Anda di halaman 1dari 10

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERAWATAN LUKA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

DOSEN PEMBIMBING :
Ibu Ns. Musiana, S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:


Yuni Purnama Sari 2014401099
Tara pebri dinanti 2014401093
Rivan Mirando 2014401086
Tandok Andani 2014401092
Olin Luskinanti 2014401074
Elita Yuri 2014401100
Tiara Puspita 2014401094
Putri Rahayu 2014401078

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN LUKA

A. Definisi
Perawatan luka adalah kegiatan untuk merawat luka yang bertujuan untuk mencegah
kontaminasi luka dari kuman/mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.

B. Tujuan
 Perawatan luka ini dilakukan untuk
 Meningkatkan hemostasis luka,
 Mencegah infeksi,
 Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut,
 Meningkatkan penyembuhan luka,
 Mempertahankan integritas kulit,
 Mendapatkan kembali fungsi normal,
 Memberikan rasa nyaman.

C. Indikasi
 Perdarahan dari luka tidak dapat dihentikan dengan bebat tekan atau memposisikan
lebih tinggi daerah yanag mengalami luka
 Luka yang dialami disebabkan oleh trauma berat
 Luka terbuka yang membutuhan jahitan

D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

FASE PRA-INTERAKSI

1. Persiapan alat dan Bahan

Alat Steril

1 Buah Pinset Anatomi


2 buah pinset Cirurgis

1 buah klem arteri

1 buah gunting jaringan

2 buah kom kecil

2 Non steril

1 buah handscoon bersih

1 buah pinset anatomis bersih


1 buah gunting verban

1 Perlak pengalas

1 buah bengkok

1 buah tempat sampah medis

3 Bahan

1 buah Masker

1 buah Sarung tangan steril


1 botol larutan NaCl 0,9 %

1 botol larutan iodine 10%

Kasa dan deppers steril


secukupnya

1 buah Spuit 50 cc dan 10 cc

Verban elastis (jika perlu)

2. Persiapan Perawat

Pengkajian terhadap diri sendiri untuk melakukan tindakan perawatan luka sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP)

3. Persiapan Pasien
 Kaji kebutuhan klien akan perawatan luka
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi yang sesuai dengan area yang akan di
berikan perawatan luka).
 Pasang sampiran sesuai kebutuhan/ memperhatikan privacy klien
FASE ORIENTASI
 Salam terapeutik dan memperkenalkan diri
 Menanyakan identitas pasien (nama, tanggal lahir, gelang identitas)
 Menanyakan keluhan pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
 Menanyakan kesiapan pasien

FASE KERJA

1. Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)

2. Dekatkan peralatan

3. Memakai Hanscoon

4. Larutan Nacl atau betadin atau yang diperlukan dituang ke kom (terlebih dahulu
dibuang sedikit ke bengkok)
5. Kapas dan kassa untuk membersihkan luka dan kompres diperas dan dipersiapkan
terlebih dahulu
6. Memasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan

7. Letakkan bengkok didekat pasien

8. Membuka balutan
Caranya: Bila balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel pada luka
dengan larutan NaCl 0,9% dengan cara tangan non dominan memegang botol
larutan dan tangan dominan menarik larutan menggunakan spuit. Kemudian,
angkat balutan dengan menjepit pinset anatomis menggunakan tangan non
dominan secara hati-hati sambil menggunting kassa menggunakan tangan
dominan.
9. Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:
 Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukurluka meliputi luas dan
kedalaman luka, (arteri, vena, otot, tendon atau tulang).
 Kaji ada tidaknya sinus dengan cara: inpeksi menggunakan senter.
 Kaji kondisi luka apakah kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan
nekrotik, bau pada luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah
muda dan mudah berdarah).
 Kaji kulit sekitar luka terhadap adanya maserasi, inflamasi, edema dan adanya
gas gangren yang ditandai dengan adanya krepitasi saat melakukan palpasi
disekitar luka)
 Kaji adanya nyeri disekitar luka dengan cara: menekan dengan lembut bagian
luka dan menanyakan:”Bapak/Ibu apakah merasa nyeri?”

10. Lepas handscoon, kemudian ganti dengan handscoon steril


11. Membersihkan luka (“Permisi bapak/ibu saya akan membersihkan luka dengan
menggunakan cairan pembersih ini, seraya menunjukkan cairan yang digunakan”)

Cuci luka dengan menggunakan kasa steril dan air NaCL 0.9 %.

Carannya :

Gunakan pinset anatomis dengan menggunakan tangan non dominan untuk menjepit sisi kasa
celupkan ke kom kecil yang berisi cairan NaCL 0,9% kemudian gunakan pinset cirurgis
menggunakan tangan dominan untuk menjepit sisi lain kasa, peras dengan hati2 diatas bengkok
sampai air tidak menetes lalu usap kasa dibagian luka dengan gerakan sirkuler dari bagian luka ke
arah luar area luka (lakukan berulang jika luka belum bersih dengan kasa steril yang berbeda).

Catatan:

 Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9%.
 Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0.9% dan antiseptik iodine 10%.
 Bila warna luka kehitaman: ada jaringan nekrotik gunakan NaCl 0,9%. Jaringan
nekrotik tersebut dibuang dengan cara digunting menggunakan gunting jaringan
sedikit demi sedikit sampai terlihat jaringan granulasi (jaringan baru).
 Bila terdapat sinus lubang luka,lakukan irigasi dengan menggunakan cairan NaCl
0,9% di dalam spuit 50 cc/10 cc dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai
bersih. Irigasi sampai kedalaman luka karena pada sinus terdapat banyak kuman

12. Melakukan penutupan luka


1) Cara konvensional :
 Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah dibasahi
dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi lembab sesuai
dengan kedalaman luka (hindari mengenai jaringan sehat di pinggir luka),
lalu tutupdengan kain kasa kering dan jangan terlalu ketat
 Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab dengan NaCl
0,9% dan iodine 10%, lalu tutup dengan kasa kering

2) Bila menggunakan balutan modern


 Transparant film: Balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik
debridement dan digunakan pada luka partial thickness.Kontraindikasi
pada luka dengan eksudat banyak dan sinus
 Hidroaktif gel : Digunakan untuk mengisi jaringan
mati/nelrotik,mendudkung terjadinya autolitik debridement, membuat
kondisi lembab pada luka ynag kering/nelrotik, luka ynag berwarna kuning
dengan eksudat minimal
 Hidroselulosa : Digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan
membentuk gel yang lembut, mendukung proses autolitik debridement,
meningkatkan proses granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan
kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit, menahan stapilococcus
aureus agar tidak masuk ke dalam luka
 Calsium Alginate : Digunakan sebagai absorban, mendukung granulasi
pada luka.Digunakan pada warna luka merah, eksudat dan mudah berdarah
 Metcovasin : Digunakan untuk memproteksi kulit, mendukung proses autolisis
debridement pada luka dengan kondisi nekrotik atau granulasi / superfisial.
 Mycostatine Dan Metronidazole : Berguna untuk melindungi kulit akibat
candida, untuk mengurangi bau akibat jamur dan bakteri anaerob,
mengurangi nyeri dan peradangan.

Catatan: Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan (lakukan kompresi dengan
menggunakan verban elastis)

13. Atur posisi pasien seperti semula

14. Rapikan peralatan


15. Lepas handscoon

16. Cuci tangan 6 langkah

FASE TERMINASI

 Menanyakan bagaimana perasaan klien setelah dilakukan tindakan perawatan luka

 Memberikan pujian/reinforcement

 Kontrak yang akan datang

 Salam / berpamitan

 Dokumentasikan tindakan
Format Dokumentasi Tindakan Perawatan

No. Pertanyaan Jawaban

1 Nama

2 No. RM

3 Kamar/ Ruang

4 Diagnosa Medis

5 Tanggal

6 Jam Perawatan Luka

7 Hambatan dalam Perawatan Luka

8 Keadaan Pasien

9 Tanda Tangan Perawat Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai