Anda di halaman 1dari 80

PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PANDUAN KEPANITERAAN UMUM (PANUM)


KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya sehingga buku panduan Kepaniteraan Umum (PANUM) Program Profesi Ners
Keperawatan Gawat Darurat (GADAR) Universitas Sulawesi Barat dapat tersusun.
Penulisan Buku Panduan Program PANUM Profesi Ners Keperawatan GADAR ini
dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat memperoleh gambaran umum tentang
pelaksanaan Program PANUM pada Departemen GADAR. Buku panduan ini berisi tentang
informasi umum, tujuan dan kompetensi, proses pembimbingan, evaluasi, dan materi PANUM.
Semoga buku panduan ini dapat digunakan dalam proses pencapaian kemampuan mahasiswa
sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan.

Majene, 27 Januari 2022


Wassalam

Koordinator GADAR
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

DAFTAR ISI

No. MATERI HALAMAN

1 Konsep Keperawatan Gawat Darurat 1

Bantuan Hidup Dasar (RJP dan Penatalaksanaan Obstruksi Jalan


2 11
Nafas)

3 Evakuasi dan Transportasi 35

4 Elektrokardiograph ( ) 44

5 Nasogastric Tube (NGT) 45

6 Perawatan Luka Bakar 48

7 Teknik Memasang Bidai 50

8 Theraphy Oksigen 62

9 Hemodialisa 64

10 Central Venous Pressure (CVP) 70

11 Sampel Darah Arteri (Analisa Gas Darah) 72

12 Analis Kasus Fiktif


PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Konsep pelayanan keperawatan gawat darurat membahas tentang prinsip dasar


pelayanan keperawatan di unit gawat darurat sebagai acuan pemberian asuhan
keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan.

Karakteristik unik dari kondisi kegawat daruratan, antara lain :


1. Tingkat kegawatan dan jumlah pasien yang datang ke unit gawat darurat seringkali
tidak terprediksi.
2. Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia,
seringkali dengan data dan waktu yang sangat terbatas
3. Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan kecepatan dan
ketetapan yang tinggi.
4. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja di
unit gawat darurat.

Berdasarkan kondisi di atas, prinsip umum asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat di unit gawat darurat antara lain :
1. Cepat dan tepat dalam melakukan triase, menetapkan diagnose keperawatan,
tindakan keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan.
2. Penyelamatan hidup dan stabilitas kondisi merupakan pelayanan utama tanpa
melupakan pelayanan kesehatan kesehatan lainnya.
3. Sistem monitoring kondisi pasien setiap saat harus dilakukan sehubungan dengan
kondisi pasien.
4. Alat kesehatan penyelamat hidup harus selalu siap pakai dan sesuai
5. Keamanan diri perawat dan pasien terjaga.
6. Informasi dan pendidikan secara cepat, tepat dan dimengerti.
7. Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat.
8. Etik dan Legal keperawatan perlu dijaga.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Unit Gawat Darurat adalah salah satu pintu penerimaan pasien di RS sehingga
perawat perlu mengetahui alur/ jalannya pelayanan yang ada di UGD, pasien datang
diterima ditriase yang akan mengkaji kondisi kegawatan pasien. Dari sini lalu pasien
diarahkan ke ruang perawatan di unit gawat darurat.
Alur pelayanan di UGD umumnya menggunakan salah satu cara dibawah ini :
1. Alur pelayanan pasien berdasarkan sistem yang terganggu :
Di triase keluhan utama pasien dikaji, lalu ditetapkan organ yang mungkin
terganggu dan asal gangguannya (misalnya : bedah, penyakit dalam, kebidanan).
Pasien akan diarahkan keruangan yang sesuai.
2. Alur pelayanan pasien berdasarkan tingkat kegawatan yang diderita
Di triase tingkat kegawatan pasien ditentukan (true/ false emergency; lalu pasien
diarahkan ke ruangan yang sesuai.
Tindakan penyelamatan kehidupan atau stabilitas kondisi pasien adalah tindakan utama
yang dilakukan di unit gawat darurat. Bila kondisi pasien membaik/ terkontrol, maka
pasien akan diarahkan ke ruang perawatan yang sesuai untuk mengatasi penyebabnya
baik ruang intensive, atau ruang rawat biasa.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PROSES KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Proses keperawatan gawat darurat membahas tentang sistematika pemberian asuhan


keperawatan (pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, tindakan, evaluasi) dan
dokumentasi di unit gawat darurat.

I. PENGKAJIAN
Pada kondisi kegawatdaruratan, perawat harus mengetahui prioritas data yang harus
dikumpulkan. Pengkajian di IRD memiliki karekteristik tertentu, antara lain :
a. Dilakukan secara cepat
b. Dilakukan sesuai dengan prioritas kegawatdaruratan
c. Pengkajian fakus pada keadaan pasien

Data utama yang harus dikumpulkan adalah data kondisi pasien yang paling cepat
menimbulkan kematian atau penurunan fungsi tubuh. Untuk itu di IGD pengkajian
dibagi atas pengkajian umum, pengkajian primer dan pengkajian sekunder yaitu :
1. Pengkajian kondisi/kesan umum adalah kesan pemeriksa terhadap keadaan pasien.
Dilakukan dalam beberapa detik untuk dapat memperkirakan tindakan apa yang
harus dilakukan. Cara mengkaji dilakukan dengan observasi kondisi pasien. Kesan
umum meliputi : sakit berat, sakit sedang, sakit ringan.

2. Pengkajian kesadaran
Kaji status mental dengan berbicara pada pasien. Kenalkan diri dan tanya nama
pasien. Perhatikan respon pasien. Bila terjadi penurunan kesadaran, lakukan
pengkajian selanjutnya.
Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU meliputi :
A : Alert, pasien berespon terhadap lingkungan sekelilingnya/ sadar terhadap
kejadian yang menimpa
V : Verbal, berespon terhadap pertanyaan perawat
P : Pain, berespon terhadap rangsang nyeri
U : Unresponsive, tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

3. Pengkajian Primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah aktual atau resiko
tinggi dari kondisi life threatening (berdampak terhadap kemampuan pasien untuk
mempertahankan hidup). Cara pengkajian difokuskan dengan wawancara bila pasien
sadar, observasi dan pemeriksaan fisik jika hal tersebut memungkinkan.
Prioritas pengkajian dilakukan berdasarkan :
A. Airway (bebas tidaknya jalan nafas) dengan kotrol servikal
Ditujukan untuk mengkaji sumbatan total atau sebagian dan gangguan servikal :
 Ada/ tidaknya sumbatan jalan nafas
Perhatikan penyebab sumbatan, sehingga dapat memperkirakan kondisi pasien.
Sumatana jalan nafas dapat terjadi secara :
1. Sumbangan Total
 Pasien yang masih sadar : akan memegang leher, sangat gelisah dan sianosis
 Pasien tidak sadar : kemungkinan tidak terdengar suara nafas dan sianosis
2. Sumbatan sebagian
 Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung) akan menimbulkan suara ’gurgling’.
 Lidah yang jatuh kebelakang akan menimbulkan suara mengorok.
 Penyempitan jalan nafas akan menimbulkan suara ’crowing’ (stridor jalan
nafas)
 Distress Pernafasan
 Adanya kemungkinan fraktur cervikal
Jika pasien memiliki jejas/trauma didaerah punggung, klavikula, leher, muka dan
kepala, maka perawat harus memperkirakan adanya kemungkinan fraktur cervikal.
Bila terjadi sumbatan jalan nafas dan gangguan cervikal harus dilakukan
pembukaan jalan nafas dan memakai collar neck.

B. Breathing (Kualitas Usaha Nafas) dan Ventilasi


Ditujukan untuk mengkaji henti nafas dan adekuatnya pernafasan :
 Frekuensi nafas dan pergerakan dinding dada
 Suara Pernafasan melalui hidung dan mulut
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

CARA PENGKAJIAN
LOOK; Lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, dan bentuk pernafasan. Periksa
apakah paru simetris atau tidak, dan adanya dispnu
LISTEN; dengan atau tanpa stetoskop dengar apakah ada suara nafas
FEEL; Rasa adanya pergerakan udara ekspirasi.
Pasien mungkin menderita henti nafas atau nafas tidak normal > 30 menit atau < 8
kali/menit. Bila tidak ditemukan pernafasan abdominal selalu harus difikirkan
kemungkinan cedera tulang belakang. Perawat harus memberikan pernafasan buatan
bila henti nafas (bagian dari RJP) atau memberikan oksigen bila nafas tidak adekuat.

C. Circulation (kualitas denyut nadi) dengan kontrol perdarahan


Ditujukan untuk mengkaji ada/tidaknya denyut nadi, kemungkinan shock dan
adanya perdarahan eksternal.
 Denyut nadi; kekuatan dan kecepatan. Nadi karotis untuk orang dewasa, nadi
brachialis untuk anak.
 Warna kulit dan kelembaban
 Tanda-tanda perdarahan eksternal
 Tanda-tanda jejas/trauma

CARA PENGKAJIAN
LOOK; Warna kulit; adanya sianosis pada bibir, perifer dan kuku
FEEL; Raba denyut nadi; nadi karotis untuk orang dewasa, nadi brachialis untuk
anak
Henti jantung adalah gejala shock yang sangat berat. Penderita mungkin akan
menarik nafas satu/dua kali, setelah itu akan berhenti bernafas. Penderita akan
ditemukan dalam keadaan tidak sadar. Pada perabaan nadi tidak ditemukan denyutan.
Bila ditemukan henti jantung, maka harus dilakukan pijatan jantung luar yang
merupakan bagian dari RJP yang hanya menghasilkan 25-30% curah jantung
sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan. Bila ada perdarahan eksternal maka
lakukan penghentian perdarahan luar seperti penekanan langsung atau bebat tekan
pada daerah luka.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

D. Disability (Ketidakmampuan)
Ditujukan untuk mengkaji kondisi neuromuskular pasien
o Keadaan status kesadaran lebih dalam (GCS)
o Keadaan ekstremitas; kemampuan motorik dan sensorik.
E. Exposure (Paparan)
Inspeksi keadaan seluruh tubuh pasien. Seluruh pakaian harus dibuka untuk
memudahkan pengkajian menyeluruh.

d. Pengkajian sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah airway, breathing dan circulation yang
ditemukan pada pengkajian primer di atas. Pengkajian sekunder ditujukan untuk
mengecek ada tidaknya trauma dan keluhan lain yang dapat menimbulkan kegawatan.
Pengkajian dilakukan secara cepat, diawali jika pasien sadar, meliputi pengkajian objektif
dan subjektif, menanyakan riwayat penyakit pasien (riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit terdahulu yang berhubungan, riwayat pengobatan keluhan), pengecekan TTV,
dan observasi serta pengkajian kepala sampai kaki.

METODE PENGKAJIAN
1. Metode yang sering dipakai untuk mengkaji riwayat pasien.
S (signs and symptoms) : tanda dan gejala yang diobservasi & dirasakan pasien
A (Allergies) : alergi yang dimiliki pasien.
M (Medications) : tanyakan obat yang telah diminum pasien untuk mengatasi masalah
P (pertinent past medical history) : riwayat penyakit yang diderita pasien
L (last oral intake solid or liquid) : makan/minum terakhir; jenis makanan, ada
penurunan atau peningkatan kualitas makan.
E (event leading to injury or illness) : pencetus/kejadian penyebab keluhan.

2. Metode yang sering dipakai untuk mengkaji NYERI adalah :


P (Provoked) : pencetus nyeri, tanyakan hal yang menimbulkan & mengurangi nyeri.
Q (Quality) : kualitas nyeri, keluhan pasien (subyektif) akan kualitas nyeri
R (Radiates) : arah penjalaran nyeri
S (Severity) : kualitas nyeri, skala nyeri pasien 0-10 (0 tidak nyeri-10 sangat nyeri)
T (Time) : lamanya nyeri sudah dialami pasien.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

3. Tanda-tanda vital (TTV) dengan mengukur :


 Tekanan darah
 Irama dan kekuatan nadi
 Irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu pernafasan
 Suhu tubuh
4. Pengkajian Head to toe (kepala sampai kaki terfokus) :
Alat : stetoskop, tensimeter, jam, lampu pemeriksa, gunting, termometer, alat tulis dan
catatan
Pengkajian Kepala, Leher Dan Wajah :
1) Periksa rambut dan kulit kepala, wajah
Adakah luka, perubahan tulang kepala, wajah dan jaringan lunak, adakah perdarahan
serta benda asing.
2) Periksa Mata, telinga, hidung, mulut, bibir
Adakah perdarahan, benda asing, kelainan bentuk, perlukan atau keluaran (cairan
otak)
3) Periksa Leher
Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakea miring atau tidak, distensi vena
leher, perdarahan, edema, kesulitan menelan.

Pengkajian Dada
Hal-hal yang dikaji dari rongga toraks :
1. Kelainan Bentuk Dada
2. Pergerakan Dinding Dada
3. Amati penggunaan otot bantu nafas
4. Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera : petekiae, perdarahan, sianosis, abrasi dan
laserasi

Abdomen dan pelvis


Hal-hal yang dikaji pada abdomen dan pelvis :
1. Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen
2. Tanda-2 cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi, distensi abdomen, jejas
3. Massa : Besarnya, lokasi dan mobilitas
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

4. Nadi Femoralis
5. Nyeri Abdomen, tipe dan lokasi nyeri (Gunakan PQRST)
6. Distensi Abdomen

Ekstermitas
Pengkajian di ekstermitas meliputi :
1. Tanda – tanda injuri eksternal 4. Sensasi keempat anggota gerak
2. Nyeri 5. Warna kulit
3. Pergerakan 6. Denyut nadi perifer

Tulang Belakang
Pengkajian tulang belakang meliputi : (jika tidak didapatkan adanya cedera/ fraktur
tulang, maka pasien dimiringkan untuk mengamati) :
1. Deformitas tulang belakang
2. Tanda-tanda jejas, perdarahan
3. Lecet/luka

Psikososial
Pengkajian psikososial meliputi :
a. Kaji reaksi emosional : cemas, kehilangan
b. Kaji riwayat serangan panic akibat adanya factor pencetus seperti : sakit tiba-tiba,
kecelakaan, kehilangan anggota tubuh ataupun anggota keluarga
c. Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang dimanifestasikan dengan
takikardi, tekanan darah meningkat (hipertensi), hiperventilasi
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan meliputi :
1. Radiology dan scaning
2. Pemeriksaan laboratorium : analisa gas darah, darah tepi, elektrolit, urin analisa dan
lain-lain
3. USG dan lain-lain
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

TRIASE
Tujuan :
 Mengetahui kondisi kegawatan klien; gawat tidak darurat, tidak gawat tidak darurat,
dan meninggal saat tiba di UGD
 Memberikan tindakan yang cepat dan tepat
 Menjaga alur klien di IGD
Tindakan utama yang dilakukan di Triase adalah :
1. Pengkajian primer, yaitu : mengkaji kesadaran, kelancaran nafas, usaha nafas dan
denyut jantung pasien.
2. Bila tidak ditemukan masalah saat pengkajian primer, maka dikaji keluhan utama dan
gejala yang terkait, riwayat kesehatan singkat, pengkajian fisik, dan TTV.
3. Penetapan kegawatan klien mengarahkan klien ke ruang yang sesuai untuknya.
Tindakan tambahan di triase adalah :
1. Memberikan informasi untuk pasien dan keluarga yang datang
2. Memberikan petunjuk kesehatan
3. Menunjuk arah
4. Menerima telepon, dll

Prioritas kegawatan di Gawat Darurat


a. Kategori Merah / GAWAT DARURAT (Emergent Triage)
Waktu Respon 0-10 menit.
1. Kesulitan bernafas 6. Kejang
2. Henti jantung ( Arrest) 7. Nyeri dada
3. Cedera kepala berat 8. Trauma dada / abdomen terbuka
4. Gangguan vertebra 9. Kelainan persalinan
5. Syok
b. Kategori Kuning / GAWAT TIDAK DARURAT (Urgent Triage)
Waktu Respon 30 Menit
1. Nyeri dada gangguan paru
2. Luka bakar
3. Penurunan kesadaran (GCS > 8)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

4. Diare dengan dehidrasi sedang


5. Muntah
6. Demam tinggi
c. Kategori Hijau / Tidak Gawat dan Tidak Darurat
Waktu respon 60 menit
1) Fraktur tertutup
2) Dislokasi
3) Luka minor
4) Batuk
d. Kategori Hitam / DOA
Waktu respon 120 menit
Pasien yang telah mengalami kematian atau tanda-tanda kematian

TINGKATKAN TRIASE
I. PETUNJUK ARAH
II. PENGECEKAN STANDAR (SPOT CHECKER)
III. PENANGANAN PENUH (COMPREHENSIVE)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

AIRWAY & BREATHING


MANAJEMEN
A. Defenisi
Merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang berkaitan
dengan system pernafasan (airway and breathing). Untuk melaksanakan manajemen
airway dan breathing diperlukan pengkajian terlebih dahulu guna mengetahui
masalah apa yang dialami oleh pasien tersebut dan tindakan apa yang dibutuhkan
untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk penatalaksanaan kasus airway dapat dibedakan menjadi :
Tanpa Alat
a. Membersihkan jalan nafas dengan cara sapuan jari (finger sweep)
b. Membuka jalan nafas (Head Tilt, Chin lift, Jaw Thrust)
c. Mengatasi tersedak / chocking
Dengan Alat
1. Suctioning
2. Pemasangan pipa OPA, NPA, LMA, ETT.
3. Krikotiroidotomi
Untuk penatalaksanaan breathing dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan posisi pasein
2. Menjaga kepatenan jalan nafas
3. Terapi oksigen
Meliputi Nasal canula, Simple Mask, Rebreathing Mask, dan Non Rebreathing
Mask
4. Pemeriksaan AGD (Analisa Gas Darah)

B. Penatalaksanaan Obstruksi Jalan Nafas Pada Dewasa


Pengertian obstruksi jalan nafas oleh benda asing :
Obstruksi jalan nafas oleh benda asing pada orang dewasa sering terjadi pada saat
makan, daging merupakan penyebab utama obstruksi jalan nafas meskipun demikian
berbagai macam bentuk makanan yang lain berpotensi menyumbat jalan nafas.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Benda asing tersebut dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas sebagian (parsial)
atau komplit (total). Pada obstruksi jalan nafas parsial pasien mungkin masih mampu
melakukan pernafasan, namun kualitas pernafasan dapat baik atau buruk. Pada
pasien dengan pernafasan yang masih baik pasien biasanya masih dapat melakukan
tindakan batuk dengan kuat, usahakan agar pasien bisa melakukan batuk dengan kuat
Sampai benda asing tersebut dapat keluar. Bila sumbatan jalan nafas parsial menetap,
maka aktifkan sistem pelayanan medik darurat. Obstruksi jalan nafas parsial dengan
pernafasan yang buruk harus diperlukan sebagai obstruksi jalan nafas komplit.
Obstruksi jalan nafas komplit (total), pasien biasanya tidak dapat berbicara, bernafas
atau batuk. Biasanya pasien memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya.
Konsentrasi oksigen dalam darah akan dengan cepat menurun dan otak akan
mengalami kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran, dan
kematian akan cepat terjadi jika tidak diambil tindakan segera keatas.

Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas oleh benda asing.


1. Manuver Heimlich
Manuver Heimlich merupakan suatu hentakan yang menyebabkan peningkatan
tekanan pada diafragma sehingga memaksa udara yang ada dalam paru-paru untuk
keluar dari dengan cepat sehingga diharapkan dapat mendorong atau mengeluarkan
benda asing yang menyumbat jalan nafas. Setiap hentakan harus diberikan dengan
tujuan menghilangkan obstruksi, mungkin dibutuhkan pengulangan hentakan 6-10
kali untuk membersihkan jalan nafas.
Pertimbangan penting dalam melakukan manuver heimlich adalah kemungkinan
kerusakan pada organ-organ besar.
a. Manuver Heimlich pada pasien sadar dengan posisi berdiri atau duduk.
Penolong harus berdiri dibelakang pasien, melingkari pinggang pasien dengan
kedua tangan, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan
kepalan pada perut pasie, sedikit diatas pusar dan bawah ujung tulang sternum.
Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan keperut dengan
hentakan yang cepat atas. Setiap hentakan yang cepat atas. Setiap hentakan harus
terpisah dan dengan gerakan yang jelas.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Gambar Heimlich Manuver pada pasien sadar

b. Manuver Heimlich pada pasien yang tergeletak (Tidak Sadar)


Pasien harus diletakkan pada posisi pasien terlentang dengan muka keatas
penolong berlutut disisi paha pasien. Letakkan salah satu tangan pada perut pasien
digaris tengah sedikit diatas pusat dan jauh dibawah ujung tulang sternum, tangan
kedua diletakkan diatas tangan pertama. Penolong menekan kearah perut dengan
hentakan yang cepat kearah atas. Manuver ini dapat dilakukan juga pada pasien
sadar jika penolongnya terlampau pendek untuk memeluk pinggang pasien.

Gambar Heimlich Manuver pada pasien tidak sadar

c. Manuver Heimlich yang dilakukan pada diri sendiri.


Pengobatan diri sendiri terhadap obstruksi jalan nafas; kepalkan sebuah tangan,
letakkan sisi ibu jari pada perut diatas pusat dan dibawah tulang sternum,
genggam kepalan itu dengan kuat dan berikan tekanan ke atas arah diafragma
dengan gerakan cepat, jika tidak berhasil dapat dilakukan tindakan dengan
menekan perut pada tepi meja atau belakang meja.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

d. Penyapuan jari
Manuver ini hanya dilakukan atau digunakan pada pasien tidak sadar, dengan
muka menghadap keatas buka mulut pasien dengan memegang lidah dan rahang
diantara ibu jari dan jari-jarinya, kemudian mengangkat rahang bawah. Tindakan
ini akan menjauh lidah dari kerongkongan serta menjauhkan benda asing yang
mungkin menyangkut ditempat tersebut. Masukkan jari telunjuk tangan lain
menelusuri bagian dalam pipi, jauh kedalam kerongkongan dibagian dasar lidah
kemudian lakukan gerakan mengait untuk melepaskan benda asing serta
menggerakkan benda asing tersebut kedalam mulut sehingga memudahkan untuk
diambil. Hati-hati agar tidak mendorong benda asing lebih jauh kedalam jalan
nafas.

C. Penatalaksanaan Sumbatan Jalan Nafas Pada Anak

Kematian aspirasi benda asing pada kelompok anak-anak terjadi lebih dari 90% pada usia
kurang dari 5 tahun dan 65% adalah bayi. Benda-benda yang teraspirasi antara lain :
makanan (daging, permen, kacang) dan benda-benda kecil lainnya. Obstruksi jalan nafas
karena benda asing harus diduga pada bayi dan anak yang mengalami gagal nafas akut
serta batuk, tercekik dan bunyi stridor (nafas dengan bunyi nada tinggi). Gejala dan tanda
obstruksi jalan nafas juga dapat disebabkan oleh pembengkakan jalan nafas karena
infeksi, misalnya epiglotis dan difteri.
Usaha untuk menghilangkan sumbatan jalan nafas harus diperkirakan pada : (1) Anak
dengan dugaan kuat aspirasi jalan nafas ; (2) Anak yang tidak sadar, tidak bernafas
walaupun usaha membuka jalan nafas telah dilakukan.
Pada anak yang diduga terlihat mengalami aspirasi, penolong harus mengusahakan anak
untuk batuk dan berusaha bernafas, selama batuk masih kuat. Usaha menghilangkan
sumbatan jalan nafas hanya dilakukan jika batuk menjadi tak efektif dan terdapat tanda-
tanda gangguan pernafasan yang makin hebat disertai stridor.
Jika pasien seorang anak, gerakan Heimlich yakni hentakkan pada perut dibawah
diafragma secara serial masih dianjurkan. Gerakan ini dapat meningkatkan tekanan intra
toraks sehingga menimbulkan batuk buatan yang memaksakan gerakan udara dan
diharapkan benda asing akan ikut keluar.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Pada kelompok umur ini dikombinasikan pukulan pada punggung dan hentakkan dada
masih merupakan cara yang dianjurkan. Banyak orang menganggap cara tersebut juga
merupakan aplikasi cara Heimlich pada anak. Setelah dilakukan gerakan mengeluarkan
sumbatan jalan nafas, jalan nafas dibuka dan dengan tengadah kepada dan topang dagu.
1. Pada bayi
Bayi ditunggangkan pada lengan penolong dengan kepala lebih rendah dari badan dari
badan dan kepala ditahan dengan menahan pada rahang bawah. Pada bayi terletak
pada lengan atas penolong. Kemudian dengan menggunakan pangkal telapak tangan
yang lain, berikan 4x pukulan diantyara dua tulang belikat. Setelah memberikan
pukulan, penolong meletakkan tangan yang bebas pada punggung bayi sehingga
terjepit diantara kedua tangan, tangan bawah menahan leher, rahang dan dada, sedang
tangan lainnya menahan punggung. Sambil tetap menahan kepala dan leher, bayi
ditelentangkan diatas pangkuan penolong dengan kepala lebih rendah dari badan,
kemudian 4x hentakkan di dada dilakukan seperti pada kompresi dada tetapi dengan
kecepatan yang lambat. Penolong yang mempunyai tangan kecil mungkin akan
mengalami kesulitan melakukan gerakan-gerakan diatas apalagi jika bayi besar.

Gambar Back blow


Cara lain adalah dengan meletakkan bayi tengkurap pada pangkuan dan kepala lebih
rendah daripada badan dan dilakukan 4x pukulan pada punggung. Kemudian bayi
ditelentangkan dan dilakukan hendakan dada.
2. Pada anak
Cara Heimlich pada anak sadar berdiri atau duduk. Penolong berdiri dibelakang
pasien dan merangkul pinggang pasien dengan dua lengan dan salah satu tangan
dikepalkan. Bagian jempol dari kepalan tangan harus terletak pada bagian
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

pertengahan dari perut anak, sedikit diatas pusat dan dibawah ulu hati. Tangan lain
harus memegang tangan yang mengepal dan ditekankan pada perut anak dengan
gerakan hentakan keatas. Kedua tangan tidak boleh menekan pada tulang-tulang dada
(procecessus xiphoideus dan iga-iga yang melayang) karena dapat merusak alat-alat
dalam. Lakukan beberapa kali hentakan dan setiap hentakan harus merupakan
gerakan yang terpisah tetapi teratur.

Gambar Heimlich manuver pada anak

Cara Heimlich pada anak sadar atau tidak sadar posisi terbaring
Penolong harus melentangkan anak dan berlutut pada kaki, jika anak ada dilantai.
Bila anak diatas meja/ tempat tidur, penolong berdiri pada kaki anak. Penolong
kemudian meletakkan pangkal telapak tangan pada perut anak, diatas pusat dan tulang
iga pada garis pertengahan. Tangan yang lain diletakkan diatas tangan yang pertama
dan diberikan hentakan yang cepat ke arah atas.
Hentakan tidak boleh kearah yang lain dari perut dan dilakukan berulang-ulang
sampai benda asing dapat dikeluarkan. Pada anak-anak yang lebih kecil gerakan harus
lebih hati-hati dan lembut.

Heimlich Manuver
Sapuan dengan jari-jari
Menyapu (mengorek) dengan jari secara sembarangan pada bayi dan anak-anak harus
hati-hati karena dapat lebih mendorong benda asing menutup jalan masuk. Pada anak
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

yang tidak sadar dan tidak bernafas, setelah dilakukan hentakan pada dada atau
dibawah diaphragma, mulut pasien dibuka dengan memegang lidah dan rahang
bawah dengan jempol dan jari telunjuk (mengangkat lidah dan menarik rahang)
gerakan ini akan mengangkat lidah dari tenggorokan sehingga jaln nafas terbuka. Jika
kemudian benda asing terlihat dapat segera diambil.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

Jenis Keterampilan : Terapi Oksigen


Nama Mahasiswa : ...................................................
Tanggal Ujian : ...................................................

NILAI
No. KOMPONEN
0 1 2 3 4
1. PERALATAN :
1. Sentral oksigen/tabung oksigen yang beisi
oksigen.
2. Regulator oksigen yang terdiri dari :flowmeter,
manometer, manometer oksigen, humidifier.
3. Selang oksigen
4. Nasal canula/masker oksigen (face mask)
5. Plester  15 cm
6. Kain Kasa basah  3 lembar
7. Tanda bertuliskan dilarang merokok.

2 PERSIAPAN PASIEN
Memberitahukan pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan
3 Prosedur :
a. Mendekatkan alat ke samping tempat tidur
pasien.
b. Mencuci tangan
c. Perawat berdiri dengan posisi yang
memudahkan, sebisanya disebelah kanan pasien.

d. Sambungkan selang oksigen yang regulator dan


flowmeter dibuka
e. Observasi bahwa air pada tabung humidifer
bergelembung
f. Bersihkan lubang hidung dan sekitar dengan
menggunakan kasa basah.
g. Pasang nasal canle/masker pada hidung dan atur
peringkatnya.
h. Atur aliran oksigen melalui flowmeter sesuai
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

kebutuhan oksigen yang diperlukan dimulai dari


1 ltr/menit.  1 menit observasi pernafasn pasien,
bila tidak ada gangguan naikkan aliran oksigen
sesuai instruksi dokter.
i. Fiksasi selang oksigen didaerah pipi dengan
plester terutama pasa pasien gelisah
j. Pasang label ”DILARANG MEROKOK”
(digantungkan pada manometer tabung oksigen)
k. Observasi selang oksigen nasal canule, mukosa
kulit, jumlah air pada humidifer dan kecepatan
aliran oksigen tiap 8 jam.
l. Merapihkan pasien.
m.Mencuci tangan
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

BANTUAN HIDUP DASAR


(RJP dan penatalaksanaan obstruksi jalan nafas)

Bantuan Hidup Dasar (BHD) bertujuan untuk memberikan oksinegasi segera, yang terdiri
dari langkah-langkah ; airway control (A = control jalan nafas), breathing support (B =
bantuan nafas) dan circulation ( C = sirkulasi). Potensi seseorang untuk dapat
diselamatkan dari gagal nafas dan henti jantung dengan melakukan resusitasi jantung
paru (RJP), manajemen jalan nafas dan ventilasi serta pemberian obat-obatan IV, dapat
berhasil dengan baik.

A. Bantuan Hidup Dasar pada Dewasa


Indikasi melakukan RJP adalah ;
1. Henti Nafas
Henti Nafas dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti : tenggelam, stroke,
obstruksi jalan nafas akibat benda asing, menghirup asap, keracunan obat,
tersengat listrik, tercekik, trauma, MCI, dll, yang ditandai dengan tidak adanya
gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari pasien.
Pada awal henti nafas oksigen masih di dalam darah untuk beberapa menit dan
jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke ke otak dan organ vital lainnya,
jika pada keadaan ini diberikan bantuan nafas, maka akan sangat bermanfaat
sehingga pasien dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.
2. Henti jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti
sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan
oksigen. Pernafasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal
akan terjadi henti jantung. Pada kondisi henti jantung, sirkulasi terhenti dan
semua organ tubuh mengalami hipoksia.

Tujuan BHD :
Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang
bertujuan :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernafasan


2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang
mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru (RJP).

Langkah-langkah BHD
1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
2. Periksa kembali keadaan pasien dengan cara menggoncangkan bahu pasien.

Gambar 1

3. Segera berteriak minta pertolongan (Call For Help)

Gambar 2
4. Memperbaiki posisi pasien
Untuk melakukan tindakan BHD yang efektif, pasien harus dalam posisi
terlentang dan berada pada permukaan yang rata dan keras. Jika pasien ditemukan
dalam posisi miring atau tengkurap, ubahlah posisi pasien ke posisi terlentang.
Ingat ! Penolong harus membalikkan pasien sebagai satu kesatuan antara kepala,
leher dan bahu digerakkan secara bersama-sama (kontrol servikal).
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Gambar 3
5. Mengatur Posisi Penolong
Segera berlutut sejajar dengan bahu pasien agar saat memberikan bantuan nafas
dan sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi

6. Airway (Jalan Nafas).


Setelah selesai melakukan prosedur dasar, kemudian dilanjutkan dengan
melakukan tindakan :
a. Pemeriksaan jalan nafas.
Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan nafas
oleh benda asing, jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, bila
sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk yang
dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan jari telunjuk pada mulut pasien.
b. Membuka jalan nafas
Setelah jalan nafas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, pada
umumnya bila pasien tidak sadar tonus otot menghilang, maka lidah dan
epiglotis akan menutup faring dan laring, inilah salah satu penyebab sumbatan
jalan nafas. Pembebasan jalan nafas oleh lidah dapat dilakukan dengan cara
tengadah kepala topang dagu (head tild and chin lif) dan manuver mendorong
mandibula. Jika dicurigai adanya cedera servikal jangan lakukan menuver
tengadah.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Head Tilt and Chin Lift

Triple Airway Manuver (Jaw Thrust)

7. Breathing (Pernafasan).
Terdiri dari 2 tahap :
a. Memastikan pasien tidak bernafas.
Dengan cara melihat gerakan naik turunnya naik turunnya dada, mendengar
bunyi nafas dan merasakan hembusan nafas pasien. Untuk itu penolong harus
mendekatkan telinga diatas mulut dan hidung pasien, (look, listen dan feel)
sambil tetap mempertahankan jalan nafas tetap terbuka. Prosedur ini
dilakukan tidak boleh melebihi 10 detik.

Look, Listen, Fell


PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

b. Memberikan Bantuan Nafas


Jika pasien tidak bernafas, bantuan nafas dapat dilakukan melalui mulut ke
mulut, mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma, dengan cara
memberikan hembusan nafas sebanyak 2 kali hembusan, waktu yang
dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1.5 – 2 detik dan volume udara
yang dihembuskan 700 – 1000 ml (10 ml/ kg BB) atau sampai dada pasien
terlihat mengembang. Penolong harus menarik napas dalam pada saat akan
menghembuskan nafas agar tercapai volume udara yang cukup. Penolong
harus memperhatikan respon dari pasien atau pasien setelah diberikan bantuan
nafas.

Cara Memberikan Bantuan Pernafasan


1) Mulut ke mulut
Bantuan pernafasan dengan menggunakan cara ini yang cepat dan efektif
untuk memberikan udara ke paru-paru pasien. Pada saat dilakukan hembusan
nafas dari mulut ke mulut, penolong harus mengambil nafas dalam terlebih
dahulu dan mulut penolong harus dapat menutup seluruh

2) Mulut ke Hidung
Tehnik ini direkomundasikan jika usaha ventilasi dari mulut pasien tidak
memungkinkan, misalnya pada trismus atau dimana
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

3) Mulut ke Stoma
Pasien yang mengalami laringotomi mempunyai lobang (stoma) yang
menghubungkan trakhea langsung ke kulit.

Gambar 8
4) Bag valve mask (ambu bag)
Digunakan alat bag dan mask dengan diantaranya ada katub. Konsentrasi
oksigen. Untuk mendapatkan penutupan face mask yang baik maka sebaiknya
mask dipegangsatu petugas sedangkan petugas lain memompa.

Evaluasi.
a. Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif, periksa
apakah masih ada sumbatan dimulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala
dan angkat dagu yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan dua kali
nafas buatan yang ade kuat.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah
posisi pasien keposisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi
(recovery) waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas.
Kembali, jika terjadi segera terlentang pasien dan lakukan nafas buatan kembali.
b. Jika tetap gagal memberikan nafas buatan,tetap lanjutkan ke pemeriksaan tanda-
tanda sirkulasi

8. Circulation (C = Sirkulasi)
Terdiri dari Tahap ;
a. Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien
b. Ada tidaknya denyut jantung pasien dapat ditentukan dengan meraba arteri karotis
di daerah leher pasien dengan dua atau tiga jari tangan (jari telunjuk dan tengah)
penolong dapat meraba pertengahan leher sehingga teraba trakhea, kemudian
kedua jari digeser ke bagian sisi kanan atau kira-kira 1-2 cm, raba dengan lembut
selama 5-10 detik.

Gambar Cek Nadi Arteri Karotis


c. Jika teraba denyut nadi, penolong harus kembali memeriksa pernafasan pasien
dengan melakukan manuver tengadah kepala topang dagu untuk menilai
pernafasan pasien. Jika tidak bernafas lakukan bantuan nafas, tetapi jika bernafas
pertahankan jalan nafasnya.
d. Memberikan bantuan sirkulasi
e. Jika arteri karotis teraba, cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

f. Namun bila arteri karotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan dan
kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 : 2 (baik 1 atau 2 orang penolong),
dengan tehnik sebagai berikut :
1) Dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga kanan
atau kiri sehingga bertemu dengan tulang dada (sternum)
2) Dari pertemuan tulang sternum diukur kurang lebih 2 atau 3 jari ke atas
daerah tersebut merupakan tempat untuk meletakkan tangan penolong dalam
memberikan bantuan sirkulasi.
3) Letakkan salah satu pangkal telapak tangan penolong pada pertengahan dari
seperdua bagian bawah tulang dada (sternum).

Gambar Menentukan Letak Pijatan


Letakkan pangkal telapak tangan yang satu lagi menumpang diatas tangan
pertama. Letakkan jari-jari kedua tangan atau saling mengait untuk
memastikan bahwa penekanan yang dilakukan tepat pada sternum dan tidak
pada tulang iga atau bagian atas perut.
4) Tepatkan badan penolong vertikal diatas pasien dengan bertumpu pada kedua
lengan yang diluruskan diatas sternum pasien dan tekan sternum tegak lurus
sedalam 3.8 – 5 cm.
5) Lepaskan tekanan tanpa batas melepas kontak antara tangan dan sternum
pasien, kemudian ulangi penekanan/kompresi jantung luar dengan kecepatan
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

100 X/ menit (dilakukan 4 siklus/ menit, berarti hampir 2 X kompresi dalam 1


detik)

Gambar Tehnik CPR

6) Kombinasikan kompresi dan nafas buatan; setelah 30 x kompresi, berikan


nafas buatan yang efektif sebanyak 2 x. Tidak boleh ada penundaan antara
kompresi nafas buatan kompresi lagi, sehingga jeda waktu tidak lama, dan
lanjutkan rasio kompresi-ventilasi 30:2
7) Kompresi dan ventilasi tidak boleh dihentikan kecuali untuk memeriksa
tanda-tanda sirkulasi jika pada pasien bergerak atau ada usaha bernafas
spontan.

Evaluasi :
1. Sesudah 4 siklus ventilasi dan kompresi kemudian pasien dievaluasi kembali
2. Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan
rasio 30 : 2
3. Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakkan pasien pada posisi mantap.
4. Jika tidak ada nafas dan denyut nadi teraba letakkan pasien pada posisi mantap
5. Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10-12
x/menit dan monitor nadi setiap 10 detik
6. jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar
jalan nafas tetap terbuka.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

7. Lanjutkan resusitasi sampai :


b. Pertolongan diambil alih oleh yang lebih ahli
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda sirkulasi
d. Penolong kelelahan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP


2. Lakukan RJP sampai :
a. Timbul nafas spontan
b. Diambil alih alat/ petugas lain
c. Dinyatakan meninggal
d. Penolong tidak mampu atau atau sudah 30 menit tidak respon

Bantuan Hidup Dasar Pada Anak dan Bayi

Sebab-sebab henti jantung dan paru pada anak


Henti jantung pada anak-anak lebih sering merupakan akibat kadar oksigen darah yang
rendah (hypoxemia yang lama) karena gagal atau henti nafas.
Beberapa kejadian yang memerlukan resusitasi adalah :
1. Luka karena kecelakaan
2. Tersedak karena, seperti makanan, cairan, dan lain-lain
3. Inhalasi Asap
4. Sindroma mati mendadak pada anak
5. Infeksi saluran nafas.

Langkah-langkah Resusitasi Jantung Paru (RJP)


1. Menentukan Keadaan Pasien
Tentukan keadaan anak, tak responsif atau dalam keadaan kesulitan nafas.
Penolong harus segera menilai beratnya kecelakaan dan pastikan apakah anak sadar
atau tidak dengan mengguncangkan bahu anak. Bila anak mengalami kecelakaan
berat seperti adanya trauma kepada atau leher, berikan pengamanan pada servikal.

2. Mintalah pertolongan
Bila telah dipastikan tidak ada respon atau terdapat tanda-tanda gagal nafas,
penolong harus memina pertolongan. Jika penolong sendiri, dan anak jelas tidak
bernafas, RJP harus dilakukan selama 1 menit sebelum meminta pertolongan
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

3. Posisi Penolong
Agar RJP dapat dilakukan efektif, harus dibuat posisi terlentang pada permukaan
yang keras dan rata. Pada saat akan menelentangkan anak bila anak didapatkan
kontrol servikal.

4. Buka Jalan Nafas.


Jalan nafas pada anak dengan mudah tersumbat lendir, darah, muntahan dan lidah
jatuh pada penderita yang tidak sadar. Lidah melekat pada rahang bawah, dengan
hilangnya kesadaran maka otot menjadi relaks dan lidah jatuh ke belakang menutup
jalan nafas.
Tindakan pertama setelah memastikan penderita tidak sadar dan menelentangkan
anak adalah dengan membuka jalan nafas.
Caranya :
a. Tengadahkan kepala – Topang Dagu (Chin Lift)
Penolong meletakkan tangan pada dahi kepala anak dan menengadahkan kepala
perlahan-perlahan ke belakang atau posisi netral pada bayi dan lebih ke belakang
pada anak-anak agar struktur-struktur didalamnya termasuk lidah dapat terangkat
dari jalan nafas.

Gunakan jari-jari tangan yang bebas untuk menopang dagu dan diletakkan pada
bagian tulang dari rahang bawah sehingga dagu ditopang ke depan agar tidak
menutup jalan nafas, harus dijaga agar tidak sampai mulut terkatup atau menekan
bagian-bagian lunak dari rahang.

Sedangkan tangan lain dari penolong harus mempertahankan kepala tengadah.

Gambar Chin Lift pada anak

b. Gerakan mengedepankan rahang (mencakillan) Jaw Thrust

Penolong meletakkan 2 atau 3 jari di bawah kedua sisi dari rahang bawah pada
sudutnya dan kemudian mendorong rahang kedepan.

Siku penolong harus diletakkan pada alas dimana pasien berbaring. Gerakan
pencangkilkan ini dapat disertai dengan kepala sedikit tengadah, sedangkan bila
pasien diduga cedera leher sebaiknya pencakilan tanpa posisi kepala tengadah.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Gambar Jaw thrust pada anak

5. Menentukan pasien bernafas atau tidak


Jika pasien belum dapat dipastikan bernafas atau tidak, jalan nafas segera dibuka
dan sambil menjaga Jalan nafas tetap terbuka, penolong meletakan telinganya
sambil, dekat mulut daan hidung pasien, kemudian lihat gerakkan dada dan
dengarkan serta rasakan aliran udara. Bila anak bernafas, pertahankan jalan nafas
agar tetap terbuka. Namun bila tidak ada pernafasan, penolong harus segera
memberi bantuan pernafasan pada anak.

Gambar Menentukan status pernapasan anak

6. Memberi Bantuan Nafas


Bila setelah jalan nafas terbuka, pasien tidak bernafas, bantuan pernafasan harus
diberikan agar oksigen dapat sampai ke dalam paru-paru pasien.

Sambil tetap mempertahankan jalan nafas terbuka penolong dapat menutup mulut
dengan hidung anak. Jika pasiennya bayi, mulut penolong dapat menutup mulut dan
hidung pasien. Jika pasiennya lebih besar, hidung ditutup dengan pipi atau jari
telunjuk dan ibu jari tangan penolong yang menengadahkan kepala, kemudian tutup
mulut pasien dengan mulut penolong.

Tiupan lambat (1 – 1,5 detik tiap tiupan) diberikan dengan selang waktu penolong
menarik nafas (pengukuran waktu bernafas merupakan ukuran waktu penolong
menarik nafas (pengukuran waktu bernafas merupakan ukuran waktu inspirasi dari
pasien).
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Prinsip pemberian bantuan nafas :


Bantuan nafas penolong merupakan satu-satunya tindakan yang penting dalam
membantu anak yang henti nafas.
Volume nafas yang cukup adalah yang dapat menyebabkan rongga dada turun naik.
Memberikan nafas secara lambat akan dapat volume nafas yang cukup dengan
tekanan yang rendah sehingga menghindari terjadinya distensi lambung.
7. Sirkulasi, periksa nadi
Pada anak lebih dari 1 tahun, arteri karotis adalah arteri yang paling baik untuk
dinilai. Sedangkan pada anak kuarang dari 1 tahun , arteri brakhialis lebih dianjurkan.

Gambar Menilai nadi karotis


Arteri brakhialis ; terletak pada bagian dalam dari bagian atas diantara atas diantara
siku dan bahu, ibu jari penolong berada pada bagian luar dari lengan pasien dan jari
serta jari tengah meraba sampai denyut nadi teraba.

Gambar Nadi brakhialis

 Jika denyut nadi teraba tetapi tidak ada usaha nafas  Bantuan nafas harus segera
diberikan.
Untuk bayi diberikan bantuan nafas tiap 3 detik atau 20 x semenit.
Anak-anak tiap 4 detik (15x semenit)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

 Jika nadi tak teraba, terjadi henti jantung  kompresi dada harus dilakukan dan
harus dikoordinasi dengan bantuan nafas.
8. Kompresi Dada
Melakukan kompresi dada terdiri dari gerakan irama yang teratur, sehingga darah
dapat dipompakan pada organ-organ penting seperti jantung, paru dan otak, sehingga
pasien tetap hidup sampai bantuan hidup lanjut diberikan. Kompresi dada harus selalu
disertai dengan bantuan nafas. Untuk kompresi yang optimal, anak harus dalam posisi
horizontal terlentang pada permukaan yang keras.

Gambar Kompresi dada pada anak

1) Tariklah garis imaginer diantara putting susu sehingga memotong tulang dada
2) Jari telunjuk yang tidak memegang kepala bayi, diletakkan tepat di bawah garis
imaginer tadi pada sternum. Tempat untuk melakukan kompresi adalah satu jari
dibawah garis imaginer tersebut dan pada tempat jari tengah dan jari manis.
3) Dengan menggunakan 2 atau 3 jari pada tulang dada dikompresi sampai kedalam
0,5 – 1 inchi (1,3 – 2,5 cm) dengan kecepatan 100 x/menit.
4) Pada setiap akhir kompresi tekananan dilepaskan dan sternum dibiarkan kembali
pada posisi semula, tanpa melepaskan jari-jari dari sternum. Dengan irama
kompresi, relaksasi harus dilakukan dengan waktu yang sesuai dan tanpa gerakan
hentakan.
a. Pada Bayi Baru Lahir
Pada bayi baru lahir, aspiksia dapat menyebabkan vasekonstriksi perifer, hipoksi
jaringan, asidosis, kontraksi jantung yang memburuk, bradikardi dan henti jantung.
Keadaan kritis ini dapat dihindarkan jika segera melakukan ventilasi efektif dan
oksigenasi. Kompresi dada harus segera dilakukan jika frekuensi jantung dibawah
60x/menit atau dibawah 80x/menit dan tidak meningkat walau diberikan O2 100%
selam 30 detik. Terdapat 2 teknik kompresi dada pada bayi baru lahir dan bayi kecil,
keduanya harus dipelajari. Pertama, dengan menggunakan 2 jempol tangan yang
diletakkan pada 2/3 bagian atas tulang sternum dengan jari-jari lain melingkar dada
dan menunjang punggung (lihat gambar)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Jempol harus diletakkan pada sternum tepat di bawah garis diantara puting susu. Pada
bayi yang sangat kecil mungkin jempol harus saling bertumpuk. Bagian bawah
sternum tidak boleh ditekan karena dapat merusak organ abdomen. Jika bayi lebih
besar atau tangan penolong lebih terlalu kecil untuk melingkari dada bayi, kompresi
dilakukan dengan memakai 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) pada satu jari
dibawah garis imaginer. Tangan yang lain dapat dipakai sebagai alas punggung.
Sternum dikompresi hars hati-hati dan lembut, tidak menghentak dan sama dalam
waktu relaksasi. Jempol tangan atau jari-jari tidak boleh lepas dari sternum selama
fase relaksasi. Frekuensi nadi harus diperiksa periodik dan kompresi dihentikan jika
frekwensi telah mencapai lebih dari 80 x/menit. Kompressi harus disertai tekanan
ventilasi positif dengan O2 100% pada kecepatan 40 – 60x/menit.

b. Pada Anak-Anak
1) Cari dan raba batas bawah dari iga-iga yang terletak dekat penolong dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
2) Kemudian diikuti tengah pada tonjolan tersebut, jari telunjuk ditelentangkan
kesamping jari tengah
3) Dengan jari tengah pada tonjolan tersebut, jari telunjuk ditelentangkan disamping
jari tengah.
4) Letakkan pangkal telapak tangan disamping jari telunjuk, dengan arah axis
memanjang dari pangkal telapak tangan sejajar sternum.
5) Kompressi dada dilakukan dengan satu tangan sampai kedalaman 1 ½ inci (2,5 –
3,8 cm) dengan kecepatan 80 – 100x/menit.
6) Kompressi harus hati-hati, lembut tidak menghentakkan dan dada harus dapat
kembali pada posisi semula setelah setiap relaksasi lamanya harus sama.
7) Jika anak lebih besar atau lebih dari 8 tahun, harus dipakai seperti pada cara RJP
dewasa.

Gambar Kompresi dada pada anak yang lebih besar

Koordinasi Kompresi dan Bantuan Nafas


Kompresi dada harus selalu disertai dengan bantuan nafas. Pada setiap akhir kompressi
ke 5, selang waktu harus diberikan untuk ventilasi (1 – 1 ½ detik setiap nafas). Pada bayi
dan anak, rasio 5:1 Kompressi – ventilasi dipakai pada RJP 1 maupun RJP 2 penolong.
RJP 2 penolong hanya diberikan oleh tenaga medis. Karena kompressi 80 – 100x/menit.
Bayi dan anak harus dinilai kembali setelah 10 siklus (Kompressi – ventilasi kira-kira 1
menit) dan beberapa menit setelah ini.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Menghentikan RJP
Bila RJP dilakukan dengan efektif, kematian biologis akan tertunda. Saat menghentikan
RJP merupakan keputusan yang sangat sulit yang tergantung :
a) Lamanya kematian Klinis
b) Prognosis pasien (ditinjau dari penyebab henti jantung)
c) Penyebab henti jantung (pada henti jantung karena listrik minimal 1 jam)
Sebaiknya keputusan penghentian RJP diserahkan kepada dokter.

Komplikasi RJP :
a) Fraktur Iga
Sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada
fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan salah
b) Perdarahan intra abdominal
Posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah hepar
(limpa).
c) Distensi lambung karena pernafasan buatan.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

Tujuan :
Untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung.

Prinsip :
Cepat dan tepat

Alat :
- Sarung tangan
- Pocket Facemask
- Orofaringeleal
- Ambu Bag
- Slang oksigen
- Tabung oksigen
- Trolly Emergency

Dokumentasi :
Primary Survey
- Jalan Nafas
Hasil Observasi : look, listen and feel
Pembebasan jalan nafas (heat tilt, chim lift, jawa thrust, dengan control servikal)

- Pernafsan (Breathing) :
Untuk mengetahui apakah usaha ventilasi efektif atau tidak hanya pada saat pasien
bernafas. Pengkajian berfokus pada auskultasi bunyi nafas dan evaluasi ekspansi
dada, usaha respirasi, dan adanya bukti trauma dinding dada atau abnormalitas fisik.

- Circulation
Memperbaiki dan mempertahankan sirkulasi yang efektif melalui resusitasi
kardiopulmoner, kontrol perdarahan, akses intravena dengan penatalaksanaan cairan
dan perdarahan jika diperlukan, dan obat-obatan.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PROSEDUR BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

NAMA MAHASISWA :
NIM :

No Tindakan Dilakukan
Ya Tidak
1. Menggunakan sarung tangan
2. Memastikan keamanan lingkungan
3. Menilai kesadaran
4. Meminta pertolongan
5 Memperbaiki posisi pasien
6 Mengatur posisi penolong
7 Memeriksa jalan nafas
8 Membuka jalan nafas
Head tilt
Chin Lift
Jaw thurst
9 Memastikan pasien tidak bernafas
Look (melihat)
Listen (mendengar)
Feel (merasakan)
10 Membersihkan jalan nafas
Sapuan jari (finger sweep)
Suction
11 Memberikan bantuan nafas
Mulut ke mulut
Mulu ke hidung
Alat ke mulut dan hidung
Bag- valve-mask ke mulut dan hidung
12 Memastikan ada tidaknya denyut jantung
13 Memberikan Bantuan Sirkulasi
14 Mengevaluasi Setiap Sirkulasi
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

EVAKUASI/TRANSPORTASI dan STABILITAS KE dan dari IRD

Pengertian :
Suatu tindakan yang dilakukan untuk memberi pertolongan dengan menggunakan
peralatan yang ada dan dimodifikasi sesuai kebutuhan dalam usaha melindungi
korban selam pemindahan.

Tujuan :
 Menghindari cedera lebih lanjut dan mengurangi nyeri
 Mempermudah dan mempercepat memberi tindakan

Indikasi :
 Pasien yang mengalami kecelakaan baik darat, laut dan udara

Kontra Indikasi
 Tidak ada

Persiapan Alat :
 Mobil Ambulans
 Bidai
 Perban
 Tandu (selimut pengangkat)
 Neck collar

Prosedur Kerja :
Metode Perpindahan
Metode apapun yang dipilih, aturan-aturan dasar pengangkatan pasti diterapkan.
1. Berdiri dengan kaki yang diberi jarak, kaki utama berkedudukan kerah pemindahan
(lihat gambar 13.1)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

2. Lutut dengan pinggul dibengkokkan, pertahankan punggung tegak dan kepala


terangkat
3. Pegang korban sedekat mungkin menggunakan genggaman yang mantap
4. Untuk mengangkat korban, luruskan pinggul dan lutut
5. Jangan pernah mencoba mengangkat seseorang secara manual tanpa bantuan tanpa
kecuali jika dia seorang bayi atau anak kecil, karena penolong pertama mempunyai
resiko cedera punggung dan juga mambahayakan korban. Teknik mengangkat dan
memegang dipergunakan dan harus diseleksi sesuai dengan kebutuhan korban dan
kesediaan sumber-sumber. Teknik ini akan sangat baik diterapkan jika dilakukan
oleh seseorang yang telah terlatih dan mempunyai kemampuan. Penolong pertama
harus menjelaskan apa yang akan dilakukannya dan bagaimana korban dapat
membantu.

Dasar berdiri untuk mengakat

Teknik-teknik ini dapat digunakan ketika hanya tersedia seorang penolong atau
jika korban dapat membantu pemindahan
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

(i) Membawa seorang bayi atau anak kecil


Pengangkatan Cradle – lihat Gbr. 13.2 (a)
Penolong pertama jongkok atau melutu disamping anak. Tempatkan satu lengan di
bawah korban dan lengan lainnya melingkari punggung. Pegang anak secara mantap
dan dekatkan ke tubuh, berdiri dengan meluruskan lutut dan pinggul.
Digendong (Pick a Back) – Lihat Gbr. 13.2 (b)
Penolong pertama jongkok atau berlutut dan instruksikan anak untuk berdiri
dibelakanagnya. Beritahu anak untuk meletakkan lengannya dengan longgar diatas
pundak penolong pertama. Genggam masing-masing tungkai anak. Berdiri dengan
meluruskan lutu dan pinggul.

(a) mengaangkat terayun, (b) mengangkat dibelakang


PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

(ii) Berjalan dengan bantuan


Hal ini mangasumsikan kemampuan korban untuk melakukanya
Teknik satu orang – lihat Gbr 13.3 (a)
Penolong pertama berdiri pada sisi yang cedera dari korban. Topang korban dengan
melingkarkan lengannya pada leher atau pundak penolong pertama
Teknik dua orang – lihat Gbr. 13.3 (b)
Teknik ini dapat digunakan jika ada lebih dari satu orang untuk membantu dan
mereka mempunyai kisaran tinggi badan yang sama. Teknik ini mirip dengan teknik
sebelumnya tetapi penolong menempatkan diri di kedua sisi korban.

(a) dibantu oleh satu orang (b) dibantu oleh dua orang

Teknik-teknik lainnya akan meliputi beberapa pengangkatan, oleh karena itu harus
ada lebih dari satu orang. Karena dua orang akan menggenggam tangan harus
disepakati dulu (Ada 3 genggaaman yang direkomendasikan untuk dipilih.
(i) Pengangkatan dengan bantuan pundak,
Teknik ini merupakan teknik teraman dari semua teknik yang ada baik bagi
penolong maupun korban. Teknik tidak dapat digunakan jika korban tidak dapat
digunakan jika korban tidak dapat membengkokkan pinggulnya dan duduk atau jika
ada cedera dinding dada. Pada penolong pertama jongkok atau melutut di kedua sisi
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

korban dekat dengan pinggul dan menghadap korban. Korban diangkat dalam posisi
duduk atau jika ada cedera dinding dada. Pada penolong pertama jongkok atau
melutut di kedua sisi korban dekat dengan pinggul dan mengahap korban. Korban
diangkat dalam posisi duduk dan instruksikan untuk meletakkan lengan-lengannya
diatas pundak para penolong. Para penolong menggenggam tangan kuat-kuat di
bawah paha korban. Sedangkan tangan yang bebas digunakan untuk menopang
tubuh korban pengangkatan dilakukan penolong dengan meluruskan lutu dan
pinggul mereka.

Genggaman tangan. (a) Genggaman pergelangan (b) Saling menggenggam


(c) Genggaman jari.

(a) Mengangkat pada bahu atau cara Australia


(b) Mengangkat pada lengan menahan kedua kaki
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

(ii) Pengangkatan melalui lengan, dengan menopang tungkai


Teknik ini digunakan jika penolong segera berdiri dibelakang korban.
Pengangkatan melalui kedua lengan korban penolong kedua berdiri di sepanjang
sisi korban membengkokkan lutut dan pinggulnya dan kemudian menopang paha
dan tungkai korban. Kedua penolong harus mengangkat bersamaan.

(iii) Pengangkatan dengan selimut


Sedikitnya 4 penolong dan satu selimut yang kuat dibutuhkan untuk pengangkatan
ini. Teknik ini dapat digunakan jika korban tidak sadar atau mengalami cedera berat
dan tidak dapat menggerakkan dirinya. Selimut digulung memanjang ½ bagian dari
ukuran lebarnya. Para penolong pertama melutut di sepanjang sisi korban, satu
orang pada kepala, lainnya pada kaki dan dua lainnya pada satu sisi. Korban

Digulingkan miring pada satu sisi dan gulungan selimut diletakkan rapat di
sepanjang punggung korban termasuk dibagian kepala dan kakinya. Hal yang sama
juga dilakukan untuk sisi lainnya. Penolong pertama kemudian menempatkan diri
mereka disetiap sudut dan menggulung selimut ke arah korban dengan kedua
tangannya. Dengan komandan dari satu orang dari mereka semuanya meluruskan
lutut dan pinggul secara bersamaan dan mengangkat korban. Ketika korban telah
dibawa ketempat aman, maka harus diturunkan secara bersamaan juga.

(iv) Tarikan
Tarikan dilakukan karena korban sendiri tidak mampu menolong dan tidak ada
bantuan lain yang tersedia. Kemudian korban harus ditarik keluar.
Yakinkan jalur yang akan dilewati bebas dari penghambat dan benda-benda tajam.
Aplikasikan aturan-aturan pengangkatan usahakan sedekat mungkin dengan korban.
Selalu menarik berat. Badan ke arah diri anda. Gunakan tarikan pendek, istirahat
diantaranya dari pada menggunakan tarikan panjang atau sentakan tajam. Jika
mungkin berlutut atau jongkok dibelakang korban. Tempatkan korban dalam posisi
datar (jika tidak ada kontradiksi, dengan lengan menyilang tubuhnya, rebahkan
kepalanya secara perlahan. Pastikan bahwa tidak ada hambatan dalam
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

pemindahannya. Lebih baik menggunakan genggaman lengan atau menggenggam


baju korban pada pundaknya dan dorong secara perlahan. Jangan menarik korban
dengan menggunakan aksila karena akan merusakkan persendian bahunya. Jika
tersedia, tempatkan sebuah selimut plastik di bawah korban akan memfasilitasi
pergeseran tubuh.

Hal-hal yang harus diperhatikan


 Pengkajian terhadap korban
Faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi pemindahan korban, oleh karena itu harus
dipertimbangkan oleh penolong pertama. Kebanyakan faktor-faktor ini dapat
ditentukan melalui observasi dan atau pertanyaan langsung terhadap korban atau
orang-orang yang menyertainya.
(a) Bahaya yang memperburuk efek luka memperdalam syok dan merusak struktur
vital. Luka dinding dada, kepala, tulang belakang dan lingkar pelvis seluruhnya
memerlukan pengkajian yang cermat
(b) Jarak dan waktu bantuan yang dapat mempengaruhi kesakitan dan keamanan
jika bantuan dari seorang ahli segera dapat diperoleh penanganan di tempat
kejadian akan memperbesar angka keberhasilan kemudian jika bantuan yang
semacam itu tidak didapatkan, pengiriman korban ke pusat penanganan yang
terdekat terdekat diusahakan segera mungkin.
(c) Terperangkap atau tertimpa bangunan runtuh atau alat-alat kerja metal akan
membutuhkan pemindahan sebelum penolong memberikan penolong
memberikan pertolongan.
(d) Kerusakan indera, seperti penglihatan atau pendengaran keadaan tersebut bisa
saja telah ada sebelum kejadian atau timbul setelah kejadian tersebut.
(e) Nyeri yang akan menghambat atau mencegah pergerakan, keadaan ini dapat
terlihat melalui erangan-erangan atau pergerakan dari korban, dan akan suhu
dilihat jika korban tetap diam dan menolak untuk menggerakkan bagian yang
nyeri.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

(f) Anggota badan tidak dapat dipergunakan atau terbatas penggunannya fraktur
atau laserasi hebat dengan perdarahan membutuhkan penanganan terlebih
dahulu sebelum pergerakan memungkinkan dilakukan.
(g) Keterbatasan fisik contohnya paralise, spastisiti, kehilangan anggota tubuh atau
anggota tubuh buatan, dimana semuanya dapat terjadi sebelum kejadian
berlangsung tetapi dapat juga disebabkan oleh kejadian tersebut.
(h) Keadaan mental/emosi dapat menyebabkan korban menjadi panik atau tidak
kooperatif atau menolak untuk ditolong.
(i) Berat dan tinggi korban harus diperkirakan saat akan menentukan alternatif
pemindahan korban.

(a) .

(b) .

(c)
Selimut Pengangkat
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

ELEKTROKARDIOGRAPH (EKG)

NAMA MAHASISWA :
NIM :
OBSERVASI
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai Ket.
ya tidak
1 Melakukan pemeriksaan a. Kriteria persiapan alat
12 lead 1) Alat lengkap dan siap pakai
2) Kapas Alkohol dalam tempatnya
3) Kapas/Kasa Lembut
b. Persiapan pasien
1) Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2) Posisi pasien diatur terlentang datar
b. Kriteria Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila
pasiennya memakai jam tangan, gelang dan logam lain dilepas
3) Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas
menggunakan kapas pada daerah dada, kedua pergelangan tangan
dan kedua tungkai dilokasi pemasangan manset elektroda
4) Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda, Bila tidak ada jelly,
gunakan kapas basah
5) Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai
6) Memasang Arde
7) Menghidupkan Monitar
8) Menyambung kabel pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai pasien, untuk rekan ekstremitas lead (lead I, II, III, AVR,
AVF) dengan cara sebagai berikat :
- Warna merah pada tangan kanan
- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan
- Warna hijau paa kaki kiri
9) Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead :
V1 Pada interkosta keempat pada garis sternum sebelah kanan
V2 Pada interkosta keempat pada garis sternum sebelah kiri
V3 Pertengahan antara V2 dan V4
V4 Pada interkosta kelima pada mid aksila
V5 Pada aksila sebelah depan kiri
V6 Pada interkosta kelima pada mid aksila
V7 Pada Interkosta kelima pada aksila bagian belakang kanan
V8 Satu bidang (sejajar dengan V7 pada garis scapula
V9 Sejajar dengan V8 pada batas kiri dari columna vertebralis
10) Melakukan kalibrasi 10 mm dengan keadaan 25 mm/volt/ detik
11) Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan lead yang
terdapat pada median
12) Melakukan Kalibrasi kembali setelah perekaman selesai
13) Memberi identitas pasien hasil rekaman : Nama, umur , tanggal dan
jam rekaman serta nomor lead dan nomor rekam medik
14) Merapikan alat-alat
15) Cuci Tangan
Sub Total

Total
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PEMASANGAN NGT

Jenis Keterampilan : Memasang NGT


Nama Mahasiswa : ..................................................
Tanggal Ujian : ..................................................

NILAI
No. KOMPONEN
0 1 2 3 4
1. PERALATAN :
a. Selang sonde (NGT) steril
b. Pelumas/Jelly
c. Spuit 50-60 ml
d. Plester Hipoalergik
e. Stetoskop
f. Nierbekken/ Bengkok
g. Sarung Tangan Steril/ Bersih
h. Spatel
i. Tissue Wajah
j. Handuk
k. Penlight
l. Korentang
2. PERSIAPAN KLIEN :
Memberitahukan pada klien tentang prosedur yang
akan dilakukan
3. PROSEDUR :
1. Mencuci Tangan
2. Dekatkan alat ke sisi tempat tidur dimana
perawat akan berdiri sesuai penggunaan tangan
3. Bantu klien untuk posisi flower atau semi flower
4. Letakkan handuk diatas dada klien
5. Letakkan tissue dalam jangkauan klien
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

6. Pilih lubang yang aliran udaranya lebih baik,


dengan cara menutup salah satu lubang
kemudian klien diminta ekspirasi. Lakukan hal
yang sama pada lubang hidung yang lainnya.
7. Gunakan sarung tangan. Ambil selang NGT lalu
ukur panjang selang yang akan dimasukkan dan
beri tanda dengan plester/ perhatikan garis yang
ada pada selang. Cara mengukur yaitu diukur
dari ujung hidung ke daun telinga hingga ke
processus xypoideus pada sternum.
8. Perhatikan tutup selang dalam keadaan tertutup
atau tutup ujung selang dengan spuit.
9. Beri pelumas/jelly pada selang NGT kira-kira
10-20 cm
10. Ingatan klien bahwa insersi segera dimulai.
Anjurkan klien untuk menelan dan masukkan
selang secara perlahan setiap kali menelan.
11. Fleksikan kepala kearah dada setelah selang
melaui nasofarang. Biarkan klien rileks sebentar,
lalu lanjutkan insersi sampai batas yang telah
ditentukan.
12. Periksa letak selang
- Cabut kembali spuit, jepit selang. Spuit diisi
dengan udara 10-20 cc. Sambungkan kembali
dan aspirasikan udara tersebut samnil
mendengarkan dengan stetoskop pada bagian
lambung di abdomen. Bunyi desiran udara
pertanda selang sudah masuk.
- Aspirasi isi cairan lambung hingga nampak
pada selang. Apabila terlihat adanya cairan
lambung berarti selang sudah masuk ke
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

lambung kemudian aspirasikan kembali.


13. Fiksasi selang pada hidung dengan plester
14. Lepaskan sarung tangan, rapikan alat-alat dan
kembalikan klien keposisi yang benar.
15. Mencuci tangan
16. Catat jenis selang, waktu dan reaksi klien.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PERAWATAN LUKA BAKAR


NAMA MAHASISWA :
NIM :

OBSERVASI
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai Ket.
ya tidak
2 Merawat Luka Bakar c. Kriteria persiapan
1) Persiapan alat
a) Alat-alat steril
(1) Alat tenun
(2) Set ganti balutan
(3) Spuit 10 cc
(4) Kain kasa
(5) Verband sesuai dengan ukuran
(6) Sarung tangan
b) Alat-Alat tidak steril
(1) Bengkok
(2) Obat penenang (bila diperlukan)
c) Obat-obatan steril
(1) Zalp kulit sesuai program
(2) Cairan Desinfekten
2) Pasien
Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
d. Kriteria Pelaksanaan
Memandikan pasien diruang khusus dengan fasilitas khusus :
1) Sebelum Tindakan
(a) Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
(b) Bak mandi diisi air dengan suhu 37-43 derajat
(c) Masukkan Desinfektan kedalam bak mandi dengan
komsentrasi sesuai aturan
2) Selama Tindakan
(b) Cuci tangan
(c) Pasien diantar keruang khusus
(d) Pasien dipersiapkan dengan menanggalkan baju
(e) Perawat membantu dokter pada saat memandikan pasien :
a) Merendam pasien kedalam bak mandi
b) Mengambil jaringan nekrotik
c) Memecahkan Bulae
(f) Memindahkan pasien keatas brankar yang sudah dialas dengan
perlak dan alat tenun steril
(g) Mengeringkan baan pasien dengan handuk steril kemudian
pasien diberi zalf sesuai program dokter
(h) Menutup pasien dengan alat tenun steril kemudian pasien
diantar ketempat perawatan khusus
(i) Melakukan observasi terhadap :
(1) Tensi, nadi, suhu dan pernafasan
(2) Posisi jarum infus, kelancaran jarum infus
(3) Reaksi pemberian cairan infus dan reaksi pasien setelah
dimandikan
(j) Mencatat segala perkembangan dan hasil observasi
(k) Cuci tangan
3) Memandikan Pasien diruang tindakan
a) Cuci tangan
b) Pasien dipersiapkan, baju ditanggalkan
c) Perawat membantu dokter pada saat memandikan pasien :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

OBSERVASI
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai Ket.
ya tidak
(1) Mencuci darah luka bakar dengan cairan NaCI 0.9 %
yang sudah dicampur dengan desinfektan
(2) Membersihkan luka bakar dari segala kotoran yang
menempel
(3) Membuang jaringan nekrotik
(4) Memecahkan bullae dengan memakai spuit
(5) Membilas luka bakar dengan cairan steril tanpa
desinfektan

4) Mengringkan daerah luka bakar/bagian yang dicuci dengan kasa


steril kemudian diberi zalf ssuai program pengobatan
5) Memindahkan pasien ke brankar yang sudah diberi alat/alat tenun
steril
6) Memindahkan pasien dengan alat tenun steril kemudian pasien
diantar keruang perawatan
7) Mengobservasi :
8) Memberikan suntikan analgetik sesuai program bila diperlukan
9) Cuci tangan
10) Melapor segera kepada dokter bila terdapat perubahan kondisi
pasien.

Sub total
Total
Presentase
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

TEKNIK MEMASANG BIDAI

Petunjuk : Beri tanda 1 bila kegiatan dilakukan


Beri tanda 0 bila kegiatan tidak dilakukan

OBSERVASI
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai Ket.
ya tidak
a. Kriteria Persiapan
1) Persiapan alat
a) Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
b) Verband/ mitella
c) Gunting
2) Persiapan Pasien
a) Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
b. Kriteria Pelaksanaan
1) Cuci Tangan
2) Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
3) Petugas II meletakkan bidai melewati dua persendian anggota
gerak
4) Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan likasi patah
tulang
5) Peugas I mempertahankan posisi anggota tubuh yang patah
sementara petugas II mengikat bidai
6) Cara pengikatan degan simpul hidup
7) Mengatur posisi pasien
8) Cuci tangan
9) Mencatat dalam catatan perawatan

Sub total
Total
Presentase
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

MEMBALUT DAN PERALATANNYA

Jenis-jenis pembalutan/perban
1. Perban segitiga (Mitela)
2. Perban pita
3. Plester

Tujuan membalut/ perban


1. Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan mikroorganisme
2. Menopang yang cedera
3. Menahan dalam satu sikap tertentu
4. Menekan
5. Menarik

Bahan untuk perban


Bahan yang diperlukan untuk membalut antara lain salep, bubuk luka, plester, bahan
penyerap (kasa atau kapas) kertas tissue, bahan tidak menyerap, bahan elastis (spons,
kapas) dan sebagainya.
Bentuk anggota yang akan diperban

1. Bentuk bundar misalnya : Kepala


2. Bentuk bulat panjang mis : lengan atas, paha, dan jari-jari
3. Bentuk kerucut, mis : lengan bawah dan tungkai bawah
4. Persendian

Jenis-jenis pembalutan
 Bentuk segi tiga untuk kepala
 Dasar segitiga dilipat selebar 5 cm dua kali
 Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas dahi
 Bagian yang mengandung lipatan diletakkan sebelah luar
 Ujung puncak segitiga ditarik kebelakang kepala sehingga puncak kepala
tertutup kain segitiga
 Kedua ujung lipatan tadi dililitkan kebelakag kepala lalu kembali ke dahi dan
dibuat simpul didahi
 Bila ujung dasar segitiga yang ada dibelakang terlalu pendek dapat langsung
diikat di belakang kepala :

Perhatikan gambar berikut :


PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Gambar 11.1 a Gambar 11.1 b


Cara membalut kepala dengan kain segitiga Cara membuat simpul
Yang kiri sampul wanita
Yang kanan simpul lelaki

 Bentuk segitiga untuk bahu


 Gunting ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang kira-kira 25 cm
 Kedua ujung yang baru dibuat. Dililitkan secara longgar ke leher, lalu diikat
dibelakang
 Dasar segitiga ditarik sehingga bagian bahu yang cedera tertutup.lalu kedua
ujung daar segitiga dililitkan ke lengan dan diikat
Perhatikan gambar berikut :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

 Bentuk segitiga untuk dada


 Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm
 Ikatkan kedua ujung puncak itu secara longgar dibelakang leher, sehingga dasar
segitiga berada di depan dada
 Lipatlah dasar segitiga beberapa kali sesuai dengan kebutuhan lalu ujung dasar
tali diikat dipunggung
Perhatikan gambar berikut :

Membalut dada dengan kain segitiga

 Bentuk segitiga untuk tangan


 Letakkan dasar segitiga pada telapak tangan
 Ujung puncak segitiga dililitkan beberapa kali pada pergelangan tangan dan
diikat
 Bila segitiga terlalu besar buatlah beberapa lipatan pada dasar segitiga
Perhatikan gambar berikut :

Membalut Tangan dan Kaki dengan Kain Segi Tiga


PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

JENIS-JENIS PERBAN MENURUT BAHANNYA

Perban Kasa
Perban kasa dibuat dari benang yang dianyam jarang-jarang. Perban ini sering dipakai
untuk membalut luyka atau koreng pada anggota badan, sehingga pembalut basah atau
berbagai bahan dasar gips.

Perban Planel
Kain planel adalah kain berbulu, dipakai sebagai perban penekan, perban penarik pada
pertolongan pertama.

Perban Kambrik
Perban kambrik terbuat dari benang dan dianyam jarang-jarang. Serta pemakaiannya
sama dengan perban kasa.

Perban Trikot
Perban Trikot bahannya seperti kaus berbentuk pipa. Jenis ini sering dipakai untuk
membuat perban ransel. Selain itu anggota gerak yang akan digips, dimasukkan ke dalam
perban tricot, agar gips tidak langsung mengenai kulit.

Perban Katun dan Linen


Perban katun dan linen di pakai dalam keadaan darurat seperti pembalut, penekan, dan
penarik. Perban ii terbuat dari katun atau linen dan biasanya dibuat secara darurat.

CARA-CARA MEMBALUT

 Perban pita untukmembalut kepala dengan cara mempersatukan (Fascla Union)


 Perban yang dipakai dapat berkepala satu maupun yang berkepala dua
 Dipakai untuk luka disamping kepala
 Perban berkepala satu dimulai dari bawah dagu, lalu melalui depan telinga kiri,
naik keatas kepala, dililitkan kembali ke dagu melalui depan telinga kanan sampai
perban terpakai.
 Bila hendak memakai perban berkepala dua, dimulai juga dari bawah dagu
 Masing-masing ujung ke puncak kepala dinaikkan melalui depan telinga, turun lagi
ke dagu sampai seluruh perban terpakai
 Cara Fascia union ini sering merosot sehingga sekarang tidak dipakai lagi.

 Perban kepala cara fascia sagitalis


 Perban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau disebut juga
perban T. Ini dipakai untuk luka dikepala
 Mula-mula perban berkepala 2 dietakkan pada dahi, lalu kedua ujung dililitkan ke
belakang kepala
 Ujung tengah perban juga diletakkan ke belakang
 Setelah dihimpit dengan kedua ujung perban yang datang dari samping, kembalikan
lagi ujung perban tengah ke depan .
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

 Demikian pula kedua ujung samping dililitkan kembali ke depan kepala sehingga
mengimpit lagi ujung perban tengah
 Demikian seterusnya sampai semua perban terpakai
Perhatikan Gambar Berikut :

 Perban kepala cara Barton


 Perban kepala cara Barton dipakai untuk membalut luka atau menunjang rahang
bawah yang patah.
 Ujung perban diletakkan dikepala menghadap keatas pada belakang prosesus
mastoideus kanan. Lalu perban diturunkan memutar kebelakang kepala. Naik ke
puncak kepala melalui belakang telinga.
 Dari puncak kepala lalu turun ke dagu, melalui depan telinga kanan. Naik lagi ke
atas melewati depan telinga kiri
 Sesampainya di puncak kepala perban diturunkan miring menuju belakang kepala
melewati prosessus mastoid lagi.
 Kemudian melingkar belakang kepala melewati bawah telinga kiri menuju ke
depan dagu.
 Diteruskan ke bawah telinga kanan. Kembali ke titik permulaan
 Balutan perban demikian dilakukan berulang-ulang sampai kuat. Bila perban
kurang panjang dapat disambung dengan perban lain.
Perhatikan gambar berikut :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

 Perban Penutup kepala (fascia kapitis atau mitra hippokrates)


 Membuat perban penutup kepala sebaiknya dilakukan dua orang. Mitra hippokrates
dipakai sebagai perban penutup atau pelindung luka kepala yang luas.
 Satu orang berulang-ulang melingkarkan perban, mulai dari dahi terus kebelakang
sambil menghimpit perban kedua yang diletakkan berulang-ulang diatas kepala
oleh orang kedua dari arah depan kepala ke belakang kepala.
 Balutan di geser sedikit demi sedikit ke kiri dan kanan.
Perhatikan gambar berikut :

 Perban anggota badan berbentuk bulat panjang


Untuk melakukan perban lengan atas dan paha dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
 Membalut biasa (Dolabra Curren)
 Mulailah membalut dari distal (jauh dari jantung) mengarah ke proksimal (kearah
jantung), atau sebaliknya.
 Mula-mula perban dililitkan pada anggota gerak (lengan atas). Lalu secara
perlahan-lahan balutan digerakkan ke atas, sampai seluruh bagian yang luka
tertutup.
 Luka atau koreng terlebih dahulu diobati dan ditutup dengan kasa steril sebelum di
balut
 Balitan terakhir dililitkan beberapa kali ditempat yang sama, lalu diletakkan dengan
plester atau dibelah dua ujungnya lalu diikat.
Perhatikan gambar berikut :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Membalut Biasa Dolabra Currens Humen


 Buatlah beberapa lilitan perban pada distal lengan atas, lalu berangsur-angsur lilitan
itu bergerak ke arah proksimal
 Setiap satu lilitan, dilipat (reversa) lalu dililitkan kembali pada lengan.
 Lipatan kedua diletakkan tepat diatas lipatan pertama
 Akhir lipatan diletakkan dengan plester.
Perhatikan gambar berikut :

Membalut Pucuk Rebung Dolabra Reversa Permulaan

Membalut Persendian
1. Cara balut silang (spica)
Membalut silang dipakai pada pergelangan tangan (spika manus) atau pergelangan
kaki (spikapedis). Cara melakukan balutan spika menus dan spika pedis kurang lebih
sama. Oleh karena itu yang akan diterangkan hanya spiral manus saja.
a. Cara membalut silang pada pergelangan tangan (Spica Manus Desendens)
 Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan.
 Arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak tangan.
 Masukkan lilitan diantara ibu jari dan jari telunjuk, miring pada punggung
tangan menuju pergelangan tangan
 Lilitkan satu kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil menggeser perban sedikit
demi sedikit sehingga seluruh pergelangan tangan terbalut.
 Ujung perban akhir diletakkan dengan sepotong plester
Perhatikan gambar berikut :
Membalut Silang (Spica)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

b. Cara membalut silang pada pergelangan tangan (Spica Manus Asendens)


 Balutkanlah perban beberapa kali pada keempat jari tangan (tidak termasuk
ibu jari)
 Mulailah dari ujung jari-jari, lalu sambil membalut geserkan perban ke arah
proksimal (kepangkal jarijari)
 Sampai pada pangkal jari, arahkan perban kepunggung tangan terus ke
pangkal ibu jari. Putar di pangkal telapak tangan menuju punggung tangan,
terus ke sela jari telunjuk dan ibu jari.
 Lilitkan lagi pada punggung tangan dan pangkal ibu jari, sambil digeser
sedikit demi sedikit ke arah pergelangan tangan menuju kesela ibu jari da jari
telunjuk.
 Pekerjaan itu diulang terus sampai seluruh punggung tangan terbalut.
 Akhirnya lilitkan beberapa kali perban pada pergelangan tangan, lalu ujung
perban di plester
Perhatikan gambar berikut :

Membalut sendi pergelangan


Permukaan Spica Manus Ascendens Tangan (Spica Manus Ascendens)

c. Cara membalut silang sendi pergelangan dan ibu jari (Spica Pollicis Desendens)
 Balutkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan
 Melalui punggung tangan menuju ke ibu jari, lilitkan satu kali
 Arahkan selanjutnya adalah ke pergelangan tangan dan kembali lagi ke ibu
jari
 Lilitkan lagi satu kali, lalu teruskan dengan setiap kali lilitan digeser sedikit
hingga seluruh ibu jari terbalut.
 Lilitkan perban terakhir pada pergelangan tangan diletakkan dengan plester
Perhatikan gambar berikut :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

2. Cara balut penyu (testudo)


a. Membalut sendi siku cara penyu keluar (testudo Cubitii Reversa)
Bengkokkan sedikit sendi siku yang akan dibalut
Balutkan perban beberapa kali pada pertengahan siku.
Arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal (lengan atas) dan ke distal
(Lengan bawah)
Lanjutkan lilitan perban ke lengan atas dan lengan bawah berulang-ulang sampai
seluruh sendi siku terbalut.
Ujung lilitan perban terakhir diletakkan dengan plester
Perhatikan gambar berikut :

b. Membalut sendi siku cara penyu masuk (Tetudo Cubiti Inversa)


 Balutlah perban beberapa kali pada lengan atas.
 Lilitan selanjutnya dilakukan bergantian pada lengan bawah dan lengan atas
 Sambil sedikit demi sedikit di geser ke arah sendi
 Sebelum mengakhiri lilitan perban lilitkanlah beberapa kali di tengah-tengah
siku, kemudian letakkanlah ujung perban dengan plester atau buat simpul.
Perhatikan gambar berikut :

c. Membalut sendi pergelangan kaki secara balut silang (Spica Pedis Desendens)
 Balutkan perban beberapa kali pada pergelangan kaki.
 Dari pinggir lateral (Luar) kaki, perban melaui punggung kaki menuju ke mata
kaki medial (dalam)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

 Lilitkan perban ke belakang pergelangan mata kaki menuju kemata kaki (luar)
kemudian perban diarahkan ke punggung kaki lagi.
 Lalu putarlah perban ketelapak kaki. Selanjutnya, diulangi cara pembalutan
tadi dengan menggeser sedikit demi sedikit ke arah proksimal sehingga
seluruh sendi terbalut.

Perhatikan gambar berikut :

d. Membalut tumit kaki secara balut penyu (Testudo Calcanea Reversa)

 Mulailah membalut tumit dan sendi pergelangan kaki beberapa kali.


 Lalu secara bergantian, perban dililitkan ketungkai bawah (proksimal) dan
punggung kaki (distal)
 Lakukan berulang-ulang sambil digeser sedikit demi sedikit kearah proksimal
dan distal (kearah tumit)
 Setelah seluruh tumit kaki terbalut, lilitkanlah beberapa kali perban pada
tungkai bawah, lalu lekatkan dengan sepotong plester atau dibuat simpul.
 Pernatikan gambar berikut :
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMODIALISA

A. PENDAHULUAN
Proses hemodialisa ditemukan oleh seorang ahli kimia Skotlandia yang
bernama Prof. Thomas Graham pada tahun 1854, dimana ditemukan prinsip
pemisahan bahan zat melalui membran semi permiabel. Hemodialisa sekarang
sudah banyak dikenal dan merupakan tindakan satu-satunya untuk kasus gagal
ginjal akut maupun kronik. Dan mulai dikembangkan di RSU Pemerintah sejak
November 1990. dialisis merupakan suatu terapi alternatif atau terapi pengganti
pada gagal ginjal Kronik (GGK) dengan maksud untuk memperpanjang
kelangsungan hiidup penderita sambil menunggu tindakan lebih lanjut yaitu
transplantasi ginjal.
Hemodialisa adalah suatu proses pemisahan sisa-sisa metabolisme yang
tertimbun dalam darah dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit juga asam
basa melalui sirkulasi ekstra korporel dengan menggunakan ginjal buatan.

B. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Hemodialisa berasal dari bahasa Yunani yaitu :
a. Haemo : Darah
b. Diaiisis : Lepas dari Sesuatu
Hemodialisis adalah suatu proses dialisis yang mempergunakan selaput
semipermiabel sebagai pemisah antara darah dan cairan dialisa yang dibuat
dengan sengaja.

2. Tujuan pemberian hemodialisa


Hemodialisa adalah cara untuk menolong seseorang yang fungsi ginjalnya
tidak mungkin tertolong lagi. Kadang-kadang dilakukan pula untuk
mengeluarkan racun-racun dari dalam darah seseorang misalnya : obat-obatan
dan bahan-bahan kimia. Dalam hal ini hemodialisa mengambil alih sebagian
fungsi ginjal juga dimaksudkan untuk :
a. Menunggu fungsi ginjal klien dengan pengobatan atau operasi
b. Seterusnya seumur hidup karena fungsi ginjal klien tidak dapat pulih
kembali
c. Menunggu cangkok ginjal karena fungsi ginjal tidak pulih kembali

3. Indikasi pemberian hemodialisa


a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronik
c. Gagal jantung kongestif yang refrakter

4. Sistem Hemodialisa
Sistem hemodialisa terbagi dalam 3 komponen :
a. Sirkuit Darah
b. Ginjal buatan
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

c. Sirkuit dialisat
 Flow motor
 Pressure controller
 Katub bypass
 Blood leak detektor
 Pompa dialisat

5. Dalam kegiatan dialisis terjado 3 proses :


a. Proses difusi : perpindahan bahan terlarut karena (perbedaan) kadar
didalam darah makin banyak bahan yang pindah ke dialist.
b. Proses untra filtrasi : pindahnya air dan bahan terlarut karena perbedaan
tekanan hidrostatik didaerah dan dialisat.
c. Proses osmosis : berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu perbedaan
osmolaritas darah dan dialisat.

6. Prosedur Kerja
Menyiapkan mesin HD dan perlengkapanya :
1) Mesin HD :
 Listrik
 Air yang sudah diolah. Dimurnikan dengan cara :
 Filtrasi
 Softening
 Deionisasi
 Reverse osmosis (RO)
 Saluran pembuangan cairan pencuci (drainage) :
 Mesin :
- Rinse
- Desinfeksi dan pemanas
- Dialyse

2) Sirkulasi Dialisat :
Pencampuran dialisat yaitu dialisat pekat (consentrate dan air yang
sudah diolah dengan perbandingan 1 : 34
 Batch system : dialisat sudah tercampur lebih dahulu sebelum HD
dimulai.
 Proporsioning System : - Asetat
- Bicarbonat
Yaitu : dialisat pekat dan air yang sudah diolah, dicampur secara otomatis,
konstan selama HD oleh pompa proporsioning dengan perbandingan
campuran ;
Dialisat pekat : air = 1 : 34
Campuran ini dipompakan sekali saja ke kompartemen dialisat kemudian
dibuang.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

1) Sirkuit darah
Sirkuit darah ekstrakorporeal merupakan sirkuit darah diluar tubuh
yang berhubungan dengan sirkuit darah pasien yang merupakan sarana
hubungan sirkulasi dapat berupa pembuluh darah yang sudah ada seperti
vena femoralis, vena subclavia atau fistula (cemino) atau AV shunt
(scribner) dsb.

Sirkuit terdiri dari 2 bagian besar, yaitu :


 Saluran arterial (arterial line/inlet set)
 Saluran venous (venous line/outlet set)

Dalam sirkuit darah terdapat bagian-bagian penting sebagai berikut :


 Bagian yang berhubungan dengan pembuluh darah (AV fistula needle)
 Saluran atau pompa heparin
 Bagian tempat pengambilan darah
 Bagian yang dapat dihubungan dengan saluran infus
 Monitor tekanan fistula atau bubble traf
 Pompa darah (blood pump)
 Perangkap udara pada saluran arterial
 Perangkap udara sesudah ginjal buatan
 Tempat untuk jepitan klem
 Bagian detektor udara
 Bagian yang dapat dupakai untuk pengambilan contoh darah
 Bagian paling akir jarum atau canula.

2) Ginjal buatan
Ginjal buatan (hallow feber) merupakan suatu tabung yang berisi
selaput semipermiabel yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
dialisis

3) Sirkulasi Dialisat
Terdiri dari :
a) Sistem penyediaan dialisat, dibagi atas 2 jenis :
 Batch sistem
 Proporsioning sistem
b) Sistem pengaliran dialisat, dapat dibagi 3 yaitu :
 Single pass
 Recirculation single pass
 recirculation
c) Bagian dalam sirkuit dialisat
 Air bersih dan murni yang dilairkan melalui pemanas
 Degasing device
 Proportioning Device
 Monitor temperatur
 Conductiviti monitoring
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Komposisi dialisat :
 Natrium : 135 – 145 meq/l
 Kalium : 0 – 4.0 meq/l
 Calsium : 2.5 – 3.5 meq/l
 Khorida : 9.8 – 112 meq/l
 Asetat/Bicarbonat : 33 – 45 meq/l
 Dectrose : 2500 mg

3) Sirkuit Darah :
4) Sirkuit Darah :
 Dialiser (Ginjal Buatan)
 Selang darah : arteri dan vena (arteri venous blood line)
 Priming
 Perlengkapan :
- Dialiser (ginjal buatan)
- AVBL (arterial venous blood line)
- AVF
- Set infuse
- NaCL 0.9%
- Spoit 1 cc, 10 cc, 2.5 cc
- Heparin
- Alkohol
- Betadin
- Kain kasa dan kapas
- Doek steril dan klem
- Hands coend

PERAWATAN PASIEN HEMODIALISA

Terbagi 3 yaitu :
1. Perawatan sebelum haemodialisis :
a. Mempersiapkan perangkap HD
b. Mempersiapkan mesin HD
c. Mempersiapkan cara pemberian heparin/heparinisasi
d. Memepersiapkan pasien dengan memperhatikan faktor biopsikososial, agar
penderita dapat bekerja sama dalam hal program HD
e. Mempersiapkan akses darah
f. Menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, nadi dan pernapasan
g. Mengambil pemeriksaan rutin dan sewaktu

2. Perawatan selama hemodialisa


Selama HD berjalan ada 2 hal pokok diobservasi yaitu penderita dan mesin HD.
a. Observasi terhadap pasien HD
 Mengukur tanda-tanda vital setiap 30 menit atau 1 jam
 Pemberian heparin setiap jam
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

 Cairan yang masuk per parenteral maupun per oral catat jumlahnya dan ditulis
dilembaran follow up
 Akses darah diperhatikan
 Bila terjadi komplikasi segera atasi dan catat tindakan yang dilakukan serta
interpretasikan jenis komplikasi yang terjadi
 Berat badan kering harus dicatat selama HD

b.Observasi terhadap mesin HD


 Kecepatan aliran darah/QB, kecepatan aliran dialisat/Qd dicatat setiap 1 jam
 Tekanan negatif, tekanan positif, TMP, dicatat setiap jam
 Suhu dialisat, conductivity diperhatikan bila perlu diukur
 Jumlah cairan dialisat, jumlah air diperlukan setiap jam
 Ginjal buatan, slang darah, slang dialisat dikontrol setiap 1 jam

3. Perawatan sesudah HD
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu : cara mengakhiri HD pada pasien dan mesin
HD.
a. Cara mengakhiriHD pada pasien
 Ukur tekanan darah dan nadi sebelum slang inlet dicabut
 Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
 Kecilkan aliran darah menjadi 5 ml/menit
 Cabut AV fistula inlet, lalu bilas slang inlet memakai NaCL 0.9% sebanyak
50-100 cc. Lalu memakai udara hingga semua darah dalam sirkulasi
eksterakorporeal kembali ke sirkulasi sistemik
 Tekan pada bekas tusukan inlet dan outlet selama 5-10 menit, hingga darah
berhenti dari luka tusukan
 Luka bekas tusukan Tekan pada bekas tusukan inlet dan outlet selama 5-10
menit, hingga darah berhenti dari luka tusukan
 Luka bekas tusukan ditutup pakai kassa steril dan betadin
 Tekanan darah nadi, nadi, pernafasan ukur kembali, lalu dicatat
 Timbang BB, lalu dicatat
 Kirimkan darah ke laboratorium bila pemeriksaan diperlukan

b. Cara mengakhiri mesin HD


 Kembalikan tekanan negatif, tekanan positif TMP keposisi nol
 Sesudah darah kembali ke sirkulasi sistemik cabut slang dialisat lalu
memberikan ke Hansen Connector
 Kembalikan tubing dialisat pekat pada connectornya
 Mesin ke posisi rinse.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PENGUKURAN TEKANAN VENA CENTRAL


(CENTRAL VENUS PRESSURE)

Pengertian
Tekanan vena sentral (CVP) merupakan suatu pengukuran terhadap tekanan pada atrium
kanan dan vena cava.

Tujuan
Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien yang sangat dipengaruhi oleh faktor :
1. Volume Darah
2. Keefektifan Pembuluh Darah
3. Tonus vaskuler

Indikasi
Hipovolemi sehubungan dengan hemoragi dan dehidrasi.

Kemungkinan Komplikasi
1. Pneumotoraks
2. Emboli udara
3. Kelebihan cairan
4. Sepsis
5. Infeksi pada tempat tusukan
6. Emboli pulmoner
7. Disritmia

Persiapan Alat
1. Alat CVP dengan set penghubung intravena
2. Stopcock threeway
3. Manometer

Prosedur
1. Atur peralatan dan periksa patensi alat CVP
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Baringkan pasien dengan posisi supinasi. Bila pasien tidak dapat beradaptasi dengan
posisi datar, letakkan bagian kepala dari tempat tidur serendah mungkin.
4. Temukan dan tandai titik nol pada atrium kanan, yang terletak pada ruang
intercostals keempat digaris midklavukularis. Tinggi kepala pasien dan titik nol
harus dipertahankan tetap untuk penilaian yang akurat.
5. Gunakan tehnik steril, hubungkan dengan manometer CVP ke stopcock threeway
sehingga cairan intravena masuk kedalam manometer. Aliran yng menuju pasien
ditutup. Manometer harus terisi 10 mmHg diatas nilai yang diharapkan.
6. Untuk menentukan pengukuran CVP, putar stopcock cairan yang mengalir kearah
pasien. Cairn dalam manometer turun sampai tingkat yang sama dengan tekanan
atrium kanan pasien, pada titik ini, tingkat cairan naik turun sesuai dengan tekanan
atrium kanan pasien, pada titik ini, tingkat cairan naik turun sesuai dengan irama
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

pernapasan pasien karena perubahan dalam tekanan intra toraks. Nilai CVP dibuat
ketika pasien ekspirasi (pada titik terendah tekanan intra toraks)
7. Setelah melakukan penilaian, tutup aliran yang ke manometer, dimana aliran ke arah
pasien terbuka.

“Catatan”
Tekanan pada atrium kanan biasanya berkisar antara 0 – 4 cm, H2O, sedangkan
tekanan pada vena cava berkisar 4 – 14 cm H2O.
CVP yang rendah dapat menunjukkan :
o Penurunan volume darah
o Gagal Ginjal

Hasil peniaian CVP harus selalu dikaitkan dengan keadaan klinis pasien seperti :
1. Tekanan darah
2. Nadi dan respirasi
3. Suara Nafas dan Jantung
4. Pemasukan cairan
5. Pengeluaran urine
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI

Pengertian
Analisa gas darah/AGD/astrup dalah salah satu tes diagnostik untuk menentutkan staus
respirasi : status oksigenasi dan status asam basah. Komponen pemeriksaan AGD adalah
pH, pO2, pCO2, saturasa O2, Buffer base (BB), base (BE)

Indikasi
Untuk mengevalaluasi dan membantu dalam penatalaksanaan hipoksia, keseimbangan
asam basa dan terapi oksigen.

Kontraindikasi
Sirkulasi kolateral tidak adekuat pada ekstremitas (berdasarkan hasil tes Allen)

Kemungkinan Komplikasi
 Hematom
 Tombosisi
 Spasma arteri
 Gangguan sirkulasi pada ekstremitas

Lokasi
1. Arteri radialis (45°) (sebelumnya dilakukan allen’s test). Test Allen’s merupakan tes
yang digunakan dalam pengobatan sebelum pengumpulan gas darah arteri untuk
menentukan patensi normal dari arteri ulnaris.
2. Arteri brakialis (60°)
3. Arteri femoralis (90°)

No Kegiatan Ya Tidak

1 PERSIAPAN
A. Alat
1. Bak steril
2. Spuit 3 ml dalam bak steril (yang telah terisi heparin 0,1 ml)
3. Spuit 1 ml dalam bak steril
4. Heparin
5. Korentang dan tempatnya
6. Kapas alcohol /alcohol swab dalam kom kecil pada bak steril
7. Hypavix / plester
8. Kasa dalam kom kecil pada bak steril
9. Gunting
10. Handscoen dalam bak steril
11. Pengalas
12. Handuk gulung kecil
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

13. Gabus / penutup jarum khusus dalam bak steril


14. Obat anastesi local jika dibutuhkan
15. Label specimen
16. Pulpen
17. Bengkok
18. Safety boox
19. Thermometer
20. Lembar catatan medis

B. Lingkungan
1. Pasang sampiran
2. Atur pencahayaan
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
C. Pasien
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan
rasa sakit.
3. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul.
4. Jelaskan tentang allen’s test.
D. Perawat
1. Membaca rekam medis untuk memastikan program yang akan
dilakukan pada pasien
2. Hand hygiene
2 PROSEDUR
A. Fase Prainteraksi (informed consent)
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri pada pasien
3) Menanyakan kondisi pasien
4) Melakukan double check identity
5) Lakukan pengukuran suhu
6) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
7) Menjelaskan kerugian/risiko tindakan
8) Menyebutkan waktu yang akan dibutuhkan
9) Pastikan keluarga atau klien mengerti dengan penjelasan yang
telah diberikan
10) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien untuk dilakukan
tindakan
11) Lepaskan termometer dan catat suhu klien
12) Menyiapkan alat
13) Menyiapkan heparin
14) Memasang sampiran
15) Cuci tangan (handrub)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

B. Fase kerja
1. Memakai handscoen
2. Letakkan pengalas di bawah tangan klien
3. Palpasi arteri radialis & ulnaris
4. Instruksikan klien untuk mengepal dan membuka tangan
sebanyak 3 kali
5. Lakukan test allen. Tes alleen dilakukan dengan cara yaitu:
a) Mengepal telapak tangan
b) Menekan arteri radialis & ulnaris (15-30’)
c) Membuka kepalan tangan dengan tetap menekan arteri
radialis & ulnaris selama beberap detik
d) Melepaskan penekanan pada arteri ulnaris
e) Observasi telapak tangan (positif jika telapak tangan
memerah dalam 5-15’) & negative (telapak tangan tidak
terresirkulasi > 15’)
f) Jika lengan satu menunjukkan hasil negative, pindah ke
lengan yang lain
6. Letakkan
handuk di bawah
tangan klien
7. Hiperekste
nsikan
pergelangan
tangan klien di
atas pengalas
8. Dekatkan
alat yang
dibutuhkan
9. Pulsasi
kembali arteri
radialis yang paling keras dengan jari tangan dan telunjuk
10. Disinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas
alkohol dengan gerakan sirkular dari arah dalam ke luar dengan
diameter 3-5cm. Tunggu sampai kering.
11. Berikan anastesi local jika perlu
12. Beritahu klien bahwa akan segera disuntik
13. Menyuntikkan jarum ke arteri dengan sudut sesuai area lokasi
penusukan (45°)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

14. Aspirasi darah 2ml, setelah darah terhisap tarik spuit, tutup area
penusukan dengan kapas alcohol
15. Buang udara pada spuit melalui cap spuit
16. Letakkan jarum spuit pada gabus atau karet.
17. Tekan area penusukan dengan kapas alcohol selama 3-5 menit
18. Tutup area penusukan dengan hypavix/ plester
19. Tutup jarum spuit dengan penutup khusus lalu rolling
20. Beri label pada spesimen yang berisi nama, tanggal, suhu tubuh,
dan jenis sampel serta konsentrasi oksigen jika klien
menggunakan terapi oksigen
21. Segera rimkan ke laboratorium bersama formulir pemeriksaan.
22. Rapikan alat
23. Lepas handscoen
C. Tahap terminasi
1. Memberitahukan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
2. Menanyakan kondisi klien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien / keluarga pasien untuk
bertanya terkait prosedur
4. Menanyakan terkait kebutuhan lain yang dibutuhkan pasien /
keluarga pasien
5. Beri reinforcemennt positif pada klien
6. Kontrak waktu
7. Berpamitan dengan pasien
3 EVALUASI
a. Mencuci tangan
b. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
c. Catat dalam lembar catatan (respon pasien KU, pernafasan dan
keadaan pasien dan kelainan yang ditemukan)
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

Tindak lanjut
 Observasi tempat tusukan arteri terhadap adnya perdarahan, hematom atau pucat
pada bagian distal.
 Kaji perfusi darah pada lengan dengan memeriksakan kualitas denyut arus balik
kapiler, warna kulit, suhu dan rabaan.
 Bila hasil AGD datang, analisa hasilnya, lakukan intervensi yang tepat, dan ingatkan
Dokter.

Dokumentasikan
 Tempat tusukan
 Hasil laboratorium dan intervensi yang diberikan
 Toleransi klien terhadap prosedur
 Semua order tambahan yang diterima setelah memberitahukan petugas yang
berwenang.

Komposisi

 PH : 7,40 (7,35 – 7,45)


 PO2 : 80 - 100
 Saturasi O2 : 95%
 PCO2 : 35 - 45
 HCO3 : 22 – 26 m Eq/L
 BE : -2 + 2

Pengertian Setiap Komponen

 PH : Menunjukkan konsentrasi ion hydrogen yang terdapat dalam plasma darah.


 Pa O2 : adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2 yang terlarut dalam darah. Jasi
PaO2 menunjukkan cukup tidaknya oksigenasi darah dalam arteri.
 PaCO2 : adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2 yang terlarut dalam darah. PaCO2
dapat digunakan sebagai parameter cukup atau tidaknya ventilasi alveolar. PaCO2
rendah tersebut dengan hipokapnia, berarti terjadi hiperventilasi akibat stimulasi
pernafasan. paCO2 tinggi disebut hiperkanpnea, berarti terjadi kegagalan ventilasi
alveolar (hipoventilasi). Pada awal peningkatan PaCO2 sistem pernafasan akan
terstimulasi untuk menurunkan PaCO2 tersebut. Sebaliknya jika PaCO2 sangat tinggi
justru akan menekan sistem pernafasan.
 TCO2 : Total CO2 adalah jumlah CO2 dalam plasma
 B.E : atau base deficit, menggambarkan secara langsung jumlah dalam m Eq/L
kelebihan basa (kekurangan asam) atau kekurangan basa (kelebihan asam). Nilai
positif menggambarkan kelebihan basa, sementara nilai negatif menggambarkan
kekurangan basa.
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

KRIKOTIROTOMI

1. Pengertian
Tindakan gawat darurat dengan menusuk di membran krikotiroid pada keadaan
gawat nafas berat di luar kamar operasi
2. Indikasi
- Pada gawat nafas / sumbatan jalan nafas , bila intubasi endotrakea gagal
- Obstruksi orofaring yang di sebabkan oleh trauma

3. Persiapan alat:

4. Prosedur kerja
1. Jelaskan tindakan yang akan di lakukan
2. Alat-alat di dekatkan
3. Cuci Tangan
4. Klien terlentang dengan kepala ekstensi, letakkan bantal pasir/ gulungan
handuk di bawah skapula ( Punggung atas)
5. Pasang sarung tangan
6. Tentukan lokasi penusukan, raba daerah krikotiroid
7. Pegang kartilago tiroid degan jempol atau telunjuk kiri
8. Infiltrasi anastesi lokal di membran krikotiroid
9. Tusuk kulit dengan ujung pisau di daerah krikotiroid, tahan supaya luas lubang
1 cm
10. Masukkan dilator dekat pisau ke dalam lubang yang telah di buat
11. Masukkan kanul trakheostomi, ikat pada leher
12. Pasang balon pada kanul
13. Alat-alat di rapikan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan yang di lakukan
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

TRAKEOSTOMI

1. Pengertian
Tindakan Membuat lubang di dinding trakea yang di pakai untuk pernafasan atau
mengisap sekret dari paru.
2. Indikasi :
- Sumbatan saluran nafas bagian atas :
- Kelainan kongenital, trauma eksternal, infeksi, tumor,kelainan neurologi
- Untuk pembebasan jalan nafas. : Koma, Trauma dada, Luka bakar, Aspirasi
- Untuk Ventilasi

3. Persiapan Alat
a. Scapel
b. Gunting tajam dan panjang
c. Sepasang retraktor
d. Klem arteri
e. Gunting tajam dan kecil untuk membuat lubang trakea
f. Kanul trakea
g. Obat anastesi (xylocain+ adrenalin)
h. Kasa steril
i. Tali pengikat kanul trakea
j. Betadin – alkohol untuk antiseptik
k. Handscoond
l. Nearbekken
m. Duk steril Lubang
n. Spoit

4. Prosedur Kerja
1 Jelaskan tindakan yang akan di lakukan
2 Alat-alat di dekatkan dengan klien
3 Cuci tangan
4 Sebaiknya sebelum di lakukan trakeostomi di lakukan tindakan intubasi
endotrakea.
5 Klien di tidurkan dalam posisi terlantang dengan bantal pasir di letakkan
di bawah punggung klien
6 Antara kartilago tiroid dan suprasternal di bersihkan aseptik dan
antiseptik,
7 Pasang duk steril
8 Sutikkan obat anastesi secara infiltratif di garis tengah antara kartilago
tiroid dan supra sternal
9 Buat insisi vertikal antara 1cm di bawah kartilago tiroid dan 2 cm di atas
suprasternal atau insisi horizontal di tengah-tengah antara kartilago tiroid
dan suprasternal
PANUM Profesi Ners Unsulbar Keperawatan Gawat Darurat 2022

10 Jaringan subkutis di buka dengan gunting panjang dibuka (dengan bagian


belakang dari gunting) lapis demi lapis sehingga fasia pretrakhea juga
terpotong
11 Perawat mengikuti dengan menahan jaringan dengan retraktor, cara
menarik retraktor haruslah seimbang kiri dan kanan, agar operator tetap
bekerja di garis tengah. Bila tetap di tengah tidak di temukan pembulih
darah, sedang bila terlalu ke samping akan di temukan pembuluh darah.
12 Setelah fasia pretrakea terpotong akan tampak trakea
13 Untuk membuktikan trakea ialah dengan menusukkan spoit yang berisi
sedikit cairan bila di tusukkan ke trakea pada saat di aspirasi terdapat
gelembung udara dalam spoit.
14 Dengan pisau tajam tulang trakea ke tiga di insisi, kemudian tulang rawan
di pengang dengan klem arteri dan di buat lubang bulat dengan bantuan
gunting pendek yang tajam.
15 Buat lubang di tengah dan besar kanul cocok dengan trakea klien
16 Masukkan manul trakea ke dalam lubang yang di buat, kemudian diikat di
sekitar leher
17 Di bawah kanul di letakkan kain kasa untuk menampung sekret yang di
batukkan ke luar dari trakea
18 Tutup kasa pada bagian atas kanul
19 Rapikan alat
20 Cuci tangan
21 Dokumentasikan tindakan

5. Perawatan Pasca Trakeostomi :


 Sekret diisap dari kanul dan trakea tiap setengah jam
 Bila kanul trakea mempunyai kanul dalam, maka di keluarkan dan di cuci 2
kali sehari, kemudian i masukkan lagi kedalam kanul trakea luar
 Kain kasa di ganti kalau sudah kotor
 Jika menggunakan kanul dengan balon (Cuff) balon harus di kempiskan tiap
jam selama 5-10 menit

6. Komplikasi
 Empisema subkutis, terrjadi apabila stoma terlalu besar sedangkan insisi kulit
terlalu sempit
 Letakkan kanul tidak di tempanya, masuk fasia pretrakea, klien akan sesak
nafas dan terdapat empisema yang luas
 Pneumothoraks
 Sumbatan jalan nafas karena kanul tersumbat
 pneumomediastinum

Anda mungkin juga menyukai