Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


Jl. Raya Raci - Bangil, Pasuruan Kode Pos 67153
Telp.(0343) 744900, 747789 Faks. (0343) 744940, 747789

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


KABUPATEN PASURUAN
NOMOR 97 TAHUN 2018

TENTANG

TATA CARA PENERIMAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PASURUAN

DIREKTUR RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN,

Menimbang : a. dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di


rumah sakit maka diperlukan sumber daya
manusia dalam jumlah dan kualifikasi yang sesuai
dengan standar;
b. bahwa dengan adanya keterbatasan formasi
pegawai negeri sipil (PNS) maka upaya pemenuhan
kekurangannya perlu dipenuhi dari formasi
pegawai non pegawai negeri sipil (non PNS);
c. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana
dimaksud pada butir b maka perlu ditetapkan tata
cara penerimaan pegawai non pegawai negeri sipil
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan dalam
Peraturan Direktur;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1965;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
5. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015;
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Pegawai Non Pegawai
Negeri Sipil pada Satuan Kerja Kementerian
Kesehatan yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;

1
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun
2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 16
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah;
13. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pedoman Kepegawaian Non Pegawai
Negeri Sipil (Non PNS) pada Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Pasuruan;
14. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 49 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSUD BANGIL KABUPATEN


PASURUAN TENTANG TATA CARA PENERIMAAN
PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah
daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum dan dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas;
2. Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan yang
selanjutnya disebut RSUD adalah Rumah Sakit Umum milik
Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang beralamat di Jalan Raya Raci
Bangil;
3. Direktur adalah pimpinan RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan yang
diangkat oleh Bupati dan bertindak sebagai pejabat Pengelola RSUD;
4. Pegawai adalah karyawan RSUD dengan status non Pegawai Negeri
Sipil (non PNS) dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan perundangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas di RSUD Bangil Kabupaten
Pasuruan;

2
5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga Negara
Indonesia yang memenuhi persyaratan dan diangkat oleh pejabat yang
berwenang;
6. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat Pegawai Non
PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan dan
diangkat oleh Direktur RSUD;
7. Pola Ketenagaan adalah pemberlakukan perencanaan jumlah dan
ketentuan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh pegawai
yang menduduki suatu jabatan di RSUD agar dapat menjalankan
tugas dengan baik;
8. Unit Kerja adalah unit organisasi yang ada di lingkungan RSUD;
9. Pakta Integritas adalah pernyataan atau janji kepada diri sendiri
tentang komitmen melaksanakan seluruh tugas, fungsi, tanggung
jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi,
dan nepotisme;
10. Orientasi adalah pembekalan kompetensi untuk pegawai baru yang
akan ditempatkan di unit kerja;
11. Turn over adalah keinginan seorang pegawai untuk pindah, berhenti
atau keluar dari tempat bekerja yang dilakukan secara sukarela atau
atas kemauan sendiri maupun karena keputusan dari RSUD.

BAB II
POLA KETENAGAAN

Pasal 2

(1) Pengadaan pegawai Non PNS hanya dapat dilakukan apabila


kebutuhan pegawai tidak terpenuhi melalui pengadaan PNS.
(2) Kebutuhan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan pola ketenagaan.
(3) Pola ketenagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
berdasarkan standar ketenagaan dan/atau analisa beban kerja di
masing-masing unit kerja.
(4) Pemenuhan kebutuhan pegawai di masing-masing unit kerja harus
mempertimbangkan estimasi turn over pegawai, rencana bisnis unit
kerja dan kemampuan anggaran RSUD.

BAB III
STATUS PEGAWAI NON PNS

Pasal 3

(1) Pegawai non PNS sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1)
berdasarkan statusnya dibedakan atas 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Pegawai Tetap; dan
b. Pegawai Kontrak.
(2) Pegawai tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditetapkan melalui tahapan berikut:
a. Pegawai percobaan adalah pegawai yang diangkat oleh Direktur
dari pelamar yang lulus seleksi penerimaan pegawai baru dengan
masa percobaan selama 3 (tiga) bulan;
b. Calon pegawai tetap adalah pegawai yang diangkat oleh Direktur
dari hasil evaluasi kinerja pegawai percobaan;

3
c. Pegawai tetap adalah pegawai yang mempunyai hubungan tetap
dengan RSUD yang diangkat dari calon pegawai dengan masa
kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
(3) Pegawai kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
pegawai yang bekerja pada RSUD untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan perjanjian kerja sama untuk jangka waktu tertentu.

BAB IV
PEGAWAI TETAP

Bagian Kesatu
Pengumuman atau Pemanggilan

Pasal 4

(1) Setiap akan dilaksanakannya penerimaan pegawai baru di RSUD,


untuk pemberitahuan kepada calon pelamar akan dilakukan melalui
jalur:
a. pengumuman; atau
b. pemanggilan.
(2) Jalur penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan pertimbangan:
a. jumlah kebutuhan;
b. jenis formasi yang dibutuhkan; dan
c. faktor urgensi.
(3) Faktor urgensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c antara
lain karena:
a. sebagai pengganti turn over pegawai;
b. adanya kebijakan dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah; dan
c. pengembangan pelayanan baru.

Paragraf 1
Pengumuman

Pasal 5

(1) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf a


dilakukan secara terbuka kepada masyarakat oleh Tim Rekrutmen
Pegawai RSUD.
(2) Mekanisme pelaksanaan penerimaan pegawai melalui pengumuman
dilakukan apabila jumlah kebutuhan lebih dari 20 (dua puluh) orang
dan/atau formasi yang peminatnya tinggi (minimal 1 : 5).
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal penerimaan lamaran.
(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memanfaatkan media yang ada di RSUD, berupa:
a. papan pengumuman;
b. web RSUD; dan
c. siaran radio RSUD.
(5) Dalam pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit menyebutkan:
a. jenis dan jumlah lowongan formasi/jabatan;
b. persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;
c. alamat dan tempat menyerahkan lamaran; dan
d. batas waktu pengajuan lamaran.

4
Paragraf 2
Pemanggilan

Pasal 6

(1) Pemanggilan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf b


dilakukan kepada pelamar yang memasukkan berkas lamaran ke
RSUD, baik melalui pos, kurir atau datang sendiri setiap waktu.
(2) Mekanisme pelaksanaan penerimaan pegawai melalui pemanggilan
dilakukan apabila jumlah kebutuhan kurang dari 20 (dua puluh)
orang.
(3) Pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal tes/ujian seleksi.
(4) Pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui
media telepon.
(5) Dalam pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling
sedikit menyebutkan:
a. jenis lowongan formasi/jabatan;
b. persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;
c. alamat dan tempat pelaksanaan tes/ujian seleksi; dan
d. waktu pelaksanaan tes/ujian.

Bagian Kedua
Seleksi

Pasal 7

(1) Seleksi penerimaan pegawai dilakukan melalui:


a. seleksi administrasi;
b. tes atau ujian; dan
c. tes kesehatan.
(2) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan dengan cara melakukan kesesuaian dan verifikasi
keabsahan dokumen lamaran terhadap pemenuhan persyaratan.
(3) Tes atau ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan melalui:
a. tes psikologi;
b. tes wawancara;
c. ujian kompetensi, jika diperlukan; dan
d. ujian tulis, jika diperlukan.
(4) Tes kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
sebagai tes terakhir untuk pertimbangan penentuan kelulusan
pelamar.
(5) Waktu dan lama pelaksanaan tes atau ujian disesuaikan dengan
kebutuhan tes atau ujian yang akan diberikan kepada peserta.

Paragraf 1
Seleksi Administrasi

Pasal 8

(1) Seleksi administrasi dilakukan oleh Panitia Seleksi.


(2) Mekanisme pelaksanaan seleksi administrasi dibedakan atas:
a. penerimaan pegawai melalui jalur pengumuman, dengan
prosedur:

5
1. pelamar datang langsung ke RSUD dengan membawa berkas
lamaran;
2. berkas diperiksa kelengkapannya dan diverifikasi
keabsahannya oleh Panitia Seleksi;
3. berkas yang sudah lengkap dan sahih, maka peserta
diberikan Kartu Peserta Tes. Sedangkan yang tidak lengkap
akan langsung dikembalikan kepada pelamar;
4. peserta yang diberikan Kartu Peserta Tes berhak untuk
mengikuti proses seleksi tahap selanjutnya.
b. penerimaan pegawai melalui jalur pemanggilan, dengan prosedur:
1. Panitia Seleksi melakukan seleksi berkas lamaran yang
masuk ke RSUD;
2. berkas yang diseleksi adalah berkas yang masuk ke RSUD
dihitung selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelumnya
sampai dengan hari pelaksanaan seleksi;
3. untuk formasi yang sama, apabila dalam kurun waktu
kurang dari 1 (satu) tahun telah dilakukan penerimaan
pegawai, maka berkas yang diseleksi adalah yang masuk ke
RSUD sesudah pelaksanaan penerimaan pegawai yang
terakhir;
4. setiap pelamar atau berkas lamaran hanya diberi
kesempatan diseleksi untuk 1 (satu) formasi;
5. apabila pelamar memasukkan beberapa berkas lamaran,
maka yang diseleksi adalah yang dokumennya paling
lengkap sesuai persyaratan;
6. semua berkas yang sudah lengkap dan sahih akan
dimasukkan (di-input) sebagai data dasar (based data)
peserta seleksi penerimaan pegawai;
7. pelamar yang berkasnya memenuhi syarat akan dilakukan
pemanggilan untuk mengikuti proses seleksi tahap
selanjutnya.

Paragraf 2
Tes atau Ujian

Pasal 9

(1) Tes atau ujian dalam penerimaan pegawai terdiri atas:


a. Tes psikologi;
b. Tes wawancara;
c. Ujian kompetensi, jika diperlukan; dan
d. Ujian tulis, jika diperlukan.
(2) Tes psikologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
oleh psikolog.
(3) Tes wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan oleh Panitia Seleksi atau pejabat struktural setingkat
eselon III dengan menggunakan panduan wawancara terstruktur.
(4) Ujian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilakukan oleh tenaga yang kompeten di bidangnya, diutamakan
untuk formasi tenaga kesehatan.
(5) Ujian tulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan
oleh Panitia Seleksi.

6
Pasal 10

(1) Penentuan hasil penilaian tes atau ujian sebagaimana dimaksud pada
pasal 9 ayat (1) diatur sebagai berikut:
a. Pembobotan tes atau ujian adalah sebagai berikut:
1. Apabila semua tes dan ujian dilakukan maka
pembobotannya adalah tes psikologi (40%), tes wawancara
(20%), ujian kompetensi (20%) dan ujian tulis (20%) dengan
range nilai 0-100;
2. Apabila tidak dilakukan ujian kompetensi atau ujian tulis,
maka pembobotannya adalah tes psikologi (50%), tes
wawancara (25%) dan ujian kompetensi/ujian tulis (25%)
dengan range nilai 0-100;
3. Apabila tidak dilakukan ujian kompetensi dan ujian tulis
maka pembobotannya adalah tes psikologi (60%) dan tes
wawancara (40%) dengan range nilai 0-100;
b. Hasil penilaian akhir tes atau ujian adalah penjumlahan nilai
dari setiap unsur penilaian setelah dilakukan pembobotan.
(2) Hasil tes psikologi berlaku sistem gugur, yaitu apabila tidak lulus tes
psikologi maka dianggap tidak lulus tes atau ujian secara
keseluruhan.
(3) Apabila peserta tidak mengikuti salah satu dari tes atau ujian yang
dipersyaratkan maka dianggap tidak lulus.

Paragraf 3
Tes Kesehatan

Pasal 11

(1) Pelaksanaan tes/pemeriksaan kesehatan dilaksanakan di RSUD.


(2) Tes/pemeriksaan kesehatan dilakukan sesudah semua tes atau ujian
telah dilalui pelamar.
(3) Jenis pemeriksaan kesehatan, meliputi:
a. pemeriksaan fisik;
b. pemeriksaan laboratorium; dan
c. pemeriksaan foto thorax.

Bagian Ketiga
Pengumuman Hasil Seleksi

Pasal 12

(1) Direktur RSUD menetapkan dan mengumumkan hasil seleksi bagi


pelamar yang dinyatakan lulus.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
cara sebagai berikut:
a. untuk penerimaan pegawai melalui jalur pengumuman maka
pengumuman dilakukan melalui media yang ada di RSUD yaitu
papan pengumuman, website dan radio RSUD; dan
b. untuk penerimaan pegawai melalui jalur pemanggilan maka
pengumuman dilakukan melalui papan pengumuman dan
pemberian informasi melalui telepon kepada pelamar yang lulus.

7
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
menyebutkan waktu dan tempat melapor serta batas waktu daftar
ulang.
(4) Apabila batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) pelamar tidak datang tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka dinyatakan mengundurkan diri.
(5) Formasi yang tidak diisi akibat pelamar dinyatakan mengundurkan
diri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) maka dapat diisi oleh
peserta cadangan.
(6) Pemanggilan peserta cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan dengan ketentuan:
a. dalam pengumuman disebutkan namanya sesuai ranking;
b. apabila tidak disebutkan namanya maka sesuai urutan ranking;
dan
c. peserta cadangan harus lulus tes psikologi;
(7) Semua proses penerimaan pegawai tidak dikenakan biaya dalam
bentuk apapun.

BAB V
PEGAWAI KONTRAK

Pasal 13

(1) Pengadaan pegawai non PNS melalui jalur pegawai kontrak dilakukan
untuk jabatan yang bersifat khusus.
(2) Kekhususan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disebabkan:
a. jenis pekerjaan yang hanya dilakukan oleh seorang spesialis atau
seseorang dengan pendidikan dan/atau keterampilan khusus;
b. profesi yang jumlahnya terbatas atau termasuk langka; dan
c. hanya sebagai pegawai paruh waktu.
(3) Pemenuhan kebutuhan pegawai kontrak ditentukan berdasarkan
pertimbangan:
a. jumlah kebutuhan;
b. jenis formasi yang dibutuhkan; dan
c. faktor urgensi.
(4) Faktor urgensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c antara
lain karena:
a. adanya kebijakan dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah; dan
b. pengembangan pelayanan baru.

Pasal 14

(1) Penerimaan pegawai melalui jalur kontrak sebagaimana dimaksud


pada pasal 13 ayat (1) dilakukan melalui proses negosiasi terlebih
dahulu.
(2) Apabila telah terjadi kesepakatan bersama antara calon pelamar
dengan RSUD maka dilakukan proses seleksi.
(3) Proses seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. seleksi administrasi;
b. tes psikologi; dan
c. tes wawancara.
(4) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
dilakukan dengan cara melakukan kesesuaian dan verifikasi
keabsahan dokumen lamaran terhadap pemenuhan persyaratan.

8
(5) Tes psikologi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan
oleh psikolog.
(6) Tes wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c
dilakukan oleh pejabat RSUD minimal eselon III sesuai dengan bidang
keahlian pelamar.
(7) Waktu dan lama pelaksanaan tes menyesuaikan kebutuhan.

Pasal 15

(1) Penentuan hasil tes sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (5)
dan (6) diatur sebagai berikut:
a. Pembobotan nilai untuk tes psikologi (60%) dan tes wawancara
(40%) dengan range nilai 0-100;
b. Hasil akhir tes adalah penjumlahan nilai dari setiap unsur
penilaian setelah dilakukan pembobotan.
(2) Hasil tes psikologi berlaku sistem gugur, yaitu apabila tidak lulus tes
psikologi maka dianggap tidak lulus tes secara keseluruhan.
(3) Apabila peserta tidak mengikuti salah satu dari tes yang
dipersyaratkan maka dianggap tidak lulus.

Pasal 16

(1) Direktur RSUD menetapkan dan mengumumkan hasil seleksi bagi


pelamar yang dinyatakan lulus.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
papan pengumuman serta pemanggilan kepada pelamar yang lulus.
(3) Pengumuman dan pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit menyebutkan waktu dan tempat melapor serta batas
waktu daftar ulang.
(4) Apabila batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) pelamar tidak datang tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka dinyatakan mengundurkan diri.

BAB VI
PAKTA INTEGRITAS

Pasal 17

(1) Setiap pelamar yang dinyatakan lulus sebagai Pegawai RSUD wajib
menandatangani Pakta Integritas.
(2) Apabila tidak bersedia menandatangani maka pelamar dinyatakan
mengundurkan diri.

BAB VII
ORIENTASI

Pasal 18

(1) Setiap pegawai baru RSUD wajib mengikuti orientasi.


(2) Ketentuan lebih lanjut tentang orientasi akan diatur tersendiri dalam
Peraturan Direktur.

9
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bangil
Pada tanggal 3 September 2018

DIREKTUR RSUD BANGIL


KABUPATEN PASURUAN

drg. LOEMBINI PEDJATI LAJOENG


Pembina Utama Muda
NIP. 19630626 199102 2 001

10

Anda mungkin juga menyukai