Anda di halaman 1dari 8

TARJAMAH, TAFSIR, TAKWIL, & HERMENEUTIKA

‫ن‬ ِ ِّ‫ي ِم َن ْال َميِّت ِ َو ُم ْخ ِر ُج ْال َمي‬


َ ‫ت ِم‬ َّ ‫ب َوالنَّ َوى ي ُْخ ِر ُج ْال َح‬ِّ ‫ق ْال َح‬ ُ ِ‫• ِإ َّن هَّللا َ فَال‬
َ ‫ْال َح ِّي َذلِ ُك ُم هَّللا ُ فََأنَّى تُْؤ فَ ُك‬
‫ون‬
• Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-
buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah
Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (al-An’am 95) Tarjamah.
• Tuhan menghidupkan Burung dari Telur. Tafsir.
• Tuhan mengutamakan Mukmin daripada musyrik atau mengutamakan
yang berilmu daripada yang bodoh. Takwil.
َ ْ‫ك لَبِ ْال ِمر‬
‫صا ِد‬ َ َّ‫• ِإ َّن َرب‬
• sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (al-fajr: 14) Tarjamah
• Allah mengetahui apa yang dikerjakan oleh semua orang/manusia. Tafsir
• Peringatan Allah kepada manusia agar tidak terlena dalam dosa dan
mengabaikan perintah Allah. Takwil.
TAFSIR TAKWIL
• Tafsir Secara bahasa berasal dari kata • Takwil berasal dari kata awala-yuawilu-
Fassara-yufassiru-tafsiran; bermakna takwilan; berarti mengem-balikan (to
al-bayan atau al-idhah. (penjelasan, return) atau membalikkan (to revert). Yg
uraian, keterangan, interpretasi, dan berati kembali kepada sumber atau
komentar) yg berfungsi; to explain sampai pada tujuan.
atau to expound/ menjelaskan atau • Secara konseptual Takwil didefinisikan
menguraikan. sebagai usaha mengem-balikan lafadz
• Secara konseptual Tafsir didefinisikan dari makna yg rajih kepada makna yang
Kasyf al-murad an al-lafdh al-musykil marjuh karena ada dalil yg bisa
(menjelaskan apa yg dimaksudkan dijadikan qarinah. Al-zarkasi
mengatakan takwil sebagai usaha
dari kalimat yg sulit)
mengembalikan ayat pada makna yang
• Dalam teknis istilah tafsir dikandungnya.
didefinisikan sebagai ilmu yg • Fungsinya menemukan second meaning
berhubungan dgn upaya memahami (aspek spiritual esoterik) dari suatu teks
atau menjelaskan makna al-Qur’an yg disebut makna batin sebagai lawan
dalam batas kapasitas manusia. dari makna dhahir (exoteric). Dengan
• Dalam Operasional: 1) Penjelasan al- menggunakan metode fenomenologi yg
Qur’an dgn Al-Qur’an, 2) Al-Qur’an disebut kasyful mahjub; yaitu berusaha
dgn Hadis. 3) penjelasan al-Qur’an melepaskan penghalang dari realitas
dengan ungkapan Sahabat./ 4) Tabiin haqiqi.
• Lanj....Tafsir • Lanj.......takwil
• Karakteristik takwil; 1) digunakan untuk
• Sumber pengetahuan yg digunakan memilih salah satu dari sejumlah konotasi dari
penafsir dalam memahami al-Qur’an; suatu kata yang memliki banyak konotasi, 2)
a) sumber teks, b) Asbabun Nuzul didasarkan pada pemikiran pribadi (ijtihad), 3)
memahami tujuan nyata dibelakang suatu ayat,
• Konstruk metodis tafsir; 1) tafsir
spt contoh dlm al-fajr;14 diatas. 4) memberi
tahlili (analisis), 2) Tafsir ijmali, 3) arti suatu ayat secara keseluruhan. 5)
tafsir muqarran (komparatif), 4) berhubungan dengan arti konotasi (isyarat)
Tafsir maudhu’i (tematik) kalo tafsir dengan narasi (riwayah). 6)
• Validitas kebenaran; keserupaan atau memahami teks dengan menjadikan
pemahaman, pemaknaan, dan interpretasi teks.
kedekatan (muqarrabah) antara teks, 7) kegiatan memahami yg selalu memakai
nass atau signifier (al-lafadz) dengan gerak nalar dalam menyingkap fenomena atau
signified (al-ma’na), artinya akibatnya. Jadi kerja takwil tergantung aspek
kebenaran sebuah produk penafsiran intuitif akal.
diukur sejauh mana kesesuaian dan • Sumber pengetahuan; Epistemologi Irfani
kedekatan produk penafsiran tersebut yaitu pengetahuan yg diperoleh secara
langsung lewat pengalaman (experience),
dari sudut pandang teks. Semakin
lewat tranformasi (naql) atau rasionalitas (aql).
dekat produk penafsiran dengan • Validitas kebenaran; hanya dapat dirasakan
sebuah teks maka semakin valid pula dan dihayati secara langsung (al-ru’yah al-
produk penafsiran. mubasiroh, direct expirence) oleh intuisi,
dzauq, psikognosis.
Keunggulan dan Kelemahan Tafsir, Takwil & Hermeneutika
Keunggulan Tafsir; Mengedepankan watak objektivisme dlm penafsiran al-Qur’an
Kelemahan Tafsir; 1) hubungan dialogis dalam tafsir hanya berlangsung dua arah yaitu al-qur’an
sebagai objek dan penafsir itu sendiri= sedangkan realitas ditinggalkan. 2) Objektivisme tafsir yg
menekankan dimensi lahiriah teks dapat mempersempit ruang pemahaman terhadap al-Qur’an. 3)
konsep keabadian (qodim) menyebabkan lahirnya pandangan yg bersifat “tetap, abadi dan tunggal”
dalam memaknai al-Qur’an konsekwensinya produk tafsir masa lalu harus diberlakukan secara
konstan di masa kini dan masa depan. 4) sering para mufassir memperlakukan ayat al-Qur’an
secara terisolir, maka penafsirannya bersifat atomistik dan parsial.
Sumber pengetahuan adalah teks
Keunggulan Takwil: Membebaskan diri dari jeratan teks, maksudnya dalam memahami teks
penafsir bebas sesuai dengan fungsi intuitif penafsir, karena takwil berusaha melampaui simbol
(mitsal) untuk menembus rahasia batin teks untuk mencapai makna aslinya.
Kelemahan takwil; 1) Hanya mengacu pada teks yang bersifat inner dan transendental, 2)
mengabaikan struktur teks dan konteks sejarahnya dan memberikan prioritas pada kesadaran
intuitif mufassir, 3) pandangannya subjektif mudah memunculkan truth claim.
Sumber pengetahuan: experience (pengalaman batin)

Keunggulan Hermeneutika: membangun watak penafsiran yg lebih terbuka, toleran, fleksibel, dan
pluralis, sehingga produk penafsirannya akan terhindar dari fenomena sakralisasi pemikiran
keagamaan (taqdis afkar ad-dini). Dengan mendialogkan secara dialektis antara dunia teks,
pengarang dan pembaca. Kelemahan hermeneutik:1) bersifat relativistik sehingga tidak ada
penafsiran yg final, padahal setiap pemeluk agama membutuhkan kepastian dalam menjalankan
aktivitas keagamaan dan pemahaman ajaran agamanya.
Pengertian Tarjamah; Kata terjemah berasal dari bahasa arab, “tarjama” yang
berarti menafsirkan dan menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi
lisanin akhar), kemudian kemasukan “ta’ marbutah” menjadi al-tarjamatun yang
artinya pemindahan atau penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain (naql min lighatin
ila ukhra)------pengertian ini menjadi landasan konseptual tarjamah.
Tarjamah dibagi menjadi dua;
Terjamah Harfiyah: memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang sinonim dengan
bahasa yang lain yang susunan kata yag diterjemahkan sesui dengan kata-kata yang
menerjemahkan, dengan syarat tertib bahasanya.
Terjemah Tafsiriah atau Maknawiyah: menjelaskan maksud kalimat (pembicaraan)
dengan bahasa yang lain tanpa keterikatan dengan tertib kalimat aslinya atau tanpa
memerhatikan susunannya.
Persamaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah; Ketiganya menerangkan makna ayat-ayat
al-Qur’an, Ketiganya sebagai sarana untuk memahami al-Qur’an

Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah;


Tafsir: menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hokum-
hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat
tersebut.
Ta’wil: mengalihkan lafadz-lafadz ayat al-Qur’an dari arti yang lahir dan rajih kepada arti lain yangsamar dan
marjuh.
Terjemah: hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan penjelasan arti
kiandungan secara panjang lebar dan tidak menyimpulkan dari isi kandungannya.
Klasifikasi (macam-macam) Tafsir
Tafsir Bil Ma’tsur Tafsir Bil Ro’yi
Penafsiran Al-Qur’an berdasarkan rasionalitas
Tafsir yang merujuk pada penafsiran
pikiran (ar-ra’yu), & pengetahuan empiris (ad-
al-qur’an dengan al-qur’an atau dirayah). Tafsir jenis ini mengandalkan
penafsiran al qur’an dengan al-hadits kemampuan “ijtihad” seorang mufassir, dan
melalui penuturan para sahabat. tidak berdasarkan pada kehadiran riwayat-
Jenis tafsir ini merupakan tafsir yang riwayat (ar-riwayat). Disamping aspek itu
tertinggi yang tidak dapat mufassir dituntut untuk memiliki kemampuan
diperbandingkan dgn sumber lain. tata bahasa, retorika, etimologi, konsep
yurisprudensi, dan pengetahuan tentang hal-hal
Contoh Kitab Tafsir bil Ma’tsur; yang berkaitan dengan wahyu dan aspek-aspek
Jami al-bayan fi tafsir Al.Qur’an, Muhammad lainnya menjadi pertimbangan para mufassir.
B. Jarir al. Thabari, W. 310 H. terkenal
dengan tafsir Thabari. Contoh Kitab Tafsir Bil Ro’yi;
Bahr al-Ulum, Nasr bin Muhammad al- Mafatih al-Ghayb, Karya Muhammad bin Umar
bin al-Husain al Razy, wafat th. 606, terkenal
Samarqandi, w. 373 H. terkenal dengan
dgn tafsir al Razy.
tafsir al- Samarqandi.
Anwar al-Tanzil wa asrar al-Ta’wil, Karya ‘Abd
Ma’alim al-Tanzil, karya Al-Husayn bin
Allah bin Umar al-Baydhawi, wafat tahun
Mas’ud al Baghawi, wafat tahun 510,
685, terkenal dgn tafsir al-Baydhawi.
terkenal dengan tafsir al Baghawi.
Aal-Siraj al-Munir, Karya Muhammad al-Sharbini
Tafsir al-Qur’anul adzim, karya al-Hafidz ibnu al Khatib, wafat tahun 977, terkenal dengan
katsir, wafat th 742 H. Dikenal dengan tafsir al Khatib.
tafsir ibnu katsir.
Contoh Penafsiran
Tafsir Bil Ma’tsur Tafsir Bil Ro’yi
1) Penafsiran al-Qur’an dengan Al-Qur’an seperti Contoh dalam Surat Al-Alaq: 2
dalam QS. Al-Hajj:30.
ْ َّ‫ َوُأ ِحل‬...
‫ق‬ َ ‫ق اإل ْن َس‬
ٍ َ‫ان ِم ْن َعل‬ َ َ‫َخل‬
‫ت لَ ُك ُم األ ْن َعا ُم ِإال َما يُ ْتلَى َعلَ ْي ُك ْم‬
Kata Alaq disini diberi makna dengan bentuk
Diterangkan Al-Maidah: 3
jamak dari lafaz alaqah yang berarti
‫ير َو َما ُأ ِه َّل لِ َغي ِْر‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
ْ ‫حُرِّ َم‬ segumpal DARAH yang kental
......... ‫هَّللا ِ بِ ِه‬ Tafsir bil Ro’yi terbagi menjadi dua;
2) Penafsiran Al-Qur’an dengan Sunnah, seperti a) Tafsir Terpuji (Mahmud): Suatu penafsiran
dalam Qs. Al-An’am; 82. yang cocok dengan tujuan syar’i, jauh dari
َ ‫ين آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا ِإي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم ُأولَِئ‬
‫ك لَهُ ُم األ ْم ُن‬ َ ‫الَّ ِذ‬ kesalahan dan kesesatan, sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Arab, serta
َ ‫َوهُ ْم ُم ْهتَ ُد‬
‫ون‬
berpegang teguh pada ushlub-ushlubnya
Kata “al-zulm” dalam ayat tersebut, dijelaskan
dalam memahami nash Al-Qur’an.
Rasul dengan pengertian “al-syirk” (kemusyrikan).
3) Penafsiran Al-Qur’an dengan pendapat Sahabat. b) Tafsir Al-Bathil Al-Madzmum; Suatu
Sebagaimana dalam QS. an-Nisa’ ayat 2, kata hubb penafsiran berdasarkan hawa nafsu, yang
ditafsirkan oleh Ibnu Abas melalui riwayat Ibnu berdiri di atas kebodohan & kesesatan.
jarir dan Ibnu Halim, kata tsb diterjemahkan Manakala seseorang tidak faham dengan
dengan Dosa besar. kaidah-kaidah bahasa Arab, serta tujuan
4) Penafsiran Al-Qur’an dengan pendapat Tabiin, syara’, maka ia akan jatuh dalam
sebagaimana dalam Qs. Al-Fatihah. Kalimat kesesatan, & pendapatnya tdk bisa
Shiraat al-Mustaqim, ditafsirkan Mujahid bin dijadikan acuan.
Jabbar yaitu kebenaran.
4 Metode Penafsiran Al-Qur’an
1) Tafsir tahlili; adalah pendekatan yang dipakai dalam membahas al-Qur’an ayat demi ayat
sesuai dengan rangkaiannya yang tersusun dalam al-Qur’an. Tafsir ini mengikuti naskah al-
Qur’an dan menjelaskannya sedikit demi sedikit dengan menggunakan kaidah-kaidah
penafsiran yang diyakini lebih efektif. contoh; al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari, Al-Manar
karya Rosyid Rido, dan Fi Zhilalil Qur’an karya Sayyid Quttub.
2) Tafsir ijmali; menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an secara ringkas dengan bahasa yang popular,
mudah dimengerti, dan enak dibaca. Adapun sistematikanya penulisannya menuruti susuna
ayat dalam al-Qur’an. Contoh; Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Muhammad Farid Wajdi,
Tafsir al-Wasith karya Muhammad Sayyid Thantawi, Tafsir al-Jalalain karya jalaluddin as-
Syuyuti dan Jalaluddin al-Mahalli.
3) Tafsir Muqarran; mengemukakan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang ditulis oleh sejumplah
mufassir. Tugas mufassir (seorang pentafsir) dalam metode ini adalah menghimpun sejumlah
ayat-ayat al-Qur’an kemudian mengkaji dan meneliti penafsiran sejumlah mufassir
mengenai ayat tersebut melalui kitab tafsir mereka. Contoh; al-Bahr al-Muhith karya Abu
Hayyan, Nidom ad-durar fi tanasub al-Ayat wa suwar karya Burhanuddin al-biqa’i, al-
Burhan fi Taujih Mutasyabah al-Qur’an karya al-Khatib al-Iskafi.
4) Tafsir Maudhui; pendekatan tafsir yang mengkaji al-Qur’an dengan mengambil sebuah tema
khusus dari berbagai macam tema doktrinal, sosial, dan general yang dibahas oleh al-
Qur’an, dengan tujuan menetapkan pandangan al-Qur’an mengenai hal tersebut. Contoh; al-
Tibyan fi Aqsam al-Qur’an karya Ibnu Qoyyim, Majaz al-Qur’an karya Izz al-Din ibn Abd
al-Salam, Mufrodat al-Qur’an karya al-Raghib al-Ashfahani

Anda mungkin juga menyukai