Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“HAKIKAT PERKEMBANGAN”

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dra. Marjuni, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Akbar Surya Pradana NIM 5202420005


2. Dian Nur Halisa NIM 4001421056
3. Arvina Sholawati NIM 1102421044
4. Della Okvrika Widyani NIM 1102421061

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehaddirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Hakikat Perkembangan” untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan baik serta tepat waktu.

Penyusunan makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dan partisipasi
dari berbagai pihak. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Marjuni, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini kami ucapkan terimakasih.
Kami harap makalah ini dapat menambah pengetahuan dann wawasan terkait “Hakikat
Perkembangan” khususnya pada dunia pendidikan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu saran, kritik, serta anjuran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini dikesempatan yang akan datang.

i|Psikolgi Pendidikan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................................................1

1.4 Manfaat...................................................................................................................................2

BAB II..............................................................................................................................................3

2.1 Pengertian Perkembangan dan Hubungannya dengan Pendidikan.........................................3

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan............................................................................................5

2.2.1 Pertumbuhan Fisik Peserta Didik.....................................................................................5

2.2.2 Perkembangan Intelek Peserta Didik...............................................................................6

2.2.3 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan...................................................................7

2.3 Prinsip-Prinsip Perkembangan Manusia.................................................................................7

2.4 Teori-Teori Perkembangan.....................................................................................................9

BAB III...........................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13

ii | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi dalam kehidupan, manusia harus terus
berkembang menyesuaikan perkembangan yang terjadi di dunia. Manusia harus dapat beradaptasi
dengan segala perubahan yang ada agar dapat mempertahankan eksistensinya. Dimulai sejak
dalam kandungan, kemudian keluar dari rahim ibunya sampai ke liang lahat manusia terus
mengalami perkembangan. Saat masih bayi manusia belajar untuk telungkup, kemudian belajar
merangkak, duduk, berjalan, hingga berlari. Manusia terus berkembang menjadi pribadi yang
semkain siap menghadapi dunia.

Manusia yang berhasil mampu mengelola, menjalani, menghadapi, dan menguasai


berbagai permasalahan yang dihadapinya. Salah satu cara agar manusia berkembang adalah
melalui pendidikan. Pendidikan dapat digunakan sebagai sarana manajemen dalam
perkembangan manusia yang memiliki peran dalam membantu menghadapi situasi dan kondisi
dunia yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Pendidikan sebagai sarana perkembangann
manusia berorientasi pada suatu tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses
pertumbuhan, kematangan, dan belajar. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional, pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berima dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yag demokratis serta bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian perkembangan dan hubungannya dengan pendidikan?


2. Bagaimana perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan?
3. Bagaimana prinsip perkembangan manusia?
4. Apa saja teori perkembangan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian perkembangan dan hubngannya dengan pendidikan.


2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan.
1|Psikolgi Pendidikan
3. Mengetahui prinsip perkembangan manusia.
4. Mengetahui apa saja teori perkembangan.

1.4 Manfaat

1. Bagi akademisi
Digunakan untuk menambah wawasan dan sebagai tambahan bahan referensi bagi
kalangan akademisi dalam penelitian sejenis serta dapat digunakan sebagai masukan dan
menjadi referensi terkait Hakikat Perkembangan
2. Bagi penulis
Digunakan untuk menambah pengetahuan tentang hakikat Perkembangan serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

2|Psikolgi Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan dan Hubungannya dengan Pendidikan

Hurlock (1978) mendefinisikan perkembangan sebagai deretan kemajuan dari perubahan


yang teratur dan koheren. Kemajuan ini ditunjukan sebagai perubahan yang terarah, membimbing
ke arah kemajuan, dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukan hubungan yang nyata
antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau mengikutinya. Monk dkk (1991)
meyatakan bahwa perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu proses yang menuju ke
depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut John W. Santrock perkembangan
merupakan pola perubahan yang dimulai sejak masa pembuahan dan terus berlangsung selama
masa hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan bahkan telah dimulai sejak dalam
kandungan. Dimulai sejak menjadi embrio manusia terus berkembang sampai menjadi manusia
sepurna yang siap dilahirkan ke dunia. Saat sudah lahirpun manusia terus mengalami
perkembangan baik secara fisik seperti bertambah tinggi, gemuk dan sebagainya serta secara
mental seperti cara berpikir, intelektual, kreativitas, dan lain sebagainya.

Menurut Van den Daele (1976), perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Bukan
sekedar berapa sentimeter tinggi manusia bertambah atau peningkata kemampuan seseorang,
melainkan proses integrasi dari anyak struktur dan fungsi yang kompleks. Perkembangan yang
dimaksud tidak terbatas pada bertumbuh semaki besar, namun juga terdapat serangakaian
perubahan psikis secara terus menerus dan tetap dari fungsi jasmaniah dan rohanias yang dimiliki
oleh setiap individu. Seifert dan Hoffnung memiliki pendapat yang selaras dengan Van den Daele
dimana mereka mengartikan perkembangan sebagai perasaan yang tumbuh pada seseorang dan
mengakibatkan perubahan jangka panjang, pola berfikir, hubungan sosial, dan skil motoric.
Seifert dan Hoffnung melibatkan beberapa unsur dalam perkembangan, antara lain kematangan
tingkat berfikir, interaksi sisal, dan semakin matangnya fungsi motoric.

Lebih lanjut Robert Havighurst berpendapat bahwa perkembangan anak tidak hanya
terkait kemampuan fisik dan psikis aak, namun juga lingkuungan tempat tiggal dan peran orang
tua merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan. Jika anak tinggal di ingkungan
yang mayoritas memiliki tingkat religious tinggi, maka anak terseut berpotensi lebih besar

3|Psikolgi Pendidikan
memiliki tingkat religious yang tinggi pula. Sebaliknya, jika anak tersebut tinggal di tempat yang
kurang baik, maka terdapat kemungkinan lebih besar anak akan berkembang menjad pribadi yang
tidak jauh dari kondisi lingkungan tersebut.

Berdasarkan uraian tesebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah perubahan


yang terjadi pada diri individu yang dtandai dengan perubahan fisik dan bertambahnya
kemampuan atau skill individu dalam pola teratur dan terorganisasi serta berlangsung selama
individu hidup yang dipengaruh berbagai faktor.

Nurkholis (2013) menyebutkan bahwa pendidikan adalah suatu proses yag mencangkup
tiga dimensi, individu, masyarakat, atau komuitas nasional dari individu tersebut, dan seluruh
kandungan realitas baik material maupun spiritual yang memainkan peran dalam menentukan
sifat, nasib, bentuk manusia maupun masyarakat. Pendidikan tidak sebatas transfer ilmu maupun
pembeajaran, namun juga kepada pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang
dicangkupnya. Pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi manusia untuk
dapat menghadapi segala persoalan di dunia. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)
pendidikan berasal dari kata didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan
(ajaran,pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dengan pendidikan, kecerdasan
manusia dapat diasah, selain itu juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan berbagai sikap
yang harus dimiliki oleh seorang manusia.

Pendidikan juga dapat disebut sebagai upaya memanusiakan manusia. Hal ini memiliki
maksud bahwa untuk menjadi seorang manusia tidak cukup hanya dengan memilik kecerdasan
intelektual. Sikap, kreativitas, cara berfikir, cara memecahkan masalah, cara menghadapi
masalah, cara menyelesaikan masalah, dan berbagai cangkupan lain tentang hubungannya dengan
masyarakat. Pendidikan diibaratkan sebagai ujian. Ujian tersebut hanya memiliki 3 kemungkinan,
manusia akan berhasil, gagal, atau dibentuk. Dengan pendidikan, diharapkan bahwa manusia
akan menjadi lebih beradab, berguna bagi masyarakat, bagsa, dan Negara.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah sarana
untuk menempa manusia agar tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual namun juga
mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki manusia sepenuhnya.

4|Psikolgi Pendidikan
Pendidikan tidak lepas dari perkembangan. Manusia dididik agar dapar berkembang,
berkembangnya manusia dapat ditempuh dengan pendidikan. Kedua istilah tersebut memiliki
keterkaitan satu sama lain. Dalam implementasinya, pendidikan adalah salah satu sarana
perkembangan bagi manusia. Dalam pendidikan terdapat banyak hal yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan manusia. Sebagai contoh
pembelajaran olahraga akan membuat fisik manusia menjadi lebih sehat dan kuat, tinggi badan
dapat meningkat, berat badan berkurang, dan sebagainya. Pembelajaran akademik dapat membuat
manusia mengembangkan itelektualnya sehingga dapat menjad pribadi yang lebih cerdas. Tidak
hanya itu, pendidikan memberikan kontribusi perkembangan manusia dalam berbagai aspek.
Sebagai contoh, seorang anak akan bersosiaisasi dengan temannya saat pembelajaran.
Kemampuan anak untuk bersosialisasi tentunya akan meningkat. Sikap, kreativitas, daya pikir
pun akan semakin berkembang. Perkembangan manusia melalui pendidikan akan menghasilkan
output yang sangat kompleks. Dengan berbagai perkembangan yang terjadi selama pendidikan
tersebut dihharapkan agar peserta didik dapat menjadi manusia yang siap menghadapi berbagai
permasalahan di dunia.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan

Banyak orang menggunakan istilah pertumbuhan dan perkembangan secara


bergantian. Dalam kenyataan kedua istilah itu berbeda, walaupun dapat dipisahkan,
namun keduanya tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif, yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak itu menjadi lebih besar
secara fisik, tetapi ukuran organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan
otak, anak mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam belajar, mengingat, dan
berpikir. Anak tumbuh baik secara mental maupun fisik. Sebaliknya perkembangan
berkaitan dengan perubahan secara kualitatif dan kuantitatif. Ia dapat didefinisikan
sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif dimaknai
sebagai perubahan yang terarah dan koheren menunjuk adanya hubungan yang nyata
antara perubahan yang terjadi dengan perubahan yang telah mendahului dan yang akan
mengikutinya.

2.2.1 Pertumbuhan Fisik Peserta Didik

5|Psikolgi Pendidikan
Pertumbuhan fisik peserta didik adalah Perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan
kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu.

1. Karakteristik:
a. umum, berkembangnya organ dan kelenjar, perubahan emosi
b. wanita, menstruasi, timbulnya jerawat, lekuk tubuh
c. pria, mimpi basah, suara parau, pertumbuhan tinggi yang cepat.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik :
a. pengaruh keluarga
b. gangguan emosional
c. jenis kelamin
d. status sosial
e. kesehatan
f. pengaruh bentuk tubuh.

2.2.2 Perkembangan Intelek Peserta Didik

Perkembangan Intelektual/kognitif adalah proses yang didalamnya melibatkan proses


memperoleh, menyusun, mengunakan pengetahuan, serta keguatan mental seperti berpikir,
mengamati, mengingat, menganalisis, mengevaluasi, memecahkan persoalan dengan berinteraksi
dengan lingkungan. Intelek adalah kekuatan mental yang menyebabkan manusia dapat berpikir
aktivitas yang berkenaan dengan proses berpikir. Intelegensi adalah kemampuan yang diperoleh
melalui keturunan dan tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu,
lingkungan turut berperan dalam pembentukan intelegensi. Hubungan antara intelek dengan
tingkah laku. Kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang pada kejadian dan
peristiwa yang tidak konkrit, seperti pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan
pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di depannya, dan lain-lain. Bagi remaja, corak
perilaku pribadinya di hari depan dan corak tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan
abstraksi akan berperan dalam perkembangan kepribadiannya. Mereka dapat memikirkan prihal
itu sendiri. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengalah ke penilaian tentang
dirinya tidak selalu diketahui orang lain bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk
menyembunyikan atau merahasiakannya. (Samio et al., 2018)

6|Psikolgi Pendidikan
2.2.3 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Proses pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel
akibat dari pembelahan mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Menurut buku
Pertumbuhan dan Perkembangan, Biologi Kelas XII karya Drs. Akmal, M.Pd., pertumbuhan
adalah suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel tubuh
makhluk hidup. Pertumbuhan juga merupakan proses kuantitatif, artinya dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Peristiwa pertumbuhan tidak dapat kembali ke keadaan semula atau
bersifat tak dapat balik (irreversible). Misalnya, bertambahnya ukuran panjang batang pada
tanaman jagung dari lima centimeter menjadi tujuh centimeter.

Sedangkan, perkembangan merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan,


menuju tingkat kematangan makhluk hidup. Perkembangan diartikan sebagai suatu proses
menuju kedewasaan, ketika fungsi fisiologi organ-organ tubuh telah menjadi lebih kompleks dan
sempurna. Selain itu, proses perkembangan setiap makhluk hidup tidak sama, meskipun memiliki
indukan yang sama. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bersifat kualitatif sehingga
tidak dapat diukur oleh satuan, namun dapat diamati perubahannya secara fisiologis dan
kematangan fungsi suatu organ. Peristiwa perkembangan bersifat dapat kembali ke keadaan
semula atau bersifat dapat balik (reversible).

2.3 Prinsip-Prinsip Perkembangan Manusia

Baltes (1987) mengembangkan beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji
perkembangan manusia. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Perkembangan berlangsung sepanjang hayat. Prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu:
a. potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada asumsi
yang menyatakan bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak perkembangan
kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua
b. perkembangan tidak akan terjadi sebelum seseorang lahir, dan perkembangan akan
berlangsung selama sepanjang hayat.
2. Perkembangan bersifat multidimensional dan multidireksional.

7|Psikolgi Pendidikan
a. Multidimensional maksudnya adalah perkembangan tidak dapat digambarkan melalui
kriteria tunggal, seperti perilaku yang bersifat meningkat ketika masih berusia anak-
anak atau menurun ketika seseorang itu telah dewasa atau sudah tua.
b. Multidireksional maksudnya adalah hasil perkembangan dicapai melalui berbagai
cara, dan perkembangan itu terdiri atas berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap
individu yang ditunjukkan melalui berbagai perubahan.
3. Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan
Perkembangan tersebut mencakup aspek-aspek pertumbuhan dan penurunan.
Contohnya, sekolah mampu meningkatkan pengetahuan anak dan mengembangkan
kemampuan kognitifnya, namun mereka juga kehilangan kreativitas karena harus
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh sekolah. Kedua aspek pertumbuhan itu, yakni
pertumbuhan dan penurunan, tidak perlu terjadi sama kuatnya, dan keseimbangan antara
perolehan dan kehilangan itu setiap kali dapat berubah.
4. Perkembangan itu bersifat lentur
Perkembangan memiliki variabilitas diri seseorang sehingga memungkinkan adanya
perkembangan atau perilaku tertentu.
5. Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik
a. Bersifat kontekstual karena seseorang yang berada di suatu lingkungan akan berbeda
perkembangannya pada seseorang yang berada di lingkungan lain.
b. Bersifat historik karena periode waktu tertentu di mana seseorang itu tumbuh akan
mempengaruhi perkembangannya.

Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul Developmental Psychology, membagi


prinsip-prinsip pada perkembangan manusia yang mana dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:

a. Tahun-tahun permulaan (perkembangan awal) adalah masa kritis (critical period)


b. Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diprediksi
c. Ada perbedaan individual (individual differences) dalam perkembangan
d. Tiap perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
e. Perkembangan memiliki risiko
f. Perkembangan dibantu oleh adanya rangsangan (stimulus)
g. Perkembangan dipengaruhi oleh budaya

8|Psikolgi Pendidikan
h. Harapan sosial pada tiap tahapan perkembangan
i. Keyakinan tradisional akan manusia pada semua tingkat usia
j. Perkembangan merupakan hasil kematangan (maturation) dan belajar

2.4 Teori-Teori Perkembangan

Terdapat lima perspektif teoritis utama tentang perkembangan, yaitu psikoanalitis,


kognitif, belajar perilaku dan sosial, etologis, serta ekologis.

1. Psikoanalitis
Psikoanalitis adalah cabang ilmu yang mempelajari atau menilik kajian fungsi dan
perilaku psikologis manusi.Ada dua teori psikoanalitis yaitu yang dikemukakan oleh
Freud dan Erikson.
a. Freud
Freud menyatakan perkembangan dan kepribadian terdiri dari tiga struktur yaitu
id, ego, dan superego. Id merupakan energi atau tenaga psikis dan naluri atau insting
yang menekan insan agar memenuhi kebutuhan dasar contohnya kebutuhan: makan,
minum, menolak rasa sakit atau tidak nyaman. Mekanisme id berhubungan dengan
prinsip kesenangan dunia, yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari
ketidaknyamanan. Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang berusaha
memenuhi kebutuhan id dengan cara yang dapat diterima secara sosial(Abraham
I,2017). Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian yang didapat
dari pengasuhan orang tua atau norma-norma dan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
didasarkan pada moral atau beroperasi menggunakanprinsip idealistik sebagai lawan
dari kepuasan id dan prinsip realistik ego.
b. Erikson
Erikson mengembangkan suatu teori yang menekankan delapan tahap
perkembangan psikosial.
1. Oral (0-1 tahun). Tahapan pertama, yaitu berkaitan dengan mulut yg mempunyai
mode kegiatan yg bisa diklaim menggunakan inkorporasi yang mana memasukkan
sesuatu ke pada dirinya secara pasif dan jua sangat mendambakan suatu hal dan
bertanya-tanya bisakah aku memercayai dunia? Dukungan, penyediaan

9|Psikolgi Pendidikan
kebutuhan-kebutuhan dasar, kesinambungan, ketiadaan dukungan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi, inkonsistensi, rasa percaya dan rasa tidak percaya.
2. Anal (2-3tahun). Tahapan kedua, yaitu anal yang mode dasarnya adalah retensi
serta eliminasi, menahan atau menunda dan melepaskan sesuatu. Pemikian dan
pertanyaan bisakah aku mengendalikan perilakuku? Dukungan, sikap
membolehkan dengan pertimbangan, perlindungan yang berlebihan, kekurangan
dukungan, kekurangan rasa percaya diri ataupun otonomi keraguan.
3. Falik atau Odipal (4-5tahun). Tahapan ketiga, yaitu tahapan yang berinti sebagai
intrusi yang memiliki arti penggerakan ke depan. Melalui ide atau inspirasi dan
inisiatif, seorang anak akan menciptakan sebuah rencana,lalu menetapkan
tujuannya diiringi semangat untuk mencapainya. Kemandirian dengan menjelajahi
batas-batas kemampuan bersama penyertaan dorongan, kesempatan karena
munculnya perasaan-perasaan negatif, inisiatif dan rasa bersalah
4. Latensi (6-11tahun). Tahapan keempat, yaitu tahap penentu pertumbuhan ego.
Penting bagi anak untuk belajar dalam menguasai kemampuan kognitif dan juga
sosial. Namun, terdapat pula krisis pada tahapan ini yakni kontra dari segi aspek
industri vs inferioritas. Dimana seorang anak sering dijadikan harapan serta
keinginan masa lalu dari keluarganya, untuk menguasai keahliah hidup dan
beradaptasi menguasai keahlian menurut pembinaan yang memadai, pendidikan
yang bagus, model-model yang baik ataupun Pendidikan pelatihan yang buruk,
kurangnya pengarahan dan dukungan rasa mantap serta rasa rendah diri.
5. Pubertas atau Genital (13-18 tahun). Tahapan kelima, yaitu masa-masa
peningkatan pesat pada energi pendorong yang seringkali mengganggu remaja,
baik dari gangguan serta kekacauan lantaran konflik serta tuntutan sosial.Tugas
utama bagi remaja adalah membangun dan menciptakan pemahaman baru
mengenai identitas ego yang merupakan sebuah perasaan mengenai siapa
dirinya,pencarian jati diri serta apa dan dimana tempatnya pada tatanan sosial
yang lebih besar.
6. Dewasa Muda. Tahapan keenam, yaitu dewasa muda yang berisi berbagai langkah
manusia dapat memperlebar serta memperdalam ruang kapasitasnya untuk
membuka diri pada orang lain bahkan mengasihi dan memperhatikan orang lain.
10 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
Pada tahapan ini yang menjadi intinya adalah mencapai keintiman yang terkadang
menimbulkan atau menciptakan sikap hangat, pemahaman, rasa percaya, kesepian,
perasaan terasingkan, kedekatan,dan keterkucilan.
7. Dewasa. Tahapan ketujuh, yaitu tahapan untuk semangat berbagi dan penyerapan
diri serta stagnasi. Pencarian kepastian tujuan, produktivitas kurang menghasilkan,
kemunduran generativitas, kemandekan.
8. Usia Senja. Tahapan kedelapan, yaitu usia senja pergulatan batin dan penyesuaian
ekstrenal oleh orang tua di usia senja. Dimana, pergulatan tersebut memiliki
potensi untuk tumbuh hingga mencapai kebijaksanaan karena sudah ditemukannya
kepuasan dan kelegaan dari fase-fase yang telah ditempuh hingga kematangannya
sekarang.
2. Kognitif
Ilmu kognitif adalah suatu pengetahuan yang menekuni tentang bagaimana jalan
mental/psikologis manusia dalam mempengaruhi perilaku manusia tersebut(Atkinson &
Shiffrin, 1968). Teori kognitif yang penting adalah teori Piaget dan teori pemrosesan
informasi.
a. Piaget. Piaget mengatakan bahwa untuk termotivasi dan memahami dunia, kita dapat
menggunakan proses-proses pengorganisasian dan penyesuaian diri (asimilasi dan
akomodasi) dalam Empat tahap berikut ;
1. Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahum
2. Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun
3. Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
b. Teori pemrosesan informasi. Teori pemfrosesan informasi adalah teori bagaimana
mengenal cara individu memproses informasi tentang dunianya, yang meliputi
bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimana informasi disimpan, dan
didistribusi atau sebarkan, dan bagaimana informasi diambil kembali atau diakses
untuk memungkinkan kita berpikir dan memecahkan masalah.
3. Teori Belajar Perilaku dan Belajar Sosial.
Behaviorisme menitikberatkan bahwa pemahaman atau interpretasi tidak penting
dalam memahami perilaku. B.F.Skinner mengemukakan perkembangan adalah perilaku
11 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
yang diamati, yang ditentukan oleh hadiah dan hukuman di dalam lingkungan.Belajar
adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku.
Teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa
lingkungan adalah faktor penting yang mempengaruhi perilaku disamping proses-proses
kognitif yang tidak kalah pentingnya. Teori belajar sosial manusia memiliki kemampuan
untuk mengendalikan perilakunya sendiri.
4. Teori Etologis.

Analogi “genes setting the stage, and society writing the play”. Garis besar teori
etologis ini mengatakan pada dasarnya sumber dari sumber perilaku sosial ada dalam gen.
Adanya insting dalam makhluk untuk mengembangkan perilakunya.

Konrad Lorenz (1903-1989) menekankan bahwa perkembangan dan kepribadian


sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode yang
penting atau peka.Melalui penelitian yg sebagian besar dilakukan dengan angsa abu-abu,
Lorenz (1965) mempelajari suatu pola perilaku yang dianggap diprogramkan di dalam
gen burung. Seekor anak angsa yang baru ditetaskan tampaknya dilahirkan dengan naluri
mengikuti induknya. Menurut Lorenz konsep etologis untuk belajar dengan cepat dan
alamiah dalam suatu periode waktu yang kritis yang melibatkan kedekatan dengan obyek
yang dilihat bergerak pertama kali.

5. Teori Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interrelasi atau timbal balik antara
organisme dan lingkungan. Lingkungan manusia termasuk di dalamnya lingkup proses
biologi, psychologi, dan kultural sepanjang waktu. Dalam teori ekologi Bronfenbrenner,
menjelaskan ada lima sistem lingkungan yang penting: mikrosistem; mesosistem;
eksosistem; makrosistem; kronosistem.

12 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan tidak lepas dari perkembangan. Manusia dididik agar dapar berkembang,
berkembangnya manusia dapat ditempuh dengan pendidikan. Kedua istilah tersebut memiliki
keterkaitan satu sama lain. Dalam implementasinya, pendidikan adalah salah satu sarana
perkembangan bagi manusia. Perkembangan seringkali dikaitkan dengan pertumbuhan. Proses
pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel akibat dari
pembelahan mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Sedangkan, perkembangan
merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat kematangan makhluk
hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, I. (2017). STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH DALAM NOVEL SURAT KECIL


UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR: Jurnal Keilmiahan Bahasa, Sastra,
dan Pengajarannya.3(1),55-63.
Atkinson, R.C. & Shiffrin, R. M. (1968). Human Memory: A Proposed System and Its Control
Processes. New York: Academic Press.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5903206/perbedaan-proses-pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada-makhluk-hidup. Diakses pada 23 Februari 2022 pukul 19.30 WIB.
https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/teori-perkembangan-anak-menurut-para-
ahli/amp. Diakses pada 22 Februari 2022 pukul 13.01
https://www.gramedia.com/literasi/teori-perkembangan-manusia-teori-perkembangan-anak/ .
Diakses pada 24 Februari 2022 pukul 16.15 WIB.
https://www.kompasiana.com/nilarohmalia/54f8be98a33311a13d8b459c/psikologi-
perkembangan. Diakses pada 22 Februari 2022 pukul 12.19 WIB.
Makbul, M. (2019). Prinsip-Prinsip Umum Perkembangan & Fungsi Kematangan Dalam
Perkembangan. https://osf.io/eg7j6 (diakses pada 24 Februari 2022).
Samio, S., Pd, M., & Pd. (2018). Aspek-Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
(Vol. 1, Issue 02).
UNNES. Microlearning Psikologi Pendidikan.
Wajdi, Farid. (2021). MANAJEMEN PERKEMBANGAN SISWA SD MELALUI PERAN
GURU DAN ORANG TUA PADA MASA PANDEMI: Jurnal Adminitrasi dan
Manajemen Pendidikan Volume 4 Nomor 1 Maret 2021, Hal: 41-50.

13 | P s i k o l g i P e n d i d i k a n

Anda mungkin juga menyukai