Jawaban:
2. Bagaimana yang akan terjadi saat perbedaan kondisi dilapangan (aktual) dengan kondisi
yang diharapkan sangat berbeda jauh dalam penganggaran flexibel?
Jawab:
3. budget?
Jawaban:
Perusahaan yang menggunakan static budget biasanya ialah perusahaan yang baru
memulai usahanya. Hal ini dikarenakan mereka belum mempunyai data terkait produksi,
penjualan, dan aktivitas lainnya, yang dimana hal tersebu t merupakan data atau sumber
utama dalam pembuatan flexibel budget. Sehingga anggaran yang disiapkan berasal dari
perkiraan yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Sedangkan, perusahaan yang
menggunakan flexibel budget ialah biasanya usaha-usaha yang beroperasi dalam keadaan
tidak stabil atau lingkungan bisnisnya tidak pasti karena jika kondisi sosial berubah maka
tidak harus sg rebudgeting. Tidak ada ciri khusus perusahaan mana yang bisa menggunakan
flexibel budget, karena kebanyakan perusahaan menggunakan flexibel budget karena lebih
akurat.
4. Apakah dalam memprediksi penjualan terdapat pendekatan selain bottom -up approach?
Lalu, apa saja perbedaan antara pendekatan tersebut dan mohon dijelaskan kondisi
perusahaan seperti apa yang sesuai untuk masing-masing pendekatan. (Alit bintang)
Jawaban:
Pendekatan ini sangat diperlukan ketika manajer unit yang bertanggung jawab
diharapkan menjadi sangat inovatif. Manajer unit tahu apa yang harus dicapai, di mana
peluang ada, bidang masalah apa yang harus diselesaikan, dan di mana sumber daya harus
dialokasikan. Terlepas dari keterlibatan manajer tingkat bawah, Top Management tetap
harus berpartisipasi dalam proses anggaran untuk memastikan bahwa tujuan konsolidasi dari
berbagai departemen konsisten dengan tujuan profitabilitas perusahaan.
Sedangkan top down approach adalah model perencanaan yang dilakukan dari
atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah
atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Top Management sebagai pihak
yang melakukan penyusunan anggaran, pada saat proses penyusunan anggaran, sangat
sedikit meminta bahkan terkadang tidak meminta masukan dari manajer atau karyawan.
Dalam pendekatan ini, staf perusahaan pusat di bawah chief executive officer atau presiden
direktur menentukan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan, menentukan
kendala sumber daya, mempertimbangkan persaingan, menyiapkan anggaran, dan membuat
alokasi biaya.Top Management mengetahui tujuan, strategi, sumber daya, kekuatan, dan
kelemahan perusahaan. Departemen kemudian mengikuti arahan dari Action Plan yang
telah dibuat. Top-down umumnya digunakan dalam perencanaan jangka Panjang. Hal
pertama yang dilakukan adalah meramalkan penjualan berdasarkan analisa ekonomi,
kemudian pangsa pasar perusahaan dan penjualan perusahaan, dan kemudian penjualan
berdasarkan produk atau kategori lainnya.
Pendekatan Top-Down diperlukan ketika manajer unit bisnis harus diberikan tujuan
kinerja spesifik karena situasi krisis dan ketika koordinasi yang erat diperlukan antara unit
bisnis. Ada kemungkinan bahwa jumlah anggaran unit tidak akan memenuhi harapan
perusahaan. Jika manajer unit mengembangkan anggaran secara independent dari unit lain,
ada ketidakkonsistenan dalam asumsi yang digunakan oleh unit yang berbeda, Dst.