G DENGAN GANGGUAN
SISTEM ENDOKRIN AKIBAT DIABETES MELLITUS TYPE II
DI RUANG SAKURA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMEDANG
TANGGAL 05-09 MEI 2017
Disusun Oleh:
NIM 14.036
AKADEMI KEPERAWATAN
2017
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 14.036
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau fikiran orang lain yang saya akusevagai tulisan atau
fikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya
Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Sumedang,........................2017
Pembuat Pernyataan
........................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing,
Telah dipertahankan di depan tim penguji Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Sumedang
Tim Penguji
Mengesahkan,
Direktur Akademi Keperawatan Kabupaten Sumedang
Usahanya penuh cucuran keringat darah dan air mata tuk memenuhi
tanggungjawabnya
Mentari tersebut tiada lain dan tiada bukan ialah kedua orang tuaku
Mah, Pak, sekarang aku telah berada dititik harapan mamah dan
bapak
AKADEMIK KEPERAWAT
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. G
Sakura Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang Tanggal 05-09 Mei 2017 “.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Pemerintah Daerah Sumedang. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
dukungannya.
4. Seluruh staf dosen dan karyawan karyawati Akper Pemkab Sumedang yang
Sumedang.
5. Kepala Ruangan Sakura beserta staf yang telah membantu penulisan dalam
6. Kedua Orang Tua tercinta, kakak, dan keluarga besar yang telah
AKPER Sumedang.
11. Serta semua pihak yang penulis tidak bias sebutkan satu persatu, terima
kekurangan, oleh karena itu apabila ada saran dan kritik yang bersifat
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................7
C. Metode Telaah...........................................................................................8
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................9
E. Sistematika Penulisan................................................................................10
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian...........................................................................................12
2. Patofisiologi........................................................................................14
3. Etiologi...............................................................................................16
4. Manifestasi Klinis...............................................................................18
6. Faktor Resiko......................................................................................20
7. Komplikasi..........................................................................................22
8. Pencegahan.........................................................................................28
10. Penatalaksanaan..................................................................................29
1. Pengkajian..........................................................................................35
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................65
3. Perencanaan........................................................................................66
4. Implementasi......................................................................................74
5. Evaluasi..............................................................................................74
A. Tinjajauan Kasus
1. Pengkajian.............................................................................................75
2. Diagnosa keperawatan..........................................................................92
3. Intervensi...............................................................................................93
4. Implementasi.........................................................................................98
5. Catatan Perkembangan..........................................................................101
B. Pembahasan
1. Pengkajian.............................................................................................107
2. Diagnosa keperawatan..........................................................................109
3. Intervensi...............................................................................................113
4. Implementasi.........................................................................................116
5. Evaluasi.................................................................................................118
A. Kesimpulan ...............................................................................................120
B. Rekomendasi.............................................................................................122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran 2 Leaflet
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan
adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
atas ginjal kiri-kanan kelenjar gonad (kelamin), pada testis dan indung
jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang
miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer (Smeltzer & Bare, 2002).
diabetes yang tergantung insulin. Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta
Diabetes mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik,
adalah sebesar 113 juta jiwa, dengan prevalensi DM pada daerah urban
sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Pada tahun 2030
diperkirakan ada 12 juta penyandang diabetes daerah urban dan 8,1 juta di
daerah rural. Diabetes mellitus (DM) jika tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan kerusakan ginjal karena kadar gula darah yang tinggi dapat
memberatkan kerja ginjal dan merusak sel nefron, Sistem Panca Indra ;
2007).
secara cepat, tepat dan benar dapat menyebabkan kematian pada penderita
penyakit tersebut. Dikarenakan bertambahnya berat badan yang
diabetes dapat merusak jantung, pembulu darah, mata, ginjal, dan saraf.
hidup sehat olahraga secara teratur/ senam DM, himbauan untuk berhenti
(Kemenkes, 2013).
penyakit diabetes mellitus di dapat hasil yaitu 1,3% pada tahun 2013
(Kemenkes, 2013)
tipe II Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang berjumlah 430, pada tahun
2014 sebanyak 124, tahun 2015 ada 121 orang sedangkan pada tahun 2016
semakin tinggi, peran perawat sangat penting dalam hal penanganan pada
pola hidup sehat, olahraga rutin, tidak merokok, kontrol berat badan,
tanpa kulit, ikan, telur rendah kolestrol atau putih telur, sumber Protein
Tipe II di ruang Sakura RSUD Sumedang pada tanggal 05-09 Mei 2017”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
diabetes mellitus.
mellitus.
C. Metode Telaah
1. Wawancara
dihadapi pasien.
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
4. Studi Dokumentasi
Sumedang.
5. Studi Kepustakaan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
diabetes mellitus.
3. Bagi Pendidikan
perbandingan antara tinjauan teori dan kenyataan yang ada pada pasien
diabetes mellitus.
4. Bagi profesi
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini terbagi dari empat bab, yaitu :
Dalam bab ini juga dibahas tentang konsep asuhan keperawatan pada klien
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2005).
2003.
Diabetes mellitus adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah
tinggi melebihi kadar gula darah normal. Penyakit ini biasanya disertai
Kadar gula darah yang tinggi ini di sebut sebagai kondisi hiperglikemi.
Diabetes mellitus yang juga popular dengan nama lain kencing manis
Diabetes Mellitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama DM yang
Mellitus ini adalah DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup yang tidak sehat
2009).
defisiensi insulin.
Ada beberapa tipe diabetes mellitus yang berbeda. Penyakit ini
penyuntikan insulin
lainya.
GDM)”
2. Patofisiologi
Insulin/DMDI).
antigen antara sel-sel beta pankreas mereka dengan virus atau obat
Keperawatan. Bandung).
Insulin/DMNDI ).
Diabetes Mellitus Tipe II adalah kelainan yang heterogen
kadar glukosa darah tetap normal. Lama ke lamaan sel beta tidak
meningkat dan fungsi sel beta makin menurun saat itu lah
2008).
c. Diabetes Gestasional
kehamilan.
3. Etiologi
glukosa.
Diabetes mellitus mempunyai Etiologi yang heterogen, dimana
a. Kelainan sel Beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel Beta sampai ke
4. Menifestasi klinis
a. Type I
b. Type II
depan aorta abdominalis dan arteri serta vena mesenterica superior. Organ
corpus ditengah, dan cauda di sebelah kiri. Ada sebagian kecil dari
dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar
pankreas terdapat pada lekukan yang di bentuk oleh duodenum dan bagian
dari piloris dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama
dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuk
atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar
pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang
membentuk usus.
dalam duodenum.
6. Faktor Resiko
a. Genetik
b. Hipertensi
c. Usia
d. Rokok
e. Aktivitas Fisik
Orang yang kerja berat akan memiliki risiko 89% lebih kecil
7. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemia
b. Hiperglikemia
(Soewando, 2009).
b. Komplikasi Kronik
gangrene.
1) Komplikasi Mikrovaskular
a) Retinopati Diabetik
(Rustama, 2010).
b) Nefropati Diabetik
komplikasi kardiovaskuler.
2) Komplikasi Makrovaskular
8. Pencegahan
Jaga diri dari masukan asupan makanan yang tidak sehat dan
pewarna makanan.
terhadap kesehatan.
berat lainnya.
hari.
kadar gula darah yang tinggi dapat memberatkan kerja ginjal dan
penglihatan kabur.
saraf.
10. Penatalaksanaan
vitamin, mineral).
b. Latihan
dengan berolahraga.
c. Pemantauan glukosa dan keton
2) Hemoglobin glikosilasi
hingga 3 bulan.
d. Terapi
1) Insulin
diabetes tipe II yang tidak dapat diatasi hanya dengan diet dan
pada kehamilan.
- Factor genetik
- Infeksi virus Gula dalam darah tidak
Kerusakan sel beta Ketidakseimbangan
- Pengrusakan dapat dibawa masuk dalam
produksi insulin
imunologi sel
Asam lemak
Ketidakseimbangan nutrisi Keton Ureum
kurang dari kebutuhan
Ketoasidosisi
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Sistem
Endokrin
masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial (Smeltzer & Bare, 2002).
1. Pengkajian
DM meliputi :
klien dalam masa apa, apakah masih produktif atau mulai masuk
yang tepat. Umur juga dikaji jika terdapat nama yang sama.
diabetes mellitus.
menopause.
nilai moral yang dianut oleh adat istiadat suku bangsa yang
bersangkutan.
pembeda dengan klien lain jika terdapat nama atau umur yang
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
diperiksa pada hari yang sama atau pada hari yang berbeda)
(Suyono, 2009).
R, S, T, yaitu :
P : Paliatif/Provocative
Q : Qualitative/Quantitative
R : Region/radiasi
S : Severity/scale
T : Timing
penyakit diabetes.
konsekuensi hiperglikema.
diabetes tipe II, rasio diabetes dan non diabetes pada anak
1) Nutrisi
a) Makan
makan.
b) Minum
penyakit pasien.
2) Eliminasi
diare.
3) Istirahat tidur
terletak di pons dan batang otak tengah yaitu untuk tetap terjaga,
BAK.
4) Kebersihan Diri
5) Kebutuhan aktivitas
melakukan.
aktivitas.
d. Pemeriksaan fisik
dan auskultasi.
1) Sistem Endokrin
2) Sistem Persarafan
3) Sistem Pernafasan
a) Makroangiopati
(2) Hiperlipoproteinemia
(Price, 2006).
b) Mikroangiopati
5) Sistem Pencernaan
6) Sistem Perkemihan
cara palpasi apakah ada keluahan nyeri atau tidak, periksa bunyi
bruit pada 3 arteri yaitu arteri renalis kiri dan kanan, arteri iliaka
kiri dan kanan, arteri femoralis kiri dan kanan. Perkusi area
meningkat melebihi ambang ginjal (> 180 mg/dl) dan hal ini
2002).
b) Nyeri area renal adalah salah satu komplikasi yang
7) Sistem Integumen
terjadi infeksi.
b) Lesi, luka pada telapak kaki, kulit pucat dan sianosis, ulkus
8) Sistem Muskuloskeletal
(Price, 2006).
9) Reproduksi
Baxter, 2000).
adanya katarak pada lensa mata atau tidak, distribusi alis dan
1) Aspek Psikologis
cemas apakah dirinya akan sembuh atau tidak. Kaji juga adanya
2) Aspek Sosial
3) Aspek Spritual
4) Aspek Pengetahuan
perawatan di rumah.
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
1) Darah
(Price, 2006).
(11,1mmol/L).
(Engram, 1999).
(Engram, 1999).
1999).
(2) Urine
1999).
albuminuria lain.
(Carpenito, 2000).
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan
asupan.
defesiensi insulin.
ureum darah.
kelemahan.
(Doenges, 2000).
3. Perencanaan
pembatasan asupan.
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi dengan kriteria TTV stabil,
nadi perifer dapat diraba, turgot kulit baik, intake output seimbang,
Intervensi Rasional
1. Kolaborasi dengan dokter dalam 1. Untuk mengganti cairan yang
pemberian cairan parenteral, hilang dan mempertahankan
vitamin, elektrolit. keseimbangannya.
2. Pertahankan pemberian cairan 2. Untuk selalu menjaga
hilang sedikit 2500 ml/hari. keseimbangan cairan yang
berkesinambungan.
3. Observasi intake output cairan 3. Untuk mengetahui cairan yang
hilang dan cairan pengganti yang
harus diperbaiki.
4. Kaji ulang TTV, catat adanya 4. Hipovilemia dapat
perubahan tekanan darah dimanifestasikan oleh hipotensi,
ortostatik. tachikardi, berat ringan
hipovolemia dapat dibuat ketika
tekanan darah > 20 mmHg dari
posisi duduk atau berdiri
5. Kaji ulang turgor kulit dan
5. Tugor kulit > 3 detik merupakan
keadaan membran mukosa mulut.
salah satu indikator dehidrasi atau
6. Kaji adanya perubahan mental/ volume yang tidak adequat.
sensori. 6. Perubahan mental dapat
berhubungan dengan glukosa yang
tinggi atau rendah, elektrolit yang
abnormal, asidosis, penurunan
7. Kaji tanda-tanda kerusakan ginjal perfusi serebral dan hipoksia
dengan cara mengobservasi hasil 7. Semakin tinggi persentase
lab : hematokrit berarti konsentrasi
b. Hematokrit, darah semakin kental dan
c. BUN/kreatinin diperkirakan banyak plasma darah
d. Osmolalitas darah yang keluar sehingga dapat
e. Natrium berlanjut terjadinya syok
hipovolemik, kreatinin adalah zat
racun pada dalam darah yang
ginjalnya sudah tidak berfungsi,
natrium untuk mencegah retensi
cairan dalam darah
b. Gangguan pemenuhunan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Intervensi Rasional
1. Kolaborasi pemberian diet sesuai 1. Tujuan utama diet pada DM
dengan toleransi pasien dengan adalah mengendalikan glukosa
prinsip 3 J (jumlah, jenis, jadwal) darah dan diet ini harus sangat
diperhatikan komposisinya
disertai dengan melihat data
laboratorium
2. Kolaborasi pemberian insulin 2. Insulin diberikan dengan
reseptor-reseptor permukaan sel
tertentu, kemudian terjadi reaksi
intraseluler yang meningkatkan
trasnport, glukosa menembus
3. Sesuaikan asupan nutrisi dengan membran sel.
makanan kesukaan 3. Untuk menigkatkan selra makan
tetapi disesuaikan dengan
program diet, dapat diupayakan
4. Observasi asupan nutrisi setelah pulang
4. Asupan nutrisi harus selalu
dipantau untuk mengobservasi
keadaan hipo/hiperglikemi dalam
5. Jika terjadi lonjakan kadar keadaan asidosis metebolik
glukosa darah dapat diberikan 5. Pembentukan sel oleh saraf yang
makanan berserat masuk dalam GIT dapat
memperlambat pengosongan
lambung dengan kata lain
menunda obsorsi serta serat dapat
meningkatkan masa feses
6. Timbang berat badab tiap hari
sehingga menurunkan konstipasi.
6. Mengkaji asupan makanan yang
7. Observasi pmeriksaan adekuat termasuk obsorpsi dan
laboratorium seperti kadar otoritasnya.
glukosa darah, aseton, pH, HCO3 7. Gula darah akan menurun seacara
perlahan denga terapi cairan dan
pemberian insulin secara
terkontrol. Dengan pemberian
insulin secara optimal, glukosa
dapat masuk kedalam sel dan
8. Pantau aanta tanda-tanda koma digunakan untuk sumber kalori.
nonketoik, hiperglikemik, Ketika hal ini terjadi, kadar
hiperosmoral dan hipoglikemia : aseton akan menurun dan asidosis
a. Koma nonketoik, dapat teratasi.
hiperglikemi, hiperosmoral : 8. Hipoglikemi merupakan
glukosa darah puasa 600-2000 komplikasi yang sering terjadi
mg/dl, natrium normal atau pada pasien DM, dapat
meningkat, kalium normal diakibatkan karena pemberian
atau meningkat, insulin yang berlebih,
osmomolaritas serum diatas hpo/hiperglikemi kejadiannya
350 mOs/kg, hipotensi, dapat menimbulkan keluhan atau
dehidrasi, perubahan sensori bahkan kematian
b. Hipoglikemia : kuliot dingin,
lembab dan pucat, kadar gula
darah < 70 mg/dl, gelisah,
penurunan kesadaran.
ureum darah.
berlangsung, dengan criteria, tidak teraba lesi, tidak ada tanda –tanda
Intervensi Rasional
1. Melakukan mobilisasi secara 1. Imobilisasi dapat mencegah
teratur pada pasien. tekanan pada pembulu darah yang
akan menghambat suplai nutri dan
O2, sehingga dekubitus atau luka
tekan dapat di cegah.
2. Beri penkes tentang 2. Berikan pengetahuan pada pasien
pencegahan luka, diantaranga dan keluarga bahaya dari luka pada
dengan cara : penderita DM, dan cara
a. Menghindari garukan. pencegahan terjadinaya luka.
b. Penggunaan lition pada
kulit yang kering.
c. Menggunakan alas kaki
jika berjalan
d. Menghindari penggunaan
sandal jepit
3. Berikan perawatan kulit 3. Masage dapat memperlancar
yang teratur, masage daerah peredaran darah, pemberian lotion
tulang yang tertekan, jaga bermanfaat untuk mencegah kulit
kulit tetap kering, linen kasar.
kering dan tetap kencang
(tidak berkerut).
Intervensi Rasional
1. Berikan penyuluhan pada pasien dan 1. Lebih banyak pasien mengetahui
keluarga tentang konsep penyakit tentang penyakit yang
yang dideritanya. dideritanya, akan meningkatkan
kepatuhan pasien akan
pengobatan yang dijalankan.
2. Berika penyuluhan kepada pasien 2. Memberi pengetahuan tentang
dan keluarga penatalaksanaan pentalaksanaan DM di rumah :
penyakit DM : a. Penkes pemberian obat
a. Pengobatan DM terutama insulin sangat
b. Diet DM penting, agar pasien dan
c. Latihan keluarga mampu untuk
melakukan perawatan di
rumah, pemberian obat
secara tepat dapat
menhindari komplikasi
seperti hipertensi atau koma
diabetikum.
b. Meningkatkan kepatuhan
pasien dalam program diet,
dan keluarga dapat
mendukung program diet
pasien.
c. Menumbuhkan kesadaran
pada pasien untuk
melakukan aktivitas sesuai
3. Berikan penyuluhan kepada pasien batas toleransi
dan keluarga tentang pentingnya 3. Meningkatkan kepatuhan pasien
kontrol secara teratur untuk kontrol secara teratur
terutama pemeriksaan gula
darah, untuk mencegah
terjadinya komplikasi lebih
lanjut
kelemahan
Intervensi Rasional
1. Orientasikan pasien pada 1. Pasien terhadap lingkungan
lingkungan, dekatkan barang- membantu untuk melakukan
barang kebutuhan pasien dan bantu aktifitas untuk menhindari injuri
ADL. dan memudahkan pasien untuk
memenuhi kebutuhan di sekitar
lingkungannya.
2. Anjurkan pasien untuk melakukan 2. Gerakan secara tiba-tiba atau terlalu
gerakan secara berhati-hati dan berat meningkatkan resiko injuri.
bertahap.
3. Anjurkan pasien untuk membuka 3. Menutup mata akan mengakibatkan
mata dan memandang ke depan pasien kehilangan orientasi terhadap
ketika beraktifitas atau pusing dan lingkungan atau mencari pegangan
penglihatannya kabur. dan memerlukan adaptasi
mataulang terhadap lingkungan
sekitarnya.
4. Kurangi faktor-faktor pemberatan 4. Penerangan dan aktivitas berlebih
injuri. bisa menjadi fungsi penglihatan
menjadi menurun.
5. Kolaborasi dokter sesuai dengan 5. Gangguan fungsi penglihatan
penyakit yang memperberat injuri tingkat tertentu tidak biasa
(gangguan penglihatan atau sistem dilakukan hanya dengan intervensi
persarafan). keperawatan tetapi juga
memerlukan tim kesehatan lain
untuk mengatasinya.
6. Berikan penkes pada pasien alasan 6. Penjelasan yang baik meningkatkan
terjadinya berbagai faktor pemberat partisipasi pasien dalam mencegah
injuri muncul. terjadinya injuri.
7. Libatkan keluarga untuk membantu 7. Keterlibatan keluarga penting untuk
menghindari injuri perawatan lebih lanjut selama
pasien berada di rumah.
8. Kaji ulang faktor-faktor pemberat
8. Pengkajian diperlukan untuk
injuri
mengukur keberhasilan intervensi
yang dilakukan
Tujuan : Infeksi tidak terjadi dengan criteria kulit lembab, gula darah
normal.
Rasional Intervensi
1. Pertahankan aseptik dan antiseptik 1. Mengurangi jumlah
dalam pemberian setiap tindakan mikroorganisme yang dapat
kepada pasien. menimbulkan terjadinya infeksi.
2. Jauhi oral atau tempat yang dapat 2. Tubuh akan sangat merespon
menularkan penyakit contohnya terhadap datangnya penyakit
penyakit infeksi saluran karena berbagai gangguan dan
pernafasan. penurunan daya tahan tubuh pada
orang DM.
3. Observasi tanda-tanda infeksi dan 3. Infeksi dapat mengakibatkan
peradangan sepeti demam, peningkatan suhu tubuh,
kemerahan, adanya pus pada kemerahan, nyeri, bengkak dan
luka,sputum purulen, urine warna fungiolaesa yang dapat di
kuning atau berkabut. identifikasi. Penanganan lebih
cepat membantu dalam proses
pencegahan yang lebih lanjut dari
infeksi.
4. Kolaborasi dokter untuk pemberian 4. Membantu meningkatkan
antibiotik kekebalan sistem tubuh
Intervensi Rasional
1. Memberikan dukungan emosional 1. Motivasi dan dorongan
meningkatkan ketentraman jiwa
pada diri pasien.
2. Luangkan waktu untuk pasien 2. Bertanya atau mengungkapkan
mengungkapkan perasaan dan perasaan pasien, dapat mengurangi
bertanya. kecemasan yang ada dengan
mengeluarkan unek-unek pada diri
pasien.
3. Perbaiki persepsi yang salah 3. Informasikan yang benar
terhadap penyakit. membantu meringankan beban
pasien dengan berbagai alternatif
penanganan yang ada untuk
4. Anjurkan orang terdekat untuk penyakitnya.
mendampingi pasien 4. Keberadaan orang terdekat
meningkatkan keyakinan
5. Berikan gambaran tentang psikologis.
penderita yang sama yang tetap 5. Gambaran keberhasilan penderrita
dapat menjalani hidupnya dengan yang sama dapat dijadikan
normal dan tentang perkumpulan dorongan pasiennutnuk ingin
penderita penyakit yang lain sembuh dan menempuh
penatalaksanaan yang benar,
sedangkan perkumpulan penyakit
DM dapat menurunkan kecemasan
karena pasien tidak merasakan
sendiri menderita penyakitnya
4. Implementasi
Hal- hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pelaksanaan
5. Evaluasi
dari :
A. Tinjauan kasus
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Tn. G
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status : Kawin
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
b. Keluhan Utama
Sesak
c. Riwayat Kesehatan
rumah sakit.
2-3 kali sehari sejak usia 17 tahun namun sudah berhenti sejak
1 tahun yang lalu karena setiap merokok terasa tidak enak dan
mempunyai istri yaitu Ny.Y dan mempunyai anak lima. Yang tinggal
serumah bersama keluarga Tn.G adalah anak yang ke tiga, ke empat, dan
anak yang ke lima. ayah dan ibu dari Tn.G keduanya sudah meninggal,
sedangkan ayah dan ibu dari Ny.Y ayahnya sudah meninggal tetapi ibunya
masih ada.
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
2. Eliminasi
a. BAB
Frekwensi 1x/hari 1x/hari
Waktu Tidak tentu Tidak tentu
Warna Kuning Kuning kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Cara Sendiri Dibantu
b. BAK
Frekwensi 5-6x/hari 3-4x/hari
Jumlah Tidak diukur ± 250 cc/12 Jam
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Bau Khas Khas
Kateter Tidak Tidak
Cara Sendiri Dibantu
Masalah : Gangguan keseimbangan cairan
3. Istirahat dan Tidur
a. Waktu tidur
Malam 21.00-05.00 WIB 01.00 WIB
Siang Tidak tentu Tidak tentu
b. Lamanya
Malam 6-8 Jam ± 3 Jam
Siang Tidak tentu Tidak tentu
c. Kegiatan
sebelum tidur Nonton tv Tidak ada
d. Masalah tidur Tidak ada Sesak
Masalah : Klien susah tidur karena sesak
4. Kebersihan Diri
a. Mandi
Frekwensi 2x/hari 1x/hari
Cara Sendiri Dilap/dibantu
b. Pemeliharaan
mulut dan gigi
Frekwensi 2x/hari 1x/hari
Cara Sendiri Dibantu
c. Pemeliharaan
kuku
Frekwensi 1x/minggu Belum
Cara Sendiri Belum
d. Pemeliharaan
rambut
Frekwensi 1x/hari Baru 1x
Cara Sendiri Dibantu
Masalah : tidak ada masalah
5. Aktivitas dan Olahraga
a. Olahraga
Jenis
Frekwensi Jalan kaki Tidak ada
b. Kegiatan Tidak tentu Tidak
diwaktu luang
c. Cara melakukan Nonton Tv Tidur dan duduk
e. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
pernafasan 24x/menit.
bagian atas.
resonan.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah
2) Sistem pancaindra
a) Penglihatan
mata.
daerah mata.
b) Pendengaran
serumen.
telinga.
manis.
3) Sistem Endokrin
daerah leher.
4) Sistem Kardiovaskuler
5) Sistem Pencernaan
bruits.
pembesaran hati.
6) Sistem Perkemihan
7) Sistem Integumen
8) Sistem Muskuloskeletal
5 5
5 5
9) Sistem Reproduksi
M : 6 = Mengikuti perintah
b) Fungsi sensori
c) Fungsi sereblum
(1) N I (Olfaktorius)
(2) N II (Optikus)
buram.
terkena cahaya.
(4) N IV (Troklear)
baik.
(6) N VI (Abdusen)
arah telunjuk.
pertanyaan.
(10) N XI (Asesorius)
a) Status psikologis
- Konsep Diri
- Gambaran Diri
- Ideal Diri
- Harga Diri
- Peran Diri
b) Sosial
menjenguk.
c) Spiritual
sembuh.
f. Data Penunjang
- Lasix 2x60mg IV
- Ceftriaxon 1x2gr IV
4) Analisa Data
Hiperemi paru-paru
Oedema paru-paru
Sesak
Pasien terjaga
Vagus
abdomen merangsang pusat
mual di medulla vluntin
center/Medulla Oblongata
Mual Anorexsia
N DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
1. Gangguan pemenuhan Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji ulang TTV setiap 8 1. Untuk mengetahui
kebutuhan oksigen tindakan keperawatan selam 5 x jam keadaan umum klien
berhubungan dengan 24 jam kebutuham oksigen sebagai standar
penurunan kontraksi terpenuhi menentukan intervensi
jantung akibat yang tepat
kardiomegali 2. Atur posisi klien 2. Posisi semi fowler akan
Tupen : Setelah dilakukan senyaman mungkin meningkatkan ekspansi
tindaka keperawatan selama 2 x (semi fowler) paru yang optimal
24 jan diharapkan kebutuhan sehingga ventilasi
oksigen terpenuhi dengan maksimal
kriteria hasil 3. Pemberian O2 5 3. Untuk meningkatkan
- Sesak (-) liter/menit suplai oksigen ke
- RR normal 24(BBx10)x20% jaringan tubuh
16-20x/menit 24x650x20%=3,120
- Hb normal (L: 13,5-18, mL/mnt = 3 L/mnt
P: 11,5-16,0 g/dl) 4. Kolaborasi pemberian 4. Penyeimbang keasaman
obat bicnat 3x1 dalam darah dan sebagai
tablet/oral buffer/penyangga pada
kondidi asidosis
5. Kolaborasi pemberian
valesco 1x1 tablet/oral 5. Untuk meningkatkan
kondisi pasien
merileksasikan pembuluh
darah sehingga
mengurangi tekanan
darah
2. Gangguan Tupan : Setelah dilakukan 1. Observasi intake dan 1. Penurunan curah jantung,
keseimbangan cairan tindakkan keperawatan selama output selama 24 jam mengakibatkan gangguan
elektrolit : kelebihan 5 x 24 jam diharapakan cairan perfusi ginjal, retensi
cairan dan elektrolit dan elektrolit terpenuhi natrium/air, dan
berhubungan dengan penurunan urine output
penurunan fungsi ginjal 2. Kolaborasi berikan 2. Diuretik bertujuan untuk
diuretik lasix 2x60mg menurunkan volume
Tupen : setelah dilakukan per IV plasma dan menurunkan
tindakkan keperawatan selama retensi cairan di jaringan
2 x 24 jan diharapkan cairan sehingga menurunkan
dan elektrolit terpenuhi dengan resiko terjadinya udem
kriteria hasil paru
- Intake dan output 3. Kolaborasi pemberian
obat Ceftriaxon 1x2gr/IV 3. Mengobati dan mencegah
seimbang infeksi yang disebabkan
- Hasil ureum dan oleh bakteri
kreatinin normal 4. Kolaborasi pemeriksaan
ureum dan kreatinin, 4. Mengetahui peningkatan
elektrolit cairan atas penurunan ureum
kreatinin
3. Gangguan pemenuhan Tupan : Setelah dilakukan 1. Anjurkan makan dengan 1. Membuat sistem
kebutuhan nutrisi tindakkan keperawatan selama porsi sedikit tapi sering pencernaan akan selalu
ingesti berhubungan 5 x 24 jam diharapkan bekerja mngolah
dengan asidosis gangguan pemenuhan makanan secara bertahap
metabolik kebutuhan nutrisi terpenuhi. sehingga kerja
metabolisme tidak terlalu
berat
Tupen : Setelah dilakukkan 2. Diskusikan makanan 2. melibatkan pasien dalam
tindakan keperawatan selama 2 yang disukai perencenaan
x 24 jam diharapkan nutrisi memampukan pasien
terpenuhi dengan kriteria hasil memiliki rasa kontrol dan
- Mual (-) mendorong untuk makan
- Porsi makan habis 3. Berikan makanan protein
yang cukup 0,8g/kgBB, 3. Memberikan makanan
- Selera makan secukupnya tanpa
meningkat rendah garam 2-3gr per
hari, makanan yang memberatkan kerja
- Gula darah normal jantung dan ginjal
- Hb normal mudah dicerana dan
tidak menimbulkan gas pemecahan protein dan
mencegah
menghilangkan
penimbunan garam atau
4. Beri penjelasan tentang air dalam tubuh
pemenuhan kebutuhan 4. Dengan menjelaskan
nutrisi tentang pentingnya
pemenuhan kebutuhan
nutrisi maka klien
diharapkam akan
5. Monitor hasil tes gula termotivasi
darah tiap 6 jam / ½ jam 5. Untuk memonitor
sebelum makan peningkatan kadar gula
6. Kolaborasi pemberian darah
humalog sesuai daftar 6. Membantu gula darah
(200-240 = 4 unit), (250- (glukosa) masuk ke
300 = 8 unit), (300-350 = dalam sel sehingga tubuh
12 unit), (350-400 = 16 dapat menggunakannya
unit) per SC untuk energi
7. Kolaborasi pemberian
infus martos 20gtt/menit 7. Membantu mencukupi
suplai air dan karbohidrat
pada pasien diabetik
8. Kolaborasi pemberian secara parenteral
obat Emineton 1x1 8. Untuk membantu
tablet/oral mengurangi gejala
anemia karena
kekurangan zat besi
4. Gangguan pemenuhan Tupan : Setelah dilakukan 1. Ciptakan lingkungan 1. Lingkungan yang
kebutuhan istirahat tindakkan keperawatan selama yang nyaman dan tenang nyaman dan tenang akan
tidur berhubungan 5 x 24 jam diharapkan untuk tidur membuat klien tidur
dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan istirahat 2. Atur posisi tidur yang 2. Posisi tidur yang
aktifasi RAS dan BSR tidur terpenuhi nyaman (semi fowler) nyamann membuat klien
akibat sesak rileks
Tupen : Setelah dilakukan 3. Ajarkan teknik rileksasi 3. Dengan teknik rileksasi
tindakkan keperawatan selama untuk tidur klien akan rileks dan
2 x 24 jam diharapkan klien tenang untuk tidur
dapat beristirahat dengan 4. Batasi pengunjung ketika 4. Agar klien tidak akan
nyaman dengan kriteria hasil klien istirahat tidur mendapatkan gangguan
- Sesak berkurang atau saat tidur
hilang
- Tidur cukup 6-8 jam
- Klien tampak segar
5. Intoleransi aktivitas Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji ulang kekuatan otot 1. Mengetahui tingkat
berhubungan dengan tindakkan keperawatan selama tiap 24 jam kekuatan otot klien
kelemahan 5 x 24 jam diharapkan aktivitas sebelum beraktivitas
klien mandiri 2. Kaji ulang aktivitas yang 2. Mengidentifikasi
mampu dan tidak mampu kebutuhan klien dalam
Tupen : Setelah dilakukan dilakukan klien melakukan aktivitas
tindakkan keperawatan selama 3. Bantu pemenuhan 3. Memudahkan dan
2x 24 jam diharapkan klien aktivitas klien meminimalisir resiko jatuh
menunjukkan perbaikan dan 4. Motivasi klien saat melalukan aktivitas
berpartisipasi dalam kegiatan melakukan aktivitas 4. Memberi semangat pada
yang diinginkan dengan kriteria secara bertahap seperti klien untuk beraktivitas
hasil makan tidak dibantu secara bertahap
- Keadaan umum klien
baik
- Klien tidak mudah lelah
setelah beraktivitas
- Klien dapat beraktivitas
secara bertahap
6. Kurang pengetahuan Tupan : Setelah dilakukan 1. Berikan pendidikan 1. Dengan terpaparnya
berhubungan dengan tindakkan keperawatan selama kesehatan kepada klien informasi dapat
kurangnya informasi 5 x 24 jam pengetahuan dan keluarga tentang mengetahui dan
keluarga dan klien bertambah pengertian, etiologi, memahami tentang
tanda dan gejala, penyakit yang diderita
Tupen : Setelah dilakukan pencegahan, dan klien
tindakan keperawatan selama 1 penatalaksanaan
x 24 jam klien dan keluarga
mengetahui dan memahami
penyakit yang diderita klien
4.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tabel 3.5 Implementasi
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan 1. 05 Mei 2017, jam 08.00 WIB Jumat, 05 Mei 2017, jam 12.30
oksigen berhubungan dengan Mengkaji TTV setiap 8 jam WIB
penpenurunan kontraksi jantung TD : 130/70 mmHg S : Klien mengatakan masih
akibat kardiomegali N : 82x/menit sesak
RR : 24x/menit pernasal canul
SB : 36,20C O : - Klien masih tampak sesak,
2. 5/5/2017, jam 08.30 WIB 1. Frekuensi nafas 24x/menit
Mengatur posisi klien senyaman 2. Terpasang O2 5 liter/menit
mungkin (semi fowler)
3. 5/5/2017, jam 08.45WIB A : Masalah belum teratasi
Mempertahankan dalam
pemberian O2 lembab 5 P : Intervensi lanjutkan 1, 3, 4 dan
liter/menit 5
4. 5/5/2017, jam 12.00 WIB Rena
Pemberian obat bicnat Raisa/Ibu
5. 5/5/2017, jam 18.00 WIB Gina
Pemberian obat valesco
2. Gangguan keseimbangan cairan 05 Mei 2017, Jam 08.30 WIB Jumat, 05 Mei 2017, jam 10.00
elektrolit berhungan dengan : 1. Mengobservasi intake dan output WIB
kelebihan cairan dan elektrolit selama 24 jam S : Klien mengatakan minum 3-4
berhubungan dengan penurunan 2. 5/5/2017, jam 09.00 WIB gelas/hari sekitar BAK
fungsi ginjal Pemberian obat lasix 1x60mg IV 3x/hari
3. 5/5/2017,jam 21.00 WIB O : Terpasang IV line Martos
Pemberian obat ceftriaxon Klien tampak minum ± 3 gelas
1x2gr/IV Klien BAK 3 x/6 jam
4. 5/5/2017, jam 07.00 WIB Rena
Berkolaborasi pemeriksaan A : masalah teratasi sebagian Raisa/Ibu
ureum dan kreatinin, elektrolit Dewi
cairan P : Intervensi lanjutkan 1, 2, dan 3
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan 05 Mei 2017, jam 11.50 WIB Sabtu, 05 Mei 2017, Jam 12.35
nutrisi ingesti berhubungan 1. Menganjurkan makan dengan WIB
dengan mual akibat asidosis porsi sedikit tapi sering S : Klien mengatakan masih tidak
metabolik 2. 5/5/2017, jam 12.30 WIB nafsu makan
Memberikan penjelasan tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi O : - Porsi makan habis ½ porsi
3. 5/5/2017, jam 11.30 WIB 1. Klien tampak lemas
Memonitor hasil tes gula darah 2. GDS 120 mg/dl
setiap 6 jam/ ½ jam sebelum
makan A : Masalah teratasi sebagian
4. 5/5/2017, jam 11.35 WIB
Pemberian humalog 8 unit P : Intervensi lanjutkan 2, 3, 5, 6
5. 5/5/2017, jam 12.30 WIB dan 7
Memberikan infus martos Rena Raisa
20gtt/menit
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan 05 Mei 2017, jam 11.00 WIB 05 Mei 2017, Jam 13.40 WIB
istirahat tidur berhubungan 1. Menciptakan lingkungan yang S : - Klien mengatakan tidur masih
dengan peningkatan aktifasi RAS nyaman dan tenang untuk tidur terganggus dengan sesak
dan BSR akibat sesak 2. 5/5/2017, jam 08.30 WIB - Klien mengatakan lama tidur
Mengatur posisi tidur yang kurang lebih 4 jam
nyaman (semi fowler) O : Klien tampak lemah dan
3. 5/5/2017, jam 13.30 WIB berbaring
Mengajarkan teknik rileksasi - TD : 150/70 mmHg
untuk tidur - N : 82x/menit
4. 5/5/2017, jam 10.35 WIB - RR : 24x/menit
Membatasi pengunjung ketika - SB : 36,20C
Rena Raisa
klien istirahat tidur A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi lanjutkan 1, 2 dan 3
5. Intoleransi aktivitas berhubungan 05 Mei 2017, jam 09.50 WIB 05 Mei 2017, jam 13.10 WIB
dengan kelemahan 1. Mengkaji ulang kekuatan otot S : Klien mengatakan tubuhnya
tiap 24 jam masih terasa lemas
2. 5/5/2017, jam 12.00WIB O : - Klien tampak lemah
Membantuantu pemenuhan - Klien lebih banyak berbaring
aktivitas klien - Terpasang O2 5 liter
3. 5/5/2017, jam 13.00 WIB - Aktivitas kadang dibantu
Memotivasi klien melakukan - Kekuatan otot
aktivitas secara bertahap 5 5
5 5
A : Masalah teratasi sebagian Rena Raisa
P : intervensi lanjutkan 1 dan 2
6. Kurang pengetahuan 05 Mei 2017, jam 10.00 WIB 05 Mei 2017, jam 10.15 WIB
berhubungan dengan kurangnya 1. Memberikan pendidikan S : Klien dan keluarga mengerti
informasi kesehatan kepada klien dan tentang materi penkes yang
keluarga tentang pengertian, diberikan
penyebab, tanda dan gejala, O : Klien tampak mengikuti
penkes dengan seksama
A : Masalah teratasi Rena Raisa
P : Intervensi hentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE 2
TANGGAL 06 MEI 2017
Tabel 3.5 Catatan perkembangan
NO HARI/TGL DX CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1. Sabtu, 06 Mei 1 S : Klien mengatakan sesak masih
2017, Jam ada
07.00 WIB
O : Klien tampak sesak
- TD : 170/90 mmHg
- RR : 25x/menit
- Menggunakan O2 5 liter/menit
- Adanya retraksi dada
- Hasil radiologi cardiomegali dgn
adanya bendungan paru
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjutkan 1,3, dan 4
I : Pukul 09.00 WIB
1. Mengukur TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 84x/menit
RR : 24x/menit Rena Raisa
SB : 36,3 C
o
R/Kooperatif
Pukul 09.15 WIB
3. Mempertahankan pemberian O2
lembab 5l/menit
R/Kooperatif
Pukul 12.00 WIB
4. Memberikan obat bicnat
R/Kooperatif
E : Pukul 10.00 WIB
- TD masih 150/90 mmHg
- RR : 22x/menit per nasal canul
R : Kaji ulang intervensi 1, 3, dan 4
2. Sabtu, 06 Mei 2 S : klien mengatakan
2017, Jam Infuse martos 3x500 ml = 1500 ml
07.00 WIB Minum 400 cc
Obat 11 cc
Intake = 1911
BAK 200 cc
IWL = 20 x BB + 100 (suhu
sekarang – suhu normal)
Dalam 24 jam = 20 x 65 + 100
(36,3-37) = 1400
Output = 1600
Intake-output = 1911- 1600 = 311
O : Terpasang IV line martos
- Turgor kulit < 3
- TD : 150/90 mmHg Rena Raisa
- RR : 24x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan 1, 2, dan 3
I : Jam, 08.00 WIB
1. Mengobservasi intake dan
output tiap 24 jam
R/Kooperatif
Jam, 09.00WIB
2. Pemberian obat lasix
1x20mg/IV
E : Jam, 10.30 WIB
Turgor kulir < 3 detik
R : Kaji ulang intervensi 1,2,3
3. Sabtu, 06 Mei 3 S : - Klien mengatakan tidak ada nafsu
2017, Jam makan
07.00 WIB - Klien mengatakan mual
O : - Porsi makan habis ½ porsi
- GDP 290 mg/dl
A: masalah teratasi sebagian
P : Intervensi lanjutkan 2,3,5,6 dan 7
I : Jam 08. 30 WIB
3. Mendiskusikan makanan
yang disukai (ikan asin dan Rena Raisa
sambel)
Jam11.30 WIB
5. Momonitor hasil tes gula
darah
Hasil GDS 141mg/dl
Jam 12.00 WIB
4. Berkolaborasi berikan
makanan dengan ahli gizi
R/Kooperarif
E : Jam 16.30 WIB
1. Hasil tes gula darah
Hasil =180 mg/dl
R : Kaji ulang intervensi 5,6
4. Sabtu, 06 Mei 4 S : - Klien mengtakan tadi malam
2017, Jam tidurnya kurang
07.00 WIB - Klien mengatakan lama
tidur ± 3 jam
O : - klien tampak lemah
- Klien tampak berbaring saja
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi lanjutkan 1, 2 dan 3
I : Jam 09.00 WIB
2. Mengatur posisi tidur yang
nyaman (semi fowler) Rena Raisa
Jam, 09.30WIB
3. Mengajarkan teknik rileksasi
untuk tidur dengan
mendengarkan suara ayat suci
alquran
Jam, 12.30 WIB
4. Membatasi pengunjung saat
klien istirahat (keluarga yang
menunggu 1 orang)
R/Kooperatif
E : Jam 13.30 WIB
1. Klien tidur dengan nyaman
2. Mengajarkan teknik rileksasi,
klien menjadi tenang
3. Keluarga yang menunggu 1
orang
R : Kaji ulang intervensi 3
5. Sabtu, 06 Mei 5 S : Klien mengatakan badan masih
2017, Jam terasa lemas
07.00 WIB O : Klien tampak lemah
1. Klien lebih banyak berbaring
kadang duduk
2. Kekuatan otot
5 5
5 5
3. Aktivitas kadang di bantu
4. Terpasang O2 5 liter
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi lanjutkan 1, 2
I : Jam 11.00 WIB
1. Mengkaji ulang kekuatan otot
tiap 24 jam
5 5 Rena Raisa
5 5
1. Tahap Pengkajian
dan kasus nyata, yaitu keluhan utama yang dirasakan klien sesak
klien tampak pucat, dengan akral hangat, suhu 36,2oC, ronchi (+),
retraksi dada (+) penurunan jumlah urine 250 cc/hari, dan hasil
data yang di dapat yang tidak sesuai yaitu sesak. Didalam teori
pembengkakan jantung.
Berdasarkan teori adanya, polypagi, polydypsi akan tetapi ketika
dada, ronchi (+) namun secara teori tidak menyebutkan seperti itu .
pembatasan asupan.
kuat.
ada 6, diantaranya
informasi
nasal canul.
dengan peningkatan aktifasi RAS dan BSR akibat sesak, hal ini
nyaman beristirahat.
Berdasarkan data diatas jika dihubungkan antara teori dengan
darah, hal itu terjadi karena penulis tidak menemukan adanya lesi
fungsi leukosit dan kadar gula darah yang tinggi, hal ini karena
3. Tahap Intervensi
kesalahpahaman.
Berdasarkan praktek lapangan diagnosa pertama dalam
kenyataan yaitu Kaji ulang TTV setiap 8 jam, Atur posisi klien
hilang sedikit 2500 ml/hari, kaji ulang turgor kulit dan keadaan
ceftriaxon 1x2gr/IV.
yang cukup 0.8 g/kgBB, rendah garam 2-3 gr per hari, makanan
kekuatan otot tiap 24 jam, kaji ulang aktivitas yang mampu dan
tidak dibantu hal ini dilakukan hal ini dilakukan agar kebutuhan
klien terpenuhi.
penatalaksanaan.
4. Tahap Implementasi
dapat sepenuhnya karena peneliti hanya dines satu shift dan tidak
ruangan.
Pada diagnosa yang ke empat yaitu gangguan pemenuhan
5. Evaluasi
kardiomegali.
lima diagnosa yang belum teratasi, pada hari ke dua pun lima
lanjutan.
lima diagnosa yang belum teratasi, ada tiga diagnosa yang teratasi
dua diagnosa yang belum teratasi di hari keempat pun tidak teratasi
A. Kesimpulan
RSUD Sumedang dari tanggal 05 Mei s/d 09 Mei 2017, maka penulis
muncul yaitu, adanya retraksi dada, ronchi (+), klien mengeluh sesak yang
aktivitas dan klien tidak tahu dengan penyakitnya karena kurang terpapar
informasi.
senjang yang didapat pada Tn.G, penulis mengambil 4 diagnosa dan pada
B. Rekomendasi
1. Bagi Mahasiswa
untuk membaca.
dan alat bagi mahasiswa dan alat pemeriksaan lain khususnya untuk
4. Bagi Profesi
tipe II.
DAFTAR PUSTAKA
Endokrinologi. Bandung
Jakarta : EKG
Bilous Rudy dan Donelly Richard. (2015). Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4.
Corwin, Elizabeth J (2009). Buku Saku Patofisologi, edisi ketiga Diabetes Atlas
Jakarta : EKG.
Series.
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/5.pdf
http://cme.medicinus.co/file.php/1/
LEADING_ARTICLE_Diabetes_Mellitus_Tipe_2_dan_tata_laksana_terkini.pdf
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/16/06575894/
gangguan.endokrin.sebabkan.banyak.penyakit
https://fetdrikick93.wordpress.com/2015/06/13/sistem-endoktrin/
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun oleh:
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMEDANG
2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GAGAL GINJAL KRONIK
VI. Kegiatan
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam Menjawab salam 2 Menit
&sApersepsi pembukaan Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri Berpartisipasi aktif
3. Apersepsi Memperhatikan
4. Mengkomunikasikan
tujuan
2 Isi Menjelaskan dan Memperhatikan dan 10 Menit
menguraikan materi mencatat penjelasan
tentang: penyuluh dengan
1. Pengertian GGK cermat
2. Etiologi GGK
3. Manifestasi GGK. Menanyakan hal-hal
4. Pencegahan GGK yang belum jelas.
5. Penatalaksanaan
GGK. Memperhatikan
VII. Evaluasi
a. Evaluasi formatif:
1. Klien dapat menjelaskan sekilas tentang pengertian Gagal Ginjal
Kronik
2. Klien dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
Gagal Ginjal Kronik
3. Klien dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Ginjal
Kronik
4. Klien dapat menyebutkan apa saja pencegahannya
b. Evaluasi somatif
Klien dapat memahami penatalaksanaan Gagal Ginjal kronik
MATERI
GAGAL GINJAL KRONIK
1. PENGERTIAN
Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible
dimana terjadi uremia karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit ( Smeltzer, 2002).
Gagal ginjal kronis ini merupakan penyakit ginjal tahap akhir.
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan
dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi
dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan
menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Smeltzer & Bare, 2001.)
Gagal ginjal kronik (penyakit ginjal tahap akhir) adalah gangguan
fungsi ginjal yang menahun dan tidak bisa kembali ke semula.
2. ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain:
a. Tekanan darah tinggi
b. Kencing manis
c. Batu ginjal
d. Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama
3. MANIFESTASI KLINIS
- Lemas,
- Kurang nafsu makan,
- mual, muntah
- Bengkak
- kencing berkurang,
- sesak napas,
- pucat/anemi
4. PENCEGAHAN
- Olahraga
- Berhenti merokok
- Kurangi makanan berlemak
- Banyak mengkonsumsi air putih
- Kontrol gula darah dan tekanan darah
-
5. PENATALAKSANAAN
a. Cuci darah
b. Kurangi minum
c. Operasi (transplantasi ginjal)
d. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
e. Transfusi darah
f. Transplantasi ginjal
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal Lemas,
tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan Tekanan darah tinggi Kurang nafsu makan,
fungsi renal yang progresif dan irreversible Kencing manis mual, muntah
dimana kemampuan tubuh gagal untuk Bengkak
Batu ginjal
mempertahankan metabolisme dan
Penggunaan obat dalam jangka waktu yang kencing berkurang,
keseimbangan cairan dan
lama sesak napas,
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah). pucat/anemi
(Brunner & Suddarth, 2001.) Sakit pinggang
Olahraga
Berhenti merokok
Cuci darah
Kurangi makanan berlemak
Kurangi minum
Banyak mengkonsumsi air putih
Operasi (transplantasi ginjal)
Kontrol gula darah dan tekanan darah
Diit rendah protein dan tinggi
karbohidrat
Transfusi darah
Transplantasi ginjal
AKADEMI
KEPERAWATAN
SUMEDANG
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA
Agama : Islam
B. PENDIDIKAN