id
Nafsu merupakan perangkat yang pasti ada pada diri manusia. Tiada seorang pun yang tidak memilikinya.
UJI PUBLIK
Karena nafsu merupakan pendorong manusia yang kuat untuk bisa melakukan segala perbuatan, baik itu
perbuatan baik maupun buruk. Perbuatan baik ataupun buruk digerakkan oleh nafsu, artinya nafsu menjadi
komando segala kegiatan manusia, sekaligus sebagai motor penggerak yang menggerakkan segala macam
tingkah laku manusia. Dari nafsu inilah manusia bisa berbuat baik dan bisa juga berbuat jelek. Sebetulnya
setiap manusia diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu
muncul di permukaan. Potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketentraman,
keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.
Dalam kenyataannnya manusia cenderung mengikuti nafsu syahwatnya, padahal pada hakikatnya syahwat
(keinginan) nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai dengan tabiatnya (watak), dan menjauhi
sesuatu yang tidak disukai dan dicintai, padahal seringkali kerusakan jiwa disebabkan karena hal-hal yang amat
disukainya itu, dan keselamatan karena menjauhi hal-hal tersebut.
KOMPETENSI INTI
INDIKATOR
1. Meyakini pentingnya mujaahadah dan riyaadah (tazkiyah al-nafs) sebagai ajaran Islam untuk
membentuk akhlak karimah
2. Membiasakan sikap jujur dan disiplin sebagai cermin pemahaman setelah mempelajari mujaahadah dan
riyaadah (tazkiyah al-nafs)
3. Menelaah hakikat dan sifat dasar nafsu syahwat dan gadab
4. Menguraikan pengertian nafsu syahwat dan gadab
5. Memerinci bahaya menuruti nafsu syahwat dan gadab
6. Menguraikan cara menundukkan nafsu syahwat dan gadab melalui mujaahadah dan riyaadah (tazkiyah
al-nafs)
7. Hikmah menundukkan nafsu syahwat dan gadab
PETA KONSEP
UJI PUBLIK
MENUNDUKKAN NAFSU SYAHWAT DAN GHADLAB
Disiplin Sabar
Bahaya
Mujaahadah Bertaqwa
Cara Menundukkan
Riyaadah
Diperoleh Karakter
Hikmah
AKHLAK KARIMAH
UJI PUBLIK
Kisah Teladan “Perang Melawan Nafsu”
Pernah suatu hari Rasulullah menjelaskan pada wanita-wanita yang merdeka. Janganlah kalian mencuri dan
janganlah kalian berzina. Wanita tersebut bertanya “apa mungkin kami ini berzina yaa Rasullallah? Kami ini
orang mulia, bukan budak”. Berarti dari konteks ini mengatakan bahwa orang yang mendekati zina adalah orang
yang tidak mulia dan tidak merdeka.
Membicarakan mengenai wanita, begitu dahsyat pengaruh dari seorang wanita. Ketika dia sholihah, maka akan
menjadi perhiasan dunia. Dan ketia dia buruk dan menjadi seburuk-buruk nya fitnah dunia, tak jarang laki-laki
hancur lebur akibat pengaruh dari seorang wanita, kecuali para pemuda yang mampu mengendalikan hawa
nafsunya.
Ini adalah kisah seorang pemuda ahli ibadah. Pemuda ini sangat sholih, kerjaan nya setiap siang hari berpuasa
dan malam hari selalu menghidupkan sepertiga malamnya hanya beribadah dengan Allah SWT. Air matanya
senantiasa bercucuran karena rasa takut, cinta, rindu kepada Allah SWT. Hari-hari nya diisi dengan bermunajat,
hari-harinya diisi dengan haluan berdua-duaan dengan Allah SWT.
Namun sayangnya pemuda ahli ibadah ini tinggal dilingkungan yang buruk, lingkungan yang menghalalkan
segala macam bentuk kedzaliman maupun perzinaan. Sampai suatu ketika orang-orang dilingkungannya berkata
“Alangkah sok suci nya pemuda ini, alangkah sok alim nya pemuda ini, sok berilmu, sok bersih. Coba kita jebak
pemuda itu dengan seorang gadis cantik, pasti dia akan tergoda”. Lalu tetangga-tetangga itu menyewa seorang
gadis miskin. Gadis ini tidak mempunyai pilihan lain karena itu hanya pilihan si gadis untuk mendapatkan uang.
“Dan jika si gadis berhasil menyusup kerumah pemuda itu dan berhasil menggodanya, dan menghancurkan laki-
laki itu kami akan memberikan imbalan apa yang kau inginkan, bukankah engkau butuh uang?”, kata
tetangganya yang jahat itu.
Dan pada malam hari yang sangat dingin, wanita melancarkan aksinya. Dia mengetuk pintu rumah pemuda
itu dan berkata dengan nada merinding “Wahai pemuda tolonglah saya, diluar sangat dingin dan hujan deras,
aku butuh tempat perlindungan”. Laki-laki sholih ini yang pekerjaan nya setiap malam hanya membaca kitab-
kitab serta bersenandung dengan Allah SWT merasa terusik akibat ada suara di luar rumahnya. Lalu pemuda itu
mengintip dan berkata “Pergilah engkau wahai gadis, aku hanya seorang diri dirumah, tidak baik laki-laki dan
perempuan berdua-duan dalam satu rumah. Engkau bisa meminta bantuan kepada warga yang lain. Maka wanita
Imam al-Harits al-Muhassibi mengatakan, “Nafsu hanya menjadi musuh yang paling memusuhimu jika
engkau menaatinya.” Nafsu merupakan perangkat yang pasti ada dalam setiap manusia. Tiada seorang pun yang
tidak memilikinya. Sebagaimana nafsu bisa menjadi sebab celaka, sengsara, nestapa, duka, nelangsa, ia pun bisa
menjadi sebab bahagia, suka, cita, dan berkah.
Guna melindungi diri dari terkaman jahat nafsu syahwat ini, seorang penempuh jalan menuju Allah Ta’ala
harus memahami hakikat nafsu itu sendiri. Ia kudu mengerti pahala yang didapat jika tak menuruti, dan dosa
serta akibat buruk yang pasti didapat jika seseorang bergelimang dalam nafsu yang tampak mengasyikkan itu.
UJI PUBLIK
“Menuruti syahwat,” tutur Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam al-Fawaid sebagaimana dikutip oleh
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah saat menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin, “bisa mengakibatkan rasa sakit
dan hukuman.”
Adakah kita bersiap sedia untuk rasakan sakit dan dihukum dengan cara yang pedih? Masih menjelaskan
akibat menuruti nafsu, murid Imam Ibnu Taimiyah ini melanjutkan, “Mengikuti nafsu bisa memutuskan
kenikamatn yang jauh lebih sempurna dari syahwat itu sendiri, menyia-nyiakan waktu yang menimbulkan
kerugian dan penyesalan, melanggar harga diri, mampu menghabiskan harta, menyia-nyiakan kedudukan dan
kehormatan, merampas rasa kenikmatan.”
Adakah kita mau menanggung semua akibat yang ditimbulkan dari mengikuti nafsu syahwat? Padahal, rasa
nikmatnya hanya sesaat, dan semu. Bukan hanya itu, orang-orang yang menuhankan hawa nafsu juga akan
mendapatkan keburukan-keburukan lain. “Menuruti nafsu bisa memberi peluang bagi musuh untuk menyerang
seseorang lewat celah yang sebelumnya tidak ada, mengundang kemuraman, sebab kesusahan, sumber
kesedihan, pemicu ketakutan yang justru menghilangkan nikmat syahwat.”
Orang yang mengikuti nafsu, ilmu akan dicabut darinya, membuat musuh (setan) bahagia dan kawan
(malaikat) bersedih, mencegah hadirnya kenikmatan-kenikmatan asasi yang dianjurkan, menghasilkan aib. Yang
paling parah, mengikuti nafsu syahwat bisa menimbulkan bekas pada diri seseorang. Baik bekas di dalam ruhani
dan pikiran serta badan seseorang. Bahkan, bisa menjadi kebiasaan hingga sukar ditinggalkan.
Dalam tahap akut, kecanduan maksiat ini benar-benar menjadi sesuatu yang mendesak-desak dan tidak
hilang sebelum dituruti. Sangat mengerikan. Ya Allah, lindungi kami dari buruknya nafsu syahwat. Amin.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://kisahhikmah.com, oleh Pirman Bahagia
AKTIVITAS SISWA
Amatilah perilaku yang menuruti nafsu syahwat di sekitarmu, lalu kaji seberapa besar akibatnya yang
ditimbulkan dari perilaku tersebut!
UJI PUBLIK
menentang atau memerangi semua kehendak-kehendak nafsu yang jahat.
Latihan menundukkan hawa nafsu ini perlu dilaksanakan sedikit demi sedikit tetapi
istiqamah, selain itu hendaklah bermujahadah dalam beramal. Perjuangan untuk
melawan hawa nafsu tidaklah mudah. Imam al- Ghazali dalam Raudatu al-taalibin
berkata ”berhati-hatilah kamu dengan hawa nafsu. Ia adalah musuh kita yang paling
ketat dan yang paling sukar untuk dikalahkan.”
4) Dengan jalan riyadah
Riyadah adalah latihan kerohanian dengan menjalankan ibadah dan menundukkan
keinginan nafsu syahwat. Riyadah ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu riyadah
badan yaitu dengan mengurangi makan, minum, tidur dan mengurangi berkata-kata.
Yang kedua riyadah rohani yaitu dengan memperbanyak ibadah, berzikir,
bertafakkur, memperhatikan kejadian alam dan susunannya, serta memperhatikan
segala keadaan masyarakat yang penuh kejahilan akibat menuruti hawa nafsu.
melahirkan perbuatan, sikap, dan tindakan kejahatan atau syahwat hewani dan
kesenangan kepada kejahatan. Kecenderungan ini begitu kuat, sehingga banyak orang
dibuat tak berdaya, kecuali sedikit orang yang mendapat rahmat dari Allah Swt.
Oleh karena itu, umat Islam yang bertakwa kepada Allah Swt. Meskipun tidak luput dari
sifat marah, akan tetapi karena mereka selalu berusaha melawan keinginan nafsu.
UJI PUBLIK
Sehingga mereka mampu meredam kemarahan mereka. Allah berfirman:
َاس ۗ َوٱ َّّلِلُ ي ُِحبُّ ٱ ْل ُمحْ ِسنِين َ س َّرآ ِء َوٱلض ََّّرآ ِء َوٱ ْل ٰ َك ِظ ِمينَ ٱ ْلغَ ْي
َ َظ َوٱ ْلعَافِين
ِ َّع ِن ٱلن َّ ٱلَّذِينَ يُن ِفقُونَ فِى ٱل
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS.ali- Imran [3]: 134).
b. Bahaya Marah (Gadab)
Marah akan mengakibatkan bahaya besar baik
bagi pelakunya maupun orang lain. Berikut
bahaya marah.
1) Bagi diri sendiri, akan mengakibatkan tekanan
darah menjadi tinggi, sehingga membuka
peluang terkena serangan jantung, cepat tua,
gangguan tidur, gangguan pernapasan, sakit kepala, struk dan depresi
2) Bagi orang lain dan lingkungan, keputusan dan tindakan orang marah cenderung
menambah masalah bukan menyelesaikan masalah, menimbulkan kerusakan
hubungan dengan teman, dapat merusak keharmonisan keluarga, bisa mengakibatkan
rusaknya lingkungan, bisa mengakibatkan pembunuhan
Sebab-sebab marah antara lain karena tidak kuat menahan nafsu, sombong, ujub, banyak
melakukan sendau gurau, perbuatan yang sia-sia, melecehkan orang lain, menghina ,
berdebat, bertengkar, berkhianat, serta cinta kepada harta dan kedudukan. Semua itu
merupakan perangai yang buruk dan tercela dalam Islam. Seseorang tidak dapat terhindar
dari amarah apabila masih ada sifat-sifat itu.
a) Dengan riyadah
Cara menundukan sifat-sifat tercela marah diperlukan pelatihan diri (riyadah) dan
kesabaran dalam menghadapi segala rintangan. Riyaadah yang diperlukan diantaranya
adalah dengan mengetahui akibat-akibat buruk dari sifat-sifat tersebut. Setelah itu
menerapkan dalam diri anda kebalikan dari sifat-sifat itu, misalnya sombong dengan
tawadhu’, haus harta dengan qana’ah, dan lain sebagainya. Selain itu dengan
UJI PUBLIK
memperbanyak berzikir, membaca ta’awudz, beristighfar, dan memberi maaf. Sifat-
sifat mulia ini terus diterapkan dalam diri. Memang memerlukan waktu yang cukup
lama hingga merasa ringan mengerjakannya karena sifat itu telah menyatu dalam
dirinya.
b) Mujahadah
Berusaha sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga menahan hawa nafsu untuk tidak
melampiaskannya kepada kemarahan, dan menyadari akan dampak negatifnya bila
melampiaskan marah.
c) Menahan hawa nafsu
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan meminta diberi wasiat. Lalu
Rasulullah bersabda:
َ َ َ ُ َِ َهللا ََع ْن ُه ََأنَ َر ُج ًَل ََق
ُ َع ْن ََاب ْي َُه َرْي َرةَ َرض َي
َ يَق
َ:َال َأ ْو ِص ِن:َىَهللا ََعل ْي ِه ََو َسل َم َ الَللنبي
َصل ِ ِ ِ
ْب َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ ْ َِ ْ َ َ
َ ََلَتغض:ََقال,ََلتغضبَفردد َِمرارا
“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw.:
Berilah wasiat kepadaku. Sabda Nabi Saw.: Janganlah engkau marah. Maka
Dalam kitab adab al-Dunya wa al-Din, Imam al- Mawardi mengemukakan beberapa
metode penyembuhan marah yaitu dengan cara yang pertama, menimbulkan rasa takut
(khauf) kepada Allah, yang kedua menyadari dampaknya dan yang ketiga menyadari
betapa besar pahalanya bila mampu menahannya.
d. Hikmah Menghindari Marah
Tak tanggung-tanggung, Allah menjanjikan surga bagi mereka yang menahan amarah dan
memaafkan. Mereka akan disukai oleh Allah Swt. Sesama manusia, dan juga malaikat-
Nya. Mendatangkan kebaikan, di tempatkan di surga. Selain itu orang yang bisa menahan
marah akan mempermudah urusan dan memperlancar rezeki.
Setelah Anda mendalami materi Nafsu Syahwat dan Gadab, maka selanjutnya lakukanlah
diskusi dengan kelompok Anda! Bentuk kelompok kecil beranggotakan 4-6 siswa/ kelompok,
kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.
Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan adalah sebagai berikut.
UJI PUBLIK
1. Hakikat dan sifat dasar nafsu syahwat dan gadab
2. Cara menundukkan nafsu syahwat dan gadab melalui mujaahadah dan riyaadah
Dengan memahami dan menghayati keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua dan guru,
maka akan tercipta hidup mulia dan melahirkan karakter positif terhadap sesama dintaranya
adalah sebagai berikut.
1. Bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua sebagai implementasi memahami
kemuliaan berbakti kepada kedua orang tua
2. Taat kepada Allah, taat kepada orang tua dan taat kepada guru, karena menyadari betapa
besar jasa-jasa yang telah diberikan
3. Tunduk dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi meyakini kemuliaan
menghormati orang tua dan guru.
4. Rendah diri dalam bersikap terhadap orang tua dan guru demi memuliakannya
5. Sopan dan santun dalam bersikap terhadap orang tua dan guru sebagai implementasi
memahami keutamaan memuliakan orang tua dan guru
6. Saling menghargai terhadap orang tua dan guru karena menyadari kedudukannya
7. Menghormati orang tua dan guru karena jasa-jasa yang telah diberikan
Konsumtif merupakan perilaku dimana timbulnya keinginan untuk membeli barang-barang yang
kurang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pribadi. Dalam psikologi dikenal istilah compulsive buying
disorder (kecanduan belanja) orang yang terjebak didalamnya tidak bisa membedakan mana kebutuhan
dan keinginan.
Remaja yang kini banyak terjebak dalam kehidupan konsumtif, dengan rela mengeluarkan uangnya
untuk menuruti segala keinginan, bukan kebutuhan, dalam keseharianya remaja menghabiskan uang
mereka untuk membeli makanan, pakaian, perangkat elektronik, hiburan seperti menonton film dan
sebagainya. Semua ini dilakukan remaja kebanyakan hanya untuk ajang pamer, gengsi dan menuruti hawa
nafsunya. Kita tahu remaja merupakan fase dimana mereka masih dalam situasi labil seperti rumput yang
jika tertiup angin ia akan mengikuti kemana arah angin itu berhembus. Remaja yang dalam pergaulanya
UJI PUBLIK
dikelilingi oleh remaja lain yang juga berprilaku konsumtif maka ia akan mengikuti gaya, penamilan,
seolah tidak mau kalah dari temanya.
Masa remaja disebut masa kehausan sosial yakni adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di
lingkungan kelompok sebayanya (peer group), jadi kebanyakan remaja berpikir untuk dapat diterima di
dalam kelompok mainnya ia harus menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut, termasuk dalam segi
penampilan, dan gaya hidup, jika seorang remaja tidak diterima di dalam kelompok sebayanya maka ia
akan merasa terasingkan, dan lebih memilih untuk menyendiri.
Maka dari itu, hindari perilaku konsumtif karena merugikan dirinya dan keluarganya.
HIKMAH
َ يَي ْمل ُك ََن ْف َس ُهَع ْن َد َْال َغ
َِ ض
ب ِ
َ ُْ
ِ الص ْرع ِةَو ِإن َم
ِ اَالش ِديدَال ِذ َ َل ْي
َ َ ُّ سَالشد ْي ُدَب
ِ ِ
“Orang yang kuat itu bukan diukur dengan keperkasaan fisik melainkan dengan yang mampu
mengendalikan hawa nafsunya pada saat marah”
(HR. Bukhari dan Muslim)