Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi Osteoartritis
Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur
dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago)
hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit
pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–
otot yang menghubungkan sendi.

Sumber : S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi. Chapter 279: Osteoartritis. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195- 1202
B. Klasifikasi Osteoartritis
1. Osteoartritis primer
Osteoartritis primer atau OA idiopatik belum diketahui penyebabnya dan tidak
berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
Meski demikian, osteoartritis primer banyak dihubungkan pada penuaan yang
menyebabkan kehilangan bantalan tulang. Kehilangan bantalan tulang ini menyebabkan
gesekan antar tulang, menjurus pada nyeri dan keterbatasan mobilitas sendi.
Peradangan dari kartilago dapat juga menstimulasi pertumbuhan tulang baru yang
terbentuk di sekitar sendi-sendi.
Osteoartritis primer ini dapat meliputi sendi-sendi perifer (baik satu maupun
banyak sendi), sendi interphalang, sendi besar (panggul, lutut), sendi-sendi kecil
(carpometacarpal, metacarpophalangeal), sendi apophyseal dan atau intervertebral
pada tulang belakang, maupun variasi lainnya seperti OA inflamatorik erosif, OA
generalisata, chondromalacia patella, atau Diffuse Idiopathic Skeletal Hyperostosis
(DISH).
2. Osteoartritis sekunder
Osteoartritis sekunder adalah OA yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi
lainnya, seperti pada post-traumatik, kelainan kongenital dan pertumbuhan (baik lokal
maupun generalisata), kelainan tulang dan sendi, penyakit akibat deposit kalsium,
kelainan endokrin, metabolik, inflamasi, imobilitas yang terlalu lama, serta faktor risiko
lainnya seperti obesitas, operasi yang berulangkali pada struktur-struktur sendi, dan
sebagainya.

Sumber : S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi. Chapter 279: Osteoartritis. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195- 1202

C. Patofisiologi
Osteoarthritis terjadi karena adanya perubahan pada metabolism tulang rawan sendi
khususnya sendi lutut. Peningkatan aktivitas enzim yang bersifat merusak makromolekul matriks
tulang rawan sendi dan menurunnya sintesis proteoglikan dan kolagen. Pada proses degenerasi
kartilago articular akan menghasilkan zat yang bisa menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang
merangsang makrofag untuk menghasilkan IL-1 sehingga meningkatkan enzim proteolitik untuk
degradasi matriks ekstraseluler
Perubahan proteoglikan mengakibatkan tingginya resistensi tulang rawan untuk menahan
kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh yang lain yang dapat membebani sendi. Menurunnya
kekuatan tulang rawan akan disertai perubahan yang tidak sesuai dengan kolagen dan kondrosit
akan mengalami kerusakan. Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi molekuler dan
matriks rawan sendi yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan sendi. Jika dilihat melalui
mikroskop, terlihat permukaan tulang rawan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis. Hilangnya
tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi

Terjadi pembentukan osteofit pada tepi sendi terhadap tulang rawan yang rusak.
Pembentukan osteofit merupakan suatu respon fisiologis untuk memperbaiki dan membentuk
kembali sendi. Dengan penambahan luas permukaan sendi untuk menerima beban, osteofit
diharapkan dapat memperbaiki perubahan awal tulang rawan pada osteoarthritis. Semakin lama
akan terjadi pengikisan yang progresif yang menyebabkan tulang dibawahnya akan ikut terkikis.
Pada tekanan yang melebihi kekuatan biomekanik tulang, akan mengakibatkan tulang
subkondrial merespon dengan meningkatkan selularitas dan vascular sehingga tulang akan
menjadi tebal dan padat. Proses ini disebut eburnasi yang nantinya mengakibatkan sclerosis
tulang subkondrial. Tulang rawan sendi menjadi aus, rusak, dan menimbulkan gejala
osteoarthritis seperti nyeri sendi, kaku, dan deformitas

Sumber : Sembiring, Samuel. (2018). Diagnosis Diferensial Nyeri Lutut. E-book. akses di
https://books.google.co.id/books?id=5rNVDwAAQBAJ&dq=sembiring+ost
eoartritis&hl=id&source=gbs_navlinks_s

D. Faktor Resiko
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA yaitu faktor predisposisi
dan faktor biomekanis. Faktor predisposisi merupakan faktor yang memudahkan seseorang
untuk terserang OA. Sedangkan faktor biomekanik lebih cenderung kepada faktor mekanis/
gerak tubuh yang memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak tubuh,
sehingga meningkatkan risikoterjadinya OA.
1. Faktor Predisposisi
a. Usia
Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan kelemahan di sekitar
sendi, penurunan kelenturan sendi kalsifikasi tulang rawa dan menurunkan fungsi
kondrosit yang semuanya mendukung terjadinya OA
b. Jenis Kelamin
Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan lebih tinggi
menderita OA dibandingkan laki-laki.
c. Faktor genetik
Faktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA lutut, hal tersebut
berhubungan dengan abnormalitas kode genetik untuk sintesis kolagenyang bersifat
diturunkan
d. Faktor Gaya hidup
Hubungan anatara merokok dengan hilangnya tulang rawanpada OA dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang rawan sendi.
2) Merokok dapat meningkatkan tekanan oksidan yang mempengaruhi hilangnya
tulang rawan.
3) Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah,
menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat pembentukan
tulang rawan.
e. Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat di modifikasi. Selama berjalan,
setengah berat badan bertumpu pada sendi. Peningkatan berat badan akan melipat
gandakan beban sendi saat berjalan terutama sendi lutut.
2. Faktor Biomekanis
a. Riwayat Trauma lutut
Trauma lutut termasuk robekan pada ligament krusiatum dan meniscus merupakan
faktor risiko timbulnya OA lutut.
b. Kelainan anatomis
Faktor risiko timbulnya OA lutu anatara lain kelainan local pada sendi
lutut seperti genu varum, genu valgus, legg-calve Perthes disease dandysplasia
asetubulum. Kelemahan otot quadrisep dan laksiti ligamentum pada sendi lutut
termasuk kelainan local yang juga menjadi faktor risiko OA lutut.
c. Aktivitas fisik
Osteoartritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat terutama yangbanyak
menggunakan kekuatan bertumpu pada lutut dan pinggang.

Sumber : 1. Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiologyof


Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 33–42 (2011)
2. B Mandelbaum, W David. Etiology and Pathophysiology of Osteoarthritis. ORTHO
Supersite Februari 1 2005
3. DB Kenneth. Harrison Principle of Internal Medicine 16 th edition. Chapter 312 :
Osteoartritis. Mc Graw Hills 2005.
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada OA antara lain adalah:
1. Kondrolisis ( kerusakan cartilago/tulang rawan)
2. Osteonecrosis
3. Stress fracture
4. perdarahan dalam sendi
5. infeksi pada sendi
6. penurunan fungsi atau ruptur tendon dan ligamen sekitar sendi yang mengakibatkan
instabilitas
7. jika dilakukan TKR juga terjadi vena tromboemboli

Sumber : British Medical Journal. Osteoarthritis. BMJ Best Pract. 2017. Diunduh dari:
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/192/highlights/overview.html

F. Gejala
1. Pembengkakan pada sendi
2. Munculnya suara gesekan pada sendi ketika digerakkan
3. Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot
4. Munculnya taji atau tulang tambahan
5. Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan
6. Membengkoknya jari tangan

Sumber : American Family Physician (2012). Osteoarthritis: Diagnosis and Treatment.

Anda mungkin juga menyukai