Anda di halaman 1dari 50

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS

(MEDICAL STAF BYLAWS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


KABUPATEN PASURUAN

KOMITE MEDIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN
Jl. Raya Raci Bangil Kabupaten Pasuruan Kode Pos 67153
Telp. (0343) 744900, 747789 Faks. (0343) 747789
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAF BYLAWS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


KABUPATEN PASURUAN

KOMITE MEDIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN
Jl. Raya Raci Bangil Kabupaten Pasuruan Kode Pos 67153
Telp. (0343) 744900, 747789 Faks. (0343) 747789

i
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
Jl. Raya Raci - Bangil, Pasuruan Kode Pos 67153
Telp. (0343) 744900, 744940 Fax. (0343) 747789

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


KABUPATEN PASURUAN
NOMOR 173 TAHUN 2019

TENTANG
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN

Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan transparasi, akuntabilitas,


responsibilitas dan independensi pengelolaan rumah sakit
umum daerah dalam rangka melaksanakan Pengelolaan Staf
Medik Rumah Sakit diperlukan Pedoman Medical Staff Bylaws
sebagai aturan dasar pengelolaan rumah sakit; dan
b. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a, dan untuk
melaksanakan Medical Staff Bylaws maka perlu menetapkan
Medical Staff Bylaws Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
Kabupaten Pasuruan dengan Peraturan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Timur;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang- undangan;
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan
Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali
diubah dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2019;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;

ii
10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120
Tahun 2018;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 971/Menkes/Per/XI/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medik di Rumah Sakit;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2018;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 85
Tahun 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit (Hospital Bylaws);
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
631/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Penyusunan
Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit
dicabut dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1165/Menkes/SK/X/2007 tentang Pola Tarif Rumah Sakit
Badan Layanan Umum;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 13 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 2 Tahun
2013;

iii
25. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Pasuruan;
26. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pedoman Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pasuruan; dan
27. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 34 Tahun 2016 tentang
Pedoman Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BANGIL TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL
STAFF BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
KABUPATEN PASURUAN.

Pasal 1

Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah peraturan yang
mengatur tentang fungsi, tugas, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan hak
dari staf medis di rumah sakit.

Pasal 2

Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) bertujuan untuk


memberikan acuan bagi setiap staf medis dalam melaksanakan aturan-aturan
tentang tata kelola klinis (clinical governance) sebagai upaya menjaga
profesionalisme staf medis di rumah sakit sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing.

Pasal 3

Pelaksanaan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) wajib


dilaksanakan oleh Komite Medik di bawah koordinasi Direktur.

Pasal 4

Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur ini.

iv
Pasal 5

(1) Pejabat struktural, Ketua Komite Medik, Kepala Instalasi dan Kepala
Kelompok Staf Medis (KSM) wajib melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)
ini sesuai bidang tugasnya masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana pada ayat (1) dilaksanakan
melalui :
a. sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. monitoring dan evaluasi.

Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Pasuruan
Pada tanggal 02 September 2019

Plt. DIREKTUR RSUD BANGIL


KABUPATEN PASURUAN

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes


Pembina Utama Muda / IV c
NIP.19600504 198902 1 002

v
DAFTAR ISI

Halaman judul ..…………………………............................................................... i


Peraturan Direktur tentang Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff
Bylaws) RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan …………........................................ ii
Daftar Isi ………………...................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................ viii
Daftar Lampiran .............................................................................................. ix
Pendahuluan …………………............................................................................. 1
BAB I KETENTUAN UMUM …………………................................................. 2
Bagian Kesatu Pengertian ..................................................... 2
Bagian Kedua Identitas Rumah Sakit ................................... 2
Bagian Ketiga Motto, Falsafah, Visi, Misi, Tujuan Strategis
dan Nilai-nilai Dasar Rumah Sakit ................. 4
Bagian Keempat Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Rumah
Sakit .............................................................. 4
BAB II TUJUAN .......................................................................................... 6
BAB III KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE) ................................. 7
Bagian Kesatu Pengaturan Pemberian Kewenangan Klinis .... 7
Bagian Kedua Rincian Kewenangan Klinis (Delineation of
Clinical Privilege) ............................................ 7
Bagian Ketiga Penetapan Rincian Kewenangan Klinis ........... 8
Bagian Keempat Berakhirnya Kewenangan Klinis .................... 8
BAB IV PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINMENT) ................................ 9
Bagian Kesatu Kebijakan ...................................................... 9
Bagian Kedua Pengertian ..................................................... 9
BAB V KOMITE MEDIK .............................................................................. 10
Bagian Kesatu Organisasi Komite Medik ............................... 10
Bagian Kedua Ketua Komite Medik ....................................... 11
Bagian Ketiga Sekretaris Komite Medik ................................ 12
Bagian Keempat Tugas, Fungsi dan Wewenang Komite Medik... 12
Bagian Kelima Prosedur Pemilihan, Penetapan dan
Pemberhentian Ketua Komite Medik .............. 13
Bagian Keenam Masa Kerja dan Tata Kerja.............................. 15
Bagian Ketujuh Tata Hubungan Kerja .................................... 16
Bagian Kedelapan Sumber Daya ................................................. 16
Bagian Kesembilan Panitia Adhoc ................................................. 17
BAB VI RAPAT ............................................................................................ 18
BAB VII SUBKOMITE KREDENSIAL ............................................................. 19
Bagian Kesatu Pengorganisasian Subkomite Kredensial ........ 19
Bagian Kedua Tujuan Subkomite Kredensial ........................ 19
Bagian Ketiga Tugas Subkomite Kredensial .......................... 20
Bagian Keempat Wewenang dan Tanggung Jawab Subkomite
Kredensial ..................................................... 20
Bagian Kelima Tata Kerja Subkomite Kredensial ................... 21
BAB VIII SUBKOMITE MUTU PROFESI ......................................................... 22
Bagian Kesatu Pengorganisasian Subkomite Mutu Profesi ..... 22
Bagian Kedua Tujuan Subkomite Mutu Profesi .................... 22

vi
Bagian Ketiga Tugas Subkomite Mutu Profesi ...................... 23

Bagian Keempat Wewenang dan Tanggung Jawab Subkomite 23


Mutu Profesi ..................................................
Bagian Kelima Tata Kerja Subkomite Mutu Profesi ................ 23
BAB IX SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI ...................................
Bagian Kesatu Pengorganisasian Subkomite Etika dan
Disiplin Profesi .............................................. 25
Bagian Kedua Tujuan Subkomite Etika dan Disiplin Profesi.. 25
Bagian Ketiga Tugas Subkomite Etika dan Disiplin Profesi.... 26
Bagian Keempat Wewenang dan Tanggung Jawab Subkomite
Etika dan Disiplin Profesi .............................. 26
Bagian Kelima Tata Kerja Subkomite Etika dan Disiplin
Profesi ........................................................... 26
BAB X ORGANISASI STAF MEDIS ..............................................................
Bagian Kesatu Tujuan Organisasi Staf Medis ........................ 28
Bagian Kedua Penerimaan Staf Medis .................................. 28
Bagian Ketiga Kategori Staf Medis ........................................ 29
Bagian Keempat Fungsi dan Tugas Staf Medis ......................... 30
Bagian Kelima Hak dan Kewajiban Staf Medis ....................... 30
Bagian Keenam Pengorganisasian Staf Medis .......................... 32
Bagian Ketujuh Kelompok Staf Medis (KSM) ........................... 32
Bagian Kedelapan Hubungan Kerja ............................................ 35
Bagian Kesembilan Tanggung Jawab dan Kewajiban Kelompok
Staf Medis ..................................................... 36
BAB XI PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS (CLINICAL
GOVERNANCE) ................................................................................ 38
BAB XII TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL
STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS) ......................................... 39
BAB XIII PENUTUP ........................................................................................ 40

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Logo Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.. 2
Gambar 5.1 Logo Komite Medik .................................................................... 10

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) Rumah


Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan ..................... 1

ix
LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RSUD BANGIL
KABUPATEN PASURUAN
NOMOR : 173 TAHUN 2019
TANGGAL : 02 SEPTEMBER 2019

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS


(MEDICAL STAFF BYLAWS)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN

PENDAHULUAN

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan sebagai salah satu
sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat memiliki
peran strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dan karena itu rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan bermutu
dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, maka perlu
mengatur tentang Pedoman Peraturan Internal (Hospital Bylaws) yang termasuk
didalamnya adalah Hospital Bylaws Staf Medis (Medical Staff Bylaws).

Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah peraturan yang
mengatur tentang fungsi, tugas, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan hak
dari staf medis di rumah sakit yang disusun oleh Komite Medik dan disahkan
oleh direktur rumah sakit. Medical Staff Bylaws berfungsi sebagai aturan yang
digunakan oleh komite medik dan staf medis dalam melaksanakan tata kelola
klinis yang baik (good clinicalgovernance) di rumah sakit.

Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi medis. Hal ini tidak lepas dari visi dan misi komite
medik sebagai wadah dari staf medis. Adapun visi dan misi Komite Medik Rumah
Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan adalah :
1. Visi Komite Medik :
Menjadi Komite Medik yang memiliki peran strategis dalam mengendalikan
kompetensi dan perilaku staf medis secara profesional dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
2. Misi Komite Medik :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
b. Meningkatkan kompetensi staf medis.
c. Mengembangkan profesionalisme staf medis dalam pelayanan medis.

1
BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Medical Staf Bylaws ini yang dimaksud dengan :


1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan.
2. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan.
3. Hospital Bylaws adalah peraturan internal Rumah Sakit yang mengatur
hubungan antara Pemerintah Daerah sebagai pemilik dengan Dewan
Pengawas, Pejabat Pengelola dan Staf Medis rumah sakit beserta fungsi, tugas,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing.
4. Hospital Bylaws Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah peraturan yang
mengatur tentang fungsi, tugas, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan
hak dari staf medis di rumah sakit.
5. Unit pelayanan adalah unit yang menyelenggarakan upaya kesehatan, yaitu
rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, kamar
bersalin, radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis dan lain-lain.
6. Unit kerja adalah tempat staf medis dan profesi kesehatan lain yang
menjalankan profesinya, dapat berbentuk instalasi, unit dan lain-lain.
7. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
8. Subkomite adalah kelompok kerja di bawah Komite medik yang dibentuk
untuk mengelola masalah-masalah khusus, sesuai kebutuhan rumah sakit.
9. Dokter adalah staf medis yang memiliki kompetensi dan izin praktik dibidang
kedokteran yang telah terikat kerja dengan Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan
medis yang sesuai dengan kompetensinya di rumah sakit.
10. Tenaga medis adalah adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis yang belum diterima dan atau ditetapkan bekerja di unit
pelayanan rumah sakit.
11. Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis
yang bekerja purna waktu maupun paruh waktu di unit pelayanan rumah
sakit.
12. Tenaga administrasi adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas
melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang pelaksanaan
tugas-tugas pelayanan.
13. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan
rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis (clinical appointment).

2
14. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah
sakit kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan
medis dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
telah ditetapkan baginya.
15. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
16. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah
memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis tersebut.
17. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan
profesi medis.
18. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis dengan berpedoman pada
Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) medis.
19. Panduan Praktik Klinis (PPK) adalah istilah teknis sebagai pengganti Standar
Prosedur Operasional (SPO) dalam Undang undang Praktik Kedokteran 2004,
dibuat oleh kelompok staf medis dikoordinasi oleh komite medik disahkan
oleh Direksi.

Bagian Kedua
Identitas Rumah Sakit

Pasal 2

(1) Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan (RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan).
(2) Jenis rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum.
(3) Kelas rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.
(4) Alamat rumah sakit adalah di jalan Raya Raci Kec. Bangil Kabupaten
Pasuruan.
(5) Logo Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pasuruan adalah :
Gambar 1.1
Logo Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pasuruan

a. embrio dengan tiga sayap melambangkan kedinamisan dalam menyikapi


perubahan;
b. embrio melambangkan kesucian dan ketulusan dalam memberikan
pelayanan;

3
c. tiga sayap melambangkan 3 hubungan manusia, yaitu :
1. hubungan manusia dengan sang khalik;
2. hubungan manusia dengan manusia; dan
3. hubungan manusia dengan alam.
d. warna hijau mencerminkan kota santri dan nilai-nilai dasar budaya
organisasi yaitu kejujuran, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama,
adil dan peduli; dan
e. warna emas melambangkan kebijaksanaan dan kedalaman ilmu yang
mengedepankan kearifan dalam bertindak.

Bagian Ketiga
Motto, Falsafah, Visi, Misi, Tujuan Strategis dan Nilai-nilai Dasar Rumah Sakit

Pasal 3

(1) Motto rumah sakit yaitu “Peduli dan Berkualitas dalam Pelayanan”.
(2) Falsafah rumah sakit adalah Keikhlasan, berbakti, mengabdi dan berbudi,
mewujudkan pelayanan kesehatan yang mumpuni, peduli dan manusiawi.
(3) Visi rumah sakit adalah “Rumah Sakit yang Profesional dan Berorientasi
kepada Pelanggan, dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien”.
(4) Misi rumah sakit adalah :
a. memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien;
b. mengembangkan pelayanan kesehatan, sarana prasarana serta tenaga
yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian; dan
c. mengelola sumber daya dan keuangan secara efektif, efisien dan
akuntabel.
(5) Tujuan Strategis :
a. sinkronisasi antara kebijakan nasional dan daerah;
b. meningkatkan kuantitas tenaga medis spesialistik dan paramedis
disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan;
c. mengembangkan, menambah dan memelihara sarana dan prasarana
peralatan medis (medical equipment), utamanya yang berkaitan dengan
teknologi tinggi;
d. meningkatkan pelayanan dengan membuka spesialis/ sub spesialis dan
melengkapi sarana dan prasarana secara mencukupi;
e. peningkatan kecepatan, ketepatan, keramahan dan efisiensi serta
melakukan kerjasama dengan pelayanan kesehatan lokal dan nasional;
f. melakukan efisiensi dan efektifitas pelayanan pada semua unit kerja dan
unit kegiatan; dan
g. melaksanakan akuntabilitas pelayanan dengan secara
berkesinambungan melakukan audit medis, audit keuangan dan gugus
kendali mutu.
(6) Nilai-nilai dasar rumah sakit adalah visioner, jujur, tanggungjawab,
komitmen, disiplin, kerjasama, peduli.

4
Bagian Keempat
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Pasal 4

(1) Rumah Sakit berkedudukan sebagai rumah sakit milik Pemerintah Daerah
yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan
kesehatan, dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Rumah Sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
pencegahan, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
rumah sakit mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan;
b. pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintah daerah di
bidang pelayanan;
c. penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan
di bidang Pelayanan Kesehatan;
d. pelayanan medis;
e. pelayanan penunjang medis dan non medis;
f. pelayanan keperawatan;
g. pelayanan rujukan;
h. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
i. pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat;
j. pengelolaan keuangan dan akutansi; dan
k. pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat,
organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan
umum.

5
BAB II
TUJUAN

Pasal 5

(1) Memberikan arahan atau petunjuk agar komite medik dapat


menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance)
melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi, dan penegakan
disiplin profesi.
(2) Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam
pengambilan keputusan profesi melalui komite medik, dimana putusan itu
dilandasi semangat bahwa hanya staf medis yang kompeten dan berperilaku
profesional sajalah yang boleh melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
(3) Menetapkan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan
medis terhadap pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, suku,
kebangsaan, dan golongan.
(4) Meningkatkan profesionalisme staf medis yang meliputi perilaku dan
kompetensi seorang dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi
spesialis.

6
BAB III
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PRIVILEGE)

Bagian Kesatu
Pengaturan Pemberian Kewenangan Klinis

Pasal 6

(1) Rumah sakit mengatur pemberian kewenangan klinis (clinical privilege)


setiap staf medis sesuai dengan kompetensinya melalui komite medik yang
dibantu oleh mitra bestari (peer group) sebagai pihak yang paling mengetahui
masalah keprofesian staf medis yang bersangkutan.
(2) Semua pelayanan medis, pendidikan dokter muda/dokter spesialis dan
penelitian kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan hanya boleh dilakukan oleh staf medis yang telah diberi
kewenangan klinis melalui proses kredensial.
(3) Pemberian dan perubahan kewenangan klinis staf medis ditetapkan atas
rekomendasi Komite Medik dan disahkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(4) Mekanisme Pemberian dan perubahan kewenangan klinis staf medis harus
diatur dalam :
a. Panduan Kredensial dan Rekredensial; dan
b. Standar Prosedur Operasional Pemberian Kewenangan Klinis (Clinical
Privilege).

Bagian Kedua
Rincian Kewenangan Klinis
(Delineation of Clinical Privilege)

Pasal 7

(1) Kewenangan klinis (clinical privilege) setiap staf medis dapat saling berbeda
walaupun mereka memiliki spesialisasi yang sama.
(2) Seorang staf medis dari spesialisasi tertentu dapat saja lebih kompeten
daripada yang lainnya untuk melakukan jenis pelayanan medis tertentu
dalam bidang spesialisasi tersebut.
(3) Kewenangan klinis (clinical privilege) untuk setiap spesialisasi ilmu
kedokteran harus dirinci lebih lanjut (delineation of clinical privilege).

7
Bagian Ketiga
Penetapan Rincian Kewenangan Klinis

Pasal 8

(1) Rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege) setiap spesialisasi


di rumah sakit ditetapkan oleh komite medik dengan berpedoman pada
norma keprofesian yang ditetapkan oleh kolegium setiap spesialisasi.
(2) Komite medik wajib menetapkan dan mendokumentasi syarat-syarat yang
terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis
pelayanan medis sesuai dengan ketetapan kolegium setiap spesialisasi ilmu
kedokteran.
(3) Dokumentasi syarat untuk melakukan pelayanan medis tersebut disebut
sebagai “buku putih” (white paper).

Bagian Keempat
Berakhirnya Kewenangan Klinis

Pasal 9

(1) Kewenangan untuk melakukan tindakan medis seorang staf medis di rumah
sakit berakhir bila hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit
telah berakhir atau penugasan klinis (clinical privilege) dokter yang
bersangkutan dicabut atau tidak diperpanjang oleh direktur rumah sakit
berdasarkan rekomendasi dari komite medik.
(2) Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir
maka direktur memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada
yang bersangkutan dengan tembusan kepada komite medik.
(3) Dalam hal seorang staf medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui
rapat khusus komite medik, ketua komite medik memberikan surat
pemberitahuan tentang hal itu kepada direktur dengan tembusan kepada
yang bersangkutan.

8
BAB IV
PENUGASAN KLINIS
(CLINICAL APPOINMENT)

Bagian Kesatu
Kebijakan

Pasal 10

(1) Semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Rumah
Sakit Umum Daerah Bangil dilakukan atas penugasan klinis direktur.
(2) Penugasan klinis berupa pemberian kewenangan klinis (clinical privilege)
oleh direktur melalui penerbitan surat penugasan klinis (clinical
appointment) kepada staf medis yang bersangkutan.
(3) Surat penugasan klinis diterbitkan oleh direktur setelah mendapat
rekomendasi dari komite medik.
(4) Rekomendasi komite medik terhadap kewenangan klinis dalam penugasan
klinis diberikan setelah dilakukan kredensial.

Bagian Kedua
Pengertian

Pasal 11

(1) Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah


sakit kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan
medis dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
telah ditetapkan baginya.
(2) Dengan memiliki surat penugasan klinis (Clinical Appointment), maka
seorang staf medis tergabung menjadi anggota kelompok staf medis yang
memiliki kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan medis di rumah
sakit.
(3) Dalam keadaan tertentu direktur rumah sakit dapat pula menerbitkan surat
penugasan klinis sementara (Temporary Clinical Appointment), misalnya
untuk konsultan tamu yang diperlukan sementara oleh rumah sakit.
(4) Direktur rumah sakit dapat mengubah, membekukan untuk waktu tertentu,
atau mengakhiri penugasan klinis (Clinical Appointment) seorang staf medis
berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi komite medik atau alasan
tertentu.
(5) Dengan dibekukan atau diakhirinya penugasan klinis (Clinical Appointment),
seorang staf medis tidak berwenang lagi melakukan pelayanan medis di
rumah sakit.
(6) Mekanisme penugasan klinis (Clinical Appointment) ini merupakan salah
satu instrument utama tata kelola klinis (clinical governance) yang baik.

9
BAB V
KOMITE MEDIK

Bagian Kesatu
Organisasi Komite Medik

Pasal 12

(1) Komite medik merupakan organisasi non struktural yang dibentuk oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan, tapi
bukan merupakan wadah perwakilan staf medis, untuk menerapkan tata
kelola klinis (clinical govermance) agar staf medis di Rumah Sakit Umum
Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi medis.
(2) Identitas Komite Medik :
a. Nama organisasi adalah Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil Kabupaten Pasuruan (RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan).
b. Logo Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pasuruan
adalah :
Gambar 5.1
Logo Komite Medik

1) tanda palang hijau dengan warna hijau mengandung arti sarana


pelayanan medik yang mengikuti standard baku pelayanan rumah
sakit yang ditetapkan oleh pemerintah;
2) sayap hitam melambangkan suatu perlindungan kepada staf medis
serta kepada pasien;
3) sayap putih melambangkan sarana pemberi pelayanan pengobatan
dan pemulihan secara tulus dan ikhlas, tanpa mengabaikan upaya
peningkatan dan pencegahan; dan
4) warna putih pada huruf KOMITE MEDIK dengan bayangan huruf
berwarna hitam melambangkan keseimbangan dan dinamika
pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Visi Komite Medik
Menjadi Komite Medik yang memiliki peran strategis dalam
mengendalikan kompetensi dan perilaku staf medis secara profesional
dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
d. Misi Komite Medik
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien;
2) Meningkatkan kompetensi staf medis; dan
3) Mengembangkan profesionalisme staf medis dalam pelayanan medis.

10
(3) Komite medik bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(4) Pengorganisasian komite medik seperti pada Pedoman Pengorganisasian
Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(5) Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan
dipimpin oleh seorang ketua dan disebut Ketua Komite Medik dengan
susunan perangkat organisasinya sebagai berikut :
a. Ketua Komite Medik;
b. Sekretaris Komite Medik;
c. Subkomite Kredensial;
d. Subkomite Mutu Profesi Medis; dan
e. Subkomite Etika dan Disiplin Profesi.
(6) Susunan subkomite di Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
Kabupaten Pasuruan sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Ketua Subkomite;
b. Sekretaris Subkomite; dan
c. Anggota Subkomite.
(7) Pengangkatan dan pemberhentian seluruh personalia komite medik oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(8) Personalia komite medik berhak memperoleh insentif sesuai dengan
kemampuan keuangan rumah sakit.
(9) Pelaksanaan kegiatan komite medik didanai dengan anggaran rumah sakit
sesuai dengan ketentuan.
(10) Jumlah keanggotaan komite medik disesuaikan dengan jumlah staf medis.
(11) Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, komite medik menyusun dan
membuat pedoman dan/atau panduan yang diperlukan. Pedoman dan/atau
panduan tersebut ditetapkan dan disahkan penggunaannya oleh Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(12) Panitia Adhoc
a. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, komite medik dapat dibantu
oleh panitia adhoc.
b. Panitia adhoc ditetapkan oleh direktur berdasarkan usulan ketua komite
medik.
c. Panitia adhoc berasal dari staf medis yang tergolong sebagai mitra bestari
(peer group).
d. Staf medis dalam panitia adhoc dapat berasal dari rumah sakit lain,
perhimpunan dokter spesialis/dokter gigi spesialis, kolegium
dokter/dokter gigi, kolegium dokter spesialis/dokter gigi spesialis
dan/institusi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.

Bagian Kedua
Ketua Komite Medik

Pasal 13

(1) Ketua komite medik dipilih secara langsung oleh staf medis. Pengangkatan
Ketua komite medik ditetapkan dengan surat keputusan direktur rumah
sakit untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.

11
(2) Ketua komite medik yang sama dapat dipilih kembali.
(3) Ketua komite medik bersama Sekretaris Komite Medik menyusun dan
mengusulkan anggota dan personalia Subkomite.
(4) Ketua Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur rumah sakit.

Bagian Ketiga
Sekretaris Komite Medik

Pasal 14

(1) Sekretaris komite medik dijabat oleh seorang dokter yang dipilih oleh ketua
komite medik.
(2) Sekretaris komite medik dapat menjadi ketua dari salah satu subkomite.
(3) Dalam menjalankan tugasnya, sekretaris komite medik dibantu oleh tenaga
administrasi.

Bagian Keempat
Tugas, Fungsi dan Wewenang Komite Medik

Pasal 15
Tugas Komite Medik

(1) Melakukan kredensial dan Rekredensial bagi seluruh staf medis yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
(2) Memelihara mutu profesi staf medis.
(3) Menjaga etika, disiplin dan perilaku profesi staf medis.

Pasal 16
Fungsi Komite Medik

(1) Dalam melaksanakan tugas kredensial, komite medik memiliki fungsi


sebagai berikut:
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma
keprofesian yang berlaku;
b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku dan etika profesi.
c. evaluasi dan validasi data pendidikan profesional kedokteran/
kedokteran gigi berkelanjutan;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat.
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik;
g. melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari staf medis ke komite
medik; dan

12
h. rekomendasi penerbitan surat penugasan klinis dan rincian kewenangan
klinis staf medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis, komite
medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pelaksanaan audit medis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan serta peningkatan keterampilan dan pengetahuan klinis
(skill and knowledge) bagi staf medis;
b. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis; dan
c. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkan.
(3) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
medis, komite medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis
pada asuhan medis pasien.

Pasal 17
Wewenang Komite Medik

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite Medik berwenang :


(1) Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment) dan
rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege).
(2) Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu maupun
perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis.
(3) Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis.
(4) Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan.
(5) Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring) pada staf medis.
(6) Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
(7) Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga
medis.
(8) Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan
pemeliharan peralatan medis dan penunjang medis serta pengembangan
pelayanan medis.
(9) Memberikan usul pembentukan Tim Klinis yang mempunyai tugas
menangani kasus-kasus pelayanan medik yang memerlukan koordinasi
lintas profesi, misalnya penanggulangan kanker terpadu, pelayanan jantung
terpadu dan lain sebagainya.

Bagian Kelima
Prosedur Pemilihan, Penetapan dan Pemberhentian Ketua Komite Medik

Pasal 18
Prosedur Pemilihan Ketua Komite Medik

(1) Proses Pemilihan dilaksanakan dengan prinsip langsung, bebas dan rahasia.

13
(2) Direktur Rumah Sakit menetapkan Panitia Pemilihan Ketua Komite Medik
yang dapat ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit secara langsung atau
berdasarkan rekomendasi pejabat Komite Medik sebelumnya.
(3) Persyaratan untuk menjadi Ketua Komite medik adalah :
a. dokter spesialis yang bekerja minimal 1 (satu) tahun di rumah sakit;
b. mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya;
c. mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani dilingkungan
profesinya;
d. mempunyai integritas keilmuan dan etika profesi yang tinggi.
e. mempunyai loyalitas yang tinggi kepada rumah sakit;
f. tidak menduduki jabatan struktural rumah sakit; dan
g. Ketua Komite Medik dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter
paruh waktu.
(4) Ketua Komite Medik dipilih secara demokratis dengan aturan, yaitu :
a. ketua panitia pemilihan membuat undangan tertulis rapat dengan
agenda tunggal pemilihan ketua komite medik yang disampaikan kepada
seluruh staf medis dengan bukti tanda terima, minimal 5 (lima) hari
kerja sebelum jadwal pemilihan;
b. setiap staf medis yang hadir harus membubuhkan tanda tangan pada
daftar hadir;
c. rapat dianggap quorum bila setengah plus 1 (satu) staf medis hadir;
d. rapat dapat ditunda selama-lamanya 5 (lima) hari kerja, apabila forum
tidak tercapai;
e. ketua panitia memimpin rapat dan menetapkan jumlah pemilih sesuai
dengan daftar hadir;
f. salah seorang panitia memperlihatkan kepada para pemilih bahwa kotak
suara kosong dan lembar kertas yang akan di pakai;
g. setiap staf medis mengisi nama calon yang dipilih pada lembar kertas
yang disediakan secara langsung, bebas dan rahasia. setiap staf medis
maju ke lokasi yang ditentukan untuk menulis nama calon dan
memasukkannya kedalam kotak suara yang di letakkan di meja yang
dapat terlihat oleh pemilih;
h. seorang anggota panitia membacakan satu-persatu lembar kertas yang
ditulis oleh staf medis disaksikan oleh ketua panitia, dan seorang panitia
lain menulis pada papan yang tersedia;
i. dari nama calon yang di pilih, di tetapkan 3 ( tiga ) nama nominasi
dengan suara terbanyak dan yang bersangkutan menyatakan setuju
untuk di angkat sebagai ketua komite medik;
j. calon ketua komite medik di tetapkan 1 (satu) orang yang dipilih
berdasarkan suara terbanyak, untuk selanjutnya diajukan kepada
direktur rumah sakit; dan
k. ketua panitia menandatangani berita acara pemilihan.

Pasal 19
Penetapan Ketua Komite Medik

(1) Ketua Panitia Pemilihan Ketua Komite medik mengajukan 1 (satu) nama
calon kepada Direktur Rumah Sakit sesuai dengan hasil pemilihan.

14
(2) Ketua Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit beserta susunan
pengurus Komite Medik berdasarkan rekomendasi/usulan dari Ketua
Komite Medik dengan Surat Keputusan.

Pasal 20
Pemberhentian Ketua Komite Medik

(1) Ketua komite medik di berhentikan apabila :


a. diminta oleh 2/3 atau lebih staf medis/anggota komite medik;
b. mengajukan permohonan untuk berhenti menjadi ketua komite medik;
c. kondisi kesehatannya menyebabkan tidak dapat bertugas optimal;
d. berhalangan tetap; dan
e. meninggal dunia.
(2) Ketua Komite medik diberhentikan melalui Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit.
(3) Dalam hal pengajuan permohonan untuk berhenti sebagai Ketua Komite
medik, haknya sebagai staf medis tetap berlaku.

Bagian Keenam
Masa Kerja dan Tata Kerja

Pasal 21

Komite medik mempunyai masa kerja selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.

Pasal 22

Masa kerja ketua, sekretaris dan subkomite selama 3 (tiga) tahun dan dapat
dipertimbangkan untuk diangkat kembali selama 1 (satu) periode masa jabatan
berdasarkan penilaian kinerja pada periode sebelumnya.

Pasal 23

(1) Tata kerja komite medik secara administrasi, meliputi :


a. rapat rutin komite medik dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1(satu) bulan;
b. rapat komite medik dengan semua kelompok staf medis dan atau dengan
semua tenaga dokter dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan;
c. rapat komite medik dengan direktur dan atau wakil direktur pelayanan
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan;
d. rapat darurat diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak
dilakukan sesuai kebutuhan; dan
e. menetapkan tugas dan kewajiban sub komite, termasuk
pertanggungjawabnya terhadap suatu program.

15
(2) Tata kerja komite medik secara teknis, meliputi:
a. mengaitkan perjanjian dokter di rumah sakit dengan kewenangan komite
medik sebagai peer profesi medik di rumah sakit;
b. menjabarkan hubungan antara komite medik sebagai penilai kompetensi
dan etika profesi dengan manajemen rumah sakit sebagai pemegang
kewenangan pengelolaan rumah sakit; dan
c. koordinasi antara komite medik dengan pejabat pengelola dalam
menangani masalah tenaga dokter serta pengaturan penyampaian
informasi medis kepada pihak luar seperti organisasi profesi dan pihak
lain non profesi seperti kepolisian dan jajaran hukum.

Bagian Ketujuh
Tata Hubungan Kerja

Pasal 24

(1) Komite medik bertanggungjawab kepada direktur untuk semua kegiatan


yang dilakukan. Direktur menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite medik.
(2) Komite medik melakukan kredensial staf medis atas permintaan direktur
dan memberikan rekomendasi tentang staf medis kepada direktur.
(3) Komite medik berkoordinasi dengan komite etik rumah sakit dalam rangka
memelihara etik dan disiplin dokter.
(4) Komite medik bekerjasamam dan berkoordinasi dengan komite pengendalian
infeksi rumah sakit dalam rangka surveilans infeksi nosokomial,
rasionalisasi penggunaan antibiotik dan pencegahan infeksi di rumah sakit.
(5) Komite medik bekerjasama dengan komite keselamatan pasien dalam
menyelenggarakan sasaran keselamatan pasien yaitu identitas yang benar,
komunikasi yang benar, mencegah kesalahan obat, mencegah operasi salah
sisi, mencegah pasien jatuh dan mencegah infeksi nosokomial.
(6) Komite medik berkoordinasi dengan komite peningkatan mutu rumah sakit
dalam rangka pelaksanaan pedoman praktek klinis, dan clinical pathways.
(7) Komite medik berkoordinasi dan berhubungan dengan kelompok staf medis
delam rangka kredensial/rekredensial, peningkatam mutu profesi dan
menjaga disiplin dan etik profesi.

Bagian Kedelapan
Sumber Daya

Pasal 25

(1) Untuk memperlancar tugas sehari-hari disediakan ruangan pertemuan dan


komunikasi bagi komite medik.
(2) Untuk membantu tugas sehari-hari komite medik disediakan tenaga
administrasi penuh waktu Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan.

16
(3) Anggaran atau biaya operasional komite medik dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan.
(4) Anggaran disusun setiap tahun dan diajukan kepada Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(5) Anggaran di susun untuk keperluan alat tulis kantor, perbaikan sarana dan
prasarana, pelaksanaan program, rapat, penggandaan, pendistribusian, gaji
pegawai atau personalia atau pejabat komite medik dan lain-lain.

Bagian Kesembilan
Panitia Adhoc

Pasal 26

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik dapat dibantu oleh
panitia adhoc.
(2) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh direktur
rumah sakit berdasarkan usulan ketua komite medik.
(3) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf medis
yang tergolong sebagai mitra bestari.
(4) Staf medis yang tergolong sebagai mitra bestari sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis, kolegium dokter/dokter gigi, kolegium dokter
spesialis/dokter gigi spesialis, dan/atau institusi pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi.

17
BAB VI
RAPAT

Pasal 27

(1) Rapat rutin


a. Diadakan 1 (satu) bulan sekali pada waktu yang ditetapkan oleh komite
medik.
b. Bertempat di ruang pertemuan komite medik.
c. Peserta rapat adalah semua anggota komite medik (staf medis)
rumah sakit umum daerah bangil kabupaten pasuruan.
d. Rapat membahas tentang berita komite medik dan subkomite-subkomite
yang terjadi selama 1 (satu) bulan sebelumnya.
(2) Rapat khusus, diselenggarakan dalam hal :
a. Diperintahkan oleh ketua komite medik; atau
b. Permintaan yang diajukan secara tertulis oleh ketua subkomite atau 3
(tiga) orang pengurus komite medik dalam waktu 48 (empat puluh
delapan) jam sebelumnya; atau
c. Permintaan ketua komite medik untuk hal-hal yang memerlukan
penetapan kebijakan komite medik dengan segera.
(3) Rapat sub komite :
a. Rapat subkomite kredensial;
b. Rapat subkomite mutu profesi;
c. Rapat subkomite etika dan disiplin profesi.
Rapat subkomite diadakan tiap 3 (tiga) bulan sekali atau bila diperlukan
yang dihadiri oleh ketua dan anggota subkomite.
(4) Rapat pleno, diselenggarakan 1 (satu) kali setahun yang dihadiri oleh
seluruh staf medis rumah sakit umum daerah bangil kabupaten pasuruan.
(5) Rapat koordinasi, diselenggarakan tiap 3 (tiga) bulan sekali yang dihadiri
oleh pengurus komite medik, direktur dan manajemen rumah sakit
dan/atau bagian lain yang terkait tata hubungan kerja komite medik.
(6) Rapat paripurna diadakan menjelang serah terima jabatan ketua.

18
BAB VII
SUBKOMITE KREDENSIAL

Bagian Kesatu
Pengorganisasian Subkomite Kredensial

Pasal 28

(1) Subkomite kredensial di rumah sakit terdiri atas sekurang-kurangnya


3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis (clinical
appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari disiplin ilmu yang
berbeda.
(2) Pengorganisasian subkomite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari
ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan oleh serta bertanggung jawab
kepada ketua komite medik.
(3) Ketua, sekretaris dan anggota Subkomite Kredensial ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit atas usulan ketua Komite Medik.
(4) Bila ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 29

(1) Masa kerja Subkomite Kredensial adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(2) Anggaran biaya Subkomite Kredensial disusun untuk rencana tahun
berikutnya, dan di bebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Bagian Kedua
Tujuan Subkomite Kredensial

Pasal 30

(1) Tujuan Umum


Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf
medis yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit kredibel.
(2) Tujuan Khusus
a. mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan
akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit;
b. tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap
staf medis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai
dengan cabang ilmu kedokteran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh
Kolegium Kedokteran/Kedokteran Gigi Indonesia;
c. dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan
klinis (clinical appointment) bagi setiap staf medis untuk melakukan
pelayanan medis di rumah sakit; dan

19
d. terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi rumah
sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan
(stakeholders) rumah sakit lainnya.

Bagian Ketiga
Tugas Subkomite Kredensial

Pasal 31

(1) Membuat dan melaksanakan program/rencana kerja Subkomite Kredensial.


(2) Menyusun dan mengkompilasi daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis.
(3) Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian :
a. Kompetensi;
b. Kesehatan fisik dan mental;
c. Perilaku; dan
d. Etika Profesi
pada tenaga medis dan staf medis.
(4) Melakukan proses kredensial terhadap tenaga medis.
(5) Melakukan pengecekan berkas-berkas persyaratan kredensial.
(6) Melakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan.
(7) Menilai dan memutuskan kewenangan klinis atas rekomendasi dari mitra
bestari/peer groub.
(8) Melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada ketua komite medik.
(9) Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik.
(10) Melalui Ketua Komite Medik memberikan rekomendasi kewenangan klinis
dan penerbitan surat penugasan klinis.

Bagian Keempat
Wewenang dan Tanggung Jawab Subkomite Kredensial

Pasal 32
Subkomite Kredensial berwenang untuk melaksanakan kegiatan kredensial dan
rekredensial secara adil, jujur, dan terbuka berdasarkan surat perintah dari
Direktur Rumah Sakit.

Pasal 33

Subkomite Kredensial bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.

20
Bagian kelima
Tata Kerja Subkomite Kredensial

Pasal 34

(1) Dalam melaksanakan tugas, Subkomite Kredensial wajib menerapkan


prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan Komite Medik, dan
Ketua Kelompok Staf Medis (KSM).
(2) Subkomite Kredensial dapat membentuk Panitia Adhoc yang melibatkan
anggota KSM.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Subkomite Kredensial, wajib dievaluasi
dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Subkomite Kredensial mengadakan rapat minimal minimal sekali tiap 3
(tiga) bulan atau bila diperlukan.
(5) Subkomite Kredensial menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Ketua Komite Medik.

21
BAB VIII
SUBKOMITE MUTU PROFESI

Bagian Kesatu
Pengorganisasian Subkomite Mutu Profesi

Pasal 35

(1) Subkomite Mutu Profesi di rumah sakit terdiri atas sekurang-kurangnya


3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis (clinical
appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari disiplin ilmu yang
berbeda.
(2) Pengorganisasian Subkomite Mutu Profesi sekurang-kurangnya terdiri dari
ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan oleh serta bertanggung jawab
kepada ketua komite medik.
(3) Ketua, sekretaris dan anggota Subkomite Mutu Profesi ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit atas usulan ketua Komite Medik.
(4) Bila ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 36

(1) Masa kerja Subkomite Mutu Profesi adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(2) Anggaran biaya Subkomite Mutu Profesi disusun untuk rencana tahun
berikutnya, dan di bebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Bagian Kedua
Tujuan Subkomite Mutu Profesi

Pasal 37

Subkomite mutu profesi berperan dalam menjaga mutu profesi medis.

Pasal 38

Subkomite mutu profesi mempunyai tujuan untuk :


(1) Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani oleh
staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan profesional.
(2) Memberikan asas keadilan untuk memperoleh kesempatan memelihara
kompetensi dan kewenangan klinis.
(3) Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.
(4) Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan staf medis melalui upaya
pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan (on-going
professional practice evaluation/OPPE).

22
Bagian Ketiga
Tugas Subkomite Mutu Profesi

Pasal 39

(1) Membuat dan melaksanakan program/rencana kerja Subkomite Mutu


Profesi.
(2) Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis.
(3) Menyusun indikator mutu klinis dengan melakukan koordinasi dengan
kelompok staf medis dan unit kerja. Indikator yang disusun sebagai
pedoman penilaian Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan (Ongoing
Professional Practice Evaluation / OPPE).
(4) Melakukan upaya pemantauan dan pengendalian mutu profesi, yaitu :
a. memantau kualitas, misalnya morning report, kasus sulit, kasus
kematian (death case), audit medis, journal reading, emergency case
report.
b. tindak lanjut terhadap temuan kualitas, misalnya memberikan
rekomendasi pertemuan ilmiah internal dan kegiatan eksternal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.
(5) Memberikan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan.
(6) Melakukan koordinasi dengan Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan (PMKP)
rumah sakit.
(7) Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

Bagian Keempat
Wewenang dan Tanggung Jawab Subkomite Mutu Profesi

Pasal 40

Subkomite Mutu Profesi berwenang untuk melaksanakan kegiatan upaya


peningkatan mutu profesi bagi staf medis.

Pasal 41

Subkomite Mutu Profesi bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan segala


sesuatunya kepada Komite Medik.

Bagian Kelima
Tata Kerja Subkomite Mutu Profesi

Pasal 42

(1) Dalam melaksanakan tugas, Subkomite Mutu Profesi wajib menerapkan


prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis, Ketua
Kelompok SMF, Manajer rumah sakit dan Subkomite lain.

23
(2) Subkomite Mutu Profesi dapat membentuk Tim AdHoc yang melibatkan
Anggota SM di unit pelayanan tertentu dan tenaga kesehatan lain, guna
mengaudit mutu pelayanan.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Subkomite Mutu Profesi, wajib dievaluasi
dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Subkomite Mutu Profesi wajib mengadakan rapat minimal sekali tiap 3 (tiga)
bulan atau bila diperlukan.
(5) Subkomite Mutu Profesi menyampaikan notulen rapat, laporan- laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medik.

24
BAB IX
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Bagian Kesatu
Pengorganisasian Subkomite Etika dan Disiplin Profesi

Pasal 43

(1) Subkomite Etika dan Disiplin Profesi di rumah sakit terdiri atas sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis
(clinical appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari disiplin ilmu
yang berbeda.
(2) Pengorganisasian Subkomite Etika dan Disiplin Profesi sekurang-kurangnya
terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan oleh serta
bertanggung jawab kepada ketua komite medik.
(3) Ketua, sekretaris dan anggota Subkomite Etika dan Disiplin Profesi
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usulan ketua Komite Medik.
(4) Bila ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 44

(1) Masa kerja Subkomite Etika dan Disiplin Profesi adalah 3 (tiga) tahun
terhitung sejak ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(2) Anggaran biaya Subkomite Etika dan Disiplin Profesi disusun untuk rencana
tahun berikutnya, dan di bebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Bagian Kedua
Tujuan Subkomite Etika dan Disiplin Profesi

Pasal 45

Subkomite Etika dan Disiplin Profesi berperan dalam menjaga menjaga disiplin,
etika dan perilaku profesi staf medis.

Pasal 46

Subkomite Etika dan Disiplin Profesi mempunyai tujuan untuk :


(1) Melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi syarat
dan tidak layak untuk melakukan asuhan klinis.
(2) Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di rumah
sakit.

25
Bagian Ketiga
Tugas Subkomite Etika dan Disiplin Profesi

Pasal 47

(1) Membuat dan melaksanakan program/rencana kerja Subkomite Etika dan


Disiplin Profesi.
(2) Menyusun tatalaksana pemantauan dan penanganan masalah etika dan
disiplin profesi.
(3) Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin profesi.
(4) Pemeriksaan dan pemberian rekomendasi terhadap staf medis yang diduga
melakukan pelanggaran etika dan disiplin profesi.
(5) Melaksanakan program pembinaan profesionalisme kedokteran dan upaya
pendisiplinan berperilaku profesional staf medis di lingkungan rumah sakit.
(6) Pemberian nasihat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etik pada
asuhan medis pasien.
(7) Melakukan koordinasi dengan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit.
(8) Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala kepada Ketua Komite
Medik

Bagian Keempat
Wewenang dan Tanggung Jawab Subkomite Etika dan Disiplin Profesi

Pasal 48

Subkomite Etika dan Disiplin Profesi berwenang melakukan pemantauan dan


penanganan masalah etika profesi kedokteran dan disiplin profesi.

Pasal 49

Subkomite Etika dan Disiplin Profesi bertanggung jawab dan berkewajiban


melaporkan segala sesuatunya kepada Komite Medik.

Bagian kelima
Tata Kerja Subkomite Etika dan Disiplin Profesi

Pasal 50

(1) Dalam melaksanakan tugas, Subkomite Etika dan Disiplin Profesi wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sikronisasi dengan Komite
Medik, Kepala KSM, dan unitk lainnya.
(2) Subkomite Etika dan Disiplin Profesi wajib berkoordinasi dengan Komite
Etik Rumah Sakit untuk menindaklanjuti penanganan kasus etiko – legal
yang terjadi pada staf medis.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Subkomite Etika dan Disiplin Profesi,
wajib dievaluasi dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk
rapat.

26
(4) Subkomite Etika dan Disiplin Profesi wajib mengadakan rapat anggota
minimal sekali tiap 3 (tiga) bulan atau bila diperlukan.
(5) Subkomite Etika dan Disiplin Profesi menyampaikan notulen rapat, laporan-
laporan dan rekomendasi kepada Ketua Komite Medik.

27
BAB X
ORGANISASI STAF MEDIS

Bagian Kesatu
Tujuan Organisasi Staf Medis

Pasal 51

(1) Tujuan umum :


Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil Kabupaten Pasuruan.
(2) Tujuan khusus :
a. Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis
di rumah sakit;
b. Tercapainya kerjasama yang baik diantara staf medis, staf medis dengan
direktur rumah sakit dan atau manajemen rumah sakit serta staf medis
dengan Dewan Pengawas atau Pemerintah Kabupaten Pasuruan;
c. Tercapainya sinergisme antara manajemen dan profesi medis untuk
kepentingan pasien.

Bagian Kedua
Penerimaan Staf Medis

Pasal 52

(1) Untuk dapat menjadi staf medis Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
Kabupaten Pasuruan maka dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan
dokter gigi spesialis harus memenuhi persyaratan :
a. memiliki kompetensi sesuai yang dibutuhkan;
b. memiliki surat tanda registrasi (str) dan surat izin praktik (sip) atau
surat tugas yang dikeluarkan pejabat yang berwenang;
c. sehat jasmani dan rohani; dan
d. memiliki perilaku yang baik dan belum pernah melakukan tindak
pidana.
(2) Syarat tersebut di atas dinilai oleh komite medik melalui subkomite
kredensial bersama dengan Kelompok Staf Medis (KSM) terkait serta mitra
bestari.
(3) Hanya staf medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana
disebutkan di atas yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan
menangani pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang ditentukan
oleh komite medik.
(4) Staf medis yang telah memperoleh kewenangan klinis dapat melaksanakan
tindakan medis dalam batas-batas standar profesi;
(5) Kewenangan klinis akan dinilai kembali oleh komite medik melalui
subkomite kredensial bersama dengan Kelompok Staf Medis (KSM) terkait
serta mitra bestari.

28
(6) Bagi staf medis baru, evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan
kemudian setiap 3 (tiga) tahun yaitu berupa rekredensial;
(7) Evaluasi terhadap staf medis tersebut dilakukan oleh Subkomite Kredensial
bersama dengan Kelompok Staf Medis (KSM) terkait serta mitra bestari.
(8) Pada akhir masa evaluasi calon staf medis maka ketua Subkomite kredensial
memberikan hasil evaluasi dan penilaian staf medis profesional yang
bersangkutan kepada komite medik.

Bagian Ketiga
Kategori Staf Medis

Pasal 53

(1) Organisasi staf medis Rumah Sakit Umum Daerah Bangil terdiri dari :
a. Kelompok Staf Medis (KSM); dan
b. Komite Medik (Komdik).
(2) Kategori Staf Medis berdasarkan jenis kompetensi meliputi :
a. Dokter Umum;
b. Dokter Gigi;
c. Dokter Spesialis;
d. Dokter Gigi Spesialis; dan
e. Dokter Konsultan (yang melakukan pelayanan medis di unit pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil).
(3) Kategori Staf Medis berdasarkan status kepegawaian meliputi :
a. Dokter tetap yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan/atau
Non PNS;
b. Dokter paruh waktu/kontrak;
c. Dokter tamu; dan
d. Dokter konsultan (yang melakukan pelayanan medis di unit pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil).
(4) Dokter tetap yaitu dokter yang direkrut oleh pemilik atau yang mewakili
untuk Rumah Sakit Umum Daerah Bangil sebagai pegawai tetap dan
berkedudukan sebagai sub ordinat, yang bekerja untuk dan atas nama
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil serta bertanggung jawab kepada
Direktur dengan kualifikasi sesuai kompetensi di bidangnya serta
mempunyai hak dan kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundangan.
(5) Dokter paruh waktu/kontrak yaitu dokter yang bekerja tidak penuh waktu
dalam seminggu dengan kualifikasi sesuai kompetensi di bidangnya serta
mempunyai hak dan kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundangan.
(6) Dokter tamu yaitu dokter yang karena reputasi atau keahliannya diundang
khusus oleh direktur untuk menangani atau membantu menangani kasus
yang tidak dapat ditangani oleh staf medis fungsional lain yang ada atau
untuk mendemonstrasikan suatu teknologi baru dengan kualifikasi sesuai
dengan kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban
sesuai ketentuan peraturan perundangan.
(7) Dokter konsultan yaitu dokter yang karena keahliannya direkrut oleh
direktur untuk memberikan konsultasi yang tidak bersifat mengikat dan
secara tidak langsung menangani pasien dengan kualifikasi sesuai

29
kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban sesuai
ketentuan peraturan perundangan.

Bagian Keempat
Fungsi dan Tugas Staf Medis

Pasal 54

Staf medis mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan


dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis.

Pasal 55

Staf Medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten
Pasuruan bertugas:
(1) Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis,
pengobatan, pencegahan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan
pemulihan.
(2) Meningkatkan kemampuan profesi melalui program pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan.
(3) Menjaga kualitas pelayanan sesuai standar profesi, standar pelayanan medis
dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan.
(4) Menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan
pemantauan indikator mutu klinik.

Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban Staf Medis

Pasal 56
Hak Staf Medis

(1) Memperoleh penghasilan sebagai tenaga CPNS/PNS atau tenaga kontrak


yang layak serta tidak melanggar ketentuan peraturan perundangan.
(2) Memperoleh imbalan jasa pelayanan sesuai perhitungan kinerja pelayanan
masing-masing Staf Medis berdasarkan azas “No Work No Pay”.
(3) Mempunyai status kepegawaian yang jelas dan pasti.
(4) Memperoleh kenaikan pangkat sesuai ketentuan yang berlaku.
(5) Memperoleh cuti sesuai dengan ketentuan peraturan tentang kepegawaian.
(6) Mendapatkan jaminan kesehatan.
(7) Mempunyai kesempatan mengembangkan pengatahuan dan keterampilan.
(8) Mengambangkan karier sesuai kemampuan dan ketentuan yang berlaku di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil.
(9) Menggunakan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
untuk melakukan pelayanan kesehatan.
(10) Melakukan konsultasi dengan dokter lain yang tercatat sebagai Staf Medis.

30
(11) Mengusulkan kepada Direktur untuk mendatangkan dokter tamu yang tidak
tercatat sebagai Staf Medis Rumah Sakit Umum Daerah Bangil, baik untuk
kepentingan konsultasi maupun untuk membantu melaksanakan sebagian
pekerjaan yang tidak mampu dilaksanakan.
(12) Memperoleh santunan terhadap kecelakaan kerja yang menimpa sesuai
ketentuan peraturan perundangan.
(13) Memperoleh bantuan hukum selama menjalani proses hukum.

Pasal 57
Kewajiban Staf Medis

(1) Menaati semua peraturan perundang – undangan yang berlaku.


(2) Menaati semua peraturan internal rumah sakit (Hospital Bylaws).
(3) Menjalankan tugas palayanan sesuai system kerja yang telah ditetapkan
oleh direktur berdasarkan usulan dari kepala KSM.
(4) Menaati etika yang ada seperti etika rumah sakit, etika profesi, etika staf
medis dan etika antara rumah sakit dengan pihak lain.
(5) Menjaga citra rumah sakit umum daerah bangil serta berperilaku sopan
terhadap pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
(6) Menjalin kerjasama yang harmonis dengan profesi lain yang berada di
rumah sakit umum daerah bangil dan menghormati kode etik masing-
masing.
(7) Menghadiri rapat-rapat serta kegiatan yang diadakan oleh direktur atau
komite medik termasuk dengan pendapat (hearing) berkaitan dengan
penanganan kasus/pasien.
(8) Menunjukkan loyalitas kepada rumah sakit umum daerah bangil.
(9) Apabila karena sesuatu hal yang menyebabkan tidak dapat melaksanakan
kewajiban menangani pasien untuk sementara waktu, maka wajib memberi
tahu atau meminta izin kepada direktur melalui bagian kepegawaian dan
kepala bidang pelayanan serta wajib menunjuk dokter pengganti.

Pasal 58
Kewajiban Staf Medis Berkaitan dengan Pasien

(1) Melakukan pelayanan medik secara profesional dan bermutu bedasarkan


kaidah patient safety.
(2) Member pelayan medis yang bermutu kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya serta bersedia dihubungi atau dipanggil setiap saat apabila kondisi
pasien berada dalam keadaan gawat darurat (emergency).
(3) Memberikan pertolongan emergency kepada pasien lain yang bukan
tanggung jawabnya apabila kondisi klinik pasien berada dalam keadaan
emergency.
(4) Segera merujuk pasien ke dokter atau praktisi kesehatan lain yang dapat
diterima apabila staf medis tidak mampu lagi untuk meneruskan upaya
kesehatan terhadap pasien, baik karena keterbatasan kemampuan,
peralatan, waktu maupun karena alasan lain yang masuk akal.
(5) Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pasien.
(6) Memenuhi apa yang menurut etika dan hukum menjadi hak pasien.
(7) Menghormati kepentingan-kepentingan lain dari pasien.

31
(8) Menghormati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat secara khusus
dengan pasien.
(9) Menerbitkan surat keterangan yang diperlukan bagi kepentingan pasien.
(10) Menghormati kerahasiaan (confidentiality) medis pasien.
(11) Memberikan keterangan yang jelas dan jujur kepada pasien tentang kondisi
kesehatannya dengan mempertimbangkan aspek psikologi.
(12) Memberikan penjelasan secara lengkap kepada pasien sebelum tindakan
disetujui pasien (informed concern).
(13) Membuat rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian Keenam
Pengorganisasian Staf Medis

Pasal 59

(1) Dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis purna waktu
dan paruh waktu yang bekerja di unit pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Bangil wajib menjadi anggota staf medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas, staf medis dikelompokkan sesuai spesialisasi
atau keahliannya atau dengan cara lain melalui pertimbangan khusus.
(3) Setiap kelompok staf medis paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter.
(4) Pengelompokan staf medis berdasarkan spesialisasi/keahlian, bagi tenaga
dokter dengan spesialisasi/keahlian yang sama dikelompokkan ke dalam 1
(satu) kelompok staf medis.
(5) Penempatan para dokter ke dalam kelompok staf medis ditetapkan dengan
surat keputusan direktur atas usulan komite medik.
(6) Dalam Keputusan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilengkapi dengan
perjanjian kerja masing-masing dokter sehingga ada kejelasan tugas, fungsi
dan kewenangan.

Bagian Ketujuh
Kelompok Staf Medis (KSM)

Pasal 60
Pengelompokan staf medis

Pengelompokan staf medis dengan cara lain melalui pertimbangan khusus dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
(1) Penggabungan tenaga dokter spesialis dengan spesialisasi/keahlian yang
berbeda karena jumlah tenaga dokter spesialis tersebut kurang dari 2 (dua)
orang. Penggabungan dilakukan dengan memperhatikan kemiripan disiplin
ilmu dan wajib diikuti dengan pembagian tugas dan wewenang yang jelas
yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelayanan medis di Rumah
Sakit Umum Daerah Bangil.
(2) Penggabungan tenaga dokter spesialis dengan memperhatikan tugas dan
kewenangan dokter spesialis tersebut.

32
(3) Pembentukan kelompok Staf medis untuk dokter umum dilakukan dengan
membentuk kelompok Staf medis dokter umum sendiri atau bergabung
dengan kelompok Staf medis dimana dokter umum tersebut memberikan
pelayanan.
(4) Penggabungan dokter umum dengan dokter spesialis dapat dilakukan
apabila jumlah dokter spesialis masih kurang sehingga tidak memungkinkan
membentuk kelompok Staf medis sendiri dengan diikuti pembagian tugas
dan kewenangan yang jelas yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur
pelayanan medis rumah sakit.
(5) Dokter gigi dapat menjadi kelompok staf medis sendiri atau bergabung
dengan kelompok staf medis bedah atau kelompok staf medis dokter umum-
gigi. Penggabungan dilakukan apabila jumlah dokter gigi masih kurang dari
2 (dua) orang. Penggabungan dokter gigi dengan bidang spesialis lainnya
diikuti pembagian tugas dan kewenangan yang jelas yang dituangkan dalam
kebijakan dan prosedur pelayanan medis rumah sakit.

Pasal 61
Ketua Kelompok Staf Medis (Ketua KSM)

(1) Kualifikasi
a. Kelompok staf medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih
anggotanya.
b. Ketua kelompok staf medis (Ketua KSM) dapat dijabat oleh dokter purna
waktu atau dokter paruh waktu/kontrak.
c. Tidak habis masa kerja atau masa kontrak atau pensiun dalam kurun
waktu menjabat Ketua Kelompok Staf Medis.
(2) Pemilihan
a. Pemilihan ketua kelompok staf medis diatur dengan mekanisme yang
disusun oleh komite medik.
b. Ketua kelompok staf medis dipilih dalam rapat khusus yang diagendakan
komite medik.
c. Pemilihan dilakukan dengan pencalonan yang diajukan oleh setiap
peserta rapat yang memiliki hak suara. Anggota staf yang dicalonkan
harus menyatakan kesediaan. Mereka yang menyatakan tidak bersedia
dihapus dari daftar pencalonan.
d. Staf medis yang berhak memilih adalah staf medis pns/purnawaktu/
paruhwaktu. Staf medis yang berhalangan hadir, dapat memberikan
suaranya secara tertulis kepada pemimpin rapat maksimal 1 (satu) hari
sebelum rapat pemilihan ketua kelompok staf medis.
e. Ketua kelompok staf medis dipilih dengan mayoritas sederhana (50%
jumlah staf medis nggota kelompok staf medis terkait yang hadir plus
satu); bila terdapat lebih dari 2 calon dan tidak terdapat mayoritas
sederhana, maka pemungutan suara diulang di antara 2 calon dengan
nilai terbanyak
f. Ketua kelompok staf medis ditetapkan dengan surat keputusan direktur.
g. Masa bakti ketua kelompok staf medis selama 3 (tiga) tahun dan dapat
dipilih kembali.

33
(3) Pemberhentian jabatan Ketua Kelompok Staf Medis
a. Ketua kelompok staf medis otomatis diberhentikan dari jabatannya bila
pensiun dan/atau tidak diperpanjang masa kontraknya, bila ketua
kelompok staf medis yang baru telah terpilih, atau bila tidak memenuhi
persyaratan lagi untuk menjabat ketua kelompok staf medis.
b. Ketua kelompok staf medis dapat diusulkan untuk diberhentikan dari
jabatannya oleh dua per tiga staf medis yang memiliki hak suara dalam
rapat rutin atau rapat khusus. Keputusan baru efektif bila telah
diperkuat oleh komite medik dan direktur rumah sakit.
c. Bila ketua kelompok staf medis melakukan tindakan yang berlawanan
secara langsung dengan tugasnya, atau gagal melaksanakan tugasnya,
maka dapat diusulkan untuk diberhentikan oleh dua pertiga dari rapat
komite medik yang diselenggarakan khusus untuk hal tersebut.
Keputusan tersebut baru efektif bila telah disetujui oleh direktur rumah
sakit.
d. Pemberhentian sebagai ketua kelompok staf medis tidak berpengaruh
terhadap penugasannya sebagai staf medis.
(4) Tugas Ketua Kelompok Staf Medis
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan anggota Kelompok Staf Medis (KSM)
serta menyusun uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota KSM
dalam KSM yang dipimpinnya.
b. Menyusun uraian tugas dan wewenang yang ditetapkan secara individual
untuk masing-masing staf medis.
c. Menyusun Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) pelayanan medik yang terdiri dari:
1) SPO bidang administrasi/manajerial antara lain meliputi pengaturan
tugas rawat jalan, pengaturan tugas rawat inap, pengaturan tugas
jaga, pengaturan tugas rawat intensif, pengaturan tugas di kamar
operasi, pengaturan visite/ronde, pertemuan klinik, presentasi kasus
(kasus kematian, kasus sulit, kasus langka, kasus penyakit tertentu),
prosedur konsultasi dan lain-lain. Penyusunan SPO ini dibawah
koordinasi Ketua Komite Medik dan Kepala Bidang Pelayanan Medik;
2) PPK dan/atau SPO pelayanan medik bidang keilmuan/keprofesian
adalah pedoman diagnostik dan pengobatan serta PPK dan/atau SPO
tindakan medik di bidang keilmuan dengan mengacu pada standar
profesi. Masing-masing kelompok menyusun PPK dan/atau SPO
minimal untuk 10 jenis penyakit. Penyusunan PPK dan/atau SPO ini
dibawah koordinasi Ketua Komite Medik.
d. Menyusun indikator mutu klinis.
(5) Tanggung Jawab Ketua Kelompok Staf Medis
a. Ketua KSM mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu
pelayanan, etik dan pengembangan pendidikan staf medis yang
dipimpinnya.
b. Tanggung jawab tersebut sebagai berikut:
1) Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Subkomite
Kredensial kepada Direktur Rumah Sakit untuk permohonan
penempatan staf medis baru di rumah sakit;

34
2) Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktik dokter (on-going
professional practice evaluation = OPPE) berdasarkan data yang
komprehensif;
3) Evaluasi penampilan kinerja praktik dokter dilakukan melalui peer
review, audit medis atau program quality improvement;
4) Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Sub Komite
kepada Direktur Rumah Sakit terhadap permohonan penempatan
ulang staf medis di rumah sakit;
5) Memberi kesempatan bagi para staf medis untuk mengikuti
Continuing Professional Development (CPD);
6) Masing-masing kelompok staf medis wajib mempunyai program CPD
bagi semua anggotanya;
7) Memberikan masukan kepada Direktur Rumah Sakit melalui Ketua
Komite Medik, hal-hal yang terkait dengan praktik kedokteran;
8) Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medik kepada Direktur
rumah sakit antara lain meliputi hasil pemantauan indikator mutu
klinik, hasil evaluasi kinerja praktik klinis, pelaksanaan program
pengembangan staf dan lain-lain;
9) Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan
dokumen terkaitnya. Standar prosedur operasional dan dokumen
terkait lainnya perlu disempurnakan secara berkala sehingga sesuai
dengan situasi dan kondisi;
10) Mengusulkan penambahan tenaga medis untuk kelompok staf medis
yang bersangkutan;
11) Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota staf medis
baru dan penempatan ulang anggota staf medis kepada Direktur
melalui Ketua Komite Medik. Melakukan evaluasi kinerja anggota
KSM didalam kelompoknya dan bersama-sama dengan subkomite
kredensial menentukan kompetensi dari anggota KSM tersebut;
12) Melakukan evaluasi dan revisi (bila diperlukan) terhadap peraturan
internal staf medis, standar pelayanan medis, standar prosedur
operasional tindakan medis dan standar prosedur operasional bidang
administrasi/manajerial;
13) Mengatur anggota KSM yang mempunyai jabatan rangkap di
struktural. Bila dianggap perlu maka ketua KSM dapat membebas
tugaskan yang bersangkutan dari kegiatan rutin di KSM dan
menerima kembali setelah yang bersangkutan selesai dengan tugas
jabatan strukturalnya.

Bagian Kedelapan
Hubungan Kerja

Pasal 62

(1) Kelompok staf medis secara administrasi bertanggung jawab kepada


direktur.
(2) Kelompok staf medis secara fungsonal sebagai profesi bertanggung jawab
kepada komite medik.

35
Bagian Kesembilan
Tanggung Jawab dan Kewajiban Kelompok Staf Medis

Pasal 63
Tanggung Jawab Kelompok Staf Medis

Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab terkait dengan mutu, etik dan
pengembangan pendidikan staf medis yaitu :
(1) Memberikan rekomendasi melalui komite medik kepada direktur terhadap
permohonan dokter baru di rumah sakit.
(2) Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktik dokter berdasarkan data
yang komperhensif.
(3) Memberikan rekomendasi melalui komite medik kepada direktur teradap
permohonan penempatan ulang dokter di rumah sakit.
(4) Memberikan kesempatan bagi dokter untuk mengikuti continuing
professional development(cpd).
(5) Memberikan masukan melalui komite medik kepada direktur hal hal yang
terkait dengan praktik kedokteran misalnya mengenai perkembangn ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran, temuan terapi yang baru dan lain-
lain.
(6) Memberikan laporan melalui komite medic kepada direktur secara berkala
paling sedikit satu tahun sekali antara lain berisi hasil pemantauan
indicator mutu klinik, hasil evaluasi kerja praktik klinik, pelaksanaan
program pengembangn staf dan lain-lain.
(7) Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasiona dan
dokuman terkaitnya.

Pasal 64
Kewajiban Kelompok Staf Medis

(1) Menyusun standar prosedur operasional pelayanan medik di bidang


administrasi/manajerial dibawah koordinasi Wakil Direktur Pelayanan,
antara lain:
a. pengaturan tugas rawat jalan;
b. pengaturan tugas rawat inap;
c. pengaturan tugas jaga;
d. pengaturan tugas rawat intensif;
e. pengaturan tugas di kamar operasi;
f. pengaturan tugas di kamar bersalin;
g. pengaturan visite;
h. pertemuan klinik;
i. paparan kasus seperti kasus kematian, kasus sulit, kasus langka, kasus
penyakit tertentu; dan
j. prosedur konsultasi.
(2) Menyusun Panduan Praktik Klinik (PPK) dan/atau Standar Prosedur
Operasional (SPO) pelayanan medik dan Clinical Pathways (CP) di bidang
keilmuan/profesi di bawah koordinasi komite medik, antara lain:
a. tata cara pemeriksaan penyakit sampai dengan penatalaksanaan;

36
b. menyusun PPK dan/atau SPO paling sedikit untuk 10 jenis penyakit
untuk masing-masing kelompok;
c. menyusun indikator mutu klinis;
d. menyusun Clinical Pathways (CP) bagian medis sesuai spesialisasi; dan
e. menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing
anggotanya.

37
BAB XI
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
(CLINICAL GOVERNANCE)

Pasal 65

Rumah sakit wajib mengatur dan melaksanakan tata kelola klinis (clinical
governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien di
rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi.

Pasal 66

(1) Tata Kelola Klinis Rumah Sakit (Clinical Governance) adalah sistem
penjaminan mutu layanan di rumah sakit;
(2) Tata Kelola Klinis Rumah Sakit disusun oleh Wakil Direktur Pelayanan,
ditetapkan serta disahkan oleh Direktur rumah sakit;
(3) Untuk mewujudkan Tata Kelola Klinis (Clinical Governance) yang baik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, semua pelayanan medis yang
dilakukan oleh setiap staf medis di rumah sakit dilakukan sesuai dengan
Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) masing-
masing;
(4) Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa pemberian
kewenangan klinis (clinical privilege) oleh direktur rumah sakit melalui
penerbitan surat penugasan klinis (clinical appointment) kepada staf medis
yang bersangkutan.
(5) Surat Penugasan Klinis (SPK) / clinical appointment sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) diterbitkan oleh direktur rumah sakit setelah mendapat
rekomendasi dari komite medik.
(6) Dalam keadaan darurat direktur rumah sakit dapat memberikan Surat
Penugasan Klinis (SPK) tanpa rekomendasi komite medik.
(7) Rekomendasi komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan
setelah dilakukan kredensial/rekredensial.

Pasal 67

(1) Semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di rumah sakit
harus berpedoman pada standar pelayanan medis dan standar prosedur
operasional yang telah ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
(2) Kewajiban melakukan konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada dokter,
dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi spesialis lain dengan disiplin
yang sesuai ditetapkan melalui kebijakan Dokter Penanggungjawab Pelayanan
(DPJP);
(3) Setiap staf medis diwajibkan untuk mematuhi dan melaksanakan kebijakan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (SPO DPJP) yang telah
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.

38
BAB XII
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)

Pasal 68

(1) Peraturan internal staf medis disusun oleh komite medik mengacu pada
peraturan internal rumah sakit dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan kemudian peraturan internal staf medis tersebut disahkan oleh
direktur rumah sakit.
(2) Peraturan internal staf medis berfungsi sebagai aturan yang digunakan oleh
komite medik dan staf medis dalam melaksanakan tata kelola klinis yang baik
(good clinical governance) di rumah sakit.
(3) Tata cara penyusunan peraturan internal staf medis dilaksanakan dengan
berpedoman pada lampiran Permenkes No. 755 / Menkes / Per / IV / 2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.
(4) Peraturan Internal Staf medis (Medical Staff Bylaws) dapat dilakukan
Peninjauan kembali (review) dan perubahan bilamana :
a. Adanya perubahan peraturan Menteri Kesehatan tentang Peraturan
Internal Staf Medis ataupun peraturan/perundangan lainnya yang
menyangkut profesi medis; dan
b. Kebijakan baru lain mengenai status rumah sakit.
(5) Peninjauan kembali (review) dan perbaikan peraturan internal staf medis
dilaksanakan oleh komite medik paling lama setiap tiga tahun sekali dengan
menyesuaikan perkembangan profesi medis dan kondisi rumah sakit.
(6) Perubahan peraturan internal staf medis dilakukan dengan Peraturan
Direktur.

39
BAB XIII
PENUTUP

Pasal 69

(1) Merupakan kewajiban dari seluruh staf medis untuk menjalankan dan
mematuhi Peraturan Internal Staf medis (Medical Staff Bylaws) ini dalam
rangka menjalankan pelayanan medik yang professional dan berkualitas di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
(2) Peraturan Internal Staf Medis ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di Pasuruan
Pada tanggal 02 September 2019

Plt. DIREKTUR RSUD BANGIL KETUA KOMITE MEDIK


KABUPATEN PASURUAN RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes dr. AZIS ABDULLAH, Sp.S


Pembina Utama Muda / IV c Penata Tk.I / III d
NIP.19600504 198902 1 002 NIP. 19730408 200604 1 013

40

Anda mungkin juga menyukai