Anda di halaman 1dari 52

TUGAS KELOMPOK

EKONOMI MANAJERIAL

DOSEN PENGAMPUH:

Asniwati, S.E., M.Si

ANGGOTA KELOMPOK:

1. NADIA NAHDA (1993140003)


2. MIRANDA (1993140036)
3. NURUL FANAYSILLAH MUCHTAR (1993140047)
4. NOVITA RIBKA MALIBELA (1993140048)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
POSITION PAPER

Country : Republic of Indonesia

Topik A: Struktur Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli dan Monopolistik

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna


Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna:
1) Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)
2) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect knowledge)
3) Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively output)
4) Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)
5) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)

2. Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna


a. Permintaan
Diagram 8.1.a Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Diagram 8.1.b Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang
dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.

b. Penerima
Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva
penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P).
Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak
mulai dari titik (0,0).
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah sama dengan
penerimaaan total (TR), atau biaya variabrl rata – rata (AVC) sama dengan harga.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau dalam
kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).

4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well aspossible) agar perusahaan mencapai keadaan
yang paling optimal.
b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalam
produksi.
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena laba nol (zero profit), yaitu tingkat laba
yang memberikan tingkat pengembalian yang sama. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat
SAC = LAC.

5. Penawaran Perusahaan Pasar Persaingan Sempurna


a. Kurva Penawaran Jangka Pendek
Diagram 8.7.a Menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada
penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan
dengan MC).
Diagram 8.7.b Dalam pasar persaingan sempurna kurva MC setelah melewati titik potong dengan
minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran jangka pendek.
b. Kurva Penawaran Jangka Panjang
1) Industri Skala Biaya Konstan (Constant Cost Industry)
Penambahan penggunaan factor produksi karena masuknya perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga
factor produksi.
2) Industry Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan – perusahaan baru menyebabkan harga factor produksi naik, sehingga terjadi
perubahan stuktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
3) Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan – perusahaan lain ke dalam industri justru menurunkan harga factor produksi karena
efisiensi skala besar (large scale economies).

6. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna


a. Kekuatan
1) Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
2) Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksima (kemakmuran maksimal).
3) Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam
kualitas dan harga.
b. Kelemahan
1) Kelemahan Dalam Hal Konsumsi
2) Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
3) Konflik Efisiensi – Keadilan

PASAR MONOPOLI

1. Faktor – faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli


Hambatan Teknis (Technical Barriers to Entry)
1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special knowledge) yang memungkinkan
berproduksi sangat efisien.
2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya (MC dan AC)
yang menurun.
3) Perusahaan memiliki kemampuan control sumber factor produksi, baik berupa SDA, SDM, maupun lokasi
produksi.

Hambatan Legalitas (Legal Barriers to Entry)

1) Undang – undang dan Hak Paten


2) Hak Paten (Patent Right) atau Hak Cipta
– Hanya ada satu produsen
– Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substitusi
– Perusahaan – perusahaan lain tidak dapat memasuki industri listrik karena ada hambatan

2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli

a. Permintaan
Permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand) merupakan permintaan industri. Posisis
perusahaan monopolis adalah penentu harga (price taker).

b. Penerimaan
Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P)

3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Diagram 9.3 laba maksimum tercapai pada output Q* di mana MR = MC. Besarnya laba seluas bidang
AP*BC.

4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


Tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangka panjang.
5. Daya Monopoli

Daya monopoli (monopoly power ) yaitu kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam
rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas mengatur jumlah output dan harga.

6. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)


Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata – rata (AC) jangka panjang yang menurun (negative
slope) Diagram 9.5 Menunjukkan hal tersebut, di mana titik perpotongan kurva MC dengan MR (titik A)
jauh di bawah harga jual (titik B).

7. Diskriminasi Harga (Price Discrimination)


Ada beberapa syarat agar diskriminasi harga (berdasarkan elastisistas permintaan), dapat berhasil:
a. Perusahaan harus memiliki daya monopoli
b. Pasar dapat dibagi beberapa (minimal dua kelompok) yang elastisitas permintaannya berbeda.
c. Pembagian pasar harus efektif.
d. MR di tiap pasar adalah sama agar diskriminasi harga menghasilkan laba maksimum.

8. Biaya Sosial Monopoli (Sosial Cost of Monopoly)

Beberapa kerugian yang dialami masyarakat (biaya social), antara lain:


a. Hilang atau berkurangnya Kesejahteraan Konsumen (Dead Weight Loss)
b. Memburuknya Kondisi Makroekonomi Nasional
c. Memburuknya Kondisi Perekonomian Internasional

9. Pengaturan Perusahaan Monopoli (Monopoly Regulation ) dan Masalahnya


a. Pengaturan harga (Price Regulaton), Kebijakan menetapkan tingkat harga maksimum (ceiling price) bagi
perusahaan monopoli.
b. Pajak (Taxation)
Diagram 9.11 menunjukkan pajak menggeser kurva AC dan MC perusahaan monopolis keatas.(AC1, ke
AC2 dan MC1 ke MC2

10. Aspek Positif Monopoli (Monopoly Benefit)


a. Monopoli, Efisiensi dan Pertumbuhan Ekonomi
b. Monopoli dan Efisiensi Pengadaan Barang Publik
c. Monopoli dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK


1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolostik
a. Produk Yang Terdiferensiasi (Differentiated Product)
Elastisitas permintaan pasar persaingan monopolistic berada di antara pasar persaingan sempurna dan
monopoli
b. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firms)
c. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)

2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek.


Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC.

3. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi


Diagram 10.3

4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


Ada dua sebab pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna
a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P>MC)
b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity )

5. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik


a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss) relative
kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relative kecil.
c. Ketidakefienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik.

PASAR OLIGOPOLI

1. Karakteristik Pasar Oligopoli


Ada beberapa unsure pentig dalam pasar oligopoli:
a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
b. Produk Homogen atau Terdiferensial (Homogem or Differentiated Product)
c. Penganbilan Keputusan yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decision)
d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)

2. Faktor - faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli


Ada dua factor penting penyebab terbebtuknya pasar oligopoli.
a. Efisiensi Skala Besar
b. Kompleksitas Manajemen

3. Keseimbangan Oligopolis
a. Model Permintaan yang Patah (Kinked Demand Model)
Diagram 11.1 kurva penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi perusahaan adalah ACDE. Harga
keseimbangan pasar adalah P1.
b. Model Kepemimpinan Harga (Price Leadership Model)
Diagram 11.3

c. Price Leadership dan Kinked Demand Curve

4. Duopoli
a. Model Cournot (Cournot Model)
b. Model Kepemimpinan Stackelberg (Stackelberg Leadership Model)
c. Teori Permainan (Game Theory)
- Model Dilema Narapidana (Prisoners’ Dilemma Model)

PASAR FAKTOR PRODUKSI : TENAGA KERJA DAN TANAH


1. Konsep-konsep dasar
a. Faktor Produksi Sebagai Permintaan Turunan (Deried Demand)
b. Faktor Produksi Substitusi dan Komplemen (Substitutable and Complement Input)
c. Hukum Pertambahan Hasil yang Makin Menurun (Law of Diminisihing Return)
d. Efek Substitusi dan Efek Output (Substitution and Output Effect)

2. Faktor-faktor Penentu Pemerintaan terhadap faktor Produksi (Input Demand factors)


a. Harga factor produksi
b. Permintaan terhadap output
c. Permintaan Terhadap Faktor Produksi lain
d. Harga Faktor Produksi
e. Kemajuan Teknologi

3. Penawaran Produksi
Diagram 12.1.a tentang kura penawaran tenaga kerja yang melengkung membalik (backward bending
labour supply cure). Diagram 12.1.b Penawaran total tenaga kerja adalah total penawaran individu.
Diagram 12.2 dalam masyarakat yang miskin, kura penawaran tenaga kerja dapat bersudut kemiringan
(slope) negativ. Jika upah makin rendah penawaran tenaga kerja makin meningkat.

4. Pasar Tenaga Kerja Berstruktur Persaingan Sempurna (Pure Competition Labour Market)
a. Permintaan Tenaga Kerja dalam Model Satu Faktor Produksi ariabel (One ariabel Input Model)
Penerimaan marjinal tenaga kerja (MAGINAL REENUE PRODUCT OF LABOUR ATAAU MRPL)
adalah produksi marjinal dikalikan harga jual output (mp X p).
b. Permintaan Tenaga Kerja dalam Model Beberapa Faktor Produksi ariabel (Multi ariabel Input Model)
Diagram 12.5 a Kondisi awal keseimbangan pasar tenaga kerja, dimana total kesempatan kerja adalah
L1 pada tingkat upah keseimbangan W1. Kondisi keseimbangan perusahaan seperti pada diagram 12.5 b
(titik A) dimana jumlah tenaga kerja yang digunakan L1. MRPL1 adalah MRP dengan jumlah barang
modal (mesin) K1.

5. Pasar Tenaga Kerja Berstruktur Monopoli (Monopolistic Labour Market)


Dengan daya monopoli serikat pekerja dapat menentukan beberapa tingkat usai sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.

6. Monopsoni (Monopsony)
Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar factor produksi (tenaga kerja) hanya ada satu pembeli (single
buyer). Karena posisinya sebagai pembeli tunggal, monopsonis (pemilik daya monopsoni) mempunyai
kemampuan menentukan upah.

7. Monopoli Bilateral (Bilateral Monopoly)


Terjadi bila kerja memilik daya monopoli. Diagram 12.8 menunjukkan bahwa interal tingkat harga adalah
antara Ws (tingkat harga yang diinginkan monopsoins) dengan Wm (tingkat harga yang diinginkan monopolis)

8. Pasar tanah (land Market)


a. Model Sewa Tanah Richardo (Richardian Model)
Diagram 12.9 menunjukkan bahwa tanah yang paling subur mempunyai struktur biaya yang paling
murah (Diagram 12.9.a), sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi penyewanya. Tanah yang tidak
subur akan menurunkan laba, bahkan merugikan penyewa (Diagram 12.9.b dan 12.9.c).
b. Kontekstualisasi Model Ricardo
Diagram 12.11. menunjukkan bila produktiitas tanah meningkat (MRP1-MRP2), harga sewa
meningkat dari R1 ke R2.

TEORI KESEIMBANGAN UMUM dan KESEJAHTERAAN EKONOMI


1) Efisiensi Pertukaran (Effciency in Exchange)
Perekonomian telah berjalan efisien bila:
a. Terjadi mekanisme pertukaran yang efisien (efficiency in exchange)
b. Produksi berjalan efisien (efficiency in Production)

Model Pertukaran Edgeworth (Edgeworth Box)

Dengan kotak Edgewroth kita dapat menganalisis proses pertukaran antar indiidu dalam perekonomian
sampai mereka mencapai kondisi efisien.

2) Efisien Produksi (Efficiency in Production)


a. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi (Input Efficiency)
Penggunaan factor produksi dikatakan efisien secara teknis bila factor produksi yang digunakan untuk
memproduksi output yang satu tidak dapat direalokasi untuk menambah output yang lain tanpa mengurangi
produksi output yang bersangkutan.
b. Efisiensi Output (output Efficiency)
1) Barang dan jasa dipruduksi dengan biaya paling rendah (minimum cost)
2) Produsen mencapai keseimbangan (producer’s equilibrium), dimana MRTyx = Px/Py.
Diagram 13.6 Kondisi keseimbangan tercapai di titik D, pada titik persinggungan kura PPF dengan
kura indiferensi masyarakat (U1), dengan kombinasi output (X0,Y0) keseimbangan ekonomi secara
umum akan tercapai untuk semua barag yang ada dalam perekonomian, jumlah yang diminta sama
dengan jumlah yang ditawarkan.

BARANG PUBLIK dan EKSTERNALITAS


1. Karakteristik Barang Publik
a) Bersifat non rial (Non rialry), adalah barang yang dapat dikonsumsi bersamaan pada waktu yang sama tanpa
saling meniadakan manfaat.
b) Bersifat non eksklusif (Non exclusive) Seseorang tidak perlu membayar untuk menikmati manfaat barang
public

Dua kemungkinan barang public semu adalah

a. Bersifat rial, tetapi non eksklusif


Tidak dapat dikonsumsi secara bersamaan, namun untuk menikmatinya tidak harus membayar.
b. Bersifat non rial, tetapi eksklusif
Dapat dikosumsi bersamaan, tetapi untuk menikmatinya harus membayar.

2. Efisiensi Penyediaan Barang Publik


3. Masalah-masalah dalam penyediaan Barang Publik
a. Pengukuran Permintaan Barang Publik
b. Pendanaan
c. Penyediaan dan Produksi Barang Publik

4. Eksternalitas, Efisiensi dan Keadilan


Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan
pelaku ekonomi yang lain, yang tidak tercermin dalam harga pasar.

5. Pilihan Masyarakat
Kesulitan menentukan alokasi yang efisien dalam penyediaan barang public menyebabkan masyarakat
demokratis menempuh cara pemilihan suara.

TEORI DISTRIBUSI PENDAPATAN dan KEMISKINAN


1. Efisiensi Versus Keadilan
Kura UPF menggambarkan tingkat pertukaran antara dua kelompok, dimana satu kelompok (kelompok
A) hanya dapat menaikkan utilitasnya bila utilitas kelompok lain (kelompok B).
Teori Keadilan:
a. Ajaran Egalitarian
Keadilan tecapai bila setiap kelompok mendapat jumlah barang (kepuasan) yang sama. Titik E yang
paling adil
b. Ajaran Rawlsian
Kondisi adil yang bila tingkat utilitas masyarakat miskin dimaksimumkan. Titik D yang paling adil
c. Ajaran Orientasi Pasar
Keadilan merupakan hasil integrasi permintaan dan penawaran. Titik-titik di mana saja sepanjang garis
UaUb adalah adil.

2. Distribusi Pendapatan dan Kekayaan


a. Konsep Pendapatan
Ada tiga sumber pendapatan RT:
1) Pendapatan dari gaji dan upah
- Keahlian
- Mutu modal manusia
- Kondisi kerja
2) Pendapatan dari asset produktif
3) Pendapatan dari Pemerintah
b. Konsep kekayaan
c. Pendapatan uang dan Pendapatan Ekonomi
d. Kemiskinan
e. Pengukuran Distribusi Pendapatan
f. Pengukuran Distribusi Kekayaan

3. Redistribusi Pendapatan
a. Pajak Progesif dan Subsidi
- Sebagai sumber penerimaan pemerintah
- Mengendalikan keinginan bekerja
b. Pro-kontra Redistribusi Pendapatan

TUGAS DAN LATIHAN

1) Menjelaskan pengertian permintaan dan kurva permintaan?


2) PT. Aria monopolis dalam industri telekomunikasi di Negara X memiliki biaya rata – rata konstan sebesar
2/ unit. Perusahaan menghadapi dua permintaan yang berbeda:
- Permintaan pasar pertama: Q1 = 10 – 2P1
- Permintaan pasar kedua: Q2 = 20 – P2
Buktikan kebijakan diskriminasi harga akan meningkatkan laba PT. Aria
3) Jelaskan struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna?
4) Sebuah perusahaan jam beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Biaya produksi dinyatakan sebagai
C = 100 + Q2, dimana C adalah biaya. Biaya tetap (FC) Adalah 100. jika harga jual jam per unit adalah 60:
Berapa jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimal? Berapa besar laba maksimal?
5) Masyarakat desa Sukoharjo bermaksud membangun jalan desa berbahan pasir, batu dan aspal dengan cara
swadaya. Masyarakat desa dapat dikelompokkan menjadi 20 masing – masing mempunyai preferensi yang
dapat diwakili permintaan terhadap jalan desa.
Preferensi kelompok A :MA = 500 – T Preferensi kelompok B : MB = 900 – 3T
MA = manfaat marjinal kelompok A
MB = manfaat marjinal kelompok B
T = Panjang jalan desa dalam satuan meter
Biaya diwakili dengan biaya marjinal konstan sebesar 400 (satuan ribu rupiah)
Diminta:
a. Menghitung panjang jalan yang efisien sesuai preferensi masyarakat desa
b. Jika besarnya manfaat marjinal dianggap keinginan membayar biaya pembanguna jalan, berapa
dana yang harus disumbangkan?

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur
pasar atau industry dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar. Dimana barang yang diperjual belikan beranekaragam macam jenisnya, serta
antara penjual dan pembeli dapat bernegosiasi saat transaksi jual beli, sehingga dalam pasar persaingan sempurna
muncul kurva penawaran dan permintaan.

GLOSARIUM

Cournot Model = Model ekonomi untuk menjelaskan pasar oligopoli. Model ini mengasumsikan
bahwa perusahaan memutuskan secara independen tingkat produksi yang
memaksimalkan laba. Maksud saya, mereka tidak tergantung berapa banyak yang
pesaing produksi.

Diskriminasi = Sikap yang harus dihindari sedini mungkin. Sikap diskriminatif dapat membuat
seseorang membatasi hak-hak orang lain.

Diferensiasi = Berasal dari bahasa inggris, different ynag artunya berbeda.

Hak Paten = Hak kepemilikan yang diberikan pemerintah bagi individu atas hasil karyanya akan
sesuatu. Hak paten ini diberikan secara eksklusif yang hanya dimiliki orang
teresebut.

Kompleksitas = Suatu indikator antarhubungan di dalam suatu proyek, program, atau portofolio
yang memengaruhi cara bagaimana hubungan ini akan dikelola dan keahlian yang
dibutuhkan untuk mengelolanya.

Konstan = Tetap tidak berubah; terus-menerus;

Legalitas = Merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang
melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat.
Pajak Progresif = Tarif pemungutan pajak dengan persentase yang naik dengan semakin besarnya
jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase
untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.

Rasio = Angka yang menunjukkan hubungan secarra matematis antara suatu jumlah
dengan jumlah yang lain.

Redistribusi = Pendistribusian kembali pendapatan masyarakat kelompok kaya kepada


masyarakat kelompok miskin, baik yang berasal dari pajak, maupun pungutan—
pungutan lain.

Stackelberg = Model ekonomi yang didalamnya terdapat dua pihak yaitu pihak (perusahaan)
pemimpin dan pihak (perusahaan) pengikut dan kedua belah pihak ini saling
berkompetisi.

Teknis = Penerapan ilmu dan teknologi untuk menyesuaikan permasalahan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Anwar Ramli, S.E., M.Si. dan Asniawati, S.E., M.Si. (2021). Struktur Pasar Persaingan Sempurna,
Monopoli dan Monopolistik.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pajak_progresif

https://kamus.tokopedia.com/r/rasio/#:~:text=Rasio%20adalah%20angka%20yang%20menunjukkan,jumlah%2
0dan%20jumlah%20yang%20lain.&text=Pengertian%20rasio%20dalam%20ilmu%20akuntansi,untuk%2
0menilai%20keadaan%20keuangan%20perusahaan.

https://rojikin.id/pengertian-legalitas-perusahaan/

https://wartaekonomi.co.id/read324640/apa-itu-hak-paten

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5593209/diskriminasi-adalah-sikap-membatasi-ini-definisi-dan-
contohnya

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-5732628/redistribusi-pendapatan-pengertian-
bentuk-dan-contoh/amp

https://www.praxisframework.org/id/knowledge/complexity#:~:text=Kompleksitas%20adalah%20suatu%20ind
ikator%20antarhubungan,keahlian%20yang%20dibutuhkan%20untuk%20mengelolanya.&text=Secara%2
0umum%2C%20bidang%20kompleksitas%20yang,Lingkup
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
Topik B : Pasar Oligopoli Dan Arsitektur Perusahaan

Oligopoli adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau
terdiferensiasi jumlahnya sedikit.

Apabila hanya ada dua penjual namanya Duopoli. Apabila produknya homogen disebut Oligipoli Murni.
Apabila produknya terdiferensiasi disebut Oligopoli Terdiferensiasi. Adapun contoh oligopoly yaitu :
 Produk Homogen : Baja, Alumunium, Kaca, Besi, dll
 Produk Terdiferensiasi : mobil, Rokok, Sabun dan deterjen, Sereal dll)
Tindakan setiap perusahaan akan mempengaruhi perusahaan lain dalam industry. Oligopolis biasanya
memilih bersaing dalam Diferensiasi produk, iklan & pemberiaan layanan (Persaingan Non Harga). Sumber
terjadinya oligopoli antara lain skala ekonomi, dibutuhkan investasi modal besar, proses produksi yg dipatenkan,
loyalitas merk, mengendalikan bahan baku, pemberian hak bisnis dari pemerintah, penentuan harga limit. Adapun
pengukuran oligopoli yaitu :
1. Rasio Konsentrasi. Rasio ini mengukur persentase penjualan total yang dilakukan oleh 4, 8, 12 perusahaan
terbesar terhadap total penjualan dalam industri. Rasio diatas 50-60 adalah oligopoli
2. Indeks Herfindahl. Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai kuadrat pangsa pasar semua perusaan
dalam pasar
3. Teori Pasar yang Diperebutkan (Contestable Market). Jika Keluar masuk dalam industri relatif mudah, maka
perusahaan & industri akan bertindak seperti Persaingan sempurna

Model Cournot
Model cournot ini Diperkenalkan oleh Ekonom Prancis Augustin Cournot. Model Cournot menganggap
ada keterkaitan diantara perusahaan yang bergantung sangat erat. Adapun Karakteristik Pasar di Model Cournot:
▪ Terdapat lebih dari satu perusahaan dan produk yang dihasilkan bersifat homogen
▪ Perusahaan-Perusahaan dalam pasar tidak saling bekerjasama
▪ Perusahaan-perusahaan dalam pasar memiliki market power
▪ Jumlah perusahaan dalam pasar merupakan angka tetap
▪ Terdapat strategic behavious yang dilakukan oleh perusahaan
Adapun Karakteristik Model Cournot yaitu Asumsi dasar Model Cournot : “Setiap perusahaan pasti akan
berusaha memaksimumkan profitnya dengan harapan bahwa output decisionnya tidak akan mempengaruhi
keputusan pesaingnya. Perusahaan menganggap bahwa output yang dihasilkan pesaingnya adalah tetap”.
Sehingga, semua perusaan akan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan output pesaingnya, tanpa
menyadari bahwa gerakan mereka masing-masing menjadi dasar pengambilan keputusan pesaingnya. Adapun
Kurva Reaksi Cournot Model
Model Kurva Permintaan Yang Terpatah
Model ini diperkenalkan oleh paul Sweezy. Jika perusahaan oligopoli menaikkan harga, perusahaan lain
tidak akan mengikuti, sehingga permintaan akan elastis. Jika perusahaan oligopoli menurunkan harga, perusahaan
lain akan mengikuti, sehingga permintaan akan inelastic. Implikasinya adalah bahwa kurva permintaan akan
terpatah, MR akan diskontinuitas, dan perusahaan oligopoli tidak akan mengubah harga ketika biaya marjinal
berubah. Adapun Kurva Permintaan Yang Terpatah dapat dilihat pada gambar berikut.

Kesepakatan Kartel
Dalam pasar sering terdapat Kolusi yang merupakan kerjasama antara perusahaan untuk membatasi
persaingan dalam rangka meningkatkan keuntungan. Kartel terdiri dari dua yaitu:
▪ Kartel berbagi pasar. Kartel ini memberikan setiap anggotanya hak ekslusif untuk beroperasi pada daerah
geografis tertentu
▪ Kartel Terpusat. Kartel ini merupakan perjanjian resmi antara berbagai produsen oligopolistik daris suatu
produk untuk menentukan harga monopoli, mengalokasikan output masing-masing anggotanya dan
menentukan bagaimana laba dibagikan. Adapun bantuk Kartel Terpusat dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Kepemimpinan Harga
Salah satu cara membuat penyesuai pasar tanpa harus kolusi dan perang harga adalah Kepemimpinan
Harga. Dalam kepemimpinan harga ini perusahaan yang diakui pemimpin harga melaksanakan perubahan harga
dan kemudian perusahaan lainnya dalam industri dengan cepat mengikutinya. Perusahaan Barometrik merupakan
perusahaan Terbesar, dominan, atau perusahaan biaya terendah di industry. Dalam Perusahaan barometric ini
Kurva permintaan didefinisikan sebagai kurva permintaan pasar dikurang pasokan oleh para pengikut. Perusahaan
Pengikut ini mengambil harga pasar seperti yang diberikan dan berperilaku sebagai pesaing sempurna. Adapun
kurva Price Leadership dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Implikasi efisiensi Oligopoli


Seperti halnya monopoli, harga biasanya terjadi di atas LAC, sehingga laba dalam pasar oligopolistik bisa
tetap ada dalam jangka panjang karena ada hambatan masuk ke pasar. Oligopolistik biasanya tidak beroprasi pada
titik terendah kurva LAC mereka. Biasanya terjadi alokasi sumber daya yang tidak efisien pada perusahaan
industri oligopoly. Ketika memproduksi barang terdiferensiasi , mungkin akan terlalu banyak uang untuk
pembuatan iklan dan perubahan model.

Model Maksimasi Penjualan


Model ini diperkenalkan oleh William Baumol. Rumusan dari Modell maksimasi Penjualan adalah
“Manajer berusaha untuk memaksimalkan penjualan, setelah memastikan bahwa tingkat pengembalian yang
memadai telah diperoleh, bukan untuk memaksimalkan keuntungan”. Penjualan (atau total pendapatan, TR) akan
maksimal ketika perusahaan menghasilkan kuantitas yang menetapkan penerimaan marjinal sama dengan nol.
Adapun contoh kurva Sales Maximization Model (model maksimasi penjualan) :

Perkembangan Oligopolis Global


Terjadi kecenderungan bagi lahirnya oligopolis global yang semakin cepat karena banyak perusahaan
besar dunia semakin bertambah besar akibat pertumbuhan internal dan merger. Sektor yang sedang berkembang:
▪ Perbankan Internasional
▪ Industri Hiburan & Komunikasi
▪ Produk-produk sehari-hari, makanan, obat-obatan, elektronika dan pesawat terbang komersial
“Sebuah perusahaan bisa saja merupakan monopolis di pasar nasional, akan tetapi pada saat yang sama
akan menghadapi persaingan dari oligopolis global yang lebih besar dan efisien”

Arsitektur Perusahaan yang Ideal


Arsitektur Perusahaan merupakan jalan atau cara perusahaan diorganisasi, bergerak/beroperasi, dan merespon
perubhan dipasar. Beberapa arsitektur perusahaan ideal:
▪ Perusahaan ideal berkonsentrasi pada kompetensi inti & mensubkontrakkan seluruh aktivitas lainnya
▪ Perusahaan ideal adalah organisasi pembelajar
▪ Perusahaan yang ideal akan mengoperasikan pabrik atau perusahaan dengan benar-benar efisien
▪ Perusahaan ideal mengkombinasikan fisik dan maya dengan tanpa halangan
▪ Perusahaan yang ideal adalah perusahaan yang bisa dengan segera bereaksi (realtime enterprise)

Perusahaan Maya (Virtual Corporation)


“Jaringan kerja temporer perusahaan independen (Pemasok, Pelanggan, dan bahkan Pesaing) yang
bergabung bersama dengan kontribusi kemampuan intinya masing2 untuk secara cepat mengambil keuntungan
di pasar”. Adapun syarat untuk perusahaan maya yaitu :
▪ Perusahaan maya harus dibentuk oleh rekanan yang dapat diandalkan dan terbaik dibidangnya
▪ Jaringan kerja harus melayani keinginan untuk semua rekanan dalam kondisi yang menguntungkan
▪ Setiap perusahaan harus memberikan orang yang terbaik dan terpandai untuk jaringan kerja
▪ Tujuan jaringan kerja harus jelas
▪ Jaringan kerja tersebut harus membangun infrastruktur komunikasi yang terintegrasi antara setiap perusahaan.

Relationship Entreprise
Relationship Entreprise adalah jaringan perusahaan yang independen yang membentuk aliansi strategis
untuk membangun kapabilitas dan bisa hadir secara geografis yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin global
dibidangnya. Relationship Entreprise ini lebih bersifat jangka panjang, keterkaitan lebih stabil dan lebih luas
daripada perusahaan maya. Adappun contohnya : Industri Pesawat Udara, Penerbangan, Telekomunikasi, dan
Mobil.

KESIMPULAN
Oligopoli adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau
terdiferensiasi jumlahnya sedikit. Adapun contoh oligopoly yaitu : Produk Homogen (Baja, Alumunium, Kaca,
Besi, dll). Produk Terdiferensiasi (mobil, Rokok, Sabun dan deterjen, Sereal dll) Tindakan setiap perusahaan akan
mempengaruhi perusahaan lain dalam industry.
Adapun Karakteristik Pasar di Model Cournot: Terdapat lebih dari satu perusahaan dan produk yang
dihasilkan bersifat homogeny, Perusahaan-Perusahaan dalam pasar tidak saling bekerjasama, Perusahaan-
perusahaan dalam pasar memiliki market power, Jumlah perusahaan dalam pasar merupakan angka tetap,
Terdapat strategic behavious yang dilakukan oleh perusahaan. Implikasinya adalah bahwa kurva permintaan akan
terpatah, MR akan diskontinuitas, dan perusahaan oligopoli tidak akan mengubah harga ketika biaya marjinal
berubah Kurva Permintaan Yang Terpatah.
Dalam kepemimpinan harga ini perusahaan yang diakui pemimpin harga melaksanakan perubahan harga
dan kemudian perusahaan lainnya dalam industri dengan cepat mengikutinya. Sektor yang sedang berkembang:
Perbankan Internasional, Industri Hiburan & Komunikasi, Produk-produk sehari-hari, makanan, obat-obatan,
elektronika dan pesawat terbang komersial.“Sebuah perusahaan bisa saja merupakan monopolis di pasar nasional,
akan tetapi pada saat yang sama akan menghadapi persaingan dari oligopolis global yang lebih besar dan efisien”.
Arsitektur Perusahaan yang Ideal Arsitektur Perusahaan merupakan jalan atau cara perusahaan
diorganisasi, bergerak/beroperasi, dan merespon perubahan dipasar. Beberapa arsitektur perusahaan ideal:
perusahaan ideal berkonsentrasi pada kompetensi inti & mensubkontrakkan seluruh aktivitas lainnya, perusahaan
ideal adalah organisasi pembelajar, perusahaan yang ideal akan mengoperasikan pabrik atau perusahaan dengan
benar-benar efisien, perusahaan ideal mengkombinasikan fisik dan maya dengan tanpa halangan, perusahaan yang
ideal adalah perusahaan yang bisa dengan segera bereaksi (realtime enterprise).
Adapun syarat untuk perusahaan maya yaitu : Perusahaan maya harus dibentuk oleh rekanan yang dapat
diandalkan dan terbaik dibidangnya, jaringan kerja harus melayani keinginan untuk semua rekanan dalam kondisi
yang menguntungkan, setiap perusahaan harus memberikan orang yang terbaik dan terpandai untuk jaringan
kerja, tujuan jaringan kerja harus jelas, jaringan kerja tersebut harus membangun infrastruktur komunikasi yang
terintegrasi antara setiap perusahaan.
Relationship Entreprise adalah jaringan perusahaan yang independen yang membentuk aliansi strategis
untuk membangun kapabilitas dan bisa hadir secara geografis yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin global
dibidangnya.

Tugas dan Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan Oligopoli


2. Sebutkan dua contoh pasar Oligopoli
3. Jelaskan pengertian Relationship Entreprise
4. Sebutkan beberapa contoh mengenai Relationship Entreprise
5. Jelaskan pengertian Arsitektur perusahaan dan juga sebutkan beberapa arsitektur perusahaan ideal
Glosarium

Aliansi : Sebuah hubungan orang, kelompok atau negara yang bergabung bersama untuk saling
menguntungkan atau mencapai tujuan bersama, entah memakai perjanjian ataupun
tidak.

Barometric : Sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara

Diferensiasi : Proses dalam menemukan turunan

Diskontinuitas : Salah satu sifat batuan di alam yang dapat mempengaruhi kekuatan batuan
Enterprise : Sebuah sistem dari manusia, peralatan, material, data, kebijakan dan prosedur yang
muncul untuk menyediakan sebuah produk atau pelayanan, dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.

Homogen : Suatu bahan atau sistem yang memiliki sifat yang sama di setiap titik; itu satu ragam
tanpa satupun penyimpangan.

Independen : Sikap yang tidak bergantung pada orang lain, berdaulat, bebas, maupun merdeka.

Indeks : Metode pengukuran atas kinerja sekelompok data. Indeks tidak mengukur kinerja
data individual, tetapi mengukur suatu set data composite (gabungan)

Investasi : Suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan
pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil
penanaman modal tersebut

Kolusi : Bentuk pemufakatan jahat yang dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan
meraup keuntungan.

Komersial : Sesuatu hal yang berhubungan dengan niaga atau perdagangan

Loyalitas : Sikap setia

Monopoli : Suatu bentuk pasar yang hanya terdapat satu penjual sehingga menguasai pasar

Profit : Laba, keuntungan, selisih antara pendapatan dengan total biaya (biaya implisit
maupun biaya eksplisit)

Temporer : Sementara waktu

Daftar Pustaka
Baixardoc. 2017. Bab 9 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. https://baixardoc.com/documents/bab-9-pasar-
oligopoli-arsitektur-perusahaan-5c745059a3d1d
www.wikipedia.org/
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia

Topik C : Praktek Penentuan Harga

Pricing of Multiple Products ( Harga Beberapa produk )

Multi-Product Pricing merupakan fitur yang berfungsi untuk mengelola penetapan harga atas produk-produk
tertentu, dengan cara membuat aturan (rule) yang dapat digunakan untuk membedakan harga produk per masing-
masing pelanggan.

Produk dengan Permintaan Saling Berkaitan (interelated demand)

Memanfaatkan kelebihan kapasitas pabrik (plant capacity utilization)

Kapasitas berlebih atau ekses kapasitas (excess capacity) adalah situasi di mana kapasitas produksi tidak
sepenuhnya digunakan untuk mencapai skala efisien minimum. Dengan kata lain, perusahaan memproduksi pada
skala output yang lebih rendah daripada yang telah dirancang untuk itu. Tidak hanya perusahaan, istilah ini juga
dapat dikaitkan dengan industri maupun perekonomian.

Produk bersama (Joint Products)

Produk bersama atau yang juga dikenal dengan joint product adalah berbagai jenis produk yang
dihasilkan secara bersamaan atau serempak menggunakan satu atau beberapa raw material (bahan baku),
labor, dan fasilitas pabrik yang sama. Maka dari itu, produk bersama memiliki struktur biaya yang sama satu
sama lain karena dibuat dari dan dengan proses yang sama.

Proporsi tetap (Fixed Proportions)

Proporsi berubah (Variable Proportions)

Penentuan Harga untuk Beberapa Jenis Produk

Metode ini adalah yang paling standar dan paling banyak digunakan, metode ini menentukan harga
berdasarkan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang dijual, dan menambahkan
sejumlah persentase tertentu sebagai laba. Ada 4 kategori dalam penetapan harga berdasarkan biaya, yakni:

1. Cost-Plus Pricing Method – yaitu penetapan harga jual per unit berdasarkan jumlah biaya per unit
ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau margin (harga jual = biaya total + laba)
2. Mark–up Pricing – yaitu penetapan harga yang sering digunakan oleh pedagang perantara
atau reseller/dropshipper dengan menambahkan harga beli dengan sejumlah laba tertentu (harga jual =
harga beli + laba/markup)
3. Fixed Fee Pricing – yakni penetapan harga berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh produsen
produk tersebut ditambah sejumlah fee yang telah disepakati, jadi laba yang diperoleh tidak
mempengaruhi harga jual barang
4. Target Pricing – yakni penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI)
sesuai dengan target yang diinginkan.

Dari keempat kategori tersebut, Anda dapat memilih salah satunya. Bahkan, jika memungkinkan, Anda bisa
mengombinasikannya. Sebab, itu cara terbaik agar bisnis Anda lebih berkembang. Maka, penting bagi Anda untuk
mengetahui strategi penetapan harga berdasarkan biaya.

Ini strategi yang lebih mengutamakan kondisi ataupun kebutuhan konsumen. Strategi ini memungkinkan
adanya perbedaan harga meskipun produknya sama, akibat beberapa faktor tertentu seperti letak geografis, waktu,
dan sebagainya. Ada 2 macam kategori dalam strategi ini, yakni:

1. Price Sensitivity Meter (PSM) – yakni strategi penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk
melakukan pendekatan terhadap kebutuhan/permintaan konsumen. Metode ini didasari persepsi
konsumen terhadap nilai/value produk yang diterima, apakah sebanding atau tidak. Untuk mengetahui
apakah value suatu produk dapat diterima oleh konsumen, Anda bisa mengukurnya dengan PSM.
2. Diskriminasi Harga – yakni kebijakan untuk menentukan harga jual yang berbeda-beda untuk satu jenis
produk yang sama dalam satu segmen pasar. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi diskriminasi harga
misalnya wilayah, konsumen, waktu, kualitas, dan bentuk produk.

Kedua strategi tersebut, sekali lagi, bergantung dengan apa yang menjadi produk atau jasa di bisnis. Sebab, produk
pakaian atau kuliner pasti mengalami pendekatan yang berbeda. Namun, yang jelas keduanya menjadi bagian dari
strategi penetapan harga.

Strategi ini menyoroti harga produk sejenis yang dikeluarkan oleh industri pesaing Anda. Ada dua metode yang
bisa digunakan, yakni:

1. Perceived Value Fixing – yakni penetapan harga jual berdasarkan harga jual rata-rata produk sejenis.
2. Sealed Bid Pricing – yakni penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang diajukan oleh pesaing.

Menariknya, kompetitor memang menjadi cara ampuh untuk menaikkan standar produk Anda. Jika harga jual
Anda terlihat mahal namun konsumen tetap setia, berarti brand image produk Anda cukup baik. Oleh karena itu,
penting bagi Anda mengetahui strategi penetapan harga berdasarkan persaingan.

Diskriminasi Harga
Diskriminasi Harga adalah kemampuan pelaku usaha untuk menentukan harga pada barang dan jasa yang
sama pada kualitas yang sama pada konsumen yang berbeda. Diskriminasi Harga harus dibedakan dengan
diferensiasi Harga. Dalam pandangan ekonomi secara teknis, Diferensiasi Harga juga didefinisikan penjualan
komoditas yang sama kepada pembeli yang berbeda dengan harga yang berbeda-beda. Dalam teknis implementasi
suatu perusahaan bisa melakukan teknis-teknis strategi Harga yang indentik dengan teknikteknik yang dilakukan
dalam Diskriminasi Harga.

Suatu strategi Harga yang diterapkan perusahaan terkategorikan sebagai perilaku Diskriminasi Harga yang
dilarang jika kondisikondisi berikut terjadi:

1. Penjual/produsen memiliki kekuatan monopolistik (market power) tertentu setidaknya di satu pasar.
2. Ada separasi antar pasar yang tidak memungkinkan pembeli melakukan penjualan kembali (no arbitrage).
3. Pembeli-pembeli pada pasar-pasar yang berbeda memiliki tingkat permintaan dan elastisitas permintaan
yang berbeda-beda.
4. Penjual/produsen monopolistik bisa memanfaatkan adanya perbedaan willingness to pay dari tiap-tiap
konsumen.

Ketika 4 kondisi tersebut terjadi maka ketika suatu perusahaan melakukan penetapan harga yang berbeda untuk
barang dan jasa yang sama dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada pembeli yang berbeda, dipastikan telah
melakukan Diskriminasi Harga yang dilarang oleh Pasal 6.

Penentuan Harga Transfer

Penentuan harga transfer berkaitan dengan harga yang dibebankan dalam suatu transfer barang / jasa antara 2
divisi dalam satu perusahaan. Masalah penentuan harga transfer:

 Perusahaan yg organisasinya dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba (desentralisasi) utk menghadapi


berbagai ragam pasar produk/jasa yg dihasilkan (differensiasi bisnis) antar pusat laba dalam suatu
perusahaan terjadi transfer barang/jasa

 Dua pusat laba yg terlibat : divisi penjual (yg mentransfer brg/jasa) & divisi pembeli (yang menerima
transfer barang/jasa dari penjual)

 Kinerja setiap pusat laba diukur berdasarkan laba, sehingga setiap transfer brg/jasa antar pusat laba
akan berdampak terhadap laba masing-masing pihak yg terkait transfer barang/jasa antar divisi
merupakan pendapatan bagi divisi penjual & biaya bagi divisi pembeli

Penentuan Harga dalam Praktek


 Harga produk merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan karena terkait strategi
perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang lain.
 Hal ini dikarenakan harga produk merupakan komponen yang dapat mempengaruhi secara langsung
terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan.
 Dari sudut pandang permintaan, penentuan harga produk akan mempengaruhi jumlah produk yang diminta
oleh masyarakat. Semakin tinggi harga suatu produk, maka masyarakat cenderung enggan untuk membeli
produk tersebut.

KESIMPULAN
Harga sebuah produk atau jaasa merupakan sebuah penentu utama permintaan. Harga sebuah produk juga
akan mempengaruhi program pemasaran perusahaan, selain itu harga akan merubah persepsi dimata konsumen.

Multi-Product Pricing merupakan fitur yang berfungsi untuk mengelola penetapan harga atas produk-produk
tertentu, dengan cara membuat aturan (rule) yang dapat digunakan untuk membedakan harga produk per masing-
masing pelanggan.

Penetapan harga ini didasarkan pada permintaan konsumen, yaitu dengan melihat perubahan konsumen
memilih jasa dan harga yang berbeda, kemudian dipilih harga yang sesuai dengan tingkat pembelian yang ingin
dicapai oleh UKM tersebut.

TUGAS DAN LATIHAN


1. Dalam penetapan harga dikenal adanya market based pricing dan cost based pricing. Secaranormal, market
menginginkan harga murah. Tetapi jika ternyata cost perusahaan tinggi, bagaimana penetapan harga ini bisa
diterapkan?
Jawaban:
Strategi penentuan harga dengan market based pricing tidak hanya berdasarkan dari sisikonsumen, tetapi juga
pesaing. Sebelum produk dilaunch, perusahaan pasti mengadakan market survey (targeting customer),
benchmark pesaing serta pricing clinic. Dari hasil ini, bisakita evaluasi, jika ternyata produk kita gagal dari
sisi cost, bisa kita putuskan product ini tidakfeasible. Disamping itu, kedua teori itu hanya approach,
tergantung kondisi riilnya. Jika produkitu hampir homogen, atau tidak ada perbedaan, maka perusahaan
sebaiknya mengambil costbased pricing. Sebaliknya, jika produk masih terbuka kemungkinan untuk
spesialisasi(differensiasi) dimana masih bisa ada added value yang bisa diberikan dengan penambahan
feature baru, maka pendekatan market based pricing bisa diaplikasikan.
2. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga, Tuliskan
langkah penetapan harga!
Jawaban:
Pertama, memilih tujuan penetapan harga.
Kedua, menentukan permintaan.
Ketiga, memperkirakan biaya.
Keempat, menganalisis biaya.
Kelima, memilih metode penetapan harga. Keenam, memilih harga akhir
3. Kapan seharusnya perusahaan melakukan perubahan harga?
Jawaban :
Sebab dari penurunan harga salah satunya adalah kapasitas pabrik yang berlebihan . Perubahan harga
seharusnya dilakukan pada saat tertentu. Jika menurunkan harga disaat yang tidak tepat, maka akan mungkin
memicu perang harga.
4. Bagaimana seharusnya perusahaan menanggapi perubahan harga pesaing?
Jawaban:
Dengan cara mempertahankan harga, menurunkan harga, dan meningkatkan mutu.
5. Bagaimana seharusnya perusahaan menanggapi perubahan harga pesaing?
Jawaban:
Mempertahankan harga : Pemimpin tersebut dapat mempertahankan harga dan margin lanbanya.
Mempertahankan harga dan menambah nilai : Pemimpin tersebut dapat meningkatkan produk, layanan,, dan
komunikasinya.
Menurunkan harga : Pemimpin tersebut mungkin menurunkan harganya
Menaikkan harga dan meningkatkanm mutu : Pemimpin tersebut mungkin menaikkan harganya dan
memperkenalkan merek-merek baru untuk mengepung merek yang menyerang tersebut.
Meluncurkan lini penyerang berharga murah : Perusahaan tersebut mungkin akan menambahkan barang
berharga murah ke lini tersebut atau menciptakan merek terpisah berharga murah.

GLOSARIUM

Brand : Segala hal yang terkait dengan produk, layanan, perusahaan dan atribut lainnya baik yang berwujud
maupun tidak ada wujudnya

Desentralisasi : Penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan
Asas Otonomi

Diferensiasi : Proses dalam menemukan turunan

Diskriminasi : Sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan
kepentingan tertentu
Divisi : Suatu kelompok ataupun satuan di dalam suatu organisasi

Dropshipper : Orang yang memasarkan produk dari produsen, supplier, atau distributor tanpa membeli stok
barang dahulu

Implementasi : Kegiatan yang dilakukan dengan perencanaan dan mengacu kepada aturan tertentu untuk
mencapai tujuan suatu kegiatan

Investasi : Suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti
pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut

Kompetitor : Sebuah atau beberapa pesaing bisnis yang memiliki produk barang atau jasa yang serupa

Kuantitas : Properti yang dapat eksis sebagai banyak atau besaran, yang menggambarkan diskontinuitas dan
kontinuitas

Kuliner : Hasil olahan yang berupa masakan

Metode : Cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu

Persentase : Sebuah angka atau perbandingan untuk menyatakan pecahan dari seratus

Produsen : Pihak yang melakukan kegiatan produksi dalam bidang ekonomi

Proporsi : Hubungan antar bagian dari suatu benda atau hubungan antara suatu bagian dengan benda secara
keseluruhan.

Reseller : Penjual tangan kedua, yang menjual kembali barang dari produsen atau supplier ke konsumen akhir

Variabel : Setiap karakteristik, jumlah, atau kuantitas yang dapat diukur atau dihitung

DAFTAR PUSTAKA

https://www.xendit.co/id/blog/3-macam-strategi-penetapan-harga-yang-perlu-anda-ketahui/

https://www.kppu.go.id/docs/Pedoman/pedoman_pasal_6_diskriminasi_harga.pdf

https://www.google.com/search?q=Penentuan+Harga+Transfer&oq=Penentuan+Harga+Transfer&aqs=chrome..
69i57j0i512l9.3295j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

file:///C:/Users/Master%20Com/Downloads/Pertemuan%2012%20Praktek%20Penetapan%20Harga%20(1).pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/151237298.pdf

file:///C:/Users/Master%20Com/Downloads/Pertemuan%2012%20Praktek%20Penetapan%20Harga%20(2).pdf
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia
Topik D : Keputusan dalam Ketidakpastian Resiko

Pengantar

Keputusan dalam ketidakpastian terdapat 4 kriteria yang dapat digunakan utk menentukan pilihan sebagai
keputusan, yaitu; Kriteria Maximax, merupakan kriteria yang optimis, yaitu mengambil nilai yang paling
optimal dari nilai tertinggi pada setiap alternatif. Kriteria Maximin, merupakan kebalikan dari kriteria maximax,
yaitu akan memilih nilai yang terendah dari nilai yang terbaik dari setiap nilai alternatif. Kriteria Laplace
Menyarankan bahwa karena probablitas peristiwa tak diketahui, seharusnya diasumsikan bahwa semua peristiwa
mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi. Kriteria Hurwicz yang diajukan oleh Leonid Hurwicz
menunjukkan suatu komporomi antara kriteria maximin dan maximax. Pada kenyataannya, pengambil keputusan
jarang pesimistik atau optimistik secara sempurna. Pengambil keputusan yang tepat biasanya memperlihatkan
suatu campuran antara pesimisme dan optimisme. Sebagai akibatnya, Hurwicz menyarankan suatu coeficient
optimism untuk mengukur tingkat optimisme pengambil keputusan. Skala koefisien ini, a, berkisar dari 0 sampai
1, di mana 0 menunjukkan pesimisme sempurna dan 1 menunjukkan optimisme sempurna. Jika a=0, keputusan
dikatakan memiliki optimisme nol, sementara a=1 berarti pengambil keputusan adalah optimis secara total.
Karena koefisien optimisme adalah a, maka koefisien pesimisme adalah 1-a. Pendekatan Hurwicz menghendaki
bahwa untuk setiap alternatif pay-off yang maksimum dikalikan a dan pay off minimum dikalikan 1-a. Ini
menghasilkan nilai tertimbang, yang tertinggi menunjukkan alternatif terbaik.

Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal
sebagai berikut: Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil. Pengambil
keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. Nilai harapan (expected value) adalah sebuah konsep
dalam statistik untuk membantu memutuskan apakah sebuah tindakan menguntungkan atau merugikan.Untuk
menghitung nilai harapan, ketahui terlebih dahulu kemungkinan hasil akan terjadi dalam situasi tertentu dan
peluang setiap kejadian. Nilai kesempatan yang hilang (Expect opportunity Loss= EOL) adalah sejumlah payoff
yang kemungkinan hilang. Nilai Harapan Informasi Sempurna (Expected Value of Perfect Information =
EVPI) adalah selisih antara nilai harapan dengan nilai informasi sempurna.

Suasana pengambilan keputusan terdiri dari dalam pasti (certainty), dalam keadaan resiko (risk), dalam
ketidakpastian (uncertainty), dalam suasana konflik (conflict). Analisis keputusan dalam ketidakpastian terdiri
dari informasi yang tersedia tidak sempurna (tidak lengkap), peristiwa yang akan terjadi mungkin dapat.
diketahui, tetapi probabilitasnya tidak diketahui karena distribusi probabilitasnya tidak dapat disajikan. Analisis
keputusan dalam resiko: informasi yang tersedia tidak sempurna, seluruh peristiwa yang akan terjadi dapat
diketahui probabilitas kejadian dapat diketahui karena distribusi probabilitasnya tidak dapat disajikan.
Keputusan dalam ketidakpastian

Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian merupakan suasana keputusan dimana probabilitas hasil
tidak diketahui. Perhatikan Tabel 13.1, matriks pay-off hasil investasi pada berbagai kondisi perekonomian.

Alternatif Prospek Perekonomian


Investasi
Cerah Sedang Lesu

Saham 10 6,5 -4

Tanah 8 6 1

Tabungan 5 5 5

1. Keputusan dalam ketidakpastian criteria maximin


Kriteria maximin adalah nilai maksimum dari pay-off minimum yang mungkin. Kriteria ini digunakan
oleh pengambil keputusan yang pesimistik, konservatif, penghindar resiko. Perhatikan Tabel 13.2, yg
merupakan hasil terendah setiap kemungkinan investasi pada berbagai situasi ekonomi.

Alternatif Investasi Pay-off Terkecil

Saham -4

Tanah 1

Tabungan 5

2. Keputusan dalam ketidakpastian Kriteria maximax


Kriteria maximax merupakan nilai maksimum dari hasil pay-off maksimum. Kriteria ini digunakan oleh
pengambil keputusan yang optimistik dan berani mengambil resiko (risk taker). Perhatikan Tabel 13.3,
yg merupakan hasil maksimum kemungkinan investasi pada berbagai situasi ekonomi.

Alternatif Pay-off Maksimum


Investasi

Saham 10
Tanah 8

Tabungan 5

3. Keputusan dalam ketidakpastian kriteria minimax (regret)


Kriteria regret diperkenalkan oleh L.J. Savage bersandar pada konsep opportunity loss atau regret. Kriteria
regret adalah memilih nilai minimum dari regret (opportunity loss) yang maksimum. Perhatikan Tabel
13.4, matriks regret kemungkinan investasi pada berbagai situasi ekonomi.

Alternatif Investasi Prospek Perekonomian

Cerah Sedang Lesu

Saham 0 0 9

Tanah 2 0,5 4

Tabungan 5 1,5 0

4. Keputusan dalam ketidakpastian kriteria minimax (regret)


Nilai regret (opportunity loss) dari kemungkinan investasi dapat diperoleh dan hasilnya disajikan pada
Tabel 13.6. Berdasarkan kriteria minimax, pilih nilai minimum dari regret (opportunity loss) yang
maksimum.

Alternatif Investasi Regret Maksimum

Saham 9

Tanah 4

Tabungan 5

5. Keputusan dalam ketidakpastian kriteria hurwicz


Kriteria Hurwicz adalah kompromi antara kriteria maximin dan kriteria maximax. Hurwicz
memperkenalkan koefisien optimistik, yang nilainya 0 > a > 1. Alternatif keputusan terbaik adalah pay-
off maksimum dikalikan koefisien optimistik (a) + pay-off minimum dikalikan koefisien pesimistik (1-a).
Alternatif Pay-off Pay-off
Investasi Maksimum Minimum

Saham 10 -4

Tanah 8 1

Tabungan 5 5

Masalah utama pengambilan keputusan dengan kriteria Hurwicz adalah penentuan koefisien optimistik.
Jika a = 0 � kriteria maximin. Jika a=1 � kriteria maximax. Jika a = 0,6, maka (1-a) = 0,4 dan hasilnya :

Alternatif Perhitungan Hasil


Investasi

Saham (0,6)(10) + (0,4)(-4) 4,4

Tanah (0,6)(8) + (0,4)(1) 5,2

Tabungan (0,6)(5) + (0,4)(5) 5,0

6. Keputusan dalam ketidakpastian kriteria Laplace (equal likelihood)


Kriteria maximax adalah terjadinya peristiwa paling disukai. Kriteria maximin adalah terjadinya
peristiwa paling tdk disukai Kriteria Laplace merupakan semua peristiwa mempunyai probabilitas yang
sama untuk terjadi, dalam hal ini probabilitas = 1/n.

Alternatif Investasi Perhitungan Hasil

Saham 1/3(10) + 1/3(6,5)+1/3(-4) 4,17

Tanah 1/3(8) +1/3(6)+1/3(1) 5,00

Tabungan 1/3(5) +1/3(5)+1/3(5) 5,00

Perhatikan ringkasan hasil berdasarkan berbagai kriteria


Alternatif Investasi Investasi Optimal

Maximin Tabungan

Maximax Saham

Minimax (Regret) Tanah

Hurwicz (a = 0,6) Tanah

Laplace Tanah atau Tabungan

Keputusan dalam resiko

Terdapat tiga tahapan analisis keputusan dalam keadaan resiko yaitu, Identifikasi macam-macam tindakan
yang tersedia Pendugaan peristiwa yang mungkin dan probabilitasnya Penentuan pay-off untuk suatu tindakan

Alternatif Investasi Prospek Perekonomian

Cerah (p1=0,4) Lesu (p2=0,6)

Saham 10 -4

Tanah 8 1

Tabungan 5 5

1. Keputusan dalam resiko kriteria nilai harapan


Nilai harapan (expected value) adalah rata-rata tertimbang dari pay-off untuk setiap kombinasi tindakan
peristiwa dikalikan probabilitas peristiwa tersebut. Kriteria keputusan adalah nilai harapan yang terbesar.

Alternatif Investasi Perhitungan Has


il

Saham (0,4)(10) + (0,6)(-4) 1,6


Tanah (0,4)(8) +(0,6)(1) 3,8

Tabungan (0,4)(5) +(0,6)(5) 5

2. Keputusan dalam resiko kriteria nilai harapan yang hilang


Prinsip dasar kriteria harapan yang hilang (expected opportunity loss) adalah meminimumkan kerugian
karena pemilihan alternatif keputusan tertentu. Kesempatan yang hilang untuk semua alternatif dan
kondisi perekonomian sbb :

Alternatif Prospek Perekonomian


Investasi
Cerah (p1=0,4) Lesu (p2=0,6)

Saham 0 9

Tanah 2 4

Tabungan 5 0

3. Keputusan dalam resiko kriteria nilai harapan yang hilang


Harapan yang hilang (opportunity loss) untuk setiap tindakan adalah penjumlahan dari perkalian antara
opportunity loss dengan probabilitasnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Alternatif Perhitungan Hasil


Investasi

Saham (0,4)(0) + (0,6)( 9) 5,4

Tanah (0,4)(2) +(0,6)(4) 2,8

Tabungan (0,4)(5) +(0,6)(0) 2,0

4. Keputusan dalam resiko kriteria harapan informasi sempurna


Membandingkan hasil dalam keadaan informasi sempurna (certainty) dengan hasil dalam keadaan resiko
akan memperoleh nilai harapan informasi sempurna. Nilai harapan informasi sempurna sama dengan nilai
kesempatan yang hilang minimum. Nilai harapan informasi sempurna merupakan jumlah maksimum yang
dapat dibayar oleh pengambilan keputusan untuk mendapatkan informasi sempurna.

Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian merupakan suasana keputusan dimana probabilitas hasil
tidak diketahui. terdapat 4 kriteria yang dapat digunakan utk menentukan pilihan sebagai keputusan, yaitu;
Kriteria Maximax, merupakan kriteria yang optimis, yaitu mengambil nilai yang paling optimal dari nilai
tertinggi pada setiap alternatif. Kriteria Maximin, merupakan kebalikan dari kriteria maximax, yaitu akan
memilih nilai yang terendah dari nilai yang terbaik dari setiap nilai alternatif. Kriteria Laplace Menyarankan
bahwa karena probablitas peristiwa tak diketahui, seharusnya diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai
kemungkinan yang sama untuk terjadi. Kriteria Hurwicz yang diajukan oleh Leonid Hurwicz menunjukkan
suatu komporomi antara kriteria maximin dan maximax. Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah
pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal sebagai berikut : Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih
dari satu kemungkinan hasil. Pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. Nilai harapan
(expected value) adalah sebuah konsep dalam statistik untuk membantu memutuskan apakah sebuah tindakan
menguntungkan atau merugikan.Untuk menghitung nilai harapan, ketahui terlebih dahulu kemungkinan hasil
akan terjadi dalam situasi tertentu dan peluang setiap kejadian. Nilai kesempatan yang hilang (Expect
opportunity Loss= EOL) adalah sejumlah payoff yang kemungkinan hilang. Nilai Harapan Informasi
Sempurna (Expected Value of Perfect Information = EVPI) adalah selisih antara nilai harapan dengan nilai
informasi sempurna.
Tugas dan Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan Latent Class Model ?
2. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam derivasi TFT melalui fungsi biaya?
3. Tuliskan rumus Derivasi detail dari TFT dari fungsi biaya translog!
4. Jelaskan tahapan dalam keputusan dalam resiko?
5. Gambarkan kriteria keputusan yang termasuk dalam kriteria nilai harapan!

Glosarium
Indeks kuatitas dikatakan sebagai pasti untuk bentuk fungsional tertentu jika resiko outlut pada perbedaan dua
waktu secara identik sama dengan indeks output.
Produktivitas merupakan akar penentu daya saing baik pada level individu, perusahaan, industri maupun negara.
Produktivitas faktor total (Toal Factor Productivity/TFP) adalah rasio antara output total terhadap input total yang
merupakan salah satu faktor produksi selain capital dan tenaga kerja.
indeks geometri atau parameter struktural ( τ ) adalah jumlah dalam kisaran 0 1 yang menunjukkan apa geometri
pusat koordinasi. Parameter pertama untuk senyawa 5-koordinat dikembangkan pada tahun 1984.
Pendekatan Ekonometrika adalah suatu ilmu yang menerapkan teori ekonomi, matematika ekonomi, dan
statistika ekonomi untuk memberikan dukungan empiris dari model yang dibangun oleh teori ekonomi dan untuk
memberikan hasil dalam angka.
Indeks Tornqvist digunakan untuk tujuan menghitung indeks output dan input.
Input digunakan untuk menghasilkan banyak output, fungsi distance dari sheppard (1953, 1970) menyediakan
karakteristik fungsional dari struktur teknologi produksi.
Derivasi adalah adalah proses pembentukan kata yang menghasilkan leksem baru; Pembentukan derivasi bersifat
tidak dapat diramalkan. Konsep derivasi berkaitan dengan kaidah sintaktik, tidak otomatis, tidak sistematik,
bersifat optional/sporadis, serta mengubah identitas leksikal.
Multiple-Input Multiple-Output (MIMO) adalah teknologi nirkabel yang menggunakan beberapa pemancar dan
penerima untuk mentransfer lebih banyak data secara bersamaan.
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme tubuh, untuk mempertahankan hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.

Sumber
Prof. DR.Anwar Ramli, S.E.,M.Si. dan Asniawati,S.E.,M.Si.(2021).Keputusan dalam ketidakpastian dan resiko
https://sucipujiutami.blogspot.com
http://lana.staff.gunadarma.ac.id
www.coursehero.com
https://id.scribd.com
https://id.wikihow.com
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia

Topik E : Konsep Dasar Produktivitas

Ada 3 Unsur Produktifitas yaitu :

1. Efisiensi
 Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya
(input).
 Efisiensi merupakan ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang
direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana.
 Pengertian efisiensi berorientasi pada masukan

2. Efektifitas
 Efektifitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai
baik secara kuantitas maupun waktu.
 Makin besar presentase yang tercapai, makin tinggi tingkat efektifitasnya
 Konsep ini berorientasi pada keluaran
 Peningkatan efektifitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi, dan juga sebaliknya

3. Kualitas
 Produktivitas merupakan ukuran kualitas, meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui
rasio output/input.
 Secara umum kualitas adalah ukuran yang menentukan seberapa jauh penentuan persyaratan,
spesifikasi dan harapan konsumen.
 Efisiensi titik beratnya adalah masukan, sedangkan efektifitas titik beratnya pada keluaran.
 Produktivitas merupakan gabungan dari efisiensi, efektifitas dan kualitas.

Kesulitan Dalam Merancang, Melaksanakan, Dan Mengambil Manfaat Dalam Pengukuran


Produktivitas
 Ukuran cenderung lebih luas
 Ukuran berorientasi pada kegiatan, bukan hasil.
 Masukan terlalu disederhanakan sehingga mengurangi keabsahan ukuran.
 Organisasi biasanya enggan untuk mengadakan pengukuran terhadap sumber yang digunakan.
 Proses kerja biasanya rumit, sulit untuk dipisahkan dan diukur.

Kesulitan Dalam Merancang, Melaksanakan, & Mengambil Manfaat Dalam Pengukuran Produktivitas
 Banyak pekerja atau pimpinan yang sering beranggapan bahwa produktivitas yang tinggi dan kualitas
yang baik adalah hal-hal yang tidak dapat diperoleh secara bersamaan. Pada kenyataannya keduanya harus
saling melengkapi. Manajemen yang baik harus meningkatkan produktivitas dengan menetapkan indikator
volume tanpa mengabaikan unsur kualitas.
 Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam menggambarkan tanggung jawab
maupun yang menekankan tanggung jawab dengan cara yang salah.
 Keterangan dari sistem pengukuran biasanya merupakan hasil kompromi (jalan pintas untuk memperoleh
data), sehingga mengakibatkan ukuran yang didapat tidak tepat.
 Sistem pengukuran biasanya hanya menekankan beberapa aspek dari unjuk kerja organisasi, tetapi
mengabaikan aspek-aspek lainnya.

Model Pengukuran Produktivitas Dalam Sistem Industri


Ada 3 model Pengukuran Produktivitas dalam sistem Industri yaitu:
1. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio Output/input
2. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan angka indeks
3. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb Douglas

Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Rasio Output/Input

Model ini terdiri dari:

1. Produktivitas parsial
Produktivitas parsial merupakan rasio keluaran terhadap salah faktor yang ada pada rasio masukan.
Contoh produktivitas parsial adalah produktivitas tenaga kerja yang dihitung berdasarkan rasio keluaran
terhadap masukan tenaga kerja, produktivitas modal yang dihitung berdasarkan rasio keluaran terhadap
masukan modal, dan produktivitas bahan yang dihitung berdasarkan rasio keluaran terhadap masukan
bahan.
Untuk mengukur Produktifitas kita akan mengunakan Rumus:
Pengukuran Partial = output/ (input tunggal).
Keunggulan Ukuran Parsial:

Memungkinkan para manajer untuk memusatkan pada penggunaan masukan tertentu. Lebih mudah
digunakan untuk menilai kinerja produktivitas karyawan operasional. Trend produktivitas dalam satu tahun
dapat ditelusuri.

Kelemahan Ukuran Parsial:

Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah, atau tidak dihubungkan dengan ukuran-ukuran lainnya,
dapat menyesatkan. Akibat yang bersifat menyeluruh, tidak dapat tercermin dalam pengukuran
produktivitas parsial.

2. Produktivitas faktor total


Produktivitas faktor total merupakan rasio dari output bersih terhadap banyaknya input modal dan
tenaga kerja yang digunakan.
Output bersih : output bersih – input antara Mis diperoleh hasil 1.5 artinya : setiap penggunaan input
tenaga kerja dan modal secara bersama sebesar Rp. 1 juta, akan menghasilkan output bersih sebesar Rp.
1.5 juta.
3. Produktivitas total
Produktivitas Total = Output/(total inputs)
Produktivitas total merupakan rasio dari output total terhadap banyaknya input total.
Output bersih : output bersih – input antara

Pendekatan Rasio Output/Input

Pengukuran produktivitas parsial, produktivitas faktor total maupun produktivitas total, dapat menggunakan
satuan fisik dari output dan input (ukuran berat, panjang, isi, dll) atau satuan moneter dari output dan input (dollar,
rupiah, dll).
Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka ukuran ini dinamakan ukuran produktivitas
operasional.Jika output dan input diukur dinyatakan dalam nilai uang, maka ukuran ini dinamakan ukuran
produktivitas finansial.

Faktor Turunnya Produktivitas

1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi dan mengelola produktivitas perusahaan.


2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengukuran dan penghargaan yang diberikan tidak berkaitan
dengan produktivitas dan tanggung jawab dari perusahaan.
3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi jadwal yang ditetapkan,
sehingga mengecewakan pelanggan
4. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi pemasaran.
5. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi pemasaran.
6. Pemborosan penggunaan sumber daya material, tenaga kerja, energi, modal, waktu, informasi dan lain-lain.
7. Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerja sama yang tidak terpecahkan, sehingga
menimbulkan ketidakefisiensian dalam kerja sama dan partisipasi total dari karyawan.
8. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik-
teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan.
9. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik-
teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan.
10. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat peningkatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam industri.

Kriteria Dalam Melakukan Pengukuran Produktivitas

1. Validitas.
2. Kelengkapan (Completeness). Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan seluruh output dan
input.
3. Dapat dibandingkan (Comparability). Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuan
untuk dapat membandingkan antara periode dengan periode, dengan obyektif atau standar sehingga dapat
dilihat apakah penggunaan sumber lebih efisien atau tidak dalam mencapai hasil.

Konsep Produktivitas dalam Ekonomi Produktif

Secara konsep, produktivitas adalah tingkat efisiensi suatu dalam menggunakan modal, manusia dan
teknologinya untuk menghasilkan output (Cusolito & Maloney, 2018). Produktivitas adalah konsep yang penting
dalam analisis pembangunan ekonomi, karena selain dari penambahan produksi, pendapatan dapat terjadi akibat
peningkatan produktivitas. Produktivitas pekerja yang dipakai SEPAKAT adalah pengukuran produktivitas
konvensional, yang menggunakan Nilai Tambah PerPekerja (Value Added per Worker). Pengukuran ini didapat
dari membagi PDRB dengan pendekatan nilai tambah (biasanya dibagi per sektor), dengan jumlah pekerja atau
jam kerja total di sektor tersebut. Kelebihan dari pengukuran ini terutama adalah datanya tersedia secara lengkap,
mudah dihitung, cukup dekat dengan pengukuran standar hidup yang biasa digunakan, yaitu PDRB per kapita
(Carnaje, 2013).

Namun, pengukuran ini juga memiliki kekurangan. Produktivitas pekerja tidak dapat mengukur produktivitas
suatu ekonomi dengan lengkap, di mana peningkatan produktivitas juga dapat muncul dari akumulasi modal dan
teknologi. Selain itu, pengukuran dasar pengukuran produktivitas pekerja yaitu PDRB, bisa dilakukan secara per
masing-masing negara, Alternatif dari pengukuran produktivitas adalah Produktivitas Faktor Total (Total Factor
Productivity/TFP), dimana nilainya didapat dari rasio antara output total terhadap input total faktor produksi. TFP
dapat menggambarkan dampak ekonomi dari akumulasi modal dan teknologi yang lebih jelas. Pengukuran TFP
juga lebih objektif sehingga hasilnya dapat diperbandingkan antarnegara. (Carnaje, 2013). Namun di sisi lain,
TFP juga memiliki beberapa kekurangan. Pengukuran TFP membutuhkan data yang detail, yaitu data input dan
output produksi yang tersedia di level pelaku usaha. Data ini tidak tersedia di semua sektor atau jenis usaha,
sehingga TFP hanya dapat dihitung dari sebagian sektor dan sebagian kecil pelaku usaha saja. Juga, mengukur
TFP di tingkat makro sangat sulit karena pengukuran modal tetap di tingkat makro bisa berbeda berdasarkan
pendekatannya (Carnaje, 2013). Pun apabila kedua pengukuran produktivitas data tersedia secara lengkap, apabila
produktivitas produktivitas dalam jangka pendek (< 10 tahun), produktivitas pekerja tetap lebih dipilih. Sargent
dan Rodriguez (2000) berargumen bahwa dalam jangka pendek, akumulasi modal belum terjadi dalam
ekonomi, Dengan pertimbangan tersebut di atas, tim SEPAKAT menggunakan nilai tambah per pekerja sebagai
proksi untuk mengukur produktivitas daerah.

Kesimpulan
Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya hasil keluaran (output) dengan pemasukan, penjualan
atau pendapatan (input). Produktivitas suatu kegiatan dikatakan meningkat apabila pengembangan program
memberikan hasil tambahan sebagai produk sampingan atau by-product. Pendapat lain mengemukakan bahwa
suatu organisasi dikatakan produktif apabila mencapai tujuannya dan itu terjadi dengan mengubah masukan
menjadi pengeluran dengan biaya terendah. Produktivitas merupakan ukuran kinerja termasuk efektivitas dan
efesiensi.
Efektivitas dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dalam memilih atau menggunakan suatu metode
untuk melakukan sesuatu (efektif=do right things). Efesiensi dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dan
berbagai kemudahan dalam melakukan kegiatan (efesiensi=do things right). Sebagai contoh, sebuah rumah sakit
dikatakan efektif apabila sukses memenuhi kebutuhan pelanggan. Dikatakan efesien apabila dapat melakukannya
dengan biaya lebih rendah.
Faktor-faktor determinan produktivitas adalah : knowledge, skills, mabilities, attitudes, dan behaviors.
Produkivitas yang meningkat berarti performansi yang baik akan menjadi feedbeck bagi usaha, atau motivasi
pekerjaan pada tahun berikutnya. Selain keterkaitan produktivitas dengan usaha dan kemampuan sumber daya
manusia, produktivitas juga memiliki hubungan keterkaitan dengan efesiensi, efektivitas, dan kualitas. Bidang
bidang yang berkaitan dengan program-program peningkatan atau perbaikan produktivitas antara lain adalah yang
pertama mencakup dinamika perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, kedua mencakup proses-proses
dalam manajemen sumber daya manusia dan ketiga mencakup prosedur-prosedur pelaksanaan
Manajemen sumber daya manusia, pimpinan-pimpinan departemen, badan legislatif dan eksekutif.
Performansi dari pegawai tersebut dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan kemampuan pegawai, dan juga
kesempatan dan kejelasan tujuan-tujuan kinerja yang diberikan oleh organisasi kepada seorang pegawai. Masing-
masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas.
Tugas dan latihan
1. Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah, atau tidak dihubungkan dengan ukuran-ukuran lainnya,
dapat menyesatkan.Akibat yang bersifat menyeluruh, tidak dapat tercermin dalam pengukuran
produktivitas parsial.

Masukan Tahun 1 Tahun 2 Biaya/ Unit

Tenaga kerja 10.000 Jam 13.000 Jam Rp. 7.000/ Jam

Energi 9.000 Jam 10.000 Jam Rp. 6.000/ Jam

Bahan Baku 40.000 Jam 50.000 Jam Rp. 2.000/ kg

Apakah satuan ukuran produktivitas yang dipakai? Dan berapa perubahan produktivitas Tahun 1 terhadap
Tahun ke 2? Serta produktivitas mana yang tertinggi?

Jawab:
Produktivitas Total = Seluruh Output ÷ Seluruh Input
Produktivitas Total Tahun 1
= 30.000 kg ÷ ((10.000 jam×7.000/jam) + (9.000 jam×6.000/jam) + (40.000 jam×2.000kg))
= 30.000 kg ÷ ((70.000.000) + (54.000.000) + (80.000.000))
= 30.000 kg ÷ 204 jt
= 147,05 kg / juta rupiah
Produktivitas Total Tahun 2
= 40.000 kg ÷ ((13.000 jam×7.000/jam) + (10.000 jam×6.000/jam) + (50.000 jam×2.000kg))
= 40.000 kg ÷ ((91.000.000) + (60.000.000) + (100.000.000))
= 40.000 kg ÷ 251 jt
= 159,36 kg / juta rupiah
Index Produktivitas = (Produktivitas tahun 2 ÷ Produktivitas tahun 1) × 100 %
Index produktivitas = (159,36 kg / juta rupiah ÷ 147,05 kg / juta rupiah) × 100 %
= 108,37 %
Berarti terdapat perubahan sebesar + 8.37 % , maka menjadi 108,37 %

2. Bagian produksi perusahaan telah berhasil merakit produk sebanyak 720 set perhari pada tahun pertama.
Apabila jumlah tenaga kerja bagian tersebut sebanyak 80 Orang. Hitunglah produktivitas tenaga kerja
bagian produksi tersebut?
Jawab :
Parsial = Output ÷ ∑ tenaga kerja

Parsial = 720 set ÷ 80 orang = 9


3. PT. JAYA mempunyai data tentang output yang dihasilkan dan input yang dipergunakan (diukur dalam
satuan moneter, juta rupiah) selama tahun 2007, sebagai berikut :
OUTPUT : Output total (Nilai produksi) = 1500
INPUT :
- Input tenaga kerja (Upah dan gaji) : 200
- Input material (bahan baku) : 200
- Input modal : 300
- Input energi (bahan bakar) : 100
- Input lain-lain : 100
- Input total : 900

Berapa nilai produktivitas parsial dan produktivitas totalnya?

Sebuah pabrik jam tangan merencanakan output 100 unit jam tangan pada minggu ke-I. Input sumber
daya tenaga kerja yang tersedia adalah 120 jam-orang. Ternyata dalam minggu ke-I, perusahaan dapat
menghasilkan 120 unit jam tangan dengan jumlah input sumber daya tenaga kerja yang sama.

Artinya: Produktivitas yang dicapai lebih tinggi dari yang direncanakan. "perusahaan ini telah berhasil
meningkatkan efektivitas dari output yang dihasilkan".
Sebaliknya, jika minggu ini perusahaan menghasilkan output sesuai dengan jumlah yang direncanakan yaitu
100 unit, tetapi dengan memanfaatkan tenaga kerja 15 jam-orang, berarti produktivitasnya lebih tinggi dari
produktivitas rencana. Maka, dikatakan bahwa perusahaan telah meningkatkan efisiensi pemakaian sumber
daya tenaga kerjanya.
Dengan skenario selanjutnya, bisa saja tercapai output 150 unit dengan 15 jam-orang tenaga kerja. Maka,
kasus terakhir ini menunjukkan bahwa perusahaan telah meningkatkan efisiensi maupun efektivitasnya.

Dengan melihat ratio dan kasus ilustrasi sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa
"peningkatan produktivitas' baru akan bisa dilakukan, apabila hubungan antara output dan input
menunjukkan perubahan-perubahan, sebagai berikut:

Output meningkat dengan input sama.

a) Output sama, input berkurang.


b) Output menurun lebih kecil, dibanding penurunan input.
c) Output meningkat, input menurun.
d) Output meningkat lebih tinggi, dibanding peningkatan input.
4. Perusahaan Modern (produsen peti apel yg dijual kepada petani) dapat memproduksi 240 peti dari 100
batang pohon dengan peralatan yang ada sekarang. Baru-baru ini, ia membeli 100 batang pohon per hari.
Setiap batang membutuhkan 3 jam kerja.Ia dapat memperkerjakan pembeli profesional yang bisamembeli
pohon dengan kualitas lebih baik dengan harga sama. Jika demikian, ia dapat meningkatkan produksinya
hingga 260 peti per 100 batang dan jam kerjanya akan ber-tambah 8 jam per hari. Hitung produktivitasnya!
Produktivitas tenaga kerja sekarang: 240 peti: (100 btg x 3 jam/btg) = 0,8 peti/jam kerja
Produktivitas tenaga kerja dengan pembeli profesional : 260 peti : (100 btg X 3jam/btg + 8 jam) = 0,84
peti/jam kerja

5. Perusahaan Modern memutuskan untuk meninjau kembali produktivitasnya dari berbagai


perspektif (produktivitas multifaktor) dengan mengacu pada Contoh-1. Untuk dapat melakukannya ia
menetapkan pekerja, modal, energi, dan penggunaan bahan baku (dlm satuan dollar). Total jam kerja
sekarang 300 per hari dan akan meningkat menjadi 308 jam per hari. Biaya modal dan energi adalah $350
dan $150 per hari. Biaya bahan adalah $1.000 untuk 100 batang per hari. Karena ia membayar rata-
rata $10 per jam. Hitung produktivitasnya !

Penyelesaian

a) Biaya dengan sistem sekarang :


- Tenaga kerja : 300 jam @$10 = 3.000
- B-baku : 100btg/hari = 1.000
- Modal =350
- Energi = 150
- Total =4.500

Produktivitas = (240 peti)/4.500 = 0,053

GLOSARIUM
Berorientasi proses menyediakan informasi-informasi mengenai perusahaan yang perlu diketahui oleh karyawan
baru. Informasi yang disampaikan berupa latar belakang perusahaan hingga peraturan. Orientasi dilakukan untuk
menumbuhkan hubungan antara karyawan baru dan perusahaan. Sederhananya, orientasi adalah suatu proses atau
upaya seseorang dalam menangkap atau mengerti keadaan di sekitarnya.
Indikator adalah suatu variabel yang dapat membantu penggunanya dalam kegiatan pengukuran berbagai macam
perubahan yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Kualitas adalah tingkat baik atau buruknya, mutu, taraf atau derajat sesuatu. Dalam hal ini, kata “sesuatu” dapat
mewakili banyak hal, baik itu sebuah barang, jasa, keadaan, maupun hal lainnya.
Kompromi merupakan upaya untuk memperoleh kesepakatan di antara dua pihak yang saling berbeda pendapat
atau pihak yang berselisih paham
Rasio adalah angka yang menunjukkan hubungan secara matematis antara suatu jumlah dan jumlah yang lain

Parsial Adalah berhubungan atau merupakan bagian dr keseluruhan Dengan mengetahui banyak kosa kata dapat
memudahkan anda dalam berkomunikasi maupun dalam menyampaikan pendapat yang ingin anda sampaikan
kepada orang tertentu.

Evaluasi adalah penilaian kinerja, di mana setelah bekerja atau belajar, ada uji kompetensi yang harus dihadapi
untuk menguji pemahaman.
Konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan.
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab di dalamnya
Validitas merupakan suatu standar atau dasar ukuran yang menunjukkan ketetapan (appropriateness),
kemanfaatan (userfulness) dan kesahihan yang mengarah pada ketepatan interpretasi suatu prosedur evaluasi
sesuai dengan tujuan pengukurannya.

Daftar Pustaka

ASNIWATI,S.E,.M.SI PPT PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

https://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/MATERI-1-OPERASI-DAN-PRODUKTIVITAS.pdf

https://anisyahnovi.blogspot.com/2016/05/contoh-soal-produktivitas-total.html
POSITION PAPER
Country : Republic of Indonesia

Topik F : Dekomposisi Total Factor Productivity (TFP)


Pengantar
Produktivitas memang dipengaruhi karena kehadiran inefisiensi demikian juga dengan pertumbuhan
produktivitas, kecuali inefisiensi adalah invarian terhadap waktu. Model knik ekonometrik tradisional dari
perubahan produktivitas mengabaikan kontribusi perubahan efisiensi terhadap perubahan produktivitas.
Perubahan produktivitas didekomposisikan atas perubahan teknis dan skala ekonomis. Akan tetapi, jika
inefisiensi ada, kemudian perubahan efisiensi menyediakan suatu kontribusi independen terhadap perubahan
produktivitas. Jika perubahan efisiensi dihilangkan dari analisis, penghilangan ini menyebabkan kesalahan alokasi
dari perubahan produktivitas terhadap sumbernya. Oleh sebab itu, sangat diperlukan analisis mengenai
kemungkinan pengaruh efisiensi ke dalam model ekonometrik dari produktivitas dan perubahan produktivitas.

Awalnya analisis dimulai dengan menggunakan pendekatan quantity-based (primal) untuk estimasi dan
mendekomposisi (memilah) perubahan produktivitas. Untuk melakukan itu dimungkinkan bahwa rencana
produksi dapat terjadi inefisiensi secara teknis. Struktur umum dari pendekatan primal diilustrasikan dalam
Gambar 12.1, dalam mana input tunggal digunakan untuk memproduksi satu output. Anggap bahwa produsen
pada waktu t, rencana produksi dinyatakan dalam kombinasi input-output (XY) dan frontier produksi
(kemungkinan maksimum) fungsi output terhadap input yang tersedia adalah f(X,t). Produktivitas untuk
kombinasi input-output didefinisikan oleh rasio dari output terhadap input, Y'/X' yang dapat secara mudah diukur
melalui data input dan output. Catatan bahwa Y'<f(X', t), yang artinya bahwa rencana produksi secara teknis
adalah inefisien. Kemudian didefinisikan efisensi sebagai Y'/f(X¹,t). Selagi frontier produksi, f(x,t), tidak
diketahui, pengukuran efisiensi memerlukan estimasi dari frontier. Lebih lanjut, produktivitas berkurang karena
kehadiran inefisiensi secara teknis, yaitu:

Jika diasumsikan bahwa produsen memperbesar rencana produksinya dari (X, Y) menjadi (X+1, Y+1), dan
kemajuan secara teknis terjadi antara perioder dan 1+1, ini mengimplikasikan bahwa f(X,r+t) > f(x,t). Abaikan
pengaruh noise (gangguan), jelaslah bahwa produksi adalah inefisien secara teknis untuk kedua periode, selagi
Y'<f(X¹, t) dan yt+1<f(x+1, t), dan bahwa efisiensi secara teknis meningkat dari periode ke periode 1+1, selagi
[Y/f(X¹,t)]<[Y+1/f(x¹+1,t+1). Estimasi tingkat pertumbuhan produktivitas dapat didekomposisikan atas RTS,
perubahan teknis, dan perubahan dalam efisiensi teknis.

Kasus produktivitas input tunggal-output tunggal pada satu titik dalam waktu diukur dengan Y/X¹, tidak lebih
besar dari rata-rata produksi input X pada waktu t. Perubahan produktivitas (memperlakukan waktu sebagai
variabel kontinus) diukur dengan tingkat perubahan dalam rata rata produksi dari X.di mana titik di atas variabel
mengindikasikan tingkat perubahannya. Lantas kedua produktivitas dan perubahan produktivitas dapat diukur
dari data observasi tanpa mengestimasikan sesuatu. Jika inefisiensi terjadi, kemudian produktivitas dari input
lebih kecil dari nilai kemungkinan maksimumnya. Derajat dengan mana produktivitas lebih rendah tergantung
pada derajat inefisiensi yang harus diestimasikan. Sama halnya, pengaruh dari perubahan inefisiensi dan
produktivitas akan tergantung pada perilaku sesaat inefisiensi.

Jika terdapat banyak output, kita bisa mendapatkan produktivitas dari masing-masing input j, yang
didefinisikan sebagai Y/ parsial ki dan perubahan produktivitas parsial faktor didefinisikan sebagai In (Y/X₁/ot =
Y¹ - X₁. Mengamati bahwa produktivitas faktor parsial dan perubahannya (dengan atau tanpa inefisiensi teknis)
tergantung pada faktor-faktor lain (yang berbeda antarinput) ukuran tunggal penggunaan dari produktivitas
(secara poluper dikenal sebagai total factor productivity, TFP) dan perubahan produktivitas dibutuhkan. Dalam
praktiknya, produktivitas tenaga kerja sering digunakan sebagai ukuran produktivitas, Walaupun levelnya
tergantung pada jumlah faktor lain yang dipergunakan dalam kegiatan produksi, seperti modal, energi, dan
material lain.Menurut Khumbakkar (2004), produktivitas dapat diukur melalui teknik angka indeks, namun
pendekatan ini mempunyai kelemahan bahwa indeks tersebut tidak menyediakan dari mana sumber produktivitas,
sedangkan sebaliknya teknik nonparametrik dan ekonometrik menyediakannya. Walaupun teknik nonparametrik
dan parametrik mampu mengukur perubahan produktivitas dan sumbernya, hanya pendekatan ekonometrik saja
yang mampu memperlihatkan lingkungan stokhastik.Uraian berikut ini akan dimulai dengan membagi
pendekatan pengukuran TFP ke dalam empat kategori, yaitu pendekatan divisia, pendekatan exact index number,
pendekatan ekonometri, dan pendekatan nonparametrik.

Pengukuran TFP - Pendekatan Angka Indeks


1. Pendekatan Indeks Divisia
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa data tersedia pada bentuk kontinus dengan interval sepanjang range
dibutuhkan. Star and Hall (1976) menekankan bahwa di bawah kondisi tertentu, indeks Divisia dari faktor
input diketahui sebagai indeks yang tepat untuk digunakan dalam pengukuran TFP. Dasar teoretis untuk
penggunaan pendekatan ini telah disediakan oleh Solow (1957); Domar (1961); Hulten (1973).
2. Pendekatan Angka Indeks Pasti
Mengukur perubahan dalam TFP menggunakan pendekatan ekonometrika. Untuk dibutuhkan prakiraan
pasti terhadap fungsi biaya dan produksi suatu perusahaan menggunakan bentuk fungsional tertentu. Diewert
(1978) menyediakan konsep dari angka indeks pasti dan superlatif. Suatu indeks kuantitas dikatakan sebagai
pasti untuk bentuk fungsional tertentu jika rasio output pada perbedaan dua waktu secara identik sama dengan
indeks output. Kemudian, suatu indeks dikatakan superlatif, jika indeks tersebut tepat untuk fungsi
agregatornya yang mampu menyediakan perkiraan sekunder dari fungsi agregator.Perkembangan terbaru dari
angka indeks dibuat untuk memungkinkan mengidentifikasikan asumsi yang dibutuhkan untuk fungsi
agregasi (Diewert, 1976). Prosedur indeks Laspeyres dan Paasche telah ditunjukkan sebagai kecocokan
dengan fungsi agregator linear dalam semua input yang bersubstitusi secara sempurna atau fungsi produksi
Leontief. Mirip prosedur indeks geometri adalah tepat untuk fungsi aggregator Cobb-Douglas, sedangkan
indeks Tornqvist-Theil cocok untuk fungsi produksi translog homogeneous (lihat Antle dan Capalbo, 1988;
dan Diewert, 1976 untuk pembuktian.).
3. Pengukuran TFP - Pendekatan Nonparametrik
Dalam pengukuran perubahan produktivitas, angka indeks digunakan Juga dalam mengukur perubahan
dalam level output yang dihasilkan dan level input yang digunakan dalam proses produksi atas dua periode
waktu atau antardua perusahaan. Ini dapat dicapai dengan menggunakan satu formula yang cocok untuk
menghitung angka indeks dari kuantitas input dan output.Indeks suatu total factor productivity (TFP)
mengukur perubahan dalam total output relatif terhadap perubahan dalam penggunaan semua input. Suatu
indeks TFP adalah lebih disenangi dibandingkan dengan pengukuran produktivitas secara parsial, seperti
output unit dari tenaga kerja, pengukuran parsial dapat memberikan salah arah mengenai gambaran
kinerja.Indeks TFP dapat diaplikasikan sebagai perbandingan binary, di mana kita ingin membandingkan dua
periode waktu atau dua unit cross-sectional, atau dapat pula diaplikasikan pada situasi multilateral di mana
indeks TFP dihitung untuk beberapa unit cross-sectional.
4. Pengukuran TFP-Pendekatan Ekonometrik
Pendekatan ekonometrik untuk mengukur produktivitas didasarkan pada estimasi ekonometrik dari
teknologi produksi. Sebagai contoh erlihat dalam Gambar 12.3, bahwa perubahan teknologi dapat diukur
melalui pergeseran fungsi produksi, dan di bawah asumsi bahwa produksi adalah efisien (atau bahwa tingkat
inefisiensi adalah konstan), perubahan produktivitas dan perubahan teknologi adalah sinonim. Sebagaimana
didiskusikan sebelumnya, bahwa hubungan dualitas menyediakan rata rata dengan mana akan mencerminkan
pergeseran fungsi produksi dari estimasi langsung dari fungsi produksi, atau dari estimasi fungsi dual biaya
atau fungsi dual profit.
5. Derivasi TFP melalui Distance Function
Bila banyak input digunakan untuk menghasilkan banyak output, fungsi distance dari Sheppard's (1953,
1970) menyediakan karakteristik fungsional dari struktur teknologi produksi. Input distance function
mencirikan jajaran input, and output distance function mencirikan jajaran output. Tidak hanya distance
function mencirikan struktur teknologi produksi, akhirnya juga mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan pengukuran efisiensi teknis.

Derivasi TFP Melalui Fungsi Produksi


1. Trend Waktu Representasi Perubahan Teknis
Kita simpulkan teknologi perusahaan dalam periode t dengan fungsi produksi periode t, f(.). Asumsi
bahwa ada satu output, fungsi produksi dapat direpresentasikan sebagai Y=f(XX), di mana adalah output dari
perusahaan ke I dalam periode t (t=1T); () adalah teknologi produksi, X adalah vektor input ke j. Agar dapat
mengestimasi parameter dari fungsi produksi secara ekonometrik, diperlukan menghubungkan fungsi
produksi dalam periode i dengan fungsi produksi yang berhubungan dengan periode lain. Pendekatan
2. Perubahan Teknologi Model Factor-augmented
Selagi progres teknologi didefinisikan dalam bentuk pergeseran fungsi produksi atau isokuan, itu berarti
bahwa baik atas level output yang tersedia dapat dihasilkan dengan lebih sedikit input, atau banyak output
yang dapat dihasilkan menggunakan jumlah input yang sama. Ini mengimplikasikan bahwa kemajuan
teknologi meningkatkan produktivitas dari paling kurang satu input. Apakah kemajuan teknologi
meningkatkan produktivitas semua atau sebagian dari input? Apa memungkinkan bahwa produktivitas
beberapa input meningkat sedangkan produktivitas input lain konstan atau menurun? Apa kontribusi input
tertentu terhadap perubahan teknologi secara keseluruhan? Standar model trend waktu seperti yang telah
diuraikan sebelumnya hanya memberikan estimasi pengaruh keseluruhan dari perubahan teknologi atas
output tetapi tidak dapat menjawab semua pertanyaan di atas. Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dapat
diperoleh melalui spesifikasi perubahan teknologi dalam bentu factor augmenting (FA), lihat Beckmann dan
Sato (1969), Kumbhakar (2002), 2003).

Tugas dan Latihan


1. Jelaskan apa yang di maksud dengan:
a) Output Tunggal
b) Output Jamak
2. Apakah yang mempengaruhi dekomposisi Total Factor Productivity (TFT)?
3. Bagaimana cara menggunakan pendekatan quantity-based (primal) untuk estimasi dan mendekomposisi
atau memilah perubahan produktivitas
4. Jelaskan salah satu contoh kasus produktivitas output dan input tunggal pada satu titik dan jelasakan pula
kuadran dalam pendekatan primal dan dekomposisi perubahan produktifitas!
5. Jelaskan bagaimana cara menentukan implisit dengan menggunakan faktor reversal requirement!
Kesimpulan
Inefisiensi adalah invarian terhadap waktu. Model knik ekonometrik tradisional dari perubahan
produktivitas mengabaikan kontribusi perubahan efisiensi terhadap perubahan produktivitas. Perubahan
produktivitas didekomposisikan atas perubahan teknis dan skala ekonomis. Akan tetapi, jika inefisiensi ada,
kemudian perubahan efisiensi menyediakan suatu kontribusi independen terhadap perubahan produktivitas. Jika
perubahan efisiensi dihilangkan dari analisis, penghilangan ini menyebabkan kesalahan alokasi dari perubahan
produktivitas terhadap sumbernya. Oleh sebab itu, sangat diperlukan analisis mengenai kemungkinan pengaruh
efisiensi ke dalam model ekonometrik dari produktivitas dan perubahan produktivitas.Suatu indeks TFP adalah
lebih disenangi dibandingkan dengan pengukuran produktivitas secara parsial, seperti output unit dari tenaga
kerja, pengukuran parsial dapat memberikan salah arah mengenai gambaran kinerja.Indeks TFP dapat
diaplikasikan sebagai perbandingan binary, di mana kita ingin membandingkan dua periode waktu atau dua unit
cross-sectional, atau dapat pula diaplikasikan pada situasi multilateral di mana indeks TFP dihitung untuk
beberapa unit cross-sectional. Indeks suatu total factor productivity (TFP) mengukur perubahan dalam total output
relatif terhadap perubahan dalam penggunaan semua input. Suatu indeks TFP adalah lebih disenangi
dibandingkan dengan pengukuran produktivitas secara parsial, seperti output unit dari tenaga kerja, pengukuran
parsial dapat memberikan salah arah mengenai gambaran kinerja. . Dalam praktiknya, produktivitas tenaga kerja
sering digunakan sebagai ukuran produktivitas, Walaupun levelnya tergantung pada jumlah faktor lain yang
dipergunakan dalam kegiatan produksi, seperti modal, energi, dan material lain.Menurut Khumbakkar (2004),
produktivitas dapat diukur melalui teknik angka indeks, namun pendekatan ini mempunyai kelemahan bahwa
indeks tersebut tidak menyediakan dari mana sumber produktivitas, sedangkan sebaliknya teknik nonparametrik
dan ekonometrik menyediakannya. Walaupun teknik nonparametrik dan parametrik mampu mengukur perubahan
produktivitas dan sumbernya, hanya pendekatan ekonometrik saja yang mampu memperlihatkan lingkungan
stokhastik.

Glosarium
Progres teknologi : didefinisikan dalam bentuk pergeseran fungsi produksi atau isokuan, itu berarti bahwa baik
atas level output yang tersedia dapat dihasilkan dengan lebih sedikit input, atau banyak output yang dapat
dihasilkan menggunakan jumlah input yang sama.
Statistik nonparametrik: adalah cabang statistik yang tidak hanya didasarkan pada keluarga parametrized dari
distribusi probabilitas. Statistik nonparametrik didasarkan pada distribusi bebas atau memiliki distribusi yang
ditentukan tetapi dengan parameter distribusi tidak ditentukan.
Produksi dapat direpresentasikan: sebagai Y= f (XX), di mana adalah output dari perusahaan ke I dalam periode
t (t=1T); () adalah teknologi produksi, X adalah vektor input ke j.
Distribusi: adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Daftar Pustaka
PROF.DR.ANWAR RAMLI,S.E,.M.SI Dan ASNIWATI,S.E,.M.SI. 2021. Dekomposisi Total Factor
Productivity (TFP).Makassar. Managerial economics

Anda mungkin juga menyukai