Anda di halaman 1dari 3

Klafwadadwa

mengetahui apakah terdapat da

1. dengan flexible budget? ()

Jawaban:

Perusahaan umumnya memiliki strategi budget yang berbeda-beda. Ada yang


menggunakan static budget dan ada yang menggunakan metode flexibel budget. Dalam hal
ini static budget memiliki merupakan anggaran yang menggabungkan nilai-nilai yang
enjualan yang berbeda.

enjualan yang berbeda.

Umumnya perusahaan lebih memilih untuk menggunakan metode flexible budget


dalam mengelolah anggaran di perusahaannya tersebut. Alasannya, karena anggaran ini
berdasarkan dengan data actual, baik penjualan, pengeluaran maupun data lingkungan
disekitar perusahaan. Jika ada asumsi-asumsi / pendapat dari pihak managemen anggaran
tersebut tidak perlu diubah ulang dikarenakan enjualan yang berbeda.

Umumnya perusahaan lebih memilih untuk menggunakan metode flexible budget


dalam engelolah anggaran di perusahaannya tersebut. Alasannya, karena anggaran ini sdgr

merupakan data/sumber utama untuk membuat flexible budget), perusahaan harus


menggunakan static budget dikarenakan perusahaan tidak mengetahui bagaimana penjualan
perusahaan sehingga anggaran yang disiapkan pun berasal dari perkiraan - perkiraan yang
dilakukan oleh pihak managemen perusahaan. Static budget sering dipakai oleh perusahaan
pada tahun pertama mereka berjalan khususnya perusahaan tersebut tidak memiliki data-
data yang lengkap untuk menentukan berapa harga jual dan berapa biaya produksi yang
tepat untuk periode ini.sgsg

2. Bagaimana yang akan terjadi saat perbedaan kondisi dilapangan (aktual) dengan kondisi
yang diharapkan sangat berbeda jauh dalam penganggaran flexibel?

Jawab:

Sesuai namanya, penganggaran fleksibel dapat menyesuaikan dengan perbedaan


kondisi lapangan. Hal ini dikarenakan rumusan anggaran fleksibel dibuat dengan lebih dari
satu penggerak. Jadisgsgsg dasgri awal sudah terdapat prosedur perkiraan biaya yang dapat
memperkirkan dan memvalidasi rumusan biaya untuk tiap aktivitas. Pada prinsipnya
komponen biaya variable untuk tiap aktivitas harusnya sudah berhubungan dengan sumber
daya yang diperoleh sebagaimana yang dibutuhkan, dan komponen biaya tetap seharusnya
berhubungan dengan sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan atau sumber daya
terikat. Pendekatan rumusan ganda ini memungkinkan manajer utk dapat memprediksi
biaya biaya secara lebih akurat untuk tiap aktivitas. Jadi kalaupun ada perbedaan kondisi
actual dengan yang sgsgsgsgsgsg, rumusan dalam flexibel budget tersebut dapat
menyesuaikan dengan baik. Namun jika memang kondisinya sangat jauh berb eda, maka
dapat juga dilakukan rebudgeting sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu.

3. budget?

Jawaban:

Perusahaan yang menggunakan static budget biasanya ialah perusahaan yang baru
memulai usahanya. Hal ini dikarenakan mereka belum mempunyai data terkait produksi,
penjualan, dan aktivitas lainnya, yang dimana hal tersebu t merupakan data atau sumber
utama dalam pembuatan flexibel budget. Sehingga anggaran yang disiapkan berasal dari
perkiraan yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Sedangkan, perusahaan yang
menggunakan flexibel budget ialah biasanya usaha-usaha yang beroperasi dalam keadaan
tidak stabil atau lingkungan bisnisnya tidak pasti karena jika kondisi sosial berubah maka
tidak harus sg rebudgeting. Tidak ada ciri khusus perusahaan mana yang bisa menggunakan
flexibel budget, karena kebanyakan perusahaan menggunakan flexibel budget karena lebih
akurat.

4. Apakah dalam memprediksi penjualan terdapat pendekatan selain bottom -up approach?
Lalu, apa saja perbedaan antara pendekatan tersebut dan mohon dijelaskan kondisi
perusahaan seperti apa yang sesuai untuk masing-masing pendekatan. (Alit bintang)

Jawaban:

Selain pendekatan Buttom up Uproach ada Top Down Approach.

Dalam buttom up aproach karyawan dan manajer di tingkat departemen melakukan


penyusunan anggaran untuk masing-masing departemen. Setiap departemen menyiapkan
anggarannya sendiri (seperti perkiraan kegiatan komponen dan lini produk) sebelum
diintegrasikan ke dalam anggaran induk. Manajer akan lebih termotivasi untuk mencapai
tujuan yang dianggarkan ketika mereka terlibat dalam persiapan anggaran. Tingkat
partisipasi yang luas biasanya mengarah pada dukungan yang lebih besar untuk anggaran
dan entitas secara keseluruhan, serta pemahaman yang lebih besar tentang apa yang harus
dicapai. Metode bottom-up dapat digunakan untuk meningkatkan “Sense of Belonging” dari
unit-level dalam kepemilikan anggaran. Manajer operasional yang selama ini bertanggung
jawab langsung untuk kegiatan operasional, akan memiliki pemahaman yang lebih baik
ketika menyusun anggaran, karena lebih memahami tentang hasil apa yang dapat dicapai
dan berapa biayanya.

Pendekatan ini sangat diperlukan ketika manajer unit yang bertanggung jawab
diharapkan menjadi sangat inovatif. Manajer unit tahu apa yang harus dicapai, di mana
peluang ada, bidang masalah apa yang harus diselesaikan, dan di mana sumber daya harus
dialokasikan. Terlepas dari keterlibatan manajer tingkat bawah, Top Management tetap
harus berpartisipasi dalam proses anggaran untuk memastikan bahwa tujuan konsolidasi dari
berbagai departemen konsisten dengan tujuan profitabilitas perusahaan.

Sedangkan top down approach adalah model perencanaan yang dilakukan dari
atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah
atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Top Management sebagai pihak
yang melakukan penyusunan anggaran, pada saat proses penyusunan anggaran, sangat
sedikit meminta bahkan terkadang tidak meminta masukan dari manajer atau karyawan.
Dalam pendekatan ini, staf perusahaan pusat di bawah chief executive officer atau presiden
direktur menentukan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan, menentukan
kendala sumber daya, mempertimbangkan persaingan, menyiapkan anggaran, dan membuat
alokasi biaya.Top Management mengetahui tujuan, strategi, sumber daya, kekuatan, dan
kelemahan perusahaan. Departemen kemudian mengikuti arahan dari Action Plan yang
telah dibuat. Top-down umumnya digunakan dalam perencanaan jangka Panjang. Hal
pertama yang dilakukan adalah meramalkan penjualan berdasarkan analisa ekonomi,
kemudian pangsa pasar perusahaan dan penjualan perusahaan, dan kemudian penjualan
berdasarkan produk atau kategori lainnya.

Pendekatan Top-Down diperlukan ketika manajer unit bisnis harus diberikan tujuan
kinerja spesifik karena situasi krisis dan ketika koordinasi yang erat diperlukan antara unit
bisnis. Ada kemungkinan bahwa jumlah anggaran unit tidak akan memenuhi harapan
perusahaan. Jika manajer unit mengembangkan anggaran secara independent dari unit lain,
ada ketidakkonsistenan dalam asumsi yang digunakan oleh unit yang berbeda, Dst.

Anda mungkin juga menyukai