Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TENTANG:
ALIRAN-ALIRAN PENIDIKAN
“Disusun untuk memenuhi tugas kelompok,mata kuliah “Pengantar Pendidikan”
Dengan Dosen Pembimbing: Ibu Husniati M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 5 (Lima)

❖ GITA QURATAINI (E1E021225)


❖ ILYAN KHOLIS GHOFIRA (E1E021235)
❖ INTAN SAMANTA (E1E021239)
❖ KARISMAWATI (E1E021242)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR(S1)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSUTAS MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
bertemakan “Aliran-aliran Pendidikan”. Adapun kami makalah ini bertujuan, untuk mengetahui
aliran-aliran di Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun,
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami dengan ketulusan hati mengucapkan banyak terima
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan
makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca agar percobaan penulisan makalah ini lebih baik dan bermanfaat.
Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….…ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………...iii

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………....2

C. Tujuan Pembahasan …………………………………………………………….2

BAB 2 : PEMBAHASAN

1. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan …………………………………………...3

2. Pendapat Aliran Klasik Terhadap Pendidikan ………………………………….3

3. Gerakan-gerakan Baru dalam Pendidikan ……………………………………...7

4. Aliran-aliran Pokok Pendidikan di Indonesia ………………………………….8

BAB 3 : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………12

B. Daftar Pustaka………………………………………………………………....13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena pendidikan merupakan
hal yang paling penting untuk membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan
pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya. dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak lepas
dari factor pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan lingkungan merupakan hal yang tidak
mudah untuk di jelaskan sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit.

Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan
dan berusaha mencari jawaban, tentang perkembangan manusia itu sebenarnya bergantung kepada
pembawaan ataukah lingkungan. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai saat ini.
Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa pendapat dari aliran-aliran klasik, diantaranya
aliran narativisme, naturalism, empirisme, dan konvergensi, serta pengaruhnya terhadap
pemikiran dalam praktek pendidikan di Indonesia, serta pandangan islam terhadap
pendidikan. Meskipun paparan ini hanya terbatas pada aliran-aliran penting, namun diharapkan
tidak akan mempengaruhi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap
setiap calon tenaga pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aliran Pendidikan?


2. Apa pengaruh aliran-aliran klasik, terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja gerakan-gerakan baru dalam Pendidikan?
4. Apa saja aliran pokok pendidikan di indonesia ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian aliran pendidikan

2. Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran klasik dan aliran-aliran baru terhadap pendidikan.

3. Untuk mengetahui pengaruh aliran-aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek Pendidikan di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui gerakan-gerakan baru dalam pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

1). Pengertian Aliran-aliran Pendidikan

Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam


dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni
pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya,
sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu
dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon
tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan.
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya.
Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang
membawapembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Seperti bidang-bidang
lainya, pemikiran–pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi
berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra
oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-
pemikiran baru dan demikian seterusnya.

2). Pendapat-pendapat Aliran Klasik terhadap Pendidikan

• Aliran Nativisme

Istilah Nativisme berasal dari kata natives yang artinya terlahir. Nativisme adalah sebuah doktrin
filosofis yang berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah
Arthur Schopenhaur(1788-1869), seorang filosofis jerman. Aliran ini berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa oleh manusia sejak
lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu lahir itulah yang menentukan hasil
perkembangannya. Menurut aliran nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-
sifat pembawaan. Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini disebut pesimistis pedagogis.

3
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna
untuk perkembangan anak itu sendiri. Bagi nativisme lingkungan-lingkungan sekitar tidak
mempengaruhi perkembangan anak, penganut aliran ini mengatakan bahwa kalau anak
mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat., sebaliknya kalau anak mempunyai
pembawaan baik maka dia akan baik. Pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat diubah dari luar.

Jadi menurut pemaparan diatas telah jelas bahwa pendidikan menurut aliran nativisme tidak
bisa mengubah perkembangan seorang anak atau tidak mempunyai pengaruh sama sekali. Karena
menurut mereka baik buruknya seorang anak ditentukan oleh pembawaan sejak lahir, dan peran
pendidikan disini hanya sebatas mengembangkan bakat saja. Misalnya: seorang pemuda sekolah
menengah mempunyai bakat music, walaupun orang tuanya sering mmenasehati bahkan
memarahinya supaya mau belajar, tapi fikiran dan perasaannya tetap tertuju pada music dan dia
akan tetap berbakat menjadi pemusik.

• Aliran Naturalisme

Nature artinya alam atau yang dibawa sejak lahir. Aliran ini dipelopori oleh seorang filusuf
Prancis JJ. Rousseau (1712-1778). Berbeda dengan nativisme, naturalisme berpendapat bahwa
semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan yang baik, dan tidak satupun dengan
pembawaan buruk. Bagaiman hasil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh
pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinya. Seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini
yaitu JJ. Rousesseau sebagai berikut : “semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari sang
pencipta, tetapi semua rusak ditangan manusia.” Oleh karena itu sebagai pendidik Rousessau
mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri
menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya. Rousessau juga
berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan
anak yang baik itu, aliran ini juga disebut negativisme.

4
Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan
anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia
melalui proses dan kegiatan pendidikan itu. Rousessau ingin menjauhkan anak dari segala
keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara
alamiyah sejak saat kelahirannya itu dapat bekembang secara spontan dan bebas.

• Aliran Empirisme

Kebaikan dari aliran empirisme dan naturalisme adalah empirnisme dengan tokoh utama Jhon
Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah the school of british empirism(aliran empirisme
inggris). Doktrin aliran empirisme yang sangat mashur adalah tabula rasa, sebuah istilah bahasa
latin yang berarti buku tulis yang kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan
arti penting pengalamanm, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia semata-
mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan
pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisme
menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong dan tak punya apa-apa.

Aliran empirisme berpendapat berlawanan terhadap aliran nativisme dan naturalisme karena
berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan
oleh lingkungannya atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.

Menurut pandangan empirisme bahwa peran pendidik sangat penting sebab akan mencetak anak
didik sesuai keinginan pendidik. Tapi dalam dunia pengetahuan pendapat seperti ini sudah tidak
di akui lagi, umumnya orang sekarang mengakui adanya perkembangan dari pengaruh
pembawaan dan lingkungan. Suatu peembawaan tidak dapat mencapai perkembangannya jika
tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping itu orang berpendapat bahwa dalam batas-batas
tertentu karena sepanjang pengetahuan kita tahu bahwa intelegensi. Di katakan dalam batas-batas
tertentu karena sepanjang pengetahuan kita tahu bahwa intelegensi dapat kita kembangkan.

5
• Aliran Konvergensi

Aliran Konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan


aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai factor-factor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.

Faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya
terdiri atas dua macam:

1. Faktor Intern, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan
dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
2. Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa itu sendiri, yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungannya.

Perintis aliran ini adalah William Stren (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman
yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan
yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri
anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat
kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. William
Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan-
akan dua garis yang menuju kesatu titik pertemuan

Karena itu teori W. Stren disebut teori konvergensi (konvergensi artinya memuat satu titik). Jadi
menurut teori konvergensi:
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan

2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk

mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik

6
3). Gerakan-gerakan Baru dalan Pendidikan

1. Pengajaran Alam Sekitar


Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran
alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J.
Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah peserta didik akan
mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan
seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi
menjadikan program pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan
yang dilakukan, maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang keadaan
alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu
senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah dilaksanakan di segala jenjang pendidikan.
Konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan tentang biaya ketika akan diadakan
penjelajahan seperti halnya biaya transportasi, biaya hidup selama penjelajahan, penginapan dan
sebagainya.

2. Pengajaran Pusat Perhatian


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia (1871-
1923),seorang dokter perancis mendirikan yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat
dirumahnya pada tahun1901. pada tahun1907 metodenya diterapkan pada anak-anak normal.
Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres d’interet. Decroly mencari
dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya (secara intrinsik). Naluri yang perlu
didapatkan adalah naluri untuk mempertahankan diri,untuk makan, bermain dan bekerja, dari
meniru. Berangkat dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti: untuk makan,
untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang menarik pada
pendidikan/ pengajaran Decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan
dilayani.

7
3. Sekolah Kerja
George Kerschensteiner (1854-1932) menulis karangan tentang arbeitsshule. Ia seorang guru
ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di Munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-
cita pendidikan, bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi
kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah menyiapkan
peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja
untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja, manusia menuju ke lingkungan kebudayaan
masyarakatnya. Peserta didik bekerja berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing,
sehingga menimbulkan tanggung jawab.
4. Pengajaran Proyek
Pengajaran Proyek berarti kegiatan, sedangkan belajar mengandung arti kesempatan untuk
memilih, merancang, berlatih, memimpin dan sebagainya. Dalam hal ini penting ialah bahwa
peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. Demikian konsep
pemikiran WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek.
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,
antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya.

4). Aliran-aliran Pokok Pendidikan di Indonesia

Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia


Dua aliaran pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu
tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun perlu dikemukakan bahwa prakarsa
dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Secara
historis, pendidikan yang melembaga (meskipun lebih banyak pada jalur luar sekolah) telah
dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia,seperti padepokan,pesantren,dan sebagainya
Belanda memperkenalkan sistem persekolahan di Indonesia, timbul pula berbagai upaya untuk
mendirikan sekolah RA Kartini (1879-1904) sebelum menikah telah berhasil mendirikan sekolah
untuk anak perempuan di Jepara, dan setelah menikah didirikanlah pula di Rembang.

8
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli di
Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria dan Kursus
Guru, kemudian Muda, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru. Sekarang ini telah
dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata. Dengan
demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a) Asas Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan
dalam peri kehidupan umum.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekakan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
5. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
6. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
b) Panca Dharma Taman Siswa
Panca Dharma disebut juga dasar-dasar pendidikan taman siswa yaitu
1. Kemanusiaan : Cinta kasih terhada sesama manusia dan semua mahkluk ciptaan Tuhan.
2. Kodrat hidup : Untuk pemeliharaan dan kemajuan hidup sehingga manusia hidup selamat dan
bahagia.
3. Kebangsaan : Tidak boleh menyombongkan bangsa sendiri, tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum.
4. Kebudayaan : Kebudayaan nasional harus tetap dipelihara.
5. Kemerdekaan/kebebasan : Apabila anak tidak diberikan kemerdekaan maka akan menghambat
kemajuannya.

9
c) Semboyan Ki Hadjar Dewantara :
1. Ing ngarsa sung tuladha : Memberikan teladan kepada peserta didik ketika berada di depan.
2. Ing madya mangun karsa : Membangun semangat kepada peserta didik ketika berada di
tengah.
3.Tut wuri handayani : Mengarahkan peserta didik agar tidak salah bertindak ketika berada di
belakang.

d) Tujuan Taman Siswa


1. Sebagai bahan untuk memperjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan
damai.
2. Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung
jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

e) Upaya-upaya Taman Siswa


1. Usaha yang dilakukan oleh Taman Siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan
memiliki kecakapan hidup.
2. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siswa membentuk pusat-pusat kegiatan kegiatan
kemasyarakatan

f) Hasil-hasil yang dicapai Taman Siswa


Taman siswa telah berhasil menemukan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-
lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai Sarjana Wiyata. Taman Siswa pun telah
melahirkan alumni-alumni besar di indonesia.

2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Ruang Pendidik INS (Indonesia nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafe’i pada
tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatera Barat). Dimulai dengan 75 murid, dibagi
dalam dua kelas, serta masuk sekolah bergantian karena gurunya hanya satu, yakni Moh. S’jafe’i
sendiri. Sekolah ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan Indonesia saat itu.

10
Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode sendiri yang hampir mirip dengan
Sekolah Kerjanya Kershensteiner.Syafei berpendapat bahwa dengan belajar sendiri watak peserta
didik akan terbentuk dan di kemudian hari dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang merdeka,
tidak hanya dengan jalan menghafal saja di sekolah.

a) Asas Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


1. Berpikir logis dan rasional
2. Keaktifan dan kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperhatikan pembawaan anak
b) Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan bertanggung jawab.
c) Usaha-usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam:
1. Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional
2. Pengembangan Ruang Pendidik INS (kelembagaan, sarana/ prasarana, dan lain-lain)
3. Upaya pemberantasan buta huruf
4. Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan
d) Hasil-hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional
(utamanya pendidikan keterampilan atau kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang
pendidikan), dan sejumlah alumni.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang
hingga saat ini. Aliran / gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia, termasuk
pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang
pendidikan, yang dapat di kategorikan sebagai aliran pendidikan. Setiap tenaga pendidikan
diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta
pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari aliran-
aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik.
Sebab penggunaannya di sesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisinya pada saat
itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.

1. Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam


dunia pendidikan.
2. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan ada 4 yaitu teori empirisme,teori nativisme,teori
konvergensi,dan teori naturalism.
3. Gerakan-Gerakan Baru dalam Pendidikan ada 4 yaitu, pengajaran alam sekitar,pengajaran
pusat perhatian (centres d’interet),sekolah kerja,dan pengajaran proyek
4. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesi yaitu taman siswa dan INS (indonesiche
nederlansce school)

12
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Fathiyah Hasan. Aliran- Aliran dalam Pendidikan. Semarang: Dina Utama, 1993.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta
http://sanaky.com/wp-content/uploads/2010/09/ALIRAN-ALIRAN-PENDIDIKAN.pdf
http://wahyuniunindrabio2a.blogspot.com/2008/06/aliran-aliran-pendidikan-esensialisme.html
http://www.rancahbetah.info/2010/03/makalah-pengantar-pendidikan-aliran.html

http://sanaky.com/wp-content/uploads/2010/09/ALIRAN-ALIRAN-PENDIDIKAN.pdf

http://wahyuniunindrabio2a.blogspot.com/2008/06/aliran-aliran-pendidikan-
esensialisme.html

http://www.rancahbetah.info/2010/03/makalah-pengantar-pendidikan-aliran.html

13

Anda mungkin juga menyukai