Disusun Oleh:
Ericha Zahrah Jannati
Erni Nurlitha Yulianti
Faatihah Putri Rachmawati
Farid Muhammad
Fitriya Wahyu Ningsih
Erni Ambarwati
Evi Rosvita Ningrum
Fajar Tri Atmojo
Febrim Nur Ramadhona
Fajar Nugroho Hariyanto
Fitri Nur Cahyani
Farah Faida Fikriah
Fatin Halimah
Fitria Salma Nurrohmah
Evie Nur Azizah
BAB I
HAKIKAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
BAB II
PARADIGMA ILMIAH SOSOLOGI PENDIDIKAN
BAB III
ANALISIS SOSIOLOGI TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
BAB V
GURU DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI
A. Pengertian Sekolah
Sekolah memiliki dua pengertian. Pertama, lingkungan fisik dengan
berbagai perlengkapan yang merupakan tempaat menyelenggaraan proses
pendidikan untuk usia dan kriteria tertentu. Kedua, proses kegiatan belajar
mengajar. Sekolah sebagai organisasi memiliki perbedaan dengan organisasi
lainnya. Sebagai contoh dengan dengan organisasi pabrik atau klub sepak bola.
BAB VII
KAJIAN ILMU SOSIAL DAN SOSIOHISTORIS INSTITUSI-INSTITUSI
PENDIDIKAN ISLAM
7. Universitas
a. Sejarah dan Misi Universitas Islam
Di dunia Islam klasik, institusi pendidikan yang utama
adalah madrasah, yang didirikan oleh individu melalui wakaf. Sang
pendiri diperkenankan menunjuk ahli waris dan penerusnya.
Antara tahun 1100 dan 1200 sudah terjadi aliran masuk
pengetahuan baru ke Eropa Barat, sebagian besar melalui para
ilmuan Arab dari Spanyol. Pada abad ke-13 orientasi sekuler dan
ketergantungan terhadap sains dan bukan pada kebenaran wahyu
ini telah menjadi dasar bagi prinsip pendidikan pada institusi-
institusi pendidikan di Eropa. Pada dasarnya, dalam pendidikan
islam tidak ada pemisahan antara pengetahuan sekuler dan wahyu.
Oleh karena itu, para ilmuan islam menganggap bahwa
pengetahuan adalah kepercayaan dasar (amanah) yang diberikan
kepada manusia. Oleh karena itu pula, menjadi kewajiban bagi
ilmuan islam untuk menyelidiki, mempelajari, memahami, dan
mengajarkan seluruh jenis pengetahuan.
Sementara itu, di dunia Barat berkembang suatu celah
antara pendekatan teologis dan pendekatan sekuler. Universitas-
universitas barat, yang didirikan dengan tujuan membebaskan
pencarian pengetahuan dari kontrol gereja, menekankan suatu
pendekatan ilmiah sekuler terhadap alm luar dan alam manusia.
Setelah hadirnya pengetahuan sekuler di Eropa, para ahli agama
berupaya secara sistematis untuk menunjukkan keterbatasan
pengetahuan sekuler, seiring dengan mempertunjukkan perihal
perlunya pengetahuan moral dan spiritual. Sistem pendidikan
sekuler yang didasarkan pada pendekatan ini memasuki dunia
muslim secara sungguh-sungguh pada abad ke-19.
Pemerintah-pemerintah kolonial membangun universitas
untuk menciptakan elite baru yang dapat menguasai, membimbing,
dan modernisai masyarakat. Inggris mendirikan universitas
pertama di Kalkuta pada 1850, tetapi hanya sedikit muslim yang
diizinkan masuk. Melihat kemajuan lulusan-lulusan universitas
Hindu di India, Sir Sayyid Ahmad Khan mendirikan kolese
Muslim Aligarh pada 1875. Sir Sayyid Ahmad terpengaruh oleh
Jamaluddin Al-Afghani, yang merupakan suatu pendekatan ilmiah,
rasional, dan empiris Barat dalam penafsiran Al-Qur’an. Meskipun
pengaruh Khan ditentang oleh para ulama tradisional, elite baru
yang muncul kurang mengetahui Islam, tetapi mendapatkan
pengetahuan sekuler lebih banyak.
Dari Maroko hingga Iran, universitas merupakan institusi
pendidikan yang menggabungkan antara pengetahuan islam dan
pengetahuan sekuler. Selain itu, kehadiran universitas-universitas
di kawasan tersebut bertujuan memodernisasi sistem pengetahuan
tradisioanal dan agama.
b. Kronik Universitas di Dunia Islam
Universitas pertama yang resmi sebagai universitas adalah
Universitas “Utsamaniyah” yang didirikan oleh Sultan Abdulhamid
pada 1900 dan dibuka kembali pada 1908 setelah revolusi Turki
Muda. Universitas ini berganti nama menjadi Universitas Istanbul
pada 1923 setelah diubah oleh Mustafa Kemal. Sealain mengubah
nama Universitas Ustamaniyyah, Kemal membuka Universitas
Ankara pada tahun 1933.
Di Iran, Reza Syah berusaha mengikuti kebijakan
sekularisasi Kemal. Sekolah-sekolah tinggi yang telah mapan
disatukan ke dalam Universitas Tehran, dan universutas-universitas
dirancang untuk memaksakan prosen sekularisasi. Pengajaran
agama dihapus di sekolah-sekolah pada 1941. Reza Syah turun
tahta pada tahun 1941 karena tekanan dari Inggris dan Prancis.
Setelah itu, pada tahun 1979 kaum ulam meraih pendidikan di Iran.
Setelah Syah ditumbangakan oleh gerakan revolusioner yang
dipimpin Ayatullah Ruhullah Khomeini. Sejak revolusi, proses
islamisasi kurikulum dan buku-buku teks berlangsung, serta
universitas-universitas dibagi-bagi menjadi institusi-institusi
keagamaan dan sekuler.
Di Asia Selatan dan Tenggara, pola Iran berulang. Di
Malaysia dan Indonesia, sebuah sistem pendidikan islam pesantren
hidup berdampingan dengan universitas-universitas sekuler. Di
Indonesia, terdapat lembaga-lembaga Islam swasta yang telah
berkembang menjadi universitas-universitas islam. Langkah untuk
mendirikan universitas-universitas Islam di Malaysia dan Pakistan
dimulai secara sungguh-sungguh setelah Konferensi Dunia tentang
Ekonomi Islam di Jeddah pada tahun 1976 dan Konferensi Dunia
Pertama tentang Pendidikan Muslim di Mekkah pada tahun 1977.
Pada konferensi yang terakhir, teori S.A. Asyraf tentang perumusan
konsep-konsep islami untuk seluruh cabang pengetahuan guna
menggantiakan teori-teori sekuler, diterima dengan suara bulat.
Teori pendidikan Islam karya Asyraf dan revisi terhadap kurikulum
universitas, khususnya dalam bidang pendidikan keguruan, telah
menjadi sumber bagi revisi pendidikan keguruan dan metodologi
pengajaran di Universitas Islam Internasional Kuala Lumpur.
Brunei Darussalam mengumumkan islamisasi pengetahuan secara
bertahap sebagai kebijakan pendidikannya. Di Pakistan, Universitas
Islam sedang ujicoba islamisasi seluruh bidang dan sistem hukum.
Universitas-universitas Islam lain di Bangladesh dan Nigeria juga
sedang berada pada tahap eksperimental.
Di Arab Saudi, madrasah-madrasah tradisional telah
digantikan hampir seluruhnya oleh sekolah-sekolah modern dengan
kurukulum dan teks-teks yang telah diislamisasi, terutama dalam
bidang sastra dan sejarah, dan dengan pengajaran islam secara
intensif di tingkat dasar dan menengah. Di tingkat universitas,
empat pelajaran dalam budaya islam diajarkan selama 4 tahun
untuk memperkuat pendekatan islami terhadap kehidupan dan
pengetahuan. Selain itu, masih ada Universitas Islam Madinah,
yang pada dasarnya merupakan sebuah sekolah teologi dengan
metodologi pengajaran yang modern, tetapi subyeknya sama seperti
yang ada didalam madrasah-madrasah lama.
Yordania dan negara-negara teluk memiliki universitas-
universitas modern, tetapi mereka juga telah memperkenalakan
pelajaran-pelajaran kebudayaan-kebudayaan islam. Hal tersebut
juga berlaku untuk universitas-universitas di Maroko, Aljazair,
Tunisia, dan Libia.
c. Beberapa Universitas Islam Bertaraf Internasional
1) Universitas Islam Internasional Islamabad
Setelah kebijakan islamisasi di Pakistan, berdiri sebuah
lembaga sentral untuk koordinasi kebijakan ini dan untuk
pendidikan tinggi, yaitu Universitas Islam Islamabad. Universitas
ini segera menjadi pusat penyebaran pemikiran Islam bagi kaum
muslim di Pakistan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara, serta daerah-
daerah minoritas muslim. Sebagai kumpulan sejarah institut yang
berbeda dari yang sudah ada, Universitas Islam Internasioanal
menawarkan kuliah hukum islam, syariat, ekonomi, islam, dakwah,
ushuluddin, dan bahasa arab. Institut-institut tersebut adalah
sebagai berikut.
Fakultas Ushul Al-Din, sebagai institusi studi Islam umum.
Fakultas Syariah, kuliah syariat pada tingkat nasional bagi
pejabat yudisial dan penuntut umum, serta bagi khatib jum’at,
imam shalat, dan guru sekolah agama.
Institut Riset Islam, ada sejak 1960 dan berfungsi ke dalam
Universitas Islam pada tahun 1980. Institusi ini adalah seksi
penelitian dan menafsirkan ajaran islam dalam konteks
kemajuan intelektual serta ilmiah dunia modern.
Institut Studi-studi Sosial, yang segera menjadi Institut Ekonomi
Islam Internasional. Pda tahap awalnya, ia mengembangkan
sebuah kerangka bagi para lulusan doktoral, antara lain dengan
bantuan USAID (Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan
Internasional). Ia juga mengadakan program pelatiahan bagi
pejabat senior.
Institusi Linguistik dan Bahasa (Departemen Bahasa Arab dan
Inggris). Bahasa arab diajarkan untuk menghindari kekacauan
dan perpecahan di dunia muslim yang timbul akibat salah
menafsirkan bahasa Al-Qur’an, bahasa Inggris dianggap penting
untuk komunikasi lintas bangsa.
Institusi Dakwah dan Qira’at, kini Akademi Dakwah
menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan islam bagi muslim
dari Pakistan dan negara-negara lain (seperti imam, pemimpin
komunitas, mahasiswa, dan tentara). Ia juga mengadakan kuliah
korespondensi, mempersiapkan studi-studi daerah dan literatur
bagi anak-anak, serta membentuk seksi-seksi penerjemah dan
media.
2) Universitas Islam Internasional Kualalumpur (UIIK)
Universitas Islam Internasional Kualalumpur berdiri pada
1983. Gagasan mendirikan Universitas Islam Internasional (UII)
prtama-tama dibahas pada 12 Januari 1982 oleh Perdana Menteri
Malaysia, yang saat itu dijabat oleh Mahathir Mohamad. Tujuan
pendirian Universitas Islam Internasional Kualalumpur adalah
sebagai berikut.
Menegakkan kembali keunggulan Islam di segala bidang
pengetahuan.
Menghidupkan kembali tradisi Islam dalam menuntut ilmu dan
kebenaran, seperti dicerminkan karya-karya perintis pakar-pakar
dan pemikir-pemikir Islam awal.
Memadukan ilmu keagamaan dengan ilmu umum dan islamisasi
pengetahuan manusia.
Universitas Kualalumpur memperkenalkan sistem unik
matakuliah pokok ganda, yaitu setiap mahasiswa yang mengambil
spesialisasi dalam ilmu-ilmu kemanusiaan dan sosioal harus
mengambil kelas tambahan dalam disiplin ilmu kewahyuan yang
berkaitan dengan kelas pokok. Setelah mendapat tingkat pertama
dalam disiplin pokok, mahasiswa berpeluang mendapatkan gelar
sarjana muda lainnya dalam disiplin tambahan jika memperpanjang
studi dua semester lagi sampai tahun kelima.