Anda di halaman 1dari 45

MEMAHAMI WAWANCARA

DALAM KEWIRAUSAHAAN

Disampaikan oleh

HJ. MALIHA AMIN BSC., SKM., M.KES


KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan / Entrepreneurship merupakan suatu


fenomena yang terkenal dewasa ini dan akan menjadi
pola tatanan baru dalam kehidupan masyarakat untuk
waktu yang akan datang.

Bagi pihak tertentu, kewirausahaan merupakan suatu hal


yang baru dan memerlukan pendidikan.

Secara umum, jiwa wirausaha sudah tertanam dan


berkembang dalam kehidupan masyarakat luas di
indonesia, hanya saja masih bersifat tradisional dan
merupakan warisan dari orang tua.
KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN
Secara teori, Entrepreneurship adalah hasil dari suatu disiplin,
proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Dunia wirausaha merupakan dunia bisnis yang penuh dengan


resiko dan ketidakpastian , yaitu antara keberhasilan dan
kegagalan mudah dan cepat terjadi sehingga dalam hal ini perlu
penguasaan, pengetahuan pemahaman kewirausahaan secara
baik
Kewirausahaan/ Entrepreneurship sangat penting bagi
masyarakat agar mereka dapat bagaimana mereka
berwirausaha dan bagaimana cara memanfaatkan kemampuan
dirinya secara optimal guna dapat menangkap peluang-peluang
bisnis yang selalu terjadi setiap saat serta melaksanakan
kegiatan secara mandiri.
KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN

Tujuan utama pembelajaran


kewirausahaan adalah membentuk jiwa
wirausaha terutama mahasiswa, sehingga
yang bersangkutan menjadi individu yang
kreatif, inovatif dan produktif

Pola umum pembelajaran kewirausahaan terdiri dari


teori, praktek dan implementasi
KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN
Teori diarahkan untuk mempelajari pengetahuan tentang
kewirausahaan guna menyentuh dan mengisi aspek
kognitif mahasiswa agar memiliki paradigma wirausaha.

Praktikum dimaksudkan untuk melakukan kegiatan


berdasarkan teori yang telah dipelajari mahasiswa, agar
teori-teori yang sudah dipelajarinya bisa dipraktekkan
dan akan dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain, hal ini berkaitan dengan afektif seseorang

Implementasi berarti pelaksanaan kegiatan yang


sesungguhnya, mampu membuat bisnis plan dalam
rangka memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh
melalui pembelajaran teori dan wawasan yang telah
didapat dalam pembelajaran praktikum
MEMAHAMI WAWANCARA DALAM KEWIRAUSAHAAN

Ketepatan Memahami dan Menguasai Kegiatan Wawancara

Ketepatan dalam Memperoleh Informasi tentang Kewirausahaan

Mampu mengembangkan jiwa berwirausaha bagi generasi muda


MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA

Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk


tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses
pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat
membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari adalah
antara lain:
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan
percakapan sehari-hari adalah antara lain:

▪ Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-


mengenal sebelumnya.
▪ Responden selalu menjawab pertanyaan.
▪ Pewawancara selalu bertanya.
▪ Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu
jawaban, tetapi
harus selalu bersifat netral.
▪ Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah
dibuat sebelumnya.
▪ Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA

Wawancara digunakan oleh peneliti dalam


mengumpulkan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan-permasalahan yang
harus diteliti. Selain itu wawancara juga
digunakan apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondenya sedikit/kecil.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Untuk melakukan wawancara, ada anggapan yang harus
atau perlu dipegang yaitu:

1. Bahwa subyek atau responden adalah yang paling


tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti
adalah hal yang sebenar-benarnya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah
sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Wawancara juga dapat dibendakan menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur lebih sering digunakan dalam penelitian
survey atau penelitian kuantitatif, walaupun dalam beberapa
situasi, wawancara tersetruktur juga dalam penelitian kualitatif.
Wawancara bentuk ini sangat terkesan seperti interogasi karena
sangat kaku, dan pertukaran informasi antara peneliti dengan
subyek yang diteliti sangat minim.

Dalam melakukan wawancara tersetruktur, fungsi peneliti sebagian


besar hanya mengajukan pertanyaan dan subyek penelitian hanya
bertugas menjawab pertanyaan saja. Terlihat adanya garis yang
tegas antara peneliti dengan subyek penelitian.

Selam proses wawancara harus sesuai dengan pedoman wawancara


(guideline interview) yang telah dipersiapkan.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Beberapa ciri-ciri wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:

1. Daftar pertanyaan dan kategori jawaban terlah dipersiapkan


Dalam wawancara tersetruktur, daftar pertanyaan sudah tertulis dalam form pertanyaan serta dengan
kategori jawaban yang telah disediakan. Biasanya dalam bentuk pedoman wawancara. Peneliti hanya tinggal
membacakan pertanyaan yang telah tertulis, sementara subyek penelitian hanya tinggal menjawab sesuai
dengan jawaban yang telah disediakan.

2. Kecepatan wawancara terkendali


Karena jumlah pertanyaan dan jumlah pilihan jawaban sudah tersedia,dan kemungkinan jawaban yang akan
diperoleh sudah dapat diperediksi, tentu saja waktu dan kecepatan wawancara dapat terkendali dan telah
diperhitungkan sebelumnya oleh peneliti. Peneliti dapat melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum
melakukan wawancara, dan mencatat waktu yang dibutuhkan selama wawancara tersebut.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
3. Tidak ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban)
Fleksibilitas terhadap pertanyaan atau jawaban hamper tidak ada. Peneliti tidak perlu lagi membuat pertanyaan lain
dalam proses wawancara karena semua pertanyaan yang dibuat sudah disimulasikan terlebih dahulu dan biasanya sudah
“fix” ketika turun kelapangan. Begitu juga dengan jawaban.

4. Mengikuti Pedoman / Guideline Wawancara (dalam urutan pertanyaan, penggunaan kata dan kalimat,
pilihan jawaban dan tidak improvisasi)
Pedoman wawancara mencakup serangkaian pertanyaan beserta urutannya yang telah diatur dan disesuaikan dengan alur
pembicaraan. Tidak diperkenankan menggunakan Bahasa atau kata-kata yang tidak tertulis dalam pedoman wawancara.

5. Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena


Wawancara tersetruktur biasanya digunakan dalam rangka untuk mendapatkan penjelasan saja dari suatu fenomena atau
kejadian, dan bukan tujuan untuk memahami fenomena tersebut. Karena alasan tersbut biasanya wawancara terstruktur
lebih sering digunakan dalam penelitian survey atau kuantitatif ketimbang penelitian kualitatif walaupun wawancara
terstruktur juga biasa digunakan dalam penelitian kualitatif.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
b. Wawacara Tidak Terstruktur Jenis wawancara Wawancara Tidak Terstruktur memiliki kelonggaran
dalam banyak hal termasuk dalam pedoman wawancara.
Salah satu kelemahan wawancara tidak tersetruktur adalah
pembicaraan akan mudah menjadi “ngalor-ngidul” dengan batasan
yang kurang tegas.

Untuk sebuah penelitian kualitatif, tidak disarankan menggunakan


wawancara jenis wawancara tidak tersetruktur karena kurang
terfokus pada apa yang akan digali.

Penggalian akan bersifat meluas, bukan mendalam. Wawancara tidak


tersetruktur lebih tepat digunakan dalam konteks wawancara santai
dengan tujuan yang tidak terlalu terfokus, konteks talk-show, kontek
seminar atau kualiah umum, dan konteks lainnya yang bertujuan
untuk mencari keluasan bahasan.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Wawancara tidak tersetruktur memiliki ciri-ciri berikut ini :

1. Pertanyaan yang diajukan bersifat sangat terbuka, jawaban subyek bersifat meluas dan bervariasi
Peneleliti dapat berimprovisasi sebebas-bebasnya dalam bertanya dengan membentuk pertanyaan yang
sangat terbuka, hampir tidak ada pedoman yang digunakan sebagai kontrol. Demikian pula pada halnya
dengan jawaban dan subyek, dapat sangat luas bervariasi. Batasan pertanyaan pun tidak tegas sehingga
sangat memungkinkan pembicaraan akan meluas.

2. Kecepatan wawancara sulit diprediksi


Layaknya mengobrol santai, kecepatan waktu wawancara lebih sulit diprediksi karena sangat tergantung dari
alur pembicaraan yang kontrolnya sangat fleksibel dan lunak. Akhir dari wawancara tidak terstruktur juga
terkadang tidak mendapatkan kesimpulan yang cukup jelas dan mengkerucut
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA

3. Sangat Fleksibel ( dalam hal pertanyaan maupun jawaban)


Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti/interviewer dan jawaban yang diperoleh dari subyek
penelitian/interviewee sangat fleksibel. Bahkan terkesan seperti ngobrol santai “ngalor-ngidul”.
Jika peneliti yang memilih bentuk wawancara ini belum berpengalaman atau yang memiliki jam terbang yang
kurang, maka akan mengalami kedala dalam merumuskan tema serta menarik kesimpulan wawancara. Maka
dari itu jika peneliti masih belum cukup pengalaman sebaiknya tidak menggunakan bentuk wawancara tidak
terstruktur.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
4. Pedoman wawancara (guideline interview) sangat longgar urutan pertanyaan, penggunaan kata, alur
pembicaraan, dan lain sebagainya.
Pedoman wawancara tidak terstruktur tidak terdapat topik-topik yang mengatur alur pembicaraan, tetapi
hanya terdapat tema sentral saja yang digunakan peneliti/interviewer sebagai kontrol alur pembicaraan
selama wawancara berlangsung.

5. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui suatu fenomena


Dalam hal tujuan, terdapat kesamaan dengan wawancara semi terstruktur yaitu untuk memahami suatu
fenomena, hanya dalam kedalaman pembahasan dan pengendalian data tidak seakurat wawancara semi
terstruktur sehingga bentuk wawancara semi terstruktur kurang sesuai untuk digunakan dalam penelitian
kualitatif.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA

JENIS WAWANCARA
Secara garis besar jenis wawancara dibedakan atas
(1) wawancara terencana dan (2) wawancara insidental.

Wawancara terencana dilakukan untuk


memperoleh bahan-bahan informasi sesuai dengan
tema yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk
melakukan 5 wawancara terencana, pewawancara
terlebih dahulu harus menyiapkan interview guide
(pedoman wawancara) dan menetukan narasumber
atau informan yang relevan.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA

Narasumber yang dimaksud adalah pihak yang dianggap


memiliki pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan
tema yang telah direncanakan. Sedangkan dalam wawancara
insidental pewawancara kurang memungkinkan untuk
mempersiapkan ha-hal tersebut, mengingat obyek atau
peristiwa yang terjadi bersifat insidental atau tidak
terencana. Kendati demikian, bukanlah berarti bahwa
pewawancara tidak memiliki pengetahuan mengenai cara
atau aturan wawancara tertentu.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA

KETENTUAN DALAM WAWANCARA


Penentuan Informan

Pedoman Wawancara

Lima ‘W’ dan Satu ‘H’


Alat Bantu
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Penentuan Informan Sebelum melakukan wawancara, pastikan bahwa calon informan
anda adalah orang yang memiliki pengetahuan yang memadai
tentang informasi-informasi yang anda butuhkan.

Dengan kata lain, informasi-informasi mengenai bidang tertentu


tentu saja harus ditanyakan pada nara sumber yang menguasai
bidang tersebut.

Misalnya, jika anda ingin mengetahui informasi tentang harga


obat-obatan yang beredar di pasaran, sebaiknya anda memilih
petugas apotek sebagai narasumber, bukan dokter.

Kecerobohan dalam menentukan informan akan mempengaruhi


kualitas informasi yang akan anda sajikan.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara Wawancara yang terencana sebaiknya dilengkapi dengan interview guide
(pedoman wawancara) dalam bentuk sejumlah daftar pertanyaan yang
telah disusun sebelumnya.

Pedoman wawancara sangat membantu pewawancara dalam menjaga


arah atau topik wawancara (terutama dalam wawancara yang
mengandung pertanyaan-pertanyaan berstruktur).

Di samping itu pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya


lebih menjamin kelengkapan informasi. Sebaliknya, wawancara yang
dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara dapat menyebabkan
wawancara menjadi tidak terarah bahkan menyimpang dari tema yang
semestinya. Akibatnya, substansi informasi yang disajikan menjadi kurang
jelas dan lebih banyak menyajikan informasi yang tidak relevan.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Informasi yang baik setidak-tidaknya harus memenuhi unsur-
Lima ‘W’ dan Satu ‘H’ unsur 5W dan 1H, yaitu : 1. What (apa) 2. Who (siapa) 3.
Where (di mana) 4. Why (mengapa), 5. When (kapan), dan 6.
How (bagaimana)
Informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan (melalui media
cetak) atau tuturan (radio) menuntut penjabaran masing-
masing unsur di atas secara lebih rinci ke dalam sejumlah
variabel yang lebih spesifik (berbicara banyak tentang hal yang
kecil).

Misalnya, unsur “who” dapat dijabarkan ke dalam sejumlah


variabel : nama, alamat, umur, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, jumlah anak, pendidikan, profesi, tinggi badan,
berat badan, hobi, obsesi, makanan pavorit, dan sejumlah ciri-
ciri lain yang melekat pada seseorang.
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Lima ‘W’ dan Satu ‘H’
Sementara pada media elektronik yang bersifat audio
visual (misalnya televisi) informasi dapat disajikan
dalam bentuk narasi yang menuturkan garis besar
suatu obyek atau peristiwa, selebihnya dilengkapi
dengan penayangan secara visual (berbicara sedikit
tentang hal yang besar) (bedakan penyampaian
informasi dalam bentuk siaran langsung pertandingan
sepakbola melalui media radio dan televisi).
MEMAHAMI DAN MENGUASAI KEGIATAN WAWANCARA
Alat Bantu

Untuk keperluan wawancara, pewawancara hendaknya melengkapi


dirinya dengan alat bantu berupa catatan wawancara dan atau alat
perekam suara (tape recorder). Selanjutnya bahan-bahan informasi
baik berupa catatan maupun rekaman diolah dan dikemas sedemikian
rupa dalam bentuk sajian informasi yang siap dipublikasi.
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN

Definisi Kewirausahaan menurut David E. Rye


(1996) adalah suatu pengetahuan terapan dari
konsep dan teknik manajemen yang disertai risiko
dalam merubah atau memproses sumberdaya
menjadi output yang bernilai tambah tinggi (value
edded).

Perubahan ini dilakukan melalui menciptaan


diferensiasi, standarisasi, proses dan alat desain
dalam menciptakan pasar dan pelanggan baru.
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN

Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut Instruksi Presiden


Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Me-masyarakat-kan dan Membudaya-kan
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara
kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN
Dengan demikian, tentunya kita mengharapkan
motivasi kewirausahaan dapat membudaya dan
menjadi salah satu konsep perekonomian nasional.

Sesungguhnya, kewirausahaan memiliki potensi untuk


itu. Potensi tersebut ditandai oleh beberapa keunggulan
komparatif (comparative advantages) dibandingkan
dengan konglomerasi. Di masa mendatang, para
wirausahawan dituntut untuk mampu
mentransformasikan keunggulan kompetitif nasional
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN
Entrepreneur dalam dunia bisnis telah banyak dijadikan
pilihan bagi sebagian besar pelaku bisnis. Entrepreneur telah
dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri dan berhasil,
dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain.
Dengan berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang
dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang
mereka inginkan, namun di samping itu juga,
berentrepreneur akan mendapatkan kebebasan keuangan
dan waktu yang cukup untuk melakukan berbagai kegiatan
yang mereka sukai bersama teman-teman dan keluarganya.
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah Orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan


(keberanian mengambil resiko, keutamaan, kreativitas dan keteladanan
dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan
dan kemampuan sendiri).

Kewirausahaan dalam konteks kehidupan sehari-hari:


(1) Kemampuan kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi)
dengan semangat mandiri;
(2) Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil resiko;
(3) Kreatif dan inovatif;
(4) Tekun teliti dan produktif;
(5) Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN
Fungsi pokok wirausaha: (1) Membuat keputusan-keputusan
penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran
perusahaan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani. Skala
usaha dan permodalannya dan tentang kriteria
pegawai/karyawan dan cara memotivasi dan
mengendalikannya; (2) Mencari dan menciptakan berbagai cara
baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input,
serta mengolahnya menjadi barang dan jasa yang menarik dan
memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan
langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan.
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN
Karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya seorang wirausaha yang berpeluang
sukses:
(1) Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat, tanggung-jawab, ketekunan dan kesehatan;
(2) Kemampuan berpikir (thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis;
(3) Kemampuan membina relasi (competency in human relation), seperti mudah bergaul (sociability),
mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah, suka membantu (cheer fullness), kerja sama,
penuh pertimbangan (consideration), dan bijaksana (tactfulness);
(4) Mampu menyampaikan gagasannya (communication skills), seperti terbuka dan dapat menyampaikan
pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo);
(5) Keahlian khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses produksi atau pelayanan yang
dibidanginya, dan tahu dari mana mendapatkan informasi yang diperlukan
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN

Kunci sukses dari para wirausahawan: (1) Motivasi, yaitu


keinginan menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat
melalui prestasi kerja sebagai wirausaha; (2) Pengetahuan,
yaitu keinginan belajar terus agar tidak menjadi usang
dalam perubahan situasi persaingan usaha; (3) Menjalani,
yaitu keinginan berhasil yang didukung dengan
perencanaan matang yang dipersiapkan secara realistis
sesuai dengan kebutuhan menghadapi persaingan dan
kemampuan melaksanakannya
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN
Kualifikasi Dasar wirausahawan yang baik atau wirausaha yang
andal (administrative entrepreneur) dan kualifikasi wirausaha
tangguh dan unggul (innovative entrepreneur).

Ciri dan cara wirausahawan unggul (sukses): (1) Berani mengambil


risiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha
menghindarinya; (2) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan
karya bakti yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok,
tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara; (3) Antisipatif
terhadap perubahan akomodatif terhadap lingkungan; (4) Kreatif
mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi; (5) Selalu berusaha meningkatkan
keunggulan dan citra perusahaan melalui investasi baru di
berbagai bidang.
INFORMASI TERKAIT KEWIRAUSAHAAN
Ciri dan cara wirausahawan tangguh:
(1) Berpikir stratejik serta adaptif terhadap perusahaan dalam
berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
mengandung risiko yang agak besar dan dalam mengatasi
berbagai masalah;
(2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui
berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan;
(3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan
kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta
meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian
intern;
(4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan
ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan
motivasi dan semangat kerja serta penumpukkan
permodalan.
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA

Mengembangkan Jiwa Berwirausaha


dengan menumbuhkan Ide, Kreativitas dan Inovasi bagi Generasi Muda
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
PENGERTIAN IDE

Lahirnya ide dalam diri seorang wirausaha merupakan langkah


awal dari suatu inovasi bisa dilakukan oleh seorang wirausaha
bila orang tersebut mampu melahirkan ide atau gagasan bisnis
dalam pikirannya."Definisi ide adalah buah pikir manusia yang
muncul karena adanya suatu pengamatan yang secara rasional
dianggap logis dan memiliki nilai manfaat baru“.
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
A. Prinsip Melahirkan Ide

Beberapa prinsip dalam melahirkan subuah ide dalam pikiran manusia adalah sebagai berikut:

1. Selalu Membuka Pikiran


a. Berpikir bahwa ide Anda adalah yang terbaik, karena kondisi tersebut akan membimbing Anda
menghasilkan ide-ide yangbaik.
b. Perenungan, introspeksi dan umpan balik membantu Anda memperoleh ide-ide terbaik.

2. Selalu Membuka Mata Melihat keberhasilan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang atau
perusahaan lain adalah cara terbaik dan lebih efisien
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
B. Sumber Menggali lde

Beberapa sumber atau potensi untuk menggali suatu ide


adalah sebagai berikut:
1. Mencari kebutuhan konsumen
2. Mengamati mata rantai saluran distribusi perusahaan
3. Kebijakan Pemerintah
4. Penelitian dan Pengembangan
5. Hobby
6. Kecendrungan prilaku konsumen
7. Kegunaan lain dari barang yang sudah ada (menambah Utility)
8. Peristiwa di suatu wilayah
9. Moment kegiatan atau hari-hari besa
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
PENGERTIAN KREATIVITAS
Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide yang dihasilkan
dari suatu kreatifitas. Kreatifitas ini lah yang akan membawa
wirausahawan untuk melakukan inovasi terhadap bisnisnya
Kreatifitas adalah inisiatif terhadap penciptaan suatu produk
atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai
ROCKLER (Materi pelatihan Kewirausahaan LP3I Bandung
,2004) dalam Innovative Teaching Strategies mendefinisikan
kreatifitas adalah kesadaran seseorang untuk mendapatkan
suatu perspektif baru dan sebagai hasilnya membawa sesuatu
yang baru. Sifat keorisinilan seorang wirausaha menuntut
adanya kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
Bila seseorang telah memiliki unsur-unsur kreativitas atau daya cipta, maka apakah dia dapat disebut sebagai orang
yang kreatif (creativeperson).

Menurut A. Roe (1963, Psychological Approaches to Creativity in Science, New York University, New York), bahwa syarat-
syarat agar seseorang disebut kreatif, antara lain:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness toexperience).
2. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observance seeing things in unusual ways).
3. Keingintahuan (curiosity).
4. Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and reconciling apperent opposites).
5. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerence ofambiguity).
6. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in judgement, thought and action).
7. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy).
8. Kepercayaan terhadap diri sendiri(self-reliance).
9. Tidak sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group standards and control).
10. Kesediaan untuk mengambil risiko yang diperhitungkan (willingness to take calculated risks).
11. Ketekunan (persistence)
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
MENGELOLA KREATIVITAS Membicarakan kreativitas (daya cipta) merupakan hal yang sulit.
Karena creativity datang dari 'sono' (hak prerogatif Yang Maha
Kuasa). Kalau demikian, bagaimana kreativitas itu bisa dikelola?
Tetapi, kreativitas merupakan renungan yang sangat mendalam
(preoccupation), dan banyak manajer di setiap tipe perusahaan.
Karena mereka tahu bahwa kemajuan perusahaan banyak
tergantung terhadap ada dan hidupnya kreativitas orang-orang yang
ada di dalam perusa haan. Itu sebabnya, mengapa manajemen dan
setiap staf dalam perusahaan harus membuat suasana dan atmosfir
dalam organisasi agar kreativitas bisa hidup dan berkembang. Hidup
dan berkembangnya kreativitas sangat menentukan daya saing
perusahaan. Daya saing ini adalah penentu masa depan
perusahaan.
MENGEMBANGKAN JIWA BERWIRAUSAHA
BAGI GENERASI MUDA
Kreativitas adalah kompetitif isu, bukan sekadar sesuatu
yang baik. Kreativitas merupakan sumberdaya yang
sangat bernilai tinggi dan untuk itu harus dipelihara dan
dihidupkan, bukan disia-siakan, mempertimbangkan
besamya biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan
talenta daya cipta (creativetalent) dan infrastruktur
pendukung pekerjaan yang kreatif
Mengelola Kreativitas memang memerlukan sebuah
sikap eksperimental (experimental attitude) terhadap
pengembangan tipe-tipe baru organisasi. Banyak
organisasi kewirausahaan, pada hakikatnya, adalah
laboratorium di mana struktur organisasi disesuaikan
dengan tantangan bisnis masa depan yang saat ini
sedang berkembang
TUGAS
STUDI KASUS
Mengembangkan Instrumen Wawancara
Membuat Laporan Hasil Wawancara
Membuat Kesimpulan Hasil Wawancara
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai