Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI

RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIH YOGYAKARTA

Widuri1, Maryadi2, Yuli Vianasih3


1,3
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
2
Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan Yogyakarta
e-mail: 1widuri@gunabangsa.ac.id

Abstract

Background: The award is very important to increase the productive activity, it is expected
the award given to an individual can improve employee motivation for work valued thus
improving the performance of employees and to motivate the work of nurses.

Objective: To determine the relationship of reward and motivation of nurses in the inpatient
hospital JIH Yogyakarta.

Method: Types of non-experimental research design with descriptive analytic and quantitative
methods, and using cross sectional approach. Sampling technique used is total sampling (87
nurses). The instruments used were questionnaires about reward and motivation. This
research was conducted in inpatient hospital JIH Yogyakarta from January to February 2015.

Result: Spearman's test results show that the significance value of 0.447 (> 0.05) showed
that no significant relationship between the two variables at a very low level of closeness (r -
0.083).

Conclusion: There was no significant relationship between reward and motivation of nurses
in patient wards of hospitals JIH Yogyakarta in 2015.

Keywords: Reward, Work motivation of nurse

LATAR BELAKANG kan kualitas pelayanan dan eksistensinya,


terutama bagi Rumah Sakit swasta. Salah
Kompetisi antar Rumah Sakit pada satu cara untuk meningkatkan kualitas
era global seperti sekarang ini semakin pelayanan Rumah Sakit dapat ditempuh
ketat, terlihat dari jumlah pelayanan dengan meningkatkan kemampuan
kesehatan yang semakin banyak berdiri di sumber daya manusia (SDM), karena SDM
kota atau di daerah. Bukan hanya Rumah merupakan modal dan kekayaan yang
Sakit pemerintah, tetapi banyak penting dari setiap kegiatan manusia. 1
berkembang Rumah Sakit swasta, Klinik, SDM mempunyai peranan utama
Rumah Bersalin dan yang lain. Sehingga dalam setiap kegiatan perusahaan
menimbulkan persaingan bagi Rumah terutama yang bergerak dibidang pemberi
Sakit untuk mempertahankan, meningkat- jasa pelayanan kesehatan.Salah satu SDM

75
yang penting dalam pelayanan suatu Penghargaan sangat penting untuk
Rumah Sakit adalah perawat, karena meningkatkan kegiatan yang produktif dan
perawat merupakan SDM yang paling menggurangi kegiatan yang negatif dan
dominan diantara SDM yang ada di Rumah diharapkan adanya penghargaan yang
Sakit. diberikan kepada individu dapat
Akan tetapi fenomena yang sering meningkatkan motivasi karyawan karena
terjadi adalah manakala organisasi suatu pekerjaan dihargai sehingga meningkatkan
Rumah Sakit yang sudah baik dapat kinerja karyawan.5
menjadi rusak, baik secara langsung Menurut data dari keperawatan
maupun tidak langsung oleh berbagai Rumah Sakit JIH, didapatkan bahwa sejak
perilaku karyawan.Berbagai macam berdirinya Rumah Sakit tersebut terdapat
motivasi perawat untuk keluar dari angka turn over perawat yang cukup tinggi.
pekerjaan atau keinginan pindah (turn Data yang didapat oleh peneliti dari bagian
over/intensions to leave) adalah karena keperawatan Rumah Sakit JIH
berbagai macam sebab diantaranya yaitu menunjukkan tingkat turn over perawat
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, pada tahun 2011 dengan jumlah perawat
balas jasa yang terlalu rendah, 160 orang, jumlah perawat yang resign
kesempatan promosi yang tidak ada, serta sebanyak 30 orang (18,75%). Pada tahun
perlakuan yang kurang adil. Sehingga 2012 dengan jumlah perawat sebanyak
dengan adanya fenomena tersebut setiap 189 orang, jumlah perawat yang resign
Rumah Sakit harus selalu bekerja keras sebanyak 34 orang (17,98%), dan pada
bagaimana caranya agar perawat tahun 2013 jumlah perawat 207 orang,
mempunyai motivasi yang tinggi dalam dengan jumlah perawat yang resign
bekerja.2 sebanyak 27 orang (13,04%). Hal ini cukup
Motivasi terbentuk dari sikap menjadi masalah yang penting di dalam
(atittude) karyawan dalam menghadapi MSDM terutama dibagian keperawatan,
situasi kerja di perusahaan (situasion), sehingga masalah tersebut perlu dicari
motivasi merupakan kondisi atau energi penyebab utama tingginya turn over di
yang menggerakkan diri karyawan yang Rumah Sakit JIH.
terarah atau petunjuk untuk mencapai Dari hasil interview oleh manager
tujuan organisasi perusahaan. Sikap keperawatan selama tahun 2013, tercatat
mental karyawan yang pro dan positif 9 perawat (33,33%) keluar dari pekerjaan
terhadap situasi kerja itulah yang dengan alasan karena mendapat tawaran
memperkuat motivasi kerjanya untuk pekerjaan di Rumah Sakit lain dengan
mencapai kinerja yang maksimal.3 reward yang lebih besar, 6 perawat
Reward di dalam organisasi (22,22%) merasa tidak cocok dengan
bertujuan untuk menarik dan atasan, 8 perawat (29,6%) merasa
mempertahankan SDM, karena organisasi pekerjaan sebagai perawat di Rumah Sakit
memerlukannya untuk mencapai sasaran- JIH terlalu banyak, dan 4 perawat (14,8%)
sasarannya sebagai timbal balik dari jasa mengatakan bahwa mereka
karyawan untuk meningkatkan prestasi mengundurkan diri karena mengikuti
kerja. Dalam konteks MSDMmanajemen suami.
reward tidak semata hanya pada Meskipun Rumah Sakit JIH telah
pemberian reward misalnya upah, gaji, memberikan beberapa reward sejak tahun
bonus, komisi dan pembagian laba yang 2010 berupa pembagian jasa performa
biasa disebut reward (finansial). Namun setiap bulan, jasa produksi, serta insentif
hal yang tak kalah penting adalah reward jasa pelayanan yang dibagikan tiap 3 bulan
(non finansial) yang merupakan pemuas sekali, tetapi hal tersebut dinilai masih
kebutuhan psikologis karyawan seperti kurang. Masalah reward (insentif jasa
pekerjaan yang menantang, prestasi, pelayanan, jasa performa dan jasa
pengakuan, otonomi, kesempatan produksi) sering dikeluhkan oleh perawat
mengembangkan diri, dan pemberian dengan masa kerja yang sudah cukup
kesempatan dalam proses pengambilan lama, dimana mereka merasa bahwa
keputusan.4 imbalan yang diterima selama ini tidak
berbeda jauh dengan yang diberikan oleh

76
perawat baru. Sehingga secara langsung HASIL DAN PEMBAHASAN
atau tidak langsung pemberian
rewardakan mempengaruhi motivasi kerja 1. Karakteristik Responden
perawat yang ada di Rumah Sakit JIH.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Tabel 1.
penulis tertarik untuk melakukan penelitian Distribusi Frekuensi Responden berdasar
tentang sejauh mana ʺHubungan Karakteristik di Ruang Rawat Inap RS JIH
Yogyakarta (𝒏 = 𝟖𝟕)
Pemberian Reward dengan Motivasi Kerja
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Karakteristik F %
Sakit JIH Yogyakartaʺ. a. Jenis kelamin
Laki-laki 5 5,7
Tujuan Umum Perempuan 82 94,2
Total 87 100%
Mengetahui hubungan pemberian b. Lama kerja
reward dengan motivasi kerja perawat di <1 tahun 10 11,5
ruang rawat inap Rumah Sakit JIH 1-5 tahun 71 81,6
>5 tahun 6 6,9
Yogyakarta.
Total 87 100%
a. Usia
METODE PENELITIAN <25 tahun 22 25,3
25-30 tahun 55 63,2
Penelitian ini merupakan jenis >30 tahun 10 11,5
penelitian non-eksperimen dengan desain Total 87 100%
diskriptif analitik dan metode kuantitatif, b. Pendidikan
serta menggunakan pendekatan waktu D3 76 87,4
cross sectional. Penelitian dilakukan pada SI 11 12,6
Total 87 100%
bulan Januari sampai dengan bulan
Februari 2015. c. Status perkawinan
Menikah 61 71,1
Populasi dalam penelitian ini adalah Belum menikah 25 28,7
Perawat pelaksana di ruang rawat inap Lain-lain 1 1,1
Rumah Sakit JIH Yogyakarta yang terdiri Total 87 100%
dari ruang Orchid, Jasmin Utara, Jasmin
Timur, Pediatric, Kamar Bayi, Gardenia, Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
Camelia dan Bougenvil dengan jumlah 87 diketahui bahwa karakteristik responden
Perawat kecuali perawat ICU/ICCU.Teknik berdasarkan jenis kelamin didapatkan
yang di- gunakan yaitu dengan cara responden terbanyak adalah perempuan
sampling jenuh atau sensus/total sampling. yaitu sebanyak 82 (94,2%). Karakteristik
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri responden berdasarkan lama kerja
dari 2 bagian, kuesioner pertama didapatkan sebanyak 71 (81,6%)
merupakan kuesioner mengenai responden dengan lama kerja 1-5 tahun.
pemberian reward dan kuesioner kedua Karakteristik responden berdasarkan usia,
merupakan kuesioner mengenai motivasi didapatkan 55 (63,2%). Karakteristik
kerja perawat.Uji validitas dan responden berdasarkan tingkat
reliabilitastelah dilakukan oleh peneliti di pendidikan, didapatkan mayoritas
Rumah Sakit Islam PDHI Yogyakarta pada responden berpendidikan D3 dengan
tanggal 10 sampai tanggal 12 Januari jumlah sebesar 76 (87,4%). Karakteristik
2015. responden berdasarkan status
perkawinan, didapatkan mayoritas
responden berstatus sudah menikah yaitu
sebanyak 61 (71,1%).

77
2. Pemberian Reward Perawat di Ruang yang menganggap bahwa pemberian
Rawat Inap RS JIH Yogyakarta reward jaminan sosial adalah rendah.
Indikator pemberian reward uang
Tabel 2. yang memperoleh penilaian terburuk di
Tingkat Pemberian Reward Perawat di mana 40,2% responden menganggap
Ruang Rawat Inap RS JIH Yogyakarta 2015 bahwa pemberian reward uang kepada
(𝐧 = 𝟖𝟕)
mereka adalah rendah pada penelitian ini
No Indikator F % sesuai dengan kajian tenaga kerja medis di
Indonesia. Gaji perawat di Indonesia
1 Uang (insentif/ Tinggi 1 1,1
bonus, dana tergolong rendah karena distribusi perawat
pensiun) Sedang 51 58,6 yang tidak merata di Indonesia. 6
Rendah 35 40,2 Pemerintah sampai saat ini belum
2 Jaminan Sosial Tinggi 25 28,7 mengeluarkan regulasi yang mengatur
(jaminan kelayakan gaji perawat sehingga banyak
kesehatan, cuti, Sedang 53 60,9
pendidikan dan rumah sakit memberlakukan standar UMR
Rendah 9 10,3
pelatihan) (Upah Minimum Regional) untuk menggaji
Total (n) 87 100% perawat meskipun standar pendidikan
mereka cukup tinggi.
Pada tabel 2 terlihat bahwa Adapun indikator pemberian reward
mayoritas responden atau sebesar 70,1% jaminan sosial yang mendapatkan hasil
responden perawat dalam penelitian ini lebih baik di mana 10,9% responden
menganggap bahwa reward yang perawat saja yang menganggap bahwa
diberikan adalah sedang. Meskipun pemberian reward jaminan sosial adalah
demikian, terdapat 18,4% responden yang rendah. Pada penelitian ini dapat dilihat
menganggap reward yang diberikan masih bahwa pemberian reward jaminan sosial
rendah. mendapatkan penilaian yang lebih baik
Adapun ditinjau berdasarkan ketimbang indikator reward uang karena
indikator-indikator reward, penilaian pemerintah memiliki peraturan yang jelas
responden perawat terhadap indikator terkait standar minimal jaminan sosial yang
uang dan jaminan sosial dapat dilihat pada dituangkan dalam bentuk Peraturan
tabel 3 berikut. Pemerintah tentang Penyelenggaraan
Tabel 3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Peraturan
Tingkat Pemberian Reward Perawat di
Pemerintah No. 14 Tahun 1993).
Ruang Rawat Inap RS JIH Yogyakarta 2015
Berdasarkan Indikatornya (𝐧 = 𝟖𝟕)
3. Motivasi Kerja Perawat di Ruang
No Tingkat Pemberian F % Rawat Inap RS JIH Yogyakarta
Reward
1 Tinggi 10 11,5 Tabel 4.
2 Sedang 61 70,1 Tingkat Motivasi Kerja Perawat di Ruang
3 Rendah 16 18,4 Rawat Inap RS JIH Yogyakarta 2015 (𝐧 = 𝟖𝟕)
Total (n) 87 100% No Motivasi Kerja F %
1 Tinggi 41 47,1
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
bahwa ditinjau dari indikator uang, 2 Sedang 46 52,9
sebagian besar atau sebesar 58,6% Total (n) 87 100%
responden menganggap bahwa pemberian
reward uang adalah sedang. Namun, Pada tabel 4 terlihat bahwa
sebanyak 40,2% responden menganggap mayoritas responden atau sebesar 52,9%
bahwa pemberian reward uang kepada responden perawat dalam penelitian ini
mereka adalah rendah. Ditinjau dari diketahui memiliki motivasi kerja yang
indikator jaminan sosial, sebagian besar sedang dan sisanya 47,1% diketahui
atau sebesar 60,9% responden perawat memiliki motivasi kerja yang tinggi.
menganggap bahwa pemberian reward Adapun ditinjau berdasarkan
jaminan sosial adalah sedang. Hanya indikator-indikator motivasi kerjamotivasi
ditemukan 10,3% responden perawat saja kerja responden perawat berdasarkan

78
indikator tanggung jawab, prestasi dan responden yang menilai bahwa pemberian
kemajuan dapat dilihat pada tabel 5 reward adalah tinggi, sebagian besar atau
berikut. sebesar 90% memiliki motivasi kerja
Tabel 5. sedang. Pada kelompok responden yang
Motivasi Kerja Perawat di ruang Rawat Inap menilai bahwa pemberian reward adalah
RS JIH Yogyakarta 2015 Berdasarkan sedang, sebagian besar atau sebesar
Indikatornya (𝐧 = 𝟖𝟕) 55,7% memiliki motivasi kerja tinggi.
Motivasi Kerja Adapun pada kelompok yang menilai
Tinggi Sedang Total bahwa pemberian reward adalah rendah,
Reward
F % F % F % sebagian besar atau sebesar 62,5%
Tinggi 1 10 9 90 10 11,5 % memiliki motivasi kerja sedang.
Sedang 34 55,7 27 44,3 61 70,1%
Rendah 6 37,5 10 62,5 16 18,4%
Total 41 47,1 46 52,9 87 100% Tabel 7.
Hasil Uji Korelasi Spearman Rank
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui Pemberian Reward dengan Motivasi Kerja
bahwa ditinjau dari indikator tanggung Perawat di Ruang Rawat Inap RS JIH
jawab, sebagian besar atau sebesar 81,6% Yogyakarta 2015
responden perawat memiliki tanggung r Signifikansi Keterangan
jawab yang tinggi. Indikator ini merupakan (p)
indikator motivasi dengan penilaian -0,083 0,447 Tidak ada hubungan
terbaik. Ditinjau dari indikator prestasi, signifikan
sebagian besar atau sebesar 64,4%
responden perawat memiliki pretasi kerja Hasil uji korelasi pada tabel 7
yang tinggi. Adapun ditinjau dari indikator menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p)
prestasi, sebagian besar atau sebesar hubungan antara reward dengan motivasi
78,2% responden perawat memiliki kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap
kemajuan yang sedang. RS JIH Yogyakarta 2015 adalah sebesar
Tidak adanya perawat yang memiliki 0,447 (>0,05) menunjukkan bahwa tidak
motivasi kerja yang rendah pada penelitian ada hubungan yang signifikan antara
ini sesuai dengan syarat profesionalisme kedua variabel tersebut. Demikian
caring perawat. Profesionalisme caring sehingga pemberian reward tidak
perawat ditandai dengan adanya motivasi berhubungan dengan motivasi kerja
intrinsik yang tinggi sehingga perawat perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit
memiliki komitmen pelayanan serta JIH Yogyakarta.
ketelitian yang tinggi.7 Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian Harumnavamwe dan Kanengoni
4. Hubungan Pemberian Reward dengan (2013), dalam studinya juga menemukan
Motivasi Kerja bahwa reward berupa uang dan reward
bukan berupa uang tidak berhubungan
Tabel 6.
signifikan dengan motivasi kerja.8
Hasil Tabulasi Silang Pemberian Reward
dengan Motivasi Kerja Perawat di Ruang Amstrong (2007), menjabarkan teori
Rawat Inap JIH Yogyakarta 2015 (𝐧 = 𝟖𝟕) Hezberg dalam teorinya dengan
mengatakan bahwa reward merupakan
No Indikator F %
faktor eksternal yang dapat meningkatkan
1 Tanggung jawab Tinggi 71 81,6 motivasi kerja. Akan tetapi pengujian teori
(Responbility)
Sedang 16 18,4 Amstrong (2007) dalam penelitian Langson
2 Prestasi Tinggi 56 64,4
(Achievment) dan Robbins (2007) membuktikan bahwa
Sedang 31 35,6
hubungan antara reward dengan motivasi
3 Kemajuan Tinggi 18 20,7
(Advencement) tidaklah sederhana karena ada beberapa
Sedang 68 78,2
kondisi yang harus dipenuhi untuk
Rendah 1 1,1
Total (n) 87 100%
mencapai kondisi di mana reward dapat
digunakan sebagai sarana untuk
Hasil tabulasi silang pada tabel 6 meningkatkan motivasi. Penting bagi
menunjukkan bahwa pada kelompok individu pekerja tersebut untuk mengetahui
bahwa reward yang dia terima adalah

79
direct reward bagi performa kinerjanya kebijakan untuk meningkatkan motivasi
sehingga terdapat perbedaan reward yang kerja perawat dalam meningkatkan
diterima berdasarkan performa kinerja tanggung jawab, meningkatkan prestasi
setiap karyawan. Sistem reward semacam dan kemajuan dalam bidang pendidikan
ini umumnya berlaku dalam dunia dan pelatihan (motivasi intrinsik) ataupun
marketing.9 dalam mengambil kebijakan terkait sistem
Sistem reward eksternal di RS JIH pemberian reward ekstrinsik berupa uang
Yogyakarta tidak sesuai dengan sistem dan jaminan sosial.
reward yang disyaratkan oleh Langson dan 2. Bagi STIKES Guna Bangsa
Robbins (2007). Perawat menerima reward Yogyakarta
eksternal/reward material berupa uang Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dalam jumlah yang sama, termasuk di menambahkan referensi dan informasi
dalamnya uang jasa pasien yang dibagi manajemen keperawatan, untuk
dalam jumlah sama rata kepada seluruh Mahasiswa dan Dosen khususnya
perawat dalam satu ruang. Sistem ini mengenai hubungan antara pemberian
menyebabkan tidak ada perbedaan reward reward dengan motivasi kerja perawat.
yang diterima perawat yang satu dengan
yang lainnnya. Demikian sehingga tidak DAFTAR PUSTAKA
adanya hubungan antara reward dan
motivasi pada penelitian ini dikarenakan Abdurrahmat, F. 2006. Manajemen
kondisi sistem reward pada penelitian ini Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
tidak sesuai dengan apa yang disyaratkan Rineka Cipta.
oleh Langson dan Robbins (2007). Reward Rahardjo, S. 2004. Panduan Investasi
yang sama besarnya menyebabkan Reksadana. Jakarta: PT Elex Media
perawat tidak terpacu motivasinya karena Komputindo.
reward tidaklah bersifat kompetitif. Mangkunegara, A.P. 2009. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia.
KESIMPULAN Bandung: Refika Aditama.
Ivancevich, M., Konopaske, J.R, dan
Berdasarkan hasil penelitian dan Matteson, M.T. 2006.Perilaku dan
pembahasan hasil penelitian yang telah Manajemen Organisasi. Jakarta:
dipaparkan sebelumnya, maka dapat Erlangga.
disimpulkan bahwa: Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.
1. Pemberian reward pada perawat di Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Ruang Rawat Inap RS JIH Yogyakarta. Suwandono, A., Muharso, A. A.,
2015 adalah berupa reward ekstrinsik Aryastami, K. 2014. Human
(uang dan jaminan sosial) dan berada Resouces on Health (HRH) for
pada kategori sedang (70,1%). Foreign Countries: A Case of Nurse
2. Motivasi kerja Perawatdi Ruang Rawat "Surplus" in Indonesia.Human
Inap RS JIH Yogyakarta tahun 2015 Resouces Health 5 (1): 1-21.
memiliki motivasi yang sedang Morrison, P., Burnard, P. 2010. Caring and
(52,9%). Communicating:
3. Tidak ada hubungan yang signifikan Hubungan Interpersonal dalam
antara pemberian reward dengan Keperawatan. Jakarta: EGC
motivasi kerja perawat di Ruang Rawat Harunavamwe, M., Kanengoni, H.
Inap RS JIH Yogyakarta 2015 (p 0,447) 2013.The Impact of Monetary and
dengan keeratan hubungan sangat Non-Monetary Rewards on
rendah (r -0,083). Motivation among Lower Level
Employees in Selected Retail
SARAN Shop.African Journal of Business
Management 7(38):3929.
1. Bagi RS JIH Yogyakarta Amstrong, M. 2007.Organisation and
Hasil penelitian ini diharapkan dapat People Employee Reward.
menjadi referensi dan bahan kajian bagi Broadway Wimbledon: CIPD
manajemen rumah sakit untuk mengambil publishers.

80

Anda mungkin juga menyukai