Disusun oleh :
UNIVERSITAS MATARAM
2021/2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
1.1.Latar Belakang………………………………………………………………………..
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
1.3.Tujuan Penelitian……………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...
3.2 Penutup……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Mataram, 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif disebut dengan skemata atau struktur, yaitu
kumpulan dari skema-skema. Artinya seorang individu dapat mengikat, memahami, dan
memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata. Skemata ini
berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.
1. Struktur (structure)
Terbentuk dari hubungan fungsional anak antara tindakan fisik, tindakan mental dan
perkembangan berpikir logis anak dalam berinteraksi dengan lingkungan
2. Isi (content)
Isi disebut juga dengan content, yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada
respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapi.
3. Fungsi (function)
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme dalam mencapai kemajuan intelektual.
Menurut piaget perkembangan intelektual anak terdiri dari dua fungsi yaitu
a. Organisasi, yaitu kemampuan untuk mengorganisasi proses-proses fisik atau proses-
proses psikologi menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan.
b. Adaptasi, yaitu penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya. Proses terjadinya
adaptasi dari skemata yang telah terbentuk dengan stimulus baru dilakukan dengan dua
cara yaitu, asimilasi.
A. Tahap-Tahap Perkembangan
Berdasarkan hasil penelitiannya, piaget menemukan empat tahapan perkembangan
kognitif yaitu:
1. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan
2. Tahap pra operasi (2-7 tahun)
Tahap pra operasi terbagi atas dua yaitu pertama pemikiran prakonseptual (sekitar
usia 2-4 tahun Kedua periode pemikiran intuitif (sekitar usia 4-7 tahun).
3. Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)
Pada tahap ini umumnya anak sudah berada di Sekolah Dasar, sehingga semistanya
guru sudah mengetahui benar kondisi anak pada tahap ini.
4. Tahap operasi formal (usia 11 keatas)
Periode operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-deduktif yang
merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual.
C. Sikus Belajar
Prinsip belajar piaget adalah kontruktivis yaitu pengajaran efektif yang menghendaki
guru agar mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena yang menjadi subjeks
pengajaran. Pengajaran kemudian dikembangkan dari gagasan yang telah ada, melalui
langkah-langkah intermediet dan berakhir degan gagasan yang telah mengalami
modifikasi.
Strategi yang digunakan adalah.
a. Fase deskriptif
Siklus belajar deskriptif menghendaki hanya pola-pola deskriptip (misalnya seriasi,
klasifikasi, konsurvasi).
b. Fase Empiris Deduktif
Yaitu, para siswa menemukan dan memberikan suatu pola empiris dalam suatu
konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya mengemukakan sebab-sebab
yang mungkin tentang terjadinya pola itu.
c. Fase Hipotesis-Deduktif
Yaitu dimulai dengan pernyataan berupa suatu pertanyaan sebab.
E. Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada
produknya.
b. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif
diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran.
c. Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-
anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
2.2 Teori Bruner
Menurut Bruner, dalam proses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
a. Tahap informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan
mengenai materi yang sedang dipelajari.
b. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.
c. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi
yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau
masalah yang dihadapi.
d. Kurikulum spiral
Pendekatan spiral dalam belajar mengajar matematika adalah menanamkan konsep
dan dimulai dengan benda kongkrit secara intuitif, kemudian pada tahap-tahap yang
lebih tinggi (sesuai dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk
yang abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam
matematika.
B. Tahapan-Tahapan Teori Belajar Bruner
Teori belajar bruner dikenal oleh tiga tahapan belajarnya yang terkenal. Hal tersebut
adalah proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yakni:
a. Tahap enaktif; dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya menggunakan
atau memanipulasi obyek-obyek secara langsung.
b. Tahap ikonik; pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai
menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek
c. Tahap simbolik; tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung
dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek
C. Alat-Alat Mengajar
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut fungsinya.
a. Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”
Ini dapat dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dll.
b. Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu
gejala, Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa
atau tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk hidup,
untuk memberi pengertian tentang suatu ide atau gejala.
c. Alat automatisasi seperti “teaching machine” atau pelajaran berprograma, yang
menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi ballikan atau
feedback tentang responds murid.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah ”TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PIAGET DAN
BRUNER” kami dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kejiwaan yang
terjadi dalam diri individu. Apabila proses belajarberjalan dengan baik, maka
hasil belajar yang didapat pun akan baik pula. Sedangkan pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
3.2 PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-piaget-bruner-dan-gestalt_5.html?m=1