Anda di halaman 1dari 3

BAHAN MATERI DAN PERTANYAAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI


KE PT BIO FARMA (PERSERO) DI PROVINSI JAWA BARAT
MASA SIDANG I TAHUN 2021 - 2022
3 s/d 5 September 2021

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis


Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (MD3), yang telah dilakukan perubahan terakhir
melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019, dalam melaksanakan tugas di bidang
legislasi, anggaran, dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3), DPR RI dapat mengadakan kunjungan kerja sesuai bidangnya.
Komisi VI DPR RI yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan
UKM, BUMN, dan Investasi bermaksud akan melakukan kunjungan kerja spesifik ke PT
Bio Farma (Persero) di Provinsi Jawa Barat.
Kunjungan kerja spesifik ini bermaksud untuk melihat secara langsung situasi dan
kondisi pelaksanaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2020 oleh PT Bio Farma di
Provinsi Jawa Barat, termasuk permasalahan dan kendala yang dihadapi beserta upaya
penanganannya.

II. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan serta


kemandirian industri farmasi nasional, PT Bio Farma (Persero) telah menerima dana
Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 2 triliun rupiah. Pemberian modal ini sejalan
dengan dirilisnya Peraturan Pemerintah (PP) nomor 80 tentang Penambahan Penyertaan
Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Bio Farma. Aturan
ini telah ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 30 Desember 2020 lalu.
Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun
2020 ini diberikan untuk membangun fasilitas pembuatan obat dan vaksin yang akan
dilakukan oleh Bio Farma di masa Pandemi Covid-19 ini. Sebagai holding dari BUMN
Farmasi, PT Bio Farma (Persero) diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi
serta penguasaan teknologi vaksin.

1
Dengan capaian kapasitas produksi melebihi 3 miliar dosis per tahun, ke depan ini
akan menjadikan PT Bio Farma (Persero) sebagai produsen terbesar di kawasan. Tidak
hanya itu, dengan investasi sistem digital yang tengah dilakukan, seharusnya proses
yang ada di perusahaan secara end-to-end dari mulai produksi hingga vaksinasi di PT
Bio Farma (Persero) akan terdigitalisasi.
Tahun 2021 ini merupakan tahun yang sangat menantang bagi PT Bio Farma
(Persero). Selain harus membantu pemerintah dalam mengatasi kondisi pandemi, tetapi
juga harus berbenah untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan perusahaan agar
bisa memenuhi harapan pemerintah dalam rangka menjadi regional hub vaksin di
ASEAN.
Bio Farma tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang
telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat
telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP), sehingga vaksin hasil dari Bio
Farma, sudah digunakan di 150 negara. Bahkan, salah satu organisasi Internasional
pernah mempercayai Bio Farma sebagai Presiden, yaitu Developing Countries
Vaccine Manufacturer Network (DCVMN) / Gabungan Produsen Vaksin dari Negara
Berkembang. Bio Farma juga dipercaya dalam pengembangan teknologi transfer
teknologi vaksin untuk kemandirian di negara anggota Organisasi Kerjasama Islam
(OKI), bahkan Bio Farma dijadikan laboratorium rujukan setelah Indonesia ditunjuk
sebagai Center of Excellent vaksin dan bioteknologidi negara-negara OKI.

III. PENDALAMAN
Beberapa poin pendalaman/pertanyaan yang dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan kinerja PT Bio Farma (Persero) di Provinsi Jawa
Barat, khususnya di tahun 2021 ini?
2. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 yang memasuki tahun kedua ini terhadap
kinerja karyawan dan manajemen PT Bio Farma (Persero) di Provinsi Jawa Barat
3. Bagaimana roadmap PT Bio Farma (Persero) di Provinsi Jawa Barat kedepan
dalam rangka mendongkrak kinerja dan operasional perusahaan pada periode-
periode mendatang?
4. Terkait dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima akhir tahun 2020
kemarin, sejauh mana realisasi dan pelaksanaannya?
5. Bagaimana perkembangan kapasitas produksi dan penguasaan teknologi vaksin
setelah menerima dana PMN?
6. Apakah dana PMN yang sudah diterima oleh PT Bio Farma (Persero) saat ini
sudah berperan dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan

2
kesehatan serta kemandirian industri farmasi nasional, khususnya di PT Bio
Farma (Persero)?
7. Bagaimana sinergitas PT Bio Farma (Persero) di Provinsi Jawa Barat dengan
perusahaan BUMN lainnya, baik itu yang berada di satu klaster farmasi maupun
di klaster yang berbeda. Serta bagaimana sinergitas yang sudah dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai