Anda di halaman 1dari 29

SUB MATERI

Pengertian pertumbuhan dan perkembangan


Prinsip tumbuh kembang
Tahapan tumbuh kembang
Faktor yg mempengaruhi tumbuh kembang
Perkembangan kognitif
Perkembangan psikososial
Perkembangan psikoseksual
Perkembangan psikomoral
A. DEFINISI
• Growth→ bertambahnya jumlah dan sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur
• Developmental→ bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh/skill/fungsi organ yang dapat dicapai melalui
kematangan. Perkembangan emosi, intelektual,
psikososeksual, psikososial.
Prinsip tumbang: cephalocaudal dan diferensiasi, proses yang
teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan
faktor genetik
Pertumbuhan :
➢perubahan fisik
➢peningkatan jumlah sel
➢ukuran
➢kuantitatif
➢tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
➢pola bervariasi
Perkembangan :
➢kualitatif
➢maturation
➢sistematis, progresif dan berkesinambungan
TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG

1. Neonatus (lahir – 28 hari)


2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)

3. Toddler (1-3 tahun)


4. Prasekolah (3-6 tahun)
* TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG

6. Dewasa muda (20 tahun)


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK

➢Genetik
➢Lingkungan
a. Prenatal: Gizi ibu hamil, toksin, radiasi,
infeksi, stres
b. Postnatal
CON’t LINGKUNGAN POSTNATAL:
a. Lingkungan biologiss
b.Ras/ suku bangsa
c. Jenis kelamin
d.Umur
e.Gizi
f. Perawatan kesehatan
g. Kepekaan terhadap penyakit
h.Penyakit kronis
LINGKUNGAN FISIK
a.Cuaca/ musim
b.Sanitasi
c.Keadaan rumah
d.Radiasi
LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL
a.Stimulasi
b.Motivasi belajar
c.Ganjaran/hukuman yang wajar
d.Kelompok sebaya
e.Stres
f. Sekolah
g.Cinta dan kasih sayang
h.Kualitas interaksi anak-ortu
LINGKUNGAN KELUARGA DAN ADAT ISTIADAT
a. Pekerjaan dan pendapatan
b. Pendidikan orang tua
c. Jumlah saudara
d. Jenis kelamin dalam saudara
e. Stabilitas rumah tangga
f. Kepribadian ayah/ibu
g. Agama
Kebutuhan dasar tumbuh:
a. Kebutuhan fisik : biomedis (asuh)
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih)
c. Kebutuhan stimulasi mental (asah)
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK MENURUT PARA AHLI
TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL MENURUT FREUD

TAHAPAN USIA PENGALAMAN ATAU TUGAS KUNCI


Oral 0-1 Tahun Penyapihan dari menyusu
Anal 1-3 Tahun Toilet Training
Phallik 3-5 Tahun Identifikasi kepada model-model peranan orang
dewasa dan mengatasi krisis oedipal
Latensi 6-12 Tahun Memperluas kontak sosial
Genital 12 Tahun ke Membangun hubungan yang lebih intim (akrab)
Atas dan memberikan kontribusi kepada masyarakat
melalui bekerja
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT JEAN PIAGET

TAHAP USIA GAMBARAN

Sensori-motor 0-2 Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada


saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis

Pra- 2-7 Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-


operational kata dan gambar.

Kongkrit 7-14 Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis
operational mengenai peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda dalam bentuk berbeda

Formal 14- Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak
operational dewasa dan logis.
FASE PREOPERASIONAL (2-7 TAHUN)
*simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
*kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu,
dan pemikiran sering terlihat tidak logis.

a. Tahap pre konseptual (2-4 tahun)


Sangat egosentris, “saya”. perkembangan bahasa, kata-
kata dengan objek
b. Tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu
dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk
c. Fase Konkret Operasional (7-14 Tahun)
a. memecahkan masalah konkret
b. mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri
c. Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa
mengenai apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir
mengenai masalah ke depan

d. Fase formal operasional (14 dewasa)


a. pemikiran rasional
b. kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul
pemikiran ilmiah
c. menyadari masalah moral dan politik dari berbagai
pandangan yang ada
TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MENURUT ERIKSON

TAHAP PERKIRAAN USIA KRISIS PSIKOSOSIAL


I Lahir - 18 bulan Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)

II 18 bulan - 3 tahun Autonomy vs Doubt (kemandirian vs keraguan)

III 3 tahun – 6 tahun Initiative vs Guilt (inisiatif vs rasa bersalah)

IV 6 tahun – 12 Industry vs Inferiority (ketekunan vs rasa rendah


tahun diri)
V 12 tahun -18 Identity vs Role Confusion (identitas vs kekacauan
tahun identitas)
a.Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 18 bulan)
✓ Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
✓ Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari
lingkungan masyarakat, pengasingan.

✓ Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --


- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya.
Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi
yang buruk.
b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame &
doubt) -- todler (18 bulan-3 tahun)

✓ Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri


✓ Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
✓ Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju,
berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol
diri→ Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak
memiliki kepribadian yang ragu-ragu
c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra
sekolah ( 3-6 tahun)

❖Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi


lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan diri sendiri.

❖Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan
kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi

❖Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif ,perkembangan perasaan


bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
d. INDUSTRI VS INFERIOR (INDUSTRY VS INFERIORITY) --
USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

➢ Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa


bersaing dan ketekunan.
➢ Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah
dan teman sebaya.
➢ Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
➢ Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam
perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.
e. IDENTITAS VS BINGUNG PERAN (IDENTITY VS ROLE
CONFUSION) -- REMAJA (12 - 18 TAHUN)

*Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan


diri, merencanakan aktualisasi diri

*Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu


menemukan identitas diri

*Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap


perilaku.
f. INTIMASI VS ISOLASI (INTIMACY VS ISOLATION) –
DEWASA MUDA (18-25 SAMPAI 45 TAHUN)

indikator positif: Mempunyai komitmen dalam bekerja dan


berhubungan dengan orang lain.

Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya


hidup atau karir
TAHAP PENILAIAN MORAL MENURUT KOHLBERG

TINGKAT TAHAP

Pre Tahap 1. Orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman.


Conventional Anak mengganggap baik atau buruk atas dasar akibat yang
(0–9) ditimbulkannya. Anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan yang
ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Ia
hanya menurut kalau tidak ingin kena hukuman.

Tahap 2. Relativistik hedonism.


Pada tahap ini, anak tidak lagi secara mutlak tergantung kepada aturan
yang ada di luar dirinya, atau ditentukan oleh orang lain, tetapi mereka
sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi. Jadi
ada relativisme, artinya bergantung pada kebutuhan dan kesanggupan
seseorang (hedonistik). Misalnya: mencuri ayam karena kelaparan,
karena perbuatan mencurinya untuk memenuhi kebutuhannya (lapar)
maka mencuri dianggap sebagai perbuatan yang bermoral, meskipun
perbuatan mencuri itu sendiri diketahui sebagai perbuatan yang salah.

Conventional Tahap 3. Orientasi mengenai anak yang baik.


(9–15) Pada tahap ini anak mulai memasuki belasan tahun, dimana anak
memperlihatkan orientasi perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai
baik atau tidak baik oleh orang lain. Masyarakat adalah sumber belajar
yang menentukan apakah perbuatan seseorang baik atau tidak.
Menjadi ‘anak manis” masih sangat penting dalam stadium ini.

Tahap 4. Mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas.


Pada stadium ini perbuatan baik yang diperlihatkan seseorang bukan
hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakatnya, melainkan
bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan-aturan atau
norma-norma sosial. Jadi perbuatan baik merupakan kewajiban untuk
ikut melaksanakan aturan yang ada, agar tidak timbul kekacauan.
Post Tahap 5. Orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan
Conventional lingkungan sosial.
(>15 ) Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan
lingkungan sosial dengan masyarakat. Seseorang harus
memperlihatkan kewajiban, harus sesuai dengan tuntutan norma-
norma sosial karena sebaliknya, lingkungan sosial atau masyarakat
akan memberikan perlindungan kepadanya. Originalitas remaja juga
tampak dalam hal ini. Remaja masih mau diatur secara ketat oleh
hukum-hukum umum yang lebih tinggi. Meskipun di stadium ini kata
hati sudah mulai berbicara, namun penilaian – penilainnya masih
belum timbul dari kata hati yang sudah betul-betul diintenalisasi, yang
sering tampak pada sikap yang kaku.

Tahap 6. Prinsip etis universal


Pada tahap ini ada norma etik di samping norma pribadi dan subyektif.
Dalam hubungan dan perjanjian antara seseorang dengan
masyarakatnya ada unsur-unsur subyektif yang menilai apakah suatu
perbuatan itu baik atau tidak. Subyektivisme ini berarti ada perbedaan
penilaian antara seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, unsur
etika akan menentukan apa yang boleh dan baik dilakukan atau
sebaliknya. Remaja mengadakan penginternalisasian moral yaitu
remaja melakukan tingkah laku – tingkah laku moral yang
dikemudikan oleh tanggung jawab batin sendiri. Tingkat
perkembangan moral pasca konvensional harus dicapai selama masa
remaja.
*THANK YOU ^^

Anda mungkin juga menyukai