Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PADA PROYEK DI KOTA BITUNG

Rima Anggraini1)
Jurusan Teknik Mesin Prodi D3 Teknik Mesin1),
Politeknik Negeri Sriwijaya1)
e-mail corresponding: rima1910@gmail.com

Abstrak

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


sekarang ini telah menduduki tempat yang
penting dalam perusahaan terutama dalam
pekerjaan konstruksi. Rasa aman dan
nyaman dalam bekerja merupakan tuntutan
bagi perusahaan untuk dapat memenuhinya
dalam rangka memberikan jaminan kerja
bagi pekerja proyek maupun karyawan.

implementasi Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) sudah berjalan cukup baik,
karena di proyek ini penyelenggara
pekerjaan konstruksi (Kontraktor) telah
menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi
para pekerja dan adanya sosialisasi tentang
K3 juga sudah dilakukan oleh pihak
kontraktor dan Para pekerja cukup
memahaminya namun masih ada saja
pekerja yang berkesan tidak peduli dengan
Keselamatan dan Kesehatan kerja tersebut,
dapat dilihat dari hasil questioner
menyatakan, 100% (Ya) karena pekerjaan
konstruksi (kontraktor) telah memberikan
alat pelindung diri (APD); 98% mengetahui
apa yang dimaksud dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja; dan 100% pekerja
menyatakan adanya jaminan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

Kata kunci : Implementasi Keselamatan dan


Kesehatan kerja (K3), proyek, alat pelindung
diri, pemerintah, perusahaan, pekerja.

Abstract

Occupational Health and Safety has now


occupied an important place in companies,
especially in construction work. A sense of
security and comfort at work is a requirement
for the company to be able to fulfill it in order
to provide job security for project workers
and employees.

The implementation of Occupational Safety


and Health (K3) has gone quite well,
because in this project the construction work
organizer (Contractor) has provided personal
protective equipment (PPE) for the workers
and the socialization about K3 has also been
carried out by the contractor and the workers
understand it well enough but there are still
workers who seem not to care about the
Occupational Safety and Health, it can be
seen from the results of the questionnaire
stating, 100% (Yes) because the
construction work (contractor) has provided
personal protective equipment (PPE); 98%
know what is meant by Occupational Safety
and Health; and 100% of workers state that
there is a guarantee of Occupational Safety
and Health

Keywords : Implementation of Occupational


Safety and Health (K3), projects, personal
protective equipment, government,
companies, workers.

1. PENDAHULUAN pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan


berpatokan pada SMK3.

Konstruksi bangunan atau proyek


konstruksi memang memilki sifat yang khas, 3. BAHAN DAN METODA
antara lain tempat kerjanya di ruang terbuka
yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu Metodologi penelitian yang digunakan
pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja sebagai berikut :
yang belum terlatih, menggunakan peralatan
kerja yang membahayakan keselamatan dan 1. Observasi/ pengamatan dilapangan
kesehatan kerja dan pekerjaan yang banyak o Mengadakan wawancara dan
mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat pengamatan langsung di lapangan
unik itu pula, maka sektor jasa konstruksi o Membagikan Angket atau Questioner
mempunyai resiko bahaya kecelakaan fatal.
kepada kontraktor dan pekerja di
lapangan.
Untuk mencegah kerugian dari proyek o Mengumpulkan data-data yang
konstruksi, diperlukan suatu sistem diperlukan
manajemen K3 yang mengatur dan dapat 2. Melakukan studi kepustakaan
manjadi acuan bagi konsultan, kontraktor, dan Mempelajari tentang keselamatan dan
para pekerja konstruksi. Penerapan Sistem kesehatan kerja berdasarkan studi
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan literatur dan buku-buku acuan yang
Kerja (SMK3) dalam pelaksanaan proyek berkaitan dengan topik penelitian ini.
konstruksi dapat memberikan kepastian
bahwa kinerjanya akan terus memenuhi 3. Analisis Data
persyaratan hukum dan kebijakan yang Tahap-tahap pengolahan data hasil
berlaku serta untuk membantu pencapaian penelitian ini adalah sebagai berikut:
Nihil Kecelakaan dan Kerugian Nihil yang o Pemeriksaan kelengkapan
sangat menentukan keberhasilan proyek
jawaban responden
konstruksi.
o Pada tahap ini data yang
diperoleh diperiksa kembali
untuk mencari jawaban dari
2. TUJUAN PENELITIAN
kuesioner yang tidak lengkap.
o Menghitung persentase
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk jawaban responden dalam
mengevaluasi Implementasi K3 dalam bentuk tabel tunggal melalui
persentase,dengan C Pengaman Y Tidak Y Tidak
menggunakan rumus: alat berat a a
1 Pelindung √ √
P = f/N × 100% (1) Mata
Dimana: 2 Sepatu √ √
P : Persentase Pengaman
f. : Frekuensi data 3 Sarung √
N :Jumlah sampel yang Tangan
diolah 4 Helm √ √
Pelindung
o Data persentase tersebut 5 Masker √ √
diolah dengan bantuan Pelindung
Microsoft Office Excell 2007, 6 Peralatan √
untuk membuat data Lainnya
persentase diagram Lingkaran
(Tabel 4. ChecklistI Peralatan Keselamatan
(Diagram Pie).
dan Kesehatan Kerja)
o Data yang didapat akan
dianalisis dan dibandingkan
4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan beberapa per-aturan
pemerintah..
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu
yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian harta benda,
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
korban jiwa/luka/cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan
N Jenis APD dari APD dari kecelakaan yang terjadi akibat adanya
o Pekerjaan perusaha pekerja hubungan kerja. Dengan kondisi fisik yang
. an menurun atau menjadi tidak mampu lagi untuk
A Pekerjaan Y Tidak Y Tidak bekerja, penghasilan berkurang atau menjadi
Beton a A tidak ada. Oleh sebab itu perlu pemberian
1 Pelindung √ √ kompensasi akibat kecelakaan dan penyakit
Mata kerja. Logo K3 sesungguhnya memiliki
2 Sepatu √ maknamakna yang terkandung didalamnya.
Pengaman Makna dan arti dari logo K3 tersebut diatur
3 Sarung √ didalam keputusan Menteri Tenaga Kerja
Tangan Republik Indonesa (No: KEP.1135/MEN/
4 Helm √ √ 1987) Tentang Bendera Keselamatan dan
Pengaman Kesehatan kerja.
5 Masker √ √ Gambar yang terdapat pada logo K3
6 Peralatan √ √ tersebut merupakan palang Berwarna Hijau
Lainnya yang dilingkari dengan Roda Bergigi sebelas
B Pekerjaan Y Tidak Y Tidak dengan warna hijau. Gambar tersebut
diatas a a sesungguhnya memiliki arti dan makna, yaitu:
ketinggian Lambang dan Makna:
1 Pelindung √ √  Palang yang berarti bebas dari kecelakaan
Mata dan sakit akibat kerja.
2 Sepatu √ √  Roda gigi memiliki makna bekerja dengan
Pengaman kesegaran jasmani dan rohani.
3 Sarung √  Warna putih yang digunakan berarti bersih,
Tangan suci.
4 Helm √ √  Warna hijau yang digunakan memiliki makna
Pelindung selamat, sehat dan sejahtera.
5 Ikat √ √  Sedangkan sebelas gerigi roda adalah
Pinggang unsur-unsur 11 Bab dalam Undangundang
Pelindung Keselamatan Kerja (UU/No.1/Th.1970).
Manajemen konstruksi berfungsi
membantu pemilik proyek atau owner untuk
menyusun program berdasarkan kegiatan-
kegiatan serta keterbatasan dari owner,
sehingga akan menghasilkan jalan keluar
berupa anggaran biaya yang mendekati
dengan yang akan dikerjakan/dibangun.
Secara sistematis fungsi manajemen
menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk itu perlu di terapkan
fungsi-fungsi dalam manajemen itu sendiri
(Gambar 4.1, Lambang Keselamatan dan seperti Planning, Organizing, Actuating dan
Kesehatan Kerja) Kontrolling, dengan demikian dapat dicapai
tujuan proyek yang optimal.
4.2 Peran Manajemen Dalam melakukan Planning
(Perencanaan ) perlu di perhatikan beberapa
Manajemen perlu meninjau semua faktor antara lain, waktu pelaksanaan, waktu
program keselamatan sebagai bagian dari pemesanan, waktu pemasukan material, alat,
rencana keseluruhan perusahaan dan harus jumlah dan kualifikasi tenaga kerja,
memperlakukannya sama seperti metode/teknik pelaksanaan dan sebagainya.
programprogram penting lainnya. Manajemen Kemudian melaksanakan jenis-jenis pekerjaan
harus mengatur proses secara efisien, proyek sesuai dengan rencana yang telah di
manajemen juga harus memandang tetapkan dengan selalu mengadakan
keselamatan bukan sebagai proses tambahan Organizing yaitu pengarahan.
saja tetapi sebagai bagian dari proses itu Setelah itu dilaksanakan pula evaluasi
sendiri. Manajemen wajib menjamin tidak atau koreksi-koreksi terhadap hasil
terjadi kondisi tak aman dan tindakan tak pelaksanaan yang ada (Actuating). Terakhir
aman. Peningkatan keselamatan dan adalah Kontrolling yaitu memonitoring,
kesehatan dalam pekerjaan adalah sebuah mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan.
fungsi penting dari manajemen yang baik.
Peningkatan keselamatan dan kesehatan 4.4 Pedoman Penerapan Sistem
kerja bukan hanya sebuah fungsi dari Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
manajemen yang baik, tetapi harus menjadi Kerja (K3) di Indonesia.
suatu fungsi normal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
Efektivitas fungsi ini, seperti fungsi pedoman penerapan (SMK3) menurut
lain, tergantung pada teknik yang diterapkan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Banyak perusahaan konstruksi memandang Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996 Sistem
kecelakaan sebagai hal kebetulan, tak terduga Manajemen K3 didalam suatu perusahaan
dan karena itu tidak termasuk dalam diarahkan kepada kemandirian perusahaan
manajemen. Jarang yang nampak dan sangat bergantung dari rasa tanggung
menjalankan upaya bersungguhsungguh jawab manajemen dan tenaga kerja terhadap
mengatasi masalah total, mencari latar tugas dan kewajiban masingmasing serta
belakang penyebab atau menghitung upaya-upaya untuk menciptakan cara kerja
kerugiannya. Sedikit sekali yang memakai dan kondisi kerja yang selamat. Mekanisme
teknik diagnosa dan penaksiran seperti operasi rutin dibuat sedemikian rupa telah
sampling keselamatan, analisis bahaya atau diatur melalui sesuatu mekanisme yang
audit keselamatan dimana setiap aspek dalam konsisten, maka tenaga kerja akan berlaku
organisasi tempat kerja dan operasi sebagaimana aturan yang telah dibuat dan
didasarkan pada survei keselamatan yang peluang penyimpangan dapat diperkecil,
terencana dan menyeluruh atau proses peluang penyimpangan sangat berarti bagi
pencegahan yang sistematis seperti clearance pengendalian kemungkinan kecelakaan kerja
untuk peralatan dan sebagainya. oleh faktor manusia.

4.3 Manajemen Proyek Konstruksi 4.5 Alat pelindung Diri (APD)


Sepatu kerja (safety shoes)
Alat pelindung diri terdiri dari merupakan perlindungan terhadap
beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara kaki.Setiap pekerja konstruksi perlu
lain: memakai sepatu dengan sol yang
tebal supaya bisa bebas berjalan
1. Topi Pelindung (Safety Helmet) dimana-mana tanpa terluka oleh
Helm (helmet) sangat penting benda-benda tajam atau kemasukan
digunakan sebagai pelindug kepala, oleh kotoran dari bagian bawah.
dan sudah merupakan keharusan bagi 8. Pakaian kerja (WearPack)
setiap pekerja konstruksi untuk Tujuan pemakaian pakaian kerja
mengunakannya dengar benar sesuai adalah melindungi badan manusia
peraturan. terhadap pengaruh-pengaruh yang
2. Pelindung Mata (safety Glasses) kurang sehat atau yang bisa melukai
Kacamata pengaman digunakan badan.
untuk melidungi mata dari debu kayu,
batu, atau serpih besi yang
beterbangan di tiup angin.Mengingat 4. KESIMPULAN
partikel-partikel debu berukuran
sangat kecil yang terkadang tidak Proyek Pembangunan Pabrik Minyak
terlihat oleh mata. PT.MNS Implementasi Keselamatan dan
3. Masker Pelindung (safety Mask) Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan cukup
Pelidung bagi pernapasan sangat baik, karena di proyek ini penyelenggara
diperlukan untuk pekerja konstruksi pekerjaan konstruksi (Kontraktor) telah
mengingat kondisi lokasi proyek itu menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi
sediri.Berbagai material konstruksi para pekerja dan adanya sosialisasi tentang
berukuran besar sampai sangat kecil K3 juga sudah dilakukan oleh pihak kontraktor
yang merupakan sisa dari suatu dan Para pekerja cukup memahaminya namun
kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa masi ada saja pekerja yang berkesan tidak
dari kegiatan memotong, peduli dengan Keselamatan dan Kesehatan
mengampelas, mengerut kayu. kerja tersebut, dapat dilihat dari hasil
4. Penutup Telinga (EarPlugs Safety) questioner menyatakan, 100% (Ya) karena
Alat ini digunakan untuk melindungi pekerjaan konstruksi (kontraktor) telah
telinga dari bunyi-bunyi yang memberikan alat pelindung diri (APD); 98%
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki mengetahui apa yang dimaksud dengan
volume suara yang cukup keras dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan 100%
bising.Terkadang efeknya buat jangka pekerja menyatakan adanya jaminan
panjang, bila setiap hari mendengar Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
suara bising tanpa penutup telinga ini. Walaupun telah di fasilitasi oleh
5. Sarung Tangan (Glove Safety) Kontraktor ada saja pekerja yang lebih
Sarung tanga sangat diperlukan memilih tidak menggunakan alat pelindung
untuk beberapa jenis pekerjaan. diri, dan bekerja hanya berdasarkan
Tujuan utama penggunaan sarung pengalaman dan mengabaikan keamanan dan
tangan adalah melindungi tangan dari kesehatan kerja, Ini yang menyebabkan
benda-benda keras dab tajam selama kurangnya jaminan keselamatan bagi para
menjalankan kegiatannya. pekerja dari segi keselamatan kerja. Sikap
6. Tali Pengaman (Safety Harness) pekerja terhadap penerapan program
Sudah selayaknya bagi pekerja yang keselamatan dan kesehatan kerja cukup baik,
melaksanakan kegiatannya pada sehingga diharapkan agar pekerja
ketinggian tertentu atau pada posisi mempertahankan dan semakin meningkatkan
yang membahayakan wajib sikapnya terhadap pelaksanaan program K3 di
mengenakan tali pengaman atau perusahaan terutama dalam hal
safety belt. Fungsi utama talai pembangunan Pabrik Mintak PT.MNS.
penganman ini dalah menjaga Semakin baik sikap tehadap penerapan
seorang pekerja dari kecelakaan kerja program keselamatan dan kesehatan kerja
pada saat bekerja,
7. Sepatu kerja (safety shoes)
maka akan memperkuat komitmen pekerja
dalam bekerja.
Sehingga diharapkan perusahaan
lebih memperhatikan penerapan program K3
di perusahaan untuk meningkatkan dukungan
pekerja terhadap program K3 yang nantinya
juga meningkatkan produktifitas kerja
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Artikel
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No: kep 1135/men/1987,
Tentang Bendera Keselamatan dan
kesehatan Kerja.
Buku
Kerzner, H, 1998. Project Management : A
System Approach to Planning,
Scheduling and Controling, 5th
edition. Canada.
Website
Lee, Oey Liang. Pengantar Manajemen. BPA
UGM, Bulletin no.1.
Millet, John D., 1954. Management in the
public service: The quest for effective
performance. New York: McGraw-Hill.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996,
Sistem Manajemen K3 didalam suatu
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai