Kel.2 Persyarafan Kranial - KMB Ii
Kel.2 Persyarafan Kranial - KMB Ii
DISUSUN :
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
TINGKAT : 2B
DOSEN PENGAMPU :
Rumentalia Sulistini, S.Kep, Ns, M.Kep
POLITEKNIKKESEHATANKEMENKESPALEMBANGP
RODID-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021-2022
1. PENDAHULUAN
Pemeriksaan nervus kranialis atau pemeriksaan saraf kranial dapat dilakukan untuk
membantu diagnosis stroke, Bell’s palsy, cedera otak traumatik, dan tumor intrakranial. Nervus
kranialis mempersarafi seluruh struktur di kepala dan leher. Ada 12 pasang nervus kranialis
dengan beragam fungsi motorik, sensorik, dan autonom.
Masing-masing nervus kranialis keluar dari bagian otak yang spesifik. Saraf kranialis I dan
II keluar dari otak besar, sedangkan saraf kranialis III sampai XII keluar dari batang otak. Oleh
karena itu, abnormalitas pada pemeriksaan nervus kranialis bisa membantu lokalisasi lesi yang
spesifik pada otak atau batang otak. Lesi batang otak sering melibatkan >1 saraf kranialis karena
lokasi keluar nervus yang berdekatan.
2. INDIKASI
Indikasi pemeriksaan nervus kranialis atau pemeriksaan saraf kranial adalah untuk
menunjang diagnosis Bell’s palsy, stroke, tumor intrakranial, cedera otak traumatik, dan lesi-lesi
lain pada otak maupun batang otak. Pemeriksaan nervus kranialis dapat melokalisasi lesi pada
otak dan batang otak. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat menyingkirkan diagnosis banding
kelainan neurologis.
Berikut ini adalah keluhan yang dapat menjadi indikasi pemeriksaan nervus kranialis selain
Bell’s palsy, stroke, tumor otak, dan cedera otak traumatik:
1. Gangguan penghidu, misalnya hypersomnia, hyposmia, anosmia, dan dysosmia
2. Gangguan penglihatan, seperti kehilangan lapang pandang, penglihatan buram, dan
penglihatan ganda
3. Kesulitan membuka atau menutup mata
4. Tidak simetrisnya wajah
5. Kesulitan bicara atau perubahan suara
6. Kesulitan menelan
7. Gangguan pendengaran
8. Gangguan fungsi pengecap
3. KONTRA INDIKASI
Pemeriksaan nervus kranialis atau pemeriksaan saraf kranial umumnya tidak memiliki
kontraindikasi karena sifatnya aman dan tekniknya mudah dilakukan. Akan tetapi, pemeriksaan
refleks oculocephalic, fungsi vestibulo-okular, dan fungsi nervus XI yang melibatkan mobilisasi
leher dikontraindikasikan untuk pasien cedera servikal.
Pemeriksaan nervus kranialis juga membutuhkan kooperasi yang baik dari pasien. Oleh
karena itu, pasien yang tidak kooperatif atau pasien yang tidak bisa mengikuti instruksi
umumnya tidak dapat menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan ini idealnya dilakukan pada pasien
dengan kondisi sadar (Glasgow Coma Scale 15), tetapi beberapa pemeriksaan masih dapat
dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran.
4. TEKNIK
Teknik pemeriksaan nervus kranialis atau pemeriksaan saraf kranial tergantung pada masing-
masing 12 nervus kranialis yang diperiksa. Beberapa nervus kranialis yang saling berhubungan
dapat diperiksa secara bersamaan. Pemeriksaan ini idealnya dilakukan pada pasien yang sadar.
Akan tetapi, beberapa pemeriksaan masih dapat dilakukan pada pasien dengan penurunan
kesadaran.
Persiapan Pasien
Sebelum memeriksa nervus kranialis, dokter perlu menganamnesis keluhan pasien serta riwayat
penyakit yang pernah diderita. Beberapa poin yang dapat ditanyakan pada anamnesis meliputi:
- Keluhan yang saat ini dirasakan, onset, durasi, dan karakteristik keluhan
- Gangguan atau perubahan fungsi penghidu, pendengaran, atau pengecapan
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur, hilangnya lapang pandang, atau pandangan
ganda
- Gangguan menelan atau perubahan suara
Inspeksi dapat dilakukan untuk mencari defisit neurologis yang menandakan kelainan nervus
kranialis, misalnya:
• Kelainan bicara yang mengindikasikan kelainan nervus vagus atau glosofaring
• Wajah asimetris yang mengindikasikan kelainan nervus fasialis
• Abnormalitas kelopak mata yang mengindikasikan kelainan nervus okulomotor
• Deviasi bola mata yang mengindikasikan kelainan nervus yang menginervasi otot ekstraokular
• Tanda-tanda wasting pada otot wajah serta leher
• Penggunaan alat bantu seperti walking aid atau alat bantu dengar yang mungkin berhubungan
dengan defisit neurologis
Pasien perlu mendapatkan penjelasan bahwa pemeriksaan nervus kranialis mungkin
membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, dokter juga perlu menjelaskan bahwa
beberapa pemeriksaan dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.
Peralatan
1. Sumber aroma yang familiar (lemon, kopi)
2. Penlight
3. Snellen chart atau optotype lain
4. Pinhole
5. Buku Ishihara
6. Oftalmoskop
7. Jarum tumpul atau tusuk gigi disposable
8. Kapas
9. Zat perasa manis, asam, dan asin
10. Garpu tala 512 Hz
11. Depresor lidah
12. Segelas air putih
Posisi Pasien
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien dalam posisi duduk di kursi. Jarak ideal antara pasien dan
pemeriksa adalah sekitar 1 lengan. Masing-masing pemeriksaan mungkin dilakukan dengan jarak
yang berbeda.
Prosedural
Pemeriksaan nervus kranialis terdiri dari beberapa jenis pemeriksaan yang spesifik untuk
masing-masing nervus kranialis.