapa rasul pilihan
yang disebut Ulul ‘Azmi. Ulul ‘Azmi adalah “Rasul-rasul yang mempunyai
ketabahan yang luar biasa. Dalam menjalankan tugas yang diemban dari Allah,
mereka sangat tabah dan sabar menghadapi segala macam gangguan, rintangan dan
cobaan yang mereka terima dari kaum yang menentang misi mereka. Allah SWT
menyebutnya di dalam firman-Nya Al-Qur’an, yang termasuk ke dalam rasul Ulul
‘Azmi yaitu Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi
Muhammad Saw.
39
B. Pembahasan
1. Pengertian Rasul-Rasul Ulul Azmi
Dalam buku “Kamus Pintar Agama Islam”, bahwa arti Rasul adalah “utusan
Tuhan, nabi yang mendapat wahyu dari Allah SWT dan diperintahkan
menyampaikannya kepada umatnya”. Sementara itu menurut M. Noor Matadawam,
bahwa Rasul ialah “seorang laki-laki yang mulia, yang mendapatkan wahyu dari
Allah SWT dan diberi tugas untuk menyampaikan kepada umatnya”. Sedangkan
arti Ulul ‘Azmi adalah “Rasul-rasul yang mempunyai ketabahan yang luar biasa.
Dalam menjalankan tugas yang diemban dari Allah, mereka sangat tabah dan sabar
menghadapi segala macam gangguan, rintangan dan cobaan yang mereka terima
dari kaum yang menentang misi mereka. Ketabahan Rasul Ulul ‘Azmi tersebut
sangat luar biasa, melebihi ketabahan/kesabaran Rasul-rasul lainnya, sehingga
mereka disebut dengan Ulul ‘Azmi. Adapun Rasul-rasul Ulul ‘Azmi tersebut adalah
Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad
Saw. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam surah al-Ahqaf
ayat 35:
ْْو َلْت َست َع ِجلْلهمْْْْۖ َكاَْنهمْ َيو َمْ َي َرونَ ْ َماْيو َعدونَْْْْۖلَم
َ ْالرس ِل
ُّ َْمن َ ْفَاْص ِبرْ َك َما
ِ ص َب َرْاولواْال َعز ِم
َْْمنْن َهاْرْْْْۖبَ َٰلغْْْْۖفَ َهلْيهلَكْاِلْالقَومْال َٰفسِقون
ِ ًساْ َعة
َ ْيَلبَث ٰۤواْاِل
40
yang mendapatkan julukan Ulul ‘Azmi ini, dan gelar ini merupakan gelar tertinggi
atau teristimewa di tingkat para Nabi dan Rasul. Tentang gelar ini telah diterangkan
dalam Al-Qur’an surah Asy-Syura ayat 13 dan Al-Ahzab ayat 7, Allah SWT
berfirman :
"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari
engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan 'Isa putra Maryam, dan Kami telah
mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,". ( QS. Al-Ahzab ayat 7 )
41
Rasul” sebagai berikut : Nabi Nuh As. dibesarkan di daerah Irak, di kalangan
masyarakat yang kufur dan sesat. Allah SWT kemudian mengutus Nuh dengan
risalahnya guna mengeluarkan mereka dari lumpur kesesatan dan kegelapan
pemikiran menuju jalan petunjuk dan cahaya yang terang. Beliau adalah rasul
pertama diutus di bumi ini seperti yang disebutkan di dalam kitab “Shahih Bukhari”
dan “Shahih Muslim” tentang hadits syafaat dari Nabi Muhammad Saw. Kesesatan
kaum Nabi Nuh merupakan kesesatan akidah pertama terjadi di muka bumi.
Penyebabnya adalah seperti yang telah disebutkan Ibnu Jarir Ath-Thabari: “Pada
mulanya kaum yang berada diantara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah orang-orang
saleh yang meninggal dunia (mati), para pengikut tersebut berkata: „jika kita
membuat gambar mereka, tentunya kita akan lebih gemar beribadah karena
mengingat mereka. Akhirnya, mereka membuat gambar para nabi dan orangorang
saleh tersebut‟. Setelah pembuat gambar itu meninggal dunia (mati) datanglah
kelompok lain yang telah dirasuki iblis seraya berkata: “ mereka telah menyembah
orang-orang saleh tersebut dan meminta diturunkan hujan‟. Lantas, setiap orang
akhirnya menyembah masing-masing orang saleh tadi dan kemudian
menjadikannya sembahan khusus berbentuk patung-patung yang berjasad”.
Demikian, badai topan menimpa kaum Nuh yang ingkar, sombong, dan berbuat
kerusakan di muka bumi. Allah SWT kemudian menyelamatkan Nabi Nuh beserta
pengikutnya yang beriman saat kapal mereka berlabuh di atas Bukit Judi, disebuah
tempat yang dikenal dengan Jazirah Ibnu Umar. Saat ini, tempat tersebut
merupakan bagian Timur Turki . Beratus-ratus tahun Nabi Nuh menyampaikan misi
dakwahnya agar kembali menyembah Allah semata, namun kaum beliau tetap
menyembah berhala/ patung-patung yang telah dibuat oleh mereka sendiri dengan
nama-nama orang saleh yang telah meninggal (mati) tersebut, seperti Wadda,
Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq atau Nasr . Hal ini seperti diterangkan Al-Qur’an sendiri
dalam surah Nuh ayat 23 :
ْونَس ًرا
َ َْو َيعوق
َ ث َ اْلْتَذَرن َْٰا ِل َهت َكم
َ ْو َلْتَذَرن
َ ْودًّاْو َلْس َواْعًاْْْۖو َْلْ َيغو َ َوْقَاْلو
42
"Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yagus, Ya'uq, dan Nasr."(QS. Nuh
71: Ayat 23)
Demikian Al-Qur’an menggambarkan situasi dan kondisi kaum Nabi Nuh
pada saat itu, mereka lebih memilih menyembah patung-patung buatan mereka
sendiri daripada mengikuti ajakan Nabi Nuh As. untuk menyembah Allah SWT,
termasuk isteri dan anaknya sendiri (Kan’an) durhaka dengan beliau, sehingga
akhirnya anak dan isteri beliau harus tenggelam bersama orang-orang kafir lainnya
ketika terjadinya banjir besar. Dan terjadinya banjir besar ini lantaran do’a Nabi
Nuh sendiri agar orang-orang kafir dimusnahkan saja dari muka bumi ini, karena
sudah hampir ribuan tahun beliau berdakwah namun yang beriman hanya 83 orang
saja. Dalam surah Nuh ayat 26 digambarkan bagaimana Nabi Nuh berdo’a :
"Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di
antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (QS. Nuh 71: Ayat 26)
َٰ ْوهم
َْْظ ِلمون ُّ سنَةْاِلْخَمسِينَ ْ َعاْ ًماْْْۖفَاَْ َخذَهمْال
َ طوفَاْن َ ِسلنَاْنو ًحاْا َِٰلىْقَو ِمهْفَلَب
َ ثْفِي ِهمْاَْل
َ ْف َ َولَقَدْاَر
"Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal
bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka
dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim." (QS. Al-
'Ankabut 29: Ayat 14)
43
Sangat beralasan jika Nabi Nuh memohon kepada Allah SWT agar orang-
orang kafir dimusnahkan saja dari muka bumi ini, karena setiap kali Nabi Nuh
mengajak ke jalan Allah, para pemimpin-pemimpin kaumnya yang kafir selalu
mengejek dan menghina serta mencemoohkan dakwah Nabi Nuh As, hal ini seperti
digambarkan dalam surah Hud ayat 25-27:
Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam
dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya
dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
44
menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru
mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku
(menyeru) mereka (lagi) dengan terangterangan dan dengan diam-diam.
Demikian gambaran dakwah Nabi Nuh As. yang selalu ditantang dan
dicemoohkan bahkan dihina oleh kaumnya sehingga membuat kesabaran Nabi Nuh
As. sampai kepada puncaknya, lalu kemudian terlintas do‟a agar orang-orang kafir
tersebut dimusnahkan saja dari permukaan bumi ini, maka mereka pun
ditenggelamkan semua oleh Allah SWT dalam peristiwa banjir besar, kecuali
orang-orang yang beriman sebanyak 80 orang beserta hewan dan binatang masing-
masing sepasang-sepasang (jantan dan betina) yang dengan kekuasaan Allah
mereka berbondongbondong naik ke atas kapal secara teratur dan rapi tanpa ada
pertengkaran dan permusuhan diantara binatang/hewan-hewan itu sesuai dengan
tempat yang telah disediakan oleh Nabi Nuh As.
b. Nabi Ibrahim As
Nabi Ibrahim As lahir di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan
kemusyrikan dan kekufuran, namun beliau terpelihara daripada perbuatan kufur
tersebut, karena Allah SWT yang memelihara dan menjaganya, sebab Allah
menghendaki supaya Ibrahim menjadi seorang Nabi dan Rasul. Pada zaman itu ada
seorang raja yang sangat kejam dan zhalim bernama raja “Namrud”, pada tahun
kelahiran Ibrahim tersebut raja Namrudz membuat undang-undang agar setiap anak
laki-laki yang lahir harus dibunuh hidup-hidup karena dianggap membahayakan
dan mengancam kerajaan. Namun Allah SWT pencipta alam semesta memelihara
dan menyelamatkan Ibrahim dari kekejaman dan kezaliman raja Namrudz. Ketika
Ibu Ibrahim merasakan akan melahirkan, beliau kemudian pergi ke hutan dan
bersembunyi di dalam sebuah gua yang tidak pernah dikunjungi seorang pun.
Setelah Ibrahim dilahirkan, ibu beliau sering meninggalkan Ibrahim seorang diri di
gua ini untuk beberapa hari, maka ketika Ibrahim merasa lapar atau haus, beliau
mengisap ibu jari tangannya, lalu air yang manis bagai madu pun keluar dari ibu
jarinya
45
Setiap kali ibunya menengok Ibrahim, ibunya mengira hanya akan melihat
sisa-sisa bangkai Ibrahim saja lagi, karena mungkin akan dimakan binatang buas
atau ular. Tetapi apa yang terjadi, bayi Ibrahim justru tumbuh besar dan sehat, lebih
sehat dari bayi kebanyakan orang. Maka sejak itulah ibunya seringkali menengok
Ibrahim dan tetap dirahasiakan agar tidak diketahui oleh orang lain.
Setelah Ibrahim mulai besar dan sudah mengerti akan sesuatu, maka beliau
selalu menanyakan kepada orang tua tentang siapa orang yang menjadikan alam
semesta ini. Semua jawaban orang tua tidak dapat memuaskan beliau, maka
terpaksalah Ibrahim mempergunakan akalnya untuk mula-mula mencari Tuhan,
dari melihat bintang, bulan sampai matahari. Namun semua alam yang dilihat dan
diperhatikannya itu tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskannya,
akhirnya beliau memasuki usia remaja dan telah diberi oleh Allah kecerdasan
berpikir yang luar biasa serta keberanian berdebat baik dengan bapaknya sendiri
maupun dengan kaumnya tentang ke-Tuhan-an. Puncaknya, dengan keberanian
Ibrahim, beliau hancurkan berhalaberhala sesembahan mereka saat mereka
beramai-ramai ke tempat bersuka ria.
Sehabis masyarakat semua bersuka ria, lalu mereka pun pulang ke kota dan
mereka dapati berhala-berhala mereka semuanya telah hancur berantakan, hanya
satu berhala besar yang tertinggal. Di leher berhala besar ini digantungkan kapak
oleh Ibrahim, maka manakala mereka bertanya perihal siapa yang menghancurkan
berhala-berhala mereka kepada Ibrahim, beliaupun menjawab : “Yang memperbuat
demikian adalah berhala yang besar ini, coba tanyakan kepadanya”
Dengan rasa malu dan terpukul atas jawaban Ibrahim, mereka menjawab :
“Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa berhala-berhala kami tiada pandai
berbicara”. Berkata Ibrahim : “Patutkah kamu sekalian menyembah selain Allah;
sedang berhala/patung itu tidak bisa memberi manfaat dan mudarat sedikit pun,
dengan dirinya saja tidak dapat membela bagaimana lagi dengan orang lain/
manusia, apakah kamu tidak berakal?”
Nabi Ibrahim dalam kebenaran dan telah membuka wawasan berpikir
kaumnya, namun kebanyak mereka meminta kepada “Namrudz”, raja mereka saat
itu supaya Ibrahim dihukum mati, lalu beliaupun dibakar dalam api yang menyala-
46
nyala. Tetapi Allah yang lebih berkuasa dan memelihara Ibrahim, sedikit pun beliau
tidak merasakan kepanasan, malah kedinginan. Hal ini seperti diterangkan dalam
surah Al-Anbiya ayat 69:
ٰۤ
ْس َٰل ًماْ َع َٰلىْاِب َٰرهِي َم َٰ قلن
َ َاْينَاْرْكونِيْ َبر ْدًاْو
"Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat
bagi Ibrahim,". (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 69)
Semenjak kejadian ini sebagian mereka ada yang mengikuti Ibrahim, namun
kebanyakan mereka tetap dengan kekufurannya, termasuk raja “Namrudz” dan
ayah Ibrahim sendiri, bahkan beliau diusir oleh ayahnya dari rumah jika terus
menyebarkan ajaran baru tersebut. Maka sejak itulah Nabi Ibrahim berhijrah ke
tanah suci “Baitulmaqdis” dan berumah tangga di sana dengan mengawini seorang
wanita cantik jelita lagi shalehah bernama “Sarah”. Namun karena sudah berpuluh-
puluh tahun berumah tangga beliau belum dikarunia anak, maka Siti Sarah
kemudian meminta agar Nabi Ibrahim mengawini “Hajar”. Ternyata tidak begitu
lama “Hajar” pun hamil dan kemudian melahirkan, oleh Nabi Ibrahim anak ini
diberi nama Ismail, dari Nabi Ismail inilah kemudian menurunkan Nabi
Muhammad Saw . Adapun “Siti Sarah”, setelah usia lanjut, menurut
perhitungannya beliau tidak bisa hamil lagi, namun Tuhan menghendaki lain,
beliaupun hamil dan dikarunia anak dua orang, yaitu Nabi Ishak dan Nabi Ya’qub,
maka dari Nabi Ishak inilah kemudian menurunkan Nabi Musa As
Sewaktu Ismail masih bayi, dalam susuan Siti Hajar, rupanya Siti Sarah
merasa tidak nyaman dengan kehadiran anak madunya ini, maka Allah
memerintahkan Ibrahim agar membawa Siti Hajar bersama anaknya ke suatu
tempat yang belum diketahuinya, hanya Allah memberitahukan tanda-tandanya
saja. Maka Ibrahim pun membawa keduanya ke suatu tempat yang telah ditentukan
Tuhan itu. Sesampainya di tempat itu yang ternyata disitu tidak ada pepohonan dan
air, tanahnya gersang dan tandus, maka Ibrahim pun kemudian diperintahkan oleh
Allah untuk meninggalkan keduanya. Kendatipun terasa berat sekali meninggalkan
47
isteri dan anaknya, namun karena hal ini merupakan perintah Allah, maka Nabi
Ibrahim pun dengan tabah dan ikhlas meninggalkan mereka, sementara Siti Hajar
pun dengan tabah dan ikhlas menerima keputusan Allah SWT.
Lagi-lagi Allah ingin memperlihatkan kekuasaan-Nya dan memberkahi
kehidupan keluarga Nabi Ibrahim, maka sepeninggal Nabi Ibrahim di tempat ini
keduanya dijaga dan dipelihara oleh Allah dengan hadirnya sumur Zamzam yang
senantiasa memancar dari bawah tanah, sampai akhirnya Ismail menginjak masa
anak-anak, ketika itulah Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menengok
keluarganya kembali di tempat pengasingan tersebut, sekaligus diperintahkan untuk
menyembelih anaknya Ismail.
Setibanya di tempat pengasingan itu, apa yang dijumpai Nabi Ibrahim, tempat
yang tadinya gersang dan tandus berubah menjadi sebuah kota yang ramai
dikunjungi bahkan dihuni banyak orang, kota ini kemudian bernama “Bakkah” atau
“Makkah” sekarang. Nabi Ibrahim pun kemudian menemui Siti Hajar bersama
anaknya Ismail yang sangat tampan, ketika Nabi Ibrahim bertemu keduanya mereka
saling mengucapkan takbir dan tasbih, mengagungkan kebesaran Allah SWT
karena mereka bisa berkumpul kembali
Akan tetapi hanya satu hari bersilang, Nabi Ibrahim harus menunaikan
perintah Allah untuk menyembelih/mengorbankan putra kesayangannya yang baru
saja bersamanya itu. Namun Nabi Ibrahim dengan penuh ketabahan dan
keikhlasannya menerima perintah Allah tersebut, karena Nabi Ibrahim yakin bahwa
hal ini hanya sebagai ujian saja, sebab Nabi Ibrahim telah mengalami beberapa
ujian sebelumnya dan semuanya itu telah ditolong oleh Allah SWT, maka dengan
tidak ragu-ragu sedikit pun Nabi Ibrahim melakukan penyembelihan atu
pengorbanan anaknya itu dan Ismail pun tidak merasa ragu-ragu pula dengan
keputusan sang ayah, walaupun tadinya syaitan telah menghalanghalangi keduanya.
Tetapi apa yang terjadi, ternyata benar, jasad Ismail digantikan oleh Allah dengan
seekor domba besar, cerita mengenai penyembelihan Ismail ini secara panjang lebar
disebutkan dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaffat ayat 101- 111 sebagai berikut :
Ayat 101
48
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
Ayat 102
ْْىْقَالَْ َٰيَبنَىْإِنِىْأ َ َر َٰىْفِىْٱل َمن َِامْأَنِىْأَذْبَحكَ ْفَٱنظرْ َماذَاْت ََر َٰىْْقَالَْ َٰيَأَبَتِْٱفعَلْ َماْتؤ َمر
َ فَلَماْبَلَغَْ َمعَهْٱلسع
َٰ َْمن
َْْٱلص ِب ِرين ِ ست َِجدنِىْ ِإنْشَا َءْٱّلل
َ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Ayat 103
Ayat 104
Ayat 105
Ayat 106
49
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Ayat 107
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Ayat 108
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang
yang datang kemudian,
Ayat 109
َٰ َ
َ سلَمْ َعلَ َٰىْإِب َٰ َره
ِْيم
Ayat 110
Ayat 111
Setelah beberapa waktu di kota “Bakkah” (Makkah) ini, Nabi Ibrahim harus
kembali ke Pelastina untuk berkumpul kembali dengan isri tuanya, Siti Sarah.
Berpuluh-puluh tahun Nabi Ibrahim bersama Siti Sarah di kota Palestina ini sambil
terus berdakwah, akhirnya datanglah dua orang malaikat memberi kabar bahwa
isteri beliau, Siti Sarah, akan hamil dan melahirkan anak. keduanya sempat
bertanya bagaimana isteri beliau bisa hamil/ melahirkan, padahal keduanya sudah
50
sangat tua, namun jika Allah menghendaki maka yang mustahil terjadi akan terjadi.
Benar, Siti Sarah melahirkan anak pertamanya yang kemudian diberi nama Ishak,
kemudian tidak begitu lama lahir pulalah anak kedua yang diberi nama Ya’qub
(ayah Nabi Yusuf) . Tugas Nabi Ibrahim belum selesai, beliau mendapat perintah
lagi dari Allah agar kembali ke “Bakkah” untuk membangun Baitullah (rumah
Allah), dimana tempat ini nantinya untuk orang beribadah kepada Allah. Setelah
sampai di kota ini, beliau bersama anak tercinta yang sudah dewasa dan sudah
beristeri dari keluarga Bani Jurhum, Nabi Ismail, dibantu oleh orang-orang Bani
Jurhum yang sejak pertama kali kaum inilah tinggal bersama Siti Hajar dan Ismail
semasa kecil membangun Ka’bah (Baitullah) dengan penuh keikhlasan, sehingga
akhirnya terbangunlah “Ka’bah” seperti yang kita saksikan sekarang.
c. Nabi Musa As
Nabi Musa As.5 adalah salah satu pemimpin yang mampu besikap tegas. Hal
ini bukan lantaran Nabi Musa As orang yang tidak pandai membalas jasa, akan
tetapi yang dikedepankan adalah prinsip-prinsip kebenaran. Apa yang dilakukan
oleh Nabi Musa ini adalah sebagai gambaran dari kesempurnaan iman kepada Allah
dengan meletakkannya pada posisi yang paling tinggi dan paling agung. Disamping
itu beliau diberi kelebihan oleh Allah bisa berbicara secara langsung dengan Allah
SWT tanpa perantara, sehingga beliau digelar dengan “Kalimullah”. Hal ini seperti
diterangkan dalam surah AlA’raf ayat 144 yang berbunyi:
Dengan beberapa kelebihan dan mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada
Nabi Musa tersebut sebagai bekal dakwah beliau, maka kemudian seorang raja yang
sangat bengis dan kejam bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan yang harus
51
disembah, yaitu Fir’aun. Penyebutan Fir’aun sebenarnya adalah panggilan tiap-tiap
orang yang menjadi raja Mesir. Adapun Fir’aun yang hidup pada masa Nabi Musa
ini bernama Al-Walid bin Mush’ab bin Rayyan (Rames ke III), dia berumur kurang
lebih 400 tahun. Allah memerintahkan kepada beliau agar melakukan dakwah
kepada Fir‟aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Hal ini seperti diterangkan dalam
surah AzZukhruf ayat 46:
Nabi Musa selagi kecil berada di lingkungan istana Fir’aun, karena memang
diasuh oleh isteri Fir’aun sendiri (Siti Asiah) sejak bayi. Namun meskipun Siti
Asiah menjadi isteri Fir’aun, tetapi beliau dengan pemeliharaan Allah tidak pernah
disentuh oleh Fir’aun, melainkan orang lain yang diserupakan oleh Allah dengan
beliau, karena Siti Asiah beriman kepada Allah dan tidak mengakui Fir’aun sebagai
Tuhan. Maka setelah Musa mulai menginjak remaja, beliau lari dari istana dan saat
Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya di Bukit Sinai dan memerintahkannya
agar beliau bersama saudaranya sendiri, Nabi Harun As, untuk menemui Fir’aun di
istananya dan berdakwah kepadanya karena dianggap oleh Allah sudah melampaui
batas, yaitu bahwa dia mengaku dirinya sebagai Tuhan yang dapat menghidupkan
dan mematikan seseorang di tangannya sendiri, sementara para pengikutnya
membenarkan pula akan ketuhanannya (Fir’aun) tersebut. Maka Musa pun pergi ke
istana dan berdakwah, menyampaikan ajaran tentang ke-Esa-an Allah SWT, tidak
ada Tuhan selain Allah dan agar taat kepada-Nya seperti yang diterangkan dalam
Al-Qur’an surah Thaha ayat 24 di bawah ini:
52
Nabi Musa telah menunaikan perintah Allah agar berdakwah kepada Fir’aun,
namun Fir’aun dengan kesombongannya tetap menolak ajakan Nabi Musa dan
saudaranya Harun, mereka berdua pun keluar dari Istana tanpa membawa hasil.
Mulai saat itulah Fir’aun senantiasa memusuhi Nabi Musa dengan berbagai cara,
termasuk mengumpulkan tukang sihirnya yang terbaik saat itu untuk mengalahkan
dan sekalian ingin membunuh Nabi Musa dengan sihir-sihir itu. Namun Allah pun
mempunyai rencana yang lebih hebat dari Fir’aun, maka Nabi Musa diberikan
mukjizat oleh Allah berupa sebuah tongkat yang dapat digunakan untuk melawan
Fir’aun dan para pengikut-pengikutnya, yaitu dapat menjelma sebagai ular besar
yang memakan habis ular-ular para penyihir Fir’aun, juga dapat membelah lautan
dan dengan tongkat itu pula dapat mengeluarkan 12 mata air dengan pukulan
tongkatnya ke tanah.
Peristiwa ini kemudian membuat para tukang sihir Fir’aun banyak yang
beriman kepada Nabi Musa As, karena tampak oleh mereka bahwa apa yang
diperbuat oleh Musa bukanlah sihir, tidak termasuk jenis sihir yang mereka tekuni,
tidak pula termasuk macam tipu muslihat yang mereka kenal. Ia adalah kebenaran
yang tidak diragukan lagi, dan tidak ada yang dapat menguasainya selain Tuhan
yang berfirman kepada sesuatu: “Jadilah”, maka jadilah ia. Sehingga ketika itu,
mereka tersungkur sujud kepada Allah seraya berkata: “Kami beriman kepada
Tuhan alam semesta, Tuhan Musa”. Mengetahui para penyihir Fir’aun beriman
kepada Nabi Musa, maka Fir’aun merasa terpukul dan membuatnya semakin marah
kepada Nabi Musa dan para pengikut beliau. Apalagi setelah diketahui oleh Fir’aun
bahwa Nabi Musa telah berhasil mengeluarkan kaum Bani Isra’il yang tadinya
berada di dalam benteng dan beratus-ratus tahun telah menjadi budak Fir’aun
dibawa oleh Nabi Musa ke luar kota Mesir pada malam hari. Maka Fir’aun beserta
bala tentaranya mengejar Nabi Musa sampai akhirnya kaum Nabi Musa berada di
tepi lautan merah. Namun kemudian Allah berfirman sebagaimana dalam surah
Thaha ayat 77-78:
53
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu
dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka
jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah
takut (akan tenggelam)".
Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup
oleh laut yang menenggelamkan mereka.
Setelah beberapa waktu Nabi Musa dan Harun beserta kaum Bani Isra’il
berada di daerah yang baru mereka tempati, terjadilah pula peristiwa apa yang
dinamakan penyembahan kepada anak sapi yang dibuat oleh kaum Bani Isra’il
sendiri, saat Nabi Musa beberapa hari meninggalkan mereka. Nabi Harun telah
diberikan pesan oleh Nabi Musa untuk selalu membimbing kaum Bani Isra’il agar
selalu menyembah Allah, namun nasehat dan dakwah Nabi Harun sama sekali tidak
didengarkan oleh kaum Bani Isra’il, sehingga datangnya Nabi Musa ke tempat
tersebut baru patung anak sapi itu dihancurkan oleh beliau. Memang kaum Bani
Isra’il disebut oleh Allah sebagai kaum yang selalu ingin melakukan keonaran dan
kedurhakaan di permukaan bumi, sehingga banyak sekali ayat-ayat AlQur’an yang
menyinggung tentang keburukan sikap atau tingkah laku mereka. Jadi dapat
dibayangkan, betapa sulitnya Nabi Musa mengajak kaum ini untuk menyembah
hanya kepada Allah SWT, sebab kaum ini selalu ingin melakukan kemusyrikan,
walaupun mereka sendiri telah banyak menyaksikan secara langsung tentang
kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, yaitu sejak peristiwa kekalahan para penyihir
Fir’aun, terbelahnya lautan dan memancarnya 12 mata air dari batu. Namun
nampaknya semua itu tidak memberikan bekas atau kesan yang berarti buat kaum
Bani Isra’il. Jadi pantaslah Nabi Musa termasuk Rasul Ulul Azmi karena kesabaran
dan ketabahan beliau dalam menghadapi kaum yang pada zaman Rasulullah Saw
sebagian mereka disebutkan oleh AlQur’an dengan kaum Yahudi ini.
54
d. Nabi Isa AS
Nabi Isa merupakan salah satu dari lima nabi ulul azmi dan mempunyai salah
satu mukjizat yaitu lahir tanpa adanya seorang ayah. Dalam Al – quran ia disebut
Isa bin Maryam atau Isa Al – Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29M dan
ditugaskan berdakwah kepada bani Israil di Palestina. Nama Nabi Isa disebutkan
sebanyak 25 kali dalam Al – Quran. Cerita kisah nabi Isa kemudian berlanjut
dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah, penolakan oleh Bani Israil dan
berakhir dengan pengangkatan dirinya ke surga. Dalam Al – Qur’an tentang nabi
Isa dimulai dari kelahiran Maryam sebagai putri dari Imron, berlanjut dengan
tumbuh kembangnya dalam asuhan Zakaria serta kelahiran Yahya. Kemudian Al –
Qur’an menceritakan keajaiban kelahiran Nabi Isa sebagai anak Sayyidah Maryam
tanpa ayah.
55
Artinya : Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya
(pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (Q.S. Maryam
ayat 25).
Lalu Sayyidah Maryam memakan buah kurma yang jatuh dan minum air
sungai yang mengalir didekat pohon kurma tempat ia bersandar. Ia bersyukur
kepada Allah SWT. Karena diberikan kemudahan ketika melahirkan putranya.
Tempat kelahiran Nabi Isa disebut Baitullaham (Bethlehem) yang berarti tempat
lahir.
Setelah berusia 30 tahun, sementara itu beliau sudah belajar kitab, beliau
didatangi wahyu disuatu tempat dalam masjid Bait Al – Maqdis sebagai tanda
bahwa Allah telah mengutusnya menjadi seorang Rasul. Kemudian Allah ajari
beliau kitab taurat dan injil, hal ini seperti di informasikan dalam Al – Quran surah
Al – Imron ayat 48 – 49 sebagai berikut:
Artinya: “Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami
56
menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan
membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al Maidah ayat 46)
57
keimanan kepada Allah dan hari tersebut adalah hari besar bagi mereka, juga orang-
orang mukmin yang datang setelah mereka.
Nabi Isa pun lalu berdo’a kepada Tuhannya, maka turunlah dari langit sebagai
pengabulan doanya. Didalam hidangan tersebut terdapat beberapa kebaikan yang
banyak dan berbagai jenis makanan yang lezat. Nabi Isa berkata “Inilah hidangan
dari Allah yang kalian minta. Makanlah, minumlah, dan bersyukurlah kepada
Allah”. Kaum Hawariyun kemudian memakan dan meminumnya, sehingga orang
– orang yang mengerti bahwa itulah mukjizat yang dimiliki Nabi Isa. Selanjutnya
orang – orangpun banyak yang beriman kepada Nabi Isa dan keimanan kaum
Hawariyun kepada Nabi Isa serta terhadap kekuasaan Allah SWT semakin
bertambah.
Artinya: “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil),
berkatalah dia, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk
(menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin menjawab, "Kamilah penolong-
penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri. Ya Tuhan kami,
kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti
rasul. Karena itu, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi
saksi (tentang keesaan Allah)." Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah
membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”(Q.S,
Al – Imran ayat 52-54)
58
mampu dalam menjerumuskan mereka kedalam bahaya yang tidak mereka duga –
duga.
Sebagai seorang nabi dan rasul, Nabi Isa dibekali oleh Allah dengan
beberapa macam Mukjizat yang menurut Makhrus As’at dalam bukunya “Pelajaran
akidah akhlak” menyebutkan ada 4 macam mukjizat yang terbesar kepada Nabi Isa
As, hal itu sebagai media dan metode dakwah bagi beliau, yaitu:
Keempat mukjizat ini terangkum dalam firman Allah surah Al – Imran ayat
49 (artinya): Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang
kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku
membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku
meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku
menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta.
Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran
kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.
Namun sangat disayangkan para pengikut Nabi Isa dengan mukjizat yang
diberikan oleh Allah dan memang sangat luar biasa itu kemudian terjebak dalam
kesesatan yang sangat jauh sekali, yakni menyangka Nabi Isa adalah anak Tuhan,
bahkan sebagian mereka mengatakan bahwa Nabi Isa itu sendiri sesungguhnya
adalah Tuhan, sebagian lain dari kaum nasrani selanjutnya membuat doktrin
“Trinitas”, suatu ajaran yang sama sekali tidak pernah diajarkan/ disampaikan oleh
Nabi Isa As. Sendiri seperti yang disinggung oleh Al – Qur’an surat Al – Maidah
ayat 72 – 73 yang artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
59
“Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri)
berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang
yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-
kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
Dalam surah Al – Maidah ayat 116 ditegaskan pula bahwa Nabi Isa tidak
pernah meminta dirinya dijadikan sebagai Tuhan, firman Allah:
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam!
Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku
sebagai dua tuhan selain Allah?” (Isa) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya
tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada
diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang
Maha Mengetahui segala yang gaib.” (Q.S. Al – Maidah ayat 116)
Pada akhirnya dakwah Nabi Isa harus berhadapan dengan raja Pilathus,
penguasa romawi, yang hendak membunuhnya karena hasutan dan fitnahan para
pendeta yahudi yang benci kepada Nabi Isa. Namun Allah juga mempunyai
rencananya sendiri, yakni mengangkat beliau keatas langit, sehingga yang
ditangkap dan di salib tersebut bukanlah Nabi Isa, melainkan seorang (Yahudza)
yang diserupakan oleh Allah. Ayat yang menceritakan hal itu terdapat dalam surat
An – Nisa ayat 157 – 158:
60
ْ صلَبوهْ َو َما قَت َلوهْ َو َما َٰ
(157) ْح قَتَلنَا إِنا َوقَو ِل ِهم
َْ سى ال َمسِي
َ ل َمريَ َْم ابنَْ ِعي
َْ ّٰللاِ َرسو َ ْۖ لَهمْ شبِ ْهَ َولَ ِكن
ْع إِلْ ِعلمْ ِمنْ بِ ِْه لَهم َما ْۖ ِمنهْ شَكْ لَ ِفي فِي ِْه اختَلَفوا الذِينَْ َوإِن ِْ يَْ ِقينًا قَت َلوهْ َو َما ْۖ الظ
َْ ن اتِبَا
(158) يزا ّٰللاْ َوكَانَْ ْۖ ِإلَي ِْه ّٰللاْ رفَ َعهْ بَل
ً َح ِكي ًما َع ِز
Nabi Muhammad adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang
berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqoyah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthallib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Nabi
Muhammad SAW. nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena
ayahnya meninggal dunia 3 bulan setelah dia menikahi Sayyidah Aminah.
61
Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat
ditemukan dalam kitab – kitab suci terdahulu. Al – Quran dengan tegas menyatakan
bahwa kelahiran Nabi Muhammad telah di ramalkan oleh setiap dan semua Nabi
terdahulu, yang melalui mereka, perjanjian telah dibuat dengan umat mereka
masing – masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW
nanti. Seperti dalam Al – Quran surah Al – Imran ayat 81:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi,
“Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu
seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman,
“Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian
itu?” Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, ”Kalau begitu bersaksilah
kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”
62
tahun 611M., Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui
malaikat Jibril, yaitu surah Al – Alaq ayat 1 – 5.
ِ ْواَع
َْْرضْ َع ِنْالمش ِر ِكين َ فَاصدَعْبِ َماْتؤ َمر
Perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tentu jauh dari kata mulus.
Banyak rintangan dan cobaan yang dilalui rasulullah selama berdakwah. Bahkan
penolakan berupa hinaan dan celaan dari kafir quraisy kerap beliau dapatkan.
Waraqoh bahkan mengingatkan rasulullah untuk berhati hati. Ia berkata; “ pastilah
kau ( Muhammad) akan didustakan orang, akan disiksa,, akan diusir dan akan
diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela
yang dipihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahuinya pula “, meski
begitu nabi tetap sabar dalam menghadapi umat umatnya. Seperti peristiwa Thaif
menjadi peristiwa kelembutan Rasulullah dalam mewariskan dakwah yang penuh
rahmat, peristiwa itu terjadi tiga tahun sebelum hijrah, rasulullah melakukan
63
perjalanan ke Thoif untuk mengajak kabilah Tsaqif, penguasa Thaif guna meminta
pertolongan dan perlindungan. Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya
Sayyidah Khadijah dan Abu thalib. Untuk menghindari penganiyaan yg lebih berat
dari kaumnya, Rasulullah berangkat ke Thaif diam diam dengan berjalan kaki. Di
kota ini, Rasulullah tinggal selama 10 hari. Namun perlakuan penduduk ini kepada
Rasulullah sangatlah kasar. Saat itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW
dengan batu. Tindakan ini membuat sahabat Zaid bin Haristah membela dan
melindungi Rasulullah. Tapi kepala Rasulullah juga terluka akibat terkena
lemparan batu. Akhirnya Rasulullah berlindung dikebun milik Utbah bin Rabiah.
Disitu Rasulullah juga berdo’a, “ Ya Allah kepadamu aku mengadukan
kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan
dengan manusia. Wahai zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, Engkaulah
pelindung bagi si lemah dan engkau jugalah pelindungku. Jika engkau tidak murka
kepadaku, maka semua itu tidak aku hiraukan, karna sungguh besar nikmat yang
telah engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajahmu,
yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan akhirat dari
murka mu yang hendak engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau
berkenan sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu”,
mendengar do’a kekasihnya Allah SWT mengutus malaikat jibril as untuk
menyampaikan bahwa Alah menerima do’anya. Malaikat penjaga gunung pun
bersiap untuk melakukan apa yang akan diperintahkan Nabi. Jikalau Rasulullah
berkehendak, malaikat itu akan membenturkan kedua gunung disamping kota
itusehingga siapa pun yang tinggal diantara keduanya akan mati terhimpit. Hanya
kelembutan hati nabi yang tampak. Beliau menjawab, “saya hanya berharap kepada
Allah SWT, andaikan pada saat ini mereka tidak menerima islam, mudah mudahan
kelak keturunan mereka yang akan menjadi orang yang beribadah kepada Allah
SWT “
Dakwah nabi ke kota Madinah, pada tahun ke-13 kenabian, rasul bersama
para sahabat hijrah ke kota Madinah. Kepindahan tersebut dilakukan setelah
dakwah dikota Makkah mengalami kemandekan. Sahabat banyak mendapat
64
intimidasibahkan mengalami siksaan, sementara rasul sudah direncanakan oleh
orang kafir quraisy untuk dibunuh dengan pertolongan Allah, Rasul bisa selamat
sampai ke kota madinah. Sesudah peristiwa hijrah penduduk madinah terdiri atas
tiga golongan; kaum muslimim, bangsa yahudi ( bani nadhir dan bani quraizhah )
dan bangsa arab yang belum menganut agama islam, kepada ketiga golongan
tersebut nabi terus berusaha menyebarkan agama islam. Dakwah yang dilakukan
Nabi mendapat sambutan beragam, ada yang menerima kemudian masuk islam dan
ada pula yang menolak secara diam diam, misalnya; orang orang yahudi yang tidak
senang atas kehadiran Nabi Muhammad dan umat islam. Penolakan ini mereka
lakukan secara diam – diam dan tidak berani terus terang untuk menentang nabi dan
uamt islam. Kedengkian orang orang yahudi semakin menjadi – jadi sewaktu
mereka menyaksikan sendiri perkembangan pesat agama yang di bawa Nabi,
seakan akan jalan untuk mencapai kemenangan telah terhampar datar, apalagi
sekutu mereka ( suku Aus dan Khazraj ) setelah memeluk islam, sudah tak
membutuhkan mereka lagi, karna telah mendapat pimpinan yang baik yakni
Muhammad SAW. akhirnya yahudi madinah menggalang koalisi dengan kafir
quraisy Mekkah, untuk menghancurkan kekuatan umat Islam, bahkan peperangan
terjadi antara kaum muslim Madinah dengan musyrik quraisy Mekkah. Perang
pertama yang sangat menentukan masa depan negara islam ini adlah perang Badar
pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke 2 hijriyah, nabi bersama 305 orang muslim
bergerak keluar kota membawa perlengkapan sederhana, di daerah Badar, kurang
lebih 120 kilometer dari Madinah, pasukan nabi bertemu dengan pasukan quraisy
yg berjumlah sekitar 900 sampai 1000 orang. Nabi sendiri yang memegang
komando dalam perang ini dan kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Dalam
beberapa tahun berikutnya, pihak quraisy Mekkah menyerang pihak Muhammad di
Madinah, sehingga terjadi lagi peperangan, yakni Khandak. Dan pihak Muhammad
SAW berhasil mengahncurkan dan membuat kecewa pihak Makkah. Dakwah nabi
Muhammad tidak berhenti disini, masih banyak peperangan yang dilalui, demi
menegakkan syariat Islam.
C. Evaluasi
65
1. Jelaskan yang dimaksud rasul ulul azmi!
2. Sebutkan saja rasul ulul azmi!
3. Paparkan kisah perjalanan dakwah rasul ulul azmi beserta dalilnya!
66
BAB V
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Untuk mengetahui dan memberi informasi mengenai kehidupan bangsa
Arab sebelum datangnya Islam.
2. Untuk mengetahui dan memberi informasi mengenai kondisi dan iklim
bangsa Arab sebelum datangnya Islam.
3. Untuk mengetahui dan memberi informasi mengenai beragam agama yang
dianut bangsa arab sebelum islam.
A. Pendahuluan
Sebelum Islam datang, Jazirah Arab memiliki peradaban yang terbelakang.
Masyarakat Arab pada masa sebelum Islam datang menganut tradisi-tradisi dan
kepercayaan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka, seperti
menyembah berhala, mengubur bayi perempuan hidup-hidup, dan tidak mengenal
agama hanya mengenal sistem kepercayaan. Bangsa Arab sebelum Islam datang
biasa disebut dengan bangsa “jahiliyyah” yang berarti bodoh.
Bangsa Arab jahiliiyah bukan berarti bangsa yang bodoh akan pengetahuan
dan intelektual, melainkan bodoh karena akhlak buruk yang mereka lakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Islam datang tidak hanya memperbaiki akhlak
67
bangsa Arab saja, namun menuntun semua manusia sebagai hamba allah untuk
bertauhid dan menyembah kepada-Nya.
B. Pembahasan
1. Arab Sebelum Islam
Kata jahiliyyah berasal dari bahasa arab yaitu ‘’jahala’’ yang berarti bodoh
tetapi yang di maksud bangsa jahiliyyah di sini bukanlah bangsa yang bodoh akan
pemikiran atau secara intelektual bahkan bangsa arab jahiliyyah pra islam mampu
mengembangkan ilmu astronomi, ilmu nasab, sastra dan qosidah serta lain-lain
yang memanfaatkan pasar-pasar di kota Arab tersebut. Fakta ini sekaligus
membuktikan bahwa bangsa Arab bukanlah bangsa buta huruf bahkan khazanah
intelektual sudah berkembang pesat pada saat itu tetapi kejahiliyaan mereka
terletak pada petunjuk ilahi hingga menyebabkan prilakunya bertentangan dengan
prinsip-prinsip ketauhidan.
Suku-suku asli yang mendiami Jazirah Arab berasal dari golongan bangsa
Arab Baqiyah (masih ada). Suku-suku asli tersebut merupakan keturunan dari
bangsa Arab Baqiyah yang terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitubangsa
Arab Aribah (Arab Qahtaniyah) karena berasal dari bani qahtab salah satu
keturuna Nabi Nuh alaihi as salam dan juga dari keturunan nabi ismail menurut
kitab kelengkapan tarikh Nabi Muhammad di sebutkan bahwa qahtan sendiri
68
memiliki empat putra yang nantinya akan menjadi suku besar di jazirah arab,
mereka adalah ya’rib bin qahtan yang menguasai kota yaman yang ke-Dua Jurhum
bin qahtan yang akan menguasai kota hijaz nantinya yang ke-Tiga ‘Aad bin
qahtan yang mengusai kota sikhr dan yang terakhir adalah Oman bin qahtan yang
akan menguasi Arab tenggara dan Arab Musta'ribah (Muta'arribah atau
Adnaniyah). Yaitu keturunan nabi ismail yang mana dari keturunan nabi ismail
yang paling menonjol dari Dua belas anak beliau adalah Adnan bin ismail yang
darinya pula akan berkembang suku-suka arab pada zaman setelahnya salah
satunya adalah suku quraisy.
Sedangkan bagsa arab juga terdapat Arab Baidah yaitu bagsa atau kaum
yang sudah di musnahkan oleh Allah di antaranya yaitu kaum ‘ad kaum tsamud
kaum thasm kaum jadis dan penduduk madyan yang mana kaum tersebut telah di
musnahkan oleh Allah karena mendurhakai Allah.
Menurut para pakar geografi, jazirahitu pada zaman dahulu merupakan gurun
pasir yang bersambung dengan gurun pasir yang terbentang melintasi Asia, Iran
Tengah, dan Gurun Gobi. Akan tetapi, kini daerah-daerah itu telah terputus oleh
lembah Sungai Nil dan Laut Merah.
Selanjutnya, dan keadaan tanah Jazirah Arab dapat di bagi menjadi dua, yaitu
bagian tengah dan bagian tepi. Berikut ini penjelasannya.
a. Bagian Tengah
Bagian tengah terdiri atas tanah pegunungan dan gurun pasir yang tandus. Oleh
karena itu, penduduk yang mendiami daerah itu jumlahnya sedikit sekali dan dikenal
sebagai kaum pengembara. Merekalah yang disebut kaum Arab Baduwi atau orang-
69
orang Arab dusun. Wilayah bagian tengah ini di bagi lagi menjadi dua, yaitu bagian
selatan yang disebut Nejd dan bagian utara disebut Al-Ahqaf (tanah kering).
Selanjutnya, tanah gurun bagian utara di bagi menjadi tiga.Pertama, Gurun Nufud
tanahnya ditutupi oleh pasir berwarna putih dan kemerah-merahan. Gurun pasir itu
dalam istilah klasik disebut al-badiyat dan al-dahna (daratan merah). Walaupun
Gurun Nufudkrim kecuali oase-oasenya, gurun itu pada musim dingin cukup
menerima hujan sehingga ditumbuhi rerumputan yang segar dan dimakan oleh
domba dan unta orang-orang Baduwi. Kedua, Gurun Al-Dahna' ditutupi oleh pasir
yang berwarna merah. Gurun itu terbentang dari Gurun Nufud di utara sampai ke
Rab'u Al-Khali di selatan sepanjang enam ratus mil. Bagian barat gurun itulah yang
disebut Al-Ahqaf. Dalam peta-peta kuno juga disebut Rab'u Al-Khali (tanah kosong
tidak berpenduduk). Ketika Gurun Al-Dahna' menerima hujan, gurun berubah
menjadi padang rumput yang menarik bagi orang-orang Baduwi dan ternak mereka
selama beberapa bulan dalam setiap tahun. Akan tetapi apabila musim panas tiba
daerah itu kering kerontang dan tidak dapat di diami. Ketiga Al-Harrat.
Permukaannya ditutupi oleh pecahan-pecahan lava yang menutupi bebatuan pasir.
Daerah vulkanik seperti ini terdapat di bagian barat dan tengah Semenanjung Arabia
yang terbentang sampai ke Hawran. Yaqut, dalam kitab Mu’jam Al-Buldan,
menyebutkan bahwa tidak kurang dari tiga puluh Harrat. Berdasarkan laporan dari
sejarawan Arab, sebuah gunung berapi yang meletus terakhir pada tahun 1256
Masehi.
Sekalipun tanah Arab di kenal kering dan tandus, terdapat juga mata-mata air
yang disebut steppe (darah), yaitu dataran yang melingkari pegunungan dan di tutupi
oleh pasir. Karena daerah darah itu mengandung mata air, maka memungkinkan
untuk di jadikan tanah pertanian oleh kaum Baduwi. Selain itu, juga terdapat sedikit
perkampungan yang mendapat siraman air, yang disebut wadi,sehingga dapat
menjadi tempat mengembala binatang ternak. Diantara wadi-wadi yang terkenal
adalah Wadi Sirhan di utara serta Wadi Rummah dan Wadi Dawasir di selatan. Wadi-
wadi ini mempunyai peranan penting bagi kafilah-kafilah pedagang dan jamaah haji
ke Makkah yang datang dari berbagai penjuru semenanjung.
70
b. BagianTepi
Bagian tepi disebut juga dengan selatan jazirah. Di bagian itu hujan turun
dengan teratur. Dengan keadaan alam yang demikian menyebabkan penduduknya
tidak teratur. Dengan keadaan alam yang demikian menyebabkan penduduknya tidak
perlu mengembara. Daerah tersebut terbentangdari Oman sampai Yaman. Di Jazirah
Arab ini hanya Yaman dan Asir yang mendapat curahan hujan yang cukup secara
periodik. Keadaan iklim ini membuat tanahnya dapat diolah secara sistematis. San’a,
ibu kota Yaman, yang terletak di ketinggian tujuh ribu kaki dan permukaan laut
merupakan satu diantara kota yang terkaya dan terindah di seluruh Semenanjung
Arabia. Hadramaut, yang terletak di lembah, tanahnya banyak mengandung air.
Demikian juga Oman yang memiliki persediaan air hujan yang cukup. Karena
penduduknya menetap, maka mereka mempunyai kesempatan mendirikan kota dan
kerajaan serta membangun kebudayaan. Itulah sebabnya penduduk daerah tersebut
disebut ahl al-hadharat (pendudukkota). Tanahnya disebut al-ardh al- khadhra’
(tanah hijau) karena pepohonan dan rerumputan tumbuh dengan subur dan disebut
juga sebagai al-bilad al-sa’idat (Arabia Felix/ negeri yang jaya). Di daerah itu
terdapat sejumlah kota dan kerajaan, sepertiAl- Ansa (Bahrain), Oman, Mahra,
Hadramaut, Yaman, dan Hijaz. Di bagian tepi sebelah utara pernah berdiri kerajaan
Hirah dan Gassaniyah.
Kondisi tanah Arab yang berbatu dan berpasir serta hujan tidak turun secara
teratur, membuat keadaan iklimJazirah Arab sebagai salah satu negeri yang paling
kering dan panas di mukabumi. Walaupun negeri itu dikelilingi oleh laut, perairannya
tidak cukup untuk mengimbangi keadaan udara yang stabil dari dataran Afrika-Asia
yang tidak mengenal musim hujan. Samudra di sebelah selatan memang membawa
hujan, tetapi musim kemarau akrab melintasi negeri itu sehingga tidak meninggalkan
curahan hujan untuk daerah perdalaman semenanjung. Selain itu, tanah jazirah yang
gersang semakin menambah kekeringan karena sangat jarang disiram hujan. Hujan
yang turun sesekali justru menggenangi tanah Hijaz, Makkah, Madinah, dan Thaif.
Terkadang air bah itu menjadi ancaman yang dapat merobohkan bangunan Ka’bah
yang terdapat di tengah-tengah kota Makkah. Hal ini pernah terjadi ketika Nabi
71
Muhammad masih remaja. Ka’bah roboh dan hajar aswad terlempar keluar karena
diterjang oleh air bah. Terjadinya air bah itu tidak lain disebabkan tanahnya yang
mengandung bebatuan dan pasir sehingga air lewat begitu saja dan tidak dapat
diserap oleh tanah. Penyebab lain yang membuat tanah Arab panas adalah karena
langkanya angin yang bertiup. Akan tetapi, langkahnya angin timur yang sejuk dan
segar yang melintasi negeri itu menjadi tema yang sangat digemari oleh para penyair
Arab untuk diungkapkan di dalam bait-bait syair mereka.
72
Di antara tetumbuhan yang banyak itu, pohon kurma adalah ratu flora Arabia.
Hal itu karena kurma bersama susu dan daging unta merupakan menu makanan
pokok orang-orang Arab. Di sisi lain, memiliki dua benda hitam (al-aswadan), yaitu
air dan kurma merupakan impian setiap orang-orang Arab Baduwi. Para penulis Arab
mencatat ada seratus jenis kurma yang terdapat di sekitar Madinah. Bibitnya dibawa
dari utara, yaitu Mesopotamia.
Dalam hal fauna, jazirah itu memiliki berbagai jenis hewan, antara lain
harimau kumbang, macan tutul, serigala, anjing hutan, biawak, dan kera (terdapat di
Yaman). Unggas terdiri dari bubara, elang, rajawali, burung hantu, gagak, hud hud,
merpati, dan ayam hutan (yang bernama al-qata). Sementara itu, hewan hewan jinak
adalah unta, keledai, anjing, kucing, domba, dan kambing.
Ada dua jenis hewan, yaitu unta dan kuda, yang menjadi primadona di negeri
Arab. Kedua hewan ini sangat diutamakan dan memiliki banyak fungsi bagi
kehidupan orang-orang arab, terutama Baduwi. Dengan untalah, penduduk jazirah
arab itu dapat mendiami dan menjelajahi gurun pasir yang luas itu, hampir semua
tubuh unta dapat dimanfaatkan. Susunya diminum, dagingnya dimasak menjadi
santapan istimewa, kulitnya dimanfaatkan untuk pakaian, bulunya digunakan untuk
kemah, kotorannya dijadikan bahan bakar , dan air seninya diolah menjadi minyak
rambut dan obat. Pada musimkering, air yang tersimpan di dalam kerongkongan atau
punuk unta selama satu atau dua hari dapat dikeluarkan, laludiminum orang. Unta
juga berfungsi sebagai alat tukar-menukar, mas kawin, denda atas pembunuhan,
keuntungan main judi, dan kekayaan seorangsyaikh (kepala kabilah). Semuanya
dinyatakan dalam nilai unta. Jadi unta benar-benar bermanfaat bagi orang Arab dan
tidak ada yang sia-sia darinya. Oleh sebab itu,tidaklah mengherankan jika Allah
menyebutnya dalam firman-Nya yang dapat dibaca dalam Surah Al-Nahl ayat 5-8.
Demikian juga kuda merupakan barang mewah bagi orang Arab. Selain sulit
memeliharanya, hewan ini berfungsi sebagai kendaraan untuk melakukan serbuan
dengan cepat. Serbuan dalam Bahasa Arab disebut ghauz. Dari kata inilah berasal
kata razzia dalambahasaInggris. Kuda juga berfungsi untuk olahraga dalam
turnamen dan berburu.
73
4. Sejarah Agama Jazirah Arab
Sebelum kedatangan Islam, mayoritas Bangsa Arab masih mengikuti dakwah
Nabi Ismail 'alaihissalam (AS) yaitu menyembah Allah dan mentauhidkan-Nya.
Setelah beberapa lama akhirnya mereka lupa ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ismail.
Hingga muncullah Amru bin Luhai, seorang pemimpin Bani Khuza'ah. Dia dikenal
baik dan peduli terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya
dan menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani. Ketika dia
mengadakan perjalanan ke Syam, di sana dia melihat penduduk Syam menyembah
berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik. Apalagi Syam adalah
tempat para rasul dan turunnya kitab. Maka dia pulang sambil membawa berhala
hubal dan meletakkannya di dalam Ka'bah. Setelah itu dia mengajak penduduk
Mekkah untuk menjadikan sekutu bagi Allah. Selain itu dari kaum thaif membangun
berhala (al latta) kaum hijaz membangun berhala (al uzza) dan kaum madinah
membuat berhala (manah) dan itu semua bermula atas kelakuan amr bin luhay
a. Agama Yahudi
Masuknya agama Yahudi di jazirah Arab pertama kali eksis di Yaman melalui
penjual jerami, As'ad bin Abi Karb. Ketika itu, dia pergi berperang ke Yatsrib
(Madinah) dan disanalah dia memeluk Yahudi. Dia membawa serta dua ulama
Yahudi dari suku Bani Quraizhah ke Yaman. Agama Yahudi tumbuh dan
74
berkembang pesat di sana, terlebih lagi ketika anaknya, Yusuf bergelar Dzu Nuwas
menjadi penguasa di Yaman.
Dia menyerang penganut agama Nashrani dari Najran dan mengajak mereka
untuk menganut agama Yahudi, namun mereka menolak. Karena penolakan ini, dia
kemudian menggali parit dan mencampakkan mereka kedalamnya lalu
membakarnya hidup-hidup. Sejarah mencatat, jumlah korban pembunuh anmassalini
sekitar 20.000 hingga 40.000 jiwa. Peristiwa itu terjadi pada bulan Oktober tahun
523 M. Alqur'an menceritakan sebagian dari peristiwa tragis itu dalam Surah Al-
Buruj (tentang Ashhabul Ukhdud).
b. Agama Nasrani
Tak berapa jauh dari masa ini, seorang yang dikenal sebagai orang zuhud,
doanya mustajab dan dianggap mempunyai kekeramatan. Orang ini dikenal dengan
sebutan Fimiyun; dia datang ke Najran. Dia mengajak penduduk Najran untuk
memeluk agama Nasrani. Mereka melihat tanda-tanda kejujuran pada dirinya dan
kebenaran agamanya. Karena itu mereka menerima dakwahnya dan bersedia
memeluk agama Nasrani.
75
terakhir ini. Hal itu disebabkan mereka bertetangga dengan orang-orang Romawi.
Bukan itu saja, bahkan sebagian raja-raja Hirah juga telah memeluknya.
c. Agama Majusi
d. Agama Shabi'ah.
“Kaum wanita diperlakukan seperti barang bergerak yang dapat dijual atau di
beli’’. Para penyair mendendangkan
keburukan moral dengan penuh kebanggaan. Jika ada yang meninggal, maka
anak mewarisi ibu tiri dan barang lainnya," tulis buku tersebut.
Anak bahkan bisa menikahi ibu tiri mereka. Yang lebih parah, anak perempuan
yang baru lahirakan dicekik atau di kubur hidup-hidup. Selainitu, perbudakan adalah
hal wajar dengan majikan yang berkuasa penuh hingga hidup mati.
76
Tentunya tradisi dan kebiasaan buruk yang tidak sesuai ajaran Islam dihapus.
Misalnya membunuh anak perempuan baru lahir, seksbebas, berjudi, dan
merendahkan wanita. Perubahan dilakukan meskimembutuhkan pengorbanan dan
waktu yang tidak sebentar.
C. Evaluasi
1. Jelaskan kehidupan bangsa arab sebelum datangnya islam!
2. Paparkan kondisi geografis dan iklim jazirah arab sebelumIslam!
3. Sebutkan pa saja agama bangsa Arab sebelum kedatangan Islam!
77
BAB VI
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Menjelaskan sejarah pembentukan masyarakat Madani
2. Menceritakan rintangan yang di lewati dalam membangun masyarakat
Madani.
3. Menjelaskan tentang sejarah terbentuknya piagam Madinah
4. Menjelaskan isi dari piagam Madinah
A. Pendahuluan
Nabi Muhammad memindahkan ibu kota negara dari Makkah ke Madinah.
Madinah adalah tempat dimana Nabi Muhammad SAW mulai membangun
peradaban islam untuk pertama kalinya. Dikota inilah Nabi Muhammad SAW awal
membangun kekuasaan yang dipimpin langsung oleh beliau ke arah masyarakat
madani. Jika awalnya beliau dakwah ditolak oleh kaumnya, maka di Madinah ini
beliau di terima dengan hangat dan disambut oleh seluruh masyarakat Madinah.
78
B. Pembahasan
1. Sejarah Terbentuknya Masyarakat Madani
Madinah adalah tempat dimana Nabi Muhammad SAW mulai membangun
peradaban islam untuk pertama kalinya. Dikota inilah Nabi Muhammad SAW awal
membangun kekuasaan yang dipimpin langsung oleh beliau ke arah masyarakat
madani.
Jika awalnya beliau dakwah ditolak oleh kaumnya, maka di Madinah ini
beliau di terima dengan hangat dan disambut oleh seluruh masyarakat Madinah.
Dalam menggambarkan kebijakan awal Nabi pada saat tiba di Madinah, masyarakat
terbagi menjadi beberapa golongan (kelompok).
Ada dua kelompok lagi selain Muhajirin dan Anshar, yaitu masyarakat
Madinah penyembah berhala dan Yahudi. Masyarakat Madinah penyembah berhala
turut menyambut kedatangan Nabi. Seluruh masyarakat Madinah, baik yang
beriman maupun yang tidak beriman, semuanya bersedia melindungi dan membela
Nabi Muhammad.Sedangkan penganut agama Yahudi di Madinah mempunyai
pendirian dan sikap yang berbeda-beda. Mereka bersama dengan masyarakat
Madinah lainnya turut menyambut kehadiran Nabi. Pada mulanya Nabi mengakui
keberadaan agama mereka, bahkan Nabi menggolongkan mereka sebagai “ahli
Kitab”. Sebagai strategi untuk menjalin persahabatan Nabi bahkan melestarikan
sebagian kebiasaan dan praktek-praktek keagamaan mereka. Sementara sebagian
penganut Yahudi senantiasa berusaha menggeser kepemimpinan Nabi. Tetapi
ketika terbukti bahwa mereka tidak berhasil menggesernya, perlahan-lahan mereka
mengurangi dukungannya terhadap Nabi bahkan mereka berusaha menjalin kerja
sama dengan Quraisy Mekkah untuk memusuhi Islam.
79
Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah Saw dalam periode ini adalah
pembinaan terhadap masyarakat islam yang baru terbentuk. Karena masyarakat
merupakan wadah dari pengembangan kebudayaan, maka berbarengan dengan
pembinaan masyarakat itu diletakkan puladasar-dasar kebudayaan Islam. Sehingga
terwujud sebuah masyarakat Islam yang kokoh dan kuat.
80
Langkah kedua, mendatangkan dua keluarga mulia, keluarga Rasulullah
SAW dan keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq ke Madinah.
Dalam islam masjid adalah titik tolak semuanya kebaikan dan kesempurnaan yang
ingin di raih oleh umat islam, sebab di dalam masjid, kebodohan, akhlak buruk,
serta potensi jelek pada beberapa orang bisa di obati dan di sembuhkan.
Dalam Piagam Madinah terdapat poin-poin yang terkandung tentang
hubungan kaum anshar dan muhajirin menunjukkan tingginya ilmu, hikmah, dan
politik yg di miliki Rasulullah.
Persaudaraan antara kaum muhajirin dan anshar serta Piagam yg berisi
materi-materi politik menunjukkan bahwa Rasulullah telah memprediksi adanya
peperangan yang berkepanjangan.
Diantara cara mereka yang keji dalam memerangi Islam adalah dengan
memecah-belah barisan kaum muslimin dan menghancurkannya dari dalam. Salah
satu pemuka mereka yang sudah tua melakukan tipu muslihat yang bertujuan
memecah-belah kaum Anshar dengan cara menyebarkan fanatisme golongan
diantara mereka, agar kembali kepada kejahiliyahan mereka.
81
Ketika itu, Abu Bakar melihat banyak orang berkerumun dihadapan seorang
laki-laki bernama Finhash, seorang pendeta. Bersamanya, terdapat pemuka dan
pendeta lainnya. Abu Bakar menyeru kepada mereka untuk bertaqwa kepada Allah,
namun mereka menyangkalnya seraya berkata “Demi Allah, wahai Abu Bakar,
kami bukanlah orang yang membutuhkan Allah. Akan tetapi Dia lah yang
membutuhkan kami.
82
islamanya namun maskipun demikian tetap saja ada Tantangan tersendiri bagi nabi
untuk melanjutkan dakwah nya dikarenakan di kota Madinah terdiri dari beberapa
kaum diantaranya kaum Muhajirin , kaum Anshar , Bani Aus dan Khazraj yang
merupakan sisa dari kaum Quraisy yang tinggal di Madinah serta terdapat pula
kaum Yahudi dari Bani qainuqa',meski diantara Muhajirin Dan kaum Anshar sudah
cukup tertib, Namun beda dengan kaum Aus dan Khazraj yang masih sering terjadi
konfik, dan begitu pula dengan kaum Yahudi yang masih menentang pada ajaran
Rasulullah, untuk mengatasi konflik antara dua kaum tersebut maka nabi
Muhammad bersama para sahabat merencanakan untuk membuat suatu perjanjian
damai dengan kaum kaum Quraisy.
Dan nabi memerintah kan kepada Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan nya
di tempat tidur beliau Agar para kaum Quraisy tersebut tidak mencurigai ke pergian
Nabi, lalu karena karena sampai tengah malam nabi tidak keluar dari kediamannya
maka para tokoh Quraisy itu masuk dan memeriksa rumah beliau sampai akhirnya
para tokoh Quraisy itu masuk pada hujrah yang biasanya di gunakan Rosulullah
untuk beristirahat, sesampainya di hujrah itu para kafir Quraisy langsung
menengkukkan kepala orang yang dikiranya nabi Muhammad yang tertidur di
83
hujrah itu dengan pedang namun bukan lah nabi yang ditemui oleh para kaum kafir
Quraisy tersebut melainkan Ali bin Abi Thalib, bertambah marah lah para tokoh itu
dan mengejar nabi yang sedang dalam perjalanan menuju ke Madinah.
Sesampainya di gua tsur nabi dan abu bakar Ash-Shiddiq beristirahat disana
selama tiga hari, lalu para kafir Quraisy tersebut memeriksa gua tsur yang gunakan
sebagai tempat oleh Rosulullah untuk beristirahat namun berkat pertolongan Allah
jalan gua tsur itu tertutupi oleh jaring laba laba dan sarang burung merpati, bahkan
ada seorang kafi Quraisy yang berkata bahwasanya jaring laba laba itu ada sejak
lama jadi tidak mungkin jika ada seseorang yang masuk pada gua itu, lalu para
tokoh tersebut kembali ke Mekkah untuk melaporkan kejadian tersebut kepada para
tokoh lainnya.
Setelah terasa aman nabi dan Abu bakar pun pergi dan melanjutkan
perjalanannya setelah sesampainya di Quba Rosulullah berdiam disana selama
beberapa hari dan Rosulullah menginap di sebuah rumah milik kulsum bin Hindun
dan di halaman rumah ini beliau membangun masjid pertamanya , setelah itu nabi
meneruskan perjalanan nya dan sesampainya di Madinah pada tanggal 12 Robiul
awal nabi disambut dengan baik oleh para kaum Anshar yang ada di Madinah.
84
ketika Rasulullah datang ke Madinah ia membuat perjanjian damai dengan Yahudi
di sana dan menulis dokumen antara mereka dan dirinya sendiri. Ia menetapkan
bahwa mereka tidak akan membantu musuh-musuhnya dan harus membantunya
dalam perang melawan para agresor. Demikian juga Rasulullah tidak akan
memerangi Ahludz-Dzimmah ( orang-orang non muslim yang berada di daerah
komunitas muslim), al-Baladhuri berpendapat bahwa dokumen perjanjian damai
dengan Yahudi ditulis sebelum pengiriman ekspedisi pertama. Seperti diketahui
bahwa ekspedisi pertama yang dipimpin oleh Hamzah terjadi pada bulan
Ramadhan, tahun pertama Hijriyah, Hanya satu tahun sebelum perang Badar.
Setelah itu, Ali bin Abi Thalib menyimpan pedang beserta dokumen tersebut,
lalu di sampaikannya kepada para sahabat dan kaum Muhajirin dan Anshar. Isi dari
dokumen tersebut yaitu :
1. Barang siapa melakukan suatu perbuatan bid'ah atau melakukan dosa, atau
memberi perlindungan kepada para pelaku kriminal, ia akan mendapat
laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia, tidak akan diterima amal
ibadah nya disisi Allah
85
2. Seorang mukmin tidak lah dibunuh karena (membunuh) orang kafir
3. Seseorang yang menjadi pihak dalam kesepakatan tidak boleh dibunuh
sepanjang kesepakatan berlaku
4. Tidak seorang pun boleh menanam tumbuh-tumbuhan liar
5. Berburu binatang-binatang liar
6. Tidak diperbolehkan menyimpan barang-barang temuan tanpa
mengumumkannya
7. Kita tidak boleh memotong pepohonan kecuali bagi seseorang yang
bermaksud memberi Makan untanya.
Dari kedua perjanjian tersebut para ahli sejarah menjadikan 2 perjanjian
tersebut menjadi satu kesatuan yaitu perjanjian yang sering disebut sebagai piagam
Madinah, jadi sudah dapat terlihat jelas bahwasanya piagam Madinah terdiri dari
dua perjanjian yaitu perjanjian damai antara kaum Yahudi dengan Nabi Muhammad
serta perjanjian antara kaum Muhajirin dan Anshar yang ditulis oleh nabi
Muhammad pada pedangnya yang bernama Dzulfikar, yaitu perang yang
didapatkannya dari rampasan perang badar.
C. Evaluasi
1. Jelaskan sejarah terbentuknya masyarakat Madani di Madinah!
2. Sebutkan tantangan dalam pembentukan masyarakat Madani!
3. Jelaskan sejarah terbentuknya piagam Madinah!
4. Sebutkan isi dari piagam Madinah!
86
BAB VII
Kompetensi Dasar
Indikator
A. Pendahuluan
87
perbuatan dan karakteristik Nabi Muhammad SAW menjadi suri teladan yang baik
untuk seluruh umat manusia.
B. Pembahasan
1. Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW
88
berfikir dan merenung. Dalam suasana demikian dia ingin melihat sesuatu di balik
semuanya. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dalam pemikiran nafsu
duniawi, sehingga dia terhindar berbagai macam noda yang dapat merusak
namanya, karena itu sejak muda di juluki sebagai Al- Amin, orang yang terpercaya.
Nabi Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syiria atau Syam
dalam usia 12 tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Tholib. Dalam perjalana ini, di
Busyro, sebelah selatan Syiria, ia bertemu dengan pendeta kristen bernama
Buroiroh. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai
dengan petunjuk cerita kristen. Sebagian sumber menceritakan bahwa pendeta itu
menasehatkan Abu Thalib jangan terlalu jauh memasuki daerah Syiria. Sebab
dikhawatirkan orang-orang yahudi yang mengetahui tanda-tanda tersebut akan
berbuat jahat kepadanya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang
dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khodijah. Dalam
pandangan ini Muhammad memperoleh laba yang besar terus kemudian Khodijah
melamar Muhammad karena Muhammad disamping mempunyai laba yang besar
orangnya jujur sehingga Khotijah tertarik untuk menjadikan suaminya.
89
Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar
Assidiq, Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah
gambaran jelas kemampuan Muhammad saw dalam melihat fungsi.
Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad
saw, adalah sahabat utama. Ini bermakna modal seorang pemimpin adalah
kepercayaan dari orang lain.
Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam
menegakkan kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan efektif apabila ditunjang
oleh semangat pembelaan terhadap kebenaran dengan penuh keberanian.
Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela
menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw. Faktor
ketiga yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan
lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang baik dan keuangan yang
lancar.
Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh
ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan
akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi. Tidak ada pemimpin yang
berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus agar rencana-rencana yang
belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
b) Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan
Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang
menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing
dan air putih sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu
contohnya. Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras dan
memberikan manfaat terhadap orang banyak dan kebencian beliau terhadap orang
yang menyusahkan dan merugikan orang lain adalah contoh yang lain.
c) Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa
ditunda
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah
menyelamatkan seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan
90
shalat, maka beliau menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan anak
yang sedang menghadapi bahaya.
d) Beliau lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah,
Muhammad Saw baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin
Makkah berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh,
namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin
meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau
sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan
menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama
dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian
bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang
sudah lama memusuhi etnik Yahudi.
e) Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk
umatnya
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada
mempersulit orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul Begitu pun dengan
Muhammad saw. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam
beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur. Ketika dia
menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat
hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan
seluruh hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan
keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping masjid, satu dua potong
pakaian dan beberapa butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-
sampai tidurnya hanya di atas pelepah kurma. Seperti pernah dia bertanya kepada
Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti kering atau sebiji korma untuk
dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Muhammad Saw
mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.
f) Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi
91
Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan
bagi kita. Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama
daripada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini. “Seandainya kalian letakkan
matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak akan
berhenti dalam menyampaikan risalah ini.” Demikian Muhammad Saw berkata
kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba menyuap Muhammad Saw dengan
harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan juga
menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad Saw akan menghentikan
dakwahnya di kalangan mereka mengenai kepemimpinan Rasulullah itu, bahwa
teladan kepemimpinan itu sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena
ia adalah pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Holistic karena beliau
adalah pemimpin uang mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang
termasuk diantaranya: self development, tatanan masyarakat yang akur, sistem
pendidikan yang bermoral dan mencerahkan. Kepemimpinannya accepted karena
beliau adalah Seorang pemimpin yang diterima dan diakui oleh semua
masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini.
Kepemimpinannya proven atau penuh bukti tidak hanya berjanji dan sudah terbukti
sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga sekarang masih relevan diterapkan.
Berikut ini merupakan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai
bidang:
92
mempunyai kemampuan baca-tulis mereka akan mampu mengangkat harkat
mereka di samping kekuatan iman yangh mereka miliki.
Selain sebagai tempat ibadah dan sentra aktivitas sosial, Rasulullah SAW
juga menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan. Di masjid ini, terjadi
transformasi ilmu pengetahuan antar kaum muslim terutama pengajaran ajaran
Islam dan Rasulullah SAW juga terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan di
masjid ini. Esensi dari pendidikan yang baik Pendidik yang baik harus mempunyai
beberapa kebaikan, antara lain sebagai berikut:
Pertama, memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada semua aspek
dari pikiran, ruh, dan diri seseorang.
Kedua, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan universalitasnya,
kelengkapannya, dan kualitas dari murid-muridnya. Murid-mirid Rasulullah siap
untuk menyampaikan risalahnya keseluruh dunia. Risalah yang mereka sampaikan,
karena bersifat universal dan valid untuk segala zaman dan ruang, mudah diterima
oleh orang-orang dari berbagai ras, agama yang berbeda-beda, dan berbagai
tingkatan intelektual dean dari berbagi usia.
Ketiga, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk
mengubah murid-muridnya.
93
sukses dalam berbagai peperangan yang mereka hadapi namun kurang berhasil
dalam mengelila pemerintahan ketika perang itu usai. Muhammad SAW telah
terbukti mampu menjalankan kedua fungsi dalam waktu bersamaan. Beliau seorang
kepala negara namun juga seorang jenderal yang menguasai taktik peperangan.
Kebijakan Sosial-Politik Muhammad SAW pada Periode Madinah
b. Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
Tak lama setelah menetap di Madinah, Rasulullah membangun persaudaraan
antar muslim, khususnya antara kaum Muhajirin dengan Anshar. Mereka menjadi
sangat dekat satu sama lainnya. Salah satu contoh persaudaraan antara
Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin ar-Rabi. Setibanya kaum muhajirin di Madinah,
Muhammad SAW mempersaudarakan Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin ar-Rabi.
Kemudian Sa’d bin ar-Rabi’ berkata kepada Abdurrahman, “aku termasuk orang
Anshar yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan kubagi dua, setengah
untukmu dan setengah untukku. Aku juga mempunyai seorang istri; lihatlah mana
yang kamu pandang paling menarik. Sebutlah namanya, dia akan segera kucerai.
Setelah habis masa iddahnya kamu kupersilahkan untuk menikahinya.”
Abdurrahman menjawab, “semoga Allah memberkati keluarga dan kekayaan
kamu”. Selain Abdurrahman bin ‘Auf, ada beberapa Muhajirin lainnya yang juga
memulai bisnis perdagangan. Persaudaraan yang terbina antara golongan Muhajirin
dan Anshar berpengaruh kepada sektor ekonomi. Kaum muhajirin sebagaimana
lazimnya orang makkah mempunyai kompetensi disektor perdagangan. Sementara
kaum Anshar lebih mempunyai keahlian di bidang pertanian. Kombinasi antara
kompetensi perdagangan dann pertanian ini belakangan membawa kepada
perekonomian Madinah yang lebih baik.
c. Konstitusi Madinah
Langkah politik berikutnya yang beliau lakukan adalah membuat kesepakatan
antar berbagai faksi yang ada di Madinah. Kesepakatan itu dikenal dengan al-
Shahifa al-Madinah atau dalam istilah modern disebut sebagai Piagam Madinah
(Madeena Charter). Maka untuk pertama kalinya lahirlah makna “wathan” (tanah
air, negara). Di dalam wathan ini semua manusia mempunyai kedudukan yang sama
ndi bawah suatu undang-undang nasional yang menetapkan hak dan kewajiban
94
mereka tanpa memandang asal-usul, kebangsaan, dan akidah. Tidak lama setelah
sampai di Madinah Muhammad SAW mengumpulkan para pemimpin Madinah
untuk merumuskan suatu kesepakatan politik yang belakangan dikenal sebagai
“Piagam Madinah”. Demikianlah, seluruh kota Madinah dan sekitarnya telah benar-
benar jadi terhormat bagi seluruh penduduknya. Mereka berkewajiban
mempertahankan kota ini dan mengusir setiap serangan yang datang dari luar.
Mereka harus bekerjasama antara sesama mereka guna menghormati segala hak dan
kebebasan yang sudah disepakati bersama.
Islam diturunkan sebagai ajaran yang sempurna dari sumbernya Allah SWT
yang maha sempurna dan akan dipelihara kesempurnaannya hingga akhir zaman.
Ajaran ini harus dijadikan pedoman hidup bagi setiap manusia yang menginginkan
kemuliaan tidak sekedar di mata manusia tetapi di sisi Allah SWT. Manusia
merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat tidak dapat dihindari pasti
membutuhkan orang lain dalam menjalani hidup ini. Mustahil ada manusia yang
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain, untuk itu mereka membentuk satu
kelompok sambil mengaktualisasikan dirinya untuk menemukan jati dirinya. Setiap
orang sebagai individu memerlukan bantuan orang lain, bukan menjadi sama
dengan orang lain, tetapi justru untuk menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.
Setiap orang bilamana dibandingkan dengan orang lain akan terlihat kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Setiap orang mempunyai keinginan, kehendak,
pikiran, pendapat, kebutuhan, sifat tingkah laku dan lain-lain yang berbeda-beda.
Namun di antara yang berbeda itu terdapat juga yang sama atau memiliki kesamaan
sehingga menjadi motivasi untuk mewujudkan kelompok atau organisasi yang
memungkinkan orang untuk tergabung di dalamnya meningkatkan efektivitas,
memanfaatkan kesamaan itu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kondisi seperti
itu, perbedaan di antara sekelompok orang yang memiliki kesamaan, akan
memunculkan orang yang akan menjadi pemimpin atau manajer, pemimpin
diantara sejumlah orang yang lebih banyak, sebagai pihak yang memerlukan
95
pimpinan. Misalnya kesamaan agama, ideologi, pekerjaan, suku, profesi,minat,
hobi dan lain-lain memberikan motivasi sejumlah orang untuk membentuk
kelompok atau organisasi. Di antara orang-orang itu terdapat seseorang atau
beberapa orang yang tampil menjadi pemimpin, yang tampil sebagai manajer,
karena memiliki kelebihan-kelebihan terutama berupa kemampuan mewujudkan
kepemimpinan. Muhammad al-Buraey mengutip pendapat Hersey dan Blanchaer
yang memandang bahwa kepemimpinan sebagai “pengaruh antar pribadi yang
dilaksanakan dalam satu situasi dan diarahkan melalui komunikasi, menuju
pencapaian tujuan atau tujuan tertentu”. Jadi dalam hal ini nampak bahwa adanya
hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin karena dalam komunikasi pasti
melibatkan dua unsur, dalam hal ini pemimpin dan yang dipimpin (bawahan)
keduanya saling menunjang dan bergantung yang terikat atau yang mengikatkan
diri dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Tugas dan tanggung jawab pemimpin sebagai manajer ialah mengarahkan,
menuntun, memberi motivasi dan mendorong orang yang dipimpin untuk berbuat
guna mencapai tujuan, sedangkan tugas dan tanggungjawab yang dipimpin yakni
mengambil bagian aktif dalam mensukseskan pekerjaan yang mengantarnya kepada
tercapainya tujuan, di mana didalamnya memerlukan adanya kesatuan komando
(unity of command) dalam setiap organisasi. Tanpa adanya komando yang
didasarkan atas waktu perencanaannya dan kebijaksanaan yang jelas, maka jangan
diharapkan tujuan akan dapat dicapai dengan baik. Bahkan bisa terjadi
kesemarawutan dan anarki dalam pekerjaan yang membuat arah tindakan menjauhi
tujuan. Pada titik inilah kewajiban untuk menaati kebijakan pemimpin dalam
peraturan yang telah ditetapkan tidak bisa ditawar-tawar dan menjadi sebuah
kewajiban bawahan untuk menaati pemimpin itu.
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam surat an-Nisa ayat 59:
ْْمنكمْْفَإِنْتَنَازَ عتمْفِي ِ َْوأو ِليْاْلَمْ ِر
َ ْوأ َ ِطيعواْالرسول َ َيَاْأَيُّ َهاْالذِينَ ْآ َمنواْأ َ ِطيعواّْٰللا
َْ ْْوأَح َٰ
ْسن َ ْوال َيو ِمْاْل ِخ ِرْْذَلِكَ ْخَير
َ ِْوالرسو ِلْإِنْكنتمْتؤ ِمنونَ ْ ِباّلل َ ِشَيءْفَردُّوهْ ِإلَىّْٰللا
ْت َأ ِوي ًل
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan rasulnya dan orang-
orang yang berkuasa di antara kamu, maka sekiranya diantara kamu
96
berbantahandalam suatu perkara, hendaklah kamu kembalikan kepada Allah dan
Rasul-Nya” (Q.San-Nisa :59)
Ayat ini dengan jelas memerintahkan kepada kita semua untuk taat dan patuh
kepada seorang pemimpin, baik dalam segala level kehidupan asalakan pemimpin
yang kita ikuti tersebut tidak keluar dari ajaran serta hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya. Apabila terjadi perselisihan diantara mereka hendaklah
dikembalikan kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul-Nya (as-Sunnah).
Pembahasan tentang kepemimpinan seorang manajer telah merujuk pada
suatu fenomena kemampuan seseorang dalam menggerakkan, membimbing dan
mengarahkan orang lain dalam suatu kerja sama. Sehingga kenyataan itulah yang
akhirnya menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan Nabi Muhammad SAW
dalam memimpin umatnya itu. Kepemimpinan dari sudut agama Islam secara
sederhana oleh setiap pemimpin harus dijalankan sebagai rangkaian kegiatan atau
proses menyeru agar orang lain di lingkungan masing-masing menjadi manusia
beriman, dalam abad modern bukanlah pekerjaan yang mudah. Tugas dan
kewajiban pemimpin memang tidaklah mudah, membutuhkan berbagai macam
unsur yang mendukung terwujudnya kepemimpinan yang efektif serta mempunyai
nilai mulia di sisi Allah SWT. Untuk memenuhi hal itu dibutuhkan seorang
pemimpin yang menjunjung pada nilai-nilai kebenaran, dan seorang pemimpin
yang penuh tanggung jawab, mempunyai loyalitas tinggi, cerdik dalam pelihat
peluang dan dapat menjaga amanah dengan baik. Karakteristik kepemimpinan
seperti yang diidealkan tersebut, hanya dapat ditemukan dalam pribadi Nabi
Muhammad SAW, sebab kepemimpinan beliau berjalan di atas landasan spiritual
yang paling tinggi dengan Allah langsung sebagai pembimbingnya. Di sini berarti
pula bahwa ketaatan kepada Rasulullah merupakan ketaatan kepada Allah.
Mengingat tujuan dari kepemimpinan beliau adalah mengajak beriman kepada
Allah. Untuk itu, segala perbuatan dan perkataan beliau, dalam memimpin haruslah
ditaati. Kriteria dan syarat menjadi seorang manajer dalam proses memimpin orang
lain dibutuhkan individu-individu pemimpin yang memiliki sifat-sifat mulia seperti
sifat-sifat yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW. Terangkum menjadi satu-
kesatuan sifat wajib meliputi shiddiq, amanah,tabligh dan fathonah. Sifat-sifat rasul
97
akan menjadi sebuah proto tipe dan prinsip tersendiri bagi seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinannya dengan menerapkan nilai-nilai luhur ini, di
antaranya :
1. Prinsip Kejujuran (shiddiq).
Dalam sebuah kepemimpinan tanpa ada transparansi dari atasan kepada
bawahan dapat menghambat hubungan saling menjauh di antara keduanya. Ini
disebabkan tidak adanya sikap keterbukaan informasi yang diberikan pemimpin
kepada anggotanya, sehingga seolah-olah ada jarak yang memisahkan, yang
akibatnya menimbulkan sikap apatis dan tidak peduli dari bawahan pada atasan.
Prinsip kejujuran yang harus dijunjung oleh pemimpin tidak memiliki tendensi
apapun, sebab pemimpin yang baik hanya mengharap ridha dari Allah, yang ini
berarti pemimpin berusaha untuk jujur dihadapan Allah. Sedangkan jujur terhadap
orang lain, yakni tidak sebatas berkata dan berbuat benar, namun berusaha
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain. Pemimpin yang baik selalu
mengedepankan prinsip kejujuran dengan menunjukkan kepeduliannya pada orang
lain dengan mengulurkan tangan demi kemajuan bawahannya.
2. Prinsip dapat dipercaya (Amanah)
Perwujudan sikap amanah menunjukkan bahwa pemimpin dapat
menampakkan sikap yang dapat dipercaya (kredibel), menghormati dan dihormati
(honorable). Sikap terhormat dan dapat dipercaya hanya dapat tumbuh apabila kita
meyakini sesuatu yang kita anggap benar sebagai suatu prinsip kebenaran yang
tidak dapat diganggu gugat. Pemimpin yang dipercaya, mampu mempercayai orang
lain dan memiliki kepercayaan diri, oleh karena itu pemimpin demikian itulah yang
dapat disebut sebagai pemimpin yang bertanggungjawab. Setiap amanah akan
menuntut pertanggung jawaban, sebab amanah sekecil apapun harus
dipertanggungjawabkan oleh yang memegang amanah itu. Amanat yang
berhubungan dengan tugas seorang pemimpin khususnya bagi para pendidik adalah
mengajak, membimbing anak didik untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan
cara memberikan praktek yang baik dan bermanfaat. Atas dasar itulah menjadi
tuntutan bagi pemimpin untuk menunaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan posisi yang dipegangnya yakni sebagai leader dan manajer.
98
3. Prinsip Komunikatif (tabligh)
Hubungan antara komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat sekali,
bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Komunikasi
berperan sangat menentukan dalam berhasil tidaknya suatu kepemimpinan.
Seorang pemimpin dikatakan sukses, apabila di antaranya telah berhasil
membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan bawahan. Untuk itulah
nilai dan prinsip tabligh telah memberikan muatan yang mencakup aspek
kemampuan berkomunikasi (communicationskill), kepemimpinan (leadarship),
pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya insani (human
resourcedevelopment), dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu
(managerialskill). Dari keempat kemampuan tersebut, harus terkumpul dalam diri
seorang pemimpin untuk menentukan keefektifan kepemimpinannya itu. Dari
sinilah menunjukkan arti pentingnya prinsip komunikatif dalam membangun
kepemimpinan, untuk diperhatikan oleh pemimpin baik sebagai administrator,
manajer, supervisor, bahkan untuk kepala sekolah.
4. Prinsip Intelegensi (Fathanah)
Pentingnya sebuah kecerdasan bagi pemimpin mutlak diperlukan agar tujuan
kepemimpinan agar tercapai. Seorang pemimpin haruslah seorang yang
mempunyai kecerdasan lebih dibanding orang lain tanpa harus mengesampingkan
nilai-nilai keluhuran seperti yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak
cukup seorang pemimpin hanya dibekali dengan kecakapan dan kecerdasan namun
memiliki landasan keimanan yang kuat agar tidak mudah tergelincir pada dosa dan
kesalahan. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa masalah yang dihadapi
organisasinya. Kemampuan itu memungkinkan seorang pemimpin mengarahkan
pemikiran anggotanya dalam menyusun perencanaan dan menetapkan keputusan
yang tepat dalam mewujudkan beban tugas organisasinya. Pemimpin yang mahir
dan profesional serta mempunyai wawasan luas memiliki intuisi yang tajam dalam
menganalisis persoalan dan mengambil keputusan yang berani dan percaya diri
sehingga keputusan yang diambil dapat menguntungkan seluruh kelompoknya.
99
6. Kunci Kesuksesan Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
C. Evaluasi
100
BAB VIII
Kompetensi Dasar
1. Bagaimana Permulaan cara berdakwah Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana relevansi misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan Nabi
Nabi terdahulu?
Indikator
A. Pendahuluan
Rassulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mulia, bahkan
sebelum beliau diangkat menjadi Rasul pun orang-orang Arab Quraisy memberinya
gelar dengan sebutan “al Amin” (orang yang dapat dipercaya). Di dalam Al-Qur’an
pu dijelaskan bahwa Nabi adalah seorang manusia pilihan yang memiliki budi
pekerti yang agung.
Namun, hal ini tidaklah lantas membuat dakwah beliau mudah, lurus serta
mulus tanpa hambatan. Dalam misi dakwah, nabi menyesuaikan lingkungan yang
ada dengan melakukan fane-meetingnya secara sembunyi-sembunyi seperti di
Makkah dan mulai menyebarkan misi dakwah secara terang-terangan hingga nabi
di benci oleh masyarakat suku Quraisy karena berdakwah dengan lantang. Dari
kedua misi dakwah ini, satu-persatu mulai menyatakan diri untuk memeluk agama
Islam.
101
B. Pembahasan
1. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad SAW
Rassulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mulia, bahkan
sebelum beliau diangkat menjadi Rasul pun orang-orang Arab Quraisy memberinya
gelar dengan sebutan “al Amin” (orang yang dapat dipercaya), dalam al Quran
surah Al Qalam: 4 pun ditegaskan bahwa beliau adalah orang yang berbudi pekerti
agung.
Namun, hal ini tidaklah lantas membuat dakwah beliau mudah, lurus serta
mulus tanpa hambatan. Jalan terjal mendaki, licin dan berliku-liku harus beliau
tempuh sebelum akhirnya jadilah umatnya—termasuk kita sekarang–sebagaimana
disebut dalam al Quran dengan “Khairu ummah”. Nabi Muhammad SAW diangkat
menjadi seorang nabi pada usia 40 tahun. Ahmad Al Usairy membagi periode
dakwah beliau kepada dua periode. 22
22
Ahmad al Usyairi, Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Jakarta, AKBAR,
cetakan pertama, thn. 2003, hal. 86-90. (dialihbahasakan oleh H. Samson Rahman, MA dari judul
“at Tarikh al Islami”.
102
Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.23 Dalam penerapannya,
dakwah dengan strategi politik yang memunculkan aspek aspek keteladannya
dalam menyelesaikan permasalahan sosial lebih tepat dibandingkan dengan aspek
kenabiannya dengan melaksanakan tabligh. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Syed Mahmuddunnasir dalam bukunya konsepsi Islam dan sejarahnya bahwa Nabi
Muhammad ketika itu bukan hanya menjadi pembangun kembali agama tauhid,
tetapi juga sebagai seorang pembaharu (reformer). Sejak awal sejarah telah banyak
melahirkan para pembaharu di setiap abad dan tempat, namun tidak seorang pun
yang menyamai Nabi Muhammad dalam melaksanakan perubahan perubahan yang
revolusioner dalam suatu masyarakat yang hampir mati dan tenggelam dalam
kebodohan.24 Pada tahap ini, relatif tidak menemukan halangan dan rintangan.
Masalah dakwah terbesar Nabi adalah pada saat menyampaikan risalah Islam secara
terang- terangan dan terbuka pada masyarakat musyrikin Makkah.25
23
Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Burthy, Sirah Nabawiyyah, (Lebanon: Dar al Fikr, 1993), hlm.
37
24
Syed Mahmuddunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya. (Bandung: Rosda, 1988). hlm. 119.
25
M. Yakub, ‘Komunikasi Dakwah Nabi Muhammad SAW Pada Periode Mekkah’,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JKPI/article/view/9026
26
QS. Asy-Syu’ara/26: 214-215.
103
menjelaskan bahwa Tuhan-Tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberikan
faidah atau bahaya sama sekali.27
Orang Quraisy menempuh jalan permusuhan. Mau tidak mau orang Islam
harus berhadapan langsung dengan kaum musyrikin. Beragam bentuk gangguan
dan ancaman mereka lancarkan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan para sahabatnya. Dikisahkan ketika beliau sujud dalam shalat, lantas orang-
orang Quraisy menaruh kotoran unta beserta darah dan isi perutnya di atas pundak
beliau.28
Namun, Dakwah Nabi secara santun tetap beliau jalankan satu demi satu
masyarakat Quraisy semakin banyak yang menyatakan diri menerima Islam.
Beberapa tokoh penting seperti Umar bin Khatab, Hamzah bin Abdul Muthalib juga
telah masuk Islam.
27
Muhammad Julkarnain, La Ode Ismail Ahmad ‘Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode
Mekkah dan Madinah’,http://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/diskursus_islam/index
28
Akram Dhiya’ al-Umuri, Shahih Sirah Nabawiyyah, (Jakarta: Darul Falah, 2004), hlm. 152
104
Rasulullah saw berangkat ke Thaif mencari perlindungan dan dukungan dari
bani Tsaqif dan berharap agar mereka dapat menerima ajaran yang dibawankannya.
Tetapi sambutan masyarakat Thaif sangat mengecewakan bahkan Nabi disakiti
dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Beliau kembali ke Mekah dengan
kecewa tanpa hasil bahkan beliau terluka dan diliputi rasa kesedihan yang
mendalam. Setelah peristiwa tersebut sebelum hijrah Nabi di Isra dan Mi’raj kan
dengan tujuan agar Nabi dapat terhibur dengan perjalanan Isra Mi’raj tersebut.
29
Muhammad Sa’id Ramadhan, Op. Cit., hlm. 95
105
mana unta Nabi Muhammad istirahat ketika sampai di Madinah. Tempat istirahat
unta Nabi tersebut merupakan tanah yang dimiliki oleh dua anak yatim, yakni Sahal
dan Suhail, yang diasuh oleh Mu'adz bin Afra. Tanah tersebut kemudian dibeli Nabi
Muhammad dengan dibayar oleh salah satu sahabatnya yang kaya. Kemudian, di
atas tanah itu, dibangun masjid sebagai pusat kegiatan dan dakwah Islam di
Madinah, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut. Pusat pembinaan
umat Islam Tempat belajar Al Quran dan hadis Tempat menyambung ikatan
persaudaraan Sarana sosial Menyusun strategi perang Tempat bermusyawarah
Membuat ikatan persaudaraan Pada awal kedatangan orang-orang Islam, di
Madinah terdapat dua golongan besar, yakni orang Muhajirin dan Anshar.
Muhajirin adalah orang-orang Islam dari Mekkah yang hijrah ke Madinah,
sedangkan orang Anshar adalah penduduk asli Kota Madinah. Kaum Muhajirin
yang hijrah ke Madinah banyak yang menderita kemiskinan. Hal itu disebabkan
harta dan kekayaan mereka ditinggal seluruhnya di Mekkah. Guna mengatasi hal
itu, strategi Nabi Muhammad dalam berdakwah adalah dengan membuat kebijakan
dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Contoh ikatan
persaudaraan ini adalah Abu Bakar yang dipersaudarakan dengan Kharijah bin
Zuhair dan Ja'far ibnu Abi Thalib dengan Mu'az ibnu Jabal. Perjanjian dengan
pendudukan Madinah Ketika sampai di Madinah, Nabi Muhammad sudah memiliki
hubungan baik dengan berbagai kabilah atau suku. Meski demikian, Nabi juga
melakukan hubungan dengan masyarakat non-Islam, salah satunya adalah membuat
perjanjian damai dengan masyarakat Yahudi Madinah. Perjanjian antara umat Islam
dengan masyarakat Yahudi di Madinah dikenal dengan Piagam Madinah. Piagam
Madinah intinya berisi pernyataan bahwa umat Islam dan non-Islam di Madinah
merupakan satu bangsa, dan orang Yahudi maupun Nasrani, serta non-Islam
lainnya, akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan. Terdapat lima
poin penting dalam Piagam Madinah, yaitu: Kesetaraan antarumat di Madinah,
tanpa memandang latar belakang Kebebasan beragama bagi penduduk Madinah
Setiap penduduk wajib menciptakan keamanan kota dan menjaga perdamaian
Toleransi demi menguatkan kesatuan dan persatuan penduduk Madinah Setiap
106
penduduk membayar diyat dan membebaskan tawanan Menbangun kehidupan
sosial dan pemerintahan Selain menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam,
strategi dakwah Nabi Muhammad di Madinah juga dilakukan dengan membentuk
sistem politik, pemerintahan, militer, dan sosial yang berdasarkan Islam. Oleh
karena itu, ayat Al Quran yang turun di Madinah atau biasa disebut ayat Madaniah,
mayoritas berisi aturan muamalah dan hukum. Di Madinah, Nabi Muhammad
membangun strategi kehidupan sosial dan pemerintahan dalam bentuk negara
Islam. Dalam perkembangannya, usaha yang dilakukan oleh Rasulullah dengan
umat Islam mendapat sambutan beragam. Ada yang menerima dan ada pula yang
acuh. Selain itu, Nabi Muhammad juga memikirkan pendidikan dan dakwah bagi
umat Islam di Kota Madinah. Nabi Muhammad membutuhkan orang-orang yang
pandai di berbagai bidang untuk memperhatikan dan meluangkan waktunya untuk
perkembangan pendidikan di Madinah. Selain itu, Nabi juga memerintahkan untuk
membangun beberapa pusat pendidikan dan majelis ilmu untuk kemajuan
pendidikan.
107
yang benar seperti sebuah rumah yang telah dibangun pondasi dan ditinggikan
bangunannya namun masih ada satu unsur penyempurna yang belum terpenuhi.
Ibnu Arabi menyebutkan bahwa unsur ini sangat penting sebab tanpanya rumah
tersebut akan runtuh. Dan disitulah Rasulullah ditempatkan sebagai unsur
penyempurna bangunan tersebut yakni sebagai penutup para nabi dan penyempurna
syariat syariat agama sebelumnya.
Dalam kesimpulannya Syekh Ramadhan Al Buthi mengelompokkan misi
dakwah para nabi menjadi dua asas. Pertama, akidah. Kedua, Syariat dan Akhlak.
a. Aqidah
Nilai akidah tidak pernah berubah sejak diutusnya nabi Adam hingga era nabi
Muhammad SAW. Semua utusan mengajak umatnya untuk mengimani keesaan
Allah sekaligus membersihkan atau mensucikan Allah dari sifat sifat yang tidak
pantas bagi nya. Lalu beriman kepada hari akhir, perhitungan amal, surga dan
neraka. Selain itu para nabi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dimana
satu sama lain saling terkoneksi. Misalnya setiap utusan yang daatang merupakan
pembenaran atas dakwah sebelumnya. Mereka pun diutus ke berbagai umat dengan
misi untuk menegaskan satu hakikat, yakni tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”.
Syekh Al Buthi menegaskan, tidak mungkin ada perbedaan di antara para nabi
dalam hal akidah. Sebab akidah bersifat ikhbar (pengkabaran). Sehingga tidak
mungkin ada perbedaan antara satu pengabar dengan pengabar yang lain. Ditambah
lagi para pengabar adalah nabi, orang – orang yang sangat jujur dan amanah. Akan
menjadi rancu tentunya, apabila satu utusan mengatakan Allah adalah salah satu
108
dari tiga, sementara utusan lainnya mengatakan bahwa Allah adalah Dzat Yang
Maha Esa.
b. Syari’at
Berbeda halnya seperti akidah, syariat tidak termasuk dalam
kategori ikhbar melainkan insya, yang mana di dalamnya terdapat amalan – amalan
yang perlu dikerjakan oleh umat manusia. Karena bersifat insya syariat satu nabi
dengan nabi yang lainnya bisa berubah dan berbeda-beda.
Adapun diantara yang mempengaruhi perubahan syariat ini adalah
zaman yang terus menerus berkembang dan perbedaan objek dakwah. Dakwah
Rasulullah ditujukan untuk seluruh umat manusia di muka bumi, sedangkan nabi –
nabi terdahulu diutus hanya kepada umat – umat tertentu. Dengan begitu penerapan
syariat menjadi beragam tergantung zaman dan keadaan umatnya.
Seperti halnya Nabi Musa as misalnya. Beliau diutus kepada Bani Israil. Pada
masa itu untuk mengatur kemaslahatan Bani Israil diperlukan syariat yang sifatnya
ketat. Maka syarat yang diterapkan kala itu bukan bersifat Berbeda halnya dengan
Nabi Isa as, kendati sama-sama diutus untuk Bani Israil, namun karena
perkembangan zaman serta kondisi masyarakat sekitar yang sudah berubah maka
syariat Nabi Isa bersifat lebih renggang tidak seketat syariat Nabi Musa.
ص ِدقًا
َ ض لَكم َو ِْل ِحلْ ٱلتو َر َٰى ِْة ِمنَْ يَدَىْ بَينَْ ِل َما َوم
َْ ٱّللَ فَْٱتقواْ ربِكمْ ِمن بِـَٔايَةْ َو ِجئتكم ْۖ َعلَيكمْ ح ِر َْم ٱلذِى بَع
ْ
ِ َوأَ ِطيع
ْون
C. Evaluasi
109
1. Jelaskan Permulaan cara berdakwah Nabi Muhammad SAW!
2. Paparkan relevansi misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Nabi
terdahulu!
110
DAFTAR PUTAKA
Abu Hayyan, 1993. Muhammad ibn Yusuf. Al-Bahr al-Muht. Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyah.
Ahmad. 2001. Musnad Al-Imam Ahman Ibn Hanbal, (Beirut: Muassisah Ar-
Risalah.
Al Usyairi, Ahmad. 2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad
XX, Jakarta: AKBAR.
Al-Qurthubi, 1964. Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, [Al-Isra’: 2]. Mesir: Dar Al-
Kutub Al-Misriyyah.
Dhiya’ al-Umuri, Akram. 2004. Shahih Sirah Nabawiyyah. Jakarta: Darul Falah.
Katsir, Ibnu. 1999. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim [Ali Imran: 48-51]. Beirut: Dar Al-
Kutub Al-‘Ilmiyah.
Katsir, Ibnu. 2007. Kisah Para Nabi Dan Rasul. Jakarta: Pustaka As-Sunnah.
111
Muhammad dan La Ode Ismail Ahmad ‘Perjuangan Nabi Muhammad SAW
Periode Makkah dan Madinah, http://journal3.uin-
alauddin.ac.id/index.php/diskursus_islam/index
112