Anda di halaman 1dari 2

1.

Dalam berkembangannya krisis dalam profesi akuntansi sejak awal tahun 2000, terdapatnya motif
untuk memaksimalkan pendapatan telah menempatkan profesi akuntansi berada dalam situasi krisis.
Bagaimana seorang yang menjalankan profesi akuntansi dapat mengatasi masalah tersebut dan
bagaimana profesi dapat menciptakan regulasi yang mengikat, sehingga masalah keinginan untuk
memaksimalkan pendapatan ini dapat teratasi ?

Jawab : Cara seseorang sebagai profesi akuntan untuk mengatasi motif untuk memaksimalkan
pendapatan yaitu adanya kesadaran dari beberapa profesi mengenai fungsi dari profesi yang
dijalankannya. Yaitu sebagai penengah utama atas fakta dan realitas laporan keuangan. Sehingga KAP
yang pernah menghargai keadilan dan kebenaran dalam pelaporan keuangan akan lebih dipercaya.
Karena masih adanya auditor yang menyadari bahwa jika semua profesi akuntan bertindak hanya untuk
memaksimalkan pendapatan, maka fungsi audit dan atestasi tidak akan berguna. Karena fungsi audit
merupakan jantung dari profesi akuntansi itu sendiri dan tidak akan ada artinya profesi akuntan jika
fungsi tersebut disalahgunakan.

Fungsi dari akuntansi hanyalah melakukan apa yang diperlukan agar perusahaan dapat berkembang
secara moneter, sehingga jika adanya tujuan utama dariperusahaan untuk melakukan motif
memaksimalkan keuntungan saja, berarti adanya kemungkinan tidak adanya etika dalam situasi
tersebut.

Bagaimana profesi dapat menciptakan regulasi yang mengikat, sehingga masalah keinginan untuk
memaksimalkan pendapatan dapat teratasi? Dapat kita dilihat didalam artikel yang ditulis John Bogle
yang berjudul “Akuntansi Publik : Profesi atau Binis?” dimana Bogle mengidentifikasi factor utama yang
mendorong akuntansi menjauh dari defikasi tujuan profesionalnya sehingga masuk kedalam arena
operasi yang memaksimalkan keuntungan. Ada lima hal yaitu

Kecukupan GAAP, Dalam situasi tahun tersebut, profesi akuntan masih harus memeriksa kecukupan
kembali asumsi tersembunyi dari prinsip akuntansi yang mereka gunakan, sehingga jika ada keengganan
umum dalam profesi akuntan untuk mengembangkan pronsiip-prinsip untuk memprediksi dan
menginternalisasi eksternalitas yang memiliki dampak negative yang substansial pada laba. Dan juga
adanya regulasi dari Sarbanes-Oxley Act yang mengusulkan perubahan ke Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS)

Manajemen Laba, ini merupakan masalah yang kemungkinan merusak pembukuan. Sehingga seorang
akuntan yang skeptis menekankan kepada muridnya agar dapat menggambarkan pendapatan yang
sebenarnya.

Akuntansi untuk opsi saham. Adanya fakta bahwa laporan keuangan menempatkan opsi saham
tersebut dalam semacam “tanah tak bertuan” dimana opsi tersebut itdak diperlakukan sebagai
kompensasi dalam sebuah masalah
Tempat penampungan pajak yang terlalu agresif. Perusahaan yang menggunakan system untuk
mengembangkan tempat perlindungan pajak tersebut tidak memenuhi tujuan public sehingga
mengakibatkan mereka bertindak tidak etis

Struktur bisnis alternative. Isu ini menilai bagaimana independensi firma akuntansi, baik sekarang
maupun dimasa depan, dimana in akan menaham konflik kepentingan yang ditimbulkan oleh bentuk-
bentuk struktur yang baru berkembang.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa profesi akuntansi dan kantor akuntan public akan
terus menghadapi perubahan besar dalam struktur dan operasi. Sehingga para praktisi harus bisa
mempertahankan etika dan tetap menjalankan tugas sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, sehingga
kecurangan kecurangan yang mungkin terjadi dapat diatasi dan terus melakukan evaluasi terhadap
kasus kasus yang terjadi pada masa lalu.

2.Dalam menghadapi manajemen laba yang diterapkan oleh perusahaan klien dari sebuah jasa audit
laporan keuangan, bagaimana seorang akuntan dapat menyikapi permasalahan ini dan bagaimana cara
menginterpretasikan temuan ini dalam kegiatan laporan audit laporan keuangan ?

Jawab :

Cara akuntan untuk menyikapi adanya manajemen laba yang diterapkan oleh perusahaan klien dari
sebuah jasa audit yaitu auditor harus memiliki sikap skeptisme profesionalnya dalam melakukan audit,
sehingga auditor harus memastikan tujuan klien tersebut melakukan manajemen laba, apakah
tujuannya tersebut memiliki resiko audit atau tidak. Apabila manajemen laba tersebut dilakukan
manajer perusahaan masih menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui
secara umum, maka manajemen laba tersebut masih bisa diterima.

Cara menginterpretasikan temuan manajemen laba ini yaitu auditor harus bisa menilai resiko audit dari
manajemen laba yang dilakukan oleh manajer ini, sehingga hasil dari manajemen laba yang dilakukan
manajemen ini tidak merugikan pengguna laporan keuangan. Karena pengguna laporan keuangan yang
telah diaudit akan meyakinkan pengguna laporan keuangan, sehingga auditor harus bisa memastikan
efek yang akan muncul ketika manajemen laba tersebut dilakukan, dan juga auditor harus bisa
menganalisa resiko dari manajemen laba yang ditemukan dalam proses audit. Auditor yang bereputasi
baik akan mendeteksi kemungkinan kesalahan lebih dini dan akan mengurangi kesempatan perusahaan
untuk berlaku curang dalam menyajikan laporan keuangan yang dimanipulasi. Jadi auditor harus berhati
hati dalam menginterpretasikan manajemen laba yang dilakukan selama proses audit laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai