Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENELITIAN TINDAKAN KELAS SUATU TINJAUAN TEORITIS

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Asrila Novirma
2. Eliza Anggi Purnama
3. Ike Okti Felindia
4. Rahma Risa
5. Salmi Apriyani
6. Yuli Dahniar

DOSEN PENGAMPU : RANDI EKA PUTRA, S.Pd.I., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Metodologi
Penelitian Tindakan Kelas yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa
dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu.
Makalah yang berjudul tentang “Penelitian Tindakan Kelas Suatu
Tinjauan Teoritis”. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya
dalam bagian pembahasan makalah ini. Dengan harapan makalah ini dapat
bermanfaat, maka kami sebagai penyusun mengucapakan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang
membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah
ini.

Muara Bungo, 25 Februari 2022

( Kelompok 3 )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK).......................................3
B. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...........................................4
C. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK).............................................6
D. Empat Aspek Pokok Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...........8
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, dan dengan diberlakukannya Undang-undang RI Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, menunjukkan bahwa guru merupakan jabatan
profesional. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat
prefessional judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat.
Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara
terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan
hal tersebut guru dituntut memiliki kemampuan melakukan penelitian
sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya
kualitas pembelajaran (Arikunto, 2005:1-2). Penelitian sederhana tersebut
dinamakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki peran yang sangat penting
dan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Hopkins (dalam Wiriaatmadya, 2007: 11),
bahwa PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin
inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi,
sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Berdasarkan
pernyataan Hopkins tersebut sangatlah jelas bahwa guru adalah pihak yang
sangat berkepentingan dengan pelaksanaan PTK.
Lebih lanjut menurut. Kemmis Dan Taggart (1988), bahwa PTK sebagai
bentuk refleksi diri kolektif yang didahulukan oleh para partisipan dalam
situasi sosial dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, rasionalitas,
keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian penelitian tindakan kelas (PTK)?
2. Apa manfaat penelitian tindakan kelas (PTK)?
3. Apa prinsip penelitian tindakan kelas (PTK)?
4. Apa empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas (PTK)?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa pengertian penelitian tindakan kelas (PTK).
2. Mengetahui apa manfaat penelitian tindakan kelas (PTK).
3. Mengetahui apa prinsip penelitian tindakan kelas (PTK).
4. Mengetahui apa empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas
(PTK).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan
pembelajaran di kelasnya (Suparno, 2008). Dengan demikian PTK berfokus
pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas dan dilakukan pada situasi
yang sebenarnya (alami). Hal ini berarti bahwa Tindakan tersebut merupakan
suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk dilakukan oleh siswa dengan
tujuan tertentu. Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses
pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang
diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan. Dengan kata
lain, tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat lebih efektif, efisien,
kreatif dan inovatif. Atau dengan kata lain adalah adanya hal yang berbeda
dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya,
karena yang sudah dilakukan dipandang belum memberikan hasil yang
memuaskan. Lebih lanjut menurut Kemmis dan Taggart (1988), untuk
mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka harus dilakukan secara
berulang-ulang (siklus), agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari
tindakan.
Jika dibandingkan antara PTK dengan penelitian eksperimen adalah
bahwa penelitian eksperimen hanya melihat bagaimana efektivitas dari
perlakukan saja, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan kelancaran
proses tindakan (Suhardjono, 2005). Oleh karena itu yang dipentingkan dalam
PTK adalah proses, sedangkan hasil tindakan merupakan konsekuensi logis
dari ampuhnya tindakan. Pengulangan langkah dari setiap awal sampai akhir
seperti itu disebut siklus. Pengulangan langkah dalam PTK sebaiknya
dilaksanakan paling tidak dua siklus.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

3
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Menurut Bahri (2012:8) penelitian tindakan kelas merupakan sebuah
kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas
untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam
proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan
yang menerapkan tindakan didalam kelas yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu atau dengan menggunakan aturan sesuai
dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periodeatau
siklus agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara professional sehingga
diperoleh peningkatan pemahaman atau kualitas atau target yang telah
ditentukan.

B. MANFAAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Ada tiga komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu
siswa/pembelajaran, guru dan skolah. Tiga komponen itulah yang akan
menerima manfaat dari PTK.
1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam
proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan
dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan
tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat
segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik
dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan
adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil

4
belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki
kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
2. Manfaat bagi guru
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui
suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi
guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi
diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam
hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas
terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti
dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif
c. Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru
tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun
guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan
tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan
praktik pembelajaran.
d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu
merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya
sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan,
kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan
dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang ada pada
dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang
memiliki kepercayaan diri yang kuat (Daryanto 2006:18).

5
3. Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah
tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika
gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki
keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan
memperoleh manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas
pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah
secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan tujuan
Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan
penelitian tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
a. Inovasi pembelajaran.
b. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
c. Peningkatan profesionalisme guru (Zainal 2006:18).

C. PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Secara umum ada 4 prinsip kunci penelitian tindakan kelas,yaitu:
1. Kritik Reflektif, yaitu suatu perhitungan situasi,seperti catatan atau
dokumen pejabat,digunakan untukmembuat tuntutan tersembunyi menjadi
lebih baik.
2. Kritik Dialektika, digunakan untuk memahami antara fenomena dan
konteksnya.
3. Sumber Daya Kolaboratif, prinsip ini mempersyaratkan bahwa setiap
gagasan seseorang sama penting dengan sumber daya potensial.

6
4. Ambil Resiko, proses perubahan mengancam semua cara yang telah
ditetapkan sebelumnya,maka diperlukan kejelian untuk mengambil resiko
(Emzir, 2011:237)
Sedangkan Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian
tindakan kelas (PTK), yaitu:
1. PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama
seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian
tindakan kelas seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai
pengajar. Ada tiga kunci utama yang harus diperhatikan, pertama guru
harus menggunakan berbagai pertimbangan serta tanggung jawab
profesionalnya dalam menemukan jalan keluar jika pada awal penelitian
didapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua interaksi siklus yang
terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara
keseluruhan. Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada
tahap perancangan bukan pada kejenuhan informasi.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.
Dengan kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur
pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia
tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.
3. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru
dapat mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh
keyakinan. Pada dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-
kelonggaran” namun penerapan asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap
harus diperhatikan.
4. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi
masalah penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan
bertitik tolak dari tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar
guru tersebut memiliki komitmen terhadap pengembangan profesinya.
5. Konsisten dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian
tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi

7
terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa
penelitian harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada
rekan-rekan serta dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
6. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas.
Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun
dalam pelaksanaan penelitian sejauh mungkin harus menggunakan
wawasan yang lebih luas dari tindakan perspektif, tidak dilihat terbatas
dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi
sekolah secara keseluruhan (Zainal, 2006:17).

D. EMPAT ASPEK POKOK DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem
berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc
Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan
utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK seperti berikut:
Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapa dijelaskan sebagai berikut:
1. Planning (Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus
dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik
guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari
perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan
berdiskusi dengan teman sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan
bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang
dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah,
analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam
bentuk hipotesis tindakan.
a. Identifikasi Masalah

8
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah :
bagaimana memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat
menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama yang harus dimiliki guru
adalah perasaan ketidak puasan terhadap praktek pembelajaran yang
selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa
yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun
sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan
proses pembelajaran, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan
pertanyaan seperti di atas, yang kemudian dapat memicu dimulainya
sebuah PTK.
b. Analisis Masalah
Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses
identifikasi tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan
analisis terhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi
penyelesaiannya. Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan
yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan
materi pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam
berdiskusi atau sikap siswa dalam melakukan percobaan.
Permasalahan tersebut jika tidak segera diselesaikan akan
menimbulkan dampak negatif yang besar (Tidak tercapainya Kriteria
Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi dan
eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam
pembelajaran yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-
kesalahan faktual dan/atau konseptual yang terdapat dalam buku
paket).
c. Perumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya
perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan
operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang
bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan ( anya ative solusi)
yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk

9
prosedur pengumpulan data serta cara menginterpretasikannya.
Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu
juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai
persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan
keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.
Perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan
diagnosis kemungkinankemungkinan penyebab yang lebih cermat,
sehingga terbuka peluang untuk menjajaki pertanyaan alternatif
tindakan perbaikan yang diperlukan. Perumusan Masalah harus jelas,
dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian
penyusunan proposal PTK).
d. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan
Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam bentuk
hipotesis tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan yang
akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jadi hipotesis adalah
alternative yang diduga dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi
dengan penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan hipotesis tindakan
berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika hipotesis
penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok
atau lebih, maka hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara
terbaik untuk mengatasi masalah.
e. Persiapan Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai
persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola
dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah
sebagai berikut : Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.;
Membuat perangkat dan cenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS,
dll) yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping
bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka
implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan.;
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

10
kelas seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga, dll.; Mempersiapkan
cara merekam dan menganalisis mengenai proses dan hasil tindakan
perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan;
Melakukan simulasi pelaksanaan, sehingga dapat menumbuhkan serta
mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya.
Dan Sebagai pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut
berbuat kesalahan.
2. Action (Pelaksanaan Tindakan)
Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan focus tindakan perbaikan yang telah
direncanakan dalam situasi yang focus . Kegiatan pelaksanakan tindakan
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang bersamaan
kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan kegiatan observasi.
3. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan
pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil
pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga
pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang
sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti
adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-
hambatan yang muncul.
Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung (dalam hal
ini pada saat pembelajaran berlangsung).
4. Reflection (Refleksi)
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran
(penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi
adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan,
yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan
selanjutnya. Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang
telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang

11
belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih
lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK . dengan kata lain, refleksi
merupakan kajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian
tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka
pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam
sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk
melakukannya. Sebagai planning untuk siklus selanjutnya.untuk
memperjelas fase-fase dalam penelitian tindakan siklus spiralnya dan
bagaimana pelaksanaannya.
Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka refleksi setelah
implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup proses dan
dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai
keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses menyeleksi,
menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan, dam
mengabstraksikan data secara sistematis danrasional untuk menampilkan
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap
tujuan PTK.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
(PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam
kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu atau
dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang
dilakukan dalam beberapa periodeatau siklus agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas
secara professional sehingga diperoleh peningkatan pemahaman atau kualitas
atau target yang telah ditentukan.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan
penelitian tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
1. Inovasi pembelajaran.
2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
3. Peningkatan profesionalisme guru (Zainal 2006:18).
Secara umum ada 4 prinsip kunci penelitian tindakan kelas,yaitu:
1. Kritik Reflektif, yaitu suatu perhitungan situasi,seperti catatan atau
dokumen pejabat,digunakan untukmembuat tuntutan tersembunyi menjadi
lebih baik.
2. Kritik Dialektika, digunakan untuk memahami antara fenomena dan
konteksnya.
3. Sumber Daya Kolaboratif, prinsip ini mempersyaratkan bahwa setiap
gagasan seseorang sama penting dengan sumber daya potensial.
4. Ambil Resiko, proses perubahan mengancam semua cara yang telah
ditetapkan sebelum
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem
berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc
Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan
utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), observation

13
(pengamatan), dan reflection (refleksi). nya,maka diperlukan kejelian untuk
mengambil resiko (Emzir, 2011:237)

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah
yang baik dan benar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah


Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta : Gava Media.

Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993


tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Kemmis, S. and McTaggart, R. 1988. The Action Researh Reader. Victoria :


Deakin University Press.

Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas


sebagai KTI. Makalah pada “Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di
Makasar”, Jakarta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bina Aksara.

Suparno, Paul. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia


Widia Sarana Indonesia.

Wiriatmadya, Rochmiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk


Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia bekerjasama PT Remaja Rosdakarya..

15

Anda mungkin juga menyukai