Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

MATA KULIAH : Program Linier


DOSEN PENGAMPU : Revi Lestari Pasaribu, S.Si, M.Si

KELOMPOK 5
Chrystya Yanuarty Nila Fortuna F1042191008
Nesya Findyanti F1042191010
Desty Anisa Maharani Gunawan F1042191013
Dedi Sulindra F1042191015
Marina F1042191018
Lulu Amin F1042191020

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

A. PERSAMAAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK


1. Tentukanlah himpunan penyelesaian (HP) dari sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) 2x
– y = 2 dan x + 2y = 6 dengan metode grafik!

Penyelesaian :

Langkah pertama untuk mencari himpunan penyelesaian (HP) adalah dengan mencari titik-titik
potong garis dengan sumbu X dan sumbu Y, kemudian menghubungkan titik potong sumbu X
dengan titik potong sumbu Y dengan sebuah garis.
=> Garis 2x−y=2 :
Titik potong sumbu X → y=0 y=0.
2x −y =2
2x −0 =2
2x = 2
x =1
Dengan demikian titik potong sumbu X adalah (1,0)
Titik potong sumbu Y → x=0.
2x – y =2
2.0 – y =2
0 – y =2
−y =2
y =−2
Dengan demikian titik potong sumbu Y adalah (0,−2)
Hubungkan titik (1,0) dan titik (0,−2), seperti gambar di bawah!

=> Garis x + 2y =6:


Titik potong sumbu X → y=0
x +2y =6
x +2.0 =6
x=6
Dengan demikian titik potong sumbu X adalah (6,0).
Titik potong sumbu Y → x = 0
x + 2y = 6
0 + 2y = 6
2y = 6
y=3
Dengan demikian titik potong sumbu Y adalah (0,3).
Hubungkan titik (6,0) dan titik (0, 3) seperti gambar di bawah!
Perhatikan gambar!

Kedua garis pada gambar diatas berpotongan pada titik (2,2). Artinya, himpunan penyelesaian
(HP) dari sistem persaamaan linear dua variabel tersebut adalah {(2,2)}.

2. Sebuah pesawat yang mengangkut penumpang mempunyai tempat duduk berjumlah 48 kursi,
setiap penumpang kelas utama boleh membawa muatan bagasi seberat 60 kg, sedangkan
penumpang kelas ekonomi hanya boleh membawa muatan bagasi seberat 20 kg. Pesawat hanya
boleh membawa muatan bagasi seberat 1440 kg. Harga tiket kelas utama Rp 150.000 dan kelas
ekonomi Rp 100.000. Supaya pendapatan dan penjualan tiket pada saat pesawat penuh mencapai
maksimum, maka jumlah tempat duduk kelas utama berjumlaH
Misalkan:
 Kelas Utama = x
 Kelas Ekonomi = y

Penyelesaian :

Karena tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum dari penjualan
tiket pesawat, maka fungsi tujuan menjadi;
Fungsi Tujuan:
Memaksimumkan: Z=Rp150.000 x + Rp100.000 y
Namun, untuk meraih keuntungan tersebut pesawat mengalami kendala yaitu keterbatasan
kapasitas jumlah kursi penumpang dan bagasi yang akan diangkut. Maka fungsi kendala menjadi;
Fungsi Kendala:

Kapasitas: x + y ≤ 48→{ Apabila x bernilai0 ,maka ( 0,48 ) , Ujititik


Apabila y bernilai 0 , maka ( 48,0 )
Bagasi: 60 x+ 20 y ≤ 1440

{
¿ 3 x+ y ≤ 72→
Apabila x bernilai0 , maka ( 0,72 )
Apabila y bernilai 0 , maka ( 24,0 )
, Ujititik

Menentukan titik potong kedua garis


3 x + y =72
x + y=48
−¿
2 x =24
x=12
Substitusikan x ke dalam Persamaan I:
x + y=48
12+ y=48
y=36
Sehingga grafik yang terbentuk

Subsitusikan semua titik pojok ke fungsi tujuan


A ( 24,0 ) → z=150.000 ∙ 24+100.000 ∙ 0=3.600 .000
B (12,36 ) → z=150.000 ∙12+100.000 ∙36=5.400 .000
A ( 0,48 ) → z=150.000 ∙ 0+100.000 ∙ 48=4.800 .000
Sehingga pendapatan maksimumnya adalah Rp. 5.400.000 saat penjualan kelas utama
sebanyak 12 tiket dan kelas ekonomi sebanyak 36 tiket. Jadi, jumlah penumpang kelas utama
sebanyak 12 orang.
3. Tentukan penyeselesaian dari SPLDV:
2x + y = 6
2x + 4y = 12

Penyelesaian:

Langkah 1: gambarkan grafik untuk persamaan pertama.


Gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel berikut.

Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + y = 6
⇔ 2(0) + y = 6
⇔ y = 6
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 6
⇔2x + 0 = 6
⇔2x = 6
⇔x = 3
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.

Ini berarti, titik yang diperoleh adalah A (0, 6) dan B (3, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan sebuah garis
lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah ini.

Langkah 2: gambarkan grafik untuk persamaan kedua.


unakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel berikut.

Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 0 + 4y = 12
⇔ 4y = 12
⇔ y = 3
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 2x + 4.0 = 12
⇔ 2x = 12
⇔ x = 6
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.

Ini berarti, titik yang diperoleh adalah C (0, 3) dan D (6, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan sebuah garis
lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah ini.

Langkah 3: Tentukan perpotongan dua grafik (garis) yang merupakan penyelesaian dari
SPLDV.

Perhatikan gambar berikut.


Berdasarkan gambar di atas, titik potong kedua grafik adalah pada koordinat (2,2).
Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah (2, 2).

4. Panitia karyawisata suatu sekolah ingin menyewa 2 jenis bus selama 3 hari. Bus jenis A dapat
menampung 30 orang dengan harga Rp3.000.000,00. Bus jenis B dapat menampung 40 orang
dengan harga Rp4.500.000,00. Karyawisata tersebut diikuti oleh 240 orang. Jika bus yang
dibutuhkan paling banyak 7 unit, maka jenis bus yang harus disewa agar kontes seminimum
mungkin adalah

Penyelesian:
Misalkan x dan y berturut-turut menyatakan banyaknya bus jenis A dan bus jenis B yang disewa.
Fungsi objekti:
f(x,y) = 3.000.000x + 4.500.000y
x y Batas 30 x+ 40 y ≥ 240 →3 x +4 y ≥ 24
Kapasitas 30 40 ≥ 240
Banyak 1 1 ≤7
Bus x+ y≤7

x≥0
y ≥0
Dari gambar, diketahui ada tiga titik pojok yaitu titik A,B, dan C. Titik B merupakan titik potong
kedua garis dan koordinatnya dapat dicari dengan menggunakan metode penyelesaian SPLDV.
3 x +4 y =24

| |
3 x+ 4 y =24 × 1 3 x+3 y =21
x + y =7 × 3 y=3
−¿

 Substitusi y = 3
x + y=7
x +3=7
x=4
Jadi, koordinat titik B adalah (4,3).
Titk pojok f(x,y) = 3.000.000x + 4.500.000y
A(0,6) 27.000.000
B(4,3) 25.000.000
C(0,7) 31.000.000

Pengeluaran minimal tercapai dititiki pojok B (4,3). Artinya, kontes akan minimal bila jenis bus yang
disewa adalah 4 unit jenis bus A dan 3 unit jenis B.

B. METODE SIMPLEKS
1. Selesaikan masalah program linier berikut dengan menggunakan metode simples
Maksimum z=4 x 1+ x 2
Dengan kendala
−x 1+ 2 x 2 ≤ 4 ( 1 )
2 x1 +3 x 2 ≤ 12 ( 2 )
x 1−x 2 ≤ 3(3)
Dan
x1 , x2 ≥ 0

Penyelesaian :

Langkah awal adalah tanda pertidaksamaan pada kendala di atas akan diubah menjadi persamaan
dengan menambahkan slack variabel sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
−x 1+ 2 x 2 + x 3=4
2 x1 +3 x 2+ x 4=12
x 1−x 2+ x 5 =3
Atau dengan notasi matriks dapat ditulis

()
x1

( ) ()
−1 2 1 0 0 x 2 4
2 3 0 1 0 x 3 = 12
1 −1 0 0 1 x 4 3
x5
Jadi ini adalah penyelesaian awal yang feasible dengan basis x 3 , x 4 , dan x 5 serta fungsi tujuannya
adalah
z=−4 x 1−x 2+ 0 x 3 +0 x 4 +0 x 5=0
Tabel 1
Basis X1 X2 X3 X4 X5 RHS Rasio
X3 - 2 1 0 0 4 ---
1
X4 2 3 0 1 0 12 6
X5 1 - 0 0 1 3 3
1
Z - - 0 0 0 0
4 1

Tabel 2
Basis X1 X2 X3 X4 X5 RHS Rasio
X3 0 1 1 0 1 7 7
X4 0 5 0 1 - 6 6/5
2
X1 1 - 0 0 1 3 ---
1
Z 0 - 0 0 4 12
5
Tabel 3
Basis X1 X2 X3 X4 X5 RHS
X3 0 0 1 - 7/ 29/5
1/5 5
X2 0 1 0 1/5 - 6/5
2/
5
X1 1 0 0 1/5 3/ 21/5
5
Z 0 0 0 1 2 18

Karena semua nilai pada baris Z adalah non negative, ini berarti bahwa solusi optimal dari
masalah linier di atas telah diperoleh dengan kesimpulan sebagai berikut:
x 4 =x5 =0
21 6 29
x 1= , x2 = , x3 = dan
5 5 5
z max =18
Jadi metode simpleks, yang telah dijelaskan di atas, membutuhkan sistem Ax = b dalam bentuk
kanonik, yaitu bahwa kita membutuhkan untuk berada pada sebuah titik ekstrim sebelum kita
menggunakan simpleks.

2. PT. Wadior akan membuat kain sutra dan kain wol, yang terbuat dari benang sutra 3 kg untuk
pembuatan kain sutra dan benang sutra 4 kg dan benang wol 1 kg untuk pembuatan kain wol.
Masing-masing membutuhkan masa kerja 2 jam untuk kain sutra dan kain wol. Benang sutra
kurang dari 120 kg, benang wol kurang dari 20 kg dan masa kerja kurang dari 40 jam. Berapakah
yang harus diproduksi PT. Wadior untuk mendapatkan laba maksimal dengan fungsi tujuan
( Z=30 x1 + 40 x 2 ) ?

Produk Benang Benang Masa Laba


sutra Wol (Kg) Kerja (Keuntungan)
(Kg) (Jam)
Kain sutra 3 - 2 30
Kain wol 4 1 2 40
120 20 40

 Fungsi Tujuan:
Z=30 x1 + 40 x 2
 Fungsi Kendala:
 Benang sutra :3 x 1+ 4 x 2 ≤ 120
 Benang wol : x 2 ≤ 20
 Masa kerja :2 x1 +2 x 2 ≤ 40
 Batasan non Negatif:
X 1 , X 2 , S 1 , S 2 , S3 ≥ 0
Penyelesaian :

1. Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala


 Fungsi Tujuan:
Z=30 x1 + 40 x 2 →max Z−¿ 30 x 1−40 x 2=0 ¿
 Fungsi Kendala:
 Benang sutra :3 x 1+ 4 x 2 ≤ 120 →3 x 1+ 4 x 2 +S 1 ≤ 120
 Benang wol : x 2 ≤ 20 → x 2 +S 2 ≤ 20
 Masa kerja :2 x1 +2 x 2 ≤ 40 → 2 x 1+ 2 x 2 +S 3 ≤ 40

2. Menyusun persamaan kedalam table


NB X1 X2 S1 S2 S3 Nilai Indeks
kanan
Z -30 -40 0 0 0 0
S1 3 4 1 0 0 120
S2 0 1 0 1 0 20
S3 2 2 0 0 1 40

3. Menentukan kolom kunci


Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai baris Z yang bernilai negative
dengan angka terbesar.
NB X1 X2 S1 S2 S3 Nilai Indeks
kanan
Z -30 -40 0 0 0 0
S1 3 4 1 0 0 120
S2 0 1 0 1 0 20
S3 2 2 0 0 1 40

4. Menentukan baris kunci


Baris kunci adalah nilai indeks terkecil.
Nilai kanan(NK )
Indeks=
Nilai kolom kunci
NB X1 X2 S1 S2 S3 Nilai Indeks
kanan
Z -30 -40 0 0 0 0 -
S1 3 4 1 0 0 120 30
S2 0 1 0 1 0 20 20
S3 2 2 0 0 1 40 20

5. Menentukan nilai baris kunci baru


Baris kunci baru = baris kunci / angka kunci
Sehingga tabel menjadi sebagai berikut:
NB X1 X2 S1 S2 S3 Nilai Indeks
kanan
Z
S1
S2
X2 1 1 0 0 1/2 20

6. Mengubah nilai-nilai selain baris kunci


Baris baru = baris lama – (nilai kolom kunci * nilai baris kunci baru)

7. Masukkan nilai baris baru


NB X1 X2 S1 S2 S3 Nilai Indeks
kanan
Z 10 0 0 0 20 800
S1 -1 0 1 0 -2 40
S2 -1 0 0 1 -1/2 0
X2 1 1 0 0 1/2 20

Diperoleh hasil: X 2 =20 ; Zmax=800

*Catatan:
 Baris kunci & Kolom kunci berwarna “merah”
 Angka kunci berwarna “hijau bold”
 Baris kunci baru “bold”
 Jika nilai Z masih ada yang berwarna negatif, maka cari sampai positif

3. Untuk 1 tas sekolah perusahaan membutuhkan 2 meter kain, 4 meter benang, dan 1 meter
risleting. Untuk 1 tas ransel perusahaan membutuhkan 4 meter kain, 7 meter benang dan 1,3
meter risleting. Untuk membuat tas travel bag membutuhkan 5,5 meter kain, 10 meter benang,
dan 2 meter risleting. Berapa unit sebaiknya perusahaan memproduksi untuk memperoleh
keuntungan maksimum?

Penyelesaian :
Diketahui:
Variabel keputusan:
X : Tas Sekolah
Y : Tas Ransel
Z :  Travel Bag

Fungsi Tujuan
Profit = TR – TC = Harga Jual – Total Biaya Bahan Baku
Profit X  -> Rp 65.000,00 – Rp. 20.000,00 = Rp. 45.000,00
Profit Y -> Rp. 100.000,00 – Rp. 55.000,00 = Rp. 45.000,00
Profit Z -> Rp 150.000,00 – Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00 

Fungsi Kendala
Kain : 2X +4Y + 5,5Z < 10.000
Benang: 4X + 7Y + 10Z < 5.000 
Risleting: 1X + 1,5Y + 2Z < 6.000

Menentukan Zj
X = 0(2) + 0(4) + 0(1) = 0
Y= 0(4) + 0(7) + 0(1,5) = 0
Z = 0(5,5) + 0(10) + 0(2) = 0
S1= 0(1) + 0(0) + 0(0)= 0
S2= 0(0) + 0 (1) + 0 (0)= 0
S3= 0 (0) + 0(0) + 0(0)= 0
Q= 0 (10.000) + 0(5.000) + 0 (6.000) = 0

Menentukan: Cj – Zj 
X = 45.000 – 0 =  45.000
Y = 45.000 – 0 = 45.000
Z = 50.000 – 0 = 50.000
S1 = 0 – 0 = 0
S2 = 0 – 0 = 0
S3 = 0 – 0 = 0

Catatan : 
Oleh karena ini adalah problem maksimalisasi, maka selama hasil Cj – Zj masih ada yang bernilai
positif, maka problem maksimalisasi belum selesai
Pilih kolom yang memiliki hasil terbesar dari hasil perhitungan Cj –Zj, yaitu kolom Z. Selain itu,
kita cari nilai R dengan membagi angka di kolom Q dengan kolom Z
Pilih angka R yang paling kecil, yaitu 500
Angka paksi = 10 (karena terasir 2 kali)
Angka paksi didapatkan dari perpotongan antara garis lurus dari angka yang memiliki nilai
terkecil atau terendah pada kolom R dan menarik garis lurus dari angka yang memiliki nilai
terbesar pada baris Cj – Zj
45.000 45.000 50.000
CJ Baris X Y Z S1 S2 S3 Q R

0 S1 2 4 5,5 1 0 0 10.000 10.000/5,5


0 S2 4 7 10 0 1 0 5.000 500
0 S3 1 1,5 2 0 0 1 6.000 3.000
ZJ 0 0 0 0 0 0 0
CJ- 45.000 45.000 50.000 0 0 0 0
ZJ

4. Fungsi tujuan:
Maksimalkan Z = 6x1+ 10x2
Fungsi Kendala:
4X1 ≤ 16
6X2 ≤ 30
12X1+ 10X2 ≤ 60

Langkah 1
Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala (lihat ketentuan metode simplex).
Fungsi tujuan Z = 6x1+ 10x2 ====== Z - 6x1 - 10x2 = 0
Fungsi Kendala:
4X1 ≤ 16 === 4 X1 + S1 = 16
6X2 ≤ 30 === + 6X2 + S2 = 30
12X1+ 10X2≤ 60 === 12X1 + 10X2 +S3 = 60

Langkah 2
persamaan – persamaan kedalam tabel simplex
Menyusun Tabel
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 -10 0 0 0 0
S1 0 4 0 1 0 0 16
S2 0 0 6 0 1 0 30
S3 0 12 10 0 0 1 60
Langkah 3
menentukan kolom kunci yaitu kolom yang mempunyai angka yang bernilai
negatif (−) pada angka terbesar pada baris Z (fungsi tujuan) seperti tabel di
bawah ini:
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 -10 0 0 0 0
S1 0 4 0 1 0 0 16
S2 0 0 6 0 1 0 30
S3 0 12 10 0 0 1 60

Langkah 4
Memilih baris kunci (yaitu baris yang mempunyai nilai index terkecil). Perhitungan
index adalah sbb.: Indeks = angka pada masing- masing baris NK dibagi angka pada
kolom kunci dari masing- masing baris
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 -10 0 0 0 0
S1 0 4 0 1 0 0 16
X2 0 0 6 0 1 0 30 5
S3 0 12 10 0 0 1 60 6

Langkah 5
Menentukan nilai-nilai baris kunci ( dengan angka kunci). Baris kunci semula adalah
S2 berobah menjadi X2. Angka kunci merupakan nilai yang posisinya berada pada
perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci pada kausu ini adalah nilai
6 ,seperti tbel dibawah ini
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 -10 0 0 0 0
S1 0 4 0 1 0 0 16
S2 0 0 6 0 1 0 30 5
S3 0 12 10 0 0 1 60 6

Langkah 6
Menentukan nilai baris baru kunci yaitu semua baris kunci dibagi angka kunci
hasilnya seperti tabel berikut
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 -10 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 16 --
X2. 0 0 -1 0 1/6 0 5 5
S3 0 12 10 0 0 1 60 6

Langkah 7
Membuat baris baru dari masing masing baris lainnya (selain baris kunci) dengan
mengubah nilai-nilai baris, sehingga nila dengan langkah perhitungan sbb.:
NBBK = Nilai baris baru kunci
Baris baru = baris lama – (KAKK x NBBK) Menghitung nilai pada baris Z, S1 dan
S3 Baris Z
Var Z X1 X2 S1 S2 S3 N Inde
dsr K x
Z 1 -6 0 0 5/ 0 50
3
S1 0 4 0 1 0 0 16
X2 0 0 1 0 1/ 0 5
3
S3 0 6 0 0 - 1 10
5/3

Langkah 8
Melakukn perbaikan – perbaikan lagi (seperti langkah3 -6) karena nilai
negatif masih ada.yaitu dengan menentukan baris kunci dan kolom kunci
terlebih dahulu. Hasil dengan pengerjaan yang sama dengan langkah 3 dan
langkah 4
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 0 0 5/3 0 50
S1 0 4 0 1 0 0 16 4
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 ÷÷
S2 0 6 0 0 -5/3 1 10 5/6

Langkah 9
Menentukan nilai baris baru kunci yaitu dengan cara semua baris kunci
dibagi angka kunci hasilnya seperti tabel berikut
Var dsr Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Index
Z 1 -6 0 0 5/3 0 50
S1 0 4 0 1 0 0 16 4
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 ÷÷
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 10/6 5/6

Membuat baris baru dengan cara nilai nilai baris yang lama dikurangi nilai-nilai pada
baris kunci baru dimana sebelumnya telah dikalikan dengan koefisien kolom kunci pada
baris awal tersebut. Seperti langkah 7 sebelumnya Menghitung nilai pada baris Z, S1
dan X2
Langkah 11.
Menyusun nilai yang sudah ditentukan pada tebel berikut
Var dsr Z X1 X2 S1 X2 X3 NK Index
Z 11 0 0 0 0 1 60
S1 0 0 0 1 20/18 -2/39 1/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 51
X1 0 1 0 0 -5/8 1/6 10/6

Karena pada baris Z sudah tidak ada bernilai negative maka


didapatkesimpulan yaitu: keuntungan maksimum :Zmax=60 dengan jumlah
X1=10/6 dan X2=5

C. TRANSPORTASI DAN MODEL TRANSPORTASI

1. Tabel Transportasi sebagai berikut:


Tentukan total biaya transportasi dengan penentuan awal (solusi awal) menggunakan:

1. Metode Sudut Barat Laut (North West Corner Rule)


2. Metode Biaya Terendah (Least Cost Rule)
3. Metode Aproksimasi Vogel (Vogel Approximation Method – VAM)

Penyelesaian :

1. Metode Sudut Barat Laut (North West Corner Rule)

Biaya Transportasi :56(8) + 46(24) + 36(15) + 36(9) + 41(24)

= 448 + 1104 + 504 + 324 + 984= 3400

2. Metode Biaya Terendah (Least Cost Rule)


Biaya Transportasi : 56(4) + 41(24) + 41(16) + 61(16) + 16(9)

= 224 + 984 + 656 + 976 + 144 = 2984

3. Metode Aproksimasi Vogel (Vogel Approximation Method – VAM)

Biaya Transportasi : 56(8) + 41(7) + 10(24) + 72(15) + 77(16)

= 448 + 287 + 240 + 1080 + 1232 = 2959


2. Perusahaan ABC memproduksi suatu produk yang akan mengirimkan hasil produksinya
kepada 3 konsumen. Dimana perusahaan tersebut memiliki 3 buah pabrik yang bertempat
di pabrik A, pabrik B, pabrik C dengan tujuan kebutuhan konsumen adalah Cilegon,
Serang, Pandeglang. Berikut ini merupakan masing – masing kapasitas pabrik secara
berurutan sebesar 90, 60, dan 50. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
sebesar 50, 110, dan 40 secara berurutan. Hitunglah dan analisa biaya transportasi terbaik
yang bisa kalian lakukan menggunakan teknik transportasi (NWC/LC/VAM)
Adapun ongkos untuk setiap perpindahan dari pabrik menuju lokasi konsumen adalah
sebagai berikut :
Pabrik A – Cilegon 20, Pabrik B – Cilegon 15, Pabrik C – Cilegon 25
Pabrik A – Serang 5, Pabrik B – Serang 20, Pabrik C – Serang 10
Pabrik A – Pandeglang 8, Pabrik B – Pandeglang 10, Pabrik C – Pandeglang 19

Diketahui :

PABRIK KAPASITAS KONSUMEN


PABRIK KEBUTUHAN
A 90 Cilegon
B 60 Serang
C 50 Pandeglang

Dengan Ongkos :
Pabrik A – Cilegon 20, Pabrik B – Cilegon 15, Pabrik C – Cilegon 25
Pabrik A – Serang 5, Pabrik B – Serang 20, Pabrik C – Serang 10
Pabrik A – Pandeglang 8, Pabrik B – Pandeglang 10, Pabrik C – Pandeglang 19

Penyelesaian :

1) METODE NWC (North West Corner)


Cilegon Serang Pandeglang Supply
Pabrik 50 20 40 5 8 90
A
Pabrik B 15 60 20 10 60
Pabrik C 25 10 10 40 19 50
Demind 50 110 40 200

Jadi Zmax = (50 x 20) + (40 x 5) + (60 x 20) + (10 x 10) + (40 x 19) = 3.260

2) METODE LC (Least Cost Method)


Cilegon Serang Pandeglang Supply
Pabrik 20 90 5 8 90
A
Pabrik B 20 15 20 40 10 60
Pabrik C 30 25 20 10 19 50
Demind 50 110 40 200

Jadi Zmax = (90 x 5) + (20 x 15) + (40 x 0) + (30 x 25) + (20 x 10) = 2.100

3) METODE VAM (Vogel Approxmation Metode)


Cilegon Serang Pandeglang Supply
Pabrik A 20 60 5 30 8 90
Pabrik B 50 15 20 10 10 60
Pabrik C 25 50 10 19 50
Demind 50 110 40 200

Jadi Zmax = (60 x 5) + (30 x 8) + (50 x 15) + (10 x 10) + (50 x 10) = 1.890

3. Sebuah perusahaan mempunyai 3 pabrik yang membuat produk yang sama, serta 5 agen
yang akan menerima produk tersebut. Biaya produksi berbeda untuk tiap pabrik, dan
harga jual ke tiap agen juga berbeda-beda. Carilah pengaturan produksi dan distribusi
yang paling menguntungkan bagi perusahaan tersebut, jika diketahui data dalam tabel
berikut.

Penyelesaian:
Untuk menentukan biaya distribusi yang paling menguntungkan, haruslah dihitung
keuntungan yang dihasilkan dari pengiriman produk
Keuntungan = harga jual – biaya produksi – biaya transportasi
Sebagai contoh, pengiriman 1 unit barang dari pabrik-1 ke agen-1 akan memberikan
keuntungan sebesar = 30 – 20 – 3 = 7. Dari pabrik-2 ke agen-1 menghasilkan keuntungan
sebesar = 30 – 22 – 9 = -1 (rugi). Selanjutnya:
Pabrik-1 ke agen-2 akan memberikan keuntungan sebesar = 32 – 20 – 1 = 11
Pabrik-1 ke agen-3 akan memberikan keuntungan sebesar = 31 – 20 – 5 = 6
Pabrik-1 ke agen-4 akan memberikan keuntungan sebesar = 34 – 20 – 7 = 7
Pabrik-1 ke agen-5 akan memberikan keuntungan sebesar = 29 – 20 – 4 = 5
Pabrik-2 ke agen-2 akan memberikan keuntungan sebesar = 32 – 22 – 7 = 3
Pabrik-2 ke agen-3 akan memberikan keuntungan sebesar = 31 – 22 – 8 = 1
Pabrik-2 ke agen-4 akan memberikan keuntungan sebesar = 34 – 22 – 3 = 9
Pabrik-2 ke agen-5 akan memberikan keuntungan sebesar = 29 – 22 – 6 = 1
Pabrik-3 ke agen-1 akan memberikan keuntungan sebesar = 30 – 18 – 4 = 8
Pabrik-3 ke agen-2 akan memberikan keuntungan sebesar = 32 – 18 – 5 = 9
Pabrik-3 ke agen-3 akan memberikan keuntungan sebesar = 31 – 18 – 3 = 10
Pabrik-3 ke agen-4 akan memberikan keuntungan sebesar = 34 – 18 – 2 = 14
Pabrik-3 ke agen-5 akan memberikan keuntungan sebesar = 19 – 18 – 7 = 4
Tabel 1.1 menunjukkan keuntungan yang diperoleh dengan mengirimkan barang dari
pabrik ke agen. Tampak bahwa tabel berjumlah seimbang karena jumlah persediaan
adalah 80 + 100 + 75 + 45 + 125 = 425 unit sedangkan jumlah persediaan sebesar 150 +
200 + 125 = 475 unit. Untuk itu perlu ditambahkan agen semu yang membutuhkan
barang sebesar 50 unit. Besarnya keuntungan pengiriman barang ke agen semu adalah 0.

Tabel tersebut harus dimaksimumkan. Untuk itu Tabel 1.1 terlebih dahulu dijadikan
tabel kerugian (yang harus diminimumkan) dengan mengambil negatif dan keuntungan.
Hasil pengisian penyelesaian fisibel awal dengan metode biaya terendah menghasilkan
Tabel 1.2
Selanjutnya dilakukan pengujian optimalitas.
 Pengujian Optimalitas
 Perubahan Alokasi Pertama
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus :
Ri + Kj = cij
Nilai baris 1 = R1 = 0
Maka,
R1 + K1 = c11 ; 0 + K1 = - 7 ; K1 = - 7
R1 + K2 = c12 ; 0 + K2 = - 11 ; K2 = - 11
R2 + K1 = c21 ; R2 + (- 7) = 1 ; R2 = 8
R2 + K5 = c25 ; 8 + K5 = - 1 ; K5 = - 9
R2 + K6 = c26 ; 8 + K6 = - 0 ; K6 = - 8
R3 + K1 = c31 ; R3 + (- 7) = - 8 ; R3 = - 1
R3 + K3 = c33 ; (- 1) + K3 = - 10 ; K3 = - 9
R3 + K4 = c34 ; (- 1) + K4 = - 14 ; K3 = - 13
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus: Index
perbaikan = cij - Ri – Kj

d) Memilih titik tolak perubahan Sel yang merupakan titik tolak perubahan
adalah sel 2 – 4.
Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan,
seperti terlihat pada Tabel 1.3 :

e) Memperbaiki alokasi. Sel x24 harus diisi dengan kuantitas sebesar 25 unit
sesuai dengan loop x24 – x34 – x31 – x21 – x24.

 Perubahan Alokasi Kedua


a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus :
Ri + Kj = cij
Nilai baris 1 = R1 = 0
Maka,
R1 + K1 = c11 ; 0 + K1 = - 7 ; K1 = - 7
R1 + K2 = c12 ; 0 + K2 = - 11 ; K2 = - 11
R3 + K1 = c31 ; R3 + (-7) = - 8 ; R3 = - 1
R3 + K3 = c33 ; (-1) + K3 = 1 ; K3 = - 9
R3 + K4 = c34 ; (-1) + K4 = - 14 ; K4 = - 13
R2 + K4 = c24 ; R2 + (-13) = - 9 ; R2 = 4
R2 + K5 = c25 ; 4 + K5 = - 1 ; K5 = - 5
R2 + K6 = c26 ; 4 + K6 = - 0 ; K6 = - 4
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Index perbaikan = cij - Ri – Kj

Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang positif,
maka tabel pada perubahan alokasi pertama sudah optimal dengan
keuntungan maksimum = 50(7) + 30(8) + 100(11) + 75(10) + 25(9) +
20(14) + 125(1) = 3070 dan Pabrik-2 memiliki sisa 50 unit barang.

4. Sebuah perusahaan mempunyai 3 buah pabrik yang memproduksi filing Cabinet masing
– masing berlokasi di kota 1, 2, dam 3 dengan kapasitas produksi per tahun masing –
masing pabrik adalah
Pabrik 1 1000 unit, Pabrik 2 1200 unit, dan Pabrik 3 800 unit. Dengan total produksi 300
unit (Qs)
Perusahaan ini mendapat pesanan dari 3 buat instansi/perkantoran yang berlokasi di kota
A, B, dan C dimana masing – masing memerlukan:
Instansi A 1400 unit, instansi B 700 unit, dan instansi C 850 unit. Dengan total
permintaan 2950 unit (Qd)
Dari hasil analisis perusahaan diperoleh data mengenai biaya pengiriman perunit Filing
Cabinet dari masing – masing pabrik ke masing – masing instansi sebagai berikut:
Pabrik A B C
I 155 150 147
II 142 148 152
III 142 141 134

Penyelesaian :
1) Metode awal

Periksa apakah ∑ Qs=∑ Qd ? (Qs=3000 ; Qd=2950)


Ternyata ∑ Qs ≠ ∑ Qd , sehingga perlu penambahan dummy

1) North West Corner (NWC)


Prosedur penggunaan NWC
a. Tampilkan persoalan kedalam matriks
b. Periksa apakah ∑ Qs=∑ Qd ?
c. Selalu memulai pengisian yang pertama kali pada jalur yang berada pada pojok
kiri atas. Pengisian atau pengalokasian barang pada jalur ini harus berpedoman
pada kapasitas yang ada dan jumlah permintaan yang harus dipenuhi.
d. Lakukan gerakan zig – zag dari pojok kiri atas ke arah kanan bawah, sampai
semua barang yang diproduksi habis terdistribusi dan memenuhi semua
permintaan yang ada
e. Hitung total biaya yang diperoleh

Z = 1000(155) + 400(142) + 700(148) + 100(152) + 50(0) = 431.110


2) Least Cost (LC)
Prosedur penggunaan LC
a. Tampilkan persoalan kedalam matriks
b. Periksa apakah ∑ Qs=∑ Qd ?
c. Prioritaskan pengisian jalur – jalur yang mempunyai biaya paling murah
d. Hitung total biaya yang diperoleh

Z = 200(155) + 700(150) + 50(147) + 50(0) + 1200(142) + 800(134) = 420.950

3) Vogel Approximation Method (VAM)


Prosedur VAM
a. Tampilkan persoalan kedalam matriks
b. Periksa apakah ∑ Qs=∑ Qd ?
c. Hitung selisih dari 2 biaya paling kecil dan terkecil setelah biaya tersebut
diantara beberapa biaya yang ada baik sebaris atau sekolom
d. Pilih selisih terbesar dari langkah (c) lalu pilih kotak yang bernilai ongkos
terkecil yang sejajar dengan nilai selisih terbesar yang dipilih.
e. Hitung total biaya yang diperoleh

Z = 200(155) + 700(150) + 50(147) + 50(0) + 1200(142) + 800(134) = 420.950

D. MASALAH PENUGASAN
1. Seorang manager pemasaran ingin menempatkan empat orang salesmannya di empat
daerah pemasaran produknya. Penempatan salesman tersebut didasarkan pada perolehan
nilai keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh oleh setiap salesman di setiap daerah
pemasaran berdasarkan prestasi kerja mereka saat ini dan pengenalan terhadap masing-
masing daerah pemasaran tersebut. Bila data perolehan keuntungan dari setiap salesman
di setiap daerah pemasaran seperti yang tersaji pada Tabel 1, tentukan penugasan
salesman yang harus dibuat oleh sang manager agar keuntungan yang diperoleh
maksimal.
Tabel 1 : Data

Lokasi/

Salesman Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4


Sal. 1
1000 900 1100 900
Sal. 2
1100 1000 950 950
Sal. 3
1050 950 900 1050
Sal. 4
1150 1000 950 1000

Penyelesaian :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penugasan salesman di atas adalah diperolehnya
keuntungan yang maksimal, sehingga masalah ini tergolong dalam masalah maksimisasi.

Langkah pertama untuk menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan Metoda


Hungarian adalah menentukan nilai terbesar dari setiap baris dengan hasil sebagai
berikut;

    Baris I  :1100

    Baris II:1100

    Baris III:1050

    Baris IV:1150

Hal ini berarti bahwa nilai-nilai keuntungan pada baris I dikurangkan dari 1100, baris II
dikurngkan dari 1100, baris III dikurangkan 1050 dan baris IV dikurngkan dari 1150.
Hasil perhitungan langkah pertama ini dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 : Hasil Perbaikan Pertama

Lokasi/

Salesma
n Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4
Sal. 1
100 200 0 200
Sal. 2
0 100 150 150
Sal. 3
0 100 150 0
Sal. 4
0 150 200 150
Selanjutnya diperiksa apakah setiap kolom telah mempunyai nilai nol. Ternyata pada
Tabel 2 terlihat bahwa kolom II belum mempunyai nilai nol, sehingga perlu ditentukan
nilai tentukan nilai terkecil dari kolom tersebut, yaitu 100. Setiap nilai pada kolom II
dikurangkan dengan 100, sehingga diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 : Tabel Akhir (Optimum)

Lokasi/

Salesma
n Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4
Sal. 1
100 100 0 200
Sal. 2
0 0 150 150
Sal. 3
0 0 150 0
Sal. 4
0 50 200 150
Sekarang lihat apakah ada empat nilai nol pada Tabel 3 dimana keempat-empatnya
berada pada baris dan kolom yang berbeda. Ternyata ada, sehingga Tabel 3 dapat
dinyatakan sebagai tabel optimal.

Sebagai langkah terakhir aadalah penentuan penugasan salesman ke daerah pemasaran


berdasarkan pada nilai-nilai nol tadi. Dimulai dengan jumlah nilai nol satu, yaitu baris I
dan IV, yang berarti salesman 1 ditempatkan di daerah pemasaran 3, salesman 4
ditempatkan di daerah pemasaran 1. Untuk baris II terdapat dua nilai nol, tetapi karena
daerah pemasran 1 telah diberikan kepada salesman 4, maka salesman 2 ditempatkan di
daerah pemasaran 2, dan yang terakhir salesman 3 ditempatkan di daerah pemasaran 4.

Berdasarkan penugasan yang dibuat di atas maka nilai keuntungan yang akan diperoleh
adalah sebesar 1100 + 1000 + 1050 + 1150 = 4300

2. Diketahui masalah penugasan produksi kue perusahaan Sicoco, yang mana dibantu oleh
4 karyawan diantaranya Paijo, Paijah, Wanto dan Wanti, yang akan diberdayakan di
bagian Adonan, Memasak, Memotong/Membentuk dan Mengemas, dengan rincian upah
per hari Rp. 1000,- sebagai berikut

Karyawan Pekerjaan
Adonan Memasak Memotong Mengemas
Paijo 65 50 60 70
Paijan 55 45 60 55
Wanto 50 60 75 70
Wanti 40 55 65 60

Tentukan pengalokasian optimal pekerjaan ke karyawan, agar diperoleh biaya upah


paling murah. Selesaikan masalah penugasan di atas menggunakan metode penugasan!
Penyelesaian :

Meminimalkan
Langkah 1
Mencari biaya terkecil untuk setiap baris, kemudian menggunakannya untuk mengurangi
semua biaya yang ada pada baris yang sama. Dengan langkah ini, maka diperoleh hasil:

Karyawa Pekerjaan
n
Adona Memasa Memoton Mengema
n k g s
Paijo 15 0 10 20
Paijan 10 0 15 10
Wanto 0 10 25 20
Wanti 0 15 25 20

Langkah 2
Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai nol. Dan ternyata kolom 4 dan
5 belum memiliki nilai nol. Dengan demikian perlu dicari lagi nilai terkecil pada kolom
tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk mengurangi semua nilai yang ada pada
kolom tersebut (kolom yang sama). Dengan langkah ini, maka diperoleh hasil :

Karyawa Pekerjaan
n
Adona Memasa Memoton Mengema
n k g s
Paijo 15 0 0 10
Paijan 10 0 5 0
Wanto 0 10 15 10
Wanti 0 15 15 10

Langkah 3
Memastikan atau mengecek lagi tabel penugasan, apakah sudah memiliki nilai nol yang
sesuai dengan jumlah sumber daya, yang juga tercermin dengan jumlah barisnya.
Misal, jika yang ditugaskan adalah 4 karyawan, maka harus ditemukan nilai nol
sebanyak 4 buah yang terletak di baris dan kolom berbeda. Sebaiknya dimulai dari baris
yang hanya memiliki satu nol. Langkah ini mengandung arti bahwa setiap karyawan
hanya dapat memegang satu peran/pekerjaan.

Langkah 4
Karena belum optimal, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang
mengandung minimal dua buah nilai nol, seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ini :

Karyawa Pekerjaan
n
Adona Memasa Memoton Mengema
n k g s
Paijo 15 0 0 10
Paijan 10 0 5 0
Wanto 0 10 15 10
Wanti 0 15 15 10

Langkah 5
Perhatikan nilai – nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai yang paling kecil (dari tabel
di atas adalah nilai 10), kemudian nilai 10 tersebut dipergunakan untuk mengurangi nilai
– nilai lain yang belum terkena garis, dan gunakan untuk menambah nilai – nilai yang
terkena garis ganda. Dengan langkah ini, maka diperoleh hasil :

Karyawa Pekerjaan
n
Adona Memasa Memoton Mengema
n k g s
Paijo 25 0 0 10
Paijan 20 0 5 0
Wanto 0 10 5 0
Wanti 0 15 5 0

Langkah 6
Apakah sudah ditemukan nilai nol sejumlah atau sebanyak sumber daya? Yang juga
tercermin dengan jumlah barisnya (mulai dari baris yang hanya memiliki satu nilai nol).
Dan ternyata tabel penugasan di atas sudah berhasil ditemukan 4 buah nilai nol (sejumlah
karyawan yang akan ditugaskan), yang berbeda di baris dan kolom berbeda, artinya tabel
penugasan di atas sudah optimal.

Kesimpulan
Paijo, dialokasikan pada tugas memotong = 60
Paijah, dialokasikan pada tugas memasak = 45
Wanto, dialokasikan pada tugas adonan = 50
Wanti, dialokasikan pada tugas mengemas = 60
Total 215
Maka pengalokasian optimal pekerjaan terhadap 4 karyawan tersebut adalah 215 x 1000
= 215.000,-/ hari

3. Sebuah perusahaan kecil mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda untuk


diselesaikan oleh 4 karyawan. Biaya penugasan seorang karyawan untuk
pekerjaan yang berbeda adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda-beda.
Setiap karyawan mempunyai tingkat ketrampilan, pengalaman kerja dan latar
belakang pendidikan serta latihan yang berbeda pula. Sehingga biaya
penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para karyawan yang berlainan juga
berbeda. Tabel biaya sebagai berikut:

pekerjaan I II III IV
karyawan
Raihan Rp 150 Rp 200 Rp 180 Rp 220
Hamdan Rp 140 Rp 160 Rp 210 Rp 170
Hasan Rp 250 Rp 200 Rp 230 Rp 200
Dzakwan Rp 170 Rp 180 Rp 180 Rp 160

Masalahnya adalah bagaimana menugaskan keempat karyawan untuk


menyelesaikan keempat pekerjaan agar total biaya pekerjaan minimum.

Penyelesaian :

1. Menyusun tabel biaya seperti tabel di atas.


2. Melakukan pengurangan baris, dengan cara:
a. memilih biaya terkecil setiap baris
b. kurangkan semua biaya dengan biaya terkecil setiap baris
Sehingga menghasilkan reduced cost matrix /matrik biaya yang telah dikurangi.

pekerjaan I II III IV
karyawan
Raihan (150-150) (200-150) (180-150) (220-150)
=0 =50 = 30 = 70
Hamdan (140-140) (160-140) (210-140) (170-140)
=0 = 20 =70 = 30
Hasan (250-200) (200-200) (230-200) (200-200)
= 50 =0 = 30 =0
Dzakwan (170-160) (180-160) (180-160) (160-160)
= 10 = 20 = 20 =0

3. Melakukan pengurangan kolom


Berdasarkan hasil tabel langkah 2, pilih biaya terkecil setiap kolom untuk
mengurangi seluruh biaya dalam kolom-kolom tersebut. Pada contoh di atas
hanya dilakukan pada kolom III karena semua kolom lainnya telah
mempunyai elemen yang bernilai nol (0). Jika langkah kedua telah
menghasilkan paling sedikit satu nilai nol pada setiap kolom, maka langkah
ketiga dapat dihilangkan. Berikut matrix total opportunity cost, dimana
setiap baris dan kolom terdapat paling sedikit satu nilai nol.
Tabel total opportunity cost matrix
pekerjaan I II III IV
karyawan
Raihan 0 50 (30- 70
20)=10
Hamdan 0 20 (70- 30
20)=50
Hasan 50 0 (30- 0
20)=10
Dzakwan 10 20 (20-20)=0 0

4. Membentuk penugasan optimum


Prosedur praktis untuk melakukan test optimalisasi adalah dengan menarik
sejumlah minimum garis horisontal dan/ atau vertikal untuk meliputi
seluruh elemen bernilai nol dalam total opportunity cost matrix. Jika
jumlah garis sama dengan jumlah baris/ kolom maka penugasan telah
optimal. Jika tidak maka harus direvisi.

pekerjaan I II III IV
karyawan
Raihan 0 50 10 70
Hamdan 0 20 50 30
Hasan 50 0 10 0
Dzakwan 10 20 0 0

5. Melakukan revisi tabel


a. Untuk merevisi total opportunity cost, pilih angka terkecil yang tidak
terliput (dilewati) garis. (pada contoh di atas = 10)
b. Kurangkan angka yang tidak dilewati garis dengan angka terkecil (10)
c. Tambahkan angka yang terdapat pada persilangan garis dengan angka
terkecil (10) yaitu (50) pada Hasan dan (10) pada Dzakwan.
d. Kembali ke langkah 4

A Revised matrix:
pekerjaan I II III IV
karyawan
Raihan 0 40 0 60
Hamdan 0 10 40 20
Hasan 60 0 10 0
Dzakwan 20 20 0 0
Berikut tabel penugasannya

Penugasan Biaya
Raihan - III Rp 180
Hamdan - I Rp 140
Hasan - II Rp 200
Dzakwan - IV Rp 160
Rp 680

4. Perusahaan mempunyai 5 orang karyawan yang akan ditugaskan di 5 kota yaitu A,


B, C, D, dan E.
Perkiraan hasil penjualan yang akan dicapai sebagai berikut:

Kota/karyawan A B C D E

1 10 12 10 8 15

2 14 10 9 15 13

3 9 8 7 8 12

4 13 15 8 16 11

5 10 13 14 11 17

Penyelesaian :
Tujuan yang ingin dicapai adalah alokasi penugasan yang baik dan hasil penjualan
perusahaan dari kelima kota tersebut yan paling optimal
Langkah 1, yaitu menentukan nilai terbesar dari setiap baris, lalu mengurangkan
semua nilai pada setiap baris dari nilai terbesar.
Maksudnya pada baris pertam nilai terbesarnya adalah 15, maka baris tersebut
mengurangkan semua nilai pada setiap baris dari nilai terbesarnya. Misalkan 15-
10=5 (untuk baris pertam dan kolom kedua). Begitu selanjutnya hingga baris kelima.
Kemudian ditarik garis vertical/horizontal pada semua nilai nol seminimal mungkin.
Sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Kota/karyawan A B C D E

1 5 3 5 7 0

2 1 5 6 0 2

3 3 4 5 4 0

4 3 1 8 0 5

5 7 4 3 6 0

Selanjutnya memeriksa apakah setiap kolom telah mempunyai nilai nol. Ternyata
kolom 1, 2, dan 3 belum mempunyai angka nol. Maka dilakukan penentuan nilai
terkecil dari setiap kolom yang belum mempunyai nilai nol, kemudian setiap nilai
pada kolom tersebut dikurangkan dengan nilai terkecilnya. Sehingga hasilnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Kota/karyawan A B C D E

1 4 2 2 7 0

2 0 4 3 0 2

3 2 3 2 4 0

4 2 0 5 0 5

5 6 3 0 6 0

Karena kolom E terisi anggka 0 pada karyawan pertama dan ketiga, maka akan
dilakukan perhitungan lagi dengan mengurangkan dengan angka terkecil pada semua
angga yang tidak tertutup garis

Kota/karyawan A B C D E

1 2 0 0 5 0

2 0 4 3 0 2

3 0 1 0 2 0

4 2 0 5 0 5

5 6 3 0 6 0

Karena semua kolom dan baris sudah terisi nol atau jumlah garis sama degan jumlah
pekerjaan atau karyawan, sehingga dapat kita simpulkan bahwa:
 Karyawan pertama bekerja pada kota E dengan hasil penjualan 15
 Karyawan kedua bekerja pada kota A dengan hasil penjualan 15
 Karyawan ketiga bekerja pada kota D dengan hasil penjualan 9
 Karyawan kempat bekerja pada kota B dengan hasil penjualan 15
 Karyawan kelima bekerja pada kota C dengan hasil penjualan 14
Sehingga total keuntungan yang didapat ialah 68
Pembagian tugas kelompok:
1. Chrystya Yanuarty Nila Fortuna 3 soal
2. Nesya Findyanti 3 soal + makalah + PPT
3. Desty Anisa Maharani Gunawan 3 soal
4. Dedi Sulindra 2 soal
5. Marina 2 soal
6. Lulu Amin 3 soal

Anda mungkin juga menyukai