Anda di halaman 1dari 15

BIMBINGAN DAN KONSELING

TUGAS 4

Disusun Oleh:

RAHMA DENI
19005136

Dosen Pengampu:
Dra.Khairani, M.Pd., Kons

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
RESUME
PRINSIP PRINSIP BIMBINGAN KONSELING (UMUM DAN KHUSUS)

A. Prinsip Berkaitan dengan Peserta Didik


Prinsip merupakan hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses Bimbingan dan
Konseling (BK). Setelah memahami pengertian BK, maka penting dan perlu dipahami
pula mengenai pinsip-prinsip dasar BK. Pada dasarnya, situasi bimbingan merupakan
situasi menolong atau merupakan suatu ‘helping relationship’, maka keberhasilan
kegiatan membimbing akan dipengaruhi oleh sifat hubungan antara ‘yang dibimbing’ dan
‘yang membimbing’.
Adapun prinsip-prinsip dalam BK terdiri atas prinsip secara umum dan secara
khusus.
1. Prinsip BK Secara Umum
Menurut Tidjan (2000:15-17) prinsip-prinsip BK secara umum sebagai berikut :
a. Dasar BK tidak dapat terlepas dari dasar pendidikan dan dasar negara dimana
bimbingan dan pendidikan itu berada di dasar bimbingan dan konseling adalah
Pancasila, yang merupakan dasar falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
b. Tujuan BK tidak terlepas dari tujuan pendidikan pada umumnya hingga tujuan
bimbingan adalah membantu tercapainya tujuan pendidikan.
c. Fungsi BK adalah proses pendidikan maupun pengajaran, sehingga langkah BK harus
sejalan dengan langkah-langkah pendidikan.
d. BK diperuntukkan semua individu normal tidak terbatas umur.
e. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu dalam proses
perkembangannya.
f. Bimbingan lebih mengutamakan segi-segi preventif, disamping usaha-usaha yang
bersifat korektif, kuratif, maupun preservatif.
g. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
h. Bimbingan diberikan secara profesianal, yaitu diberikan oleh orang-orang yang betul-
betul ahli dibidangnya dan dilaksanakan secara ilmiah sesuai dengan prosedurnya.
i. Bimbingan diberikan untuk membantu individu untuk dapat menyatakan dirinya dan
mengaktualisasikan dirinya, sehingga akhirnya dapat membimbing dirinya sendiri.
j. Bimbingan adalah individualisasi dan sosialisasi dalam pendidikan.
k. Bimbingan diberikan sesuai dengan kode etik BK.
l. Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui
sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh.
Sedangkan menurut (Sukardi, 2000) prinsip-prinsipBK secara umum sebagai
berikut.
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlulah
ingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek
kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang
dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
c. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu
atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan
yang dirasakan individu yang dibimbing. Individu atau siswa memiliki beragam
kebutuhan, oleh sebab itu, dalam pemberian bantuan harus diawali dengan
mengidentifikasi berbgai kebutuhan individu atau siswa yang bersangkutan.
f. Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel (tidak kaku). Artinya harus
bisa menyesuaikan dengan kondisi.
g. Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program
pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau madrasah yang bersangkutan. Bimbingan
dan konseling di sekolah dilakukan dalam rangkah mendukung implementasi program
pendidikan dan pembelajaran. Oleh sebab itu, rumusan programnya harus disesuaikan
dan sinergi dengan program sekolah dan madrasah yang bersangkutan.
h. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para
pembantunya serta dapat bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna di
luar sekolah.
i. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk
mengetahui sampai diaman hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara
pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
2. Prnsip khusus
Prinsip BK Secara KhususMenurut Pedoman Pelaksanaan Kurikulum tahun 1975
Buku III C, prinsip-prinsip BK secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Prinsip BK yang berhubungan dengan siswa
Adapun prinsip BK yang berhubungan dengan individu yang dibimbing(siswa)
sebagai berikut :
a. Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
b. Harus ada kriteria untuk mengatur  prioritas pelayanan BK kepada individu atau
siswa.
c. Program pemberian BK harus berpusat pada siswa.
d. Pelayanan dan BK di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
e. Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
f. Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat
menolong dirinya sendiri.
2. Prinsip BK yang berhubungan dengan Pembimbing
Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang memberikan
bimbingan (konselor atau guru pembimbing) sebagai berikut :
a. Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
b. Petugas bimbingan di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian
pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
c. Petugas-petugas bimbingan harus mendapat kesempatan untuk
memperkembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai latihan penataran.
d. Petugas-petugas bimbingan hendaknya selalu mempergunakan informasi yang
tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan
untuk membentuk individu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih
baik.
e. Petugas-petugas bimbingan harus menghormati dan menjaga kerahasiaan
informasi tentang individu yang dibimbingnya.
f. Petugas-petugas bimbingan mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik
yang tepat dalam melakukan petugasnya.
g. Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam bidang, seperti minat, kemampuan, dan hasil belajar individu
untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
3. Prinsip BK yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi (Manajemen)
pelayanan BK.
Adapun prinsip BK yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi
(manajemen) pelayanan BK sebagai berikut :
a. BK harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b. Pelaksanaan BK ada di kartu pribadi (commulative record) bagi setiap siswa.
c. Program pelayanan BK harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah atau
madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing
pembimbing mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan BK.
e. BK dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan masalah
yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan masalah
terkait.
f. Dalam menyelenggarakan pelayanan BK, sekolah dan madrasah harus bekerja
sama dengan berbagai pihak.
g. Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam
penyelenggaraan BK di sekolah.
Selain itu, menurut (Prayitno & Amti, 2004) prinsip-prinsip BK secara khusus
sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan BK adalah peserta didik (individu-individu), baik secara
perseorangan maupun kelompok.Individu-individu itu sangat bervariasi, misalnya
dalam hal umurnya, jenis kelaminnya, status sosial ekonomi keluarga, kedudukan,
pangkat dan jabatannya, keterikatannya terhadap suatu lembaga tertentu, dan variasi-
variasi lainnya.
Berbagai variasi itu menyebabkan individu yang satu berbeda dari yang
lainnya.Masing-masing individu adalah unik.Secara lebih khusus, yang menjadi
sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu,
tetapi secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya.Sikap dan
tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi
diri sendiri, serta kondisi lingkungannya. Variasi dan keunikan individu, aspek-aspek
pribadi dan lingkungan, serta sikap dan tingkah laku individu dalam perkembangan
dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip BK sebagai berikut:
a. BK melayani individu, tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa,
agama, dan status sosial ekonomi.
b. BK berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk dari berbagai
aspek kepribadian yang kompleks dan unik. Oleh karena itu, pelayanan BK perlu
menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan BK sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiri
perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan,
kelemahan, dan permasalahannya.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung faktor-
faktor yang secara potensial mengarah kepada pola-pola tingkah laku yang tidak
seimbang. Oleh karena itu, pelayanan BK yang bertujuan mengembangkan
penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman harus
mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.
e. Meskipun individu yang satu dengan yang lainnya adalah serupa dalam berbagai
hal, perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya
yang bertujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu-individu
tertentu, baik mereka itu anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu
tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan
hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu
yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu. Masalah-masalah
yang timbul sangat bervariasi.Secara ideal pelayanan BK ingin membantu semua
individu dengan berbagai masalahnya itu.Namun, sesuai dengan keterbatasan yang
ada pada dirinya sendiri, pelayanan BKhanya mampu menangani masalah klien
secara terbatas. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah:
a. Meskipun pelayanan BK menjangkau setiap tahap dan bidang perkembangan dan
kehidupan individu, tetapi bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada
hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap
penyesuaian dirinya dirumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak
sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan  terhadap kondisi
mental dan fisik individu.
b. Keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang kurang menguntungkan merupakan
faktor salah satu pada diri individu dan hal itu semua menuntut perhatian seksama
dari para konselor dalam mengentaskan masalah klien.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Kegiatan pelayanan BK baik diselenggarakan secara insidental maupun
terprogram.Pelayanan insidental diberikan kepada klien-klien yang secara langsung
(tidak terprogram atau terjadwal) kepada konselor untuk meminta bantuan.Konselor
memberikan pelayanan kepada klien secara langsung pula sesuai dengan
permasalahan klien pada waktu mereka itu datang.Konselor memang tidak
menyediakan program khusus untuk mereka.Klien-klien insidental seperti itu
biasanya datang dari luar lembaga tempat konselor bertugas.Pelayanan insidental itu
merupakan pelayanan konselor yang sedang menjalankan praktek pribadi.
Untuk warga lembaga tempat konselor bertugas, yaitu warga yang pemberian
pelayanan BKnya menjadi tanggung jawab konselor sepenuhnya.Konselor dituntut
untuk menyusun program pelayanan. Program ini berorientasi kepada seluruh warga
lembaga itu (misal sekolah atau kantor) dengan memperhatikan variasi masalah yang
mungkin timbul dan jenis layanan yang dapat diselenggarakan, rentangan dan unit-
unit waktu yang tersedia (misalnya caturwulan, atau semester, atau bulan),
ketersediaan staf, kemungkinan hubungan antarpersonal dan lembaga, kemudahan-
kemudahan yang tersedia, dan faktor-faktor lainnya yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan di lembaga tersebut. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program
layanan BK itu adalah seebagai berikut:
a. BK merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan. Oleh
karena itu, program pengembangan BK harus disusun dan dipadukan sejalan
dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.
b. Program BK harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga (misalnya
sekolah), kebutuhan individu, dan masyarakat.
c. Program pelayanan BK disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan
kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa. Disekolah misalnya, dari jenjang
pendidikan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
d. Terhadap pelaksanaan BK hendaknya diadakan penialian yang teratur untuk
mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui
kesesuaian antara program yang direncanakan dengan pelaksanaannya.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
Pelaksanaan pelayanan BK (baik yang bersifat insidental maupun terprogram)
dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini, selanjutnya
diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli di bidangnya,
yaitu konselor profesional. Konselor yang bekerja di suatu lembaga yang cukup besar
(misalnya sebuah sekolah), sangat berkepentingan dengan peyelenggaraan program-
program BK secara teratur dari waktu ke waktu. Kerja sama dari berbagai pihak, baik
didalam maupun diluar tempat konselor bekerja perlu dikembangkan secara
optimal.Prinsip-prinsip berkenaan dengan hal tersebut adalah:
a. Tujuan akhir BK adalah kemandirian setiap individu. Oleh karena itu, pelayanan
BK harus diarahkan untuk mengembangkan klien agar mampu membimbing diri
sendiri dalam menghadapai setiap kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
b. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh klien
hendaklah atas kemauan klien sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
konselor.
c. Permasalahan khusus yang dialami klien (untuk semua usia) harus ditangani oleh
(dan kalau perlu dialihtangankan kepada) tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan khusus tersebut.
d. BK adalah pekerjaan profesional. Oleh karena itu, dilaksanakan oleh tenaga ahli
yang telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang BK. 
e. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan
BK. Oleh kerana itu, kerja sama antara konselor dengan guru dan orang tua sangat
diperlukan.
f. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena itu,
keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk
mengurangi kebodohan dan hambatan-hambatan yang ada pada lingkungan
individu.
g. Untuk mengelola pelayanan BK dengan baik dan sejauh mungkin memenuhi
tuntutan individu, program pengukuran dan penilaian terhadap individu
hendaknya dilakukan, dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan
penilaian itu dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Dengan
pengadministrasian instrument yang benar-benar dipilih dengan baik, data khusus
tentang kemampuan mental, hasil belajar, bakat dan minat, dan berbagai ciri
kepribadian hendaknya dikumpulkan, disimpan, dan dipergunakan sesuai dengan
keperluan.
h. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan individu dengan lingkungannya.
i. Tanggung jawab pengelolaan program BK hendaknya diletakkan dipundak
seorang pimpinan program yang terlatih dan terdidik secara khusus dalam
pendidikan BK, bekerja sama dengan staf dan personal, lembaga ditempat
bertugas dan lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang program BK.
j. Penilaian periodik perlu dilakukan terhadap program yang sedang berjalan.
Kesuksesan pelaksanaan program diukur dengan melihat sikap-sikap yang
berkepentingan dengan program yang sedang disediakan (baik pihak-pihak yang
melayani maupun yang dilayani), dan perubahan tingkah laku klien yang pernah
dilayani.

B. Tujuan Pendidikan
Tujuan utama layanan bimbingandan konseling di sekolah adalahmemberikan
dukungan pada pencapaiankematangan kepribadian, keterampilansosial, kemampuan
akademik, danbermuara pada terbentuknya kematangankarir individual yang diharapkan
dapatbermanfaat di masa yang akan datang(Fatur Rahman, 2012:10).Tujuan Bimbingan
dan Konseling
1. Membantu induvidu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian, dan
intepretasi dalam hubungannya dgn situasi – situasi.
2. Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan
3. Membantu individu menjadi manusia yang bermanfaat.
4. Memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan.
5. Melakukan perubahan perilaku secara positif.
6. Melakukan pengambilan keputusan.
7. Menyelesaikan permasalahan individu
Tujuan pendidikan dasar dalam PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
Pasal 3yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

C. Permasalahan
Dewa Ketut Sukardi (2004: 24) menyebutkan ada dua permasalahan dalam yang
diatasi oleh layanan Bimbingan dan Konseling yaitu: bimbingan dan konseling berkenaan
dengan masalah pribadi, berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental/ fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan
terhadap mental dan fisik individu. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan
merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan konseling.
Masalah yang disampaikan siswa kepada guru BK/Konselor menurut (Khofifah,
Sano, & Syukur, 2017)terdiri atas 4 bidang masalah yaitu:
1. Masalah Pribadi
Masalah yang disampaikan siswa berkaitan dengan cemas atau khawatir tentang
sesuatu yang belum pasti, mudah marah/tidak mampu mengendalikan diri dan mudah
lupa, masalah sukar menerima pendapat orang lain, kondisi tubuh kurus/gemuk,
warna kulit dan berat badan tidak ideal. Untuk mengatasi permasalahan yang ada
siswa diharapkan terbuka untuk menceritakan semua masalah pribadi yang
dialaminya, jika siswa lebih terbuka dan mengungkapkan masalahnya, siswa pasti
akan mendapatkan manfaat dari keterbukaanya menceritakan kepada guru
BK/Konselor akan membuat perasaan menjadi lega, hati tenang, nyaman, dan
memperoleh sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan kedepannya. Jika
permasalahan yang dihadapinya hanya disimpan dalam hati dan tidak mau terbuka
akan berdambak buruk pada diri siswa itu sendiri seperti, kehidupan sehari-hari
menjadi tidak efektif, suntuk, dan tidak bersemangat dalam menjalani kehidupannya.
2. Masalah Belajar
Masalah belajar yang dikonsultasikan yaitu, sulit untuk belajar teratur, sulit untuk
memusatkan perhatian dan kurang teliti dalam mengerjakan ulangan, masalah
kedapatan menyalin pekerjaan rumah (PR) teman, malas mempelajari buku pelajaran
dan terpaksa mengikuti mata pelajaran yang tidak disukai, tidak menguasai
keterampilan belajar, siswa tidak tahu bagaimana cara mencatat yang mudah dan
mudah dipahami, serta menemukan pokok-pokok penting dari setiap materi pelajaran.
Sulitnya siswa mematuhi peraturan dalam belajar, sulitnya siswa memanfaatkan
waktu belajar yang kosong, hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan belajar siswa dan
pengaturan waktu belajar siswa.
3. Masalah Sosial
Siswa yang menyampaikan permasalahan sosial berhubungan dengan, sering
dikecewakan oleh teman, merasa diremehkan orang lain dan mudah tersinggung
dengan perkataan orang lain, sulit dalam menjalin persahabatan dengan orang lain,
punya prasangka buruk terhadap orang lain, keinginan diperhatikan oleh teman laki-
laki dan perempuan. Keadaan seperti ini bisa mengakibatkan siswa terisolir dalam
lingkungan bermasyarakat.Untuk mendapatkan solusi secara tepat atas permasalahan
sosialnya, guru BK/Konselor harus terlebih dahulu melakukan identifikasi dalam
upaya mengenali gejala-gejala secara cermat terhadap fenomena-fenomena yang
menunjukkan kemungkinan adanya permasalahan sosial yang melanda
siswa.Diagnosis dilakukan untuk mengetahui dan menetapkan jenis masalah yang
dihadapi siswa/klien kelompok dan konseling perorangan.
4. Masalah Karir
Masalah karir yang disampaikan siswa kepada guru BK/Konselor yaitu, masalah
jurusan yang akan dipilih, persiapan karir, belum mengetahui bakat yang cocok untuk
jabatan/pekerjaan. Jadi untuk keberhasilan siswa dalam menentukan dan memilih
karir amatlah ditentukan dari kemampuan guru BK/Konselor memberikan gambaran
dan memberikan keyakinan kepada siswa tentang kemampuan dan potensi yang
dimiliki serta mampu mengarahkan siswa menuju karir yang sesuai dengan
kemampuannya tersebut dengan memberikan layanan informasi tentang pemilihan
jurusan, bakat dan minat siswa serta menggali lagi permasalahan siswa melalui
layanan konseling perorangan.

D. Pengorganisasian
Pengorganisasian Kegiatan Bimbingan dan Konseling Melaksanakan
program/kegiatan bimbingan dan konseling yang telah disusun tentu diperlukan
orang/tenaga.Orang tersebut harus diorganisasikan agar dapat bekerja secara efektif
dan efisien.Jadi, mengorganisasikan berarti melengkapi program yang telah disusun
dengan susunan organisasi pelaksananya.
Empat kata kunci (apa, oleh siapa, kapan, dan apa targetnya), dapat digunakan
sebagai pola dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling. Kata kunci
tersebut harus tergambar dengan jelas dalam pengorganisasian kegiatan bimbingan dan
konseling.Dalam mengorganisasikan kegiatan bimbingan dan konseling, sebagai
penanggung jawab kepala sekolah harus mengetahui kemampuan dan karakteristik
guru dan staf lainnya sehingga dapat menempatkan pada posisi/tugas yang sesuai.
Setelah organisasi tersusun, maka guru bimbingan dan konseling dapat membina
kerjasama dengan guru-guru lain dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling.
Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling. Penempatan personel bimbingan dan
konseling yang tepat dalam organisasi serta pembagian tugas yang tepat. Dalam SK
Menpan No. 84/1993 (Prayitno, 2001: 6) ditegaskan bahwa tugas pokok guru
bimbingan dan konseling adalah: Menyusun program bimbingan, melaksanakan
program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, Depdiknas (2008: 233) yang menyatakan
bahwa personel utama pelakanaan bimbingan dan konseling adalah: Konselor dan staf
administrasi bimbingan dan konseling. Sementara personel pendukung pelaksana
pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam
pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,guru mata pelajaran, wali kelas, staf
administrasi) di dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling, dengan
koordinator dan guru pembimbing/konselor serta staf administrasi bimbingan dan
konseling sebagai pelaksana utamanya.
Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah satu cara mengatasi
masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan yang terorganisir dan
melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah.Organisasi harus mempunyai tujuan
yang jelas.Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang dicapai, sehingga tidak mungkin
suatu organisasi tanpa adanya tujuan.bahwa Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya
DAFTAR PUSTAKA

Khofifah, A., Sano, A., & Syukur, Y. (2017). Permasalahan yang disampaikan siswa kepada
guru BK/konselor. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 3(1), 45–52.
Prayitno, E. A., & Amti, E. (2004). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sukardi, D. K. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Jelaskan peran yang dapat dilakukan sebagai guru dalam merealisasikan prinsip BK yaitu:

a. Terkait dengan peserta didik


Hal yang dapat dilakukan sebagai seorang konselor atau guru BK dalam menjalam prinsip BK
yaitu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling seorang konselor dalam bimbingan dan
konseling harus memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dan
guru juga bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan belajar peserta didik.Berpartisipasi
dalam kegiatan kasus penangan masalah siswa, dan juga membantu mengembangkan suasana
kelas hubungan guru dan siswa agar menunjang terlaksananya pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Dan juga mengabangkan potensi siswa dan juga membantu memecahkan
permasalahan siswa

b. Tujuan pendidikan
Paran konselor dalam bimbingan konselin dengan tujuan pendidikan yaitu

1)Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,perkembangan karier serta kehidupan dimasa yang


akan datang

2)Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilki peserta didik

3)Membantu peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dan juga lingkungan kerjanya nanti.

4)Membantu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi atau proses
pembelajaran, dan juga penyesuaian dengan lingkungan sekolah dan masyarakat.

c. Permasalahan
Permasalahn yang mungkin akan di hadapi guru atau konselor dalam melaksanakan prinsip BK
yaitu :

1)Masalah emosi

2)Masalah penyesuaian diri

3)Masalah perilaku seksual

4) Masalah perilaku social

5)Masalah moral

6)Masalah keluarga

Dan lain sebaginya

Anda mungkin juga menyukai