Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANEMIA PADA REMAJA

Oleh :
NAMA : Agnes Margareta

i
:Betty Liana Wati
:Desia
:Dewi Junisa
:Eva Rahmawati

PRODI DIII KEBIDANAN

STIKES EKAHARAP PALANGKARAYA


ANGKATAN 2020/2021
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-
Nya, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA”.
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
mataajar KAP (Kecakapan Antar Personil). Dalam Penyusunan makalah ini, saya
banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan
ilmu pengetahuan yang saya miliki.

ii
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada
khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.

Palangka raya,2021

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah..............................................................................2

iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia................................................................................3
2.2 Penyebab Anemia.............................................................................4
2.3 Gejala Anemia..................................................................................5
2.4 Jenis-jenis Anemia............................................................................6
2.5 Pencegahan Primer pada Anemia.....................................................9
2.6 Pencegahan Sekunder pada Anemia...............................................10
2.7 Pencegahan Tersier pada Anemia...................................................13
2.8 Pengobatan Anemia........................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh
manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah
masalah kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya
masalah gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit
seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:
perdarahan, kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain.
Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang
sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi,
kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi
karena proses pertumbuhan yang cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
5. Pencegahan Primer pada Anemia
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia
7. Pencegahan Tersier pada Anemia
8. Pengobatan Anemia

1
1.3 Tujuan
Makalah ini tiada lain yaitu untuk memenuhi tugas ilmu gizi, dimana memberi
pengetahuan tentang kurangnya gizi yang lebih khususnya pada anemia
defisiensi besi dan juga memberi pengetahuan bagi pembaca.

1.4 Manfaat Makalah


1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami
materi tentang sistem imunologi dan Hematologi yang berhubungan
dengan Anemia.
2. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang
system Imunologi dan Hematologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia


Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di
bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel
darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods
cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan
demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang
mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit
kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal.Jika
kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula
pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari
12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan
anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap
ganguan pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun
jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya anemia.ganguan
tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting

3
seperti zat besi , asam folat maupun vitamin B 12. (Soebroto
Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1,
Yogyakarta 2009)

2.2 Penyebab Anemia


Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi
yang buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga
adapat menyebabkan seseorang mengal;ami kekurangan darah.
Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat
besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia.
Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di
ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah
yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko
anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan
darah. Pada saat terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala
anemia belum tampak transfusi darah merupakan tindakan
penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan
teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya
berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang
lama.Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah
dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah
normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah
merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena
perdarahan berlebihan,pembedahan atau permasalahan

4
dengan pembekuan darah.Kehilangan darah yang banyak
karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan
untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel
darh merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi
virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-
obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

2.3 Gejala Anemia


Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di
antaranya:
 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
 Wajah tampak pucat.
 Mata berkunang-kunang.
 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
 Sering sakit.
 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit
pucat atau berkurangnya warna merah muda pada bibir dan
bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan
sehingga sulit disadari.
 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel
darah merah ,makaterdapat gejala lain seperyi
jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran
limpa dan warna urin seperti teh.

5
2.4 Jenis-jenis Anemia
a) Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia
akibat kurangnya zat besi . Zat besi merupakan bagian dari
molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh
kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun.
Meskipun demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya
baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh
sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh
bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi
mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir
dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada
anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang
kurang mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang
dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu
disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang
yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar
pada perempuan di bandingkan kaum pria .cadangan besi
dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada
pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih
tinggin .setiap harinya seorang wanita akan kehilangan
sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal .pada
saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1
mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat
pada saat hamil dan melahirkan .ketika hamil seorang ibu di
tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk
dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi
untuk pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan saat

6
melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.

b)Anemia Defisiensi Vitamin C


Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia
yang jarang terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c
yang berat dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan
vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c dalam
makanan sehari hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat
besi,sehingga jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat
besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk
mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar vitamin c
dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan
sel darah merah berukuran kecil.

c)Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan
vitamin B12 atau asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah
abnormal dan berukuran besar (Makrositer) dengan kadar
hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom)
dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume
merupakan salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90%
anemia makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah
kekurangan vitamin b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga
penderita anemia ini akan merasakan kesemutan ditangan dan
kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki dalam
bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta
warna tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka
dilidah atau lidah seperti terbakar,penurunan berat badan,warna

7
kulit menjadi lebih gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi
intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada
pemeriksaan darah rutin untuk anemia.pada contoh darah yang
diperiksadibawah mikroskop ,tampak selah merah berukuran
besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan
trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang
lama.jiika diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran
kadar vitamin b12 dalam darah.

d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan
jauh lebih cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120
hari .pada anemia hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek
sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

e) Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit
keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk
sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel
darah merah memiliki hemoglobin(prootein pengangkut oksigen)
yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen
dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel
yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh
darah terkecil dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ
lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ
tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati
pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.

8
f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat
mengancam jiwa.

Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan


darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan
produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia
aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan ,virus dan
terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

2.5 Anemia pada Remaja Putri


Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah

merah atau hemoglobin kurang darai normal. Kadar Hb normal

pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia

jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).

Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan

kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama

disebabkan oleeh kekurangan zat gizi ( khususnya zat besi) yang

diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia bukan percerminan

keadaan suatu penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara

fisiologis,  anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah

hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin

dan eritrosit lebih rendah dari normal (Depkes 2008). Pada pria,

hemoglobin normal adalah 14-18 gr % dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3.

Sedangkan pada perempuan, hemoglobin normal 12-16 gr %

9
dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Nilai tersebut berbeda-beda untuk

kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana ditetapkan oleh

WHO

Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja

laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri

adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap

bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan

darah. Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi untuk

mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Yang sangat

disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak

menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap

anemia masalah sepele. Remaja putri mudah terserang anemia

karena :

1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri)

lebih banyak mengonsumsi makanan  nabati yang kandungan

zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan  hewani, 

sehingga kebutuhan  tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga

membatasi asupan makanan.

3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,

khususnya melalui feses.

10
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan

zat besi ± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih

banyak dari pada laki-laki.

Tanda-tanda Anemia

Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri

adalah:

1.      Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)

2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

3.      Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan

telapak tangan menjadi pucat.

Penyebab Anemia

            Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah

1. Penghancuran sel darah merah yang  berlebihan

Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang  akan

beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat  sintesis, sel

darah yang  belum matur (muda) dapat juga disekresi kedalam

darah. Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah

sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah merah yang

berlebuhan dapat disebabkan oleh :

a.       Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia,

atau multiple myeloma.

11
b.      Masalah dengan system kekebalan tubuh.

c.       Kemoterapi

d.      Penyakit kronis seperti AIDS

2.      Kehilangan darah

Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :

a.       Perdarahan : menstruasi, persalinan

b.      Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll

3.      Penurunan produksi sel darah merah

Jumlah sel darah yang diproduksi dapat  menurun ketika

terjadi  kerusakan  pada daerah sumsum tulang, atau bahan

dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah

dapat terjadi akibat :

a.       Obat-obatan/ racun

b.      Diet yang rendah, vegetarian ketat

c.       Gagal ginjal

d.      Genetik, seperti talasemia

e.       Kehamilan

Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor

pendorong anemia pada remaja putri adalah

a.       Adanya penyakit infeksi yang kronis

b.      Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri

12
c.       Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan

d.      Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk

Dampak Anemia pada Remaja Putri

Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja

putri adalah :

1. Menurunnya kesehatan reproduksi

2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan

kecerdasan

3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak

mencapai optimal.

5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran

6. Mengakibatkan muka pucat

Diagnosa Anemia

Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi

dengan menghitung sel darah lengkap. Secara umum, analisa sel

darah lengkap dilakukan oleh dokter atau teknisi laboratorium

dengan  melihat slide kaca dibuat dari sampel darah di bawah

mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan secara

otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam pengukuran

13
komponen tes sel darah lengkap. Hanya tiga tes pertama yang

relevan dengan diagnosis anemia (Proverawati, 2012) yaitu :

1. Hitung sel darah merah


2. Hematokrit
3. Hemoglobin
4. Sel darah putih
5. Diferensial darah count
6. Jumlah trombosit

2.6 Pencegahan Anemia

Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia

adalah :

1.      Meningkatkan konsumsi makanan bergizi

1)         Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari

bahan makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur)

dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua,

kacang-kacangan, tempe).

2)         Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak

mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong,

bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat

untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

2.      Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan

minum Tablet Tambah Darah (TTD).

14
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat  yang setiap tablet

mengandung 200 mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan

0,25 mg asam folat.

2.7 Pengobatan Anemia


Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan
menemukan penyebabnya adalah langkah penting dalam
penanganan anemia.Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan
dengan penyebab terjadinya anemia .

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
1999)

.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:


• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Kemungkinan dasar penyebab anemia:

1.Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah
dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120
hari).Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

2.Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan

16
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan
untuk membuat sel darah merah baru.

3.Produksi sel darah merah yang tidak optimal.


Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh
merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap
kimia beracun atau obat-obatan (antibiotic, antikejang atau obat kanker).

3.2 Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan
lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan
akan Fe pada tubuh kita.Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih
anemia yang di sebabkan karena kurangnya zat besi untuk memproduksi
darah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, Arief. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius

Haznan. 2007. Anemia dan Cara Penanggulangannya. Bandung : Ganesa.

Brunner & Suddarth. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.

Doenges, Marilynn, dkk. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Long, Barbara C.2006. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan ). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran Bandung.

Anda mungkin juga menyukai