Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 2

PEMBELAJARAN MATEMATIKA 1

PECAHAN

Dosen pembimbing :

Nur Fadly Hazhar Fachrial, ST. M.Pd.

Di susun oleh

 Astrid Dewi Apriani 178610008


 Andini Alfiliyina 178610007
 Rahmawati Dewi 178610054
 Rakhmi nurazizah 178610071
 Raudatul Qodariah 178610072

STKIP ARRAMANIYAH

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEMESTER 2

TAHUN 2018 / 2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Kemudian shalawat besertakan salam kita sampaikan buat
junjungan alam kita Nabi Muhammad SAW, yang penuh deengan ilmu pengetahuan seperti apa yang
telah kita rasakan saat ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
bertemakan “Pecahan”. Penulisan makalah ini merupakan sebagai tugas mata kuliah
Perkembangan peserta didik di STKIP Arrahmaniyah. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, bimbingan dan bantuan yang
sangat berarti selama penulisan makalah ini hingga dapat diselesaikan. Izinkan kami mengucapkan
terima kasih kepada bapak Nur Fadly Hazhar Fachrial, ST. M.Pd. dan rekan-rekan
mahasiswa/mahasiswi yang telah berbagi pendapat dalam hal ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan bagi dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Depok, 17 Juli 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.Latar Belakang......................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C.Tujuan Rumusan Masalah ................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Teori Zean pieaget................................................................................ 3


B.Pengertian pecahan .............................................................................. 4
C.Pecahan senilai.......................................................................................... 7
D. Menyederhanakan pecahan.............................................................. 7
E.Pejumlahan pecahan .............................................................................. 8
F. Pengurangan pecahan ...........................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................. 9

A.Kesimpulan................................................................................................. 9
B.Saran.............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi matematika sekolah dasar,
materi ini mempelajari dasar dari pecahan agar peserta didik mudah untuk memahami materi
pecahan untuk tingkat lanjut. Pembahasan pada materi pecahan menitik beratkan pada
pengajaran hitung dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian baik
untuk pecahan sederhana maupun campuran.

Pada materi pecahan di sekolah dasar, konsep pecahan merupakan konsep yang
penting untuk dipahami dan dikuasai peserta didik. Pembelajaran secara singkat berdampak
pada peserta didik karena sulit untuk memahami dan menguasai materi pecahan. Dan
pembelajaran secara mekanistik berdampak pada ketidakbermaknaan proses belajar peserta
didik karena matematika disajikan terpisah dari konteks yang bisa dipahami peserta didik
pada awal pembelajaran. Sehingga konsep matematika akan mudah dilupakan dan sulit untuk
menerapkan materi pecahan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan maslaah adalah kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah. Adapun
masalah yang akan dibahas dalam malah ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan konsep pecahan menurut Jean Piaget ?
2. Apa pengertian tentang pecahan ?
3. Bagaiman cara mengoperasikan pecahan ?
4. Bagaimana menyelesaikan contoh dari operasi pecahan ?

C. Tujuan Rumusan Masalah


Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik mampu memahami dan menguasai pengertian tentang pecahan
2. Peserta didik mampu memahami dan menguasai cara pengoperasikan pecahan
3. Peserta didik mampu memahami dan menguasai contoh dari operasi pecahan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Jean Piaget

Jean Piaget adalah salah seorang psikolog terkenal yang banyak mempengaruhi
perkembangan dunia pendidikan. Selama penelitian Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan
antara proses pemikiran anak dan orang dewasa. Ia yakin bahwa anak bukan merupakan suatu tiruan
dari orang dewasa. Anak bukan hanya berpikir kurang efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir
secara berbeda dengan orang dewasa. Itulah sebabnya mengapa Piaget yakin bahwa ada tahap
perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa.

Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget (Paul. S, 2001:24) dibagi menjadi 4 tahap antara
lain:

1. Tahap sensorimotor (umur 0 – 2 tahun)

Pada tahap sensorimotor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik


yaitu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan. Karakteristik tahap ini
merupakan gerakan – gerakan akibat suatu reaksi langsung dari rangsangan. Anak mengatur
alamnya dengan indera(sensori) dan tindakan-tindakannya(motor), anak belum mempunyai
kesadaran – kesadaran adanya konsepsi yang tetap.

Contohnya: Diatas ranjang seorang bayi diletakkan mainan yang akan berbunyi bila
talinya dipegang. Suatu saat, ia main-main dan menarik tali itu. Ia mendengar bunyi yang
bagus dan ia senang. Maka ia akan mencoba menarik-narik tali itu agar muncul bunyi
menarik yang sama.

2. Tahap persiapan operasional (2 – 7 tahun)

Operasi adalah suatu proses berpikir logis, dan merupakan aktifitas mental bukan
aktifitas sensorimotor. Pada tahap ini anak belum mampu melaksanakan operasi – operasi
mental. Unsur yang menonjol dalam tahap ini adalah mulai digunakannya bahasa simbolis,
yang berupa gambaran dan bahasa ucapan. Dengan menggunakan bahasa, inteligensi anak
semakin maju dan memacu perkembangan pemikiran anak karena ia sudah dapat
menggambarkan sesuatu dengan bentuk yang lain.

2
Contohnya: anak bermain pasar-pasaran dengan uang dari daun. Kemudian dalam
penggunaan bahasa , anak menirukan apa saja yang baru ia dengar. Ia menirukan orang lain
tanpa sadar. Hal ini dibuat untuk kesenangannya sendiri. Tampaknya ada unsur latihan disini,
yaitu suatu pengulangan untuk semakin memperlancar kemampuan berbicara meskipun tanpa
disadari.

3. Tahap operasi konkret (7 – 11 tahun)

Tahap operasi konkret dinyatakan dengan perkembangan system pemikiran yang


didasarkan pada peristiwa – peristiwa yang langsung dialami. Anak masih menerapkan logika
berpikir pada barang – barang yang konkret, belum bersifat abstrak maupun hipotesis.

Misalnya suatu gelas diisi air. Selanjutnya dimasukkan uang logam sehingga
permukaan air naik. Anak pada tahap operasi konkreat dapat mengetahui bahwa volume air
tetap sama. Pada tahap sebelumnya, anak masih mengira bahwa volume air setelah
dimasukkan logam menjadi bertambah.

4. Tahap operasi formal (11 tahun keatas)

Tahap operasi formal merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara
kualitas. Pada tahap ini anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau
peristiwanya langsung.

Menurut Piaget (Paul Suparno, 2001:104) paling sedikit ada empat faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu:

 Perkembangan organik dan kematangan system saraf.

Unsur biologis cukup jelas mempunyai pengaruh dalam perkembangan inteligensi


seseorang. Kematangan fisik seseorang juga mempunyai pengaruh pada perkembangan
inteligensinya. Misalnya: Pada saat anak belum dapat berjalan, sehingga anak tersebut akan
sulit dan terbatas dalam berkontak dengan alam sekitar. Sehingga pemikirannya dan skema
yang ia miliki belum banyak berkembang.

 Peran latihan dan pengalaman

Latihan berpikir, merumuskan masalah dan memecahkannya, serta mengambil


kesimpulan akan membantu seseorang untuk mengembangkan pemikiran atau inteligensinya.
Seorang anak yang sudah mulai dapat berpikir deduktif dan abstrak perlu mengembangkan
diri dengan pengalaman – pengalaman dalam menggunakan pemikirannya. Piaget
membedakan dua macam pengalaman, yaitu:

3
a. Pengalaman fisis, terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang dihadapi
untuk mengabstraksi sifat – sifatnya.contohnya: pengalaman melihat dan mengamati
anjing akan membantu mengabstraksi sifat – sifat anjing yang pada tahap selanjutnya
membantu pemikiran orang itu tentang anjing.

b. Pengalaman matematis-logis, terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari


akibat tindakan – tindakan terhadap objek itu. Contohnya: pengalaman menjumlahkan
atau mengurangkan benda akan membantu pemikiran anak akan operasi benda itu.

 Interaksi sosial dan transmisi.

Dengan interaksi ini, seorang anak dapat membandingkan pemikiran dan


pengetahuan yang telah dibentuknya dengan pemikiran dan pengetahuan orang lain. Ia
tertantang untuk semakin memperkembangkan pemikiran dan pengetahuannya sendiri. Dalam
interaksi sosial dan transmisi, pengetahuan itu datang dari orang lain baik itu dari orangtuanya
maupun masyarakat sekitarnya. Namun, menurut Piaget meskipun interaksi sosial itu sangat
penting dalam pengembangan pemikiran seseorang, tindakan interaksi sosial itu tidaklah
efektif bila tidak ada tindakan aktif dari anak sendiri. Pemikiran dan pengetahuan anak kurang
berkembang pesat apabila anak itu sendiri tidak secara aktif mengolah, mencerna, dan
mengambil makna.

 Ekuilibrasi (kesetimbangan).

Ekuilibrasi adalah kemampuan untuk mencapai kembali kesetimbangan selama


periode ketidaksetimbangan melalui asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi ini sering juga
disebut dengan motivasi dasar seseorang yang memungkinnya selalu berusaha
memperkembangkan pemikiran dan pengetahuannya.

Menurut Piaget (Hudojo, 1979:82), struktur kognitif terbentuk karena proses asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi adalah menyaring atau mendapatkan pengalaman – pengalaman
baru ke dalam skema.

Misalnya seorang anak mempunyai konsep mengenai “lembu”. Dalam pemikiran


anak itu, ada skema “lembu”. Mungkin skema anak itu menyatakan bahwa lembu itu binatang
yang berkaki empat. Berwarna putih dan makan rumput.

Dimana pengertian Skema yaitu struktur mental seseorang dimana ia secara


intelektual beradaptasi dengan lingkungannya.

4
Misalnya Skema yang terjadi pada anak tersebut pertama kali melihat lembu
tetangganya yang memang berwarna putih, berkaki empat, dan makan rumput. Suatu saat,
anak itu bertemu dengan dengan bermacam-macam lembu yang lain, yang warnanya lain, dan
tidak sedang makan rumput, tetapi sedang menarik gerobak. Berhadapan dengan pengalaman
yang lain tersebut, anak memperkembangkan skema awalnya. Skemanya menjadi: lembu itu
binatang berkaki empat, ada berwarna putih atau kelabu, makanannya rumput dan dapat
menarik gerobak. Jelas bahwa skema lembu anak itu menjadi bertambah lengkap. Skema
awalnya tidak hanya tetap dipakai, tetapi juga dikembangakan dan dilengkapi.

Akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali pengalaman –pengalaman baru


dengan jalan mengadakan modifikasi skema yang ada atau bahkan membentuk pengalaman
yang benar – benar baru.

Contohnya: seorang siswa telah memahami bahwa himpunan bilangan itu tetap saja
sama, walaupun urutannya diubah. Kemudian siswa tersebut mengalami pengalaman baru
tentang adanya bilangan kardinal dan ordinal, bulat dan pecahan. Walaupun ada tambah
pengetahuan baru, struktur kognitifnya tetap yang ada tetap saja ada dan tidak berubah,
artinya bahwa sifat bilangan itu tetap sama walaupun pengaturannya diubah.

B. Pengertian pecahan
banyak bilangan yang dipelajari dalam matermatika. Ada bilangan bulat dan pecahan.
Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut. Contoh bilangan

1
yang ditulis dalam pecahan adalah . Angka 1 adalah pembilang, sedangkan angka 3 adalah
2
penyebut. Sebenarnya ada beberapa jenis pecahan. Salah satunya pecahan sederhana.
a. Pecahan Sederhana
Pecahan sederhana adalah pecahan yang pembilang dan menyebutnya berupa
bilangan yang sederhana. Artinya, bilangan yang hanya dapat dibagi dengan 1 atau

1
bilang itu sendiri. Misalnya bentuk bilangan 1 hanya dapat dibagi dengan angka 1.
2
Adapun bilangan 2 hanya dapat dibagi angka 1 dan 2. Contoh seperti bagun persegi
yang disusun pada gambar berikut.
Pada gambar di samping terdapat buah bangun persegi.
Enam bangun persegi disusun secara mendatar ke atas dan kebawah.
Namun, perhatiakan hanya ada 1 bangun persegi yang diberi tanda.

5
1 1
Bagian tersebut menunjukan . Pecahan merupakan pecahan
6 6
sederhana.

Pecahan sederhana memilik bentuk tertentu. Setiapa pecahan dapat ditulis


dengan bentuk yang berbeda. Perhatikan gambar berikut.

Gambar disamping merupakan gambar bangun


persegi panjang besar. Persegi panjang besar disusun dari
enam persegi panjang kecil. Persegi panjang kecil disusun
dari atas dan kebawahsehingga membentuk persegi panjang
besar. Pada susunan tersebut, hanya ada satu persegi panjang
kecil yang diberi tanda. Daerah yang diberi tanda adalah
satu bagian dari enam oleh karena itu dari daerah tersebut

1
merupakan pecahan .
6

1
Pecahan , angaka1 merupakan pembilang dana angka 6 merupakan
6

1
penyebut. Pecahan dibaca satu per enam.
6

b. Membandingkan Pecahan
Bentuk pecahan sederhana bermacam-macam. Setiap bentuk pecahan satu dengan
pecahan lain memilik nilai yang berbeda. Ada yang lebih besar, lebih kecil ataupun sama
besar.untuk mengetahui nilai yang besar, lebih kecil ataupun sama besar maka kalian
harus membandingan kedua nilai pecahan. Membandingan kedua bilangan pecahan, dapat
dilakukan dengan menggunakan garis bilangan atau cara lain.
a. Membandingan pecahan dengan garis bilangan
Garis bilangan berupa garis panjang yang tiap rusuk nya memiliki nilai
tertentu. Berikut merupakan contoh garis bilangan.

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Garis bilangan tiap ruasnya tercantum beberapa bilangan bulat. Bentuk garis
bilangan pada bilangan pecahan berbeda dengan garis bilangan diatas. Pada garis
bilangan diatas, bilangan bernilai bulat. Adapun pada garis bilangan pecahan,
bilangannya adalah bilangan pecahan. Perhatikan bentuk garis bilangan berikut.
Berikut merupakan contoh garis bilangan.

6
−3 −2 −1 1 2 3 4 5
0
3 3 3 3 3 3 3 3
Perhatikan angka 0 ditengah garis bilangan. Angka tersebut dapata digunakan
untuk menjadi dasar membandingkan pecahan angka-angka disebelah kanan angka 0
bernilai positif. Adapun angka-angka disebelah kiri bernilai negatif.

Nilai pecahan semakin kekanan, semakin besar nilainya dari pecahan


sebelumnya adapun semakin kekiri semakin kecil nilainya dari pecahan
sebelumnya.
b. Membandingkan Pecahan dengan Cara Lain
Dua pecahan dapat dibandingkan dengan garis bilangan. Selain itu, pecahan
dapat dibandingkan dengan cara lain. Caranya dengan perkalian silang. Penyebut
pada pecahan 1 dikalikan dengan pembilang pecahan 2 adapun penyebut pada
pecahan kedua dikalikan dengan pembilang pecahan 1.
a c
(a×d = c×d)
b d
c. Memecahkan Masalah dengan Pecahan Sederhana
Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari masalah yang
kecil hingga masalah yang besar. Setiap permasalahan hendaknya disesuaikan dengan
baik perlu kalian ketahui bahwa permasalahan dalam kehidupan kita ada yang dapat
diselesaikan dengan perhitungan matematika.
Contoh :
3 3
Ibu membeli buah jeruk kg ditaruh didalam kulkas. Adapun kg disajikan untuk
2 4
arisan keluarga. Manakah buah jeruk yang lebih banyak, berada dikulkas atau yang
disajikan arisan keluarga?
Penyelesaian :
3
Buah jeruk yang disimpan dikulkas buah jeruk yang disajikan untuk arisan
2

3
keluarga
4
Ditanya :
3 3
...
2 4
Jawab :

7
3 3
...
2 4
3×4...3×2
12 > 6
3 3
Pecahan > . Jadi, buah jeruk yang ditarug di kulkas lebih banyak daripada buah
2 4
jeruk yang disajikan untuk arisan keluarga.

C. Pecahan Senilai
Pecahan-pecahan senilai adalah pecahan yang mempunyai nilai sama meskipun
ditulis dalam bentuk pecahan yang berbeda pecahan senilai dapat ditentukan dengan cara
mengalihkan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama.
a a ×n c a a ÷ n c
= = = =
b b ×n d b b ÷ n d
Contoh :
1 1 ×2 2 12 12÷ 4 3
= = = =
4 4 × 2 8 16 16 ÷ 4 4

D. Menyederhanakan Pecahan
Suatu pecahan dikatakan sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak memiliki faktor
persekutuan kecuali 1.
a a÷n c
= =
b b÷n d
Syarat untuk menyederhanakan pecahan :
a. Pembilang dan penyebutnya memiliki angka besar dan masih dapat dibagi
b. Pembilang dan penyebutnya dapat dibagi dengan angka yang sama
c. Pecahan sederhana dapat difaktorkan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan
FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari pembilang dan penyebut.

Contoh :
16
Tentukan pecahan paling sederhana dari !
24
Jawab :
Mencari FPB dari 16 dan 24 terlebih dahulu :

8
16 = 2×2×2×2 = 24
24 = 2×2×2×3 = 23×3
FPB dari 24 dan 16 adalah 23 = , bagi (÷) pembilang dan penyebutnya dengan FPB :
16 16 ÷ 8 2 16 2
= = . Jadi, bentuk paling sederhana dari adalah .
24 24 ÷ 8 3 24 3

E. Penjumlahan Pecahan
1. Penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama
Penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut samsa dilakukan dengan menjumlahkan
pembilang-pembilangnya (karena penyebutnya sama maka tidak dijumlahkan). Kemudian
tulis hasilnya dalam bentuk yang paling sederhana.
Contoh :
3 1 3+1 4
 + = =
7 7 7 7

2. Penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda


Aturan penjumlahan yang berbeda penyebutnya :
a. Menyemakan penyebutnya dengan menggunakan KPK (Kelipatan Persekutuan
Terkecil).
b. Dari penyebut-penyebut yang ada (mencari pecahan yang senilai).
c. Tuliskan hasilnya dengan bentuk yang paling sederhana.
2 1
Contoh : tentukan hasil penjumlahan pecahan + !
5 2
Jawab : KPK dari 5dan 2 adalah 10
2 1 ( 2× 2 ) ( 1×5 ) 4+ 5 9
+ = = = =
5 2 10 10 10 10

F. Pengurangan Pecahan
Pengurangan Pecahan dengan penyebut sama dilakukan dengan mengurangkan pembilang
pembilangnya sedangkan penyebutnya tidak dikurangkan. Kemudian tulis hasilnya dengan
bentuk yang paling sederhana.
Contoh :
5 2 5−2 3
 - = =
7 7 7 7

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jean Piaget adalah salah seorang psikolog terkenal yang banyak mempengaruhi
perkembangan dunia pendidikan. Selama penelitian Piaget semakin yakin akan adanya
perbedaan antara proses pemikiran anak dan orang dewasa. Ia yakin bahwa anak bukan
merupakan suatu tiruan dari orang dewasa. Anak bukan hanya berpikir kurang efisien dari
orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan orang dewasa. Itulah sebabnya
mengapa Piaget yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda dari anak
sampai menjadi dewasa.
Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut. Contoh

1
bilangan yang ditulis dalam pecahan adalah . Angka 1 adalah pembilang, sedangkan
2
angka 3 adalah penyebut. Sebenarnya ada beberapa jenis pecahan. Salah satunya pecahan
sederhana.
B. Saran
Menyadari bahwa kelompok penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih teliti dan details dalam menjelaskan isi dari makalah ini

10
dengan sumber – sumber yang lebih bervariasi yang tentunya dapat mempertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari pembahasan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

A. Hidayat. dkk. 1995.Belajar Matematika SD 1-6. Jakarta: BSNP

11

Anda mungkin juga menyukai