Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

OLAH RAGA PADA KONDISI KHUSUS II

Disusun Oleh :

Nafri Septian Rosendra


19089158

Dosen Pengampu :

Dr. Pudia M Indika, M.Kes, AIFO-K

JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah ini. Tidak lupa Sholawat beserta Salam tetap saya curahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam terang benderang yakni agama Islam.

Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam


penulisan Makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan Makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat.

Amin ya Rabbal Alamin

Padang, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3 Tujuan Perumusan..................................................................................2

BAB II. TINJUAN PUSTAKA........................................................................3

2.1 Asma.......................................................................................................3

2.1.1 Kegiatan Olahraga Pada Kondisi Asma .......................................4

2.2 Jantung Coroner......................................................................................6

2.2.1 Kegiatan Olahraga Pada Kondisi Jantung Coroner ......................8

2.3 Obesitas ..................................................................................................9

2.3.1 Kegiatan Olahraga Pada Kondisi Obesitas....................................10

2.4 Haji dan Umroh......................................................................................11

2.4.1 Kegiatan Olahraga Pada Saat Haji dan Umroh .............................11

BAB III. PENUTUP..........................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................13

3.1 Saran......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang baik bagi kesehatan tubuh,
membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya untuk bergerak
terutama jika dilakukan secara rutin karena dengan berolahraga tubuh kita
menjadi sehat dan bugar. Menurut Kemdikbud (2017) berolahraga artinya
melakukan gerak badan.
Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan
yang memanfaatkan raga untuk meningkatkan derajat kesehatan sebagai
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan
kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.
Kesehatan olahraga merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan
olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dengan
olahraga atau latihan fisik yang benar akan dicapai tingkat kesegaran jasmani
yang baik dan merupakan modal penting dalam peningkatan Kuantitas sumber
daya manusia.
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya
secara jasmani tetapi juga secara rohani. Aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga
usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari. Dengan berolahraga, metabolisme
tubuh akan optimal dan otak sebagai pusat saraf akan bekerja menjadi lebih baik,
melatih otot-otot sehingga tidak kaku dan peredaran darah juga sirkulasi oksigen
dalam tubuh menjadi lancar. Selain itu olahraga juga merupakan salah satu
komponen utama gaya hidup sehat bersamaan dengan pola makan sehat dan
penghindaran zat lain yang berbahaya bagi kesehatan.
Dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang kesehatan, perlu
adanya tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya kesehatan adalah setiap

1
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.
Olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporosis, bentuk kanker,
obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam olahraga juga dikenal untuk mengurangi
depresi, stres dan kecemasan, meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi,
kualitas tidur, dan kemampuan untuk berkonsentrasi. Secara fisiologis, olahraga
dapat dijadikan wahana pemberdayaan kemampuan fungsi fisiologis seperti
meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan meningkatkan kualitas komponen
kondisi fisik seperti kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan, dan
kekuatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asma dan apa kegiatan Olahraga yang
dilakukan oleh penderita asma?
2. Apakah yang dimaksud dengan Jantung coroner dan apa kegiatan
Olahraga yang dilakukan oleh penderita jantung coroner?
3. Apakah yang dimaksud dengan obesitas dan apa kegiatan olahraga yang
dilakukan oleh penderita diabetes?
4. Jelaskan mengenai haji dan umroh dan kegiatan olahraga apa yang
dilakukan pada saat haji dan umroh?
1.3 Tujuan Rumusan
1. Untuk mengetahui kegiatan olahraga yang baik untuk penderita asma
2. Untuk mengetahui kegiatan olahraga yang baik untuk penderita jantung
coroner
3. Untuk mengetahui kegiatan olahraga yang baik untuk penderita obesitas
4. Untuk mengetahui kegiatan olahraga yang baik bagi orang-orang yang
sedang melaksanakan ibadah haji dan umroh

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asma
Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran pernafasan yang
penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai
negara di seluruh dunia. Asma merupakan penyakit yang sangat dekat dengan
masyarakat dan mempunyai populasi yang terus meningkat. Asma dapat bersifat
ringan yang tidak mengganggu aktivitas dan dapat bersifat menetap yang dapat
mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian yang mengakibatkan produktivitas
menurun akibat mangkir kerja atau sekolah dan dapat menimbulkan disability
(kecacatan), sehingga akan menambah penurunan produktivitas serta menurunkan
kualitas hidup seseorang.
Asma atau bengek adalah suatu penyakit alergi yang bercirikan
peradangan steril kronis yang disertai dengan sesak nafas akut secara berkala,
mudah sengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas), udem dinding bronkhus dan
hipersekresi dahak yang biasanya lebih parah pada malam hari dan meningkatnya
HRB terhadap rangsangan alergis maupun nonalergis. Terdapat factor genetis dan
factor lingkungan yang berperan terhadap timbulnya gejala-gejala tersebut.
Berlainan dengan COPD, obstruksi saluran napas pada asma umumnya bersifat
reversible, serangan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diantara
dua serangan, pasien tidak menunjukkan gejala apapun.
Status asthmaticus adalah serangan asma hebat, bertahan lebih dari 24 jam,
takhikardia dan tak bisa berbicara lancar karena nafas tersengal-sengal.
Asma alergik pada umumnya sudah dimulai sejak kanak-kanak, didahului
gejala alergi lain khususnya eksim, faktor keturunan dan konstitusi tubuh
berperanan pada terjadinya asma ini. Pasien asma memiliki kepekaan terhadap
infeksi saluran napas, kebanyakan terhadap virus yang berakibat peradangan
bronchi yang juga menimbulkan serangan asma. Bronchitis asmatis demikian
biasanya menyerang manular.
Penatalaksanaan penyakit asma bertujuan untuk mengontrol penyakit
sehingga dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup sehingga

3
penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Dalam program penatalaksanaan asma tersebut terdapat 7 langkah
yaitu mengenal seluk beluk asma, menentukan klasifikasi, mengenali dan
menghindari pencetus, merencanakan pengobatan jangka panjang, mengatasi
serangan asma dengan tepat, memeriksakan diri dengan teratur, serta menjaga
kebugaran dan olahraga. Jadi salah satu cara untuk mengontrol penyakit asma
adalah dengan melakukan olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh.
Olahraga akan menghasilkan kebugaran fisik secara umum, menambah
rasa percaya diri, dan meningkatkan ketahanan tubuh. Dengan berolahraga akan
dapat melatih dan menguatkan otot-otot pernafasan dan dapat meningkatkan
fungsi jantung dan paru-paru. Namun dalam melakukan kegiatan olahraga
penderita asma harus berhati hati karena olahraga juga dapat menjadi pencetus
serangan asma.
Olahraga yang dianjurkan pada penderita asma adalah olahraga ringan dan
sederhana, artinya olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan penderita asma.
Olahraga ini dirancang untuk meningkatkan kebugaran fisik, kekuatan otot-otot
pernafasan dan kepercayaan diri penderita asma. Olahraga tersebut banyak
jenisnya, antara lain olahraga pernafasan (Yoga,senam asma), renang, jalan cepat,
lari, voli, sepeda santai, dan juga olahraga raket. Aktivitas olahraga tersebut akan
mengurangi ketergantungan penderita asma tersebut terhadap obat-obatan.
2.1.1 Kegiatan Olahraga Pada Kondisi Asma
Banyak orang penderita asma mungkin merasa takut melakukan aktivitas
olahraga karena olahraga juga merupakan salah satu pencetus munculnya
serangan asma, dimana dokter Rogger catz dari Universitty of california
menyatakan bahwa sekitar 80% penderita asma yang disebabkan oleh alergi dan
demam 40 %, diantaranya juga memiliki asma yang disebabkan oleh olahraga
atau istilah medisnya Exercise induced asthma (EIA). Tetapi tidak berarti
penderita EIA dilarang untuk melakukan kegiatan olahraga, karena dengan
olahraga yang baik dan teratur akan dapat mengurangi kekambuhan dan juga
mengurangi ketergantungan obat asma.

4
Bagi penderita asma aktivitas olahraga dapat berguna untuk kesehatan mereka
yaitu bertujuan untuk meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh, mengurangi
dosis obat, serta meringankan dan menjarangkan kekambuhan. Olahraga yang
dapat untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah tipe olahraga yang memaksa
seseorang untuk menghadapi kurang oksigen dan banyaknya karbondioksida
didalam tubuh, sehingga membuat penderita menjadi teradaptasi menghadapi
serangan asma. Hal tersebut dapat diperoleh apabila seseorang melakukan
aktivitas olahraga aerobik dengan teratur dan dengan dosis yang tepat.
1. Aerobik
Melakukan olahraga aerobik teratur dan sering, dengan intensitas yang
kuat, mendatangkan manfaat fisiologis yang sama bagi penderita asma maupun
bukan, tetapi pada penderita asma mendapat nilai tambah. Hal ini dapat
disebabkan karena fungsi sistem respirasi menjadi lebih efisien yang ditandai oleh
menurunnya ventilasi paru untuk beban kerja pada umumnya, meningkatnya
kapasitas pernafasan maximal (maximal breathing capacity), berkurangnya
volume udara residu (udara sisa) yang disebabkan oleh berkurangnya udara yang
terperangkap dan adanya pola ventilasi paru yang lebih efisien. Hal ini berarti
bahwa penderita asma yang terlatih secara aerobik (mempunyai VO2 max yang
baik) mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak
terlatih, dan memiliki obstruksi saluran nafas yang ringan atau sedang. Penelitian
juga menunjukkan bahwa meningkatnya kebugaran aerobik ternyata
meningkatkan toleransi dan tingkat ambang asma, sehingga asma baru akan
terjadi pada tingkat aktivitas olahraga yang lebih berat dan akan menurunkan
kebutuhan akan obat-obatan
2. Jalan kaki
Satu penelitian menunjukkan bahwa jalan kaki tiga kali seminggu selama
12 minggu mampu mengendalikan asma dan meningkatkan kebugaran tubuh
tanpa menyulut gejala asma. Cobalah berjalan kaki selama 30 menit diiringi oleh
pemanasan dan pendinginan masing-masing selama lima menit.

5
3. Yoga
Satu studi menemukan, melakukan yoga Hatha 2,5 jam per minggu selama
10 minggu mampu membantu meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi
risiko kekambuhan gejala pada penderita penyakit asma.
4. Bersepeda
Bersepeda santai tidak akan memicu asma. Lain ceritanya jika Anda
mengayuh sepeda dengan kecepatan 30 km/jam atau bersepeda di pegunungan.
5. Berenang
Olahraga ini membangun otot-otot yang digunakan untuk bernapas serta
membuat paru-paru mendapatkan banyak udara hangat dan lembap. Akan tetapi
tidak disarankan untuk berenang terlalu lama atau terlalu sering karena klorin
pada air kolam renang diduga dapat memicu serangan asma.
6. Olahraga yang menggunakan raket
Olahraga jenis ini memungkinkan Anda untuk beristirahat secara teratur.
Anda bisa mengendalikan kecepatan permainan serta istirahat dan minum air
kapan saja. Intensitas olahraga juga bisa berkurang jika Anda bermain
berpasangan. Jenis olahraga dengan raket yang baik untuk asma seperti tenis,
squash, badminton, dan baseball.
7. Lari
Olahraga atletik lari jarak pendek tidak akan memicu serangan, tapi jangan
coba-coba melakukan lari marathon jika tidak ingin menjadi sesak napas. Jarak
maksimal untuk lari yang disarankan bagi penderita asthma yakni sekitar 1,5 km
dengan durasi lari paling lama 10 menit.
8. Voli
Olahraga ini tidak memerlukan terlalu banyak berlari-lari dan ada pemain
lain yang turut membantu permainan. Bahkan, gerakan memukul bola dalam voli
tidak melibatkan terlalu banyak gerakan.
2.2 Jantung Coroner
Jantung adalah organ berotot berongga dengan ukuran sekepalan. Jantung
dapat diibaratkan suatu pompa ganda yang terdiri dari bagian kanan dan kiri.
Bagian kanan memompa darah dari tubuh ke paru-paru, sedangkan bagian kiri

6
memompa darah dari paruparu ke tubuh. Setiap bagian terdiri dari 2 kompartimen:
di atas serambi (atrium) dan di bawah bilik (ventriculus). Antara serambi dan bilik
terdapat katup, begitu juga antara bilik dan aorta. Fungsi keempat katup adalah
untuk menjamin darah hanya mengalir ke satu jurusan. Melalui sirkulasi kecil
(jantung-paru-paru-jantung) darah mengambil oksigendan melepas
karbondioksida. Melalui sirkulasi besar (jantung-seluruh tubuh-jantung) darah
membagikan oksigen yang diperlukan bagi metabolisme seluruh tubuh.
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh
darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh
penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung,tekanan darah
tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut "angina") dan penyakit jantung rematik.
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama angka kematian di dunia,
baik dinegara maju maupun negara berkembang. Ada beberapa penyebab utama
penyakit jantung antara lain hipertensi, kolesterol, diabetes mellitus dan merokok,
keempat hal tersebut dikenal sebagai faktor resiko penyakit jantung. Banyak bukti
dari hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya hubungan antara faktor risiko
dan aterosklerosis yang menyebabkan penyakit jantung koroner.
Sampai saat ini penyebab yang pasti dari Penyakit Jantung Koroner (PJK)
masih belum diketahui (banyak teori yang diajukan para ahli). Dikenal beberapa
faktor risiko yang bila terdapat pada seseorang, maka akan mempercepat atau
meningkatkan risiko PJK, faktor risiko yang dikenal paling populer adalah
kelainan arterosklerosis. Kelainan arterosklerosis ini sebetulnya sudah mulai
terjadi sejak usia muda, yang dimulai dengan terbentuknya sel-sel busa (“foam
cell”), kemudian pada usia 10-20 tahun berubah menjadi bercak perlemakan
(“fatty streak”) dan pada usia 40-50 tahun terbentuk plak aterosklerotik yang
menyumbat pembuluh darah koroner, sehingga terjadi kematian otot jantung.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada
semua umur setelah stroke, yakni 12,9% (Survei Sample Regristration System
(SRS), 2014). PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur 65-74 tahun (3,6%)
diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok umur55-64 tahun
(2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%) (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

7
Salah satu cara mencegah dan mengendalikan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
adalah bergerak aktif dengan aman. Malas gerak menjadi salah satu faktor risiko
berbagai jenis penyakit kardiovaskular seperti PJK ini. Sehingga setidaknya kita
melakukan olahraga secara rutin agar dapat mencegah penyakit jantung coroner.
Olahraga ternyata berpengaruh terhadap kesegaran jasmani seseorang dan
merupakan bagian komplek dari kebiasaan sehari-hari manusia. Aktivitas fisik
yang sangat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang adalah olahraga.
Olahraga yang benar harus memperhatikan intensitas berupa denyut jantung yang
merupakan cerminan dari beban yang diterima. Beban yang dapat diterima oleh
jantung berkisar antara 60-80% dari kekuatan maksimal jantung. Dengan
demikian, bila latihan dilakukan sampai denyut jantung maksimal maka akan
menyebabkan kelelahan dan membahayakan.
2.2.1 Kegiatan Olahraga Pada Kondisi Jantung Coroner
Aktivitas fisik terutama aerobik atau gerak badan isotonic (berlari, jalan
kaki, senam aerobik low impact dll), akan meningkatkan aliran darah yang
bersifat gelombang yang mendorong peningkatan produksi nitrit oksida (NO)
serta merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive. Berkurangnya
faktor relaxing faktor (EDRF), yang merelaksasi dan melebarkan pembuluh darah.
Aliran darah coroner dalam keadaan istirahat sekitar 200 ml permenit (empat
persen dari totalcurah jantung). Penelitian di laboratorium menunjukkan,
peningkatan aliran darah 4 ml per menit sudah mampu menghasilkan NO untuk
merangsang perbaikan fungsi endotel (lapisan dinding) pembuluh darah. Oleh
karena itu, aktivitas fisik sedang berupa senam atau jalan kaki yang meningkatkan
aliran darah menjadi 350 ml permenit (naik 150 ml permenit) sudah lebih dari
cukup untuk menghindarkan endotel pembuluh darah dari proses atherosclerosis.
1. Berjalan Kaki
Berjalan kaki adalah olahraga yang menggerakkan hampir seluruh bagian
tubuh. Berjalan kaki juga termasuk olahraga yang berintensitas ringan yang tidak
akan membuat otot jantung bekerja keras, sehingga aman untuk dilakukan oleh
pengidap jantung koroner.

8
2. Meditasi
Meditasi juga merupakan aktivitas fisik yang tidak banyak menguras
tenaga. Selain itu, meditasi juga bermanfaat untuk melatih pernapasan dan
membuat kondisi batin menjadi tenang.
3. Sepeda Santai
Bersepeda santai saat cuaca tidak terlalu panas di sore hari bisa
menghilangkan stres dan membuat suasana hati menjadi lebih baik. Selain itu,
olahraga yang satu ini juga hanya akan membuat otot jantung bekerja dengan
intensitas yang ringan sampai sedang, sehingga tidak akan berakibat fatal pada
otot jantung.
4. Aerobik
Meskipun aerobik biasanya memiliki banyak gerakan yang energik, tetapi
gerakan aerobik tidak membuat kerja otot jantung menjadi berat, sehingga masih
aman dilakukan pengidap jantung koroner.
5. Bulu tangkis, Sepak Bola, Futsal, dan Bola Basket
Meskipun olahraga-olahraga di atas bisa memacu kerja otot jantung, tetapi
olahraga tersebut biasanya memberikan waktu untuk beristirahat yang berfungsi
sebagai pengatur tempo gerakan otot jantung.
2.3 Obesitas
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidak
seimbangan asupan energy dengan energy yang digunakan dalam waktu lama.
Beberapa mekanisme fisiologis berperan penting dalam tubuh individu untuk
menjaga keseimbangan antara asupan energi dengan keseluruhan energi yang
digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil. Obesitas ditemukan pada orang
dewasa, remaja dan anak-anak. Lebih dari 1,4 miliar orang dewasa di dunia
mengalami obesitas.
Obesitas merupakan penyakit yang kompleks dan multifaktorial yang
ditandai dengankelebihan berat badan karena adanya penumpukanlemak yang
berlebihan di dalam tubuh.Obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah
energi yangmasuk danjumlah energi yang dikeluarkan sehinggaberat badan
menjadi lebih berat dibandingkan berat badan ideal karena adanya penumpukan

9
lemak didalam tubuh (Wijaksana, 2016). Obesitas dikaitkan dengan banyaknya
lemak dalam tubuh. Aku mulasi lemak dalam sel lemak menyebabkan pembesaran
dan peningkatan volume sel lemak/adiposity, perubahan jaringan preadiposit
menjadi adipositydan bertambahnya jumlah seljaringan lemak sehingga
menyebabkan obesitas (Lestari & Helmiyati, 2018)
2.3.1 Kegiatan Olahraga Pada Kondisi Obesitas
1. Jalan kaki
Paling mudah adalah memulai dengan berjalan kaki. Aktivitas fisik low-
impact ini bisa dilakukan di mana saja. Untuk penderita obesitas morbid, mungkin
berjalan bisa sulit, tetapi bisa dilakukan dengan pendamping. Bahkan berjalan
lambat pun tetap bisa membakar kalori pada orang-orang yang kelebihan berat
badan, karena pengerahan energi yang lebih besar untuk menggerakkan tubuh.
2. Bersepeda
Bersepeda adalah jenis olahraga lainnya yang cocok bagi mereka yang
mengalami obesitas dan ingin membakar kalori dengan dampak minim pada
persendian. Bersepeda tidak membentuk otot tubuh, namun mampu membantu
merampingkan tubuh dan membentuk bokong, paha, serta pinggang. Area-area
tersebut adalah yang paling sering dijadikan tempat timbunan lemak.
3. Jogging
Jogging adalah aktivitas aerobik yang tidak hanya baik bagi mereka yang
mengalami obesitas, namun juga mampu menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular, menurunkan tingkat kematian, serta krusial untuk kesehatan
secara umum.
4. Latihan kekuatan
Latihan kekuatan membawa banyak manfaat bagi mereka yang mengalami
obesitas. Latihan kekuatan dapat memperbaiki postur tubuh seseorang yang
selama ini membawa ekstra berat tubuh, meningkatkan range of motion
(kemampuan gerakan) pada persendian, membentuk otot, dan meningkatkan
metabolisme, bahkan ketika tubuh beristirahat.

10
2.4 Haji dan Umroh
Haji merupakan rukun Islam yang ke-5 dan dianjurkan bagi setiap muslim
yang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, baik secara materil maupun
nonmateril, yaitu jasmani dan rohani. Selain itu, untuk dapat melaksanakan rukun
Islam yang kelima ini dengan baik dan aman, setiap calon jamaah haji yang akan
berangkat juga harus dalam keadaan yang sehat dan bugar serta memiliki
pemahan tentang bagaimana meningkatkan/menjaga kondisi kebugaranya,
sehingga dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan nyaman dan aman.
Pemeliharaan kebugaran jasmani bagi Jemaah haji dimaksudkan sebagai
sarana mencapai dan menjamin kondisi kesehatan yang optimal menjelang
keberangkatan sampai kembali ketanah air. Pelaksanaannya dapat secara mandiri
dan kelompok, berkesinambungan dejak didaerah asal, diperjalanan,
embarkasi/debarkasi haji, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke tanah air
2.4.1 Kegiatan Olahraga Pada Saat Haji dan Umroh
1. Senam Aerobik
Bagi Jemaah haji yang sehat:
Latihan disesuaikan dengan kemampuan Jemaah haji dengan menghitung
denyut nadi saat ditengah-tengah fase latihan (denyut nadi latihan 70-80% DNM
atau tidak sampai bernafas berlebihan/hiperventilasi) diselingi gerakan sedikit
high impact (gerakan-gerakan yang dilakukan dengan benturan pada tungkai,
missal; gerakan meloncat, melompar atau salah satu tungkai dalam posisi
melayang)
Bagi Jemaah haji risti:
Dosis latihan disesuaikan dengan kemampuan sehingga denyut nadi
latihan mencapai 60-70% DNM dan bersifat low impact (gerakan-gerakan yang
dilakukan tanpa adanya benturan pada tungkai)
2. Jalan Cepat
Jalan cepat 1,6 Km dengan waktu tempuh 25 menit, dilakukan 2 kali
dengan selang waktu istirahat 15 menit. Istirahat dilakukan tidak dalam keadaan
duduk, tetapi secara aktif yaitu sambil berjalan pelan atau mengegerakan lengan
dan tungkai.

11
3. Sepeda Statis
 Tinggi sadel disesuaikan dengan mengatur putaran dibawah sadel
setinggi posisi salah satu lutut yang menekuk dengan sudut ± 100 ̊
 Melihat denyut nadi istirahat pada panel denyut nadi
 Kecepatan mengayuh diatur dengan memutar pengaturan beban
4. Berenang
 Dilakukan bagi Jemaah haji yang sudah mampu berenang
 Kedalam kolam renang disesuaikan dengan kemampuan berenang atau
kolam renang dengan kedalaman ukuran dewasa.
5. Treadmill
 Pastikan semua indicator pada panel/display dapat berfungsi dengan baik.
Denyut nadi dapat dilihat pada panel
 Pengaturan beban dilakukan dengan menyesuaikan kecepatan berjalan
dan sudut kemiringan yang terdapat pada panel treadmill

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh
seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Aktivitas fisik
yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporosis, bentuk kanker,
obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam olahraga juga dikenal untuk mengurangi
depresi, stres dan kecemasan, meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi,
kualitas tidur, dan kemampuan untuk berkonsentrasi.
3.2 Saran
Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih sadar akan hidup sehat dan
menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga yang teratur dan menjaga pola hidup
sehat.

13
Daftar Pustaka

Anonim. (2016). Farmakologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia
Widjayanegara. (2014). Senam Asma Mengurangi Kekambuhan dan
Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Penderita Asma di Poliklinik Paru
Rumah Sakit Umun Daerha Wangaya Denpasar. Universitas Udayana.

14

Anda mungkin juga menyukai