DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
Searino Mintomarta Pradesta S
41140057
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2021
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… ii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix
BAB I.PENDAHULUAN
i
1.4.2.2. Kemajuan Ilmu Kedokteran ...................................................... 5
ii
2.4. Hipotesis .................................................................................... 24
iii
4.1.2 Homegenitas data ....................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 44
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Analisis univariat…...........…...............……………………………………… 49
vii
2
BAB I
PENDAHULUAN
usia ibu hamil di Yogyakarta. Penelitian ini didasari oleh masih tingginya
ibu (AKI). Sebagai salah satu penyebab dari angka kematian ibu. Sedangkan di
Angka kematian ibu (AKI) adalah kematian selama kehamilan dalam waktu
42 hari setalah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh kehamilan itu sendiri atau
penanganannya , tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cidera. AKI dapat
sensitifitas maupun dari sisi aksesibilitas atau kualitas kesehatan. AKI sendiri
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah AKI tahun 2007 adalah 228
per 100.000 kelahiran hidup, jumlah AKI tahun 2012 adalah 359 per 100.000
kelahiran hidup, jumlah AKI tahun 2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup,
dari data di atas pada tahun 2007 sampai dengan 2012 terjadi peningkatan angka
kematian ibu, namun pada tahun 2015 mengalami penurunan walaupun tidak
1
2
Menurut data Dinkes Kota Yogyakarta Angka Kematian Ibu pada tahun
2011 yaitu 126 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2013 yaitu 204 per
signifikan pada AKI di Kota Yogyakarta. Pada tahun 2014 terjadi penurunan yaitu
lain – lain. Penyebab lain AKI pada Pusat Data dan Informasi Kementrian
sampai saat ini, sekitar 20-60% per tahun terjadi di Indonesia untuk
dari 2 juta kasus abortus terdapat pada daerah perkotaan (Suci.M dkk,
2017).
nilai angka kejadian abortus spontan cukup tinggi yaitu 3.6% per tahun
dari rentang angka nilai provinsi adalah 2.4%- 6% per tahun . Jumlah
(RISKESDAS, 2010).
2
3
contohnya usia ibu hamil, penyakit infeksi, dan lain - lain faktor eksternal
contohnya radiasi dan obat – obatan. Pada penelitian ini dikhususkan pada
Usia ibu hamil pada saat hamil berpengaruh terjadinya abortus. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa faktor contohnya faktor usia ibu hamil yang terlalu
muda atau kurang 20 tahun dan faktor usia ibu hamil yang terlalu tua atau lebih
dari 35 tahun . Ketika usia ibu hamil terlalu muda ada beberapa faktor yang dapat
tidak siap menerima kelahiran, faktor lain kesiapan mental dari ibu hamil itu
sendiri dan pengetahuan ibu yang masih kurang . Faktor usia ibu hamil yang tua
yaitu organ reproduksi yang sudah tidak bekerja secara optimal hal ini akan
sehingga menyebabkan perdarahan, hal ini juga menjadi faktor resiko dari abortus
(Sarwono, 2014).
abortus banyak dan masih sedikitnya penelitian terkait kasus abortus pada usia
hamil. Dengan hal ini peneliti akan meneliti tentang abortus agar menambah
juga ingin mengetahui prevalensi kasus abortus dengan usia hamil di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta.
4
1.2.1 Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan peneliti akan meneliti
apakah terdapat hubungan antara kejadian abortus dengan usia ibu hamil ?
1.3.1.1 Mengetahui hubungan antara kejadian abortus dengan usia ibu hamil
1.4.1.1 Penulis
perbandingan
Simpang
Empat
terletak pada subyek yang diteliti, jumlah sempel yang diteliti, lokasi penelitian ,
TINJAUAN PUSTAKA
itu dapat hidup sendiri diluar kandungan. Batas untuk termasuk dalam golongan
abortus adalah usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat dari janin kurang
dari 500 gram (Sarwono, 2014). Abortus adalah kelahiran kurang bulan sebelum
usia dari janin memungkinkan dapat hidup diluar kandungan, dan hal ini sering di
9
10
kurang dari 20 minggu atau dengan berat janin kurang dari 500
gram, dengan tanda – tanda hasil konsepsi telah keluar dari kavum
perdarahan sedikit.
atau berat janin kurang dari 500 gram, dengan adanya hasil konsepsi
dengan sendirinya
11
dengan sengaja.
2.1.3 Epidemologi
25 juta abortus tidak aman, dengan persentase 45% dari seluruh kejadian
abortus, kejadian ini terjadi pada tahun 2010 – 2014. Angka abortus di dunia
abortus di dunia adalah illegal, 64% abortus legal, 97% kejadian abortus
Data kasus abortus di Indonesia menurut WHO awal tahun 2010 sampai
saat ini, sekitar 20-60% terjadi di Indonesia untuk abortus yang disengaja.
Pada penelitian yang di lakukan pada 10 kota besar dan 6 kabupaten yang
angka kejadian abortus spontan cukup tinggi yaitu 3.6% dari rentang angka
12
nilai provinsi adalah 2.4%- 6%. Jumlah abortus yang dilakukan dengan cara
2.1.4 Etiologi
Faktor janin adalah faktor yang paling sering menjadi faktor dari abortus
zigot, pada embrio, janin atau pun dari plasenta. Faktor dari janin ini terjadi
turunkan secara struktural dari salah satu atau kedua orang tuanya yang
Faktor maternal ini adalah faktor dari seorang ibu. Karena tidak menutup
1. Infeksi ini berperan juga pada saat janin berkembang dan sering
terjadi pada akhir trimaster 1 dan awal trimester ke 2 pada masa ini
Antigen (HLA).
7. Usia ibu pada saat kehamilan, Usia adalah lama waktu hidup dari
umur 20-35 tahun. Menurut WHO usia paling aman untuk menjalani
tahun. Karena pada usia ini ibu dapat dikatakan siap dalam hal organ
yang usia lebih muda (<20tahun) sering dilihat belum matang dalam
emosional dan organ fisik ibu. Sedangkan pada ibu yang berumur tua
(Sarwono, 2014).
14
Faktor eksternal ini adalah faktor yang terdapat dari luar tubuh namun
tidak baik pada janin atau pun ibu yang mengkonsumsi obat untuk
(Sarwono, 2014).
2.1.5 Patofisiologi
dapat kekurangan nutrisi dan oksigen. Jaringan atau organ yang terlepas
ini dapat terjadi secara spontan seluruhnya atau sebagian masih ada yang
2.1.6 Patogenesis
pelepasan hasil konsepsi dari dinding uterus. Apabila nekrosis tidak segera
(Sarwono, 2014).
16
hasil konsepsi.
3) Rasa nyeri pada daerah simfisis dan di daerah pinggang dan di sertai
2014).
bersemangat.
abortus septik.
v. Penatalaksanaan
abortus seperti:
1. Abortus Iminens:
2. Abortus Insipien:
kuretase.
3. Abortus Inkompletus:
kuret hisap.
4. Abortus Komplit:
infeksi).
yang khusus.
2014).
5. Missing abortus:
pembekuan).
lainnya.
al, 2014).
6. Abortus Septik
dengan kuretase).
atau IM.
IV/12jam.
2.1.9. Komplikasi
adalah
Sepsis
Infeksi
Mola hidatidosa
Syok septik
Berulangnya abortus
Infertilitas
itu dapat hidup sendiri diluar kandungan. Batas untuk termasuk dalam golongan
abortus adalah usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat dari janin kurang
dari 500 gram. Abortus dibagi menjadi 6 klasifikasi abortus iminens, abortus
Terdapat faktor - faktor yang dapat menyebabkan abortus seperti faktor dari
janin(faktor neonatus), faktor dari ibu(faktor maternal), dan faktor dari eksternal.
Kemudian dari faktor ibu (faktor maternal) ada beberapa macam seperti usia ibu
mengandung, adanya infeksi, nutrisi yang tidak tercukupi, penyakit yang dapat
menggu pertumbuhan janin dan lain lain. Usia ibu mengandung dapat
mempengaruhi terjadinya abortus, apa bila usia ibu terlalu muda dapat juga dapat
mempengaruhi abortus hal ini disebabkan oleh organ - organ pada ibu yang belum
siap atau imatur dan psikologis ibu yang dipandang belum siap untuk
Selain itu apa bila usia ibu terlalu tua juga dapat berpengaruh pada ibunya
dan pada janin yang akan di kandung. Hal ini juga di sebabkan oleh organ yang
sudah tidak dapat berkerja dengan baik. Kondisi tubuh dan kesehatan mulai ada
komplikasi yang terjadi pada ibu atau pun janin. Seperti janin tidak berkembang
Pembentukan
Janin
janin
Penyakit infeksi
Penyakit vaskuler
Kelainan uterus
Faktor
imunologis
Radiasi
Eksternal
Obat - obatan
Keterangan :
: diteliti : Diteliti
: Tidak diteliti
: Penghubung
24
2.4 Hipotesis
Sakit Bethesda.
BAB III
METODE PENELITIAN
pendekatan cross sectional atau potong lintang. Pengukuran pada variabel – variabelnya
di lakukan dalam waktu satu kali. Subjek yang akan di teliti adalah pasien yang
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bethesda, Jalan Jendral Sudirman No.
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien ibu hamil yang mengalami
Bethesda Yogyakarta.
25
26
3.3.2. Sampling
Pada penelitian kali ini menggunakan total sampling. Total sampling adalah
seluruh pasien ibu hamil yang mengalami abortus di Rumah Sakit Bethesda
komplit
1. Kriteria Inklusi:
2. Kriteria Eksklusi
dan radiasi.
tempat tinggal.
27
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel apabila berubah dapat
mengakibatkan perubahan pada variabel lain. Pada penelitian ini yaitu usia pada saat ibu
hamil. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat dari
variabel bebas. Pada penelitian ini yaitu kejadian abortus(Sudigdo Sastroasmoro dkk,
2011).
Pada penelitian kali ini peneliti akan menggunakan total sampling yaitu
menggunakan seluruh responden yang tersedia dari tahun 2017 sampai 2018. Jumlah
responden yang tersedia dari tahun 2017 sampai 2018. Maka dari itu peneliti
Bahan dan alat pada penelitian ini menggunakan data sekunder atau rekam medis
yang diperoleh dari rekam medis di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penelitian ini
dilakukan dengan pengambilan data dari ibu yang terdaftar di Rumah Sakit Bethesda
Seminar Proposal
penelitian
Pengajuan Ethical
Clearance
Ethical Clearance di
terima
Pengambilan data
Pengambilan data
Analisis Statistik
Hasil Penelitian
30
Persiapan Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Pelaksanaan Perizinan
Pengambilan
Data
Seminar
hasil
Penyusunan
KTI
Ujian KTI
Analisis univariat adalah teknik analisis data terherhadap satu variabel secara
mandiri, di mana tiap variabel dianalisis dengan tidak di kaitkan dengan variabel lainya .
data yang akan di tampilkan pada analisis univariat berupa data tabel, grafil atau narasi
Analisis Bivariat adalah analisis secara simulasi dari dua variabel. Analisis
bivariat menggunakan 2 tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis perbedaan atau
hubungan anatara dua variabel, menguji ada tidaknya hubungan antara variabel dengan
variabel. Hasil pengujian menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan a= 0.05.
Analisi data akan dilakukan menggukaan program Statistic Program for Social Science
Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3-4 Desember 2020 di Pusat Rekam
Medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Besar sampel yang didapatkan adalah
260 rekam medis yang terdiri dari 130 kelompok abortus dan 130 kelompok tidak
abortus.
tidak abortus, lalu pencatatan usia ibu hamil dalam tahun. Variabel bebas yang
diteliti adalah usia ibu hamil. Variabel terikat yang diteliti adalah kejadian
abortus. Usia ibu hamil dibagi menjadi dua yaitu usia <20 tahun dan >35 tahun,
dan usia 20 sampai 35 tahun. Variabel bebas dan veriabel terikat akan dilihat
hubungannya.
32
33
Chart Title
14
13 13
12
11 11
10 10
9 9 9 9
8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7
6 6 6 6
5 5 5 5 5
4 4 4 4
3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
0 0 0
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
abortus dan tidak abortus dapat dilihat pada diagram diatas, dimana pada pasien
ibu yang mengalami abortus didapatkan kasus terbanyak pada usia 20 tahun
sampai 35 tahun dengan 81 orang pasien (62,3%) dan paling sedikit pada usia <20
tahun dengan 12 orang pasien (9,2%). Lalu ada 37 orang pasien (28,5%) yang
pada usia 20 tahun sampai 35 tahun dengan 118 orang pasien (90,8%) dan paling
sedikit pada usia <20 tahun dengan 4 orang pasien (3,1%). Lalu ada 8 (6,1%)
12 4 8
37
81
118
abortus dan tidak abortus dapat dilihat pada diagram diatas, dimana pada pasien
ibu yang mengalami abortus didapatkan terbanyak pada usia 20 tahun sampai 35
tahun dengan 81 orang pasien (62,3%) dan paling sedikit pada usia <20 tahun
dengan 12 orang pasien (9,2%). Lalu ada 37 orang pasien (28,5%) yang berusia
>35 tahun.
pada usia 20 tahun sampai 35 tahun dengan 118 orang pasien (90,8%) dan paling
sedikit pada usia <20 tahun dengan 4 orang pasien (3,1%). Lalu ada 8 (6,1%)
13 22
30 56
84 3 50
2
Perkerjaan ibu hamil yang abortus pekerjaan ibu hamil yang tidak abortus
abortus dapat dilihat pada diagram diatas, dimana pada pasien ibu yang
mengalami abortus terbanyak pada ibu yang bekerja sebagai IRT/tidak bekerja
dengan 84 orang pasien (64,6%) dan paling sedikit pada ibu yang bekerja sebagai
pada ibu yang bekerja sebagai IRT/tidak bekerja dengan 56 orang pasien (43,1%)
dan paling sedikit pada ibu yang bekerja sebagai petani dengan 2 orang pasien
(1,5%).
26 4
29
43
83
93
Pendidikan terakhir
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
SD SMP SMA Sarjana
Pendidikan terakhir ibu hamil yang abortus
Pendidikan terakhir ibu hamil yang tidak abor-
tus
37
tidak abortus dapat dilihat pada diagram diatas, dimana pada pasien ibu yang
mengalami abortus terbanyak pada ibu yang memiliki pendidikan terakhir SMA
dengan 93 orang pasien (71,5%) dan paling sedikit pada ibu yang memiliki
pada ibu yang memiliki pendidikan terakhir SMA dengan 83 orang pasien
(63,8%) dan paling sedikit pada ibu yang memiliki pendidikan terakhir SMP
tranformasi, kemudian hasil uji Mann-Withney hasil nilai p = 0,000. Hal ini
menandakan bahwa pesebaan data tidak homogen karena nilai p < 0.05.
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis ini menggunakan
uji chi-square. Jika hasil analisis ini menghasilkan nilai p<0,05 berarti hasil
variabel bebas dengan variabel terikat. Namun jika nilai p>0,05 berarti hasil
tersebut dinyatakan tidak bermakna secara statistik atau tidak terdapat hubungan
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square tabel di atas didapatkan hasil dari
sampel yang usia <20 tahun dan >35 tahun dengan abortus sebanyak 49 sampel
yang usia 20 tahun sampai 35 tahun dengan abortus ada 81 sampel (31,2%),
sedangkan yang dengan tidak abortus sebanyak 118 sampel (45,4%). Dari tabel di
atas juga didapatkan p value sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari
meningkatkan faktor resiko yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian
39
abortus. Odds Ratio (OR) usia ibu hamil dengan kejadian abortus adalah 5,949
4.2 Pembahasan
Penelitian yang dilakukan memiliki 260 sampel ibu hamil di Rumah Sakit
anortus dan kelompok tidak abortus. Usia ibu hamil dikelompokkan berdasarkan
risiko tinggi dan risiko rendah karakteristik sampel dalam kehamilan, sehingga
terbentuk kelompok sampel usia <20 tahun dan >35 tahun sebagai risiko tinggi
dilakukan oleh Nuri Luthfiatil Fitri pada tahun 2017 dimana pada wanita usia
muda (<20 tahun) rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran
Sedangkan wanita yang hamil pada usia >35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai
maupun gangguan sistem reproduksi dan kelainan alat reproduksi. Usia ibu akan
ini akan menentukan bagaimana sikap ibu dalam mempersiapkan dan menghadapi
wanita yang tergolong umur berisiko rendah salah satunya adalah status gizi,
sosial ekonomi yang rendah dan pekerjaan yang membuat ibu beraktivitas
Dari hasil uji analisis bivariat antara usia ibu hamil dengan kejadian
abortus didapatkan nilai p = 0,000 dan Odds Ratio (OR) usia ibu hamil dengan
kejadian abortus sebesar 5,94 dengan (CI 95%) 2,978-11,880. Dari data tersebut
menunjukkan dapat meningkatkan faktor risiko antara usia ibu hamil dengan
kejadian abortus dimana usia ibu <20 tahun dan >35 tahun akan berisiko
tahun. Dari hasil odds ratio dapat disimpulkan bahwa usia ibu hamil <20 tahu dan
>35 tahun memiliki resiko 5,94 kali mengalami abortus daripada ibu dengan usia
20 tahun sampai 35 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Iis Uswatun
Khasanah (2019), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia ibu
hamil dengan kejadian abortus, dimana ibu hamil dengan usia <20 tahun dan >35
tahun akan mengalami kejadian abortus jika dibandingkan dengan ibu hamil yang
usianya 20 tahun sampai 35 tahun. Kehamilan pada usia <20 tahun memiliki
risiko, karena secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara
optimal. Pertumbuhan dan perkembangan fisik ibu terhambat. Secara mental, ibu
belum siap menghadapi perubahan yang terjadi saat kehamilan, belum siap
menjalankan peran sebagai seorang ibu dan belum siap menghadapi masalah-
masalah berumah tangga. Risiko yang terjadi pada usia kehamilan ini diantaranya
abortus. Pada usia >35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim
menurun, kualitas sel telur berkurang. Risiko yang mungkin terjadi pada
41
sectional dimana data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari
rekam medis pasien tanpa melihat subyek penelitian secara langsung. Penelitian
ini menggunakan satu variabel yang diteliti tanpa melihat faktor risiko yang lain.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini usia ibu <20 tahun dan >35 tahun dapat
Yogyakarta, dimana nilai p = 0,000 dan nilai Odds Ratio (OR) CI95% =
5.2 Saran
ibu hamil terutama ibu dengan usia kehamilan yang berisiko (<20 tahun
atau >35 tahun), sehingga ibu dapat lebih memperhatikan untuk kondisi
lanjutan mengenai usia ibu saat hamil ataupun mengenai abortus. Untuk
42
43
usia yang tepat untuk kehamilan (20-35 tahun) dan memahami usia
yang berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) yang menjadi faktor
Chris Tanto, et al.(2014). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jil 2. Vol 1 Jakarta :
Media Aesculapius. Chris Tanto., Kayika, I.,P.,G.(Perdarahan pada
Kehamilan Muda. hal : 422-425.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L.,Hauth, J.C., Rouse, D.J., Spong,
C.Y.(2012). Williams Obstetri. Edisi 23. Vol 2. Jakarta: EGC. Hal : 853
854.
Devi Maryana et al. (2016). Hubungan antara Umur dan Parieas dengan
Kejadian Abortus pada Ibu di RSIA Paradise Kecamantan Simpang Empat.
Available from : https://docplayer.info/136244117-Jurnal-darul-azhar-vol-1-
no-1-februari-juli-2016-22-29.html.
Dinah (2018). Hubungan Antara Usia Dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Abortus
Di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Available from :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2064
[Accessed 5 februari 2021].
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2015). Profil Kesehatan Tahun 2015 Kota
Yogyakarta. Available from
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA
_2014/3471_DIY_Kota_Yogyakarta_2014.pdf [Accessed 10 februari 2019].
44
45
Khadijah Siti.(2017). Hubungan Anemia dan Usia pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Abortus Inkomplit di RSAM Bukittinggi. Prodi DIII Kebidanan
Bukittinggi Poltekkes Kemenkes Padang. Accessed from :
46
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/view/1683/569
[2 februari 2019].
Nenny, Fuad C., Hermawan A.D. (2015). Hubungan antara Karakteristik Ibu
dengan Kejadian Abortus pada Pasien di Rumah Sakit Se-Kota Pontianak.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Accessed
from : http://repository.unmuhpnk.ac.id/307/1/NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf [2 februari 2019].
Nuri Luthfiatil Fitri (2017). Hubungan Usia dan Jarak Kehamilan dengan
Kejadian Abortus. Available from :
http://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/wacana/article/view/41
[ 3 februari 2021].
Raden J.N.(2009). Hubungan antara Kejadian Abortus dengan Usia Ibu Hamil di
RSUD dr. MoewardiSurakarta pada tahun 2008. Fakultas Kedokteran
47