Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

A. Pengertian Fotografi
Fotografi atau Photography (english) berasal dari bahasa latin yaitu Photos dan Graphos.
Photos berarti cahaya sedangkan Graphos adalah menulis/mencatat/melukis. Jadi fotografi
adalah melukis dengan cahaya. Fotografi juga merupakan proses menghasilkan sebuah
gambar menggunakan alat dengan bahan baku cahaya.

Fotografi Digital
Merupakan proses perekaman suatu gambar melalui perangkat elektronik
(kamera digital: DSLR, Mirror Lens, Smarphone) yang merekam suatu gambar
melalui sensor digital yang kemudian diolah untuk disimpan menjadi data biner
atau file komputer.

B. Fungsi Fotografi

1. Alat untuk menghasilkan sebuah dokumentasi atau bukti visual (Bidang Administrasi)

2. Alat untuk mengekspresikan diri atau emosi (Bidang Seni)

3. Alat untuk mempromosikan produk secara komersial (Bidang Komunikasi)

B. Jenis-jenis Fotografi

1. Fotografi Potret
Jenis ini bertujuan untuk menangkap kepribadian dan suasana hati seseorang atau
kelompok. Gambar biasanya (cenderung) candid atau berpose untuk seluruh tubuh atau
close-up, dimana wajah dan mata subjek menjadi fokus utama. Pencahayaan dan latar
belakang membantu menyampaikan emosi. Jenis potret fotografi yang populer
termasuk potret keluarga, foto pertunangan, dan potret perusahaan.

2. Fotografi Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah upaya menceritakan sebuah peristiwa yang layak diberitakan
(bahkan mungkin bersejarah) melalui foto. Foto Jurnalistik harus objektif dan jujur
dalam menangkap momen, kecenderungan jenis fotografi ini adalah berhadapan
dengan subjek yang tidak direncanakan. Karya fotografi jurnalistik akan dimuat di
majalah dan surat kabar.
3. Fotografi Model dan Produk
Fotografi model menampilkan pakaian, sepatu, dan aksesoris model agar lebih diminati
konsumen. Biasanya diterbitkan di majalah atau platform digital. Jenis ini biasanya
menjadikan seseorang sebagai subjek fotografi, atau menjadikan seseorang tersebut
sebagai model dari produk yang juga merupakan subjek fotografi. Fotografer model
bekerja dengan estetika penampilan bahkan tubuh seseorang sampai dengan detail
kemasan sebuah produk.

Komponen Fotografi (Non Fisik)


1. Keseimbangan
Mengapa keseimbangan dijadikan sebagai salah satu prinsip fotografi? Karena keseimbangan
mampu menyatukan beberapa objek menjadi sebuah kesatuan gambar yang memiliki kualitas
tinggi dan enak dilihat. Hasil foto yang memiliki tingkat keseimbangan dengan diukur secara
cermat, maka akan menghasilkan tingkat stabilitas yang sangat bagus untuk dilihat.

2. Harmoni
Sebuah gambar dapat dikatakan harmoni, jika  memiliki beberapa elemen kemiripan dan saling
berkaitan. Menciptakan hubungan visual sangat erat antara elemen-elemen yang ada pada satu
frame gambar. Sebagai contoh, misalnya menggunkan warna yang serasi dalam sebuah konsep
fotografi komersial, maka akan menghasilkan harmonisasi pada sebuah foto sehingga nyaman
untuk dipandang.

3. Aturan 1 per 3 (Rule Of Thirds)

Terdapat titik-titik pertemuan dari garis-garis ini yang bisa kamu gunakan untuk meletakkan
objek yang ingin dipotret agar objek ini bisa menjadi point of interest dan menunjukkan pesan
utama yang ingin disampaikan apda sebuah subjek.

4. Exposured

Exposure adalah banyak sedikitnya paparan dari cahaya yang nantinya akan bisa diterima oleh
sensor yang ada di sebuah kamera agar bisa mendapatkan foto yang bagus. Ketika kita
mengatur exposure dengan kondisi cahaya yang masuk ke foto jumlahnya terlalu tinggi
tentunya akan membuat gambar akan menjadi sangat terang, atau bisa kita katakan sebagai
over exposure. Hal ini juga akan bisa terjadi sebaliknya, kalau kita mengambil foto dengan
pengaturan exposure yang akan membuat cahaya yang masuk ke foto sedikit, tentunya akan
membuat gambar yang telah kita ambil tersebut akan menjadi semakin gelap atau bisa kita
sebut dengan under exposure.
Exposure merupakan pengaturan dari 3 aspek penangkapan cahaya sebuah kamera. Aspek
tersebut adalah Shuuter Speed (Kecepatan Rana), Aperture (Diafragma), dan Iso (Sensitivitas
Sensor pada Kamera).

5. Tipe dan Sudut Pengambilan Gambar

Dalam pengambilan gambar ada berbagai Tipe yang digunakan dan memiliki fungsi yang
berbeda-beda sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Beberapa tipe yang digunakan :

a. Extreme wide shot (EWS)-High Angle


Extreme wide shot biasanya digunakan untuk menunjukkan lingkungan di sekitar subjek.
Bisanya tipe shot ini untuk membangun suasana dan subjek hampir tidak terlihat karena
sudut pandangn yang diambil sangat luas. Selain itu tipe shot ini juga suka digunakan
dalam film yang menggunakan banyak orang seperti tentara dalam jumlah besar.
b. Full shot (FS)-Eye Level Angle
Pada pengambilan wide shot subjek dapat teridentifikasi cukup jelas. Biasanya juga
dikenal dengan istilah long shot, full shot dan biasanya subjek ditampilkan secara
menyeluruh dengan adanya jarak di atas dan di bawah subjek.

c. Medium shot (MS)-Low Angle


Mid shot juga dikenal dengan sebutan medium shot yang memperlihatkan beberapa
bagian dari subjek secara lebih dekat. Biasanya menampilkan bagian pinggang sampai
kepala. Tipe shot ini sering digunakan sebagai tahapan awal sebelum kameraman
mengambil gambar lebih dekat dan memperlihatkan emosi subjek. Fungsinya untuk
memberikan informasi, misalnya saat wawancara, ataupun saat dialog dalam film.
d. Medium close up (MCU)
Medium close up biasanya memperlihatkan wajah subjek mulai dari dada sampai
kepala. Tipe shot ini dapat memperlihatkan emosi subjek.

e. Close up (CU)
Tipe ini biasanya digunakan untuk menekankan emosi subjek dengan mengambil hanya
bagian kepala saja. Close up dapat menampilkan detail pada adegan sehingga penonton
dapat ikut merasakan emosi yang ingin disampaikan.

f. Extreme close up (ECU / XCU)


Extreme close up digunakan untuk menampilkan detail subjek seperti mata, hidung,
mulut. Biasanya tipe ini jarang digunakan dan kalau pun digunakan perlu ada alasan
yang cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai