Anda di halaman 1dari 7

NOTULEN AGENDA KEGIATAN

Agenda : Piloting Project Digitalisasi Desa (Smart Village Nusantara)


Hari/Tanggal : Per hari Jumat/21 Agustus 2021
Lokasi : Pontianak – Kalimantan Barat
Nama : Risdanu Arifianto
Jabatan : DPP APDESI

A. Sekilas Tentang Program Digitalisasi Desa (Smart Village Nusantara) Provinsi


Kalimantan Barat
 Program Smart Village Nusantara Yang diprakarsai PT.Telkom Indonesia
Melaksanakan agenda Digitalisasi Desa dengan Menggunakan Platform Aplikasi
Simpeldesa yang dikembangkan oleh PT Hannan Media sebagai salah satu produk
dari Smart Village Nusantara.
 Demi kemudahan dan kelancaran program tersebut maka PT. Telkom Indonesia
melakukan Inovasi dengan cara mengasimilasikan program tersebut dengan Program
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Pengertian dari Program Merdeka belajar
Kampus Merdeka adalah sebagai berikut :
 Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu program
dari kebijakan Merdeka Belajar– Kampus Merdeka adalah Hak Belajar Tiga
Semester di Luar Program Studi. Program tersebut merupakan amanah dari
berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi
 Dalam hal ini Universitan Tanjung Pura - Pontianak (UNTAN) sebagai salah
satu pelaku dari program Merdeka belajar-kampus merdeka.
 Program tersebut diimplementasikan dalam agenda KKN DIGITAL.
Pelaksanaan KKN dilakukan untuk mendukung kerja sama bersama
Kementerian Desa PDTT serta Kementerian/stakeholder lainnya. Pelaksanaan
KKN dapat dilakukan pada desa sangat tertinggal, tertinggal dan berkembang,
yang sumber daya manusianya belum memiliki kemampuan Perencanaan
pembangunan dengan fasilitas dana yang besar tersebut. Sehingga efektivitas
penggunaan dana desa untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi masih perlu
ditingkatkan, salah satunya melalui mahasiswa yang dapat menjadi sumber daya
manusia yang lebih memberdayakan dana desa.
 Setelah itu asimilasi dan koordinasi dilakukan oleh PT.Telkom Indonesia, maka
selanjutnya akan membuahkan MOU antara PT.Telkom Indonesia (Smart Village
Nusantara) dan Universitas Tanjung Pura - Pontianak (Merdeka Belajar – Kampus
Merdeka).

B. Teknis Agenda Digitalisasi Desa dari Kacamata Smart Village Nusantara (PT.
Telkom Indonesia)
 Smart Village Nusantara (PT.Telkom Indonesia) membawa Digitalisasi ke ranah
desa dengan cara memasang platform SimpelDesa yang nantinya akan dianggarkan
di APBDes untuk pembelanjaan.
 Setelah terjadi kesepakatan penganggaran, aplikasi lapangannya APDESI selaku
pembina dan Koordinator desam melakukan konsolidasi dengan desa-desa terkait
serta memilih koordinator desa di setiap Kabupaten (Dalam Hal ini diwakili oleh
DPC APDESI Kab. Sambas)
 Setelah itu Telkom selaku pemrakarsa Smart Village Nusantara bersama PT.Hanan
Media Selaku Developer Platform SimpelDesa akan mengadakan pemasangan
instalasi platform SimpelDesa ke desa usulan. Teknis Pemasangannya Yaitu :
1) Memberikan edukasi tentang cara penggunaan dan fungsi dari platform Simpel
Desa sebagai dashboard yang digunakan pemerintah desa.
2) Mahasiswa Sebagai Peserta KKN Digital (Merdeka Belajar-kampus merdeka)
turun ke lapangan untuk mensosialisasikan digitalisasi desa kepada masyarakat.
Dalam hal ini tema/materi yang diangkat adalah mengenai internet positif agar
warga desa tidak menggunakan internet untuk hal-hal negative serta
Mahasiswa sudah mendorong masyarakat untuk membeli pulsa dan listrik
melalui transaksi PPOB, yang mana harapannya transaksional atas itu akan
timbul keuntungan yang dikelola oleh BUMDes serta melalui keuntungan
PPOB langkah pertama yang sangat sederhananya desa bisa membayar untuk
koneksi internet sendiri.
3) Untuk menunjang hal tersebut, maka di tiga bulan pertama PT Telkom
Indonesia Menyediakan perangkat uji coba dan membebaskan biaya
konektifitas interner kepada warga desa (wifi Gratis). Lalu dibulan keempat
desa menganggarkan untuk pembelian perangkat baru seperti perangkat yang
semula di pasang Telkom untuk uji coba. Perangkat baru yang dibeli desa itu
akan menjadi Aset Desa.

 Setelah itu kegiatan perekonomian, pemerintahan, dan sosial desa akan berkembang
sesuai tugas pokok dan fungsi platform SimpelDesa yang diberlakukan di masing-
masing desa.
 Tugas APDESI disini melakukan pengawalan dari awal sampai akhir yang nantinya
semua desa akan menjadi desa mandiri yang mapu membangkitkan ekonomi desa,
serta mengawal kesiapan desa jika suatu saat dana desa dihentikan dari pusat

C. Teknis Agenda Digitalisasi Desa dari Kacamata APDESI


1. Piloting Project Kab. Sambas & Launching Smart Village Nusantara
 Dari awal pelaksanaan (yurisdiksi normatif) APDESI melakukan baik dari
tingkat desa pada umumnya (kepada desa terkait pada khususnya), tingkat
kecamatan, Tingkat kabupaten, dan tingkat provinsi.
 APDESI bersama PT.Telkom Indonesia (Smart Village Nusantara) duduk
bersama menghadap Bupati dan PMD Kabupaten untuk melakukan pemaparan
rencana kerja Program Smart Village Nusantara yang diasimilasikan oleh
Program KKN Digital (Merdeka Belajar – Kampus Merdeka). Acara tersebut
juga dihadiri oleh DPC APDESI terkait selaku Koordinator desa desa yang
akan melakukan program tersebut. (dalam hal ini diwakilkan oleh DPC
APDESI Kab. Sambas)
 Notes yang harus dicatat :
1) Sementara ini koordinasi tertinggi sudah sampai ke Kepala Dinas PMD
Provinsi (Ibu Yuslinda) dan disaksikan oleh para Kepala Bidang terkait
yang terlibat dalam PMD Provinsi. Sambutan antusias dan rasa
terimakasih serta dukungan penuh disampaikan oleh beliau-beliau
melalui program ini.
2) Tepat seperti perkiraan, Kepala Dinas PMD Provinsi (Ibu Yuslinda)
meminta kami membuat rancana simpel yang mudah dibaca untuk
diaturkan ke SEKDA dan WAKIL GUBERNUR
 Kemudian kami difasilitasi untuk bertemu SEKDA, Gubernur, dan Wakil
Gubernur untuk memaparkan hal tersebut secara singkat.
 Setelah mendapatkan persetujuan dari Gubernur, langkah yang harus dilakukan
PT.Telkom Indonesia (Smart Village Nusantara) yaitu meluncurkan undangan
Launching Smart Village Nusantara kepada pejabat terkait dari pusat RI .
Pejabat Yang Harus diundang antara lain :
1) Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia ( Bapak Nadiem
Anwar Makarim, B.A., M.B.A)
2) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Bapak Sandiaga Uno)
3) Menteri BUMN (Bapak Erick Thohir)
4) Menteri Desa PDTT (Bapak Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd.)
 Setelah itu akan diadakan Launching Smart Village Nusantara yang akan
dilaksanakan di Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dimana saat itu
Bapak Suhardi Buyung selaku Ketua APDESI) akan ikut tampil bersama
dengan Gubernur dan Menteri.
 Setelah Launching Smart Village Nusantara terjadi, semua regulasi kegiatan
akan berjalan dengan lancar dan sebagai mana mestinya (khususnya BIMTEK
digitalisasi desa)

2. Teknis Agenda BIMTEK


 APDESI bersama PT.Telkom Indonesia (Smart Village Nusantara) duduk
bersama menghadap Bupati dan PMD Kabupaten untuk melakukan pemaparan
rencana kerja Program Smart Village Nusantara yang diasimilasikan oleh
Program KKN Digital (Merdeka Belajar – Kampus Merdeka). Acara tersebut
juga dihadiri oleh DPC APDESI terkait selaku Koordinator desa desa yang
akan melakukan program tersebut.
 Setelah pemaparan Rencana Kerja tersebut, DPP APDESI mengintruksikan
kepada Lembaga yang telah terverifikasi untuk mengadakan BIMTEK
digitalisasi desa di hotel/gedung pertemuan yang ada di provinsi Kalimantan
barat, kemudian DPC APDESI mulai bergerak untuk mengumpulkan peserta
BIMTEK tentang hal tersebut.
 Diadakannya BIMTEK karena sosialisasi informasi terkait digitalisasi desa
akan lebih efektif jika dilakukan melalui BIMTEK tersebut.
 Penjadwalan Agenda BIMTEK dilakukan selama 3 hari 2 malam atau 4 hari 3
malam dengan topik pembahasan, Pembicara, dan sesi materi sebagai berikut :
a) Bimtek Bertemakan tentang “Digitalisasi Desa Berbasis Tata Kelola &
Sosial Untuk Mendukung Ekosistem Ekonomi Digital Di Pedesaan”.
b) Sesi Materi pertama diisi oleh PT. Hannan Media selaku Developer
Platform SimpelDesa dengan memaparkan program-program / materi
andalan SimpelDesa yang mengacu kepada smart government, smart
society dan smart economy supaya kepala desa menjadi langsung tertarik
atas aplikasi itu dan tidak ada penolakan, contoh nya seperti; pembuatan
ktp, surat miskin dan bantuan. setelah diadakan pemaparan akan diadakan
uji coba visual, dimana seperti yang telah terjadi sebelumnya. Peserta
melakukan simulasi pemakaian dengan ada yang menjadi operator pakai
laptop dan ada yang menjadi warga menggunakan hp.
c) Sesi Materi kedua diisi oleh PT. Telkom Indonesia (Smart Village
Nusantara) dengan memaparkan apa saja bentuk fasilitas-fasilitas
pendukung, sarana dan prasarana, serta dukungan teknis yang akan
dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia (Smart Village Nusantara) kepada
desa-desa terkait. Yang sudah menjadi kesepakatan adalah pemasangan
perangkat WIFI dan biaya konektifitas internet gratis selama 3 bulan di
tiap desa, setelah itu yang sedang diusahakan untuk bantuan pembelian
aplikasi simpeldesa yang itu akan dicover oleh UNIVERSITAS yang
menjadi subjek KKN DIGITAL.
d) Sesi materi Ketiga akan diisi oleh mahasiswa universitas yang mengikuti
Program KKN Digital (Merdeka Belajar- Kampus Merdeka). Tujuannya
agar mahasiswa bisa berinteraksi dengan kepala desa yang menjadi calon
objek untuk program Smart Village Nusantara dan KKN DIGITAL. Dalam
materi tersebut akan ada sesi tanya jawab mengenai rancangan kerja dan
visi-misi mahasiswa dalam melakukan program KKN Digital, serta
mahasiswa bisa menanyakan hal teknis yang berkaitan dengan kebutuhan
desa, pengetahuan warga desa mengenai penggunaan internet supaya
mahasiswa bisa menyusun program KKN Digital sesuai dengan
pembekalan dari PT. Telkom Indonesia (Smart Village Nusantara)
 Setelah sesi pemaparan materi selesai maka diadakan penandatanganan nota
kesepakatan untuk kesediaan desa menganggarkan pembelian platform
SimpelDesa di APBDes.
 Setelah desa menandatangani nota kesepakatan tersebut maka tugas PT.
Telkom Indonesia (Smart Village Nusantara) dan PT. Hannan Media
(Developer SimpelDesa) untuk follow up desa terkait dan melakukan eksekusi
program berkaitan dengan kegiatan digitalisasi desa dimana APDESI menjadi
pengawal untuk suksesnya kegiatan tersebut.
 Setelah itu berjalan maka skema yang serupa akan di kabupaten yang lain
 Cross solution (jika terjadi dan tidak terjadi) :
1) Bagaimana jika di suatu kabupaten tidak ada DPC Apdesi atau DPC
APDESI tidak aktif ?
 Solusi : yang pertama akan diusahakan untuk mengaktifkan DPC
APDESI di Kabupaten tersebut. Bila tidak ada DPC APDESI di
kabupaten tersebut maka akan diadakan bentukan baru untuk DPC
APDESI di setiap kabupaten di provinsi Kalimantan barat demi
berkembangnya APDESI.
 Jika dua hal itu tidak bisa dilakukan, karena adanya
probabilitas/benturan kepentingan dari asosiasi lain maka APDESI akan
melakukan tugas fungsinya untuk tetap mengadakan pengawalan tetang
Smart Village Nusantara dengan cara membuat pokar (kelompok
kekaryaan) untuk suksesi Digitalisasi desa.
 Kelompok kekaryaan dibentuk dengan salah satu faktor utama:
a) Dari universitas terkait meminta permintaan khusus terkait lokasi
objek KKN Digital. Sudah pasti mereka memiliki Kontak Person di
objek atau daerah terkait. Kemudian kontak person dari kampus
tersebut di follow up oleh DPP APDESI untuk komunikasi dan
tatap muka.
b) Kelompok kekaryaan tersebut fungsional nya sama dengan DPC
APDESI di kabupaten yang lain serta terlibat dalam rencana DPP
APDESI bersama PT. Telkom Indonesia untuk bertemu bupati.
Dengan kata lain kelompok kekaryaan disitu menggantikan fungsi
DPC APDESI.

Anda mungkin juga menyukai