Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERUNDANG UNDANGAN KESEHATAN

“FAKTOR YANG MENYEBABKAN APOTEK TIDAK


MEMBAYAR GAJI FARMASIS SESUAI STANDARD”

Dosen Pengampu :

Dra. Masniah, M.Kes, Apt

NIP.196204281995032001

Disusun Oleh:

Nama: ERVINA
Nim : P07539021 125
Kelas: 1D

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah memberikan rahmat dan karunianya-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul FAKTOR YANG
MENYEBABKAN APOTEK TIDAK MEMBAYAR GAJI FARMASIS SESUAI STANDARD ini
tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untntuk memenuhi tugas
dari ibu Dra.Masniah, M.Kes, Apt.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “FAKTOR YANG MENYEBABKAN APOTEK TIDAK MEMBAYAR GAJI FARMASIS
SESUAI STANDARD” khususnya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi sehingga kedepannya lebih baik.

Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjung Morawa,25 Februari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................5

BAB II .....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Apotek..............................................................................................................6
2.2 Tujuan Apotek....................................................................................................................7
2.3 Tenaga Kefarmasian...........................................................................................................7
2.4 Faktor penyebab apotek tidak membayar gaji tenaga kefarmasian sesuai standart ..........9

BAB III ....................................................................................................................................10


PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk
Semakin memperhatikan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih baik.
Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus
mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan di bidang
kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat bertujuan membentuk masyarakat yang sehat.
Diperlukan upaya-upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut (Siregar dan Amalia, 2004).
Apotek merupakan tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian untuk membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Untuk menunjang fungsi tersebut apotek dituntut menyelenggarakan pelayanan
farmasi yang berkualitas (Hartini dan Sulasmono, 2006). Standar pelayanan farmasi ini
dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, melindungi
profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar, sebagai pedoman apoteker, dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek (Purwanti dkk, 2004).
Perkembangan apotek ini sangat ditentukan oleh pengelolaan sumber daya dan pelayanan di
apotek tersebut. Oleh sebab itu, standar pelayanan farmasi sangat diperlukan dalam menjalankan
suatu apotek. Jika suatu apotek tidak menggunakan standar pelayanan farmasi dalam menjalankan
apotek maka tidak akan tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Karena
pelayanan farmasi adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam
pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien/masyarakat (Hartini dan
Sulasmono, 2006).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek disusun bertujuan sebagai pedoman praktek
apoteker dalam menjalankan profesi, untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak
profesional, dan melindungi profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian. Perkembangan apotek
ini sangat ditentukan oleh pengelolaan sumber daya dan pelayanan di apotek tersebut. Oleh sebab itu,
standar pelayanan farmasi sangat diperlukan dalam menjalankan suatu apotek. Jika suatu apotek tidak
menggunakan standar pelayanan farmasi dalam menjalankan apotek maka tidak akan tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Karena pelayanan farmasi adalah bentuk pelayanan dan
tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien/masyarakat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini membahas tentang:
1. DEFINISI APOTEK
2. TUJUAN APOTEK
3. TENAGA KEFARMASIAN
4. FAKTOR PENYEBAB APOTEK MEMBAYAR GAJI TENAGA KEFARMASIAN
TIDAK SESUAI STANDART

4
1.3. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi Apotek
2. Mengetahui tujuan Apotek
3. Mengetahui apa saja Tenaga Kefarmasian
4. Mengetahui faktor penyebab Apotek membayar gaji tenaga kefarmasian tidak
sesuai dengan standart

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI APOTEK


Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 menyebutkan bahwa
apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan 3
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Depkes, 2004).
Berdasarkan definisi di atas diketahui bahwa apotek merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengbdian dan praktek profesi apoteker
dalam melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmono, 2006).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker (Depkes, 2009).
Surat izin apotek pada tempat tertentu diberikan oleh Menteri kepada Apoteker Pengelola
Apotek. Surat izin yang diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan
kefarmasian pada apotek, Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek. Menurut
Kepmenkes Nomor 1332 tahun 2002 bahwa wewenang pemberian izin apotek dilimpahkan oleh
Menteri kepada Kepala Dinas Kesehatan (Hartini dan Sulasmono, 2006).
Persyaratan apotek Persyaratan apotek juga diatur dalam Kepmenkes No 1332 tahun 2002
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan
pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi
yang lain di luar sediaan farmasi.
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar sediaan
farmasi.

Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 9 Tahun 2017, tugas dan fungsi apotek adalah :

1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.

2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.

3. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat merupakan bagian dan
atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan
bangunan yang sejenis.

Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 paling sedikit memiliki sarana ruang yang
berfungsi :

1. Penerimaan Resep;

6
2. Pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas);

3. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

4. Konseling;

5. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;dan

6. Arsip.

2.2. TUJUAN APOTEK

Menurut PP Nomor 51 tahun 2009 fungsi dan tugas apotek adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain
obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional. (Bogadenta, 2012).

2.3. TENAGA KEFARMASIAN


Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Tenaga Kefarmasian terdiri dari
 Apoteker
 Tenaga teknis kefarmasian

Tenaga Teknis Kefarmasian terdiri dari

 Sarjana Farmasi
 Ahli Madya Farmasi
 Analis Farmasi.

1. Tenaga Kefarmasian melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada:

o Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi berupa industri farmasi obat, industri


bahan baku obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetika & pabrik lain
yang memerlukan Tenaga Kefarmasian untuk menjalankan tugas dan fungsi
produksi dan pengawasan mutu;

o Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi & Alkes melalui PBF,
PAK, instalasi Sediaan Farmasi dan alat kesehatan milik Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, & pemerintah daerah kabupaten/kota; dan/atau

7
o Fasilitas Pelayanan Kefarmasian melalui praktik di Apotek, IFRS, puskesmas,
klinik, TO, atau praktek bersama.

2. Tenaga kefarmasian harus memiliki keahlian dan kewenangan dalam melaksanakan


pekerjaan kefarmasian.
3. Keahlian dan kewenangan harus dilaksanakan dengan menerapkan Standar Profesi.
4. Dalam melaksanakan kewenangan harus didasarkan pada Standar Kefarmasian, dan
Standar Prosedur Operasional yang berlaku sesuai fasilitas kesehatan dimana Pekerjaan
Kefarmasian dilakukan.
5. Standar Profesi ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangundangan

Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,


pengamanan,Penggadaan, penyimpanan dan pendistribusi / penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter,Pelayanan Informasi obat,serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional.

Keputusan Menteri kesehatan RI No 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang ketentuan dan tata cara


pemberian izin apotek menjelaskan

apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan
sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia (Depkes, 2004).

Tugas, Fungsi dan Kewajiban Apoteker

Menurut Standar Kompetensi Farmasi Indonesia, tercantum kewajiban apoteker dalam asuhan
kefarmasian yaitu

1. Memberikan pelayanan obat kepada pasien atas permintaan dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan baik verbal atau non verbal.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin melakukan pengobatan sendiri.
3. Memberikan pelayanan atas informasi obat.
4. Memberikan konsultasi obat.
5. Melakukan monitoring efek samping obat.
6. Melakukan evaluasi penggunaan obat (ISFI, 2004).

Standar Pelayanan Kefarmasian

Tujuan Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek:

1. Sebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesi.


2. Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional.
3. Melindungi profesi dalam menjalankan praktek kefarmasian (Depkes, 2004)

8
2.4. FAKTOR PENYEBAB APOTEK TIDAK MEMBAYAR GAJI TENAGA
KEFARMASIAN SESUAI STANDART

Menurut PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981

Upah/gaji adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari Pengusaha kepada buruh untuk sesuatu
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan menurut sutau persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar
suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri
maupun keluarganya.

Faktor faktor penyebab rendahnya upah pada apotek adalah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka dari itulah diberlakukan yang namanya upah
minimum provinsi atau upah minimum kabupaten/kota.

1. Kemampuan Apotek
Skala bisnis dan kondisi finansial apotek memengaruhi kemampuan dalam membayar gaji
karyawan. Seperti pada masa pandemi,tidak sanggup membayar upah, apalagi menaikkan
upah.
2. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Hal ini dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang tersedia. Semakin banyak tenaga kerja dan
melebihi permintaan, nilai upah akan menurun. Sedangkan jika jumlah tenaga kerja terlalu
sedikit, di bawah permintaah, secara otomatis upah akan dinaikkan.
3. Regulasi pemerintah
Setiap tahun, pemerintah mengumumkan kenaikan upah minimum sebagai jaring pengaman
bagi pekerja agar upah dapat memberikan penghidupan yang layak. Upah minimum adalah
besaran upah terendah untuk karyawan di posisi terbawah dengan masa kerja kurang dari satu
tahun.
4. Jam kerja di tenaga kefarmasian tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ada di apotek
Adanya pekerjaan lain seorang Apoteker misalnya: sebagai ASN sehingga kurang berperan
dalam Apotek sehingga penghasilan dari Apotek tidak maksimal yang menyebabkan gaji
farmasis tidak sesuai standard.
5. Masa kerja
Sebagian besar perusahaan mempertimbangkan masa kerja karyawan sebagai dasar untuk
memberikan penyesuaian atau kenaikan gaji. Karyawan dengan masa kerja yang lebih banyak
berpeluang mendapat kenaikan gaji dibanding karyawan yang baru bekerja setahun.
6. Kesepakatan Pemberi Kerja dengan Penerima Kerja
Pemberian upah baru dapat dilakukan ketika telah disetujui baik dari pihak penerima, yaitu
pekerja, dan juga pihak yang memberi, yaitu Apotek. Dimana upah biasanya telah disepakati
di awal.

Faktor yang menyebabkan tidak mampunya Apotek membayar gaji Farmasis sesuai standard
adalah disebabkan oleh adanya faktor penghambat yang menyebabkan kemampuan Apotek membayar
gaji yang tidak kompetitif walaupun tersedia standar gaji PD IAI.Salah satu faktor tersebut adalah
rendahnya pelayanan yang dilakukan farmasi.

9
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Apotek merupakan tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian untuk membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat.

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,


pengamanan,Penggadaan, penyimpanan dan pendistribusi / penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter,Pelayanan Informasi obat,serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka dari itulah diberlakukan yang namanya upah
minimum provinsi atau upah minimum kabupaten/kota.

Kemampuan Apotek

Skala bisnis dan kondisi finansial apotek memengaruhi kemampuan dalam membayar gaji
karyawan.

Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Hal ini dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang tersedia.

Regulasi pemerintah

Upah minimum adalah besaran upah terendah untuk karyawan di posisi terbawah dengan masa
kerja kurang dari satu tahun.

Masa kerja

Sebagian besar perusahaan mempertimbangkan masa kerja karyawan sebagai dasar untuk
memberikan penyesuaian atau kenaikan gajI.

B.SARAN

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik saran dari pembaca akan penyusun terima
untuk perbaikan penyusunan yang lebik baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/51tahun2009pp.htm#:~:text=Tenaga%20Kefarmasian
%20adalah%20tenaga%20yang,Apoteker%20dan%20Tenaga%20Teknis%20Kefarmasian.

http://eprints.ums.ac.id/27306/2/BAB_I.pdf

http://eprints.ums.ac.id/12679/2/BAB_1.pdf

https://betterwork.org/wp-content/uploads/2017/09/4-B-PP1981-08-Perlindungan-Upah-LG.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai