Anda di halaman 1dari 4

Tujuan Percobaann

Percobaan ini bertujuan mengetahui efek obat terhhadap aktivitas lokomotor hewan
percobaan yang dimasukkan ke dalam “roda putar” (wheelcage), berdasarkan pengamatan
jumlah putaran roda.

Teori

Neuron atau sel saraf adalah unit dasar system saraf yang mempunyai kemampuannya untuk
dieksitasi. Dalam keadaan diam, membrane sel saraf terpolarisasi, bagian dalam lazimnya
lebih negative daripada bagian luar. Dalam neuron, energi dialihkan dengan penghantar
saraf, yang melibatkan proses elektrik murni. Perubahan aktivitas listrik disebabkan pula oleh
perubahan permeabilitas membrane sel pascainaptik dan ini di sebabkan oleh pelepasan
transmitter. Bila zat transmitter bereaksi dengan reseptor pascainaptik, zat ini dapat
menimbulkan eksitasi atau hambatan.

Obat yang mempengaruhi susunan saraf pusat (SSP) dapat bersifat merangsang atau
mendepresi. Berdasarkan kegunaan terapeutiknya, obat SSP dapat dibagi dalam tiga golongan
:

1. Depersi SSP Umum


Obat-obat ini menimbulkan efeknya dengan mendepresi secara tak selektif struktur
sinaptik, termasuk jaringan prasinaptik, termasuk jaringan prasinaptik.
2. Perangsang SSP Umum
Obat-obat ini melakukan kerjanya secara tak selektif dengan salah satu mekanisme
berikut : merintangi hambatan pascainaptik atau mengeksitasi neuron secara langsung.
3. Obat – Obat SSP Selektif
Obat golongan ini dapat berupa depresan atau perangsang. Kerjanya melalui berbagai
mekanisme, dan mencakup obat anti-kejang, pelemas obat yang bekerja sentral,
analgetika dan sedative.

Alat dan Bahan

Hewan Percobaan : Mencit jantan putih dengan berbagai berat badan antara 20 – 25 gr

Bahan : Obat depresan atau stimulant yang di uji

Larutan NaCl fisiologis atau larutan suspense.

Gom Arab 1%
Alat : Alat Suntik 1 mL

Sonde Oral Mencit

Stopwatch

Timbangan mencit

Alat roda putar (Wheel cage)

Prosedur

1. Hewan dibagi atas dua kelompok, yang terdiri atas :


- Kelompok control negative yang diberi NaCl fisiologis
- Kelompok control positif yang diberi obat stimulant/depresan.
2. Semua hewan dari setiap kelompok diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya.
3. Tiga puluh menit kemudian mencit dimasukkan ke dalam alat “roda putar:
4. Aktivitas mencit dicatat selama 60 menit dengan interval 15 menit.
5. Data yang diperoleh dianalisis secara statistic berdasarkan analisis variansi dan
kebermaknaan perbedaan lama waktu tidak bergerak antara kelompok dan kelompok
uji di analisis dengan student’s test.
6. Data disajikan dalam bentuk table atau grafik.
Tujuan Percobaan :

1. Menghayati secara lebih baik pengaruh berbagai obat system syaraf otonom dalam
pengendalian fungsi – fungsi vegetative tubuh.
2. Mengenal suatu teknik untuk mengevaluasi aktivitas obat antikolinergik pada
neuroefektor parasimpatikus.

Teori

Sistem syaraf otonom yang dikenal juga dengan nama system syaraf vegetative, system
syaraf visceral atau system syaraf tidak sadar, system mengendalikan dan mengatur
keseimbangan fungsi – fungsi intern tubuh yang berada di luar pengaruh kesadaran dan
kemauan. System syaraf ini terdiri atas serabut syaraf – syaraf, ganglion – ganglion dan
jaringan syaraf yang mensyarafi jantung, pembuluh darah, kelenjar – kelenjar, alat – alat
dalaman dan otot – otot polos. Meskipun data penghantaran impuls syaraf di system syaraf
pusat belum diketahui secara sempurna, namun ahli – ahli farmakologi dan fisiologis
menerima bahwa impuls syaraf dihantar oleh serabut syaraf melintasi kebanyakan sinaps dan
hubungan neuroefektor dengan pertolongan senyawa – senyawa kimia khusus yang di kenal
dengan istilah neurohumor – transmitor. Obat – obat yang sanggup mempengaruhi fungsi
system syaraf otonom, bekerja berdasarkan kemampuannya untuk meniru atau memodifikasi
aktivitas neurohumor – transmitor tertentu yang dibebaskan oleh serabut syaraf otonom di
ganglion atau sel – sel (organ – organ) efektor.

Prinsip pada percobaan ini adalah pemberian zat kolinergik pada hewan percobaan
menyebabkan salivasi dan hipersalivasi yang dapat di inhibisi oleh zat antikolinergik.

Alat dan Bahan

Hewan Percobaan : Mencit jantan dengan BB 20 gr, di puasakan sebelum percobaan (18
jam)

Bahan Obat : Ketamin 50 mg/KgBB i.p

Atropin 0,40% ( 1 mg/ KgBB) s.c

Pilocarpin 0,02% (2 mg/KgBB) s.c

Gom Arab 3% p.o


Alat : Papan berukuran 40 X 30 cm yang diletakkan di atas papan lain.
Dengan ukuran yang sama. Papan pertama membuat sudut 100. Dengan
papan kedua, sehingga membentuk segitiga. Papan bagian atas diberi
alas 4 cm. Setelah itu kertas ditaburi bubuk pink carmin sebagai lapisan
tipis.

Prosedur

1. Persiapkan alat untuk percobaan, buatkan larutan gom dan obat.


2. Hewan percobaan dipilih secara acak, amati Kesehatan, kemudian masing – masing
ditimbang dan diberi tanda pengenalnya.
3. Pada waktu T = 0, satu kelompok control diberi PGA 1% secara peroral, kelompok uji
satu diberi atropine secara peroral.
4. Pada waktu T = 15, satu kelompok uji 2 diberi atropine secara subkutan.
5. Pada waktu T = 45, semua kelompok (control, uji 1, uji 2) diberi pilocarpine (2
mg/KgBB) secara subkutan dan ketamin (1,5 mg/KgBB) secara intraperitoneal.
6. Kemudian masing – masing mencit diletakkan di atas kertas saring pada alat (1 mencit
perkotak). Penempatan mencit haruslah sedemikian rupa sehingga mulutnya berada tepat
di atas kertas saring, kemudian ekornya diikat dengan seutas tali dan diberi beban sebagai
penahannya.
7. Setiap 5 menit mencit ditarik ke kotak berikutnya yang letaknya lebih atas. Selanjutnya
diulangi hal yang sama selama 25 menit sampai kotak paling atas.
8. Amati besarnya noda yang terbentuk di atas kertas di setiap kotak dan tandai batas noda
(pakai spidol).
9. Diameter noda diukur dan dihitung presentase inhibisi yang diberikan oleh kelompok
atropine. Semua hasil perhitungan dimasukkan ke dalam table dan di buatkan grafik
inhibisi persatuan waktu.

Anda mungkin juga menyukai