“HAKIKAT PERKEMBANGAN”
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehaddirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Hakikat Perkembangan” untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan baik serta tepat waktu.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dan partisipasi
dari berbagai pihak. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Marjuni, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini kami ucapkan terimakasih.
Kami harap makalah ini dapat menambah pengetahuan dann wawasan terkait “Hakikat
Perkembangan” khususnya pada dunia pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu saran, kritik, serta anjuran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini dikesempatan yang akan datang.
i|Psikolgi Pendidikan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................1
1.4 Manfaat...................................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13
ii | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi dalam kehidupan, manusia harus terus
berkembang menyesuaikan perkembangan yang terjadi di dunia. Manusia harus dapat beradaptasi
dengan segala perubahan yang ada agar dapat mempertahankan eksistensinya. Dimulai sejak
dalam kandungan, kemudian keluar dari rahim ibunya sampai ke liang lahat manusia terus
mengalami perkembangan. Saat masih bayi manusia belajar untuk telungkup, kemudian belajar
merangkak, duduk, berjalan, hingga berlari. Manusia terus berkembang menjadi pribadi yang
semkain siap menghadapi dunia.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi akademisi
Digunakan untuk menambah wawasan dan sebagai tambahan bahan referensi bagi
kalangan akademisi dalam penelitian sejenis serta dapat digunakan sebagai masukan dan
menjadi referensi terkait Hakikat Perkembangan
2. Bagi penulis
Digunakan untuk menambah pengetahuan tentang hakikat Perkembangan serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2|Psikolgi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Van den Daele (1976), perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Bukan
sekedar berapa sentimeter tinggi manusia bertambah atau peningkata kemampuan seseorang,
melainkan proses integrasi dari anyak struktur dan fungsi yang kompleks. Perkembangan yang
dimaksud tidak terbatas pada bertumbuh semaki besar, namun juga terdapat serangakaian
perubahan psikis secara terus menerus dan tetap dari fungsi jasmaniah dan rohanias yang dimiliki
oleh setiap individu. Seifert dan Hoffnung memiliki pendapat yang selaras dengan Van den Daele
dimana mereka mengartikan perkembangan sebagai perasaan yang tumbuh pada seseorang dan
mengakibatkan perubahan jangka panjang, pola berfikir, hubungan sosial, dan skil motoric.
Seifert dan Hoffnung melibatkan beberapa unsur dalam perkembangan, antara lain kematangan
tingkat berfikir, interaksi sisal, dan semakin matangnya fungsi motoric.
Lebih lanjut Robert Havighurst berpendapat bahwa perkembangan anak tidak hanya
terkait kemampuan fisik dan psikis aak, namun juga lingkuungan tempat tiggal dan peran orang
tua merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan. Jika anak tinggal di ingkungan
yang mayoritas memiliki tingkat religious tinggi, maka anak terseut berpotensi lebih besar
3|Psikolgi Pendidikan
memiliki tingkat religious yang tinggi pula. Sebaliknya, jika anak tersebut tinggal di tempat yang
kurang baik, maka terdapat kemungkinan lebih besar anak akan berkembang menjad pribadi yang
tidak jauh dari kondisi lingkungan tersebut.
Nurkholis (2013) menyebutkan bahwa pendidikan adalah suatu proses yag mencangkup
tiga dimensi, individu, masyarakat, atau komuitas nasional dari individu tersebut, dan seluruh
kandungan realitas baik material maupun spiritual yang memainkan peran dalam menentukan
sifat, nasib, bentuk manusia maupun masyarakat. Pendidikan tidak sebatas transfer ilmu maupun
pembeajaran, namun juga kepada pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang
dicangkupnya. Pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi manusia untuk
dapat menghadapi segala persoalan di dunia. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)
pendidikan berasal dari kata didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan
(ajaran,pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dengan pendidikan, kecerdasan
manusia dapat diasah, selain itu juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan berbagai sikap
yang harus dimiliki oleh seorang manusia.
Pendidikan juga dapat disebut sebagai upaya memanusiakan manusia. Hal ini memiliki
maksud bahwa untuk menjadi seorang manusia tidak cukup hanya dengan memilik kecerdasan
intelektual. Sikap, kreativitas, cara berfikir, cara memecahkan masalah, cara menghadapi
masalah, cara menyelesaikan masalah, dan berbagai cangkupan lain tentang hubungannya dengan
masyarakat. Pendidikan diibaratkan sebagai ujian. Ujian tersebut hanya memiliki 3 kemungkinan,
manusia akan berhasil, gagal, atau dibentuk. Dengan pendidikan, diharapkan bahwa manusia
akan menjadi lebih beradab, berguna bagi masyarakat, bagsa, dan Negara.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah sarana
untuk menempa manusia agar tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual namun juga
mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki manusia sepenuhnya.
4|Psikolgi Pendidikan
Pendidikan tidak lepas dari perkembangan. Manusia dididik agar dapar berkembang,
berkembangnya manusia dapat ditempuh dengan pendidikan. Kedua istilah tersebut memiliki
keterkaitan satu sama lain. Dalam implementasinya, pendidikan adalah salah satu sarana
perkembangan bagi manusia. Dalam pendidikan terdapat banyak hal yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan manusia. Sebagai contoh
pembelajaran olahraga akan membuat fisik manusia menjadi lebih sehat dan kuat, tinggi badan
dapat meningkat, berat badan berkurang, dan sebagainya. Pembelajaran akademik dapat membuat
manusia mengembangkan itelektualnya sehingga dapat menjad pribadi yang lebih cerdas. Tidak
hanya itu, pendidikan memberikan kontribusi perkembangan manusia dalam berbagai aspek.
Sebagai contoh, seorang anak akan bersosiaisasi dengan temannya saat pembelajaran.
Kemampuan anak untuk bersosialisasi tentunya akan meningkat. Sikap, kreativitas, daya pikir
pun akan semakin berkembang. Perkembangan manusia melalui pendidikan akan menghasilkan
output yang sangat kompleks. Dengan berbagai perkembangan yang terjadi selama pendidikan
tersebut dihharapkan agar peserta didik dapat menjadi manusia yang siap menghadapi berbagai
permasalahan di dunia.
5|Psikolgi Pendidikan
Pertumbuhan fisik peserta didik adalah Perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan
kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu.
1. Karakteristik:
a. umum, berkembangnya organ dan kelenjar, perubahan emosi
b. wanita, menstruasi, timbulnya jerawat, lekuk tubuh
c. pria, mimpi basah, suara parau, pertumbuhan tinggi yang cepat.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik :
a. pengaruh keluarga
b. gangguan emosional
c. jenis kelamin
d. status sosial
e. kesehatan
f. pengaruh bentuk tubuh.
6|Psikolgi Pendidikan
2.2.3 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Proses pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel
akibat dari pembelahan mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Menurut buku
Pertumbuhan dan Perkembangan, Biologi Kelas XII karya Drs. Akmal, M.Pd., pertumbuhan
adalah suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel tubuh
makhluk hidup. Pertumbuhan juga merupakan proses kuantitatif, artinya dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Peristiwa pertumbuhan tidak dapat kembali ke keadaan semula atau
bersifat tak dapat balik (irreversible). Misalnya, bertambahnya ukuran panjang batang pada
tanaman jagung dari lima centimeter menjadi tujuh centimeter.
Baltes (1987) mengembangkan beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji
perkembangan manusia. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Perkembangan berlangsung sepanjang hayat. Prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu:
a. potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada asumsi
yang menyatakan bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak perkembangan
kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua
b. perkembangan tidak akan terjadi sebelum seseorang lahir, dan perkembangan akan
berlangsung selama sepanjang hayat.
2. Perkembangan bersifat multidimensional dan multidireksional.
7|Psikolgi Pendidikan
a. Multidimensional maksudnya adalah perkembangan tidak dapat digambarkan melalui
kriteria tunggal, seperti perilaku yang bersifat meningkat ketika masih berusia anak-
anak atau menurun ketika seseorang itu telah dewasa atau sudah tua.
b. Multidireksional maksudnya adalah hasil perkembangan dicapai melalui berbagai
cara, dan perkembangan itu terdiri atas berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap
individu yang ditunjukkan melalui berbagai perubahan.
3. Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan
Perkembangan tersebut mencakup aspek-aspek pertumbuhan dan penurunan.
Contohnya, sekolah mampu meningkatkan pengetahuan anak dan mengembangkan
kemampuan kognitifnya, namun mereka juga kehilangan kreativitas karena harus
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh sekolah. Kedua aspek pertumbuhan itu, yakni
pertumbuhan dan penurunan, tidak perlu terjadi sama kuatnya, dan keseimbangan antara
perolehan dan kehilangan itu setiap kali dapat berubah.
4. Perkembangan itu bersifat lentur
Perkembangan memiliki variabilitas diri seseorang sehingga memungkinkan adanya
perkembangan atau perilaku tertentu.
5. Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik
a. Bersifat kontekstual karena seseorang yang berada di suatu lingkungan akan berbeda
perkembangannya pada seseorang yang berada di lingkungan lain.
b. Bersifat historik karena periode waktu tertentu di mana seseorang itu tumbuh akan
mempengaruhi perkembangannya.
8|Psikolgi Pendidikan
h. Harapan sosial pada tiap tahapan perkembangan
i. Keyakinan tradisional akan manusia pada semua tingkat usia
j. Perkembangan merupakan hasil kematangan (maturation) dan belajar
1. Psikoanalitis
Psikoanalitis adalah cabang ilmu yang mempelajari atau menilik kajian fungsi dan
perilaku psikologis manusi.Ada dua teori psikoanalitis yaitu yang dikemukakan oleh
Freud dan Erikson.
a. Freud
Freud menyatakan perkembangan dan kepribadian terdiri dari tiga struktur yaitu
id, ego, dan superego. Id merupakan energi atau tenaga psikis dan naluri atau insting
yang menekan insan agar memenuhi kebutuhan dasar contohnya kebutuhan: makan,
minum, menolak rasa sakit atau tidak nyaman. Mekanisme id berhubungan dengan
prinsip kesenangan dunia, yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari
ketidaknyamanan. Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang berusaha
memenuhi kebutuhan id dengan cara yang dapat diterima secara sosial(Abraham
I,2017). Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian yang didapat
dari pengasuhan orang tua atau norma-norma dan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
didasarkan pada moral atau beroperasi menggunakanprinsip idealistik sebagai lawan
dari kepuasan id dan prinsip realistik ego.
b. Erikson
Erikson mengembangkan suatu teori yang menekankan delapan tahap
perkembangan psikosial.
1. Oral (0-1 tahun). Tahapan pertama, yaitu berkaitan dengan mulut yg mempunyai
mode kegiatan yg bisa diklaim menggunakan inkorporasi yang mana memasukkan
sesuatu ke pada dirinya secara pasif dan jua sangat mendambakan suatu hal dan
bertanya-tanya bisakah aku memercayai dunia? Dukungan, penyediaan
9|Psikolgi Pendidikan
kebutuhan-kebutuhan dasar, kesinambungan, ketiadaan dukungan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi, inkonsistensi, rasa percaya dan rasa tidak percaya.
2. Anal (2-3tahun). Tahapan kedua, yaitu anal yang mode dasarnya adalah retensi
serta eliminasi, menahan atau menunda dan melepaskan sesuatu. Pemikian dan
pertanyaan bisakah aku mengendalikan perilakuku? Dukungan, sikap
membolehkan dengan pertimbangan, perlindungan yang berlebihan, kekurangan
dukungan, kekurangan rasa percaya diri ataupun otonomi keraguan.
3. Falik atau Odipal (4-5tahun). Tahapan ketiga, yaitu tahapan yang berinti sebagai
intrusi yang memiliki arti penggerakan ke depan. Melalui ide atau inspirasi dan
inisiatif, seorang anak akan menciptakan sebuah rencana,lalu menetapkan
tujuannya diiringi semangat untuk mencapainya. Kemandirian dengan menjelajahi
batas-batas kemampuan bersama penyertaan dorongan, kesempatan karena
munculnya perasaan-perasaan negatif, inisiatif dan rasa bersalah
4. Latensi (6-11tahun). Tahapan keempat, yaitu tahap penentu pertumbuhan ego.
Penting bagi anak untuk belajar dalam menguasai kemampuan kognitif dan juga
sosial. Namun, terdapat pula krisis pada tahapan ini yakni kontra dari segi aspek
industri vs inferioritas. Dimana seorang anak sering dijadikan harapan serta
keinginan masa lalu dari keluarganya, untuk menguasai keahliah hidup dan
beradaptasi menguasai keahlian menurut pembinaan yang memadai, pendidikan
yang bagus, model-model yang baik ataupun Pendidikan pelatihan yang buruk,
kurangnya pengarahan dan dukungan rasa mantap serta rasa rendah diri.
5. Pubertas atau Genital (13-18 tahun). Tahapan kelima, yaitu masa-masa
peningkatan pesat pada energi pendorong yang seringkali mengganggu remaja,
baik dari gangguan serta kekacauan lantaran konflik serta tuntutan sosial.Tugas
utama bagi remaja adalah membangun dan menciptakan pemahaman baru
mengenai identitas ego yang merupakan sebuah perasaan mengenai siapa
dirinya,pencarian jati diri serta apa dan dimana tempatnya pada tatanan sosial
yang lebih besar.
6. Dewasa Muda. Tahapan keenam, yaitu dewasa muda yang berisi berbagai langkah
manusia dapat memperlebar serta memperdalam ruang kapasitasnya untuk
membuka diri pada orang lain bahkan mengasihi dan memperhatikan orang lain.
10 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
Pada tahapan ini yang menjadi intinya adalah mencapai keintiman yang terkadang
menimbulkan atau menciptakan sikap hangat, pemahaman, rasa percaya, kesepian,
perasaan terasingkan, kedekatan,dan keterkucilan.
7. Dewasa. Tahapan ketujuh, yaitu tahapan untuk semangat berbagi dan penyerapan
diri serta stagnasi. Pencarian kepastian tujuan, produktivitas kurang menghasilkan,
kemunduran generativitas, kemandekan.
8. Usia Senja. Tahapan kedelapan, yaitu usia senja pergulatan batin dan penyesuaian
ekstrenal oleh orang tua di usia senja. Dimana, pergulatan tersebut memiliki
potensi untuk tumbuh hingga mencapai kebijaksanaan karena sudah ditemukannya
kepuasan dan kelegaan dari fase-fase yang telah ditempuh hingga kematangannya
sekarang.
2. Kognitif
Ilmu kognitif adalah suatu pengetahuan yang menekuni tentang bagaimana jalan
mental/psikologis manusia dalam mempengaruhi perilaku manusia tersebut(Atkinson &
Shiffrin, 1968). Teori kognitif yang penting adalah teori Piaget dan teori pemrosesan
informasi.
a. Piaget. Piaget mengatakan bahwa untuk termotivasi dan memahami dunia, kita dapat
menggunakan proses-proses pengorganisasian dan penyesuaian diri (asimilasi dan
akomodasi) dalam Empat tahap berikut ;
1. Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahum
2. Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun
3. Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
b. Teori pemrosesan informasi. Teori pemfrosesan informasi adalah teori bagaimana
mengenal cara individu memproses informasi tentang dunianya, yang meliputi
bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimana informasi disimpan, dan
didistribusi atau sebarkan, dan bagaimana informasi diambil kembali atau diakses
untuk memungkinkan kita berpikir dan memecahkan masalah.
3. Teori Belajar Perilaku dan Belajar Sosial.
Behaviorisme menitikberatkan bahwa pemahaman atau interpretasi tidak penting
dalam memahami perilaku. B.F.Skinner mengemukakan perkembangan adalah perilaku
11 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
yang diamati, yang ditentukan oleh hadiah dan hukuman di dalam lingkungan.Belajar
adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku.
Teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa
lingkungan adalah faktor penting yang mempengaruhi perilaku disamping proses-proses
kognitif yang tidak kalah pentingnya. Teori belajar sosial manusia memiliki kemampuan
untuk mengendalikan perilakunya sendiri.
4. Teori Etologis.
Analogi “genes setting the stage, and society writing the play”. Garis besar teori
etologis ini mengatakan pada dasarnya sumber dari sumber perilaku sosial ada dalam gen.
Adanya insting dalam makhluk untuk mengembangkan perilakunya.
5. Teori Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interrelasi atau timbal balik antara
organisme dan lingkungan. Lingkungan manusia termasuk di dalamnya lingkup proses
biologi, psychologi, dan kultural sepanjang waktu. Dalam teori ekologi Bronfenbrenner,
menjelaskan ada lima sistem lingkungan yang penting: mikrosistem; mesosistem;
eksosistem; makrosistem; kronosistem.
12 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan tidak lepas dari perkembangan. Manusia dididik agar dapar berkembang,
berkembangnya manusia dapat ditempuh dengan pendidikan. Kedua istilah tersebut memiliki
keterkaitan satu sama lain. Dalam implementasinya, pendidikan adalah salah satu sarana
perkembangan bagi manusia. Perkembangan seringkali dikaitkan dengan pertumbuhan. Proses
pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel akibat dari
pembelahan mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Sedangkan, perkembangan
merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat kematangan makhluk
hidup.
DAFTAR PUSTAKA
13 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n