EKONOMI MANAJERIAL
DOSEN PENGAMPUH:
ANGGOTA KELOMPOK:
PRODI MANAJEMEN
2021
POSITION PAPER
b. Penerima
Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva
penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P).
Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak
mulai dari titik (0,0).
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah sama dengan
penerimaaan total (TR), atau biaya variabrl rata – rata (AVC) sama dengan harga.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau dalam
kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
PASAR MONOPOLI
a. Permintaan
Permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand) merupakan permintaan industri. Posisis
perusahaan monopolis adalah penentu harga (price taker).
b. Penerimaan
Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P)
Daya monopoli (monopoly power ) yaitu kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam
rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas mengatur jumlah output dan harga.
PASAR OLIGOPOLI
3. Keseimbangan Oligopolis
a. Model Permintaan yang Patah (Kinked Demand Model)
Diagram 11.1 kurva penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi perusahaan adalah ACDE. Harga
keseimbangan pasar adalah P1.
b. Model Kepemimpinan Harga (Price Leadership Model)
Diagram 11.3
4. Duopoli
a. Model Cournot (Cournot Model)
b. Model Kepemimpinan Stackelberg (Stackelberg Leadership Model)
c. Teori Permainan (Game Theory)
- Model Dilema Narapidana (Prisoners’ Dilemma Model)
3. Penawaran Produksi
Diagram 12.1.a tentang kura penawaran tenaga kerja yang melengkung membalik (backward bending
labour supply cure). Diagram 12.1.b Penawaran total tenaga kerja adalah total penawaran individu.
Diagram 12.2 dalam masyarakat yang miskin, kura penawaran tenaga kerja dapat bersudut kemiringan
(slope) negativ. Jika upah makin rendah penawaran tenaga kerja makin meningkat.
4. Pasar Tenaga Kerja Berstruktur Persaingan Sempurna (Pure Competition Labour Market)
a. Permintaan Tenaga Kerja dalam Model Satu Faktor Produksi ariabel (One ariabel Input Model)
Penerimaan marjinal tenaga kerja (MAGINAL REENUE PRODUCT OF LABOUR ATAAU MRPL)
adalah produksi marjinal dikalikan harga jual output (mp X p).
b. Permintaan Tenaga Kerja dalam Model Beberapa Faktor Produksi ariabel (Multi ariabel Input Model)
Diagram 12.5 a Kondisi awal keseimbangan pasar tenaga kerja, dimana total kesempatan kerja adalah
L1 pada tingkat upah keseimbangan W1. Kondisi keseimbangan perusahaan seperti pada diagram 12.5 b
(titik A) dimana jumlah tenaga kerja yang digunakan L1. MRPL1 adalah MRP dengan jumlah barang
modal (mesin) K1.
6. Monopsoni (Monopsony)
Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar factor produksi (tenaga kerja) hanya ada satu pembeli (single
buyer). Karena posisinya sebagai pembeli tunggal, monopsonis (pemilik daya monopsoni) mempunyai
kemampuan menentukan upah.
Dengan kotak Edgewroth kita dapat menganalisis proses pertukaran antar indiidu dalam perekonomian
sampai mereka mencapai kondisi efisien.
5. Pilihan Masyarakat
Kesulitan menentukan alokasi yang efisien dalam penyediaan barang public menyebabkan masyarakat
demokratis menempuh cara pemilihan suara.
3. Redistribusi Pendapatan
a. Pajak Progesif dan Subsidi
- Sebagai sumber penerimaan pemerintah
- Mengendalikan keinginan bekerja
b. Pro-kontra Redistribusi Pendapatan
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur
pasar atau industry dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar. Dimana barang yang diperjual belikan beranekaragam macam jenisnya, serta
antara penjual dan pembeli dapat bernegosiasi saat transaksi jual beli, sehingga dalam pasar persaingan sempurna
muncul kurva penawaran dan permintaan.
GLOSARIUM
Cournot Model = Model ekonomi untuk menjelaskan pasar oligopoli. Model ini mengasumsikan
bahwa perusahaan memutuskan secara independen tingkat produksi yang
memaksimalkan laba. Maksud saya, mereka tidak tergantung berapa banyak yang
pesaing produksi.
Diskriminasi = Sikap yang harus dihindari sedini mungkin. Sikap diskriminatif dapat membuat
seseorang membatasi hak-hak orang lain.
Hak Paten = Hak kepemilikan yang diberikan pemerintah bagi individu atas hasil karyanya akan
sesuatu. Hak paten ini diberikan secara eksklusif yang hanya dimiliki orang
teresebut.
Kompleksitas = Suatu indikator antarhubungan di dalam suatu proyek, program, atau portofolio
yang memengaruhi cara bagaimana hubungan ini akan dikelola dan keahlian yang
dibutuhkan untuk mengelolanya.
Legalitas = Merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang
melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat.
Pajak Progresif = Tarif pemungutan pajak dengan persentase yang naik dengan semakin besarnya
jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase
untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.
Rasio = Angka yang menunjukkan hubungan secarra matematis antara suatu jumlah
dengan jumlah yang lain.
Stackelberg = Model ekonomi yang didalamnya terdapat dua pihak yaitu pihak (perusahaan)
pemimpin dan pihak (perusahaan) pengikut dan kedua belah pihak ini saling
berkompetisi.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Anwar Ramli, S.E., M.Si. dan Asniawati, S.E., M.Si. (2021). Struktur Pasar Persaingan Sempurna,
Monopoli dan Monopolistik.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pajak_progresif
https://kamus.tokopedia.com/r/rasio/#:~:text=Rasio%20adalah%20angka%20yang%20menunjukkan,jumlah%2
0dan%20jumlah%20yang%20lain.&text=Pengertian%20rasio%20dalam%20ilmu%20akuntansi,untuk%2
0menilai%20keadaan%20keuangan%20perusahaan.
https://rojikin.id/pengertian-legalitas-perusahaan/
https://wartaekonomi.co.id/read324640/apa-itu-hak-paten
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5593209/diskriminasi-adalah-sikap-membatasi-ini-definisi-dan-
contohnya
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-5732628/redistribusi-pendapatan-pengertian-
bentuk-dan-contoh/amp
https://www.praxisframework.org/id/knowledge/complexity#:~:text=Kompleksitas%20adalah%20suatu%20ind
ikator%20antarhubungan,keahlian%20yang%20dibutuhkan%20untuk%20mengelolanya.&text=Secara%2
0umum%2C%20bidang%20kompleksitas%20yang,Lingkup
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
Topik B : Pasar Oligopoli Dan Arsitektur Perusahaan
Oligopoli adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau
terdiferensiasi jumlahnya sedikit.
Apabila hanya ada dua penjual namanya Duopoli. Apabila produknya homogen disebut Oligipoli Murni.
Apabila produknya terdiferensiasi disebut Oligopoli Terdiferensiasi. Adapun contoh oligopoly yaitu :
Produk Homogen : Baja, Alumunium, Kaca, Besi, dll
Produk Terdiferensiasi : mobil, Rokok, Sabun dan deterjen, Sereal dll)
Tindakan setiap perusahaan akan mempengaruhi perusahaan lain dalam industry. Oligopolis biasanya
memilih bersaing dalam Diferensiasi produk, iklan & pemberiaan layanan (Persaingan Non Harga). Sumber
terjadinya oligopoli antara lain skala ekonomi, dibutuhkan investasi modal besar, proses produksi yg dipatenkan,
loyalitas merk, mengendalikan bahan baku, pemberian hak bisnis dari pemerintah, penentuan harga limit. Adapun
pengukuran oligopoli yaitu :
1. Rasio Konsentrasi. Rasio ini mengukur persentase penjualan total yang dilakukan oleh 4, 8, 12 perusahaan
terbesar terhadap total penjualan dalam industri. Rasio diatas 50-60 adalah oligopoli
2. Indeks Herfindahl. Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai kuadrat pangsa pasar semua perusaan
dalam pasar
3. Teori Pasar yang Diperebutkan (Contestable Market). Jika Keluar masuk dalam industri relatif mudah, maka
perusahaan & industri akan bertindak seperti Persaingan sempurna
Model Cournot
Model cournot ini Diperkenalkan oleh Ekonom Prancis Augustin Cournot. Model Cournot menganggap
ada keterkaitan diantara perusahaan yang bergantung sangat erat. Adapun Karakteristik Pasar di Model Cournot:
▪ Terdapat lebih dari satu perusahaan dan produk yang dihasilkan bersifat homogen
▪ Perusahaan-Perusahaan dalam pasar tidak saling bekerjasama
▪ Perusahaan-perusahaan dalam pasar memiliki market power
▪ Jumlah perusahaan dalam pasar merupakan angka tetap
▪ Terdapat strategic behavious yang dilakukan oleh perusahaan
Adapun Karakteristik Model Cournot yaitu Asumsi dasar Model Cournot : “Setiap perusahaan pasti akan
berusaha memaksimumkan profitnya dengan harapan bahwa output decisionnya tidak akan mempengaruhi
keputusan pesaingnya. Perusahaan menganggap bahwa output yang dihasilkan pesaingnya adalah tetap”.
Sehingga, semua perusaan akan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan output pesaingnya, tanpa
menyadari bahwa gerakan mereka masing-masing menjadi dasar pengambilan keputusan pesaingnya. Adapun
Kurva Reaksi Cournot Model
Model Kurva Permintaan Yang Terpatah
Model ini diperkenalkan oleh paul Sweezy. Jika perusahaan oligopoli menaikkan harga, perusahaan lain
tidak akan mengikuti, sehingga permintaan akan elastis. Jika perusahaan oligopoli menurunkan harga, perusahaan
lain akan mengikuti, sehingga permintaan akan inelastic. Implikasinya adalah bahwa kurva permintaan akan
terpatah, MR akan diskontinuitas, dan perusahaan oligopoli tidak akan mengubah harga ketika biaya marjinal
berubah. Adapun Kurva Permintaan Yang Terpatah dapat dilihat pada gambar berikut.
Kesepakatan Kartel
Dalam pasar sering terdapat Kolusi yang merupakan kerjasama antara perusahaan untuk membatasi
persaingan dalam rangka meningkatkan keuntungan. Kartel terdiri dari dua yaitu:
▪ Kartel berbagi pasar. Kartel ini memberikan setiap anggotanya hak ekslusif untuk beroperasi pada daerah
geografis tertentu
▪ Kartel Terpusat. Kartel ini merupakan perjanjian resmi antara berbagai produsen oligopolistik daris suatu
produk untuk menentukan harga monopoli, mengalokasikan output masing-masing anggotanya dan
menentukan bagaimana laba dibagikan. Adapun bantuk Kartel Terpusat dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Kepemimpinan Harga
Salah satu cara membuat penyesuai pasar tanpa harus kolusi dan perang harga adalah Kepemimpinan
Harga. Dalam kepemimpinan harga ini perusahaan yang diakui pemimpin harga melaksanakan perubahan harga
dan kemudian perusahaan lainnya dalam industri dengan cepat mengikutinya. Perusahaan Barometrik merupakan
perusahaan Terbesar, dominan, atau perusahaan biaya terendah di industry. Dalam Perusahaan barometric ini
Kurva permintaan didefinisikan sebagai kurva permintaan pasar dikurang pasokan oleh para pengikut. Perusahaan
Pengikut ini mengambil harga pasar seperti yang diberikan dan berperilaku sebagai pesaing sempurna. Adapun
kurva Price Leadership dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Relationship Entreprise
Relationship Entreprise adalah jaringan perusahaan yang independen yang membentuk aliansi strategis
untuk membangun kapabilitas dan bisa hadir secara geografis yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin global
dibidangnya. Relationship Entreprise ini lebih bersifat jangka panjang, keterkaitan lebih stabil dan lebih luas
daripada perusahaan maya. Adappun contohnya : Industri Pesawat Udara, Penerbangan, Telekomunikasi, dan
Mobil.
KESIMPULAN
Oligopoli adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau
terdiferensiasi jumlahnya sedikit. Adapun contoh oligopoly yaitu : Produk Homogen (Baja, Alumunium, Kaca,
Besi, dll). Produk Terdiferensiasi (mobil, Rokok, Sabun dan deterjen, Sereal dll) Tindakan setiap perusahaan akan
mempengaruhi perusahaan lain dalam industry.
Adapun Karakteristik Pasar di Model Cournot: Terdapat lebih dari satu perusahaan dan produk yang
dihasilkan bersifat homogeny, Perusahaan-Perusahaan dalam pasar tidak saling bekerjasama, Perusahaan-
perusahaan dalam pasar memiliki market power, Jumlah perusahaan dalam pasar merupakan angka tetap,
Terdapat strategic behavious yang dilakukan oleh perusahaan. Implikasinya adalah bahwa kurva permintaan akan
terpatah, MR akan diskontinuitas, dan perusahaan oligopoli tidak akan mengubah harga ketika biaya marjinal
berubah Kurva Permintaan Yang Terpatah.
Dalam kepemimpinan harga ini perusahaan yang diakui pemimpin harga melaksanakan perubahan harga
dan kemudian perusahaan lainnya dalam industri dengan cepat mengikutinya. Sektor yang sedang berkembang:
Perbankan Internasional, Industri Hiburan & Komunikasi, Produk-produk sehari-hari, makanan, obat-obatan,
elektronika dan pesawat terbang komersial.“Sebuah perusahaan bisa saja merupakan monopolis di pasar nasional,
akan tetapi pada saat yang sama akan menghadapi persaingan dari oligopolis global yang lebih besar dan efisien”.
Arsitektur Perusahaan yang Ideal Arsitektur Perusahaan merupakan jalan atau cara perusahaan
diorganisasi, bergerak/beroperasi, dan merespon perubahan dipasar. Beberapa arsitektur perusahaan ideal:
perusahaan ideal berkonsentrasi pada kompetensi inti & mensubkontrakkan seluruh aktivitas lainnya, perusahaan
ideal adalah organisasi pembelajar, perusahaan yang ideal akan mengoperasikan pabrik atau perusahaan dengan
benar-benar efisien, perusahaan ideal mengkombinasikan fisik dan maya dengan tanpa halangan, perusahaan yang
ideal adalah perusahaan yang bisa dengan segera bereaksi (realtime enterprise).
Adapun syarat untuk perusahaan maya yaitu : Perusahaan maya harus dibentuk oleh rekanan yang dapat
diandalkan dan terbaik dibidangnya, jaringan kerja harus melayani keinginan untuk semua rekanan dalam kondisi
yang menguntungkan, setiap perusahaan harus memberikan orang yang terbaik dan terpandai untuk jaringan
kerja, tujuan jaringan kerja harus jelas, jaringan kerja tersebut harus membangun infrastruktur komunikasi yang
terintegrasi antara setiap perusahaan.
Relationship Entreprise adalah jaringan perusahaan yang independen yang membentuk aliansi strategis
untuk membangun kapabilitas dan bisa hadir secara geografis yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin global
dibidangnya.
Aliansi : Sebuah hubungan orang, kelompok atau negara yang bergabung bersama untuk saling
menguntungkan atau mencapai tujuan bersama, entah memakai perjanjian ataupun
tidak.
Diskontinuitas : Salah satu sifat batuan di alam yang dapat mempengaruhi kekuatan batuan
Enterprise : Sebuah sistem dari manusia, peralatan, material, data, kebijakan dan prosedur yang
muncul untuk menyediakan sebuah produk atau pelayanan, dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.
Homogen : Suatu bahan atau sistem yang memiliki sifat yang sama di setiap titik; itu satu ragam
tanpa satupun penyimpangan.
Independen : Sikap yang tidak bergantung pada orang lain, berdaulat, bebas, maupun merdeka.
Indeks : Metode pengukuran atas kinerja sekelompok data. Indeks tidak mengukur kinerja
data individual, tetapi mengukur suatu set data composite (gabungan)
Investasi : Suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan
pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil
penanaman modal tersebut
Kolusi : Bentuk pemufakatan jahat yang dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan
meraup keuntungan.
Monopoli : Suatu bentuk pasar yang hanya terdapat satu penjual sehingga menguasai pasar
Profit : Laba, keuntungan, selisih antara pendapatan dengan total biaya (biaya implisit
maupun biaya eksplisit)
Daftar Pustaka
Baixardoc. 2017. Bab 9 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. https://baixardoc.com/documents/bab-9-pasar-
oligopoli-arsitektur-perusahaan-5c745059a3d1d
www.wikipedia.org/
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
Multi-Product Pricing merupakan fitur yang berfungsi untuk mengelola penetapan harga atas produk-produk
tertentu, dengan cara membuat aturan (rule) yang dapat digunakan untuk membedakan harga produk per masing-
masing pelanggan.
Kapasitas berlebih atau ekses kapasitas (excess capacity) adalah situasi di mana kapasitas produksi tidak
sepenuhnya digunakan untuk mencapai skala efisien minimum. Dengan kata lain, perusahaan memproduksi pada
skala output yang lebih rendah daripada yang telah dirancang untuk itu. Tidak hanya perusahaan, istilah ini juga
dapat dikaitkan dengan industri maupun perekonomian.
Produk bersama atau yang juga dikenal dengan joint product adalah berbagai jenis produk yang
dihasilkan secara bersamaan atau serempak menggunakan satu atau beberapa raw material (bahan baku),
labor, dan fasilitas pabrik yang sama. Maka dari itu, produk bersama memiliki struktur biaya yang sama satu
sama lain karena dibuat dari dan dengan proses yang sama.
Metode ini adalah yang paling standar dan paling banyak digunakan, metode ini menentukan harga
berdasarkan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang dijual, dan menambahkan
sejumlah persentase tertentu sebagai laba. Ada 4 kategori dalam penetapan harga berdasarkan biaya, yakni:
1. Cost-Plus Pricing Method – yaitu penetapan harga jual per unit berdasarkan jumlah biaya per unit
ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau margin (harga jual = biaya total + laba)
2. Mark–up Pricing – yaitu penetapan harga yang sering digunakan oleh pedagang perantara
atau reseller/dropshipper dengan menambahkan harga beli dengan sejumlah laba tertentu (harga jual =
harga beli + laba/markup)
3. Fixed Fee Pricing – yakni penetapan harga berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh produsen
produk tersebut ditambah sejumlah fee yang telah disepakati, jadi laba yang diperoleh tidak
mempengaruhi harga jual barang
4. Target Pricing – yakni penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI)
sesuai dengan target yang diinginkan.
Dari keempat kategori tersebut, Anda dapat memilih salah satunya. Bahkan, jika memungkinkan, Anda bisa
mengombinasikannya. Sebab, itu cara terbaik agar bisnis Anda lebih berkembang. Maka, penting bagi Anda untuk
mengetahui strategi penetapan harga berdasarkan biaya.
Ini strategi yang lebih mengutamakan kondisi ataupun kebutuhan konsumen. Strategi ini memungkinkan
adanya perbedaan harga meskipun produknya sama, akibat beberapa faktor tertentu seperti letak geografis, waktu,
dan sebagainya. Ada 2 macam kategori dalam strategi ini, yakni:
1. Price Sensitivity Meter (PSM) – yakni strategi penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk
melakukan pendekatan terhadap kebutuhan/permintaan konsumen. Metode ini didasari persepsi
konsumen terhadap nilai/value produk yang diterima, apakah sebanding atau tidak. Untuk mengetahui
apakah value suatu produk dapat diterima oleh konsumen, Anda bisa mengukurnya dengan PSM.
2. Diskriminasi Harga – yakni kebijakan untuk menentukan harga jual yang berbeda-beda untuk satu jenis
produk yang sama dalam satu segmen pasar. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi diskriminasi harga
misalnya wilayah, konsumen, waktu, kualitas, dan bentuk produk.
Kedua strategi tersebut, sekali lagi, bergantung dengan apa yang menjadi produk atau jasa di bisnis. Sebab, produk
pakaian atau kuliner pasti mengalami pendekatan yang berbeda. Namun, yang jelas keduanya menjadi bagian dari
strategi penetapan harga.
Strategi ini menyoroti harga produk sejenis yang dikeluarkan oleh industri pesaing Anda. Ada dua metode yang
bisa digunakan, yakni:
1. Perceived Value Fixing – yakni penetapan harga jual berdasarkan harga jual rata-rata produk sejenis.
2. Sealed Bid Pricing – yakni penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang diajukan oleh pesaing.
Menariknya, kompetitor memang menjadi cara ampuh untuk menaikkan standar produk Anda. Jika harga jual
Anda terlihat mahal namun konsumen tetap setia, berarti brand image produk Anda cukup baik. Oleh karena itu,
penting bagi Anda mengetahui strategi penetapan harga berdasarkan persaingan.
Diskriminasi Harga
Diskriminasi Harga adalah kemampuan pelaku usaha untuk menentukan harga pada barang dan jasa yang
sama pada kualitas yang sama pada konsumen yang berbeda. Diskriminasi Harga harus dibedakan dengan
diferensiasi Harga. Dalam pandangan ekonomi secara teknis, Diferensiasi Harga juga didefinisikan penjualan
komoditas yang sama kepada pembeli yang berbeda dengan harga yang berbeda-beda. Dalam teknis implementasi
suatu perusahaan bisa melakukan teknis-teknis strategi Harga yang indentik dengan teknikteknik yang dilakukan
dalam Diskriminasi Harga.
Suatu strategi Harga yang diterapkan perusahaan terkategorikan sebagai perilaku Diskriminasi Harga yang
dilarang jika kondisikondisi berikut terjadi:
1. Penjual/produsen memiliki kekuatan monopolistik (market power) tertentu setidaknya di satu pasar.
2. Ada separasi antar pasar yang tidak memungkinkan pembeli melakukan penjualan kembali (no arbitrage).
3. Pembeli-pembeli pada pasar-pasar yang berbeda memiliki tingkat permintaan dan elastisitas permintaan
yang berbeda-beda.
4. Penjual/produsen monopolistik bisa memanfaatkan adanya perbedaan willingness to pay dari tiap-tiap
konsumen.
Ketika 4 kondisi tersebut terjadi maka ketika suatu perusahaan melakukan penetapan harga yang berbeda untuk
barang dan jasa yang sama dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada pembeli yang berbeda, dipastikan telah
melakukan Diskriminasi Harga yang dilarang oleh Pasal 6.
Penentuan harga transfer berkaitan dengan harga yang dibebankan dalam suatu transfer barang / jasa antara 2
divisi dalam satu perusahaan. Masalah penentuan harga transfer:
Dua pusat laba yg terlibat : divisi penjual (yg mentransfer brg/jasa) & divisi pembeli (yang menerima
transfer barang/jasa dari penjual)
Kinerja setiap pusat laba diukur berdasarkan laba, sehingga setiap transfer brg/jasa antar pusat laba
akan berdampak terhadap laba masing-masing pihak yg terkait transfer barang/jasa antar divisi
merupakan pendapatan bagi divisi penjual & biaya bagi divisi pembeli
KESIMPULAN
Harga sebuah produk atau jaasa merupakan sebuah penentu utama permintaan. Harga sebuah produk juga
akan mempengaruhi program pemasaran perusahaan, selain itu harga akan merubah persepsi dimata konsumen.
Multi-Product Pricing merupakan fitur yang berfungsi untuk mengelola penetapan harga atas produk-produk
tertentu, dengan cara membuat aturan (rule) yang dapat digunakan untuk membedakan harga produk per masing-
masing pelanggan.
Penetapan harga ini didasarkan pada permintaan konsumen, yaitu dengan melihat perubahan konsumen
memilih jasa dan harga yang berbeda, kemudian dipilih harga yang sesuai dengan tingkat pembelian yang ingin
dicapai oleh UKM tersebut.
GLOSARIUM
Brand : Segala hal yang terkait dengan produk, layanan, perusahaan dan atribut lainnya baik yang berwujud
maupun tidak ada wujudnya
Desentralisasi : Penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan
Asas Otonomi
Diskriminasi : Sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan
kepentingan tertentu
Divisi : Suatu kelompok ataupun satuan di dalam suatu organisasi
Dropshipper : Orang yang memasarkan produk dari produsen, supplier, atau distributor tanpa membeli stok
barang dahulu
Implementasi : Kegiatan yang dilakukan dengan perencanaan dan mengacu kepada aturan tertentu untuk
mencapai tujuan suatu kegiatan
Investasi : Suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti
pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut
Kompetitor : Sebuah atau beberapa pesaing bisnis yang memiliki produk barang atau jasa yang serupa
Kuantitas : Properti yang dapat eksis sebagai banyak atau besaran, yang menggambarkan diskontinuitas dan
kontinuitas
Metode : Cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu
Persentase : Sebuah angka atau perbandingan untuk menyatakan pecahan dari seratus
Proporsi : Hubungan antar bagian dari suatu benda atau hubungan antara suatu bagian dengan benda secara
keseluruhan.
Reseller : Penjual tangan kedua, yang menjual kembali barang dari produsen atau supplier ke konsumen akhir
Variabel : Setiap karakteristik, jumlah, atau kuantitas yang dapat diukur atau dihitung
DAFTAR PUSTAKA
https://www.xendit.co/id/blog/3-macam-strategi-penetapan-harga-yang-perlu-anda-ketahui/
https://www.kppu.go.id/docs/Pedoman/pedoman_pasal_6_diskriminasi_harga.pdf
https://www.google.com/search?q=Penentuan+Harga+Transfer&oq=Penentuan+Harga+Transfer&aqs=chrome..
69i57j0i512l9.3295j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
file:///C:/Users/Master%20Com/Downloads/Pertemuan%2012%20Praktek%20Penetapan%20Harga%20(1).pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/151237298.pdf
file:///C:/Users/Master%20Com/Downloads/Pertemuan%2012%20Praktek%20Penetapan%20Harga%20(2).pdf
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
Topik D : Keputusan dalam Ketidakpastian Resiko
Pengantar
Keputusan dalam ketidakpastian terdapat 4 kriteria yang dapat digunakan utk menentukan pilihan sebagai
keputusan, yaitu; Kriteria Maximax, merupakan kriteria yang optimis, yaitu mengambil nilai yang paling
optimal dari nilai tertinggi pada setiap alternatif. Kriteria Maximin, merupakan kebalikan dari kriteria maximax,
yaitu akan memilih nilai yang terendah dari nilai yang terbaik dari setiap nilai alternatif. Kriteria Laplace
Menyarankan bahwa karena probablitas peristiwa tak diketahui, seharusnya diasumsikan bahwa semua peristiwa
mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi. Kriteria Hurwicz yang diajukan oleh Leonid Hurwicz
menunjukkan suatu komporomi antara kriteria maximin dan maximax. Pada kenyataannya, pengambil keputusan
jarang pesimistik atau optimistik secara sempurna. Pengambil keputusan yang tepat biasanya memperlihatkan
suatu campuran antara pesimisme dan optimisme. Sebagai akibatnya, Hurwicz menyarankan suatu coeficient
optimism untuk mengukur tingkat optimisme pengambil keputusan. Skala koefisien ini, a, berkisar dari 0 sampai
1, di mana 0 menunjukkan pesimisme sempurna dan 1 menunjukkan optimisme sempurna. Jika a=0, keputusan
dikatakan memiliki optimisme nol, sementara a=1 berarti pengambil keputusan adalah optimis secara total.
Karena koefisien optimisme adalah a, maka koefisien pesimisme adalah 1-a. Pendekatan Hurwicz menghendaki
bahwa untuk setiap alternatif pay-off yang maksimum dikalikan a dan pay off minimum dikalikan 1-a. Ini
menghasilkan nilai tertimbang, yang tertinggi menunjukkan alternatif terbaik.
Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal
sebagai berikut: Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil. Pengambil
keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. Nilai harapan (expected value) adalah sebuah konsep
dalam statistik untuk membantu memutuskan apakah sebuah tindakan menguntungkan atau merugikan.Untuk
menghitung nilai harapan, ketahui terlebih dahulu kemungkinan hasil akan terjadi dalam situasi tertentu dan
peluang setiap kejadian. Nilai kesempatan yang hilang (Expect opportunity Loss= EOL) adalah sejumlah payoff
yang kemungkinan hilang. Nilai Harapan Informasi Sempurna (Expected Value of Perfect Information =
EVPI) adalah selisih antara nilai harapan dengan nilai informasi sempurna.
Suasana pengambilan keputusan terdiri dari dalam pasti (certainty), dalam keadaan resiko (risk), dalam
ketidakpastian (uncertainty), dalam suasana konflik (conflict). Analisis keputusan dalam ketidakpastian terdiri
dari informasi yang tersedia tidak sempurna (tidak lengkap), peristiwa yang akan terjadi mungkin dapat.
diketahui, tetapi probabilitasnya tidak diketahui karena distribusi probabilitasnya tidak dapat disajikan. Analisis
keputusan dalam resiko: informasi yang tersedia tidak sempurna, seluruh peristiwa yang akan terjadi dapat
diketahui probabilitas kejadian dapat diketahui karena distribusi probabilitasnya tidak dapat disajikan.
Keputusan dalam ketidakpastian
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian merupakan suasana keputusan dimana probabilitas hasil
tidak diketahui. Perhatikan Tabel 13.1, matriks pay-off hasil investasi pada berbagai kondisi perekonomian.
Saham 10 6,5 -4
Tanah 8 6 1
Tabungan 5 5 5
Saham -4
Tanah 1
Tabungan 5
Saham 10
Tanah 8
Tabungan 5
Saham 0 0 9
Tanah 2 0,5 4
Tabungan 5 1,5 0
Saham 9
Tanah 4
Tabungan 5
Saham 10 -4
Tanah 8 1
Tabungan 5 5
Masalah utama pengambilan keputusan dengan kriteria Hurwicz adalah penentuan koefisien optimistik.
Jika a = 0 � kriteria maximin. Jika a=1 � kriteria maximax. Jika a = 0,6, maka (1-a) = 0,4 dan hasilnya :
Maximin Tabungan
Maximax Saham
Terdapat tiga tahapan analisis keputusan dalam keadaan resiko yaitu, Identifikasi macam-macam tindakan
yang tersedia Pendugaan peristiwa yang mungkin dan probabilitasnya Penentuan pay-off untuk suatu tindakan
Saham 10 -4
Tanah 8 1
Tabungan 5 5
Saham 0 9
Tanah 2 4
Tabungan 5 0
Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian merupakan suasana keputusan dimana probabilitas hasil
tidak diketahui. terdapat 4 kriteria yang dapat digunakan utk menentukan pilihan sebagai keputusan, yaitu;
Kriteria Maximax, merupakan kriteria yang optimis, yaitu mengambil nilai yang paling optimal dari nilai
tertinggi pada setiap alternatif. Kriteria Maximin, merupakan kebalikan dari kriteria maximax, yaitu akan
memilih nilai yang terendah dari nilai yang terbaik dari setiap nilai alternatif. Kriteria Laplace Menyarankan
bahwa karena probablitas peristiwa tak diketahui, seharusnya diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai
kemungkinan yang sama untuk terjadi. Kriteria Hurwicz yang diajukan oleh Leonid Hurwicz menunjukkan
suatu komporomi antara kriteria maximin dan maximax. Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah
pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal sebagai berikut : Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih
dari satu kemungkinan hasil. Pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. Nilai harapan
(expected value) adalah sebuah konsep dalam statistik untuk membantu memutuskan apakah sebuah tindakan
menguntungkan atau merugikan.Untuk menghitung nilai harapan, ketahui terlebih dahulu kemungkinan hasil
akan terjadi dalam situasi tertentu dan peluang setiap kejadian. Nilai kesempatan yang hilang (Expect
opportunity Loss= EOL) adalah sejumlah payoff yang kemungkinan hilang. Nilai Harapan Informasi
Sempurna (Expected Value of Perfect Information = EVPI) adalah selisih antara nilai harapan dengan nilai
informasi sempurna.
Tugas dan Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan Latent Class Model ?
2. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam derivasi TFT melalui fungsi biaya?
3. Tuliskan rumus Derivasi detail dari TFT dari fungsi biaya translog!
4. Jelaskan tahapan dalam keputusan dalam resiko?
5. Gambarkan kriteria keputusan yang termasuk dalam kriteria nilai harapan!
Glosarium
Indeks kuatitas dikatakan sebagai pasti untuk bentuk fungsional tertentu jika resiko outlut pada perbedaan dua
waktu secara identik sama dengan indeks output.
Produktivitas merupakan akar penentu daya saing baik pada level individu, perusahaan, industri maupun negara.
Produktivitas faktor total (Toal Factor Productivity/TFP) adalah rasio antara output total terhadap input total yang
merupakan salah satu faktor produksi selain capital dan tenaga kerja.
indeks geometri atau parameter struktural ( τ ) adalah jumlah dalam kisaran 0 1 yang menunjukkan apa geometri
pusat koordinasi. Parameter pertama untuk senyawa 5-koordinat dikembangkan pada tahun 1984.
Pendekatan Ekonometrika adalah suatu ilmu yang menerapkan teori ekonomi, matematika ekonomi, dan
statistika ekonomi untuk memberikan dukungan empiris dari model yang dibangun oleh teori ekonomi dan untuk
memberikan hasil dalam angka.
Indeks Tornqvist digunakan untuk tujuan menghitung indeks output dan input.
Input digunakan untuk menghasilkan banyak output, fungsi distance dari sheppard (1953, 1970) menyediakan
karakteristik fungsional dari struktur teknologi produksi.
Derivasi adalah adalah proses pembentukan kata yang menghasilkan leksem baru; Pembentukan derivasi bersifat
tidak dapat diramalkan. Konsep derivasi berkaitan dengan kaidah sintaktik, tidak otomatis, tidak sistematik,
bersifat optional/sporadis, serta mengubah identitas leksikal.
Multiple-Input Multiple-Output (MIMO) adalah teknologi nirkabel yang menggunakan beberapa pemancar dan
penerima untuk mentransfer lebih banyak data secara bersamaan.
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme tubuh, untuk mempertahankan hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Sumber
Prof. DR.Anwar Ramli, S.E.,M.Si. dan Asniawati,S.E.,M.Si.(2021).Keputusan dalam ketidakpastian dan resiko
https://sucipujiutami.blogspot.com
http://lana.staff.gunadarma.ac.id
www.coursehero.com
https://id.scribd.com
https://id.wikihow.com
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
1. Efisiensi
Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya
(input).
Efisiensi merupakan ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang
direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana.
Pengertian efisiensi berorientasi pada masukan
2. Efektifitas
Efektifitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai
baik secara kuantitas maupun waktu.
Makin besar presentase yang tercapai, makin tinggi tingkat efektifitasnya
Konsep ini berorientasi pada keluaran
Peningkatan efektifitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi, dan juga sebaliknya
3. Kualitas
Produktivitas merupakan ukuran kualitas, meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui
rasio output/input.
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menentukan seberapa jauh penentuan persyaratan,
spesifikasi dan harapan konsumen.
Efisiensi titik beratnya adalah masukan, sedangkan efektifitas titik beratnya pada keluaran.
Produktivitas merupakan gabungan dari efisiensi, efektifitas dan kualitas.
Kesulitan Dalam Merancang, Melaksanakan, & Mengambil Manfaat Dalam Pengukuran Produktivitas
Banyak pekerja atau pimpinan yang sering beranggapan bahwa produktivitas yang tinggi dan kualitas
yang baik adalah hal-hal yang tidak dapat diperoleh secara bersamaan. Pada kenyataannya keduanya harus
saling melengkapi. Manajemen yang baik harus meningkatkan produktivitas dengan menetapkan indikator
volume tanpa mengabaikan unsur kualitas.
Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam menggambarkan tanggung jawab
maupun yang menekankan tanggung jawab dengan cara yang salah.
Keterangan dari sistem pengukuran biasanya merupakan hasil kompromi (jalan pintas untuk memperoleh
data), sehingga mengakibatkan ukuran yang didapat tidak tepat.
Sistem pengukuran biasanya hanya menekankan beberapa aspek dari unjuk kerja organisasi, tetapi
mengabaikan aspek-aspek lainnya.
1. Produktivitas parsial
Produktivitas parsial merupakan rasio keluaran terhadap salah faktor yang ada pada rasio masukan.
Contoh produktivitas parsial adalah produktivitas tenaga kerja yang dihitung berdasarkan rasio keluaran
terhadap masukan tenaga kerja, produktivitas modal yang dihitung berdasarkan rasio keluaran terhadap
masukan modal, dan produktivitas bahan yang dihitung berdasarkan rasio keluaran terhadap masukan
bahan.
Untuk mengukur Produktifitas kita akan mengunakan Rumus:
Pengukuran Partial = output/ (input tunggal).
Keunggulan Ukuran Parsial:
Memungkinkan para manajer untuk memusatkan pada penggunaan masukan tertentu. Lebih mudah
digunakan untuk menilai kinerja produktivitas karyawan operasional. Trend produktivitas dalam satu tahun
dapat ditelusuri.
Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah, atau tidak dihubungkan dengan ukuran-ukuran lainnya,
dapat menyesatkan. Akibat yang bersifat menyeluruh, tidak dapat tercermin dalam pengukuran
produktivitas parsial.
Pengukuran produktivitas parsial, produktivitas faktor total maupun produktivitas total, dapat menggunakan
satuan fisik dari output dan input (ukuran berat, panjang, isi, dll) atau satuan moneter dari output dan input (dollar,
rupiah, dll).
Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka ukuran ini dinamakan ukuran produktivitas
operasional.Jika output dan input diukur dinyatakan dalam nilai uang, maka ukuran ini dinamakan ukuran
produktivitas finansial.
1. Validitas.
2. Kelengkapan (Completeness). Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan seluruh output dan
input.
3. Dapat dibandingkan (Comparability). Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuan
untuk dapat membandingkan antara periode dengan periode, dengan obyektif atau standar sehingga dapat
dilihat apakah penggunaan sumber lebih efisien atau tidak dalam mencapai hasil.
Secara konsep, produktivitas adalah tingkat efisiensi suatu dalam menggunakan modal, manusia dan
teknologinya untuk menghasilkan output (Cusolito & Maloney, 2018). Produktivitas adalah konsep yang penting
dalam analisis pembangunan ekonomi, karena selain dari penambahan produksi, pendapatan dapat terjadi akibat
peningkatan produktivitas. Produktivitas pekerja yang dipakai SEPAKAT adalah pengukuran produktivitas
konvensional, yang menggunakan Nilai Tambah PerPekerja (Value Added per Worker). Pengukuran ini didapat
dari membagi PDRB dengan pendekatan nilai tambah (biasanya dibagi per sektor), dengan jumlah pekerja atau
jam kerja total di sektor tersebut. Kelebihan dari pengukuran ini terutama adalah datanya tersedia secara lengkap,
mudah dihitung, cukup dekat dengan pengukuran standar hidup yang biasa digunakan, yaitu PDRB per kapita
(Carnaje, 2013).
Namun, pengukuran ini juga memiliki kekurangan. Produktivitas pekerja tidak dapat mengukur produktivitas
suatu ekonomi dengan lengkap, di mana peningkatan produktivitas juga dapat muncul dari akumulasi modal dan
teknologi. Selain itu, pengukuran dasar pengukuran produktivitas pekerja yaitu PDRB, bisa dilakukan secara per
masing-masing negara, Alternatif dari pengukuran produktivitas adalah Produktivitas Faktor Total (Total Factor
Productivity/TFP), dimana nilainya didapat dari rasio antara output total terhadap input total faktor produksi. TFP
dapat menggambarkan dampak ekonomi dari akumulasi modal dan teknologi yang lebih jelas. Pengukuran TFP
juga lebih objektif sehingga hasilnya dapat diperbandingkan antarnegara. (Carnaje, 2013). Namun di sisi lain,
TFP juga memiliki beberapa kekurangan. Pengukuran TFP membutuhkan data yang detail, yaitu data input dan
output produksi yang tersedia di level pelaku usaha. Data ini tidak tersedia di semua sektor atau jenis usaha,
sehingga TFP hanya dapat dihitung dari sebagian sektor dan sebagian kecil pelaku usaha saja. Juga, mengukur
TFP di tingkat makro sangat sulit karena pengukuran modal tetap di tingkat makro bisa berbeda berdasarkan
pendekatannya (Carnaje, 2013). Pun apabila kedua pengukuran produktivitas data tersedia secara lengkap, apabila
produktivitas produktivitas dalam jangka pendek (< 10 tahun), produktivitas pekerja tetap lebih dipilih. Sargent
dan Rodriguez (2000) berargumen bahwa dalam jangka pendek, akumulasi modal belum terjadi dalam
ekonomi, Dengan pertimbangan tersebut di atas, tim SEPAKAT menggunakan nilai tambah per pekerja sebagai
proksi untuk mengukur produktivitas daerah.
Kesimpulan
Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya hasil keluaran (output) dengan pemasukan, penjualan
atau pendapatan (input). Produktivitas suatu kegiatan dikatakan meningkat apabila pengembangan program
memberikan hasil tambahan sebagai produk sampingan atau by-product. Pendapat lain mengemukakan bahwa
suatu organisasi dikatakan produktif apabila mencapai tujuannya dan itu terjadi dengan mengubah masukan
menjadi pengeluran dengan biaya terendah. Produktivitas merupakan ukuran kinerja termasuk efektivitas dan
efesiensi.
Efektivitas dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dalam memilih atau menggunakan suatu metode
untuk melakukan sesuatu (efektif=do right things). Efesiensi dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dan
berbagai kemudahan dalam melakukan kegiatan (efesiensi=do things right). Sebagai contoh, sebuah rumah sakit
dikatakan efektif apabila sukses memenuhi kebutuhan pelanggan. Dikatakan efesien apabila dapat melakukannya
dengan biaya lebih rendah.
Faktor-faktor determinan produktivitas adalah : knowledge, skills, mabilities, attitudes, dan behaviors.
Produkivitas yang meningkat berarti performansi yang baik akan menjadi feedbeck bagi usaha, atau motivasi
pekerjaan pada tahun berikutnya. Selain keterkaitan produktivitas dengan usaha dan kemampuan sumber daya
manusia, produktivitas juga memiliki hubungan keterkaitan dengan efesiensi, efektivitas, dan kualitas. Bidang
bidang yang berkaitan dengan program-program peningkatan atau perbaikan produktivitas antara lain adalah yang
pertama mencakup dinamika perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, kedua mencakup proses-proses
dalam manajemen sumber daya manusia dan ketiga mencakup prosedur-prosedur pelaksanaan
Manajemen sumber daya manusia, pimpinan-pimpinan departemen, badan legislatif dan eksekutif.
Performansi dari pegawai tersebut dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan kemampuan pegawai, dan juga
kesempatan dan kejelasan tujuan-tujuan kinerja yang diberikan oleh organisasi kepada seorang pegawai. Masing-
masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas.
Tugas dan latihan
1. Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah, atau tidak dihubungkan dengan ukuran-ukuran lainnya,
dapat menyesatkan.Akibat yang bersifat menyeluruh, tidak dapat tercermin dalam pengukuran
produktivitas parsial.
Apakah satuan ukuran produktivitas yang dipakai? Dan berapa perubahan produktivitas Tahun 1 terhadap
Tahun ke 2? Serta produktivitas mana yang tertinggi?
Jawab:
Produktivitas Total = Seluruh Output ÷ Seluruh Input
Produktivitas Total Tahun 1
= 30.000 kg ÷ ((10.000 jam×7.000/jam) + (9.000 jam×6.000/jam) + (40.000 jam×2.000kg))
= 30.000 kg ÷ ((70.000.000) + (54.000.000) + (80.000.000))
= 30.000 kg ÷ 204 jt
= 147,05 kg / juta rupiah
Produktivitas Total Tahun 2
= 40.000 kg ÷ ((13.000 jam×7.000/jam) + (10.000 jam×6.000/jam) + (50.000 jam×2.000kg))
= 40.000 kg ÷ ((91.000.000) + (60.000.000) + (100.000.000))
= 40.000 kg ÷ 251 jt
= 159,36 kg / juta rupiah
Index Produktivitas = (Produktivitas tahun 2 ÷ Produktivitas tahun 1) × 100 %
Index produktivitas = (159,36 kg / juta rupiah ÷ 147,05 kg / juta rupiah) × 100 %
= 108,37 %
Berarti terdapat perubahan sebesar + 8.37 % , maka menjadi 108,37 %
2. Bagian produksi perusahaan telah berhasil merakit produk sebanyak 720 set perhari pada tahun pertama.
Apabila jumlah tenaga kerja bagian tersebut sebanyak 80 Orang. Hitunglah produktivitas tenaga kerja
bagian produksi tersebut?
Jawab :
Parsial = Output ÷ ∑ tenaga kerja
Sebuah pabrik jam tangan merencanakan output 100 unit jam tangan pada minggu ke-I. Input sumber
daya tenaga kerja yang tersedia adalah 120 jam-orang. Ternyata dalam minggu ke-I, perusahaan dapat
menghasilkan 120 unit jam tangan dengan jumlah input sumber daya tenaga kerja yang sama.
Artinya: Produktivitas yang dicapai lebih tinggi dari yang direncanakan. "perusahaan ini telah berhasil
meningkatkan efektivitas dari output yang dihasilkan".
Sebaliknya, jika minggu ini perusahaan menghasilkan output sesuai dengan jumlah yang direncanakan yaitu
100 unit, tetapi dengan memanfaatkan tenaga kerja 15 jam-orang, berarti produktivitasnya lebih tinggi dari
produktivitas rencana. Maka, dikatakan bahwa perusahaan telah meningkatkan efisiensi pemakaian sumber
daya tenaga kerjanya.
Dengan skenario selanjutnya, bisa saja tercapai output 150 unit dengan 15 jam-orang tenaga kerja. Maka,
kasus terakhir ini menunjukkan bahwa perusahaan telah meningkatkan efisiensi maupun efektivitasnya.
Dengan melihat ratio dan kasus ilustrasi sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa
"peningkatan produktivitas' baru akan bisa dilakukan, apabila hubungan antara output dan input
menunjukkan perubahan-perubahan, sebagai berikut:
Penyelesaian
GLOSARIUM
Berorientasi proses menyediakan informasi-informasi mengenai perusahaan yang perlu diketahui oleh karyawan
baru. Informasi yang disampaikan berupa latar belakang perusahaan hingga peraturan. Orientasi dilakukan untuk
menumbuhkan hubungan antara karyawan baru dan perusahaan. Sederhananya, orientasi adalah suatu proses atau
upaya seseorang dalam menangkap atau mengerti keadaan di sekitarnya.
Indikator adalah suatu variabel yang dapat membantu penggunanya dalam kegiatan pengukuran berbagai macam
perubahan yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Kualitas adalah tingkat baik atau buruknya, mutu, taraf atau derajat sesuatu. Dalam hal ini, kata “sesuatu” dapat
mewakili banyak hal, baik itu sebuah barang, jasa, keadaan, maupun hal lainnya.
Kompromi merupakan upaya untuk memperoleh kesepakatan di antara dua pihak yang saling berbeda pendapat
atau pihak yang berselisih paham
Rasio adalah angka yang menunjukkan hubungan secara matematis antara suatu jumlah dan jumlah yang lain
Parsial Adalah berhubungan atau merupakan bagian dr keseluruhan Dengan mengetahui banyak kosa kata dapat
memudahkan anda dalam berkomunikasi maupun dalam menyampaikan pendapat yang ingin anda sampaikan
kepada orang tertentu.
Evaluasi adalah penilaian kinerja, di mana setelah bekerja atau belajar, ada uji kompetensi yang harus dihadapi
untuk menguji pemahaman.
Konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan.
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab di dalamnya
Validitas merupakan suatu standar atau dasar ukuran yang menunjukkan ketetapan (appropriateness),
kemanfaatan (userfulness) dan kesahihan yang mengarah pada ketepatan interpretasi suatu prosedur evaluasi
sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Daftar Pustaka
https://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/MATERI-1-OPERASI-DAN-PRODUKTIVITAS.pdf
https://anisyahnovi.blogspot.com/2016/05/contoh-soal-produktivitas-total.html
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
Awalnya analisis dimulai dengan menggunakan pendekatan quantity-based (primal) untuk estimasi dan
mendekomposisi (memilah) perubahan produktivitas. Untuk melakukan itu dimungkinkan bahwa rencana
produksi dapat terjadi inefisiensi secara teknis. Struktur umum dari pendekatan primal diilustrasikan dalam
Gambar 12.1, dalam mana input tunggal digunakan untuk memproduksi satu output. Anggap bahwa produsen
pada waktu t, rencana produksi dinyatakan dalam kombinasi input-output (XY) dan frontier produksi
(kemungkinan maksimum) fungsi output terhadap input yang tersedia adalah f(X,t). Produktivitas untuk
kombinasi input-output didefinisikan oleh rasio dari output terhadap input, Y'/X' yang dapat secara mudah diukur
melalui data input dan output. Catatan bahwa Y'<f(X', t), yang artinya bahwa rencana produksi secara teknis
adalah inefisien. Kemudian didefinisikan efisensi sebagai Y'/f(X¹,t). Selagi frontier produksi, f(x,t), tidak
diketahui, pengukuran efisiensi memerlukan estimasi dari frontier. Lebih lanjut, produktivitas berkurang karena
kehadiran inefisiensi secara teknis, yaitu:
Jika diasumsikan bahwa produsen memperbesar rencana produksinya dari (X, Y) menjadi (X+1, Y+1), dan
kemajuan secara teknis terjadi antara perioder dan 1+1, ini mengimplikasikan bahwa f(X,r+t) > f(x,t). Abaikan
pengaruh noise (gangguan), jelaslah bahwa produksi adalah inefisien secara teknis untuk kedua periode, selagi
Y'<f(X¹, t) dan yt+1<f(x+1, t), dan bahwa efisiensi secara teknis meningkat dari periode ke periode 1+1, selagi
[Y/f(X¹,t)]<[Y+1/f(x¹+1,t+1). Estimasi tingkat pertumbuhan produktivitas dapat didekomposisikan atas RTS,
perubahan teknis, dan perubahan dalam efisiensi teknis.
Kasus produktivitas input tunggal-output tunggal pada satu titik dalam waktu diukur dengan Y/X¹, tidak lebih
besar dari rata-rata produksi input X pada waktu t. Perubahan produktivitas (memperlakukan waktu sebagai
variabel kontinus) diukur dengan tingkat perubahan dalam rata rata produksi dari X.di mana titik di atas variabel
mengindikasikan tingkat perubahannya. Lantas kedua produktivitas dan perubahan produktivitas dapat diukur
dari data observasi tanpa mengestimasikan sesuatu. Jika inefisiensi terjadi, kemudian produktivitas dari input
lebih kecil dari nilai kemungkinan maksimumnya. Derajat dengan mana produktivitas lebih rendah tergantung
pada derajat inefisiensi yang harus diestimasikan. Sama halnya, pengaruh dari perubahan inefisiensi dan
produktivitas akan tergantung pada perilaku sesaat inefisiensi.
Jika terdapat banyak output, kita bisa mendapatkan produktivitas dari masing-masing input j, yang
didefinisikan sebagai Y/ parsial ki dan perubahan produktivitas parsial faktor didefinisikan sebagai In (Y/X₁/ot =
Y¹ - X₁. Mengamati bahwa produktivitas faktor parsial dan perubahannya (dengan atau tanpa inefisiensi teknis)
tergantung pada faktor-faktor lain (yang berbeda antarinput) ukuran tunggal penggunaan dari produktivitas
(secara poluper dikenal sebagai total factor productivity, TFP) dan perubahan produktivitas dibutuhkan. Dalam
praktiknya, produktivitas tenaga kerja sering digunakan sebagai ukuran produktivitas, Walaupun levelnya
tergantung pada jumlah faktor lain yang dipergunakan dalam kegiatan produksi, seperti modal, energi, dan
material lain.Menurut Khumbakkar (2004), produktivitas dapat diukur melalui teknik angka indeks, namun
pendekatan ini mempunyai kelemahan bahwa indeks tersebut tidak menyediakan dari mana sumber produktivitas,
sedangkan sebaliknya teknik nonparametrik dan ekonometrik menyediakannya. Walaupun teknik nonparametrik
dan parametrik mampu mengukur perubahan produktivitas dan sumbernya, hanya pendekatan ekonometrik saja
yang mampu memperlihatkan lingkungan stokhastik.Uraian berikut ini akan dimulai dengan membagi
pendekatan pengukuran TFP ke dalam empat kategori, yaitu pendekatan divisia, pendekatan exact index number,
pendekatan ekonometri, dan pendekatan nonparametrik.
Glosarium
Progres teknologi : didefinisikan dalam bentuk pergeseran fungsi produksi atau isokuan, itu berarti bahwa baik
atas level output yang tersedia dapat dihasilkan dengan lebih sedikit input, atau banyak output yang dapat
dihasilkan menggunakan jumlah input yang sama.
Statistik nonparametrik: adalah cabang statistik yang tidak hanya didasarkan pada keluarga parametrized dari
distribusi probabilitas. Statistik nonparametrik didasarkan pada distribusi bebas atau memiliki distribusi yang
ditentukan tetapi dengan parameter distribusi tidak ditentukan.
Produksi dapat direpresentasikan: sebagai Y= f (XX), di mana adalah output dari perusahaan ke I dalam periode
t (t=1T); () adalah teknologi produksi, X adalah vektor input ke j.
Distribusi: adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Daftar Pustaka
PROF.DR.ANWAR RAMLI,S.E,.M.SI Dan ASNIWATI,S.E,.M.SI. 2021. Dekomposisi Total Factor
Productivity (TFP).Makassar. Managerial economics