Anda di halaman 1dari 2

VAKSIN MERAH PUTIH

A. Izin edar darurat penggunaan Vaksin Merah Putih ditargetkan dapat


diperoleh pada pertengahan 2022. Sehingga saat ini progres pengembangan
Vaksin Merah Putih paling cepat dikerjakan oleh tim dari Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman yang bekerja sama dengan PT Bio Farma, dan tim dari
Universitas Airlangga yang bekerja sama dengan PT Biotis.

Secara rinci, Vaksin merah putih – biofarma sendiri dikembangkan oleh 6


institusi, yaitu :
1. LBM Eijkman, subunit protein recombinant yeast based atau
berdasarkan sel ragi dan mamalia based atau berdasarkan sel mamalia.
2. LIPI, fusi protein recombinant.
3. UGM, protein recombinant.
4. UI, DNA, mRNA, dan virus like particles vaccine.
5. ITB, adenovirus.
6. UNAIR, inactivated virus atau virus utuh yang dimatikan.
B. Kemudian dalam perkembangannya, Vaksin merah putih – biofarma
melakukan uji preklinis pada Maret 2021. BPOM sempat menyampaikan
harapannya, bahwa di akhir 2021 ada Vaksin Merah Putih masuk tahap
produksi massal pada akhir 2021. Sehingga BPOM memastikan vaksin
Merah Putih yang dikembangkan Unair saat ini sudah masuk tahap
praklinik (Uji praklinik, atau disebut juga studi pengembangan atau
uji non-klinik,atau uji efek farmakologik, adalah tahap penelitian yang
terjadi sebelum uji klinik atau pengujian pada manusia.
Uji praklinik memiliki satu tujuan utama yaitu mengevaluasi
keamanan suatu produk yang baru) atau uji pada hewan. Unair
mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform virus yang dimatikan
atau inactivated virus.

Pertanyaannya, Apakah Uji Praklinik Vaksin Merah Putih ini sudah


dilaksanakan? Dilaksanakan kepada siapa saja, apakah Uji Praklinik ini
menyasar anak sekolah SMA/K, Dewasa, Manusia yang sehat, Lansia atau
Warga Negara Indonesia dalam kondisi Difabel ?
C. Secara Metode, Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Eijkman
mengembangkan vaksin dengan platform sub unit protein rekombinan.
Antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi akan bekerja untuk mencegah
terjadinya penempelan virus pada sel manusia, dan pelepasan materi
genetik virus ke dalam sel manusia.

D. Disisi lain, sejak bulan Agustus 2021, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi
Sadikin mulai mengencarkan vaksinasi Covid-19 bagi penyandang
disabilitas dengan fokus di enam provinsi yakni Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

Vaksinasi kepada disabilitas dianggap penting, karena termasuk kelompok


rentan. Terlebih berdasarkan berbagai sumber, jumlah penyandang
disabilitas di Indonesia mencapai 38 juta jiwa, yang didominasi kelompok
usia produktif. Kalau di Bali, jumlah penduduk penyandang disabilitas itu
mencapai sekitar 12.086, dan sekitar 10.703 atau (88,56%) berusia 18
tahun ke atas (Menurut data Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali, Putu Anom Agustina).

Pertanyaannya, Jika benar Vaksin Merah Putih ini mendapat izin edar
darurat pertengahan tahun 2022, Apakah Vaksin Merah Putih bisa
diperuntukan kepada penyandang disabilitas? Apalagi selama setahun
terakhir di Indonesia, penyandang disabilitas mental yang terjangkit Covid-
19 sudah hampir 2.000 orang.

Kemudian, secara dosis, vaksinasi jenis Sinopharm yang diperuntukan


kepada difabel tidak ada di Indonesia. Karena vaksin yang didapatkan oleh
Indonesia bersumber dari bantuan hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab
(UEA) sebanyak 500 ribu vaksin.

Jadi harapannya, Vaksin Merah Putih yang akan mendapat izin edar darurat
di pertengahan tahun 2022 bisa dipergunakan untuk kaum disabilitas salah
satunya.

Anda mungkin juga menyukai