Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

1. Definisi UKS

UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-

sekolah dengan peserta didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama

(R.J Soenarjo, 2002:4). Kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan,

rohani, atau normal dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit,

cacat dan kelemahan (UU Kesehatan 1960:bab 1 pasal 2).

Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan anak sekolah dan

lingkungannya yang dapat memberikan kesempatan belajar dan tumbuh secara

harmonis dan selaras dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dan sebaik-baiknya (A. Muis, 1979 : 13). Usaha Kesehatan

Sekolah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah.

Seperti yang kita ketahui bahwa sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang

merupakan tempat penyaluran segala bentuk pembaharuan. Kebiasaan hidup sehat

mudah ditanamkan pada siswa dan selanjutnya siswa diharapkan sebagai titik

pangkal untuk mempengaruhi masyarakat sekitarnya dengan pengetahuan dan

sikap hidup sehat (Djonet Soetatmo, 1982:107).

11
12

UKS adalah kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah

dengan peserta didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Jadi

menurut Depkes RI bahwa sekolah merupakan masyarakat usia muda yang perlu

diperhatikan kesehatannya agar dapat optimal dalam pertumbuhannya. Usaha

Kesehatan Sekolah di selenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat

peserta didik dalam lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat belajar,

tumbuh, dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi sumber daya

yang berkualitas (Depkes RI, 1982:15). Jadi disini jelaslah bahwa yang di maksud

dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang

ada didalam lingkungan sekolah maupun masyarakat yang ada sekitar lingkungan

sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah

lainnya.

2. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ialah usaha kesehatan masyarakat yang

dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utama adalah anak-anak sekolah

dan lingkungannya. Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta

didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor, orang tua, pengelola

pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai

sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tersier adalah lembaga pendidikan mulai

dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar

sekolah dan perguruan tinggi, agama serta pondok pesantren beserta

lingkungannya. (Mu’rifah, 1991:131).

STIKes Indramayu
13

Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan

pelayanan kesehatan. Sasaran tersier lainnya adalah lingkungan yang meliputi

lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai

lembaga (Institusi) pendidikan merupakan media yang penting untuk menyalurkan

segala bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah

tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, agar dapat memberikan pengaruh

terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang

lebih luas lagi. Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap

kebiasaan hidup dengan norma-norma kesehatan.Pendidikan kesehatan di sekolah

dasar melalui program UKS mempunyai peranan yang sangat efektif yaitu : 1)

Sekolah Dasar, sebagai masyarakat yang mempunyai komunitas (peserta didik)

yang sangat besar, 2) Sekolah Dasar, sebagai lembaga pendidikan yang tersebar

luas di seluruh pelosok tanah air, dari pedesaan hingga kota-kota besar.Pendidikan

kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS mempunyai peranan yang

sangat efektif sebab sekolah dasar, sebagai lembaga pendidikan yang tersebar di

seluruh pelosok tanah air, dari pedesaan hingga kota-kota besar. (Mu’rifah, 1991)

3. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat peserta

didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga

memungkinkan pertumbuhan yang optimal dan harmonis dalam rangka

pembentukan manusia yang seutuhnya (Drajat Martianto, 2005:3-4).

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah dibedakan menjadi :

STIKes Indramayu
14

a. Tujuan Umum UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup

sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang

sehat, yang memungkinkan pertumbuhan yang harmonis dan optimal dalam

rangka pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

b. Tujuan Khusus UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan

mempertinggi derajat kesehatan peserta didik, yang didalamnya mencakup :

1) memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsip-prinsip hidup sehat, serta partisipasi aktif dalam usaha peningkatan usaha

kesehatan di sekolah dan perguruan agama, di rumah tangga, maupun di

lingkungan masyarakat.

2) kondisi sehat, baik dalam arti fisik, mental, maupun sosial.

3) memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkoba dan sebagainya (Mu’rifah dan Hardianto Wibowo,

1991:131).

Adapun yang di maksud dengan keadaan kesehatan untuk peserta didik

yang sebaik-baiknya adalah :

a) anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya.

b) tidak mempunyai kelainan atau mengidap suatu penyakit.

c) mempunyai sikap, tingkah laku dan kebiasaan hidup sehat (Sonja

Poernomo dkk,1978 : 16).

Jadi tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu untuk meningkatkan

derajat dan kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan

lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan

STIKes Indramayu
15

untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta

memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan

narkoba dan sebagainya.

4. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Usaha Kesehatan Sekolah mempunyai 3 (tiga) program / Trias UKS , yaitu

: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan menciptatakan lingkungan

kehidupan sekolah yang sehat (kesehatan lingkungakn di sekolah) (R.J Soenarjo,

2005:9-13).

a. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang bertujuan

untuk mengubah perilaku seseorang menjadi baik bagi kehidupan diri sendiri dan

masyarakat serta bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatannya.

Pendidikan kesehatan berarti menanamkan kebiasaan hidup sehat dan mendorong

anak didik untuk turut serta dalam usaha-usaha kesehatannya sendiri beserta

lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan di sekolah adalah memberikan sesuatu

tentang segala sesuatu yang bersangkut paut dengan masalah kesehatan, dan

menanamkan dasar-dasar kebiasaan hidup sehat, serta mendorong anak didik

untuk ikut serta secara aktif dalam setiap usaha-usaha kesejahteraan diri, keluarga

dan lingkungannya. Caranya adalah dengan mengintegrasikan atau dalam kata

lain mengikutsertakan pendidikan kesehatan kedalam berbagai mata pelajaran

yang relevan, dan semua kegiatan yang di lakukan di sekolah. Mata pelajaran

yang relevan adalah pendidikan jasmani atau olahraga. Indikator atau hal-hal yang

diberikan pada pendidikan/penyuluhan kesehatan meliputi: kurikulum

STIKes Indramayu
16

berdasarkan kebutuhan dan keinginan masyarakat, Penyuluhan secara teratur dari

petugas puskesmas ke sekolah-sekolah, Penanaman kebiasaan sehat serta

mendorong anak didik untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

(R.J Soenarjo, 2005:9-13).

b. Pelayanan Kesehatan

Keberadaan UKS di sekolah sangat besar manfaatnya dalam hal

pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah, terutama pada

aspek status gizi dan kesehatannya. Hal ini disebabkan karena anak-anak di usia

sekolah merupakan kelompok umur yang sangat rawan terhadap masalah gizi dan

kesehatan, di samping populasi mereka juga merupakan kelompok terbesear dari

kelompok usia wajib belajar.

Usaha-usaha pelayanan kesehatan sekolah meliputi:

1) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan perorangan dilakukan secara

teratur, misalnya dengan memperhatikan kuku, gigi, rambut, pakaian murid.

2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular melalui vaksinasi dan

sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh dokter dari puskesmas setempat.

3) Pemeliharaan dan pengawasan kebersihan lingkungan, terutama

lingkungan tempat belajar, yaitu ruang kelas dan halaman sekolah,termasuk

lingkungan terdekat.

4) P3K dan pengobatan ringan. Tiap sekolah diharuskan mempunyai kotak

P3K yang berisi obata-obatan sebagai pertolongan pertama, misalnya :

pembersihan luka, minyak angin, pembalut luka, obat merah, dsb.

STIKes Indramayu
17

5) Usaha-usaha perbaikan gizi masyarakat. Perbaikan gizi masyarakat

sangat tergantung pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat, oleh karena itu

pemerintah melakukan pengamatan terhadap sekolah-sekolah yang anak didiknya

sebagian besar memilki tanda-tanda kekurangan gizi untuk di berikan bantuan

susu dan makanan lain.

6) Memberitahukan keadaan kesehatan muridnya kepada orang tua yang

bersangkutan.

7) Melakukan kunjungan dan penyuluhan pencegahan penyakit dan

gangguan kesehatan ke rumah murid, guru, pegawai sekolah atau bahkan ke

masyarakat sekitar (R.J Soenarjo 2002:10-12).

c. Menciptakan Lingkungan Hidup Sekolah Yang Sehat

Kesehatan lingkungan sekolah yang baik, sangat berpengaruh terhadap

anggota masyarakat sekolah. Sehingga akan berpengaruh langsung terhadap

proses belajar mengajar.Keadaan sekolah sangat mempengaruhi minat, semangat

serta gairah belajar para siswa. Lingkungan sekolah sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak-anak.

Lingkungan sekolah itu sendiri terdiri dari :

1) Bangunan sekolah, fasilitas, sanitasi (usaha perbaikan kesehatan) dan

pekarangan sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

2) Hubungan yang baik antara guru, murid, dan pegawai sekolah.

3) Hubungan yang baik antara masyarakat sekolah dengan masyarakat

luar, terutama dengan orang tua murid (POMG atau BP3) (R.J Soenarjo,

2002:13).

STIKes Indramayu
18

Pentingnya tempat sampah dan pembuangan sampah yang baik :

a) Tiap ruangan, termasuk kantin harus ada tempat sampah yang mudah

dibersihkan dan tertutup.

b) Di halaman sekolah disediakan tempat sampah yang cukup besar dan

tertutup.

c) Disediakan tempat akhir pembuangan sampah di halaman sekolah yang

paling jauh dari ruang-ruang kelas untuk memudahkan pengangkutan sampah oleh

petugas kebersihan.

d) Jika tidak ada pengangkutan sampah, sebaiknya disediakan tempat

pembakaran untuk sampah kering dan pemendaman untuk sampah basah.

e) Semua saluran limbah yang berada di halaman sekolah atau sekitar

sekolah harus selalu dibersihkan (R.J Soenarjo, (2002:34).

Upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat,

sudah barang tentu memerlukan keterlibatan kepala sekolah, para guru, para siswa

serta orang tua siswa. Pihak sekolah akan sulit mengubah perilaku warga sekolah

(terutama siswa) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat apabila tidak didukung

sarana yang cukup. Sekolah selain tempat anak mendapat pendidikan melalui

proses belajar mengajar anak juga akan berinteraksi dengan siswa lainnya serta

lingkungannya. Jika lingkungan sekolah tidak sehat atau ada yang sakit tentunya

akan mendapat dampak yang negatif terhadap siswa lainnya. (R.J Soenarjo,

(2002:34).

STIKes Indramayu
19

B. Konsep Pelaksanaan

1. Pengertian Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sekolah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya

dilakukan setelah perencanaan dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa

diartikan penerapan, Majone dan Wildavski mengemukakan pelaksanaan sebagai

evaluasi. Browne dan Wildavski mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan . (Nurudin Usman , 2002 :70)

Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti buatan, sifat, dan

akhiran-kan yang berfungsi membentuk kata benda menjadi pelaksana. Sedangkan

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengemukakan batasan mengenai

pelaksanaan tersebut dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian

pelaksanaan adalah “pelaksana adalah orang yang mengerjakan atau melakukan

rencana yang telah disusun. Sedangkan pelaksanaan adalah perihal (perbuatan,

usaha) melaksanakan rancangan.” Berdasarkan batasan dikemukakan oleh

Poerwadarmita diatas, maka dapat dibedakan antara pengertian pelaksanaan

adalah perbuatan yang dilakukan oleh pelaksana. Jadi dengan demikian kedua

pengertian tersebut diatas mempunyai arti yang berbeda. Namun keduanya berasal

dari kata laksana.

Selanjutnya Charles D. Jones dalam Silalahi mengemukakan mengenai

pelaksanaan atau implementasi yakni “konsep dinamis yang melibatkan secara

terus menerus usaha-usaha yang mencari apa yang dilakukan, mengatur aktivitas-

aktivitas yang mengarah pada pendapat suatu program kedalam dampak.”

STIKes Indramayu
20

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu

kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah

ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di

lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan

beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penujang.

2. Faktor-faktor yang dapat menunjang program pelaksanaan

a. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan

dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses

penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang

disampaikan.

b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu

terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna

pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas

sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap program

khususnya dari mereka yang menjadi implementasi program khususnya dari

mereka yang menjadi implementer program.

d. Struktur Birokrasi, yaitu SOP (Standar Operating Procedures), yang

mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam

mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa pola yang

baku.

Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu

proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi

STIKes Indramayu
21

antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain itu dalam proses

implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak yaitu :

1) Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.

2) Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program

perubahan dan peningkatan.

3) Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan dari proses

implementasi tersebut. G. R Terry (2012)

C. Konsep Sekolah

1. Definisi sekolah

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sekolah berarti bangunan atau

lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi

pelajaran. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar yang menjadi tumpuan harapan orang

tua, masyarakat dan pemerintah karena sekolah memberikan pelayanan

pendidikan, pengajaran dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan afektif (nilai dan sikap) bagi peserta didik (KBBI, 2011).

Sekolah adalah tempat untuk belajar, belajar mengenai berbagai mata

pelajaran, belajar mengenai kehidupan sosial, dan belajar mengenai

hidup Sekolah adalah tempat untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan baru.

Sekolah harus mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi,

beragam, harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak

STIKes Indramayu
22

bisa mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang

produktif, potensial, dan berkualitas. (Mulyasa, 2011)

2. Kesehatan sekolah

Usaha kesehatan di sekolah merupakan salah satu usaha

kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan usaha kesehatan

masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta

lingkungan sekolah sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di sekolah berfungsi

sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan

diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga

memperoleh pendidikan seks yang sehat. (Prasasti, 2008 dalam Efendi, Ferry

dan Makhfudi, 2009)

Menurut Depkes RI, 2003 dalam Efendi, Ferry dan Makhfudi, 2009.

Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,

dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah

sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS yaitu sebagai

berikut :

a. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik

fisik, mental, sosial maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun dimasa

yang mendatang. (Depkes RI, 2003)

STIKes Indramayu
23

b. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada dasarnya

dilaksanakan dengan kegiatan yang komprehensif, yaitu kegiatan peningkatan

kesehatan (promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan

memberikan pelayanan kesehatan, kemudian kegiatan pencegahan (preventif)

berupa kegiatan penghentian proses penyakit sedini mungkin, serta selanjutnya

adalah kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa

kegiatan mencegah cedera atau kecacatan akibat proses penyakit atau untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat

berfungsi optimal. (Depkes RI, 2003)

c. Pembinaan lingkungan sekolah

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan

lingkungan sekolah lingkungan keluarga, masyarakat sekitar dan unsur-unsur

penunjang. (Depkes RI, 2003)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pada anak

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan anak,

yaitu sebagai berikut (Intanmasitoh, 2013) :

a. Faktor kesehatan

Faktor kesehatan ini adalah merupakan faktor utama yang dapat

menentukan status kesehatan anak secara umum. Peningkatan kesehatan

dapat ditentukan oleh status kesehatan anak itu sendiri, nutrisi, pola tidur,

imunisasi, keamanan dan pencegahan cedera.

STIKes Indramayu
24

Kesehatan individu atau diri sendiri dapat terwujud apabila seseorang

menjaga kesehatan tubuh, menjaga kesehatan tubuh dapat dilakukan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Irianto, Kus 2007):

1) Mandi dua kali sehari

Mandi membersihkan seluruh tubuh sehingga kulit serta pori-pori bersih

dan tidak tertutup atau tersumbat oleh kotoran.

2) Kebersihan rambut

Kebersihan rambut harus dirawat agar tetap bersih dan rapih, dengan

menjaga kebersihan rambut semua kotoran yang melekat, pori-pori kulit kepala

terbuka.

3) Kebersihan tangan dan kaki

Tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak berhubungan dengan

apa saja. Tangan yang kotor atau mengandung kuman penyakit, tangan langsung

menyentuh mata, hidung, mulut makanan, serta minuman. Berlangsung sudah

pemindahan sesuatu yang dapat berupa penyebab terganggunya kesehatan,

tangan merupakan perantara kuman, untuk kaki pun sama halnya dengan tangan.

4) Menggosok gigi

Kesehatan gigi dan rongga mulut bukan sekedar menyangkut

kesehatan dirongga mulut saja. Tujuan menggosok gigi ialah membersihkan gigi

dan seluruh rongga mulut, dibersihkan dari sisa-sisa makanan, agar tidak ada

sesuatu yang membusuk dan menjadi sarang bakteri yaitu bakteri pathogen

penyebab penyakit

STIKes Indramayu
25

5) Pakaian bersih

Pakaian banyak menyerap keringat, lemak, dan kotoran yang

dikeluarkan badan, pakaian berkeringat dan berlemak dapat membuat bau busuk

sehingga harus mengganti pakaian dengan yang bersih setiap hari.

6) Tidur cukup

Tidur yang cukup diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan tenaga.

Dengan tidur cukup, kemampuan dan keterampilan meningkat. Susunan

saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat.

7) Olahraga

Kesehatan tibuh tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang

dikonsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau latihan fisik yang dilakukan.

Dengan berolahraga secara teratur dapat memelihara jantung, peredaran

darah, dan frekuensi nadi.

Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,

mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk

melindungi dari serangan penyakit (Mubarak, 2007). Sehingga menetapkan

kebiasaan makan yang tepat dapat menjadi hal yang paling efektif untuk

mendukung menuju masa depan, masalah yang mungkin terjadi pada usia anak

sekolah (6-12 tahun) yaitu sebagai berikut (Herbold, Nancie 2011):

a) Pertumbuhan buruk

b) Pilih-pilih makanan

c) Penolakan sayuran/buah-buahan

d) Menghindari sarapan.

STIKes Indramayu
26

e) Makan siang di sekolah

f) Makan kudapan

g) Penambahan berat badan yang berlebihan.

Status gizi adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat

kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan

makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Suharjo, 1996 dalam

Intanmasitoh, 2013). Penilaian status gizi dengan antropometri disajikan dalam

bentuk indeks yang berkaitan dengan variabel lain yaitu umur, berat badan, dan

tinggi badan.

b. Faktor kebudayaan

Pengaruh budaya sangat menentukan status kesehatan anak, dimana

keterkaitan secara langsung antara budaya dengan pengetahuan. Budaya

dimasyarakat dapat menimbulkan penurunan kesehatan di masyarakat yang

dianggap baik oleh masyarakat, padahal budaya tersebut menurunkan kesehatan

anak, contohnya adalah saat anak mengalami demam anak dibawa ke dukun

dengan keyakinan kesurupan atau kemasukan hal gaib, dan kebiasaan

memberikan pisang pada bayi baru lahir dengan anggapan anak akan cepat besar

dan berkembang, atau anak tidak boleh makan daging dan telur karena dapat

menimbulkan penyakit cacingan. Mengingat anak dalam masa pertumbuhan dan

perkembangan yang tentunya membutuhkan perbaikan gizi atau nutrisi yang

cukup. (Intanmasitoh, 2013)

STIKes Indramayu
27

c. Faktor keluarga

Faktor keluarga biasanya menentukan keberhasilan perbaikan status

kesehatan anak, pengaruh keluarga ada masa pertumbuhan dan

perkembangan anak sangat besar melalui pola hubungan anak dan keluarga serta

nilai-nilainya yang ditanamkan. Peningkatan status kesehatan juga terkait

langsung dengan peran dan fungsi keluarga terhadap anaknya seperti

membesarkan anak, menyediakan makanan, melindungi kesehatan, memberikan

perlindungan secara psikologi, menanamkan budaya yang baik, mempersiapkan

pendidikan anak dan lainnya. (Berman, 2000 dalam Intanmasitoh, 2013).

STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai