Disusun oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang terjadi karena kematian
jaringan otot jantung atau nekrosis yang diawali dengan iskemik.
Infark miokard merupakan salah satu manifestasi akut dari penyakit jantung koroner
yang berhubungan dengan arteriosklerosis.
Infark miokard yang merupakan hasil dari penyakit jantung koroner, yang mana
obstruksi aliran darah karena plak arteri koroner atau mekanisme yang menghalanginya
(misalnya spasm of plaquefree arteries). Plak selalu konsekuensi dari aterosklerosis.
Dimana plak yang ditandai dengan terjadinya peradangan pada pembuluh darah dilokasi
plak berada.
2. Etiologi
Menurut M.Black, Joyce 2014 Infark Miokard Akut memiliki beberapa penyebab
internal maupun external diantranya adalah:
1. Adanya ruptur plak aterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus.
2. Penyumbatan total pada arteri oleh trombus.
3. Aktifitas fisik yang berat.
4. Stress emosional yang berlebihan.
5. Peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak
6. Terpapar udara dingin pada waktu tertentu yang dapat menyebabkan pasien
mengalami rupture plak.
Ketika aliran darah berhenti secara mendadak, maka jaringan pada
miokardium yang biasanya mendapat suplai dari arteri akan mati secara mendadak,
okulasi dapat disebabkan oleh adanya spasme arteri hal tersebut merupakan faktor yang
dapat memicu serangan jantung pada pasien.
3. Patofisiologi
Infark miokard umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya.
Pada sebagian besar kasus infark terjadi jika plak ateroslerosis mengalami fisur, ruptur,
atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis, sehingga
terjadi trombus mural pada lokasi ruptur yang mengakibatkan obstruksi arteri koroner.
Penelitian histologis menunjukkan plak koroner cenderung mengalami ruptur
jikamempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya lipid (lipid rich core). Lokasi dan
luasnya infark tergantung pada arteri yang oklusi dan aliran darah kolateral. Infark
miokard yang mengenai endokardium sampai epikardium disebut infark transmural,
namun bisa juga hanya mengenai daerah subendokardial. Setelah 20 menit terjadi
sumbatan, infark sudah dapat terjadi pada subendokardium dan bila berlanjut terus rata-
rata dalam 4 jam telah terjad di infark transmural. Hal ini kadang-kadang belum selesai
karena daerah sekitar infark masih dalam bahaya bila proses iskemia masih berlanjut.
Bila arteri left anterior descending yang oklusi infark mengenai dinding anterior
ventrikelkiri dan bisa mengenai septum. Bila arteri Left circumflex yang oklusi, infark
mengenai dinding lateral atau posterior dari ventrikel kiri. Bila arteri koroner kanan
yang oklusi,infark terutama mengenai dinding inferior dari ventrikel kiri, tetapi bisa
juga septum dan ventrikel kanan. Oklusi arteri koronaria bisa juga tidak sampai
menimbulkan infark biladaerah yang diperdarahi arteri yang oklusi tersebut mendapat
pasok oleh kolateral pembuluh arteri lain. Otot yang mengalami infark akan mengalami
serangkaian perubahan selama berlangsungnya proses penyembuhan. Mula-mula otot
yang mengalami infark tampak memar dan sianotik akibat berkurangnya aliran darah
regional. Dalam jangka waktu 24 jam timbul edema pada sel-sel , respon peradangan
disertai infiltrasi leukosit. Enzim-enzim jantung dilepaskan dari sel-sel ini. Menjelang
hari kedua atau ketiga mulai terjadi proses degradasi jaringan dan pembuangan semua
serabut nekrotik. Selama fase inidinding nekrotik relatif tipis. Sekitar minggu ketiga
mulai terbentuk jaringan parut.Lambat laun jaringan ikat fibrosa menggantikan otot
yang nekrosis dan mengalami penebalan yang progresif. Infark miokard jelas akan
menurunkan fungsi ventrikel karena otot yang nekrosiskehilangan daya kontraksi
sedangkan otot iskemia disekitarnya juga mengalami gangguan daya kontraksi. Secara
fungsional infark miokard akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada
iskemia : daya kontraksi menurun, gerakan dinding abnormal, perubahan daya kembang
dinding ventrikel, pengurangan volume sekuncup, pengurangan fraksi ejeksi,
peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel dan peningkatan tekanan
akhir diastolik ventrikel kiri.
4. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada
2. Nyeri tertusuk-tusuk
3. Sesak nafas
4. Pucat
5. Badan terasa dingin
6. Diaforesis berat
7. Terasa pusing
8. Mual muntah
5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penyakit Infark miokard akut antara lain (Rendi dan
Margareth, 2012):
1. Gagal jantung kongesti
2. Syok kardiogenik
3. Disfungsi otot papilaris
4. Defek sektum ventrikel
5. Ruptura jantung
6. Aneurisma ventrikel
7. Tromboembolisme
8. Perikarditis
9. Aritmia
6. Penatalaksanaan Medis
a. Medis
b. Farmakologi
1) Vasodilator
2) Anti Koagulan
Misalnya: Heparin
c. Keperawatan
1) Diet makanan lunak atau serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
2) Monitor EKG
3) Terapi Oksigen
- Hipoksia menimbulkan metabolisme anaerob dan metabolik asidosis, yang
menurunkan afektifitas obat-obatan dan terapi elektrik (DC shock).
- Pemberian oksigen menurunkan perluasan daerah iskemik.
- Penolong harus siap dengan bantuan penafasan bila diperlukan
7. Pemeriksaan penunjang
a) EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan
menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah
segmen ST menyebabkan depresi ST. Pada infark miokard yang mati tidak
mengkonduksi listrik dan gagal untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan
elevasi segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cicin iskemik
disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut
yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan
perubahan gelombang T saat iskemik terjadi lagi.
b) Tes laboratorium darah
Intervensi :
Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut.
Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau
bimbingan imajinasi.
Pertahankan Olsigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
Monitor tanda-tanda vital ( Nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.