Oleh:
PURBAYA ARIS MUNANDAR
NIM :20131660102
OLEH:
2018
Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat
NIM : 20131660102
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan karya sendiri
bukan hasil plagiasi, baik sebagian maupun keseluruhan. Bila dikemudian hari
terbukti hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
Yang Menyatakan,
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya, sehingga dapat
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian sidang Skripsi
Tim Penguji
Mengesahkan,
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala berkah,
Surabaya”.
skripsi ini disusun dan diajukan sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan
untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
skripsi ini karena manusia tidak luput dari kesalahan, sedang kebenaran hanya
milik Allah SWT. Peneliti mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati, semoga skripsi ini berkesan di hati pembaca dan tentu saja dapat
TERIMA KASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT serta rahmat dan
bimbingan, motivasi dan dukungan dari semua pihak. Maka dari itu penulis
Keperawatan.
Studi S1 Keperawatan.
5. Bapak Dr. Sukadiono, MM selaku Pembimbing satu dan bapak Dr. Mundakir
M.kes selaku pembimbing dua yang telah meluangkan waktu dalam
skripsi ini.
ibu Gita, ibu Aries, pak Septian, pak Aguing, pak Ari, yang telah
7. Bapak Ibu dan saudara tercinta yang telah memberikan inspirasi, motivasi,
semangat dan kasih sayang serta doa’nya untuk saya meski begitu banyak
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhir
Peneliti
4.2 Pembahasan..................................................................................... 48
5.1 Kesimpulan.......................................................................................
53
5.1 Saran................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep.................................................................................... 32
Gambar 3.1 Kerangka Kerja........................................................................................ 35
Daftar Tabel
Table 4.7 Tabel Silang antara kecanduan penggunaan handphone denan kualitas
tidur
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa remaja disebut sebagai periode transisi perkebangan antara masa kanak-
kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007).Saat ini dapat kita lihat betapa
kemauan teknologi dapat mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir remaja.
pada remaja sekitar 30–35%. Di Indonesia tingkat prevalensi ganguan tidur pada
dari remaja di atas usia 13 tahun mengalami gangguan tidur yang berupa sering
terbanun pada malam hari. Remaja terdapat 40 % reaja yang menyatakan bahwa
dari 50% remaja di SMA Sewon selalu menggunkan hanphone dalam kesearian
fisik, dan emosi,dimana hal tersebut terantung pada kemampuan untuk memenuhi
kebuuhan dasar manusia (Potter & Perry, 2005).Pola tidur berkebang sesuai
dengan usia pada usia reaja 16 -19 tahun sekitar 7 1/2 jam per hari (Potter &
Perry, 2005).
(academic success). Selain itu jika tidak diangani dengan benar akan berdampak
(Growth Hormone) dikeuarkan pada saat remaja tidur, dimana GH ini tiga kali
dengan kondisi fisik reaja karena hormon ini punya tugas merangsang
dan mempebaharui seluruh sel yang ada di tubuh,mulai dari sel kulit,sel darah
sampai sel darah otak.Gangguan tidur yang bekaitan dengan durasi tidur
berdampak pada keampuan kognitif yang buruk, masalah perilaku, dan fungsi
persisten sampai usia 5 tahun pada kelompok dengan risiko tinggi bekaitan
dengan kegelisahan atau depresi dan agresi serta nilai IQ yang lebih rendah
gangguan tidur pada remaja seolah tersebut pada remaja dengan pengunaan
Reaja
pada Remaja
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dikemukak an teori dan konsep yang berkaitan dengan masalah
penelitian, meliputi : (1) Konsep Smartphone, (2) Konsep Kuaitas Tidur, (3)
elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama denan telepon fixed
line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana (portable) dan tidak
teknologi seperti televisi, telepon dan teepon genggam (HP), bahkan internet
bukan hanya melanda masyaakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh
bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh reaja.Dan di
akui atau tidak, perlahan-lahan mulai menubah pola hidup dan pola peikiran
masyarakat khususnya remaja di peesaan dengan segala image yang menjadi ciri
terutama kaum remaja yang notabene selalu tertarik untuk mecoba hal-hal
baru, sedang dari segi psikologis, kondisi keiwaan mereka merupakan usia yang
paling rawan tehadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.Saat ini dapat kita
lihat betapa keajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir
ataupun internet. Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena
penaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut.Kalau dulu kita lihat para siswa
besekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini
dapat kita sasikan para siswa berangkat sekolah dengan smartrphone sebagai
smartphone tersebut sebagai alat komuikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja
bagus Smartphone yang meeka punya, semakin merasa gaul dan merasa pecaya
Para reaja itu meperoleh Smartphone dari orang tua mereka masing-
masing.Dan umumnya,para orang tua itu merasa banga bisa memenuhi segala
kebutuhan dan pemintan anaknya tanpa mereka memperatikan dampak yang akan
timbul dari apa yang meeka para orang tua berikan pada anak.Itulah unkapan
kasih sayang orang tua yang munkin cara penyampaiannya kurang tepat.
komunikasi dengan sang anak lebih mudah dan lancar, akan tetapi, hal tersebut
mejadi boomerang ketika ternyata Smartphone tersebut disalah gunakan oleh anak
untuk hal-hal yang neatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan
juga di gunakan sebagai alat yang meperlancar komunikasi dengan lawan jenis
untuk hal-hal yang kurang beranfaat seperti pacaran, sehingga dengan Smartphone
tersebut berdapak negatif pada anak khususnya reaja seperti terjadinya pergaulan
bebas, seks di luar nikah dan meurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi
anak mengambil uang ataupun barang berarga milik orang tuanya tanpa izin hanya
matang segala dapak yang akan timbul sebelum meutuskan untuk memberikan
pekembangan anak yang sudah memasuki tahap remaja.Masa remaja adalah masa
pencarian jati diri,dan bisa saja dalam poses pencarian jatidiri itu reaja tersebut
melalui jalan yang benar atau jalan yang salah (Amita, 2009).
media.Layanan online ini dapat teriri dari berbagai tahapan dari proses program
memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meninkatkan kualitas
juga diimplementasik an ke dalam web, seperti materi guru dibuat dalam bentuk
dapat lebih produtif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada
teknologi komunikasi :
pelajaran, dan sebagainya.Jika hal tersebut diiarkan, maka generasi yang kita
3) Efek Radiasi
Ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam mengunakan atau memilih
paling mudah untuk membuka intenet.Jika tidak ada kontrol dari guru ataupun
megandung unsur porno, ataupun tindak kekerasan yang sama sekali tidak layak
6) Pemborosan
Apalagi kalau smartphone hanya digunak an untuk hal-hal yang tidak bermafaat,
7) Penipuan
tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan
hal ini atau menkonfimasi informasi yang didapatkan pada penyedia informasi
tersebut.
Salah satu peneliian terbaru tentang dampak negatif ponsel baru-baru ini
diakukan oleh sejumlah peneliti dari Australia, Inggris, dan Belanda dan
kerja otak manusia.Salah satu dampak negatifnya adalah meleahnya daya kerja
otak atau istilah anak muda sekaang yakni lemot (lemah otak).Penelitian ini
melibatkan setidaknya 300 orang yang diteliti dalam jangka waktu yang cukup
panjang, yakni 2,4 tahun.Responden tersebut dibagi dalam tiga kategori, yakni
100 orang yang menggunakan posel rutin, 100 orang tidak menggunakan ponsel
kurun waktu tersebut, be berapa kali ke-300 responden itu diukur perbedaan
lain yang diteliti adalah funsi neuro psikologi seperti perhatian, memori, fungsi
(Amita, 2009) :
pornografi.
teknologisasi dunia dan siswa dapat lebih poduktif, efektif dan efisien
dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang
memudahkan urusannya.
6) Remaja atau siswa dapat mecari materi dengan search lewat Smartphone
meskipun berada dalam lingungan kelas saat jam pelajaran tanpa perlu ke
laboratorium TIK.
ujian.
saja.
kenaalan remaja dilakukan mayoritas dilakukan oleh para remaja yang kurang
gambar ataupun foto.Tidak sedikit pelajar yang menyipan video dan foto yang
menhitung,internet, bahkan untuk sms, game, dan membuka jejaring sosial seperti
facebook ataupun twitter sering dilakukan pelajar ketika proses belajar mengajar
keseharian mereka
4) Smartphone salah satu alat yang peting, simpel, praktis, dan cepat.
Siswa
pada awalnya hanya diunakan oleh orang – orang yang memang benar – benar
sekarang Smartphone tidak hanya digunakan oleh orang – orang penting saja
tetapi juga anak – anak usia sekolah. Lebih parahnya lagi anak – anak usia sekolah
ternyata hal ini juga bisa mebawa dampak pada pestasi belajar siswa tersebut.
Baik dapat meingkatkan prestasi belajarnya tetapi juga bisa meurunkan prestasi
belajar siswa.
manusia yang selalu menuju kearah modernisasi.Oleh sebab itu ada baiknya
juga jika siswa juga mapu mengikuti perembangan teknologi dan informasi
dalam beajar siswa dapat mendengarkan musik atau sekedar main game.
Hal ini mampu mebantu siswa untuk mencari informasi atau materi
pelajaran, foto – foto, video, hasil ujian, inormasi tentang buku terbaru dan
meahami pelajaran.
namun cukup banyak juga dampak neatif dari penggunaan Smartphone bagi
kejahatan pencurian.
c. Mengganggu perkebangan anak, karena tidak jarang anak sekolah malah
diciptakan dengan tujuan positif malah sering dianfaatkan untuk hal negatif
banyak masalah dan menghambat prestasi belajar siswa.Kontrol dari guru dan
orang tua terhadap penggunaan Smartphone bagi anak seolah sangat diperlukan.
Mengingat Smartphone tidak hanya membawa pengaruh yang poitif terhadap
belajar siswa namun juga mampu memberi pengaruh negatif untuk perembangan
Kualitas tidur adalah ukuran dimana seeorang itu dapat keudahan dalam
memulai tidur dan untuk mempertahank an tidur, kualitas tidur seseorang dapat
digabarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan–keluhan yang dirasakan saat
tidur ataupun sehabis bangun tidur.Kebutuhan tidur yang cukup ditetukan selain
oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur
(kualitas tidur). Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kuaitas tidur
yaitu, faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup.Dari faktor
fisiologis berdampak dengan penuunan aktivitas sehari – hari, rasa lemah, lelah,
daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari
faktor psikologis berampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan
Perry. 2005).
Kualitas tidur merujuk pada keampuan seseorang untuk dapat tidur dan
mendapatkan tidur REM dan NREM yang tepat.Kualitas tidur adalah jumlah total
waktu tidur seseorang. Faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur,
yang sedang sakit membuuhkan waktu tidur lebih lama dari pada keadaan
normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga akan terganggu
karena penyakinya seperti rasa nyeri yang ditimbulkan oleh luka, tumor atau
b. Lingkungan
seseorang.
c. Kelelahan
Orang yang beerja shift dan sering berubah shift nya harus mengatur
kegiaannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat.Keadaan rileks sebelum
dipenuhi dengan masalah munkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur.
gangguan tidur.
dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan
geraan bola mata lambat Non – Rapid Eye Movement – NREM, (Asmadi. 2008).
a. Tidur REM
Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paraoksial.Hal tersebut bisa
disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur dengan nyeyak sekali, namun fisiknya
yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif.Tidur REM ini ditandai
dengan mimpi, otot – otot kendor, teanan darah bertambah, gerakan mata cepat
(mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis
tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat, tanda
tanda orang yang mengalami keilangan tidur REM yaitu, cenderung hiperaktif,
emosi sulit terkendali, nafsu makan bertambah, bingung dan curiga (Asmadi.
2008).
b. Tidur NREM
tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar
atau tiak tidur.Tanda - tanda tidur NREM ini antara lain : mimpi berurang,
turun, dan gerakan bola mata lambat.Pada tidur NREM ini mempunyai empat
tahap masing – masing tahap diandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang
otak.
1) Tahap I
tidur.Ditandai dengan seseorang measa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi
lemas, keopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan keanan
kecepatan jantung dan penapasan menurun secara jelas, seseorang yang tidur pada
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur rinan dan proses tubuh terus menerus.Tahap ini
ditandai dengan kedua bola mata berhenti bererak, suhu tubuh menurun,
Merupakan tahap fisik yang lemah lunlai karena tonus otot lenyap secara
4) Tahap IV
jarang bererak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit
Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V.
Tahap ini meupakan tahap tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk
pada tahap V, yang ditadai dengan kembali bereraknya kedua bola mata yang
sekitar 10 menit, dan dapat pula tejadi mimpi. Selama tidur malam sekitar 6 – 7
(Asmadi. 2008).
Pre – sleep
Tidur REM
Tahap 2 Tahap 3
2.1 Gambar konsep kualitas tidur (Asmadi, 2008).
keadaan sadar penuh, namun mulai ada keininan untuk tidur. Pada perilaku pre –
sleep ini, misalnya, sesorang pergi ke kamar tidur lalu beraring di kasur atau
berdiam diri mereahkan badan dan melemaskan otot, namun belum tidur.
Selanjutnya mulai measakan ngantuk, maka orang tersebut memasuki tahap I. Bila
tidak bangun, baik itu disenaja ataupun tidak, maka orang tersebut telah memasuki
Setelah selesai tahap IV, ia akan kembali measuki tahap III dan
selanjutnya tahap II. Ini adalah fase tidur NREM. Dan ketika memasuki tahap V ,
ini disebut tiur REM. Bila telah terlalui semua, maka orang tersebut telah melalui
siklus tidur pertama baik NREM maupun REM. Siklus ini berlanjut selama orang
tersebut tidur.Namun, perantian siklus ini tidak lagi dimulai dari awal tidur, yaitu
pre – sleep dan tahap I, tetapi lansung tahap II ke tahap selanjutnya seperti pada
siklus yang pertama.Semua siklus ini berahir ketika orang tersebut terbangun dari
Gangguan Kualitas Tidur ialah meupakan suatu keadaan seseorang dengan kuaitas
1. Insomnia
Isomnia adalah kesulitan untuk tidur atau keulitan untuk tetap tidur, atau
gangguan tidur yang membuat penerita merasa belum cukup tidur pada saat
tebangun. Gejala fisik : Muka pucat, mata sembab, badan lemas dan daya tahan
menurun sehingga menjadi mudah teserang penyakit, dan gejala psikisnya : Lesu,
2. Hipersomnia
megantuk di siang hari.Gangguan ini dikenal sebagai narkolepsi yaitu pasien tidak
dapat menhindari untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap usia, tapi paling sering
pada awal reaja atau dewasa muda. Gejala fisik : mengantuk yang hebat, gugup,
depresi, harga diri rendah, hilannya tonus otot dipicu oleh emosi menakibatkan
immobilisasi, tidak mampu bergerak waktu mula – mula bangun. Gejala psikis:
3. Parasomnia
Parasomnia adalah ganguan tidur yang tidak umum dan tidak diinginkan,
yang tampak secara tiba – tiba selama tidur atau tejadi pada ambang terjaga dan
tidur.Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang diandai mimpi lama dan
menakutkan.Gejala fisik : jalan watu tidur, kadang – kadang bericara waktu tidur,
4. Narkolepsi
Prayitno 2012).
Kuaitas tidur dapat diukur dengan menggunakan PSQI yang terdiri dari
tidur seseorang tentang apakah tidurnya sangat baik atau sangat buruk.
2 Latensi tidur
Latensi tidur adalah durasi mulai dari beangkat tidur hingga tertidur.
selanjutnya.
3 Durasi tidur
Durasi tidur diitung dari waktu seseorang tidur sampai tebangun di pagi
dapat tidur selama lebih dari 7 jam setiap malam dapat diatakan memiliki
tidur dibagi denan jumlah jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang
5 Gangguan tidur
Ganguan tidur merupakan kondisi terutusnya tidur yang mana pola tidur-
6 Penggunaan obat
tidur pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah mengonsumsi obat yang
kualitas tidurnya.
7 Gangguan beraktifitas
berlansung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tahun sampai denan 22 tahun bagi pria.Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut
adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk
konseptual, dibagi menjadi tiga kriteria yaitu biologis, psikologis dan sosial
berikut:
remaja adalah suatu usia ketika inividu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat
dewasa, suatu usia saat anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat
orang yang lebih tua melaikan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
remaja adalah suatu usia ketika individu mulai meunjukkan tanda-tanda seksual
psikologis dan pola ietifikasi dari kanak-kanak menjadi deasa, terjadi peralihan
dari ketergantungan sosial ekonomi menuju keaaan yang relatif lebih mandiri,
bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama, atau paling tidak sejajar (WHO, dalam Sarwono, 2012; Piaget, dalam Ali &
Asrori, 2012).
Sa’id (2015), membagi usia remaja mejadi tiga fase sesuai tingkatan
ini, remaja berada pada rentang usia 12 hingga 15 tahun.Umumnya reaja tengah
pada fase ini adalah remaja tengah beubah fisiknya dalam kurun waktu yang
singkat.Remaja juga mulai tetarik kepada lawan jenis dan mudah terangsang
secara erotis.
2. Remaja Pertengahan (middle adolescence)
ada pula yang meyebutnya dengan remaja madya.Pada tahap ini, remaja berada
pada rentang usia 15 hingga 18 tahun. Umumnya remaja tengah berada pada masa
dewasa. Remaja yang masuk pada tahap ini sangat meentingkan kehadiran teman
ini, remaja telah berusia sekitar 18 hingga 21 tahun.Remaja pada usia ini uumnya
tengah berada pada usia penidikan di perguruan tinggi, atau bagi remaja yang
selain dari segi fisik sudah mejadi orang dewasa, dalam bersikap remaja juga
remaja menurut Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2012) adalah berusaha:
jenis.
keluarga.
: Di teliti
: Tidak di teliti
Gambar 2.1 Hubungan Keanduan Penggunaan Smartphone Dengan Kuaitas
Tidur Pada Remaja
Surabaya
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dielaskan tentang meode penelitian yang meliputi:
melakukan posedur penelitian (Aziz A.H, 2010). Ada juga yang meguraikan
penelitian yang telah ditetakan dan berperan sebagai pedoman atau penentu
dengan pendekatan cross sectional yakni penelitian yang meneankan pada waktu
pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu
kali kali pada satu saat (Nursalam, 2008).Dalam penelitian ini peneiti ingin
Populasi Terjangkau
Teknik Sampling
Purposive Sampling
Sample
Desain Penelitian
Variabel
Analisa Data
Penyajian Data
Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka kerja peneitian Hubungan kecanduan pengunaan
smartphone dengan kualitas tidur remaja di SMA Muhammadiyah
7 Surabaya.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah subjek atau obyek dengan karateristik tertentu yang akan
diteliti, bukan hanya subjek atau obyek yang akan dipeajari saja tetapi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subyek tesebut (Sugiyono,
akan diteliti sifat - sifat atau karateristiknya (Hidayat, 2010). Poulasi dalam
241.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian julah
jumlah populasi yang sangat besar, keteratasan waktu, biaya, atau hambatan
lainnya (Hidayat, 2010).Ada Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah
n = N Z21-α/2 P (1-P)
(N-1) d2 + Z21-α/2 P (1-P)
Keterangan :
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
jadi :
n = 241. 1,962. 0,2. 0,8
(241-1) . 0,052 + 1,962 . 0,2 0,8
n = 241. 3,8416 . 0,16
240 . 0,0025+ 3,8416 . 0,16
n = 148,132096
0,6 + 0,614656
n= 148,132096
1,214656
n = 122 remaja
Maka besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 122 remaja.
Kriteria inklusi adalah karateristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target yang terjankau yang diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi
smartphone.
memenuhi krieria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunaan dalam
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
teknik pengabilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari
setiap anggota populasi, dengan tujuan untuk tidak geeralisasi yang berasal pada
penetapan sampel dengan cara memilih di antara populasi sesuai denan yang
di tentukan peneliti.
3.4. Variabel Penelitian
atau tibulnya variabel dependent (Aziz, A.H, 2010).Pada penelitian ini variabel
menjadi akibat karena variabel bebas (Aziz, A.H, 2010). Pada penelitian ini
melakukan observasi atau penukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau
0.6.1 Instrumen
data (Notoadmodjo, 2005). Pada peneitian ini instrument yang akan digunakan
7 Surabaya.
pengantar dari lembaga pendidikan yang ditujukan kepada Kepala sekolah SMA
kuesioner smartphone addiction scale (sas) dan kuesioner The Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Setelah kuesioner di isi oleh resonden, peneliti menarik
Data yang telah terumpul dari kuesioner yang telah di isi responden
1. Editing
data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner, meneliti satu persatu tentang
kelenkapan pengisian kuisioner apakah sudah jelas, relevan dan kosisten. Jika
terdapat jawaban yang tidak jelas penulisanya atau ada daftar pertanyaan yang
tidak berarti maka pengupulan data yang bersangkutan diminta untuk menjelaskan
atau melengkapinya.
1. Coding
1. Penggunaan smartphone
2. Kualitas tidur
1. Scoring
a. Tidak pernah : 1
b. Jarang : 2
c. Sering : 3
d. Selalu : 4
• Kualitas tidur
a. Sangat kurang : 1
b. Kurang baik : 2
c. Baik : 3
d. Sangat baik : 4
1. Tabulation
oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Data yang telah dikupulkan mulai dari awal
hingga akhir penelitian disusun seemikian rupa sehingga mudah untuk dijumlah
P = f/N x 100%
Keterangan :
P = presentase
P = f/N x 100%
Keterangan :
P = presentase
1. Analisa Data
• Analisa univariat
Bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan karateristik setiap variabel
kuaitas tidur.
• Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan kepada dua variabel yang diduga berorelasi atau
kuat hubungan tesebut, maka perlu di uji dengan mengunakan “uji spearman”.
Uji ini digunakan untuk menukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua
analisis dengan uji statistik “uji spearman” untuk mengeahui hubungan antara
variabel dengan skala data ordinal dan tingkat kemakna an (α) = 0,05 dengan
apabila p < 0,05 maka Ho ditolak H1 diterima, berarti ada hubungan penggunaan
handphone dengan kualitas tidur pada reaja, akan tetapi jika p > 0,05 maka H o
0,005.
sebagai berikut:
tersebut. Peneliti tidak akan memaksa jika responden tidak bersedia menjadi
ditentukan.
responden pada lembar pengupulan data atau kuisioner, cukup dengan memberi
3.7.3 Kerahasiaan
peneliti, hanya kelopok data tertentu yang disajikan atau dilaporkan seingga
rahasianya tetap terjaga dan kerahasiaan reponden dijamin tidak akan menyebar
ataupun bocor kemanapun karena sifatnya adalah rahasia.Serta hanya responden,
3.7.4 Keadilan
pegambilan data yang diteliti, tidak ada yang dibuat berbeda atau membedakan
antara satu denan lainnya, semuanya diperlakuk an secara sama dan adil, semua
populasi yang memiliki krieria iklusi mendapatkan kesempatan yang sama untuk
Penelitian ini tidak menandung unsur bahaya karena tidak melakukan tindakan
invasif.
BAB IV
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan “Hubungan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti
Hasil ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum peneliti
meliputi umur, Agama, suku bangsa dan jenis kelamin. Sedangkan data khusus
dengan jumlah siswa sebanyak 241 siswa dan guru sebanyak 14 orang.
B. Data Demografi
Muhammadiyah 7 Surabaya
7 Muhammadiyah 7 Surabaya
1 Laki-laki 68 58%
2 Perempuan 54 42%
Muhammadiyah 7 Surabaya
1 18 64 52%
2 17 58 48%
2 Madura 15 12.29%
3 Cina 4 3.27%
responden.
1 IPA 74 67%
2 IPS 48 33%
Total 122 100%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4.4 mayoritas remaja di SMA muhammadiyah 7
sebesar 37% (45 responden) dan tidak ketergantungan adalah 0% dari total
Muhammadiyah 7 Surabaya
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4.5 mayoritas remaja di SMA muhammadiyah 7
tidur
18 49 67
kurang
Total 33 89 122
(Rho) menunjukkan ρ = 0,035 lebih kecil dari α= 0,05 jadi ada hubungan antara
Muhammadiyah 7 Surabaya.
4.2 Pembahasan
sangat keterantungan sebesar 63% (77 siswa) dan ketergantungan sebesar 37%
(45 siswa), sedangkan yang tidak keergantungan 0% (tidak ada siswa) dari 122
siswa.
handpone adalah rata-rata kelahiran tahun 2000 yaitu dengan umur sekitar 17
sampai 18 tahun (sesuai criteria responden) yang diama dikenal dengan generasi
millennial.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikeukakan oleh Manhein dalam
pada saat kegiatan tertentu, sehingga anak usia dini tersebut merasa teralalu
mengalami kualitas tidur kurang yaitu 55% (67 Responden) dari 122 responden
yang di teliti.
Kualitas tidur yang baik akan menhasilkan kesegaran dan kebugaran disaat
terbangun begitupun sebaliknya tidur yang tidak adekuat dan berualitas buruk
penuunan aktifitas sehari-hari, merasa lelah, lemah, kondisi neuro muscular yang
buruk, proses penyembuhan menjadi lambat, daya tahan tubuh menurun, serta
gangguan psikologis seperti mudah stress dan koping tidak efektif (Pemi, 2009)
Peneliti lain menjelaskan bahwa peruahan gaya hidup pada kaum muda
modern saat ini menarah kepada pemakaian teknologi secara massif salah satunya
smartphone.
tidur kurang sebesar 67 sampel (55%), dari 122 sampel yang diteliti. Dari hasil
digunakan adalah α < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada
r=0,197).
Dari hasil penelitian dan di dukung oleh penelitian terahulu menunjukkan bahwa
kaum muda dalam hal ini adalah siswa yang di teliti, sehingga smartphone dapat
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesipulan dari hasil dan pembahasan
yang telah dilakukan untuk mejawab pernyataan dan saran-saran yang sesuai
dengan kesimpulan yang diambil, sehingga peneiti dapat menarik kesimpulan dan
5.1 Kesimpulan
berikut:
ketergantungan
5.2 Saran
1. Bagi Sekolah
Dengan adanya hasil penelitian ini diharakan agar sekolah lebih bisa
smarthpone.
2. Bagi Siswa
siswa sendriri.
Surabaya.