LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
a. Praktikan dapat menjelaskan defenisi dari mineral;
b. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral;
c. Praktikan dapat mendeskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.
1.3.1 Alat
1) Alat tulis menulis;
2) Kuku manusia;
3) Kawat tembaga;
4) Pecahan kaca;
5) Kikir baja;
6) Pecahan porselen;
7) Paku baja;
8) Lap kasar dan lap halus;
9) Loop 60X;
10) Magnet;
11) Skala Bar;
12) Pensil Warna;
13) Mistar min.30 cm;
14) HCl, 0,1 M.
1.3.2 Bahan
1) Kertas HVS A4 (Min. 10);
2) Buku Penuntun Geologi Dasar;
3) Buku Refensi;
4) Problem Set (Min 10).
BAB II
T INJAUAN PUSTAKA
Kata geologi berasal dari kata latin, geo berarti bumi dan logos berarti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pemahaman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai obyek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil tidak
hanya sebagai obyek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari
kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain:
1. Petrologi dalah studi tentang batuan, asal mula kejadiannya, terdapatnya,
serta penjelasan lingkungan pembentukannya. Disiplin ini akan berhubungan dengan
studi tentang mineral (mineralogi) dan bentuk-bentuk kristal dari mineral
(kristalografi).
2. Stratigrafi dalah studi tentang urutan perlapisan pada batuan, membahas
tentang hubungannya dan proses yang terjadi di sedimentasinya (sedimentologi) serta
sejarah perkembangan yang terjadi di cekungan sedimentasinya.
3. Petrologi adalah studi tentang fosil dan aspek kehidupan purba yang terekam
di dalam batuan. Studi ini akan membahas tentang lingkungan pembentukan batuan,
umur relatif, serta menjelaskan keadan dan proses yang terjadi pada masa lalu
(paleogeografi).
4. Geologi Struktur adalah studi tentang bentuk batuan dan kerak bumi, sebagai
hasil dari proses perubahan (deformasi) akibat tektoknik, yaitu proses gerak yang
terjadi bumi.
Didalam perkembangannya, geologi sebagai dasar dari ilmu kebumian, sangat
berhubungan dengan ilmu dasar yang lain yaitu ilmu-ilmu fisika dan kimia.
Geofisika adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat fisika dari bumi,
mempelajari parameter fisika, menerapkan hukum dan teori fisika untuk menjelaskan
tentang proses yang terjadi di bumi. Demikian pula Geomekanika, beberapa sifat
kimia dan batuan dan kerak bumi dipelajari lebih lanjut dengan prinsip dan teori
kimia untuk dapat menjelaskan proses kejadiannya.
Selain itu geologi berhubungan dengan ilmu sebagai dasar ilmu terapan,
misalnya dibidang pertambangan (Geologi pertambangan), perminyakan (Geologi
Minyak), teknik sipil (Geologi Teknik), hidrologi (Hidrogeologi), lingkungan.
(Geologi Lingkungan) dan sebagainya.
ke permukaan bumi, seperti yang terjadi di gunung api yang aktif, seperti di Gunung
Merapi di Puncak Gunung api.
Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya
karena ada kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau diterobos. Batuan
sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan,
erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku,
sediment maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses-
proses ini dinamakan batuan sdimen klastik. Selain batuan sediment klastik ada
batuan sedimen non klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari unsur-unsur
organisme ataupun kimiawi, misalnya garam dapur terjadi karena proses penguapan,
batugamping koral terbentuk karena organisme moluska. Batuan sedimen klastik
yang sangat terkenal antara lain batupasir, batulempung. Batuan sediment non klastk
yang sangat terkenal antara lain batugamping, garam dapur dan batu gips.
2.2.2 Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari batuan
yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu
yang cukup lama. Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan sediment
maupun batuan metamorf sendiri. Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain
marmer (merupakan ubahan dari batu gamping), batu sabak (merupakan hasil ubahan
dari batu lempung) dan kwarsit (merupakan ubahan dari kuarsa).
2.2.3 Siklus batuan
Mineral adalah suatu jenis zat padat yang terdiri dari beberapa jenis unsur
atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, yang mempunyai beberapa sifat-sifat kimia dan fisika tertentu serta
mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau juga dikenal
sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai berbagai banyak
arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya.
Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi ataupun
juga dalam bidang pertambangan. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau
benda yang terbentuk oleh proses-proses dari alam, biasanya bersifat padat serta
Dikenal tujuh bentuk kristal (Gambar 2.1) yaitu Kubus (Cubic), Tetragonal,
Ortorombik (Orthorombic), Monoklin (Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal
dan Trigonal.
sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna
atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat berariasi,
umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral. Gores
(streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-mineral logam
gores dapat dipakai sebagai petunjuk.
2.2.2 Kilap
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral.
Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi). Kilap
secara umum dapat dibedakan atas kilap logam (Metallic luster) dan kilap non-logam
(Non Metallic luster). Kilap logam contoh: Pyrite, Galena, Grafit, Hermatite,
Magnetite. Kilap non logam pada umumnya terdapat pada bagian-bagian mineral-
mineral yang mempunyai warna muda (light coloured) dan dapat juga dapat
meloloskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis dari mineral tersebut. Nilai
ekonomik mineral kadangkadang ditentukan oleh kilapnya. Kilap non logam
dapat dibedakan menjadi 7.
Tabel 2.1 Kilap Non Logam
Kilap Keterangan
Intan Sangat cemerlang seperti pada intan permata.
2.2.3 Belahan
2.2.4 Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanannya suatu mineral terhadap suatu kikisan
yang terjadi fisik mineral tersebut. Kekerasan ini ditentukan dari dengan cara
menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui denga mineral lain yang telah
diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan relatif dari mineral-
mineral yang ada di sekitar belahan bumi ini, dari yang paling lunak hingga yang
paling keras.
Tabel 2.2 Skala Kekerasan Relatif Mineral (Skala Mohs, 1822)
9 Korundum Alumina
7 Kuarsa Silica
rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit
(CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), Aragonit (CaCO3), dll.
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan
ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan
melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3).
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan
dengan borates radikal.
6. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya
gugus anioin SO4, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4),
Anhidrit (CaSO4).
7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam
bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta
cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus. Contohnya Vivianit
(Fe3(PO4)3).
8. Golongan Silika
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan
salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika
merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah
keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf.
Contoh: Feldspar (KAlSi3O8).
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah.
Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh:
a. AX = PbS (Galena)
b. A2X = Ag2S (Argentit)
c. AX2 = FeS2 (Pirit)
d. AX3 = (Co,Ni)As3 (Skuterudit)
c. Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O 2-) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH-).
1. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah besi, chrome, Mangan, timah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3)
dan kassiterit (SnO2).
Jenis X2O = Kuprit (Cu2O)
Jenis AX = Zincite (ZnO)
Jenis XO2 = Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)
Jenis X2O3 = Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)
Jenis XY2O4 = Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)
2. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat
pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida
(OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan
air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada
umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida
adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
d. Halida
Halida adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya
ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam
sequen evaporite, seperti Halite (NaCl),
Al ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang
mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan
berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan
batuan-batuan seperti Marl dan Limestone.
Halida yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal.
Golongan Halida bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai
sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh
mineral-mineral golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6),
Atacamite [Cu2ClC(OH)5] FeS2 (Pirit).
e. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3
dikenal sebagai mineral “Kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktitdan stalagmite. Beberapa contoh mineral
yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite
(CaCO3)dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter
(NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
f. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada
daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk
juga mineral-mineral molibdat, kromatdan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-
mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya
masing-masing.
terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat satu atom pada
pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru). Pada kubus FCC,
selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga
terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan
dengan atom warna merah).
2. Sistem Kristal tetragonal
Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a =
b ≠ c) dan semua sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal
ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada
bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-
masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya.
Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, pusat tetragonal (ditunjukkan
pada atom warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut)
tetragonal tersebut.
3. Sistem kristal ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana,
body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah),
berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat
muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).
Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan
memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°.
4. Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna
hijau). Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda
(a ≠ b≠ c), serta sudut α = γ = 90° danβ ≠ 90°.
5. Sistem kristal triklin
Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a ≠ b ≠ c), serta memiliki besar sudut
yang berbeda-beda pula yaitu α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.
6. Sistem kristal rombohedral atau trigonal
Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b ≠ c).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 4.7
Nomor Peraga : 07 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis : 4,28
Warna Segar : Kuning Tenacity : Malleable
Cerat : Htam kehijauan Komposisi Kimia : Cu Fe S₂
Kilap : Logam Sistem Kristal : Tetragonal
Belahan : Tidak sempurba Nama Mineral : Kalkopirit
Pecahan : Uneven Referensi : Batuan dan
Mineral
Gambar 4.8
Nomor Peraga : 08 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis : 2,71
Warna Segar : Hitam Tenacity : Brittle
Cerat : Coklat Komposisi Kimia : Mn
Kilap : Non Logam (tanah) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Mangan
Pecahan : Hackly Referensi : Batuan dan
Mineral
Gambar 4.9
Nomor Peraga : 09 Kekerasan : (2,5) Kuku
Manusia
Warna Lapuk : Abu-abu Berat Jenis : 2,32
Warna Segar : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : Ca So₄ 2H2O
Kilap : Non Logam (kaca) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Gipsum
Pecahan : Choncoidal Referensi : Batuan dan
Mineral
Gambar 4.10
Nomor Peraga : 10 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Abu-abu Berat Jenis : 2,71
Warna Segar : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : CaCo₃
Kilap : Non logam Sistem Kristal : Heksagonal
Belahan : sempurna Nama Mineral : Kalsit
Pecahan : even Referensi : Batuan dan
Mineral
4.2 Pembahasan
4.2.1 Amphibole
Mineral Amphibole mempunyai komposisi kimia Ca₂ (Na,K) memiliki warna
segar hitam, warna lapuk hitam, dengan cerat putih. Memiliki kilap logam, dengan
belahan yang tidak sempurna dan pecahan uneven. Mineral ini memiliki kekerasan 3
dengan berat jenis 3,2 – 3,39. Tenacity Malleable dan sistem kristal ortorombik.
Mineral Amphibole Mengandung besi, magnesium dan kelompok silikat..
Terbentuk dari Kristalisasi larutam karbonat, Keguanaan mineral ini untuk
konstruksin bangunan biasa di temukan di Jawa Barat.
4.2.2 Kuarsa
Mineral kuarsa mempunyai komposisi kimia SiO₂ memiliki warna segar
putih, warna lapuk coklat, dengan cerat putih. Memiliki kilap nonlogam (kaca),
dengan belahan yang sempurna dan pecahan Choncoidal. Mineral ini memiliki
kekerasan 6,5 -7 kikir baja dengan berat jenis 2,65. Tenacity brittle (rapuh) dan
sistem kristal hexagonal.
Mineral kuarsa sangat umum dijumpai dalam batuan sedimen, batuan
metamorf maupun batuan beku. Keguanaan mineral ini untuk bahan pembuatan filter
dan timer. Terbentuk dari Kristalisasi larutam karbonat, biasa di temukan di Riau.
4.2.3 Olivin
Olivin merupakan mineral dengan komposisi kimia (mg,fe)₂S,O⁴ memiliki
warna segar hijau dan warna lapuk hitam. Terdapat juga cerat berwarna putih dengan
kilap nonlogam (kaca). olivin ini memiliki belahan yang sempurna, dan pecahannya
Choncoidal. Olivin memiliki sistem kristal ortorombik dan kekerasan 3 Kawat
tembaga dengan berat jenis 5,5 - 6 tenacity brittle (rapuh).
Olivin dari proses pendinginan magma yang lambat, olivin termasuk mineral
silikat. Keguanaan mineral ini untuk bahan tahan api. Olivin terdapat di Gunung
Sumeru, Jawa Tengah.
4.2.4 Piroksin
Dari hasil pengamatan mineral piroksen atau mineral dengan komposisi (Si,
Al2)6, ini memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya coklat, serta cerat hitam,
kilap seperti logam, terdapat belahan yang sempurna dan pecahan even. Mineral
piroksen memiliki sistem kristal ortorombik. Dengan kekerasan 5,5-6 skala mosh
dengan berat jenis 2,9-3,6. Tenacity batuan malleable.
Mineral piroksen adalah sekumpulan mineral insolikat yang banyak
ditemukan pada batuan beku dan batuan metamorf.. Terdapat batuan dinamik dan
batuan beku ultrabasa. Keguanaan mineral ini untuk perhiasan.Keterdapatan mineral
ini di Jawa Tengah
4.2.5 Feldspar
Feldspar merupakan mineral dengan komposisi kimia KAlSi 3O8, memiliki
warna segar merah muda dan warna lapuk coklat. Terdapat juga cerat berwarna putih
dengan kilap nonlogam (damar). Feldspar ini memiliki belahan yang sempurna, dan
pecahannya even. Feldspar memiliki sistem kristal monoklik dan kekerasan 6 - 6,5,
dengan berat jenis 2,4-2,8, tenacity brittle (rapuh).
Feldspar dari proses kristalisasi magma, feldspar paling umum dijumpai pada
batuan beku korok regmatis. Feldspar berasosiasi dengan unsur kalium (K) lalu
natrium (Na) dan kalsium (Ca), kuarsa dan muskovit. Keterdapatan Bangka Belitung,
Riau
4.2.6 Pirit
Mineral pirit atau FeS2 memiliki warna segar kuning dan warna lapuk coklat.
Pirit memiliki cerat berwarna hitam dengan kilap logam. Mineral pirit ini merupakan
mineral yang memiliki sistem kristal isometrik dengan kekerasan 6-6,5 skala mosh.
berat jenis 4,9-6,2. Tenacity pirirt adalah malleable. Pirit memiliki belahan tidak
sempurna dengan pecahan uneven.
Mineral pirit biasanya ditemukan dan berasosiasi dengan sulfide atau oksidasi
dalam urat kuarsa, batuan sedimen dan batuan metamorf, serta lapisan batubara dan
sebagai pirit terbentuk didaerah cekungan dekat laut yang terpengaruh gerakan
pasang surut air laut. Keterdapatan di Sulawesi Selatan
4.2.7 Kalkopirit
Mineral kalkopirit memiliki kompisis kimia CuFeS2, yang memiliki warna
lapuk coklat dan warna segar kuning, ceratnya berwarna hitam, memiliki belahan
tidak sempurna dan pecahan uneven, jenis kilap logam. Memiliki kekerasan 3,5-4,5
dengan berat jenis 4,2, serta tenacitynya yaitu malleable, dengan sistem Kristal
tetragonal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mineral/
https://heruharyadi27.blogspot.com/2009/11/mineral.html
https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
https://miningunlam.blogspot.com/2012/01/mineralogi.html