Anda di halaman 1dari 108

SEJARAH SENI RUPA BARAT I

FAKULTAS SENI RUPA, INSTITUT KESENIAN JAKARTA


Penulis
Anindyo Widito, M.Sn

Cetakan Pertama
Jakarta, 2012

ISBN
9786029335064

© Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta


Jl. Cikini Raya 73
Jakarta 10330, Indonesia
T: 62 21 390 1965, 62 21 3193 2416
F: 62 21 391 5225
E: senirupaikj@indo.net.id
www.senirupaikj.ac.id

Dicetak terbatas untuk kalangan sendiri

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang


dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit

Editor:
Reny Budilestari, S.S.,M.Si

Desain Grafis:
Indah Tjahjawulan M.Sn
Dian Sarwendah S.Sn

FSR IKJ PRESS 2012


Ka t a Pe n g a n t a r

P uji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terbitnya Buku Ajar dilingkungan FSR IKJ. Buku Ajar merupakan
bagian dari bahan ajar, yang disusun berdasarkan kaidah ilmiah
dan disesuaikan dengan kompetensi mata kuliah yang diberikan.
Buku Ajar selain dapat mempermudah para Dosen dalam memberi
materi kuliah juga dapat menciptakan sistem belajar mengajar yang
kondusif karena Dosen akan memiliki kesempatan diskusi lebih
banyak dengan mahasiswa.

Sejalan dengan perubahan Paradigma Pendidikan Seni di tanah


air, maka peran Buku Ajar bagi sebuah Perguruan Tinggi sangat
strategis, karena pengajar dapat menuangkan pemikiran dan
ilmu dalam bidang senirupa yang sejalan dengan perkembangan
dinamika sosial masyarakat serta dunia pendidikan. Di sisi lain
Buku Ajar diharapkan dapat memperkaya khasanah perkembangan
seni rupa di tanah air, terutama melalui kajian dan contoh-contoh
karya seni yang merupakan representasi dari perkembangan seni
rupa terkini, baik dari para perupa, seniman, desainer, kriyawan di
tanah air maupun seniman mancanegara.

Penerbitan buku-buku Ajar di lingkungan FSR IKJ sekaligus


merupakan implementasi dari visi dan misi Fakultas yang tertuang
dalam Renstra FSR IKJ 2012-2016 yaitu sebagai Fakultas berbasis
kreativitas dan penelitian. Diharapkan beberapa Buku Ajar yang
memiliki potensi keilmuan yang sangat siginifikan bagi penelitian
dan perkembangan seni rupa dapat dikembangkan menjadi Buku
Teks sehingga dapat diakses lebih luas oleh masyarat.

Akhir kata kepada para penulis Buku Ajar kami megucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas komitmen dan
tanggungjawab penuh sebagai dosen.

Jakarta, Mei 2012

Citra Smara Dewi


Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta

iv Sejarah Seni Rupa Barat I


Prakata

P uji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas terbitnya Buku Ajar Sejarah Seni Rupa Barat I. Buku ini
merupakan buku pegangan mahasiswa, khususnya yang mengambil
bidang Seni Rupa. Bidang Seni Rupa adalah merupakan satu disiplin
ilmu yang sangat berkaitan erat dengan bahasa rupa atau visual.
Oleh sebab itu metode pembelajaran yang diberikan harus dapat
mendukung materi kuliah yang diberikan, khususnya materi kuliah
sejarah. Buku ajar ini diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan para
mahasiswa akan materi sejarah seni rupa yang dipaparkan selain
dengan bahasa verbal, juga bahasa visual.

Buku Aajar ini disusun dari berbagai sumber, dan merupakan


penyempurnaan dari diktat kuliah Sejarah Seni Rupa Barat yang
sudah ada sebelumnya.

Buku Ajar ini dibagi menjadi beberapa bagian, sesuai dengan


pembagian pembabakan sejarah. Pembabakannya yaitu: Periode
Prasejarah, Periode Kekunoan, Periode Klasik, Periode Abad
Pertengahan, dan Periode Renaissance. Pada setiap periode ini,
banyak peninggalan karya-karya, baik arsitektur maupun seni
rupanya yang memiliki cirinya masing-masing. Oleh karena itu,
buku ajar ini banyak sekali memuat gambar atau ilustrasi yang
sangat penting bagi mahasiswa agar dapat mengenali semua ciri-
ciri tersebut.

Melalui penerbitan Buku Ajar ini, diharapkan, secara khusus dapat


meningkatkan wawasan para mahasiswa Seni Rupa IKJ akan
sejarah seni rupa, baik secara pembabakan maupun ciri-cirinya.
Secara umum, buku ini berguna sebagai penambah wawasan,
atau paling tidak menjawab keinginan tahuan akan sejarah seni
rupa bagi para mahasiswa yang berhubungan dalam bidang seni
maupun yang tidak.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima ksih kepada semua pihak


yang telah membantu hingga Buku Ajar ini dapat diterbitkan.

Jakarta, 2012

Anindyo Widito, M.Sn


Penulis

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta v


Daftar Isi
Kata Pengantar iv
Prakata v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar vii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Pengertian Prasejarah 2
1.2 Asal Usul Manusia 2
1.3 Hasil Karya Seni Prasejarah 3
1.4 Rangkuman 5

BAB II MASA KEKUNOAN 7


Prawacana 7
Indikator Keberhasilan 7
2.1. Kebudayaan Mesir Kuno 8
2.2. Kebudayaan Timur Tengah 14
2.3. Kebudayaan Laut Aegea 21
2.4. Rangkuman 29

BAB III MASA KLASIK 31


Prawacana 31
Indikator Keberhasilan 31
3.1. Seni Yunani 32
3.2. Kebudayaan Romawi 41
3.3. Rangkuman 47

BAB IV MASA ABAD PERTENGAHAN 49


Prawacana 49
Indikator Keberhasilan 49
4.1. Seni Nasrani 50
4.2. Seni Byzantium 53
4.3. Seni Romaneska 56
4.4. Seni Gotik 58
4.5. Rangkuman 67

BAB V MASA RENAISSANCE 69


Prawacana 69
Indikator Keberhasilan 70
5.1. Masa Renaissance Awal 78
5.2. Seni Renaissance Tinggi 89
5.3. Rangkuman 89

BAB VI PENUTUP 91

Daftar Istilah xi
Daftar Pustaka xv
Biodata Penulis xvi

vi Sejarah Seni Rupa Barat I


Daftar Gambar
1.1 Kehidupan manusia prasejarah 2
1.2 Lukisan di Gua Coscuer 3
1.3 Lukisan di Gua Chauver 4
1.4 Lukisan di Gua Altamira 5
1.5 Lukisan di Gua Lascaux 5
2.1 Sungai Nil yang subur 8
2.2 Huruf Hieroglyph 8
2.3 Pelat Narmer 10
2.4 Bangunan Mastaba 10
2.5 Bangunan Piramida, Berundak Raja Jozer 10
2.6 Komplek Piramida Giza 11
2.7 Patung Mesir Kuno 11
2.8 Relief pada sebuah makam 12
2.9 Makam Ratu Hatseput 13
2.10 Kuil di Luxor 13
2.11 Posisi Mesopotamia di antara 2 sungai 15
2.12 Ziggurat Raja Urnammua di Ur 16
2,13 Contoh huruf Cuneiform 16
2.14 Patung Dewa-dewa Tell Asmar 17
2.15 Patung Penguasa dari Nineveh 18
2.16 Piagam Naram-Sin 18
2.17 Kode Hukum Hammurabi 18
2.18 Bangunan Istana Sargon II 19
2.19 Gedung Ishtar di Babylon 20
2.20 Ruang Penerimaan Darius di Persepolis 20
2.21 Peta wilayah Kebudayaan Laut Aegea 21
2.22 Patung-patung figur Wanita dari Seni Cycladic 22
2.23 Istana Knossos 23
2.24 Patung Dewi Ular dari Pulau Creta 24
2.25 Toreador Fresco, sebuah lukisan dinding 25
2.26 Bangunan kubur Atreus Mycenae 26
2.27 Patung kubur emas 27
2.28 Gerbang Singa Mycenae 27
2.29 Sisa-sisa ruang penerima tamu Megaron 28
2.30 Patung-patung kecil Mycenae 28
3.1 Kolom Doric 33
3.2 Kolom Ionik 33
3.3 Kolom Corinthian 34
3.4 Kuil Zeus dari Olympia 35
3.5 Patung Kouros dan Kourai 35
3.6 Kuil Poseidon di Paestum 36
3.7 Kuil Parthenon di Acopolis, Athena 36
3.8 Pintu Gerbang Propylae 36
3.9 Kuil Nike, Arcopolis 37
3.10 Erechteum 37
3.11 Perkembangan Konsep “Contrapposto” 39
3.12 Salah satu patung karya Polyclitus 40
3.13 Patung Discobolus 40
3.14 Makam Etrusca 42
3.15 Peti mati dengan hiasan patung dua orang suami 42
istri
3.16 Sisa-sisa bangunan kuil Cella Etrusca 43

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta vii


3.17 Salah satu patung perunggu dari seni Etrusca 43
3.18 Porta Agusta di Perugia 43
3.19 Maison Carree di Nimes 44
3.20 Kuil Vesta 44
3.21 Patung Arrigatore 45
3.22 Kuil Ara Pacis 46
3.23 Gerbang Kaisar Titus 46
3.24 Tugu Trayan 46
3.25 Colloseum 47
3.26 Pantheon 47
4.1 Catacomba 50
4.2 Gereja St. Paul Roma 51
4.3 Basilika Appolonaire 51
4.4 Gereja St. Constanza, Roma 51
4.5 Mozaic yang ditemukan di Ravenna 52
4.6 Gereja San Vitale di Ravenna 54
4.7 Ruang dalam Gereja St. Sophia 55
4.8 Gereja St. Sophia 55
4.9 Denah Gereja Romaneska 57
4.10 Gereja Romaneska 57
4.11 Seni patung Romaneska 58
4.12 Struktur Flying Buttress 60
4.13 Jendela Gotik (Rose Window) 60
4.14 Gereja St. Denis 61
4.15 Gereja Notre Dame 61
4.16 Patung karya Nicola Pisano 62
4.17 Madonna Entrhoned 64
4.18 Lukisan karya Duccio 65
4.19 Lukisan karya Giotto 65
4.20 Lukisan Giotto berjudul “Lamentation” 66
5.1 Karya patung Nanni 72
5.2 Patung karya Lorenzo 73
5.3 Patung “David” karya Donatello 73
5.4 Kathederal Santa Maria 74
5.5 Gereja St. Lorenzo 74
5.6 Salah satu karya Masaccio 75
5.7 The Discovery of The True Cross 75
5.8 “Battle of San Marino” 76
5.9 “The Last Supper” 76
5.10 “David” 76
5.11 “Battle of Ten Naked Men” 77
5.12 “St. James” 77
5.13 Potret diri Leonardo da Vinci 79
5.14 “Adoration of The Magi” 80
5.15 “Monalisa” 80
5.16 Karya Leonardo yang menggambarkan anatomi 81
manusia
5.17 “The Last Supper” 81
5.18 Potret wajah Michelangelo Buonarotti 81
5.19 Patung “Pieta” 82
5.20 Patung”David” 83
5.21 “The Last Judgement” 84

viii Sejarah Seni Rupa Barat I


5.22 Potret wajah Raphael 84
5.23 “Madonna del Granduca” 85
5.24 “Madonna of the Godfinch” 85
5.25 “Madonna del Baldacchino” 85
5.26 “The Entombment of Christ” 86
5.27 Stanza della Segnatura 87
5.28 La Disputa, Fresco karya Raphael 87
5.29 “The School of Athens” 88
5.30 The Parnassus 88
5.31 The Juridprudence, karya Raphael 89

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta ix


x Sejarah Seni Rupa Barat I
1
Pendahuluan

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 1


1.1. PENGERTIAN PRASEJARAH

Prasejarah atau sering juga disebut nirleka (nir: tidak ada,


leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
ke masa saat catatan sejarah yang tertulis belum ada, atau
belum tersedia. Batas antara zaman prasejarah dengan sejarah
dibedakan dengan adanya tulisan. Hal ini memberikan
pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ada
tulisan, dan sejarah adalah zaman setelah ditemukannya
tulisan. Berakhirnya masa prasejarah atau dimulainya
zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidaklah sama,
tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Sebagai contoh,
zaman sejarah bangsa Mesopotamia dimulai sekitar tahun
4500 SM, dimana masa tersebut bangsa atau peradaban ini
sudah mulai mengenal tulisan. Sedangkan bangsa Indonesia,
awal sejarah sekitar abad ke 5 M, saat Kerajaan Kutai mulai
berdiri di Kalimantan Timur.

1.2. ASAL USUL MANUSIA

Sampai saat ini, asal-usul, kapan manusia pertama muncul di


dunia masih diperdebatkan para ahli. Ada yang mengatakan ma-
nusia pertama muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu, kemudian
mundur lagi sekitar 100.000 tahun yang lalu, yaitu di sekitar
daerah Neanderthal (Jerman Barat), yang dinamakan manusia
Neanderthal. Dari banyak pendapat, hal yang paling banyak
Gambar 1.1
Kehidupan manusia
dianut adalah teori yang mengatakan bahwa nenek moyang ma-
prasejarah nusia adalah Homosapiens, yang disebut juga manusia Cro-Ma-
(Sumber: www. gnon (33.000 – 10.000 SM). Hal ini sangat masuk akal, karena
louderfunier.blogspot.com) pada awal masa tersebut adalah masa dimana zaman es telah be-
rakhir. Dengan selesainya zaman es ini,
kemudian suhu bumi mulai menghangat,
manusia mulai menjadi lebih bebas dan
mampu memberikan sarana kehidupan-
nya. Masa ini disebut dengan masa Pal-
aeolitichum atau Zaman Batu Tua. Pada
masa ini, manusia hidup dalam pola
berburu, dan tidak mempunyai tem-
pat tinggal tetap. Mereka berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya,
mengikuti binatang buruannya yang
selalu berpindah tempat. Biasanya
mereka tinggal atau menetap semen-
tara di gua-gua. Di gua-gua inilah
mereka mulai membuat karya-karya
seni lukis pertama.
2 Sejarah Seni Rupa Barat I
1.3. HASIL KARYA SENI PRASEJARAH

Sejak masa prasejarah, nenek moyang manusia telah


mulai membuat lukisan di dinding-dinding gua untuk
menggambarkan bagian-bagian penting dari kehidupan
mereka, atau sebagai sarana ritual mereka. Semua kebudayaan
dunia mengenal seni lukis. Hal ini disebabkan karena lukisan
atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah gambar atau
lukisan yang dibuat di dinding-dinding gua bisa dibuat
hanya dengan menggunakan materi-materi sederhana seperti
arang, kapur, tanah, batuan mineral berwarna, dan lain-lain.
Lukisan-lukisan ini dibuat dengan gaya yang naturalistik dan
biasanya menggambarkan adegan-adegan perburuan. Ada
beberapa lukisan gua yang ditemukan terutama di daerah
Eropa, antara lain:

A. Lukisan Goa Cosquer

Goa Cosquer terletak di Calanque de Morgiou dekat Marseille,


Perancis. Lukisan ini ditemukan oleh Henri Cosquer pada
tahun 1991, dan diperkirakan berusia 27.000 tahun. Untuk
masuk ke gua ini, harus melewati terowongan sepanjang 175
meter dan saat ini berada di bawah laut dengan kedalaman
37 meter.

Gambar 1.2
Lukisan di gua Cosquer
(Sumber: www. oddee.
com)

B. Lukisan Gua Chauvet

Gua Chauvet terletak di wilayah Ardeche sebelah selatan


Perancis. Gua ini ditemukan oleh tiga orang speleologist
pada tahun 1994.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 3


Gambar 1.3
Lukisan di Gua Chauvet
(Sumber: www.info-
infounik.blogspot.com)

C. Lukisan Gua Altamira

Gua Altamira terletak di dekat Santilliana del Mar di Cantabria,


Spanyol Utara. Ditemukan oleh seorang petualang bernama
Modesto Cubillas pada tahun 1875. Lukisan di dalam gua ini
banyak menggambarkan binatang Bison yang sedang terluka
atau mati.

Gambar 1.4
Lukisan di Gua Altamira
(Sumber: www.deutsches-
museum.de)

D. Lukisan Gua Lascaux.

Dari sekian lukisan gua yang ditemukan, mungkin lukisan


di gua Lascaux ini adalah yang paling terkenal dan paling
banyak jumlah lukisannya. Terletak di wilayah Perancis Barat
Daya, dan ditemukan oleh empat remaja, yaitu Marcel Ravidat,
Jacques Marsal, Georges Agnel, dan Simon Coencas, beserta

4 Sejarah Seni Rupa Barat I


anjing Ravidat yang bernama Robot, pada tahun 1940. Setelah
perang dunia ke II, gua ini mulai dipugar. Tetapi pada tahun
1963, gua ini ditutup untuk umum, karena sejak awal tahiun
1955, jumlah pengunjungnya mencapai 1200 orang per hari,
dan karbondioksida yang ditimbulkannya merusak lukisan-
lukisan tersebut. Gua Lascaux terkenal dengan sebutan “the
prehistoric Sistine Chapel”. Diperkirakan lukisan-lukisan ini
dibuat sekitar 15.000 tahun yang lalu.

Gambar 1.5
Lukisan di Gua Lascaux
(Sumber: www.squidoo.
com)

1.4. RANGKUMAN

Prasejarah adalah masa di mana belum ada tulisan. Pada


masa prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah tempat
dan berburu. Mereka membuat lukisan di dinding-dinding
gua untuk menggambarkan bagian-bagian penting dari
kehidupan mereka, atau sebagai sarana ritual mereka.
Karya seni masa prasejarah banyak ditemukan berupa
lukisan-lukisan gua, tersebar di sebagian besar daratan
Eropa. Karya-karya tersebut dibuat antara 30,000 – 15,000
tahun sebelum masehi.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 5


2
MASA KEKUNOAN

Prawacana:
Menjelaskan tentang awal dari peradaban-peradaban
tertua di dunia, bentuk keseniannya akan mempengaruhi
kebudayaan-kebudayaan selanjutnya, terutama di Eropa.

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
• Menjelaskan apa saja dan dimana peradaban-
peradaban kuno tertua di dunia, terutama di Eropa.
• Menjelaskan apa saja hasil karya seni dari masing-
masing kebudayaan kuno tersebut, seperti arsitektur,
karya patung, dan lain-lain, berikut ciri-ciri dan fungsi
dari masing-masing hasil karya setiap kebudayaan
tersebut.
• Menjelaskan apa saja penemuan-penemuan dari
peradaban kuno tertua di Eropa, yang sangat
mempengaruhi perkembangan baik karya seni, maupun
teknologi, hingga saat ini.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 7


2.1. KEBUDAYAAN MESIR KUNO (4000-500 SM)
A. Awal Peradaban

Peradaban Mesir Kuno berawal dari peradaban di lembah


sungai Nil di Mesir, Afrika. Sungai Nil adalah sungai terpanjang
di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Setiap tahun sungai
Nil selalu banjir, menggenangi kanan kiri sungai, sehingga
menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50
kilometer. Merupakan salah satu peradaban tertua di dunia,
yaitu sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Bangsa Mesir kuno
ini adalah bangsa nomadis yang berasal dari daerah Iran atau
Iraq sekarang. Dari tanah asalnya, mereka menelusuri sungai
Nil dan mulai membangun peradaban dan membentuk kota-
kota kecil. Melalui beberapa tahapan bermasyarakat, akhirnya
sampai pada bentuk kerajaan yang mampu bertahan sampai
beberapa ribu tahun, meninggalkan karya-karya seni yang
sangat mengagumkan.

Bangsa Mesir adalah salah satu bangsa yang pertama kali


mengenal tulisan yang disebut Hieroglyph. Selain tulisan,
bangsa ini juga merupakan penemu kertas tertua.

Gambar 2.1
Sungai Nil yang subur
(Sumber: www.muxlim.
com)

B. Kepercayaan

Kepercayaan yang dianut bangsa Mesir adalah Politheisme,


yaitu kepercayaan yang mengenal banyak dewa. Biasanya
Gambar 2.2 dewa-dewa tersebut, rata-rata berbentuk binatang, karena
Huruf Hieroglyph dianggap mempunyai beberapa kelebihan dibanding manusia.
(Sumber:www. fi.edu) Masyarakat Mesir juga percaya kehidupan setelah mati.
8 Sejarah Seni Rupa Barat I
C. Karya Seni

Hasil karya seni bangsa Mesir rata-rata berkaitan dengan


masalah yang berhubungan dengan agama, kepercayaan
dan raja. Ciri-ciri dari karya seni bangsa Mesir adalah kaku
dan monumental. Hal ini terjadi karena keinginan untuk
membuat figur-figur yang berwibawa, anggun dan diam,
yang memberikan kesan abadi. Hal ini akan menimbulkan
gaya yang khas, yaitu adanya kejelasan dan kesatuan bentuk.
Sedangkan untuk penggambaran dua dimensionalnya, bangsa
Mesir selalu menggunakan dua titik pandang sekaligus, yaitu
frontal dan profil

D. Sistim Kekuasaan

Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh


raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak.
Firaun dianggap sebagai keturunan dewa dan dipercaya
sebagai putera dari Dewa Osiris. Untuk menjalankan
pemerintahannya, Firaun mengangkat para pejabat yang
pada umumnya berasal dari golongan bangsawan. Ada
gubernur yang memerintah propinsi, panglima tentara,
hakim, dan pendeta yang memimpin upacara keagamaan.
Salah satu jabatan terpenting adalah Wazir atau Perdana
Menteri yang umumnya dijabat oleh putera mahkota.

Sejak tahun 3400 SM, sejarah Mesir mencatat ada 30 dinasti


berbeda yang memerintah kerajaan Mesir. Secara garis besar,
kerajaan Mesir dibagi menjadi tiga zaman, yaitu Kerajaan
Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di
Awaris dan Mesir Baru di Thebe.

2.1.1. Zaman Kerajaan Mesir Tua (3400-2180 SM)

Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil


menyatukan Mesir Hilir dan Hulu. Sebagai pemersatu ia diberi
gelar Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar.
Kerajaan pada masa kerajaan Mesir Tua ini, banyak sekali
terdapat peninggalan-peninggalan, diantaranya adalah:

A. Pelat Narmer

Adalah sebuah lempengan yang dibuat sebagai peringatan


kemenangan raja Narmer. Berbentuk segi tiga, kedua sisinya
diberi hiasan relief yang menggambarkan kemenangan raja
atas suatu bangsa. Lempengan ini merupakan karya Mesir
Kuno tertua yang secara lengkap menunjukkan ciri-ciri dari
seni Mesir Kuno, yaitu:

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 9


Gambar 2.3 • Adanya kesan keteraturan yang kuat
Pelat Narmer • Adanya tiga titik pandang sekaligus
( Sumber:www. usask.ca)
• Adanya beberapa ukuran dalam satu bidang
• Adanya orientasi kepada raja.

B. Bangunan Mastaba dan Piramida Berundak

Merupakan bangunan yang berbentuk trapezium. Yang


berfungsi sebagai bangunan kuburan raja. Mastaba dibangun
dengan banyak lorong-lorong rahasia yang berfungsi
untuk menjamin keamanan jenasah raja dan benda-benda
kuburnya. Bentuk Mastaba ini nantinya akan berkembang
menjadi bentuk piramida berundak (step pyramid), seperti
yang ditemukan di daerah Saqqara, yaitu piramida berundak
dari raja Zoser (2600 SM). Arsiteknya bernama Imhotep.
Piramida ini merupakan berada dalam suatu komplek yang
terdiri atas piramida, kuil dan bangunan istana.

Gambar 2.4
Bangunan Mastaba
(Sumber: www.ancient-
egypt.org)

Gambar 2.5
Bangunan Mastaba
Bangunan Piramida
Berundak Raja Jozer
(Sumber:www. richard-
seaman.com)

10 Sejarah Seni Rupa Barat I


C. Komplek Piramida Giza (2500 SM)

Komplek Piramida Giza terdiri dari tiga bangunan piramida


yang dalam perkembangan bentuknya terakhir, piramida
kemudian menjadi berbentuk kerucut sederhana. Piramida
ini masing-masing diperuntukkan bagi raja Mycerinus (2470
SM), Chefren (2500 SM) dan Cheops (2530 SM). Ketiga
piramida ini dijaga oleh sebuah patung besar berupa singa
berkepala manusia yang disebut Sphynx.

Gambar 2.6
Komplek Piramida Giza
(Sumber: www.perivassis.
blogspot.com)

D. Seni Patung

Dari masa kerajaan Tua ini ditemukan beberapa patung,


yaitu patung Rahotep dan isterinya, patung Chefren, patung
Mycerinus dan istrinya. Konsep patung-patung ini terlihat
kubistis, yang menggarap dari dua sisi, yaitu sisi depan dan
samping. Pertemuan kedua sisi tersebut akan membentuk
sebuah volume yang membulat. Hasilnya adalah sebuah
figur yang sangat kuat, dan kukuh. Patung-patung tersebut
Gambar 2.7
berdiri tegak, dengan kedua tangan dikepal, dan kaki kiri Patung Mesir Kuno
yang selalu melangkah ke depan. (Sumber:www.
claseshistoria.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 11
E. Relief

Ruang-ruang kamar pada makam-makam seringkali dihiasi


oleh relief-relief yang menceritakan kehidupan sehari-hari
dari orang yang dikuburkannya. Dalam relief ini, masih
terlihat ciri-ciri seni Mesir Tua yang sangat tegas membagi
bidang dengan beberapa titik pandang sekaligus. Kerajaan
Mesir Tua mengalami keruntuhan sejak 2500 SM, dan
pemerintahannya mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari
luar seperti Asia Kecil melancarkan serangannya ke Mesir,
para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan berkuasa
sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir
Hilir dan Hulu.

Gambar 2.8
Relief pada sebuah makam
(Sumber: www.forum.
egyptiandreams.co.uk)

2.1.2. Kerajaan Mesir Tengah (1800-1570 SM)

Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III.


Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali
Mesir. Tindakannya antara lain adalah dengan membuka
tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan
waduk dan lain-lain. Selain itu, Sesotris III juga berhasil
memperluas hubungan dagangnya dengan Palestina, Syria
dan Pulau Kreta. Masa Kerajaan Tengah ini berakhir setelah
diserbu dan ditaklukan oleh bangsa Hyksos.

2.1.3. Kerajaan Mesir Baru (1570-1075SM)

Setelah Mesir diduduki oleh bangsa Hyksos, Mesir memasuki


jaman Kerajaan Baru atau Jaman Imperium. Disebut Jaman

12 Sejarah Seni Rupa Barat I


Imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah
Asia Barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.
Hasil karya seni pada masa ini banyak mengalami
perkembangan gaya, walaupun tidak secara radikal
menyimpang dari ciri-ciri seni Mesir. Beberapa hasil karya
pada masa ini diantaranya adalah:

A. Makam Ratu Hatseput

Makam ini berada disebuah komplek yang besar di daerah Deir


el Bahari yang dibangun dari tebing yang digali. Dibangun
pada 1480 SM. Untuk mencapai kamar makamnya, terlebih
dahulu harus melewati dua bangunan pengantar yang terdiri
dari jajaran tiang.
Gambar 2.9
Makam Ratu Hatseput
(Sumber:www. redbrick.
dcu.ie)

B. Kuil Luxor

Bangunan ini merupakan sebuah kuil yang bernama Kuil


Amun Mut Khonsu yang terdiri dari tiang-tiang, dibangun
pada 1390 M. Kelak tiang-tiang ini akan mempengaruhi gaya

Gambar 2.10
Kuil di Luxor
C. Raja-raja Mesir Baru (Sumber:www. photoatlas.
com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 13


Raja-raja yang memerintah pada jaman Mesir antara lain:

1. Ahmosis I
Berhasil mengusir bangsa Hysos dari Mesir sampai kembalinya
berkuasa dinasti ke 18, 19 dan 20.

2. Thutmosis I
Berhasil menguasai Mesopotamia yang subur

3. Thutmosis III
Merupakan raja terbesar di Mesir memerintah bersama
istrinya Ratu Hatseput. Batas wilayah kekuasaannya di Timur
sampai Syria, di Selatan sampai Nubia, di barat sampai
Lybia, dan di utara sampai Pulau Kreta dan Sicillia. Karena
tindakannya, diberi gelar “Napoleon dari Mesir”.

4. Amen Hotep IV
Adalah seorang raja yang dikenal pertama kali memperkenalkan
kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir.
Hanya menyembah Dewa Aton (Dewa Matahari) yang
merupakan roh dan tidak berbentuk. Raja ini juga menyatakan
sebagai manusia biasa, bukan keturunan dewa.

5. Ramses II
Membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan kuil
serta makamnya di Abusimbel. Memerintahkan penggalian
sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil
dengan Laut Merah, namun belum berhasil.

Setelah pemerintahan Ramases II. Kekuasaan Mesir


mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada
tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian
imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar
Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan
dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunannya adalah
Ratu Cleopatra, dan sejak 27 SM Mesir menjadi wilayah
Romawi.

2.2. KEBUDAYAAN TIMUR TENGAH


(3500-200 SM)
A. Awal Peradaban.

Kebudayaan ini muncul bersamaan dengan kebudayaan


Mesir Kuno. Merupakan salah satu kebudayaan tertua.
Kebudayaan ini disebut dengan kebudayaan Mesopotamia.
Kata Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“antara dua sungai”. Mesopotamia memang terletak tepat
14 Sejarah Seni Rupa Barat I
di antara dua sungai yaitu Eufrat dan Tigris. Daerah ini
membentang dari pantai Teluk Persia, ke arah barat laut
sepanjang sungai Eufrat dan Tigris. Mesopotamia merupakan
daerah yang bermedan keras, karena sering mengalami
kebanjiran dan kekeringan. Tetapi secara umum, Mesopotamia
adalah daerah yang sangat subur. Keadaan geografisnya
sangat terbuka, menyebabkan banyak bangsa yang datang
dan berdiam di Mesopotamia. Akibatnya, penduduk yang
bermukim di daerah tersebut juga berubah-ubah, dan sering
terjadi pergantian kekuasaan.

Gambar 2.11
Posisi Mesopotamia di
antara 2 sungai
(Sumber: www.artlex.com)

B. Kepercayaan

Kepercayaan di Mesopotamia adalah Politeisme, yaitu


memercayai banyak dewa dan binatang-binatang suci.

2.2.1. Kebudayaan Sumeria (3500-2500 SM)

Ada beberapa bangsa yang silih berganti menguasai Mesopotamia.


Bangsa pertama yang menguasai adalah bangsa Sumeria. Bangsa
ini berasal dari daerah Iran sekarang, dan mulai menetap di
Mesopotamia sejak tahun 4000 SM. Mendirikan Negara kota dengan
seorang penguasa yang bertindak sebagai raja sekaligus pendeta.
Pusat pemerintahannya berada di sebuah kuil, yang mengatur
pembangunan irigasi dan membagikan pertanian. Pemerintahan
semacam ini disebut pemerintahan “sosialisme teokratis”, yaitu
suatu pemerintahan yang diatur oleh penguasa agama.

Kegiatan perekonomian seperti ini membutuhkan sistim


pencatatan yang cermat. Tidak mengherankan bahwa arsip
Sumeria kebanyakan berisi catatan mengenai pertanian saja
dan bukan keagamaan.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 15


Fungsi kuil yang sangat penting sebagai pusat kegiatan
spiritual dan profane, tercermin dari tata kota, dimana pusat
kotanya merupakan komplek keagamaan yang terdiri dari
tempat pemujaan, bengkel kerja, gudang dan tempat tinggal
para juru tulis. Di tengah komplek ini terdapat bangunan kuil
utama di atas sebuah bukit buatan yang disebut Ziggurat.
Ziggurat yang sampai sekarang masih ada adalah Ziggurat
raja Urnammu di Ur, yang dibangun tahun 2500 SM.

Gambar 2.12
Ziggurat Raja Urnammu
di Ur, (2500 SM)
(Sumber: www.
funerarianet.com.br)

Bangsa Sumeria telah mengenal tulisan yang disebut


Cuneiform atau huruf paku. Selain itu, bangsa ini juga
mengenal perhitungan perenam puluh, seperti menit, jam,
busur derajat, penanggalan dan lain-lain. Penemuan yang
sangat penting lainnya adalah penemuan roda.

Gambar 2.13
Contoh huruf Cuneiform
(Sumber:www.
designmylife.org)

16 Sejarah Seni Rupa Barat I


Karya Seni

Salah satu bentuk kesenian kebudayaan Sumeria adalah seni


patung. Berbeda dengan bangsa Mesir yang membuat patung
dengan bentuk dasar kubus, bangsa Sumeria berangkat dari
bentuk dasar kubus. Bentuk badan dan raut muka dibuat
sangat sederhana, agar perhatian bisa ditujukan ke daerah
mata. Patung-patung Sumeria memiliki mata yang dibuat Gambar 2.14
terlihat sangat hidup dan tajam. Hasil karya seni patung Patung Dewa-dewa Tell
Asmar
yang menarik adalah patung dewa-dewa Tell Asmar. Patung- (Sumber: www.proprofs.
patung ini dibuat dengan kesan yang sangat kaku. com)

2.2.2. Kebudayaan Akkadia (2500-1000 SM)

Pada akhir pemerintahan Sumeria, ada bangsa lain, yaitu


bangsa Akkadia, dari sebelah utara Mesopotamia yang mulai
menduduki daerah Sumeria, dan lambat laun mulai mendesak
tuan rumah, dan akhirnya mulai berkuasa menggantikan
kekuasaan bangsa Sumeria. Ketidakterikatan bangsa Akkadia
dengan kebudayaan Sumeria menjadikan perubahan pada
bentuk kepala pemerintahan dari seorang pendeta ke raja.
Dalam karya seninya pun terlihat bagaimana pribadi sang
raja diagungkan, Banyak sekali karya-karya seni yang
menampilkan berbagai kegiatan raja dengan perwujudan
yang lebih realistis, walaupun dengan aspek dekoratif yang
masih dominan.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 17


Karya Seni

Beberapa karya seni dari Kebudayaan Akkadia di antaranya:


• Patung Penguasa Akkadia dari Nineveh
• Piagam Naram-Sin (2300 SM)
• Dan lain-lain
Gambar 2.15
Patung Penguasa dari
Nineveh
(Sumber: www.
tomysardinia.com)

2.2.3. Kebudayaan Ur

Masa berikutnya, penguasa-penguasa Akkadia dikalahkan
oleh raja-raja Ur yang menetap di wilayah Mesopotamia.
Dari sekian pemerintahan yang dikalahkan, ada satu Negara
yang bernama Lagash, dengan rajanya yang bernama Gudea,
yang sampai saat ini patungnya masih bisa dilihat.

2.2.4. Kebudayaan Babylon

Kekuasaan raja-raja Ur berakhir dengan berkuasanya raja


Hammurabi dari bangsa Babylon. Raja Hammurabi terkenal
dengan kode hukum pertama di dunia, yang dikenal dengan
Gambar 2.16
Piagam Naram-Sin
Kode Hukum Hammurabi (1760 SM).
(Sumber: www.
ewaldvanvugt.wordpress.
com)

Gambar 2.17
Kode Hukum Hammurabi
(Sumber: www.library.
yale.edu)

18 Sejarah Seni Rupa Barat I


2.2.5. Kebudayaan Assyria

Pasca pemerintahan Hammurabi merupakan masa yang


kacau, penuh dengan peperangan dan perebutan kekuasaan.
Akhirnya, yang berhasil menguasai wilayah Mesopotamia
adalah Bangsa Assyria, yang berasal dari Asia Timur. Bangsa
ini tidak saja hanya menguasai Mesopotamia, tetapi pada
puncak kekuasaannya, mampu menaklukan Jazirah Sinai
sampai ke Armenia di utara.

Bangsa Assyria adalah bangsa yang besar, suka berperang dan


senang pada kemegahan. Mereka mendirikan komplek istana
yang megah, dihiasi dengan relief yang menggambarkan
kegiatan pasukan kerajaan dan kegiatan raja, baik dalam
peperangan, maupun bersantai. Contohnya bisa dilihat pada
bangunan istana Sargon II di Dur Sharukin (742-706 SM).
Karya-karya seni pada masa ini memiliki ekspresi yang
tinggi, walaupun penggambaran objek yang itu-itu juga,
yaitu tentara dan raja. Dari jenisnya, seni Asdsyria tampak
sekali sifatnya sangat maskulin.

Gambar 2.18
Kode Hukum Hammurabi
Bangunan istana Sargon II
(742-706 SM)
(Sumber: www.
ah101notes.blogspot.com)

2.2.6. Kebudayaan Neo-Babylonia

Setelah masa Raja Sargon dan keturunannya, muncul


bangsa Neo-Babylonia dengan rajanya yang terkenal yaitu
Nebukadnezar. Raja ini terkenal gemar membangun. Bahan
yang digunakan adalah batu bata yang berglasir. Contohnya
adalah Gerbang Ishtar di Babylon, Menara Babel, dan lain-
lain.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 19


Gambar 2.19
Gerbang Ishtar di Babylon
(Sumber: www.
onsearchoflight.blogspot.
com)

2.2.7. Kebudayaan Achaemidia

Masa berikutnya adalah masa penguasa Achaemidia, dengan


rajanya yang dikenal dengan Cyrus yang Agung (590 SM-
529SM). Cyrus adalah pendiri Kekaisaran Persia. Setelah
melalui kemenangan-kemenangan pertempuran yang
cemerlang dengan tiga kerajaan besar (Medes, Lydian dan
Babylon), dan menyatukan hampir seluruh daerah Timur
Tengah lama menjadi satu Negara yang membentang
mulai dari India hingga Laut Tengah. Pada tahun 331 SM,
kekaisaran Persia ditaklukkan oleh Alexander Agung. Salah
satu peninggalan dari kebudayaan Achaemidia adalah sebuah
bangunan seluas kurang lebih 2000m2, dengan atap kayu
yang disangga tiang. Bangunan ini dikenal dengan nama
Ruang Penerimaan Darius di Persepolis.

Gambar 2.20
Ruang Penerimaan Darius
di Persepolis
(Sumber:www.
hansisgreat.blogspot.com)

20 Sejarah Seni Rupa Barat I


2.3. KEBUDAYAAN LAUT AEGEA
(2500-1000 SM)

A. Awal Peradaban

Laut Aegea adalah lautan yang mengikat daerah Yunani


dengan kepulauan kecil di sekitarnya. Di wilayah ini,
nantinya akan berkembang tiga macam kebudayaan yang
munculnya bersamaan, tetapi memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Ketiga kebudayaan tersebut adalah Kebudayaan Minoa,
di pulau Creta, Kebudayaan Cycladic, di pulau Cycladic
terletak di sebelah utara pulau Creta, dan Kebudayaan
Mycenae di daratan Yunani. Ketiga kebudayaan inilah
yang nantinya akan menjadi cikal bakal dari Kebudayaan
Yunani. Pengetahuan mengenai ketiga kebudayaan ini Gambar 2.21
Peta wilayah Kebudayaan
sampai sekarang masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan Laut Aegea
walaupun mereka mempunyai bentuk tulisan yang nantinya (Sumber:www.
berkembang menjadi huruf Yunani, namun tetap masih sulit sandrashaw.com)
untuk dimengerti.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 21


2.3.1. Seni Cycladic

Bangsa Cycladic yang mendiami pulau Cycladic tidak banyak


meninggalkan karya-karya seni dalam peninggalannya.
Hanya ada beberapa peninggalan berupa makam-makam
sederhana di kota Amorgos. Di dalam makam-makam
tersebut ditemukan beberapa patung marmer dalam
berbagai ukuran. Patung-patung ini kebanyakan berbentuk
wanita yang berdiri dengan posisi kedua tangannya didekap
di depan dada. Jika diperhatikan, patung-patung ini mirip
dengan patung primitif, namun terlihat lebih modern.
Bentuknya ramping dengan proporsi yang tepat akan
memberikan kesan yang elegan dan manis. Ukuran patung-
patung ini sangat beragam, mulai dari yang berukuran
beberapa centimeter sampai seukuran manusia yang
sebenarnya. Penemuan patung-patung ini sangat penting,
karena merupakan patung figur wanita pertama yang
muncul di kawasan Laut Aegea. Selain itu, patung-patung
ini nantinya akan mempelopori pembuatan patung Dewi di
masa Kebudayaan Yunani nanti.

Gambar 2.22
Patung-patung figur
wanita dari Seni Cycladic
(Sumber: www.greece.
greekreporter.com)

2.3.2. Seni Minoa

Kebudayaan Minoa di pulau Creta merupakan kebudayaan


yang peninggalannya paling banyak ditemukan. Tetapi,
peninggalan-peninggalan tersebut tidak memiliki kesinam-
bungan yang tetap, sehingga sulit untuk menganalisis
perkembangan berdasarkan fragmen-fragmen yang
terputus- putus. Kesenjangan ini diakibatkan karena adanya
bencana alam yang merusak dan menghilangkan banyak
peninggalan-peninggalan tersebut pada masa itu.

22 Sejarah Seni Rupa Barat I


Ciri-ciri yang menonjol dari karya seni Minoa ini adalah
bersifat ceria, kaya akan permainan gerak dan irama.
Beberapa peninggalan penting dari kebudayaan Minoa
adalah:

A. Istana Knossos

Bangunan ini merupakan sebuah komplek istana yang


megah. Disebut juga dengan Istana Raja Minos, dengan
banyak ruang. Dalam mitologi Yunani, istana ini disebut
juga dengan Labyrin Minotaur. Konsepnya ruangnya
adalah menyatu, kamar-kamarnya tidak terlalu besar,
langit-langitnya pendek, keseluruhannya berkesan terbuka
dan ringan. Istana ini merupakan pusat kekuasaan raja,
perniagaan dan administrasi.

Gambar 2.23
Istana Knossos
(Sumber:www. heraklion-
airport-carhire.com)

B. Patung Dewi Ular

Merupakan sebuah patung berukuran kecil, terbuat


dari bahan terracotta dengan tinggi 35 cm. Patung ini
menggambarkan figur seorang wanita yang memegang
ular di kedua tangannya. Patung ini memiliki bentuk dasar
kerucut, dengan mata yang lebar, dan alis yang tebal. Jika
diperhatikan, secara keselururuhan patung dewi ular ini
mirip dengan patung-patung Mesopotamia awal. Tetapi
apakah ada hubungan antara patung ini dengan patung di
Mesopotamia belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Hal
menarik lainnya dari patung ini adalah bahwa di pulau Creta
tidak ada ditemui ular.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 23


Sampai sekarang belum dapat diketahui apakah patung ini
merupakan gambaran seorang Dewi atau pendeta wanita.
Fungsi spiritual benda inipun masih belum diketahui.

Gambar 2.24
Patung Dewi Ular dari
Pulau Creta
(Sumber:www.
cretaquarium.gr)

C. Lukisan Dinding

Peninggalan lainnya dari seni Minoa adalah berupa lukisan


dinding, yang kebanyakkan dibuat di dinding-dinding istana.
Lukisan-lukisan dinding tersebut rata-rata menggambarkan
kehidupan flora dan fauna, terutama kehidupan lautnya.
Secara teknis, lukisan-lukisan dinding ini mirip dengan
lukisan dinding di Mesir. Tetapi secara spiritual, sifatnya sangat
berbeda. Lukisan dinding Mesir selalu menampilkan gerak
yang statis, sementara lukisan dinding Minoa; penuh energi,
dengan gerak dan irama yang sangat dinamis. Salah satu
contoh peninggalan lukisan dinding Minoa adalah Toreador
Fresco, sebuah lukisan dinding yang menggambarkan apa
yang diperkirakan suatu ritual keagamaan yang melibatkan
dua pemudi, seorang pemuda dan seekor banteng yang
menurut kepercayaan mereka merupakan binatang suci.

24 Sejarah Seni Rupa Barat I


Kegembiraan yang terdapat pada lukisan dinding Minoa ini
terasa pula di benda-benda lainnya, seperti benda-benda
keramiknya. Benda-benda ini kebanyakan merupakan bejana
tempat menyimpan cairan, diberi hiasan binatang-binatang
laut, yang dibuat dengan penekanan pada sifat riang dan
irama yang hidup.

Gambar 2.25
Toreador Fresco, sebuah
lukisan dinding
(Sumber: www.faculty.
evansville.edu)

2.3.3. Seni Mycenae (1600-1100 SM)

Wilayah ketiga yang membentuk Seni Aegea mempunyai ciri


yang sangat berbeda dengan seni Minoa. Jika seni Minoa
berkesan ringan dan riang, maka seni yang berkembang di
daratan Yunani justru sangat muram dan bersifat defensif.
Bangsa yang menghasilkan kesenian ini diperkirakan berasal
dari suku bangsa di Yunani yang kemudian menetap di
daerah ini, dan mendirikan bangunan-bangunan. Beberapa
bangunan yang termegah adalah istana Mycenae, sehingga
kemudian bangsa ini disebut sebagai bangsa Mycenae dengan
kebudayaan dan hasil seninya disebut Mycenae.

Bangsa ini memiliki sikap keagamaan yang lebih kuat dan


berperan dibandingkan dengan Minoa. Hal itu bisa dilihat
pada peninggalan kuburannya yang cukup megah, yang
mengingatkan kita dengan konsep pekuburan bangsa Mesir.
Kuburan-kuburan ini meninggalkan karya seni yang sangat
banyak dan mewah, sayangnya banyak sekali yang sudah
dirampok pencuri. Beberapa peninggalannya yang penting
diantaranya:

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 25


A. Harta Karun Atreus

Penamaan ini sebetulnya kurang tepat, karena yang dimaksud


harta karun adalah sebuah bangunan kubur beserta isinya.
Bangunan ini didirikan pada tahun 1300 SM, merupakan
bangunan batu yang berbentuk kubah. Yang menarik dari
bangunan ini adalah konstruksi kubah yang merupakan
konstruksi lengkung pertama yang ditemukan di daerah ini.
Di dalam kuburan tersebut banyak sekali ditemukan benda-
benda kubur terbuat dari emas dan perak, berupa topeng dan
cangkir-cangkir. Topeng ini dibuat dengan gaya naturalistis
dengan ketrampilan yang cukup tinggi, sehingga hasilnya
sangat halus. Hal yang menarik dari peninggalan kubur Atreus
ini adalah banyak sekali benda-benda yang mengingatkan
kita akan kesenian dari bangsa lain. Contohnya adalah
sebuah topeng manusia yang berbentuk seperti singa, terbuat
dari bahan emas, yang mirip dengan kesenian Timur Tengah.
Contoh lainnya adalah ditemukannya cangkir-cangkir yang
mirip dengan cangkir pada kesenian Minoa, seperti cangkir
Vaphio.

Gambar 2.26
Bangunan kubur Atreus
Mycenae
(Sumber:www. grisel.net)

26 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 2.27
Patung kubur emas
(Sumber:www.
timelessmyths.com)

B. Gerbang Singa Mycenae

Adalah suatu gerbang yang berbeda dengan kesenian Minoa,


karena gerbang ini berkesan kokoh. Gerbang ini merupakan
salah satu pintu masuk dari bangunan istana Mycenae.
Berbeda dengan bangunan istana Knossos di Minoa yang
terbuka, bangunan ini justru merupakan bangunan yang
terlindung dan terlihat sangat kokoh. Kelak, bentuk gerbang
ini akan menjadi pelopor dari bentuk muka kuil di Yunani,
yang terdiri dari tiga bagian, yaitu tiang, pasak dan hiasan.

Gambar 2.28
Gerbang Singa Mycenae
(Sumber: www.
galenfrysinger.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 27


Di pusat istana terdapat ruang penerima tamu yang disebut
dengan Megaron. Merupakan bangunan persegi panjang,
yang terdiri dari tiga ruangan. Ruangan tersebut adalah
beranda, ruang tengah, dan ruang utama. Bentuk inipun kelak
akan menjadi acuan bentuk dasar bangunan kuil Yunani.

Gambar 2.29
Sisa-sisa ruang penerima
tamu Megaron
(Sumber: www.grisel.net)

C. Patung-patung Mycenae

Patung-patung ini mirip dengan patung dari Minoa,


baik ukuran maupun sifatnya yang ceria. Keistimewaan
dari patung-patung ini adalah adanya kehangatan yang
dipancarkan, yang belum pernah ditemukan dalam patung-
patung sebelumnya. Patung-patung ini kelak akan muncul
kembali dalam kesenian Yunani.

Gambar 2.30
Patung-patung kecil
Mycenae
(Sumber: www.vroma.org)

28 Sejarah Seni Rupa Barat I


2.4. RANGKUMAN
Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Timur Tengah (Mesopotamia),
dan kebudayaan Laut Aegea, adalah kebudayaan kuno yang
merupakan cikal bakal dari perkembangan kebudayaan
di seluruh Eropa, bahkan dunia. Ketiga kebudayaan kuno
tersebut memiliki hasil-hasil karya seni yang beraneka ragam,
dengan cirinya masing-masing. Banyak penemuan-penemuan
dan teknik-teknik baru di segala bidang yang ditemukan
pada masa ini. Penemuan tersebut akan mempengaruhi
perkembangan, terutama dalam hal seni rupa dan arsitektur
pada kebudayaan-kebudayaan selanjutnya.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 29


3
MASA KLASIK

Prawacana:
Penjelasan mengenai perkembangan sejarah Yunani dan
Romawi, dari segi kebudayaan, karya seni, karya arsitektur,
politik, filsafat, dan lain-lain.

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
• Menjelaskan perkembangan karya arsitektur, patung
dan lain-lainnya, berdasarkan fungsi dan ciri-cirinya.
• Menjelaskan apa saja yang mempengaruhi perkemban-
gan karya seni Kebudayaan Yunani dan Romawi
• Menjelaskan persamaan dan perbedaan hasil karya seni
dari kebudayaan Yunani dan Romawi.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 31


3.1. SENI YUNANI

Dengan kedatangan bangsa Doria di jazirah Yunani,


kepulauan Aegea dan daerah pantai Asia minor, muncullah
suatu kebudayaan yang kelak akan menjadi inti dari
kebudayaan barat. Seperti halnya bangsa Creta, bangsa
yang masyarakatnya juga bertumpu pada sektor perniagaan
laut. Hal ini menyebabkan masyarakatnya tumbuh menjadi
masyarakat yang individualistis. Namun demikian, dalam
perkembangan selanjutnya, terjadilah perubahan yaitu
keluarga-keluarga kuat menjadikan diri mereka sendiri
kelas yang lebih atas (aristokrat), dan para pemimpin militer
menjadi penguasa tanah. Untuk merekalah cerita-cerita
kepahlawanan seperti “Lliad dan Odyssey”, karangan Homer
tercipta, sebagai kristalisasi lagu-lagu kepahlawanan yang
dinyanyikan bangsa Ionia secara turun temurun. Bangsa Ionia
ini adalah bangsa lain yang menduduki wilayah Aegea dan
Asia Minor, yang merupakan percampuran antara Mycenae
dan Achae.

Bangsa Doria dan Ionia merupakan dua suku asli yang besar,
yang membentuk bangsa Yunani. Suku Doria memiliki sifat
kasar, kaku dan kebanggaan yang besar terhadap diri sendiri,
sedangkan suku Ionia dikenal memiliki sifat lembut, sederhana
dan terbuka.Dengan perbedaan yang menyolok tersebut,
bangsa Yunani justru dapat menciptakan keseimbangan pada
kemasyarakatan dan ketatanegaraannya.

Walaupun Yunani terkenal dengan kebudayaan yang tinggi


(terutama dalam hal politik, seni dan filsafat), bangsa Yunani
sedikit tertutup terhadap masuknya unsur kebudayaan dari
luar. Tahap awal pembentukkan seni Yunani terjadi sekitar
1000 – 600 SM, dimana terdapat momen yang paling
terkenal, yaitu pertama kalinya di dunia diselenggarakannya
pesta olah raga Olympiade pada tahun 776 SM. Dalam
pembentukkannya, Yunani dapat diklasifikasikan dalam
empat masa, yaitu:

3.1.1. Masa Geometrik

Masa ini dinamakan demikian karena karya-karya yang


dibuat pada masa ini, baik bangunan maupun patung,
dibuat dengan perhitungan-perhitungan matematis,
dengan bentukan-bentukan geometris. Contohnya adalah
bentuk lingkaran, garis-garis sejajar, segitiga dan lain-
lain. Pada masa ini, dewa-dewa mereka sangat diagungkan
dan dihormati. Penghormatan tersebut dilakukan dengan

32 Sejarah Seni Rupa Barat I


cara membuat patung-patung dengan ukuran besar, dan
ditempatkan pada suatu kuil yang besar dan megah. Dalam
hal arsitekturnya, Yunani pada masa ini memiliki ciri khas,
yaitu dengan adanya tiga jenis kolom yang muncul yaitu:

A. Kolom Doric

Kolom Doric mempunyai ciri desain bentukkan pada kepala


colom (Capital) yang masih sederhana, dengan sedikit sekali
hiasan, atau bahkan polos tanpa hiasan.

Gambar 3.1
Kolom Doric yang
berbentuk sederhana tanpa
hiasan.
(Sumber: www.
livingarchitecture.com)

B. Kolom Ionic

Kolom Ionic mempunyai ciri pada desain bagian kepalanya


mulai menampilkan hiasan dan penambahan bentuk
lingkaran yang memusat pada setiap sisinya (scroll).

Gambar 3.2
Kolom Ionik dengan penambahan
hiasan yang khas
(Sumber: www.columbiapa17512.
blogspot.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 33


C. Kolom Corinthian

Kolom ini memiliki hiasan yang lebih banyak. Kolom


Corinthian adalah pengembangan dari kolom Ionic, tetapi
ditambahkan hiasan daun-daunan yang diambil dari bentuk
daun Achantus (sejenis tanaman air).

Gambar 3.3
Kolom Corinthian, dengan
hiasan daun Acanthus
(Sumber: www.53cannon.
com)

3.1.2. Masa Archais

Pada awal abad 700 SM terjadilah pembentukkan seni Yunani


yang utuh. Pola ini bisa terbentuk karena terdorong oleh
kebiasaan agama yang sama, adanya seni sastra nasional
pertama dan penyelenggaraan pesta olah raga Olympiade
yang pertama. Di masa ini masyarakat juga mulai mengenal
sistim keuangan yang menggunakan mata uang (coin), serta
berkembangnya huruf Yunani yang diambil dari alfabet
Phoenicia.

Dalam hal arsitektur, terjadi perkembangan dalam karya-


karya kuilnya. Kuil-kuil pada masa ini tampil monumental
dengan ciri geometris yang masih kuat, baik bentukan
maupun ukurannya. Contohnya adalah kuil Zeus di Olympia.
Masa Archais ditandai dengan pemunculan seni patung. Hal
ini muncul dari kebutuhan pemujaan, pada awalnya dewa-
dewa Yunani berasal dari kekuatan alam, kemudian menjadi
antropomorphis (mengambil bentuk manusia sebagai
perwujudannya).Patung-patung Archais ini mirip dengan
patung di Mesir. Dalam kekakuan bentuk dan sikap, tetapi
ada beberapa perubahan prinsip.

Patung Archais bukanlah patung peringatan, melainkan


patung Dewa yang dihidupkan. Ciri-cirinya patung Archais
adalah sudah berdiri sendiri dan diberikan senyuman untuk
memberikan kesan hidup (Archais Smile).
34 Sejarah Seni Rupa Barat I
Gambar 3.4
Kuil Zeus di Olympia
(Sumber: www.utexas.edu)

Patung-patung ini terdiri dari patung dewa laki-laki (Kouros),


dan patung dewa wanita (Kourai). Selain membuat patung,
mereka juga membuat relief sebagai hiasan kuil, dalam
teknik relief tinggi.

Gambar 3.5
Patung Kouros (kanan)
dan Kourai (kiri)
(sumber: www.mlahanas.
de)

Dalam masa Archais, mulai muncul gaya Doric. Beberapa


bangunan yang didirikan pada masa Archais bergaya Doric
adalah: Bangunan Basilica di Paestum (550 SM0, Kuil
Poseidon di Paestum(460 SM), Kuil Parthenon di Acropolis,
Athena (448-432 SM), dan Propylae (437 M), pintu gerbang
dari Kuil Parthenon. Kuil-kuil ini adalah bagian dari satu
komplek keagamaan yang dibangun oleh Pericles, seorang
pemimpin besar Athena. Dirancang olek arsitek Ichtinus dan
Callicrates. Seluruhnya terbuat dari marmer.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 35


Gambar 3.6
Kuil Poseidon di Paestum
(460 SM)
(Sumber: www.cueflash.
com)

Gambar 3.7
Kuil Parthenon di
Acropolis, Athena (442-
432 SM)
(Sumber: www.
citypictures.org)

Gambar 3.8
Pintu Gerbang Propylae di
kuil Parthenon
(Sumber:www. era-errant.
blogspot.com)

36 Sejarah Seni Rupa Barat I


3.1.3. Masa Classic

Gaya yang berkembang dalam masa Classic Yunani adalah


gaya Ionia. Gaya ini berasal dari Asia Minor. Beberapa
bangunan yang didirikan dengan gaya Ionia adalah: Kuil
Nike dari Acropolis, sebuah bangunan Ionic pertama yang
masih bercampur dengan gaya Doric, serta bangunan Kuil
Erechteum dari Acropolis (421-405 SM). Kuil ini kemungkinan
dibuat oleh Mnesicles juga. Bangunan ini memiliki teras di
sebelah kanan-kiri ruang utamanya, selain itu, tiang-tiangnya
dibuat menyerupai patung wanita yang sebenarnya.

Masa Classic ini juga ditandai dengan pemunculan beberapa


pemikir, seperti Socrates, Plato dan Aristoteles yang banyak
berperan dalam pembentukan seni Classic Yunani.

Gambar 3.9
Kuil Nike, Acropolis
(Sumber: www.greece-
athens.com)

Gambar 3.10
Erechteum, tiang-tiangnya
menggunakan Caryatid
(Sumber:www. livius.org)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 37


Jika Seni Archaic lebih banyak didominasi oleh bangunan
arsitektur, maka seni Classic Yunani ditandai oleh seni
patung. Pemunculan para filsuf pada masa ini banyak
mempengaruhi perkembangan seni patung tersebut. Filsuf-
filsuf yang berpengaruh tersebut diantaranya adalah:

A. Socrates (470-399 SM)

Tidak banyak meninggalkan tulisan-tulisan. Semua


pemikirannya diteruskan oleh muridnya yang bernama Plato

B. Plato (427-347)

Pemikiran Plato mengenai seni memiliki tiga faktor utama,


yaitu:
1. Hal Techne (teknik)
Prinsip utama dalam membuat karya seni adalah ukuran dan
proporsi. Seorang seniman yang baik harus mengetahui betul
ukuran yang dan proporsi yang betul, dalam hal ini karya
seni patung.
2. Mimesis (tiruan)
Benda atau bentuk yang paling ideal hanya bisa diciptakan
oleh dewa yang tertinggi (Demiuorgus), manusia hanya
mampu membuat tiruannya belaka.
3. Konsep Kerasukan
Bahwa jika seorang seniman mampu menciptakan tiruan
yang sangat baik, pasti seniman tersebut kerasukan semangat
para dewa. Ilham inilah yang membuatnya bisa menciptakan
karya seni yang sangat baik.

C. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles adalah murid dari Plato yang banyak


mengembangkan pikiran gurunya. Tetapi tidak semua
pemikiran Plato ia setujui, terutama yang berhubungan
dengan konsep seni. Dalam membahas masalah “Techne”,
ia mengatakan bahwa seni adalah suatu kemampuan untuk
mencipta. Tujuanlah yang akan menentukan cara yang
paling baik untuk mencipta seni dengan standar tertinggi
dari keterampilan. Unsur-unsur yang menentukan standar ini
adalah simetri, harmoni dan keteraturan. Mengenai konsep
“Mimesis”, menurut Plato bisa meracuni pikiran manusia
dalam mencari kebenaran, sedangkan menurut Aristoteles,
seni pada umumnya adalah baik, karena bisa memperbaiki
kekurangan yang ada di alam, serta dapat memperbaiki
moral.

38 Sejarah Seni Rupa Barat I


Konsep “Techne dan Mimesis” inilah yang mendorong seni
Yunani kepada bentuk yang paling ideal. Hal ini tampak pada
penciptaan karya-karya patung dan lainnya. Perkembangan
dalam seni patung Classic terjadi dengan munculnya konsep
Contrapposto, dimana patung tidak lagi berdiri tegak seperti
patung Kouros atau Kourai. Posisi patung menjadi lebih
santai dengan berdiri pada satu kaki, lutut kanan lebih
rendah dari lutut kiri, sikap pinggul agak miring, dan posisi
tulanpunggung tidak lagi tegak lurus, melainkan berbentuk
“S” terbalik.

Gambar 3.11
Perkembangan Konsep
“Contrapposto” yang
diterapkan pada karya
seni patung
(Sumber: www.share.ehs.
uen.org)

Beberapa pematung dan karya patungnya yang terkenal:


Polyclitus
Mampu membuat karya patung sedemikian baiknya, sehingga
karyanya dianggap sebagai patokan bagi pematung lainnya.
Patungnya antara lain berjudul Doryphorus (pelempar
lembing)
Myron
Mampu menggambarkan gerak secara realistis, dan mampu
membuat patung perunggu. Salah satu karyanya antara lain
berjudul Discobolus (pelempar cakram)
Phidias
Sahabat dari Pericles, penguasa Acropolis, merupakan kepala
pematung di komplek Acropolis pada saat pemugarannya.
Phidias terkenal karena sikap patung-patungnya yang
anggun, santai dan dengan harmoni yang baik. Karena
patung-patungnya kebanyakan berada di komplek Acropolis,
saat komplek Acropolis hancur, patung-patungnya pun ikut
rusak dan bahkan tidak banyak yang tersisa.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 39


Gambar 3.12
Salah satu patung karya
Polyclitus
(Sumber: www.shafe.
co.uk)

Gambar 3.13
Patung Discobolus
(pelempar Cakram) karya
Myron
(Sumber: davidderrick.
wordpress.com)

3.1.4. Masa Hellenis

Masa ini merupakan masa pasca Pericles, dalam


berkembangnya merupakan kerajaan yang dipimpin oleh
Alexander Agung. Sistem pemerintahan “City State” mulai
ditinggalkan, dan sistem tatanegara berganti menjadi
kerajaan. Alexander Agung terkenal sebagai raja yang rajin
berperang, sehingga kurang memperhatikan perkembangan
karya seni di Yunani. Memang ada beberapa bidang seni
seperti arsitektur dengan gaya Ionicnya mencapai puncak
keemasannya. Beberapa karya arsitektur pada masa Hellenis
ini adalah Kuil Apollo dan Puri Basilika di Delos. Pada karya
seni patung, patung dibuat dengan wujud tiga dimensional
yang lebih utuh. Pada masa Hellenis, telah mulai dikenal
konsep perencanaan kota (city planning) yang didasari atas
perhitungan matematik, sistem grid dan garis-garis geometris.

40 Sejarah Seni Rupa Barat I


3.2. KEBUDAYAAN ROMAWI

3.2 .1. Awal Peradaban

Wilayah kawasan Romawi adalah daerah berupa


semenanjung (sekarang Semenanjung Italia), yang menjorok
ke Laut Mediterania. Di bagian barat, merupakan daerah
pantai yang berkontur landai dengan sungai Tiber bermuara
di sisinya, menjadikan daerah ini sebagai daerah pelabuhan
dan pelayaran yang cukup baik dan strategis. Berbeda
halnya dengan sisi bagian timur yang tanahnya sedikit
berpegunungan dengan kontur pantai yang curam.
Nenek moyang bangsa Romawi adalah bangsa Latium,
disamping ada juga percampuran dengan bangsa Atrusia
dan bangsa Yunani yang umumnya pendatang dari sisi
utara pegunungan Alpen. Kedatangan bangsa-bangsa lain ke
Romawi mempengaruhi perkembangan kebudayaan Romawi.
Hal ini disebabkan karena para bangsa pendatang ini
membawa serta kebudayaan asal daerah dan bangsa mereka.
Bangsa Yunani membawa budaya gaya Doric dan Ionic.
Bangsa dari kawasan Mesopotamia, membawa bentukan-
bentukan model struktur busur lengkung dan kubah.

3.2.2. Seni Etrusca

Bangsa lain yang turut mempengaruhi perkembangan


awal kebudayaan Romawi adalah bangsa Etruskan, yaitu
bangsa pelaut dari Mesopotamia. Bangsa Etruskan banyak
memberikan sumbangan kepada Romawi bagaimana membuat
batu cetak dan struktur Arch (busur atau lengkungan) untuk
bangunan-bangunan dengan bentangan lebar.
Bangsa atau kebudayaan Etruskan sangat sering dibicarakan,
karena walaupun berusia pendek dan tidak terlalu menonjol,
bangsa ini selain megajarkan hal-hal praktis dan arsitektur,
juga mewarisi kecurigaan mereka terhadap sistem kerajaan.
Beberapa peninggalan seni Etrusca masih dapat dilihat
hingga kini, diantaranya adalah:

A. Kuburan dan Perangkatnya

Karena konsep kematian yang mereka anut tidak begitu


jelas, maka tidak terlalu banyak yang dapat diketahui dari
kuburan ini, kecuali segi fisiknya saja. Perkembangan seni
Etrusca kira-kira bersamaan dengan seni Archais Yunani.
Pengaruh dari seni Archais banyak mempengaruhi seni
Etrusca. Dari peninggalan kubur yang paling penting adalah
ditemukannya peti jenazah (sarcophagus) yang terbuat dari

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 41


keramik (terracotta). Peti jenazah ini dihiasi patung dua orang
suami istri dalam sikap yang santai. Kedua patung tersebut
jelas mirip dengan seni Archais, karena memiliki senyum.

Gambar 3.14
Makam Etrusca
(Sumber: www.
hehistoriantravels.com)

Gambar 3.15
Peti mati dengan hiasan
patung dua orang suami
istri
(Sumber: www.
madamepickwickartblog.
com)

B. Bangunan Kuil

Bangunan Kuil di Etrusca mirip dengan kuil Yunani, namun


terbuat dari kayu, dan yang tersisa hanya tinggal pondasinya
saja. Berbeda dengan kuil Yunani, kuil Etrusca (Cella Etrusca),
selalu terbagi menjadi tiga bagian sesuai dengan jumlah
Dewa utama mereka. Cella yang lebar ini menyebabkan kuil
Etrusca tidak seramping kuil Yunani. Hiasannya kebanyakan
terbuat dari lempengan terracotta yang ditempel ke tiang
atau patung terracotta.

42 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 3.16
Sisa-sisa bangunan kuil
Cella Etrusca
(Sumber:www.canino.info)

Bangsa Etrusca selain mahir membuat patung terracotta,


mahir pula membuat patung-patung perunggu yang baik.
Peninggalan lain yang juga mendapat pengaruh dari
kebudayaan pendatang adalah Gerbang kota yang bernama
Porta Agusta di Perugia, yang dibangun pada tahun 200 SM.

Gambar 3.17
Salah satu patung
perunggu dari seni Etrsca
(Sumber: www.m.eb.com)

Gerbang kota ini merupakan bangunan Romawi pertama


yang menggunakan lengkungan murni, yang diintegrasikan
dalam suatu bangunan yang monumental.

3.2.3. Seni Romawi

Sejarah Romawi adalah sejarah bangsa yang agraris militer,


yang secara bertahap meluaskan pengaruh politiknya Gambar 3.18
dari Italia tengah sampai ke seluruh jazirah, dan akhirnya Porta Agusta di Perugia
keseluruh wilayah Mediterania, Eropa Barat dan utara, (Sumber: www.
ah101notes.blogspot.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 43


bahkan sampai ke Asia. Bentuk pemerintahan mereka pada
awalnya adalah berbentuk kerajaan (750-509 SM), seluruh
wilayah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa
mutlak. Kemudian bentuk pemerintahannya berganti menjadi
Republik (509-287 SM). Namun ketidakmampuan untuk
membangun perekonomian agraris yang tangguh akhirnya
memberi peluang kepada Julius Caesar untuk membentuk
kekuasaan tunggal dalam bentuk kekaisaran.

Tidak banyak yang tersisa dari masa Republik, mengingat


para kaisar dari masa kekaisaran Roma membangun kembali
ibukota Roma untuk mendapatkan simpati dan kepopuleran
dari masyarakat. Beberapa peninggalan yang ada hanyalah
sebuah kuil kecil bergaya Yunani bernama Maison Carree di
Nimes, dan Kuil Vesta yang berdenah bulat.

Gambar 3.19
Maison Carree di Nimes
(Sumber: www.livius.org)

Gambar 3.20
Kuil Vesta, memiliki
denah berbentuk bulat
(Sumber: www.home.
comcast.net)

44 Sejarah Seni Rupa Barat I


Bangsa Romawi tidak dapat disamakan dengan bangsa
Yunani dalam bidang kreatif. Bangsa Romawi lebih suka
mendatangkan seniman-seniman dari Yunani untuk
membuat tiruan bangunan-bangunan yang ada di Yunani.
Dalam arsitekturnya, bangsa Romawi lebih condong kepada
yang bentuk-bentuk yang bersifat praktis. Oleh karena
itu, mereka banyak membangun gedung umum, seperti
pemandian, teater, kemudian juga istana, gerbang peringatan
kemenangan dan tugu kemenangan.

Dalam bidang patung, yang bisa dilihat adalah patung


Arrigatore, sebuah patung pejabat Romawi yang bernama
Aulus Mettelus. Dari peninggalan tulisan, dapat diketahui
bahwa orang Romawi mempunyai kebiasaan untuk memberi
penghargaan kepada orang yang dianggap penting dengan
cara membuat patung diri mereka., yang kemudian diletakkan
di tempat umum. Patung Aulus Mettelus merupakan patung
tertua dari jenis patung Arrigatore ini. Sikapnya dingin
tanpa emosi, namun memakai atribut pakaian kebesaran
yang lengkap. Sikap ini menunjukkan bahwa pematungnya
hanya sekedar membuat suatu dokumentasi saja. Kebiasaan
Gambar 3.21
semacam ini mungkin timbul dari tradisi membuat cetakan Patung Arrigatore dari
muka dari orang yang sudah meninggal sebagai sarana Aulus Mettelus
pemujaan nenek moyang. (Sumber: www.anselm.
edu)
Di Zaman Kekaisaran, Pembangunan kota Roma dimulai Oleh
kaisar Agustus. Bentuk-bentuk yang berasal dari seni Yunani
diadopsi ke dalam karya seni patung maupun arsitekturnya.
Beberapa karya arsitekturnya adalah:

A. Ara Pacis

Suatu kuil yang memiliki kolom bergaya Yunani, yang


merupakan bangunan peringatan masa damai pemerintahan
Agustus. Bangunan ini dihiasi relief yang mampu
menggambarkan rasa wibawa dan kepekaan sejarah bangsa
Romawi

B. Gerbang Lengkung Kaisar Titus (81M)

Merupakan bangunan peringatan kemenangan Kaisar Titus


atas orang Yahudi. Gerbang ini akan menjadi acuan bagi
kemenangan bangsa Romawi di Wilayah Eropa lainnya yang
dikuasai Romawi.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 45


Gambar 3.22
Kuil Ara Pacis yang
bergaya Yunani di masa
Kaisar Agustus
(Sumber: www.
locaantiqua.tumblr.com)

Gambar 3.23
Gerbang Kaisar Titus (81
M)
(Sumber: www.
flashcardmachine.com)

C. Tugu Trayan (106-113 M)

Merupakan tugu peringatan dengan episode dalam reliefnya


bergerak ke atas secara melingkar dengan gaya yang naratif.

D. Colosseum (75 M)

Sebuah amphiteater besar yang dapat menampung 50.000


Gambar 3.24 orang. Bangunan ini dibangun oleh Kaisar Titus dan
Tugu Trayan (106-113 M) ayahnya. Berbentuk lingkaran penuh dan merupakan cikal
(Sumber: www.members. bakal stadion zaman sekarang. Konstruksinya terdiri dari
virtualtourist.com)
konstruksi lengkung dan kubah, dengan bahan batu bata
dan beton. Bangunan ini memiliki permainan garis vertikal
melawan horisontal yang sangat indah dan menakjubkan.

46 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 3.25
Colloseum (75 M)
(Sumber: www.harboot.
wordpress.com)

E. Pantheon (118-125 M)

Didirikan pada masa pemerintahan Hadrian. Merupakan


bangunan pertemuan pertama yang berbentuk lingkaran,
dengan diameter 140 feet (42m). Keistimewaan bangunan
ini adalah bahwa ia merupakan bangunan bulat dalam skala
besar pertama yang bisa diberi atap. Hal ini dimungkinkan
karena penemuan orang Romawi dalam bidang bahan
bangunan sudah maju. Mereka telah menemukan bahan
semen yang dapat mengikat batu bata, dan dapat membuat
bangunan dengan bentuk-bentuk yang lebih fleksibel.

Gambar 3.26
Pantheon (118-125M)
(Sumber: www.
beingisgood.blogspot.com)

3.3. RANGKUMAN

Kebudayaan Klasik (Yunani dan Romawi) merupakan


puncak dari awal kebudayaan dunia yang banyak sekali
meninggalkan karya-karya, terutama dalam bidang seni
rupa dan arsitekturnya. Bangsa Yunani adalah bangsa
yang banyak sekali menyempurnakan teknik-teknik baru di
bidang arsitektur dan keseniannya, dengan konsep-konsep
yang baru. Konsep-konsep tersebut banyak diadopsi bangsa
Romawi untuk membuat karya-karya arsitektur maupun seni
rupa. Bahkan, sampai hari ini, masih banyak karya-karya,
terutama dalam bidang arsitektur yang masih diterapkan
hingga saat ini.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 47


4
M A SA A B A D P ER T EN GA HA N
(ME D IEV A L )
Prawacana:
Masa Abad Pertengahan adalah masa karya seni tidak
dikaitkan dengan satu bangsa atau kebudayaan tertentu,
tetapi memiliki satu konsep dasar yang sama yaitu konsep
Kristiani. Di masa ini, seluruh bentuk karya, terutama dalam
bidang seni rupa dan arsitektur, selalu dikaitkan dengan
kepentingan agama atau gereja. Masa ini merupakan puncak
dari perkembangan agama Kristiani, tetapi sayangnya
merupakan masa karya seni dan sains justru menjadi tidak
berkembang.

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
• Menjelaskan awal perkembangan seni Nasrani sampai di
masa Gotik berikut hasil karya seninya.
• Menjelaskan konsep dan ciri-ciri karya seni dari masing-
masing kebudayaan di masa abad pertengahan.
• Menjelaskan pengaruh-pengaruh dari agama Kristen
yang sangat kuat terhadap perkembangan seni rupa dan
seni arsitektur pada masa ini.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 49


4.1. SENI NASRANI

4.1.1. Seni Nasrani Awal

Agama Nasrani pada awal perkembangannya selalu ditindas


oleh para kaisar Romawi, sehingga umat Kristen terpaksa
sembunyi-sembunyi untuk melaksanakan ibadahnya.
Biasanya ibadah dilakukan di lorong- lorong kuburan bawah
tanah yang disebut Catacomba. Di tempat inilah tanda-tanda
aspirasi religius mereka dituangkan dalam bentuk lukisan-
lukisan di dinding Catacomba. Seni Nasrani baru diakui
oleh Kaisar Constantine Agung pada sekitar tahun 313 M,
dan menjadi agama yang sah. Sejak itu, pengikut agama
Nasrani mulai melakukan ibadahnya secara bebas di rumah-
rumah yang besar. Kebutuhan akan tempat ibadah yang bisa
menampung lebih banyak jemaat akhirnya memutuskan
mereka untuk mengubah bangunan yang semula berfungsi
sebagai ruang pengadilan menjadi gereja. Perubahan tersebut
dilakukan dengan menempatkan altar sebagai daerah pusat
peribadatan, dan biasanya diletakkan di bagian ujung timur
bangunan. Perubahan lainnya adalah dengan mengarahkan
jalan masuk ke bangunan di bagian yang menghadap altar,
yaitu di ujung barat.

Gambar 4.1
Catacomba, tempat
pengikut Kristiani
melakukan ibadah
secara sembunyi-sembunyi
(Sumber: www.kairos-web.
com)

4.1.2. Arsitektur

Beberapa hasil karya arsitektur berupa bangunan yang


dibangun pada masa awal Nasrani adalah:

A. Gereja St. Paul di Roma tahun 386 M.

50 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 4.2
Gereja St. Paul Roma,
386 M
(Sumber: www.everything-
everywhere.com)

B. Basilika Appolonaire di Classe, Revenna tahun 533-549

C. Gereja St. Constanza, Roma

Konsep yang diambil untuk pembuatan gereja-gereja ini Gambar 4.3


adalah konsep kesederhanaan. Hal ini sesuai dengan ajaran Basilika Appolonaire di
agama Nasrani yang mengajarkan kesederhanaan hidup Classe, Revenna tahun
533-549 M
untuk kejayaan di akhirat. Konsep ini diterapkan pada
(Sumber: www.cueflash.
bagian eksterior atau bagian luar bangunan gereja yang com)
dibuat sangat sederhana. Sedangkan bagian interiornya, atau
bagian dalam, justru dibuat sangat mewah dengan asumsi
memasuki kerajaan surga.

Gambar 4.4
Gereja St. Constanza,
Roma
(Sumber: www.
it.wikipedia.org)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 51


4.1.3. Hasil seni

Pembangunan-pembangunan gereja di masa awal Nasrani


memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan seni
lukis yang menjadi elemen penghias gereja dan karya-karya
seni lainnya, diantaranya adalah:

A. Seni lukis Mozaic

Adalah seni membuat lukisan dengan menggunakan pecahan


atau potongan keramik dan gelas. Gambar-gambar yang
dihasilkan biasanya berupa elemen-elemen dekoratif dan
figur-figur orang suci Nasrani.

Gambar 4.5
Mozaic yang ditemukan di
Ravenna
(Sumber: www.traumwerk.
stanford.edu)

B. Buku Agama

Di masa awal masa Nasrani ini, mulai muncul dan berkembang


buku agama yang dibuat dari kertas Papyrus maupun dari
kulit binatang (Vellum). Vellum terkadang masih dalam
bentuk gulungan maupun seperti buku sekarang ini.

C. Patung

Di masa awal seni Nasrani, seni patung tidak berkembang.


Hal ini disebabkan adanya larangan membuat patung.
Patung hanya dibuat atau dipergunakan untuk peti mati
(Sarcophagus) saja.

52 Sejarah Seni Rupa Barat I


4.2. SENI BYZANTIUM

Pada tahun 323 M, Constantine Agung membuat sebuah


keputusan yang akan membuat dampak yang sangat besar
terhadap perkembangan ketatanegaraan dan agama di Eropa.
Constantine Agung memutuskan untuk memindahkan ibukota
kerajaan Romawi, yaitu Roma ke suatu kota di daerah timur
wilayah kekuasaan Romawi. Kota itu bernama Byzantium.
Ibu kota yang baru ini kemudian diberi nama Constantinople
(Konstantinopel). Perpindahan ini membawa dampak yang
sangat besar dalam kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi
secara ketatanagaraan terpecah menjadi dua bagian, yaitu
Kekaisaran Romawi Timur dan Barat. Jauhnya pusat
pemerintahan di daerah timur menyebabkan bangsa-bangsa
Germania mempunyai kesempatan untuk menguasai Eropa
Barat sampai abad pertengahan. Sementara itu, Kekaisaran
Romawi Timur justru mencapai puncak kekuasaannya di
bawah Kaisar Justianus (527-565 M).

Dari segi agama juga terjadi perpecahan antara Gereja


Katholik Roma dengan Gereja Ortodoks Romawi. Pada
masa pemerintahan Kaisar Constantine, Uskup Agung
Roma, dengan kewenangan langsung dari Santo Petrus,
diangkat menjadi Paus Gereja Nasrani. Dengan perpindahan
kekuasaan ke Kota Constantinople, kewenangan Kepala
Gereja dipertanyakan oleh Uskup Agung di Constantinople.
Hal ini mengakibatkan timbulnya perpecahan antara Gereja
Katholok dengan Gereja Ortodoks sampai sekarang.

Pengaruh perpecahan tersebut juga terasa pada karya


keseniannya, karya-karya yang lebih menonjol adalah dari
Seni Byzantium, sedangkan kesenian dari Romawi Barat
tidak mempunyai kesatuan yang jelas. Masa keemasan
Byzantium, seperti yang sudah diutarakan di atas adalah
pada masa Kaisar Justianus. Justianus sangat memperhatikan
perkembangan kesenian di Constantinople, yang tidak hanya
menjadi pusat kekuasaan, tapi juga pusat kesenian. Karya-
karya arsitektur terbesarnya adalah bangunan-bangunan
gereja. Hal yang menarik dari perkembangan arsitektur
gerejanya adalah tidak lagi menggunakan bentuk dasar
Basilika, melainkan mengembangkan bentuk kubah yang
nantinya menjadi sangat rumit.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 53


4.2.1 Gereja pada Masa Byzantium

A. Gereja St. Vitale di Revenna (526-548 M)

Merupakan sebuah bangunan gereja berbentuk kubah yang


ditopang dengan bentuk dasar Oktagon. Konstruksi yang
berbentuk oktagon ini memungkinkan dibuatnya jendela-
jendela yang besar dan kokoh. Bangunan ini merupakan
perpaduan antara bentuk setengah lingkaran dengan bentuk
octagon yang dibuat dua lapis atau dua tingkat. Dari luar
(eksterior) penampilan gereja ini terlihat sangat sederhana,
dengan susunan batu bata sederhana, dilindungi oleh kayu
dan sedikit atap yang tidak menjorok. Atapnya ditutup oleh
genteng. Berlawanan dengan bagian luarnya, penampilan
bagian dalam (interior) terlihat sangat kaya dengan hiasan.
Bagian altarnya banyak dihias dengan motif-motif mosaic,
yang merupakan ciri khas dari seni Nasrani.

Gambar 4.6
Gereja San Vitale di
Revenna
(Sumber: www.
famouswonders.com)

B. Gereja St. Sophia (532-537 M) di Constantinople

Gereja ini merupakan karya terbesar masa Kaisar Justianus.


Arsiteknya adalah Anthemius dari Tralle dan Isodorus
dari dari Miletus. Desain St. Sophia secara keseluruhan
merupakan kombinasi dari beberapa elemen kubah dengan
setengah kubah. Kubah utamanya diameternya 30 meter,
dengan tinggi fundamennya mencapai 54 meter. Sistim
konstruksinya sangat hebat, sehingga bangunan ini dari luar
tampak sangat kuat dan masif. Bagian dalamnya didesain
sangat mewah, terutama di bagian langit-langitnya, diberi
hiasan dari mosaic dan fresco. Bagian tiang-tiangnya terbuat
dari batu marmer warna-warni, sedangkan di bagian dinding,
banyak sekali dihiasi oleh ukiran. Secara keseluruhan, jika

54 Sejarah Seni Rupa Barat I


kita berada dan memandang dari dalam, kita seolah-olah
seperti berada dalam surga yang cemerlang. Gereja St. Sophia
beberapa kali mengalami perbaikan. Hal ini dikarenakan
gereja ini sering sekali terhantam bencana Gempa bumi.

Gambar 4.7
Ruang dalam Gereja St.
Sophia
(Sumber: www.hagia-
sophia-museum.blogspot.
com)

Gambar 4.8
Gereja St. Sophia
(Sumber: www.
sghsarchitecture.
wikispaces.com)

4.2.2. Karya seni lain

Karya seni lain selain bangunan gereja adalah karya


seni Mosaic. Karya ini bisa dilihat di Gereja San Vitale di
Ravenna. Karya Mosaic tersebut menggambarkan Kaisar
Justianus dan Ratu Theodora. Kedua mosaic ini dengan jelas
menggambarkan ciri-ciri seni pada masa itu. Bentuk figur
manusianya digambarkan tinggi ramping dengan raut muka
yang dingin dan bagian mata yang besar mendominasi
gambar tersebut. Tidak ada kesan dinamis pada karya

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 55


tersebut, yang ada hanyalah kesan langgeng, kelanggengan
politis dan religius. Setelah masa Justianus tidak ada lagi
bangunan yang dapat menandingi St. Sophia. Bangunan
yang muncul kemudian rata-rata berukuran lebih kecil, tetapi
menjadi lebih rumit desainnya. Pada tanggal 29 Mei 1453
M, Constantinople dan Kekaisaran Romawi akhirnya jatuh
ke tangan Kekaisaran Ottoman Turki. Kota Constantinople
akhirnya berganti nama menjadi Istambul, asal kata dari
Stamboul (dalam bahasa Yunani adalah “eis tin poli” yang
berarti “ke kota”). Akhirnya, setelah Constantinople jatuh ke
tangan Ottoman Turki pimpinan Sultan Mehmed II “Sang
Penakluk”, Gereja St. Sophia berganti fungsi menjadi masjid
dan berganti nama menjadi Masjid Hagia Sophia, Saat ini
Hagia Sophia dijadikan museum.

4.3. SENI ROMANESKA (ROMANESQUE)

Seni Romaneska adalah suatu gaya seni yang muncul di


seluruh Eropa pada saat yang bersamaan, tanpa tergantung
pada pengayoman suatu kerajaan tertentu. Hal ini terjadi
karena di Eropa pada abad 11 telah memeluk agama Nasrani
seluruhnya, dan kuatnya rasa keagamaan pada masa itu,
dan juga karena kekuasaan bangsa Islam di daerah Spanyol
dan Perancis telah dapat dimusnahkan. Perdagangan
berkembang sangat pesat, sehingga muncul banyak kota-kota
pelabuhan yang kaya seperti Venesia, Genoa dan Pisa. Dari
perkembangan ini, muncullah suatu kelas baru, yaitu kelas
menengah yang terdiri dari kaum pedagang dan pengrajin.
Dengan latar belakang semua itu, muncullah seni Romaneska
yang berarti mirip Romawi. Unsur-unsur yang menonjol dari
seni Romaneska adalah pembangunan gereja. Gereja-gereja
Romaneska ini dibangun di seluruh Eropa, dari Inggris,
Spanyol, Perancis dan Itali. Dari semua gereja di Eropa
tersebut, yang paling menonjol adalah gereja Romaneska di
Perancis.

4.3.1. Karya-karya Seni Romaneska

A. Gereja saint Sermin di Toulouse, Perancis.

Seperti umumnya gereja Romaneska lainnya di Eropa, gereja


ini memunyai ciri-ciri yaitu: Denahnya berbentuk salib latin
dengan dua jajaran tiang yang masing-masing menopang
bentuk dasar dan bentuk penguatnya. Bangunan gereja ini
memiliki bentuk dasar lengkung yang dominan, berkesan
kokoh karena bangunan itu relatif tidak terlalu tinggi. Di atas

56 Sejarah Seni Rupa Barat I


pintu, diberikan hiasan yang mengisi bentuk lengkungan.
Dekorasi yang diterapkan pada pintu berbeda dengan yang
diterapkan pada jendelanya. Secara keseluruhan, terasa
sekali suasana religius yang mendalam. Konsep dasar dari
gereja Romnaneska ini mulai berbeda dengan gereja masa
Byzantium.

Gambar 4.9
Denah Gereja Romaneska
yang berbentuk salib latin
(Sumber: www.
karenswhimsy.com)

Gambar 4.10
Gereja Romaneska Saint
Sermin di Toulouse,
Perancis
(Sumber: www.
en.wikipedia.org)

B. Seni Patung

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa konsep


gereja Romaneska berbeda dengan gereja Byzantium. Di
masa Byzantium, bangunan gereja di bagian luarnya sengaja
dibuat sederhana. Di masa Romaneska, di bagian luarnya

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 57


mulai diberi hiasan. Dengan adanya perkembangan konsep
ini, seni patung yang semula hanya diterapkan pada peti mati
dan benda-benda kecil saja, kini mendapat peluang untuk
berkembang. Secara gaya, patung-patung tersebut masih
mengikuti gaya Byzantium yang dekoratif. Perbedaannya,
patung Romaneska terlihat lebih dinamis. Hal ini disebabkan
bukan karena pergerakan patungnya, melainkan dari
komposisi elemen patung, figur dan gerakan kain pada
patung yang terlihat bergerak.

Gambar 4.11
Seni patung Romaneska
(Sumber: www.sacred-
destinations.com)

4.4. SENI GOTIK (GOTHIC)

Berbeda dengan seni Romaneska yang tidak dapat dikaitkan


dengan Negara tertentu, seni Gotik dengan jelas dapat
dikaitkan dengan negara tertentu, khususnya wilayah, yaitu
daerah Paris dan sekitarnya. Pada awalnya, istilah Gotik
hanya ditujukan pada seni bangunannya saja, namun dalam
perkembangannya melebar menjadi seni patung dan seni
lukisnya.

Masa Gotik disebut juga dengan masa kegelapan, pada masa


itu banyak terjadi pembantaian yang dilakukan berdasarkan
keputusan dari gereja. Hal itu diakibatkan karena pada masa
itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan sains dan seni
dilarang keras, karena dianggap akan menggoyahkan doktrin
gereja. Doktrin gereja pada masa itu masih sangat konvensional
dan ketat. Siapapun yang menggunakan sains akan dianggap
sebagai penyihir, sedangkan yang berhubungan dengan
kegiatan seni akan dianggap sebagai pemuja setan. Hukuman

58 Sejarah Seni Rupa Barat I


bagi pelakunya adalah dibakar hidup-hidup, dengan tuduhan
melawan gereja. Konon, tercatat sebanyak 4000 orang tewas
dibantai pada masa tesebut, dan tragedi itu terkenal dengan
sebutan Malleus Maleficorum.

4.4.1. Seni Bangunan Gotik

Gaya seni bangunan atau arsitektur masa Gotik adalah


gabungan dari gaya Yunani Kuno, dengan sebuah bangunan
disangga oleh pilar-pilar yang sangat besar, dihiasi oleh
tokoh-tokoh suci dari kitab Injil. Dindingnya tidak pernah
dibiarkan polos, selalu ada hiasan ornamennya. Ciri-ciri
gereja Gotik bisa dilihat dari adanya suatu konsep keteraturan
yang jelas dalam pembagian unsur-unsur bangunannya.
Yang berkaitan dengan fungsi bangunannya.

Gereja Gotik pada umumnya dijiwai rasa trasendental yang


dalam, yang diwujudkan dalam bentuk fisik yang lebih
ramping dan tinggi dibandingkan gereja masa Romaneska.
Hal ini dimungkinkan karena pada masa Gotik ada
penemuan sistim struktur bangunan baru yang dinamakan
“Flying Buttres” atau penopang layang, yaitu semacam
balok miring yang melayang bertujuan untuk menyalurkan
beban atap, memperkokoh bangunan, dan sekaligus sebagai
elemen estetik yang nantinya menjadi ciri dari gereja Gotik.
Selain bentuknya teratur, ramping dan tinggi, gereja Gotik
juga menekankan pada rasa emosional dan dramatis yang
didasarkan atas semangat atau gairah keagamaan yang
sangat tinggi. Ciri khas ;lain yang terlihat dari gereja Gotik
adalah kombinasi bentuk Pointed Arch (bentuk kurva) yang
saling mendukung.

Ciri lain dari gaya Gotik yang diterapkan pada bangunan


gereja, pada umumnya dibangun menjulang pada satu titik
vertikal. Arah vertikal tersebut berarti hubungan vertikal
antara manusia dengan Tuhan.

Bagian kaca jendelanya menggunakan potongan-potongan


kaca berwarna yang disatukan sehingga membentuk sebuah
objek. Potongan kaca tersebut disebut Stained Glass atau
kaca patri. Sedangkan jendelanya disebut Rose Window. Pada
siang hari, gereja Gotik tidak menggunakan penerangan
buatan, tetapi mengandalkan sinar matahari yang masuk
melalui stained glass dan menimbulkan efek sinar warna-
warni yang jatuh di dalam ruangan gereja. Hal ini akan
menimbulkan efek sangat dramatis, seolah-olah sedang
berada di surga yang warna-warni.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 59


Bagian lainnya adalah adanya kolom-kolom yang menyangga
struktur interior bangunan gereja yang bagian atasnya saling
berhubungan dan berkaitan. Kolom-kolom ini terbuat dari
bentuk-bentuk seperti pipa yang disatukan menjadi bentuk
kolom besar. Bentuk pipa ini disebut dengan nama Cylinder
Pipe atau Pipa Silinder.

Gambar 4.12
Struktur Flying Buttress
(Sumber: www.
fineartamerica.com)

Gambar 4.13
Jendela Gotik (Rose
Window) dengan hiasan
Stained Glass
(Sumber: www.gothicart.
org.uk)

60 Sejarah Seni Rupa Barat I


A. Gereja St. Denis (1137-1114 M) di Paris

Gaya Gotik yang pertama kali muncul adalah pada gereja St.
Denis di Paris (1137-1114 M). Pada saat dilakukan renovasi,
banyak pembaruan-pembaruan yang berkaitan dengan
keharmonisan bentuk dengan fungsinya.

B. Gereja Notre Dame (1163-1200) di Paris

Perencanaan tampak eksterior dan interior gereja ini disusun


dalam bentuk bujur sangkar yang besar. Digunakan jendela
yang tidak terlalu besar, tetapi dapat membuat pantulan
yang sangat memukau di atas permukaan rangka-rangka
batu pada bangunan gereja ini.
Gambar 4.14
Gereja St. Denis (1137-
1144 M) di Paris
(Sumber: www.
parisinfrance.co.uk)

Gambar 4.15
Gereja Notre Dame (1163-
1200 M) di Paris
(Sumber: www.travel.
roro44.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 61


4.4.2. Seni Patung Gotik

Dalam seni patungnya, yang paling menonjol adalah suasana


keteraturannya. Patung tidak lagi mempunyai komposisi
yang dinamis, masing-masing telah berdiri sendiri, dan
sangat mendukung sifat arsitektural bangunannya. Terlihat
adanya kesadaran bahwa patung tidak lagi menjadi relief
atau hiasan tiang, tetapi merupakan patung yang mandiri
dan utuh. Kesadaran ini merintis jalan menuju pembuatan
patung-patung yang lebih realistis.

Hasil karya patung-patung di masa Gotik dapat dilihat pada


Kathederal Rheims, karya seorang pematung dan pembuat
relief pada pintu gereja yaitu Nicola Pisano, dari Italia.

Gambar 4.16
Patung karya Nicola
Pisano
(Sumber: www.cueflash.
com)

4.4.3. Seni Lukis Gotik

Sebetulnya, karya lukis Gotik belum ada sebelum tahun


1200, atau sekitar 50 tahun setelah lahirnya era Gotik. Proses
transisi dari era Romaneska ke Gotik tidak begitu saja terjadi.
Masa awal Gotik hanya menggunakan detail-detail ornament
yang diterapkan sebagai hiasan pada bangunan gereja. Seni
lukis Gotik baru mulai berkembang justru di akhir era Gotik.
Perkembangan yang lebih penting terjadi dalam bidang seni
lukis, yang nantinya akan menjadi bibit-bibit perkembangan
awal Renaissance.

Aktifitas seni pada masa Gotik hanya terjadi dalam kebudayaan


Katholik Roma, karena pada masa itu Paus memiliki posisi
yang lebih tinggi dari kaisar Romawi. Akibatnya, bentuk
arsitektur di hampir di seluruh daratan Eropa pada masa

62 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gotik menjadi seragam. Karena Romawi menguasai hampir
seluruh daratan Eropa. Semua karya seni hanya boleh dibuat
berdasarkan tema yang diangkat dari kitab Injil, dan hanya
diperuntukkan bagi gereja semata.

Sebagai contoh, pada masa ini muncul sebuah teknik lukis


yang disebut Fresco. Fresco berasal dari kata Italia “Affresco”
yang berarti “Fresh” dalam bahasa Inggris. Jadi Fresco adalah
sebuah karya seni yang baru, berupa lukisan, yang dibuat di
dinding. Pada masa itu seni Fresco hanya ada dalam gereja,
dan selalu mengangkat tema-tema dari kitab Injil. Fresco
kemudian secara berkelanjutan digunakan sebagai gambar
naratif di hampir seluruh gereja-gereja di Eropa, sebagai
kelanjutan seni Romaneska dan Nasrani. Perkembangan
selanjutnya, lukisan fresco diterapkan pada panil-panil yang
juga menyebar ke hampir seluruh daratan Eropa.

Masa antara tahun 1150-1250 adalah masa yang dikenal


dengan nama Era Kathederal Agung, kegiatannya yang
menonjol adalah pembangunan gereja-gereja yang megah.
Dengan perkembangan ini, seni patung pun turut berkembang.
Seni patung yang semula adalah bersifat arsitektural, beralih
menjadi berdiri sendiri. Begitu pula seni lukis yang semula
hanya elemen penghias gereja, di era ini juga mengalami
kemajuan.

Masa keemasan seni patung Gotik berlangsung sekitar 1220-


1420 M. Sedangkan masa keemasan seni lukisnya terjadi
sekitar 1300-1350 M di Italia Utara. Terlihat sekali bahwa
telah terjadi pergeseran titik berat, yaitu dari seni bangunan
beralih menjadi cabang seni lainnya. Bahkan dari sifatnya
pun seni patung dan lukis terjadi pergeseran.

Pada awalnya, seni patung dan lukis Gotik bersifat


monumental, kemudian beralih menjadi bersifat ke arah
gambar (picturesque). Seni Gotik terus berkembang menjadi
gaya yang dianut di seluruh Eropa. Selama kurun waktu abad
13 sampai 14, hampir di seluruh Eropa, bentuk keseniannya
sangat mirip. Setelah itu, nantinya Italia mulai melepaskan
diri dan mengembangkan suatu gaya seni baru yang berpusat
di kota Firenze atau Florence, dan dikenal dengan istilah
Renaissance Awal.

Perkembangan seni lukis Gotik berawal dari kota Florence,


di Italia. Pada dasarnya seni lukis Gotik merupakan
perkembangan dari seni Byzantine. Pelopor gaya seni lukis
Gotik adalah Cimabue. Gaya lukisannya dapat dilihat pada

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 63


lukisan panil yang berjudul “Madonna Enthroned” (1286),
berukuran 4,5 x 2 meter, yang dipasang pada sebuah gereja di
Florence. Karya tersebut jika diperhatikan, hamper tidak ada
bedanya dengan karya era Byzantine, baik dari gaya maupun
warnanya. Perbedaannya hanya pada ukuran panilnya yang
lebih besar, dan ekspresi lukisannya lebih terlihat.

Perkembangan seni lukis di penghujung era Gotik diperkuat


oleh Duccio, seorang pelukis dari kota Sienna. Duccio
mengurangi kesan persegi dan warna emas dalam lukisannya.
Ia kemudian juga memasukkan kesan tiga dimensi melalui
permainan warna gelap dan terang. Terlihat sekali bahwa
tradisi ilusionisme Hellenis Romawi dihidupkan kembali oleh
Duccio, tetapi tetap diimbangi dengan unsur era Gotik yang
menekankan unsur emosinya yang kuat.

Duccio juga memperkenalkan hal yang baru dalam lukisannya


yang berjudul “Annunciation of the Death of the Virgin”, yaitu
lukisan yang menggambarkan figur manusia dalam sebuah
ruangan. Konsep penyatuan antara figur manusia dengan
ruangan sebelumnya tidak pernah ada. Lukisan Duccio inilah
yang pertama kali mempersatukan kedua unsur tersebut.

Gambar 4.17
Madonna Entrhoned”,
karya pelukis Cimabue
(Sumber:www.arts-plaza.
com)

Pada masa ini terlihat bahwa kesadaran akan sudut pandang


perspektif sudah mulai ada, tetapi belum dapat diformulasikan.
Nama lain yang sangat penting pada era Gotik akhir ini adalah
Giotto, seorang seniman yang berasal dari kota Florence.
Giotto adalah murid dari Cimabue. Dari gurunyalah ia banyak

64 Sejarah Seni Rupa Barat I


mewarisi ketajaman rasa dan kecenderungan terhadap sifat
monumental, yang dapat dilihat pada karyanya di dinding
gereja Avena (1305-1306 M) di Padua.
Gambar 4.18
Lukisan karya Duccio,
“Annunciation of the
Death of the Virgin”
(Sumber: www.
imaginemdei.blogspot.com)

Gambar 4.19
Lukisan karya Giotto di
dinding gereja Avena
(1305-1306) di Padua
Berjudul “Descent of the
Holy Spirit”
(Sumber: www.
torchofthefaith.com)

Bila kita bandingkan, antara Duccio dengan Giotto ada


beberapa perbedaan yang sangat menyolok. Jika Duccio
lebih kaya dalam pewarnaan, ruang dan narasi, Giotto lebih
kuat dalam komposisi. Kekuatan ini diperoleh Giotto melalui
penyederhanaan unsur gambar.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 65


Aktivitas pada panil diletakkan dalam satu bidang gambar
yang sejajar dengan pandangan mata orang yang melihat,
sehingga terasa bagai berada dalam aktifitas tersebut. Hal
ini sangat penting dilakukan, karena akan menimbulkan
hubungan antara pemirsa dengan lukisannya. Giotto
selalu menggambarkan figur-figurnya dalam bentuk tiga
dimensional yang kuat dan masif. Giotto adalah yang
pertama menyetuskan gagasan bahwa seni lukis lebih tinggi
kedudukannya dari pada seni patung.

Kekuatan Giotto dalam membuat komposisi yang jelas dan


monumental terlihat jelas dalam karyanya yang berjudul
“Lamentation”, Giotto sanggup menyatukan komposisi visual
dengan ekspresi dan gerak figur-figur yang dilukisnya.
Gambar 4.20
lukisan Giotto berjudul
Setelah seniman Cimabue, Duccio dan Giotto, yang
“Lamentation”
(Sumber: www. merupakan tiga pelukis besar di era Gotik akhir, tidak ada
wholesalechinaoilpainting. lagi seniman yang dapat menandingi karya mereka, sampai
com) pemunculan seniman-seniman era Renaissance Awal

66 Sejarah Seni Rupa Barat I


4.5. RANGKUMAN

Perkembangan seni abad pertengahan dimulai saat Kaisar


Constantine dari Romawi memindahkan ibu kota Romawi ke
daerah timur. Sejak itu, perkembangan agama dan kebudayaan
Kristen terus berkembang sampai hamper di seluruh wilayah
Eropa. Pada masa itu, kekuasaan ada di tangan gereja, dan
segala bentuk seni maupun sains harus berhubungan dengan
gereja. Ciri utama dari kesenian masa abad pertengahan
adalah selalu mengambi tema berdasarkan kitab suci. Karena
pada masa ini seluruh kegiatan seni dan sains dilarang oleh
gereja, dan dianggap sebagai pemuja setan.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 67


5
MASA RENAISSANCE

Prawacana:
Masa Renaissance adalah masa kekuasaan gereja yang di
masa abad pertengahan sangat dominan, runtuh. Kesadaran
akan pentingnya harkat manusia, terutama senimannya,
mendobrak aturan-aturan mistis dari gereja yang selama
mengungkung perkembangan seni dan sains. Banyak
seniman-seniman dan arsitek yang mulai muncul di awal era
Renaissance, sampai di masa puncak Renaissance.

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
• Menjelaskan mengapa Renaissance muncul
• Menjelaskan konsep-konsep apa saja yang menjadi
landasan dari masa Renaissance.
• Menjelaskan seniman-seniman dan arsitek sejak masa
awal sampai puncak Renaissance, beserta ciri karya-
karyanya.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 69


5.1. SENI RENAISSANCE AWAL
(1350-1500 M)

Renaissance berasal dari kata Perancis yang berarti adalah


kelahiran kembali. Dalam bahasa Italia, disebut dengan
Rinascimento atau Rinascita. Asal mula terbentuknya seni
Renaissance adalah dengan terjadinya perubahan dari masa
sebelum Renaissance yaitu masa Abad Pertengahan atau
Medieval ke masa Renaissance. Seperti yang sudah diuraikan
pada bab sebelumnya, bahwa pada awal abad pertengahan,
terjadi masa-masa gelap dan chaos yang disebut Dark Ages
(476-1000 M). Sekitar 600 tahun, Eropa berada pada masa
gelap, tidak memiliki kepedulian budaya. Gereja merupakan
pusat kekuasaan mutlak, sehingga ilmu pengetahuan dan seni
pada masa itu sangat dilarang, kecuali untuk kepentingan
gereja.

Perubahan yang terjadi adalah dengan adanya revolusi


pembaruan yang terjadi di gereja. Revolusi ini diakibatkan
dengan adanya gerakan yang mulai menekankan hubungan
yang lebih dekat antara manusia dengan Tuhan.

Renaissance pertama kali muncul di Eropa Barat, yaitu di


kota Firenze atau Florence. Pemicunya adalah saat tentara
salib kalah dalam perang suci, Romawi Timur telah jatuh ke
tangan Otomman Turki. Kekalahan tersebut membuat para
ilmuwan dan seniman menyingkir dari Romawi Timur ke
Eropa Barat. Para ilmuwan tersebut mulai menyadari bahwa
untuk memenangkan peperangan, mereka harus menguasai
teknologi mesiu dan peledak. Untuk itu, mereka harus
melepaskan diri dari pengaruh mistis zaman pertengahan,
yang melarang segala bentuk sains yang dianggap
pelanggaran terhadap misi ketuhanan gereja.

Perkembangan pertama Renaissance Awal terjadi di kota


Firenze atau Florence. Dimulai dengan adanya pertentangan
antara keluarga Medici (keluarga kaya yang sangat
berpengaruh di Italia secara turun temurun) dengan sistem
pemerintahan kepausan. Keluarga Medici menjadi penyokong
usaha perdagangan ke wilayah Mediterania. Hal ini membuat
para intelektual dan seniman memiliki kebebasan besar
untuk berkarya lebih leluasa. Mereka tidak lagi memikirkan
masalah keuangan dan mendapatkan perlindungan dari
kutukan pihak gereja.

Dengan kebebasan ini, para seniman bisa berkumpul dan


mendirikan gilda-gilda seni yang mengangkat banyak nama

70 Sejarah Seni Rupa Barat I


seniman terkenal. Melalui gilda-gilda ini, para seniman dapat
berkumpul, berkarya, bekerja sama dan mendidik murid-
murid baru yang berbakat.

5.1.1. Tumbuhnya Konsep Baru

Kemajuan-kemajuan ini mendorong seorang penyair


Italia bernama Petrarch untuk memformulasikan konsep
Humanisme dan Individualisme, yang nantinya akan menjadi
kosep dasar dari masa Renaissance.

A. Humanisme

Humanisme adalah suatu keyakinan akan pentingnya ilmu


pengetahuan yang berkaitan dengan manusia (Humane
Letters), berlawanan dengan ilmu pengetahuan Kitab Suci
(Divine Letters). Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
manusia adalah: pengetahuan bahasa asing, ilmu sastra,
sejarah, filsafat, kedokteran, dan lain-lain, yang semuanya
ditinjau dari sudut pandang praktis, bukan religius.

B. Individualisme

Individualisme adalah suatu kesadaran baru akan nilai-nilai


manusia sebagai pribadi yang memiliki suatu kemampuan dan
harkat. Kesadaran-kesadaran tersebut akhirnya akan mampu
mempertanyakan kepercayaan dan perilaku tradisional pada
masa itu.

Era baru ini oleh Petrarch disebut “kebangkitan kembali


faham klasik”, yaitu faham Yunani dan Romawi. Jadi, istilah
Renaissance adalah kelahiran kembali semangat dan pola
zaman klasik, untuk menjadi manusia yang modern.

5.1.2. Seni Patung

Dalam karya seninya, mulai terjadi perubahan, penggambaran


manusia lebih ditekankan pada kualitas humanisme dan
bukan sekedar kualitas simbolik seperti sebelumnya. Kegiatan
seni dimulai kembali dengan menghidupkan kembali
kesenian yang telah dirintis Giotto seabad yang lalu. Mereka
menyelenggarakan sayembara pembuatan pintu gereja
Baptis, kemudian memberikan dekorasi berupa patung di
gereja kathederal dan gereja-gereja lainnya. Seni Renaissance
Awal dimulai dari perkembangan seni patungnya.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 71


Beberapa pematung di era Renaissance Awal adalah:

A. Nanni di Blanco (1386-1421)

Nanni di Blanco mebuat karya patungnya berdasarkan


konsep Klasisisme. Hal ini bisa dilihat pada patungnya yang
berjudul “Quatro Coronati” atau yang berarti “Empat Nabi”.
Keanggunan dan wibawa klasik dalam kelompok patung
ini mengingatkan kita pada wibawa patung Yunani, namun
dengan menggunakan semangat baru, yaitu semangat
Kristiani.

Gambar 5.1
Karya patung Nanni di
Blanco yang berjudul
“Quatro Coronati”
(Sumber: www.fotopedia.
com)

B. Lorenzo Ghiberti (1378-1455)

Adalah seorang pematung yang berhasil memenangkan


sayembara pembuatan pintu gereja Baptis yang diberi nama
“The Gates of Paradise”. Dari gayanya, masih terlihat jelas
pengaruh dari era Gotik, namun dengan pengertian akan
ruang yang lebih matang.

C. Donatello (1386-1466)

Walaupun Donatello hidup dalam masa yang sama


dengan Nanni di Blanco, patung-patungnya lebih nyata
memperlihatkan “Contrapposto”, dan lebih mempunyai
kepribadian. Donatello membuat patung lebih terlihat hidup,
dengan membuat baju yang bergerak mengikuti struktur
badan yang dibungkusnya.

72 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 5.2
Patung karya Lorenzo Ghiberti,
“The Gate of Paradise”
(Sumber: www.studio.pds.
wikispaces.net)

Gambar 5.3
Patung “David” karya
Donatello
(Sumber: www.britannica.
com)

5.1.3. Arsitektur

Perkembangan arsitektur pada masa Renaissance Awal


tidak dapat dilepaskan dari peran seorang arsitek yang
bernama Filipo Brunelleschi (1378-1446 M). Selain seorang
arsitek yang berprestasi, Brunelleschi juga terkenal karena
menemukan dan menentukan hukum perspektif secara
ilmiah. Hukum ini nantinya akan banyak dipergunakan oleh
banyak pelukis dan pematung.

Pada awalnya Filipo Brunelleschi adalah seorang pematung,


karena gagal memenangkan sayembara untuk pintu gereja
Baptis, ia kemudian memutuskan untuk mengembara
bersama Donatello ke Roma. Di Roma, ia banyak mempelajari
bangunan-bangunan kuno, bahkan juga mengambil ukuran-
ukurannya. Konon, Filipo Brunelleschi menemukan hukum
perspektifnya pada saat sedang mengukur bangunan-
bangunan kuno tersebut.

Filipo Brunelleschi akhirnya memenangkan sayembara


pembuatan kubah Kathederal Santa Maria del Fiore di
Florence, yang sudah lama terbengkalai. Kubah ini

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 73


merupakan kubah terbesar di dunia, yang terbuat dari
susunan batu. Karena konsepnya yang revolusioner, yang
dapat mengurangi beban kubah yang terdiri dari dua lapisan.
Selain itu, ia juga merancang alat-alat pembantu dalam
konstruksinya, misalnya lift barang. Pembiayaan proyek
tersebut dilakukan oleh Cosimo de’ Medici, salah satu dari
keluarga Medici.

Karya yang sepenuhnya merupakan rancangan Filippo


Brunelleschi adalah gereja St. Lorenzo milik keluarga Medici.
Bangunan ini dirancang pada tahun 1421, dan baru selesai
pada tahun 1469, 20 tahun setelah kematiannya. Unsur
yang menarik dalam desain ini adalah penekanannya pada
keteraturan yang simetris. Dari desain ini, bisa dilihat
ketertarikan Filipo Brunelleschi pada arsitektur Yunani dan
Romawi kuno, yaitu bangunannya yang bersifat tidak luwes,
dan penekanannya pada proporsi yang harmonis.
Gambar 5.4
Kathederal Santa Maria Beberapa karyanya yang lain adalah Kapella Pazzi dan Santa
del Fiore di Florence
(Sumber: www. Maria Degli Angeli. Kedua bangunan tersebut terletak di kota
skyscrapercity.com) Firenze atau Florence.

Arsitek lain yang patut dicatat pada era Renaissance Awal


ini adalah Leon Battista Alberti (1404-1472). Leon adalah
seorang arsitek yang lebih teoritis dan banyak mengerjakan
tulisan. Leonlah yang sebetulnya banyak berjasa dalam
pembuatan hukum perspektif yang dibuat oleh Filipo
Brunelleschi.

Gambar 5.5
Gereja St. Lorenzo
(Sumber: www.udel.edu)

74 Sejarah Seni Rupa Barat I


5.1.4. Seni Lukis

Walaupun seni lukis era Renaissance Awal baru muncul


di tahun 1420, namun pemunculannya sangat menarik
karena dilakukan hanya oleh satu orang, yaitu Masaccio
(1401-1428 M), yang pada saat itu baru berusia 21 tahun.
Masaccio pada masa itu telah menerapkan konsep baru di era
Renaissance Awal, yaitu konsep perspektif dan anatomi. Hal
ini dapat dilihat dari karya-karyanya yang rata-rata bersifat
monumental (pengaruh Giotto), dengan anatomi yang baik
(baju mengikuti badan), dan perspektif yang benar. Beberapa
karyanya yang terkenal adalah “The Holly Trinity” (1425)
di gereja Santa Maria Novella, “The Tribute Money” (1427)
di Kapella Brancacci, dan “The Expulsion From Paradise”
(1427) di Kapella Braccaci.
Gambar 5.6
Beberapa pelukis Renaissance Awal lainnya adalah: Salah satu karya Masaccio
yang berjudul “The Holy
A. Pierro della Francesca Trinity”
(Sumber: www.legacy.
earlham.edu)
Mengikuti jejak gurunya, Domenico Veneziano, dalam
pewarnaan, tetapi dari segi monumentalitas karyanya
mengikuti Masaccio. Karyanya yang terkenal adalah yang
berjudul “The Discovery of The True Cross” 1460 M.

Gambar 5.7
The Discovery of The True
Cross” (1460 M), karya
Pierro della Francesca
(Sumber: www.
stolenapples1.blogspot.
com)

B. Paolo Uccello

Merupakan seniman yang sangat gemar akan perspektif.


Karya-karyanya penuh dengan permainan perspektif yang
sangat menarik. Karya-karyanya mengingatkan akan era
Gotik, terutama pada penggunaan warna emasnya. Salah
satu karyanya yang terkenal adalah “Battle of San Marino”
(1455 M).

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 75


Gambar 5.8
“Battle of San Marino”
(1455 M), karya Paolo
Uccello
(Sumber: www.artflakes.
com)

C. Andrea del Castagno

Andrea juga dikenal mahir dalam membuat perspektif, tetapi


tidak seramai karya-karyanya Paolo Ucello. Penggunaan
perspektif pada karya Andrea lebih terarah dan matang.
Penerapannya bisa dilihat pada karyanya yang berjudul
Gambar 5.9 “The Last Supper” (1445-1450 M), dan “David” (1450
“The Last Supper” (1445- M). Karyanya yang terakhir (David) merupakan pelopor
1450 M), karya Andrea
del Castagno (Sumber:
pengembangan gaya Renaissance selanjutnya, yaitu sudah
www.theartwriter. melepaskan diri dari sifat monumental, dan lebih mengarah
wordpress.com) pada sifat dinamis dan linear.

Gambar 5.10
“David” (1450), karya Andre del
Catagno(sumber?)
(Sumber: www.freechristimages.org)

76 Sejarah Seni Rupa Barat I


D. Antonio del Pollaiulo (1431-1498 M)

Antonio adalah seorang pematung dan juga pelukis yang


sangat mahir dalam gerak dan anatomi. Salah satu karyanya
adalah berjudul “Battle of Ten Naked Men”.

Gambar 5.11
“Battle of Ten Naked Men”
karya Antonio Pollaiuolo
(1431-1498 M) (Sumber:
www.superstock.co.uk)

E. Andrea Mantegna

Berasal dari kota Padua, terkenal sebagai pelukis yang sangat


teliti. Setiap Andrea melukis figur manusia, ia terlebih dahulu
akan membuat sketsa studi anatomi. Figur-figur yang akan
dilukis, terlebih dahulu dibuat telanjang tanpa baju, untuk
mengetahui benar posisi-posisi otot dan tulangnya secara
anatomis. Setelah itu, baru Andrea menambahkan baju pada
figure-figur tersebut. Salah satu karyanya dibuat di Gereja
Eremitani di kota Padua, sebuah karya fresco yang berjudul
“St. James” (1455 M).
Gambar 5.12
“St. James” (1455),
sebuah karya fresco dari
Andrea Mantegna di
gereja Eremitani di kota
Padua
(Sumber: www.elusiv.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 77


F. Sandro Boticelli (1444-1510 M)

Gejala perkembangan seni lukis Renaissance yang


telahdipelopori Andrea del Castagno dalam lukisannya yang
berjudul “David”, mencapai puncaknya pada Sandro Boticelli.
Karya-karyanya memperlihatkan ketidakpeduliannya
terhadap perspektif, kedalaman ruang dan bobot. Jika kita
perhatikan selintas seperti karya seni lukis abad pertengahan,
Yang membedakannya adalah bahwa figurnya bukan
merupakan figur hayalan, dan figurnya dibuat sangat dinamis
penuh gerak kebebasan.

Pada masa akhir Seni Renaissance Awal ini, para seniman


berlomba menunjukkan kebolehannya dalam penguasaan
ilmiah seni mereka.

5.2. SENI RENAISSANCE TINGGI/HIGH


RENAISSANCE (1490-1550 M)
Pada awalnya seni Renaissance Tinggi dianggap sebagai
kelanjutan dari seni Renaissance Awal. Pendapat ini kemudian
berubah, seni Renaissance Tinggi dalam beberapa hal
memang merupakan kulminasi dari seni Renaissance Awal.
Tetapi seni Renaissance Akhir juga merupakan pemisahan
dari seni Renaissance Awal.

Pada masa Renaissance Tinggi, seorang seniman tidak lagi


dianggap sebagai pengrajin ulung, tetapi dianggap sebagai
manusia jenius yang mendapatkan inspirasi Ilahi. Pendapat
ini berpengaruh sangat besar pada seniman-seniman di masa
ini, sehingga mereka berani untuk mengajukan proyek-proyek
skala besar, dan para pengayom dan patrons merasa harus
mendukung proyek-proyek ini. Selain itu, pendapat tersebut
juga membuat para seniman menjadi lebih percaya pada
pendapat dan perasaan diri sendiri ketimbang kaidah umum
yang berlaku. Mereka lebih tertarik pada efektifitas visual
dari pada aturan umum. Bahkan mereka justru menciptakan
kaidah-kaidah baru.

Satu hal yang menarik di masa Renaissance Tinggi adalah,


bahwa karya-karya besar masa itu diciptakan sekitar tahun
1495 M sampai 1520 M. Seniman-senimannya sangat berbeda
dalam hal umur.

78 Sejarah Seni Rupa Barat I


5.2.1. Leonardo da Vinci (1452-1519 M)

Leonardo da Vinci lahir pada tahun 1452 M di kota Vinci,


dekat Empoli, Italia. Ia adalah anak tidak sah dari seorang
Notaris dan tuan tanah terkemuka di kota Firenze atau
Florence yang bernama Piero da Vinci dan Caterina, ibunya
yang hanya seorang gadis tani biasa. Walaupun demikian,
sejak kecil Leonardo tetap diperlakukan seperti anak Piero
yang sah. Leonardo tinggal di rumah Piero dan dididik sesuai
dengan bakat dan minatnya. Ia belajar membaca, menulis
dan berhitung. Lalu pada usia 15 tahun, ia belajar melukis
dan memahat dari seorang seniman terkenal di kota Firenze
bernama Verrochio. Setelah itu, Leonardo menjadi seorang
Gambar 5.13
guru dan membuat studionya sendiri. Potret diri Leonardo da
Vinci
Saat Leonardo berusia 30 tahun, ia bekerja pada seorang (Sumber: www.d-punya.
kepala daerah Milan bernama Sforza selama 17 tahun, blogspot.com)
sebagai pelukis, pematung, arsitek, insinyur dan penasihat
militer. Di Usianya yang ke 54 tahun, Leonardo bekerja pada
Raja Perancis, yaitu Louis XIII.

Karyanya yang pertama berjudul “Adoration of The Magi”,


dibuat untuk biara San. Tetapi sayangnya, lukisan itu tidak
diselesaikan dan ditinggalkan begitu saja di Firenze. Dalam
lukisan ini, Leonardo sudah menerapkan tekniknya yang
revolusioner. Leonardo tidak lagi berpikir kontur dalam
melukis, melainkan bentuk. Bentuk oleh Leonardo dianggap
sebagai tiga dimensional yang ada kaitannya dengan cahaya.
Cara melukis dengan membuat bentuk melalui cahaya disebut
dengan “Chiaroscuro”, dimana bentuk tidak lagi merupakan
elemen yang mandiri, tetapi telah menyatu dengan kesatuan
bidang melalui gelap terang (volume). Ciri lainnya dari karya
Leonardo adalah penggunaan Sfumato, yaitu kesan berkabut
yang banyak ia terapkan dalam lukisannya Karyanya yang
sangat terkenal adalah berjudul “Monalisa” (1503-1506
M), yang dibuat pada saat ia berusia 54 tahun. Lukisan ini
dianggap mengandung misteri, karena sampai saat ini belum
diketahui siapakah wanita yang bernama Monalisa ini.
Leonardo membuat lukisan ini dengan konsep komposisinya
yang kuat, ia selalu menggunakan bentuk dasar geometris
seperti segitiga, elips, lingkaran, dan lain-lain. Semua bentuk
dasar tersebut dianggap simbol dari rasionalisasi dalam
kehidupan. Lukisan lainnya yang dianggap pencetus secara
sempurna konsep Renaissance Tinggi adalah lukisan berjudul
“The Last Supper” (1495-1497) dengan keseimbangan dan
komposisi yang sangat baik. Unsur yang paling menarik dari
lukisan ini adalah, dengan adanya penggambaran psikologi

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 79


para tokohnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Leonardo,
bahwa tujuan suatu lukisan adalah untuk “menunjukkan
kehendak jiwa manusia”.
Gambar 5.14
“Adoration of The Magi”,
yang merupakan karya
pertama
(Sumber: www.
Leonardonon-solo-arte.
com)

Gambar 5.15
“Monalisa”(1503-1506
M), lukisan Leonardo yang
penuh misteri (Sumber:
www.vorontzov.com)

Leonardo adalah seorang seniman dan juga ilmuwan yang


serba bisa. Ia menguasai bidang anatomi, botani, zoology,
kartografi, aoeronautika, mekanika, geologi, astronomi,
optikal, matematika, suara, senjata, hidrolika, tata kota, dan
jembatan. Selain sebagai tokoh seni Renaissance Tinggi,
ia adalah seorang penyair, musikus, arsitek, pemahat,
pengarang, dan filsuf.

80 Sejarah Seni Rupa Barat I


Leonardo merupakan orang pertama di dunia yang mampu Gambar 5.16
dengan tepat menggambarkan struktur tubuh manusia, posisi Karya Leonardo yang
menggambarkan anatomi
bayi dalam kandungan, posisi jantung manusia, dan lain-
manusia
lain. Hal itu disebabkan karena Leonardo telah mempelajari (Sumber: www.bear-den.
anatomi manusia dengan melakukan pembedahan terhadap wikispaces.com)
30 mayat manusia.

Gambar 5.17
“The Last Supper” (1495-
1497) karya Leonardo
Davinci
(Sumber: www.
paintinghere.com)

5.2.2. Michelangelo Buonarotti (1475-1564)

Michelangelo lahir di dekat Arezzo, di Caprese, Toscana


Italia. Nama lengkapnya adalah Michelangelo di Lodovico
Buonarotti Simoni, pada tanggal 6 Maret 1475. Ayahnya
bernama Lodovico di Leonardo di Buonarotti di Simoni
adalah seorang pegawai hukum di Ceprese. Ibunya bernama
Francesca di Neri del Miniato di Siena. Keluarganya memiliki
status kebangsawanan yang rendah.

Pada awalnya, ayahnya menginginkan Michelangelo


berkonsentrasi ke profesi yang dianggap lebih mapan. Tetapi
Michelangelo lebih menyukai bidang seni. Ia kemudian
dibina oleh Domenico Ghirlandaio dan Bertoldo di Giovanni.
Ghirlandaio kemudian merekomendasikan Michelangelo
kepada Lorenzo de Medici, salah satu dari keluarga de Medici Gambar 5.18
yang sangat kaya dan berpengaruh di Italia. Potret wajah Michelangelo
Buonarotti
(Sumber: www.glbtq.com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 81


Ia kemudian membuat beberapa karya yang cukup
mengagumkan untuk usianya yang masih belasan tahun,
tetapi belum mampu membuat namanya menjadi terkenal.
Beberapa karya pertamanya adalah “Madonna de la Salsa”
(1490-1492 M), dan “Battle of The Centaurs” (1491-1492 M).
Ciri-ciri perfeksionissme Michelangelo mulai berkembang
sejak mendapat masukan dan kritik dari Lorenzo de Medici.
Pada bulan November 1497 M, duta besar Perancis meminta
Michelangelo membuat Pieta, yaitu patung Bunda Maria
yang menangisi kematian Yesus. Karya ini nantinya menjadi
pelopor dicantumkannya nama pematung, langsung pada
karya yang dibuat.

Gambar 5.19
Patung “Pieta” (1497 M),
karya Michelangelo
(Sumber: www.
artworktoday.blogspot.
com)

Di masa ini, karya-karya Michelangelo mulai mendapatkan


apresiasi yang baik. Pada tahun 1504 M, Michelangelo
mulai mengerjakan karyanya yang terkenal yang berjudul
“David”. Karya patung tersebut kemudian dipajang di Piazza
della Signoria. Patung ini dibuat menggunakan bahan batu
marmer utuh, yang dipahat sangat baik, dengan tinggi 6
meter. Karya ini merupakan simbol kekuatan Republik atas
ancaman fraksi-fraksi yang bertikai di daerah Romawi. Karya
ini juga menjadi awal perseteruannya dengan Leonardo da
Vinci yang menyarankan agar patung tersebut diletakkan di
tempat yang tidak terlalu menyolok.

82 Sejarah Seni Rupa Barat I


Pada tahun 1503, Michelangelo dipanggil ke Roma untuk
menyelesaikan pekerjaan pembuatan fresco di dinding langit-
langit gereja Sistine di Roma, sebagai pengakuan terhadap
keahliannya. Penugasan ini merupakan tantangan yang
Gambar 5.20
besar untuk Michelangelo. Sebab, meskipun Michelangelo Patung “David” (1504),
pernah mempelajari pembuatan Fresco pada masa Bomenico karya Michelangelo yang
Ghirlandaio, namun secara keahlian, ia sebetulnya bukan dibuat dari batu marmer
pelukis. Fresco ini dikerjakan selama periode 1508-1512, utuh setinggi 6 meter
dengan njudul “The Last Judgement”, yang menggambarkan (Sumber: www.
whitemouse.ru)
suasana pengadilan terakhir di akhirat. Lukisan ini
banyak menimbulkan kontroversi, karena pengeksposan
ketelanjangannya. Karya ini kemudian diperbaiki oleh
asistennya yang bernama Daniele da Volterra dengan
menambahkan lukisan kain penutup pada bagian yang
dianggap penting.

Gambar 5.21
“The Last Judgement”
karya Fresco Michelangelo
yang kontoversial
(Sumber: www.penitents.
org)

5.2.3. Raphael (1483-1520)

Nama lengkapnya adalah Raphael Sanjio atau Rafaello


Sanzio. Raphael lahir di kota Urbino, Italia, pada tanggal 6
April 1483. Merupakan anak dari pasangan Giovanni Santi
dan Magia di Battista Ciarla. Raphael adalah seorang pelukis
dan arsitektur terpelajar dari kota Firenze. Raphael terkenal
dengan gaya lukisnya yang kontemporer. Dibandingkan
dengan dua seniman Renaissance Tinggi lainnya, ia adalah
seniman yang termuda, tetapi yang paling lengkap.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 83


Raphael telah menjadi yatim piatu di usia 11 tahun. Ia
kemudian berguru pada Timoteo Vit, sebelum akhirnya
menjadi murid dan asisten dari pelukis Perugino di tahun
1499 M. Gaya lukisan Raphael pada masa ini sangat mirip
dengan gurunya, hingga hasil karya mereka berdua sangat
sulit dibedakan. Lukisannya menggunakan teknik cat secara
cepat, menggunakan varnish minyak pada bagian-bagian
yang gelap, dan sangat tipis pada bagian kulit manusia.
Raphael tinggal berpindah-pindah tempat, tetapi ia sempat
tinggal lama di Firenze sejak tahun 1504 M. Di sana ia
mempelajari gaya para seniornya, terutama Leonardo da
Vinci, Michelangelo dan Fra Bartolommeo. Ia banyak belajar
masalah gelap terang, anatomi, dan aksi-aksi dramatik.
Gambar 5.22
Potret wajah Raphael Salah satu karya awal Raphael yang terdokumentasikan
(Sumber: www.reproarte.
adalah lukisan untuk altar gereja San Nicola da Tolentino in
com)
Citta di Castello, sebuah kota kecil penghubung Perugia dan
Urbino. Pengerjaan lukisan ini dimulai tahun 1500 M, dan
diselesaikan dalam waktu setahun. Sayangnya, lukisan ini
rusak akibat gempa pada tahun 1789 M, dan hanya tinggal
beberapa bagian yang sempat diselamatkan. Karya lainnya
adalah yang berjudul “Crowning of the Virgin” yang dibuat
untuk gereja San Francesco di Perugia.

Pada masa ini, Raphael membuat perubahan gaya dari tipe


sekolah Umbria biasa, dengan komposisi geometris, ke arah
komposisi yang lebih dinamis, informal dan kompleks.
Raphael sempat membuat sketsa-sketsa lelaki muda telanjang
yang sedang bertarung, salah satu obsesi pada masa itu. Ia
juga sempat membuat lukisan potret seorang wanita yang
menggunakan prinsip komposisi piramida seperti lukisan
Monalisanya Leonardo, tetapi tetap mencerminkan gayanya
sendiri.

Perkembangan lukisannya dapat dilihat dari hasil karya


lukisan-lukisan Madonnanya yang pertama berjudul
“Madonna del Granduca (1504-1505 M) di Pitti Palace,
Firenze. Lukisan ini masih bergaya Umbria. Lukisan kedua
berjudul “Madonna of the Godfinch” memperlihatkan
pengaruh Leonardo. Pada karyanya yang terakhir berjudul
“Madonna dell Baldacchino” memiliki gaya yang mirip
dengan Fra Bartolommeo.

84 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 5.23
“Madonna del Granduca”
(1504-1505) di Pitti
Palace, Firenze. Karya
Raphael yang masih
bergaya Umbria

Gambar 5.24
“Madonna of
the Godfinch”,
memperlihatkan pengaruh
Leonardo (Sumber: www.
canvasreplicas.com)

Gambar 5.25
“Madonna del
Baldacchino” memiliki
gaya yang mirip dengan
Fra Bartolommeo
(Sumber: www.paintingall.
com)

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 85


Pada masa ini, karir Michelangelo juga sedang menanjak, dan
ia tidak menyukai Leonardo maupun Raphael. Karya Raphael
yang paling orisinil pada masa ini adalah “The Entombment
of Christ” sebuah lukisan untuk altar yang memiliki pengaruh
gaya dari Michelengelo.

Gambar 5.26
“The Entombment of
Christ”, sebuah lukisan
yang mendapat pengaruh
dari Michelangelo
(Sumber: www.reproarte.
com)

Michelangelo menyindirnya dengan menyatakan bahwa


semua ilmu Raphael diperoleh darinya. Karya-karya paling
terkenal dari Raphael adalah empat buah ruang di istana
Vatican yang ditugaskan pembuatannya oleh Paus Julius II.
Setelah kematian Paus II tahun 1513 M, pengerjaan karya
ini tetap dilanjutkan di bawah kekuasaan Paus Leo X.
karyanya yang paling terkenal disebut sebagai “Stanza della
Segnatura”. Karya ini berada di perpustakaan Paus Julius
II. Ruangan ini didekorasi dengan adegan-adegan mengenai
pemikiran ide dari segi Teologi, Filosofi, Puisi dan Keadilan.
Tiga dinding dari ruangan ini memiliki satu fresco besar yang
berhubungan dengan setiap tema, tetapi pada dinding yang
keempat (keadilan) terdapat 2 buah fresco. Nama Fresco-
fresco tersebut adalah:

86 Sejarah Seni Rupa Barat I


Gambar 5.27
Stanza della Segnatura
(Sumber: www.artlex.com

A. Disputation of The Holly Sacrament (La Disputa)

Fresco ini menggambarkan Church Militant di bawah dan


Church Triumphant di atas, membentuk semi lingkaran yang
mengelilingi Hosti

Gambar 5.28
La Disputa, Fresco karya
Raphael
(Sumber: www.
en.wahooart.com

B. The School of Athens

Berada pada dinding di bawah Filosofi. Yang menggambarkan


arsitektur terbuka dengan Plato, Aristoteles, dan yang lainnya
sedang berdiskusi. Raphael membuat karya Fresco ini dengan
maksud menggambarkan jalan dari ilmu pengetahuan.

Pada bagian tengah dari komposisi, digambarkan Plato


yang sedang mengangkat satu tangannya, dan memegang

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 87


hasil tulisan terakhirnya, yaitu The Timaeus, dan Aristoteles
yang menjatuhkan tangannya ke arah tanah, memegang
Ethics. Mereka menyimbolkan dua pendekatan. Plato yang
beranjak dari realitas ke arah filosofi ideal (langit), sedangkan
Aristoteles yang menunjukkan bahwa filosofi ideal hanya
dapat eksis dalam dunia ilusinya saja.

Gambar 5.29
“The School of Athens”
karya Fresco dari Raphael
yang menggambarkan
jalannya ilmu
pengetahuan
(Sumber: www.picasaweb.
google.com)

C. The Parnassus

Parnassus merupakan sebuah Fresco setinggi 670 cm.


Menurut mitos Yunani klasik, gunung Panassus merupakan
tempat kediaman Dewa Apollo. Hal ini menjadikan Panassus
sama seperti lembah Vatican, tempat dimana dulu terdapat
kuil untuk menyembah Apollo dan seni. Untuk menggambar
fresco ini, Raphael harus mengumpulkan data-data dari
patung-patung masa klasik, untuk dijadikan contoh.

Gambar 5.30
The Parnassus, Fresco
karya Raphael yang
menggambarkan Gunung
Parnassus, tempat
kediaman Dewa Apollo
(Sumber: www.
canvasreplicas.com)

88 Sejarah Seni Rupa Barat I


D. The Jurisprudence

Pada dinding sebelah selatan, terbagi menjadi 3 bagian yang


lukisannya paling rumit bila dinilai dari segi ikonografinya.
Pada lukisan-lukisan tersebut, banyak menggambarkan
niai-nilai keadilan, yaitu Fortude (ketabahan), Prudence
(kebijaksanaan) dan Temperance (penguasaan diri). Ketiga
nilai ini diwakilkan oleh sosok seorang wanita yang dikelilingi
oleh malaikat, yang menyimbolkan nila-nilai teologis.
Beberapa ahli berpendapat, jika dilihat dari sudut pandang
Ciceronian, lukisan ini mengartikan bahwa hukum datang dari
atas. Ketiga wanita di bagian atas komposisi, melambangkan
The Three Graces, atau puteri-puteri Zeus yang mengatur
jalannya hukum. Hal ini menggambarkan bahwa keadilan
baru bisa ditegakkan bila memiliki aspek dari hukum Yunani,
Romawi, dan Kekristenan, dimana masing-masing diwakili
oleh puteri Dewa Zeus.
Gambar 5.31
The Jurisprudence,
karya Raphael yang
menggambarkan keadilan
(Sumber: www.learn.
columbia.edu)

5.3. RANGKUMAN

Masa Renaissance adalah masa seniman dan sains mulai


memberontak terhadap aturan-aturan mistis yang selama
ini membelenggu mereka. Di masa ini banyak sekali terjadi
perkembangan-perkembangan baru baik dari hasil karya
seninya maupun sains. Banyak seniman-seniman dan
ilmuwan yang muncul dan membuat terobosan-terobosan
di segala bidang, dan sangat berguna untuk umat manusia
sampai sekarang.

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 89


90 Sejarah Seni Rupa Barat I
6
PENUTUP

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 91


Buku Ajar Sejarah Seni Rupa Barat disusun sebagai penambah
wawasan yang penting bagi para mahasiswa Fakultas Seni
Rupa. Wawasan mengenai sejarah seni rupa barat ini sangat
diperlukan, baik pada saat mahasiswa masih menempuh
perkuliahan maupun kelak jika sudah menjalani profesinya
baik sebagai seniman maupun desainer.

Buku ini merupakan referensi yang cukup lengkap mengenai


perkembangan sejarah seni rupa barat, yang disusun secara
periodik. Setiap periode sejarah, ciri-ciri, baik dari segi
arsitektur, ragam hias, karya-karya seni, maupun para
senimannya, merupakan hal yang sangat penting yang harus
diketahui oleh para calon maupun seniman dan desainer.

Dengan ketersediaan buku ajar ini, di akhir perkuliahan,


diharapkan mahasiswa Fakultas Seni Rupa akan memiliki
kompetensi dasar mengenai wawasan sejarah seni rupa barat.
Mahasiswa mampu menjelaskan proses penciptaan karya
seni berdasarkan periode sejarahnya. Selain itu, pengetahuan
atau wawasan mengenai sejarah seni rupa barat ini akan
sangat membantu mahasiswa pada saat terjun ke masyarakat,
dimana pengetahuan atau wawasan sejarah ini merupakan
salah satu tolak ukur intelektual dari masyarakat pada
mahasiswa maupun alumni Fakultas Seni Rupa.

Harapan kami, buku ajar ini diharapkan dapat menambah


atau melengkapi wawasan mengenai sejarah seni rupa barat
kepada seluruh mahasiswa Fakultas Seni Rupa khususnya,
dan para pembaca, pengajar, dan seluruh masyarakat.

Akhir kata, kami mengharapkan masukan dan saran dari


seluruh mahasiswa maupun pembaca Buku Ajar ini agar
dapat memerbaiki dan penyempurnakan Buku Ajar ini.
Selamat membaca!

x Sejarah Seni Rupa Barat I


Daftar Istilah
Acanthus Sejenis tanaman air yang bentuk daunnya
banyak digunakan sebagai hiasan pada
kolom Yunani.

Archais Smile Patung di masa Archais yang dibuat


menggunakan senyuman agar terlihat hidup.

Arrigatore Sebuah patung peringatan seorang pejabat


gi masa Romawi yang dibuat menggunakan
pakaian lengkap kebesarannya. Pada bagian
wajahnya, dicetak langsung dari wajah
jenazahnya.

Caryatid Patung wanita yang digunakan sebagai


struktur tiang pada bangunan

Catacomba Pekuburan kuno di bawah tanah yang


dijadikan tempat beribadah umat Kristen
pada masa Awal Kristian

Chiaroscuro Konsep gelap terang yang ditemukan oleh


Leonardo da Vinci, dimana bentuk tidak
lagi merupakan elemen yang mandiri, tetapi
telah menyatu dengan kesatuan bidang
melalui gelap terang (volume)

Contrapposto Konsep baru dari pengembangan konsep


plato di masa Yunani, dimanan posisi
patung menjadi lebih santai dengan berdiri
pada satu kaki, lutut kanan lebih rendah
dari lutut kiri, sikap pinggul agak miring,
dan posisi tulang punggung tidak lagi tegak
lurus, melainkan berbentuk “S” terbalik.

Cro-Magnon: Nenek moyang manusia yang hidup sekitar


33000-10.000 tahun sebelum Masehi.

Cuneiform Tulisan pertama yang ditemukan oleh


bangsa Sumeria

Dark Ages Masa abad Pertengahan, dimana kesenian


dan ilmu pengetahuan mati atau tidak
berkembang

Divine Letter Ilmu pengetahuan yang berdasarkan kitab


suci

Demiuorgus berarti dewa tertinggi, istilah pada masa


Yunani

Discobolus Berarti pelempar cakram, sebuah patung


karya Myron, pematung masa Yunani Klasik

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta xi


Doryphorus Berarti pelempar lembing, sebuah patung
karya Polyclitus, pematung Yunani Klasik.

Firaun Sebutan untuk seorang raja pada masa Mesir


Kuno, yang dipercaya sebagaiketurunan
dewa.

Firenze Sebuah kota di Italia yang sekarang


bernama Florence

Flying Buttress Struktur penopang yang berbentuk


balok miring melayang, bertujuan untuk
menyalurkan beban atap, memperkokoh
bangunan, dan sekaligus sebagai elemen
estetik yang nantinya menjadi ciri dari
gereja Gotik

Fresco Lukisan yang dibuat di dinding atau langit-


langit gereja

Hieroglyph Tulisan pertama yang ditemukan oleh


bangsa Mesir Kuno

Humanisme Suatu keyakinan akan pentingnya ilmu


pengetahuan yang berkaitan dengan
manusia, berlawanan dengan ilmu
pengetahuan Kitab Suci

Humane Letters Pengetahuan yang berkaitan dengan


manusia

Individualisme Suatu kesadaran baru akan nilai-nilai


manusia sebagai pribadi yang memiliki
suatu kemampuan dan harkat

Kolom Corinthian Sebuah kolom masa Yunani yang banyak


menggunakan hiasan-hiasan daun pada
kepala kolomnya
Kolom Doric Sebuah kolom masa Yunani, yang hiasan
pada kepala kolomnya masih sangat
sederhana atau bahkan polos sama sekali

Kolom Ionic Sebuah kolom masa Yunani yang


mempunyai ciri pada desain bagian
kepalanya mulai menampilkan hiasan
dan penambahan bentuk lingkaran yang
memusat pada setiap sisinya (scroll).

Kouros Patung dewa laki-laki pada masa Aechais,


memiliki ciri khas sedang tersenyum.

xii Sejarah Seni Rupa Barat I


Kourai Patung Dewi perempuan pada masa Archais,
memiliki ciri khas sedang tersenyum.

Labyrin Minotaur Istilah dari mitologi Yunani yang berarti


adalah istana dengan banyak ruang

Malleus Maleficorum Tragedi pembantaian 4000 orang seniman


atau sains yang dianggap melawan doktrin
gereja di masa Gotik

Mastaba Bangunan kuburan masa Mesir Kuno yang


berbentuk Trapesium.

Mimesis Salah satu konsep Plato tentang seni, yaitu


bahwa benda atau bentuk yang paling
ideal hanya bisa diciptakan oleh dewa yang
tertinggi, manusia hanya mampu membuat
tiruannya belaka.

Mozaic Sebuah lukisan yang terbuat dari keramik


atau pecahan gelas pada masa Awal Kristian

Nomadis Kehidupan yang berpindah-pindah dari satu


tempat ke tempat lainnya.

Picturesque Peralihan seni patung atau lukis di


masa Gotik yang pada awalnya bersifat
monumental, menjadi bersifat gambar

Pointed Arch Sebuah bentuk kurva yang ujung atasnya


menuju ke satu titik.

Polytheisme Suatu kepercayaan yang memercayai lebih


dari satu dewa

Rinascimento Sebuah kata Italia yang berarti kelahiran


kembali

Rose Window Jendela besar pada gereja di masa Gotik

Sarcophagus Peti mati yang terbuat dari batu, keramik


atau bahan lainnya

Sosialisme Teokratis Suatu sistim pemerintahan di masa


Mesopotamia yang diatur oleh pemimpin
agama

Stained Glass Hiasan yang terbuat dari kaca warna-warni


yang dipatri dalam sebuah jendela besar di
masa Gotik

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta xiii


Terracotta Keramik atau batu bata yang terbuat dari
tanah liat

Vellum Buku agama di masa Awal Kristian yang


terbuat dari kulit binatang, biasanya dalam
bentuk gulungan

Wazir Suatu jabatan Perdana Menteri pada masa


Mesir Kuno, umumnya dijabat oleh putera
mahkota

Ziggurat Bangunan kuil utama yang dibangun di atas


sebuah bukit pada masa Mesopotamia

xiv Sejarah Seni Rupa Barat I


Daftar Pustaka
Copplestone, Trewin, World Architecture, an illustrated history,
Hamlyn, London. New York, Sidney. Toronto, The Hamlyn
Publishing Group Limited Eight Impression, 1975

Cornell, Sara, A History of Changing Style, Phaidon Press Limited,


Oxford, 1983.

Fagan, M. Brian, The Seventy Great inventions of the Ancient


World, Thames and Hudson LTD, London, 2004

Fleming, John & Honour, Hugh, A World History of Art, Sixth


Edition, Laurence King Publishing LTD, 2002

Gough, Michael, The Early Christians, Ancient People and Place,


Frederick A. Praeger, Publishers New York. Washington,
1965

Hay, Denys (Editor), The Age of The Renaissance, Thames and


Hudson LTD, London, 1986

Mannering, Douglas, The Art of Leonardo da Vinci, The Hamlyn


Publishing Group Limited, 1981

Piper, David, The Illustrated History of Art, Art Through the Ages,
Published by Chacellor Press (Bounty Books), 2002

Santo, Tris Neddy, Diktat Tinjauan Desain Interior, Fakultas Seni


Rupa IKJ, 1995

Soemantri, Hildawati, Diktat Sejarah Seni Rupa Barat, Fakultas


Seni Rupa IKJ, 1997

Yamin, Muhammad, Lukisan Sejarah, Penerbit Ghalia Indonesia,

Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta xv


B i o d a t a Pe n u l is
Anindyo Widito, lahir di Jakarta, 8 Maret 1966. Pendidikan:
Sarjana Muda Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Program Studi
Desain Interior (1994). S1 Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian
Jakarta, Program Studi Desain Interior (1998). S2 Fakultas Pasca
Sarjana (2011). Jenjang karir dimulai sejak tahun 1996 Asisten
pengajar FSR IKJ, tahun 2006 Pengajar Tetap FSR IKJ, tahun 2002-
2004 dan 2004-2008 Sekretaris Jurusan Desain FSR IKJ, tahun
2010 sampai sekarang aktif sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis
bagian Kursus dan Promosi FSR IKJ.

xvi Sejarah Seni Rupa Barat I

Anda mungkin juga menyukai