Anda di halaman 1dari 46

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral mempunyai pengertian yang berlainan dikalangan orang awam.


Sering diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat anorganik dalam
obat. Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Juga mineral diartikan
sebagai cebakan bijih (ore), dan sering kita dengar mineral deposit.
Mineral sangat penting untuk didalami lebih dahulu sebelum mengetahui
lebih lanjut atau penterapannya terhadap disiplin ilmu yang berhubungan.
Sebetulnya mineral merupakan partikel-partikel yang yang terkecil yang diskrit
menyusun batuan dan monomineral menyusun kerak bumi sampai inti bumi.
Mineral adalah suatau zat padat dari unsur (kimia) yang dibentuk oleh proses-
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya,atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Suatu contoh mineral halit (NaCl)
tiap atom Na dan Cl masing-masing dikerumuni secara bidang delapan oleh enam
atom Cl dan Na. dalam suatu zat yang tak berhablur seperti kaca alam, tak terdapat
keteraturan seperti demikian dan bersamaan tergolong dalam zat amorf.
Setiap jenis mineral tidak saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi juga
mempunyai bentuk tertentu yang disebut bentuk Kristal, bentuk Kristal beraneka
corak tetapi selalu polyhedral (bidang banyak). Nicholaa Steno (1631-1687) orang
yang pertama melakukan pengukuran terhadap sudutsudut yang dibuat oleh bidang-
bidang yang seharga pada Kristal kuarsa (SiO2)
Bentuk-bentuk yang dimiliki hablur alam itu tidak lain merupakan
pencerminan struktur dalam Kristal. Dalam kristalografi, bentuk Kristal yang
banyak jumlahnya itu, dapat dikelompokkan kedalam tujuh system sumbu yaitu
tetragonal, ortorombik, rombohedral, triklin, dan kubik. Mineral adalah suatu zat
padat berupa bahan an-organik yang terbentuk secara alamiah atau tanpa campur
tangan manusia mempunyai komposisi kimia tertentu dan umumnya mempunyai

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

struktur sistem kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris atau beraturan


(pendowo 1985).
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
a. Praktikan dapat menjelaskan defenisi dari mineral;
b. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral;
c. Praktikan dapat mendeskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1) Alat tulis menulis;
2) Kuku manusia;
3) Kawat tembaga;
4) Pecahan kaca;
5) Kikir baja;
6) Pecahan porselen;
7) Paku baja;
8) Lap kasar dan lap halus;
9) Loop 60X;
10) Magnet;
11) Skala Bar;
12) Pensil Warna;
13) Mistar min.30 cm;
14) HCl, 0,1 M.
1.3.2 Bahan
1) Kertas HVS A4 (Min. 10);
2) Buku Penuntun Geologi Dasar;

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

3) Buku Refensi;
4) Problem Set (Min 10).
BAB II
T INJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Geologi

Kata geologi berasal dari kata latin, geo berarti bumi dan logos berarti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pemahaman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai obyek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil tidak
hanya sebagai obyek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari
kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses  pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta  sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain: 
1. Petrologi dalah studi tentang batuan, asal mula kejadiannya, terdapatnya,
serta  penjelasan lingkungan pembentukannya. Disiplin ini akan berhubungan dengan
studi tentang mineral (mineralogi) dan bentuk-bentuk kristal dari mineral
(kristalografi).
2. Stratigrafi dalah studi tentang urutan perlapisan pada batuan, membahas
tentang hubungannya dan proses yang terjadi di sedimentasinya (sedimentologi) serta
sejarah perkembangan yang terjadi di cekungan sedimentasinya. 
3. Petrologi adalah studi tentang fosil dan aspek kehidupan purba yang terekam
di dalam batuan. Studi ini akan membahas tentang lingkungan pembentukan batuan,
umur relatif, serta menjelaskan keadan dan proses yang terjadi pada masa lalu

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

(paleogeografi).
4. Geologi Struktur adalah studi tentang bentuk batuan dan kerak bumi, sebagai
hasil dari proses perubahan (deformasi) akibat tektoknik, yaitu proses gerak yang
terjadi bumi. 
Didalam perkembangannya, geologi sebagai dasar dari ilmu kebumian, sangat
berhubungan dengan ilmu dasar yang lain yaitu ilmu-ilmu fisika dan kimia.
Geofisika  adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat fisika dari bumi,
mempelajari parameter fisika, menerapkan hukum dan teori fisika untuk menjelaskan
tentang proses yang terjadi di bumi. Demikian pula Geomekanika, beberapa sifat
kimia dan batuan dan kerak bumi dipelajari lebih lanjut dengan prinsip dan teori
kimia untuk dapat menjelaskan proses kejadiannya.
Selain itu geologi berhubungan dengan ilmu sebagai dasar ilmu terapan,
misalnya dibidang pertambangan (Geologi pertambangan),  perminyakan (Geologi
Minyak),  teknik sipil (Geologi Teknik), hidrologi (Hidrogeologi), lingkungan.
(Geologi Lingkungan) dan sebagainya. 

2.2 Pengenalan Batuan

Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa


terdiri dari satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral.
2.2.1 Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma. Magma
adalah massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (900o-12000oC).
Batuan beku terbentuk oleh pembekuan magma. Batuan beku dibagi menjadi batuan
plutonic dan batuan vulkanik. Batuan plutonik atau intrusive terbentuk ketika magma
mendingin dan terkristalisasi perlahan didalam kerak bumi. Salah satu contoh batuan
beku plutonikadalah granite. Sedangkan batuan beku vulkanik atau extrusive
membeku dan terbentuk pada saat magma keluar kepermukaan bumi sebagai lava atau
fragment bekuan.
Magma berada di dalam bumi yang disebut dapur magma. Letak kedalaman,
volume dan sifat-sifat dapur magma bermacam-macam. Magma umumnya
mengandung bermacam-macam gas. Gas-gas yang ada di dalam magma mempunyai
energi yang besar sehingga mendorong magma ke atas hingga kadang-kadang sampai

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

ke permukaan bumi, seperti yang terjadi di gunung api yang aktif, seperti di Gunung
Merapi di Puncak Gunung api.
Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya
karena ada kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau diterobos. Batuan
sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan,
erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku,
sediment maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses-
proses ini dinamakan batuan sdimen klastik. Selain batuan sediment klastik ada
batuan sedimen non klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari unsur-unsur
organisme ataupun kimiawi, misalnya garam dapur terjadi karena proses penguapan,
batugamping koral terbentuk karena organisme moluska. Batuan sedimen klastik
yang sangat terkenal antara lain batupasir, batulempung. Batuan sediment non klastk
yang sangat terkenal antara lain batugamping, garam dapur dan batu gips.
2.2.2 Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari batuan
yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu
yang cukup lama. Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan sediment
maupun batuan metamorf sendiri. Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain
marmer (merupakan ubahan dari batu gamping), batu sabak (merupakan hasil ubahan
dari batu lempung) dan kwarsit (merupakan ubahan dari kuarsa).
2.2.3 Siklus batuan

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.1 Siklus batuan


Batuan dapat mengalami perubahan dari satu tipe menjadi tipe batuan yang
lainnya. Batuan dari jenis apapun jika tertimbun kedalam bumi, mendapatkan energi
panas hingga meleleh, kemudian membeku kembali, maka batuan tersebut akan
menjadi batuan beku. Batuan jenis apapun jika mengalami pelapukan, transportasi,
kemudian terendapkan kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan sedimen.
Batuan jenis apapun jika mengalami pemanasan (pematangan termal) dan penekanan,
maka batuan tersebut akan berubah menjadi batuan metamorf. Gambar 6
menunjukkan siklus batuan yang dapat berubah menjadi tipe btuan lain.

2.3 Pengertian Mineral

Mineral adalah suatu jenis zat padat yang terdiri dari beberapa jenis unsur
atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, yang mempunyai beberapa sifat-sifat kimia dan fisika tertentu serta
mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau juga dikenal
sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai berbagai banyak
arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya.
Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi ataupun
juga dalam bidang pertambangan. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau
benda yang terbentuk oleh proses-proses dari alam, biasanya bersifat padat serta

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

tersusun dari suatu komposisi-komposisi kimia tertentu dan mempunyai beberapa


sifat-sifat fisik yang tertentu pula.
Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur
kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat
dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik.
Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat-sifat
kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. Logos
yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah
ilmu tentang Mineral. Terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta
tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat fisik yang tertentu pula.
Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-
sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara
beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral
juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral
dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam
arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat
padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik
yang tertentu pula.
Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur
kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat
dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. (Murwanto,
Helmy, dkk. 1992).
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi
perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum
untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1. L.G Berry dan B.Mason, 1959


Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen
mempunyai komposisi-komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk
dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
UU Republika Indonesia Nomor 4 Tahun 2009. Mineral adalah senyawa
anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta
susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu.

2.4 Sifat-Sifat Fisik Mineral

Bentuk Kristal dan Perawakan (Crystal Habit)


Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur
dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang
membentuk permukaan luar kristal. Sifat  simetri kristal  adalah hubungan geometri
antara sisi- sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral
yang sama selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut
sebagai sudut antar sisi (constancy  of interfacial angles), yang merupakan dasar dari
sifat simetri.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat
dalam tubuh manusia.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Dikenal tujuh bentuk kristal (Gambar 2.1) yaitu Kubus (Cubic), Tetragonal,
Ortorombik (Orthorombic), Monoklin (Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal
dan Trigonal.

Gambar 2.2 Karakteristik dari bentuk kristal (Penuntun Praktikum


geologi dasar, 2022).
Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100
mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-
masing seperti kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang & gigi,
natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga kalsium yang
berfungsi untuk memperlancar peredaran darah. Mineral merupakan bagian  dari
tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Tubuh
mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya.
Beberapa mineral umumnya berupa bentuk kristal (Gambar 2.2 dan Gambar
2.3) yang terdiri dari kristal tunggal atau rangkaian kristal, yang dikenal istilahnya
sebagai perawakan (crystal habit).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.3 Beberapa contoh perawakan Kristal (Penuntun Praktikum


geologi dasar, 2018).
Gambar diatas merupakan perawakan dari beberapa contoh-contoh tentang
perawakan dari Kristal yang diamana setiap contoh memiliki perawakan yang
berbeda-beda di setiap jenis dan kelompoknya. Mineral merupakan bagian  dari
tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.

Gambar 2.4 Beberapa contoh Perawakan Kristal (Penuntun


praktikum geologi dasar, 2018).

2.2.1 Warna dan Gores


Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna
atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat berariasi,
umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral. Gores
(streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-mineral logam
gores dapat dipakai sebagai petunjuk.
2.2.2 Kilap
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral.
Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi). Kilap
secara umum dapat dibedakan atas kilap logam (Metallic luster) dan kilap non-logam
(Non Metallic luster). Kilap logam contoh: Pyrite, Galena, Grafit, Hermatite,
Magnetite. Kilap non logam pada umumnya terdapat pada bagian-bagian mineral-
mineral yang mempunyai warna muda (light coloured) dan dapat juga dapat
meloloskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis dari mineral tersebut. Nilai
ekonomik mineral kadangkadang ditentukan oleh kilapnya. Kilap non logam
dapat dibedakan menjadi 7.
Tabel 2.1 Kilap Non Logam
Kilap Keterangan
Intan Sangat cemerlang seperti pada intan permata.

Kaca Kilap seperti pada pecahan kaca.


Damar Kilap seperti damar, misalnya pada sphalerit.
Lemak Kilap seperti lemak, permukaan mineral seperti
berminyak, contoh nefelin.
Mutiara Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada
belahan.
Sutera Kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral
menyerat, contohnya asbes.
Tanah Disebut juga kilap buram (Dull), biasanya terlihat
pada mineral yang kompak

2.2.3 Belahan

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah


melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini
umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diperikan
dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan
ditunjukkan pada Gambar 2.4. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan
garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan
komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Unsur mineral merupakan
salah satu komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk hidup di samping
karbohidrat, lemak, proteindan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau
kadar abu. Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya,
yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaandan
mengatur jumlah mineral.
Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristalatau mineral
tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut sebagai rekahan
(fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya saja pada mineral kwarsa
yang membentuk lengkungan pada permukaan yang berbentuk kosentris (conchoidal
fracture).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.5 Beberapa pemerian pada bidang belahan (Penuntun Praktikum


Geologi Dasar, 2022).

2.2.4 Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanannya suatu mineral terhadap suatu kikisan
yang terjadi fisik mineral tersebut. Kekerasan ini ditentukan dari dengan cara
menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui denga mineral lain yang telah
diketahui. Dengan cara ini Mohs  membuat skala kekerasan relatif   dari mineral-
mineral yang ada di sekitar belahan bumi ini, dari yang paling lunak hingga yang
paling keras.
Tabel 2.2 Skala Kekerasan Relatif Mineral (Skala Mohs, 1822)

Kekerasan Nama Unsur / Senyawa Kimia


10 Diamond / Intan Karbon

9 Korundum Alumina

8 Topaz Alumina Silikat

7 Kuarsa Silica

6 Feldspar Alkali Silikat

5 Apatite Kalsium Fosfat

4 Florit Kalsium Fluor

3 Kalsit Kalsium Karbonat


2 Gypsum Hidrat Kalsium Fosfat

1 Talk Hidrat Magnesium Silikat

Tabel 2.3 Skala Kekerasan Alat-alat penguji


Kekerasan Alat Penguji
2,5 Kuku Manusia
3 Kawat Tembaga
5,5-6 Pecahan kaca
5,5-6 Pisau Baja/ Paku Baja
6,6-7 Kikir Baja

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.2.5 Densitas (Specific Gravity)


Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium apabila
kristal tersebut sehingga tidak terlalu kecil. Hubungan ini bisa dapat kita nyatakan
sebagai berikut:
Spesific Gravity (SG) = W1 / (W1 - W2)
W1 = berat butir mineral di udara
W2 = berat butir mineral di dalam air.
Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti biasanya dengan perkiraan
berat, sedang atau ringan. Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai
perbandingan misalnya:
a. Silikat, Karbonat, Sulfat dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0.
b. Bijih logam, termasuk Sulfida dan Oksida berkisar antara 4,5 - 7,5.
c. Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam
berat.
2.2.6 Keliatan
Keliatan atau biasa juga disebut tenacity adalah adalah kemampuan atau daya
tahan suatu mineral terhadap pemukulan, pembengkokan dan lain sebagainya.
Beberapa istilah yang dapat untuk memberikan seperti sifat-sifat ini pada rangkaian
berikut ini.
Tabel 2. 4 Istilah pemerian Keliatan mineral
Brittle (tegar) Mudah hancur/pecah
Elastic (Lentur) Dapat dibentuk, dapat kembali keposisi semula
Flexible (liat) Dapat dibentu, tidak kembali ke posisi semula
Malleable Dapat dibelah menjadi lembaran
Sectille Dapat dipotong dengan pisau
Ductille Dapat dibentuk menjadi tipis

2.5 Sifat Kimia Mineral

Berdasarkan sifat-sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1. Golongan Native Element


Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe;
b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B;
c. Golongan Non Logam. Contoh : O2.
2. Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan
persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi
logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi
oleh sulfat. Contoh: Pirit (FeS2), Galena (PbS).
3. Golongan Oksida dan Hidroksida
Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam
dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida
sederhana dan juga kompleks. Contoh: Kuarsa (SiO2) untuk oksida dan
Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh
unsurunsur yang bersenyawa dengan oksigen. Unsur digolongan ini amat
banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya
adalah oksigen. Sifat golongan oksida berubah-ubah dan terbentuk pada
lingkungan geologi dan tipe-tipe batuan yang berupa dan banyak jenisnya
yang terdapat.
4. Golongan Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya
dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki
berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl).
5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates
Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk
ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan
oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil,

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit
(CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), Aragonit (CaCO3), dll.
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan
ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan
melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3).
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan
dengan borates radikal.
6. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya
gugus anioin SO4, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4),
Anhidrit (CaSO4).
7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam
bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta
cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus. Contohnya Vivianit
(Fe3(PO4)3).
8. Golongan Silika
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan
salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika
merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah
keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf.
Contoh: Feldspar (KAlSi3O8).

2.6 Klarifikasi Mineral

Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi


Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X
berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8


kelompok sebagai berikut:
a. Elemen native (Unsur Murni)
1. Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah: Cooper (Cu), Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron
(Ni-Fe), Mercury (Hg). Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat
ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-
dendritik bidang belahan yang jelas jarang ditemui merupakan
penghantar listrik yang baik. Pada umumnya sistem kristal adalah
isometrik.
2. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah: Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan
penghantar listrik yang kurang baik.
3. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah: Sulfur (S),  dan  Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C). Tidak
dapat menghantarkan arus listrik berwarna transparant (jernih dan jelas)
hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai nidang
belahan kristal yang jelas. Sistem kristalnya dapat berbeda-beda,
b. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya
unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh
sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai
alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal.
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ore). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah.
Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh:
a.    AX            = PbS (Galena)
b.   A2X           = Ag2S (Argentit)
c.    AX2           = FeS2 (Pirit)
d.   AX3              = (Co,Ni)As3 (Skuterudit)
c. Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O 2-) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH-).
1. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah besi, chrome, Mangan, timah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3)
dan kassiterit (SnO2).
Jenis X2O             = Kuprit (Cu2O)
Jenis AX               = Zincite (ZnO)
Jenis XO2             = Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)
Jenis X2O3            = Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)
Jenis XY2O4 = Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)
2. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat
pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida
(OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan
air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada
umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida
adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

d. Halida
Halida adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya
ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam
sequen evaporite, seperti Halite (NaCl),
Al ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang
mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan
berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan
batuan-batuan seperti Marl dan Limestone.
Halida yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal.
Golongan Halida bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai
sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh
mineral-mineral golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6),
Atacamite [Cu2ClC(OH)5] FeS2 (Pirit).
e. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3
dikenal sebagai mineral “Kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktitdan stalagmite. Beberapa contoh mineral
yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite
(CaCO3)dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter
(NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
f. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada
daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk
juga mineral-mineral molibdat, kromatdan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-
mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya
masing-masing.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite


(barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit
dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral
chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
g. Fosfat
Fosfat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Phospate(PO4)3-. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun
keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan
mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan
membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat dari golongan ini:
berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan
kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti:
Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O],
Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O. Contoh
mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite
[Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite
[Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
h. Silikat
Silikat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah
satu dari   Si – O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan
mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini
silikat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silikat cenderung bersifat: keras, berwarna transparant
(jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai
Berat Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon
berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu:
1.   Nesosilicate
Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra
silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4. Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti: Olivine


[(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2. Sorosilicate
Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang
merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7. Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya
seperti: Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
3.  Cyclocilicate
Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n. Bila mempunyai
lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite (BaTiSi3O9), Bila
mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl (Be3Al2Si6O18). Mineral
lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18].
4.   Inosilicate
Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam. Rantai Tunggal
mempunyai komposisi Si: O = 1: 3, misalnya terlihat pada mineral-
mineral Piroksen Group seperti Diopside (CaMgSi2O6), Hornblende
[CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6]. Rantai Ganda, dimana 2 rantai
tunggal paralel yang posisi tetrahedranya berselang-seling/terikat
menyilang dengan perbandigan komposisi Si: O = 4: 11 dicirikan oleh
mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)(Mg,Fe) ]Silicat-OH, seperti
Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite [Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2],
Hornblende [(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti
Wollastonite [CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite
[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].
5.   Phylosilicate
Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama
oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya
sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan
komposisi Si: O = 2: 5. Dicirikan dengan kelompok mineral Mica
[K(Mg,Fe)Al-Silicat OH, seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2],

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Biotite [K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2], Phlogophite


[K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2],Lepidolite [K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2].
6.   Tectosilicate
Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4 memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya
dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga
membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si: O =
1: 2.
Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite
(SiO2), Kristobalite (SiO2)  mempunyai susunan 3 dimensi tersebut. Mineral khas
lainnya seperti Feldspar group: Orthoclase (KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8),
Microcline (KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8].

2.7 Mineral Makro dan Mineral Mikro

Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk


cromium (Cr) dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira
6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian  dari
tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya,
yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaandan
mengatur jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral
dapat dilakukan melalui ginjal (urine), hati (asam empedu) serta kulit (keringat).
Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai
konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan
hewani. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial. Mineral yang
dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang jumlahnya relatif tinggi
(>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam
jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element)
terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan dalam jumlah <100 mg sehari.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium,


klordan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,
selenium, Mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon,
vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau
tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam beberapa macam
reaksi biologis adalah: barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F), bromium (Br),
sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan met boliknya adalah: emas (Au),
perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga).
Tabel 2. 5 Klarifikasi mineral berdasarkan jumlah diperlukan oleh tubuh

BERAT TUBUH JUMLAH DALAM


ELEMEN
(%) TUBUH
Elemen makro Kalsium (Ca) 1,5 – 2,2 1,02 kg
Fosfor (P) 0,8 – 1,2 0,68 kg
(> 0,005 % berat Kalium (K) 0,35 0,27 kg
tubuh) Belerang/Sulfur (S) 0,25 0,20 kg
Natrium (Na) 0,15
Klor (Cl) 0,15 0,14 kg
Magnesium (Mg) 0,05 0,025 kg
Elemen Mikro Zat besi (Fe) 0,004 4,5 g
(< 0,005 % berat Seng (Zn) 0,002 1,9 g
tubuh) Selenium (Se) 0,0003 0,013 g
Mangan (Mn) 0,0002 0,016 g
Tembaga (Cu) 0,00015 0,125 g
Iodium (I) 0,00004 0,015 g
Molibdenum (Mo) 0,0002
Kobalt (Co) 0,00003
Kromium (Cr) 0,00003
Silikon (Si)
Vanadium (Va) 0,00045
Nikel (Ni) 0,00023
Arsen (As)

2.8 Gambaran Mineral dan Warnanya

Warna mineral dapat dipengaruhi oleh susunan pertumbuhannya, sifat


lingkungan geologi dimana mineral dibentukdan kemungkinan pengotoran mineral
yang mungkin terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan geologi
tersebut. Sebagai contoh adalah mineral kuarsa, apatit dan fluorit.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2. 6 Flourite: warna coklat (Mulyaningsih, 2018)

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2. 7 Monasit (Kuning) dan Zircon (tak berwarna) (Mulyaningsih,


2018).
Warna mineral juga dipengaruhi oleh lingkungan pembentukannya. Kalsedon
adalah mineral silikat dengan komposisi SiO2 merupakan salah satu anggota dari
kelompok kuarsa. Kalsedon dicirikan oleh warna coklat susu sampai coklat, tersusun
atas campuran kriptokristalin kuarsa dan moganit kristal kuarsa yang sangat halus.
Hal itu yang menyebabkan kalsedon ini memiliki diafanitas translucent. Rhodokrosit
(MnCO3) adalah salah satu anggota mineral karbonat yang berwarna merah.

Gambar 2. 8 Azurite (Biru) dan malachite warna (hijau) (Mulyaningsih,


2018).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.9 Kalsit warna putih transparan (Mulyaningsih, 2018).

Mineral-mineral hasil dari kristalisasi sistem pegmatik biasanya memiliki


warna yang tidak sama dengan warna dasarnya. Ortoklas pegmatik berwarna pink
tidak tembus cahaya, sedangkan ortoklas dari sistem magmatik berwarna putih
dengan kilap kaca tembus cahaya. Proses pegmatitisasi mineral adalah meleburnya
sebagaian mineral atau sebagian unsur dalam mineral.

Gambar 2. 10 Pirit warna keemasan (Mulyaningsih, 2018).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2. 11 Monasit warna orange (Mulyaningsih, 2018)

Mineral juga dipengaruhi oleh lingkungan pembentukannya. Kalsedon adalah


mineral silikat dengan komposisi SiO2 merupakan salah satu anggota dari kelompok
kuarsa. Kalsedon dicirikan oleh warna coklat susu sampai coklat, tersusun atas
campuran kriptokristalin kuarsa dan moganit kristal kuarsa yang sangat halus. Hal itu
yang menyebabkan kalsedon ini memiliki diafanitas translucent. Rhodokrosit
(MnCO3) adalah salah satu anggota mineral karbonat yang berwarna merah.

2.9 Sistem Kristal

Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal adalah Kubus,


tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan triklin.
1. Sistem Kristal Isometrik
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta
memiliki sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi
ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat
badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered
Cubic/ FCC). Berikut adalah beberapa macam=macam bentuk dari ketiga
jenis kubus tersebut:
Kubus sederhana, Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu
atom pada semua sudut (pojok) kubus. Pada kubus BCC, masing-masing

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat satu atom pada
pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru). Pada kubus FCC,
selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga
terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan
dengan atom warna merah).
2. Sistem Kristal tetragonal
Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a =
b ≠ c) dan semua sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal
ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada
bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-
masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya.
Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, pusat tetragonal (ditunjukkan
pada atom warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut)
tetragonal tersebut.
3. Sistem kristal ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana,
body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah),
berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat
muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).
Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan
memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°.
4. Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna
hijau). Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda
(a ≠ b≠ c), serta sudut α = γ = 90° danβ ≠ 90°.
5. Sistem kristal triklin
Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a ≠ b ≠ c), serta memiliki besar sudut
yang berbeda-beda pula yaitu α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.
6. Sistem kristal rombohedral atau trigonal
Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b ≠ c).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.


7. Sistem kristal heksagonal
Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam),
maka system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua
nilai sudut yaitu 90° dan 120° (α = β = 90°dan γ =120°), sedangkan pajang
rusuk-rusuknya adalah a = b ≠ c. semua atom berada pada sudut-sudut (pojok)
heksagonal dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi
heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu mempersiapkan alat dan


bahan seperti alat tulis menulis, modul, buku referensi, mistar 30cm, alat penguji
kekerasan (kawat tembaga, pecahan kaca, paku baja dan kikir baja), porselen, loop
(60x) magnet, HCL 0,1M, lap kasar dan lap halus, skala bar, pensil warna, kertas
HVS A4 minimal 10 lembar serta problem set minimal 10 lembar yang akan
digunakan untuk mengidentifikasi mineral. Sebelum mengamati, terlebih dahulu
kami mendapatkan materi dan pengarahan. Selanjutnya, Langkah pertama yang kami
lakukan yaitu melihat warna mineral tersebut yaitu warna segar dan warna lapuknya.
Langkah kedua menentukan ceratnya dengan di goreskan pada porselen. Langkah
ketiga menentukan kilapnya, kilap disini terbagi menjadi dua yaitu kilap logam dan
kilap non logam. Kemudian, langkah keempat menetukan belahannya apakah
mineral-mineral tersebut memiliki belahan yang bersifat conchoidal, hackly, even,
ataupun uneven yang ada pada mineral. Langkah kelima yaitu kami menentukan
pecahan mineral. Langkah keenam, kami menentukan Tenacity-Nya. Langkah
ketujuh atau terakhir yaitu kami menetukan nama mineralnya. Setelah seluruh proses
pengamatan dilakukan, kami memasukkan data-data tersebut untuk diolah kedalam
problem set yang sebelumnya kami siapkan.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengenalan Mineral 1

Gambar 4.1 Amphibole


Nomor Peraga : 01 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Hitam Berat Jenis : 3,2 – 3,39
Warna Segar : Hitam Tenacity : Malleable
Cerat : Putih Komposisi Kimia : Ca₂ (Na,K)
Kilap : Logam Sistem Kristal : Ortorombik
Belahan : Tidak Semputna Nama Mineral : Amphibole
Pecahan : Uneven Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.2 Pengenalan Mineral 2

Gambar 4.2 Kuarsa


Nomor Peraga : 02 Kekerasan : (6,5-7) Kikir
Baja
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis : 2,65
Warna Segar : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : SiO₂
Kilap : Non logam (kaca) Sistem Kristal : Heksagonal
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Kuarsa
Pecahan : Choncoidal Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.3 Pengenalan Mineral 3

Gambar 4.3 Olivin


Nomor Peraga : 03 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Hitam Berat Jenis : 5.5 - 6
Warna Segar : Hijau Tenacity : Malleable
Cerat : Putih Komposisi Kimia : (mg, fe) ₂ S₁
O₄
Kilap : Logam Sistem Kristal : Ortorombik
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Olivin
Pecahan : Choncoidal Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.4 Pengenalan Mineral 4

Gambar 4.4 Piroksin


Nomor Peraga : 04 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis :3
Warna Segar : Hitam Tenacity : Malleable
Cerat : Putih Komposisi Kimia : (Ca,na)(mg,fe,n)
(Sl,Al)2O₆
Kilap : Logam Sistem Kristal : Ortorombik
Belahan : Tidak Sempurna Nama Mineral : Piroksin
Pecahan : Uneven Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.5 Pengenalan Mineral 5

Gambar 4.5 Feldspar


Nomor Peraga : 05 Kekerasan : (6,5 – 7) Kikir
Baja
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis : 2,56
Warna Segar : Merah Muda Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : Kalsi₃O₆
Kilap : Non Logam (Damar) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Tidak Sempurna Nama Mineral : Feldspar
Pecahan : Even Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.6 Pengenalan Mineral 6

Gambar 4.6 Pirit


Nomor Peraga : 06 Kekerasan : (6,5 – 7) Kikir
Baja
Warna Lapuk : Abu-abu Berat Jenis : 5,01
Warna Segar : Kuning Tenacity : Malleable
Cerat : Hijau Komposisi Kimia : FeS₂
Kilap : Logam Sistem Kristal : Isometrik Kubik
Belahan : Tidak sempurna Nama Mineral : Pirit
Pecahan : Uneven Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.7 Pengenalan Mineral 7

Gambar 4.7
Nomor Peraga : 07 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis : 4,28
Warna Segar : Kuning Tenacity : Malleable
Cerat : Htam kehijauan Komposisi Kimia : Cu Fe S₂
Kilap : Logam Sistem Kristal : Tetragonal
Belahan : Tidak sempurba Nama Mineral : Kalkopirit
Pecahan : Uneven Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.8 Pengenalan Mineral 8

Gambar 4.8
Nomor Peraga : 08 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Coklat Berat Jenis : 2,71
Warna Segar : Hitam Tenacity : Brittle
Cerat : Coklat Komposisi Kimia : Mn
Kilap : Non Logam (tanah) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Mangan
Pecahan : Hackly Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.9 Pengenalan Mineral 9

Gambar 4.9
Nomor Peraga : 09 Kekerasan : (2,5) Kuku
Manusia
Warna Lapuk : Abu-abu Berat Jenis : 2,32
Warna Segar : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : Ca So₄ 2H2O
Kilap : Non Logam (kaca) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Gipsum
Pecahan : Choncoidal Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.10 Pengenalan Mineral 10

Gambar 4.10
Nomor Peraga : 10 Kekerasan : (3) Kawat
Tembaga
Warna Lapuk : Abu-abu Berat Jenis : 2,71
Warna Segar : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : CaCo₃
Kilap : Non logam Sistem Kristal : Heksagonal
Belahan : sempurna Nama Mineral : Kalsit
Pecahan : even Referensi : Batuan dan
Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2 Pembahasan

4.2.1 Amphibole
Mineral Amphibole mempunyai komposisi kimia Ca₂ (Na,K) memiliki warna
segar hitam, warna lapuk hitam, dengan cerat putih. Memiliki kilap logam, dengan
belahan yang tidak sempurna dan pecahan uneven. Mineral ini memiliki kekerasan 3
dengan berat jenis 3,2 – 3,39. Tenacity Malleable dan sistem kristal ortorombik.
Mineral Amphibole Mengandung besi, magnesium dan kelompok silikat..
Terbentuk dari Kristalisasi larutam karbonat, Keguanaan mineral ini untuk
konstruksin bangunan biasa di temukan di Jawa Barat.
4.2.2 Kuarsa
Mineral kuarsa mempunyai komposisi kimia SiO₂ memiliki warna segar
putih, warna lapuk coklat, dengan cerat putih. Memiliki kilap nonlogam (kaca),
dengan belahan yang sempurna dan pecahan Choncoidal. Mineral ini memiliki
kekerasan 6,5 -7 kikir baja dengan berat jenis 2,65. Tenacity brittle (rapuh) dan
sistem kristal hexagonal.
Mineral kuarsa sangat umum dijumpai dalam batuan sedimen, batuan
metamorf maupun batuan beku. Keguanaan mineral ini untuk bahan pembuatan filter
dan timer. Terbentuk dari Kristalisasi larutam karbonat, biasa di temukan di Riau.

4.2.3 Olivin
Olivin merupakan mineral dengan komposisi kimia (mg,fe)₂S,O⁴ memiliki
warna segar hijau dan warna lapuk hitam. Terdapat juga cerat berwarna putih dengan
kilap nonlogam (kaca). olivin ini memiliki belahan yang sempurna, dan pecahannya
Choncoidal. Olivin memiliki sistem kristal ortorombik dan kekerasan 3 Kawat
tembaga dengan berat jenis 5,5 - 6 tenacity brittle (rapuh).
Olivin dari proses pendinginan magma yang lambat, olivin termasuk mineral
silikat. Keguanaan mineral ini untuk bahan tahan api. Olivin terdapat di Gunung
Sumeru, Jawa Tengah.
4.2.4 Piroksin
Dari hasil pengamatan mineral piroksen atau mineral dengan komposisi (Si,
Al2)6, ini memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya coklat, serta cerat hitam,
kilap seperti logam, terdapat belahan yang sempurna dan pecahan even. Mineral

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

piroksen memiliki sistem kristal ortorombik. Dengan kekerasan 5,5-6 skala mosh
dengan berat jenis 2,9-3,6. Tenacity batuan malleable.
Mineral piroksen adalah sekumpulan mineral insolikat yang banyak
ditemukan pada batuan beku dan batuan metamorf.. Terdapat batuan dinamik dan
batuan beku ultrabasa. Keguanaan mineral ini untuk perhiasan.Keterdapatan mineral
ini di Jawa Tengah
4.2.5 Feldspar
Feldspar merupakan mineral dengan komposisi kimia KAlSi 3O8, memiliki
warna segar merah muda dan warna lapuk coklat. Terdapat juga cerat berwarna putih
dengan kilap nonlogam (damar). Feldspar ini memiliki belahan yang sempurna, dan
pecahannya even. Feldspar memiliki sistem kristal monoklik dan kekerasan 6 - 6,5,
dengan berat jenis 2,4-2,8, tenacity brittle (rapuh).
Feldspar dari proses kristalisasi magma, feldspar paling umum dijumpai pada
batuan beku korok regmatis. Feldspar berasosiasi dengan unsur kalium (K) lalu
natrium (Na) dan kalsium (Ca), kuarsa dan muskovit. Keterdapatan Bangka Belitung,
Riau
4.2.6 Pirit
Mineral pirit atau FeS2 memiliki warna segar kuning dan warna lapuk coklat.
Pirit memiliki cerat berwarna hitam dengan kilap logam. Mineral pirit ini merupakan
mineral yang memiliki sistem kristal isometrik dengan kekerasan 6-6,5 skala mosh.
berat jenis 4,9-6,2. Tenacity pirirt adalah malleable. Pirit memiliki belahan tidak
sempurna dengan pecahan uneven.
Mineral pirit biasanya ditemukan dan berasosiasi dengan sulfide atau oksidasi
dalam urat kuarsa, batuan sedimen dan batuan metamorf, serta lapisan batubara dan
sebagai pirit terbentuk didaerah cekungan dekat laut yang terpengaruh gerakan
pasang surut air laut. Keterdapatan di Sulawesi Selatan
4.2.7 Kalkopirit
Mineral kalkopirit memiliki kompisis kimia CuFeS2, yang memiliki warna
lapuk coklat dan warna segar kuning, ceratnya berwarna hitam, memiliki belahan
tidak sempurna dan pecahan uneven, jenis kilap logam. Memiliki kekerasan 3,5-4,5
dengan berat jenis 4,2, serta tenacitynya yaitu malleable, dengan sistem Kristal
tetragonal.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Mineral kalkopirit terbentuk karena proses pembentukan hidrotermal yang


berakibat rentah gunung berapi. Kalkopirit mudah ditemukan di daerah yang
mengandung emas dan tembaga. Asosiasi mineralnya dengan pirit, bornit, kalsonit,
dolomite, fluorite dan kuarsa. Kalkopirit biasa ditemukan Gunung togak.
4.2.8 Mangan
Mineral mangan atau mineral dengan komposisi mineral MnO 2, memiliki
warna segar coklat, warna lapuk hitam, memiliki cerat yang berwarna hitam, dengan
kilap non-logam (tanah). Mangan memiliki belahan yang tidak sempurna dengan
pecahan uneven (tidak seragam). Mineral ini memiliki kekerasan 6,5 skala mosh
dengan berat jenis 5,4 dan tenacity hackly. Mangan juga memiliki sistem kristal
tetragonal.
Mineral mangan terbentuk melalui proses hidrotermal (siklus air panas) dan
juga dapat terbentuk dalam lingkungan batuan vulkanik dan emping. Asosiasi
mineral mangan yaitu biji besi, rhookhorist, inesit, butan dan au. Mangan ditambang
dalam menggunakan metode tambang terbuka dan tambang bawah tanah tergantung
pada ledakan dan deposit yang bersangkutan.
4.2.9 Gipsum
Mineral gipsum memiliki komposisi kimia CaSO4 . 2H2O dengan warna segar
putih, warna lapuk coklat dan cerat berwarna putih. Mineral ini memiliki kilap kaca
dengan belahan yang sempurna dan pecahan yaitu concoidal. Dengan kekerasan 2
dan berat jenis 2,3. Dengan tenacity ductile dan sistem kristal monoklin.
Mineral gipsum berasosiasi dengan sulfide atau oksidasi dalam urat kuarsa, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Keterdapatan gipsum ini dengan batuan kapur, batu
skedih, batu pasir, batu lempung.
4.2.10 Kalsit
Mineral kalsit mempunyai komposisi kimia CaCO3 memiliki warna segar
putih, warna lapuk coklat, dengan cerat putih. Memiliki kilap nonlogam (lemak),
dengan belahan yang sempurna dan pecahan hackly. Mineral ini memiliki kekerasan
3 dengan berat jenis 2,7. Tenacity brittle (rapuh) dan sistem kristal hexagonal.
Mineral kalsit sangat umum dijumpai dalam batuan sedimen, batuan
metamorf maupun batuan beku. Asosiasi mineral ini yaitu sulfide, kuarsa, fluorite,

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

barit dolomine. Terbentuk dari Kristalisasi larutam karbonat, biasa di temukan di


Jawa Barat.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang


memiliki bentuk teratur (sistem Kristal) dan terbentu secara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Setelah melakukan praktikum ini, saya dapat menjelaskan definisi dari
mineral, saya dapat membedakan klasifikasi dan sifat fisik yang terdapat di mineral
dan juga Dan kami juga dapat mineral, mulai dari menentukan warna segar, warna
lapuk, cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasa, berat jenis, tenacity, sistem kristal
serta menentukan nama mineral dan komposisi kimianya,

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Agar kiranya dapat meneliti mineral lebih lama lagi di laboratorium.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Tetap semangat dalam memberikan arahan dan terima kasih kepada asisten
yang berusaha membuka pikiran praktikan agar lebih semangat dalam menjalankan
laboratorium.

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mineral/
https://heruharyadi27.blogspot.com/2009/11/mineral.html
https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
https://miningunlam.blogspot.com/2012/01/mineralogi.html

JUMAIN ZAKARIAH ALFIAN


09320190221 09320200031

Anda mungkin juga menyukai