Anda di halaman 1dari 75

SKRIPSI

HUBUNGAN KECANDUAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 7
SURABAYA

Oleh:
PURBAYA ARIS MUNANDAR
NIM :20131660102

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2018
SKRIPSI

HUBUNGAN KECANDUAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 7
SURABAYA

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya

OLEH:

PURBAYA ARIS MUNANDAR


NIM :20131660102

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2018
Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Purbaya aris Munandar

NIM : 20131660102

Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan karya sendiri

bukan hasil plagiasi, baik sebagian maupun keseluruhan. Bila dikemudian hari

terbukti hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Surabaya, 08 Maret 2018

Yang Menyatakan,

Purbaya Aris Munandar


20131660102

PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya, sehingga dapat

diajukan dalam ujian sidang Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

Surabaya, 08 Maret 2018

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. dr. Sukadiono M.M Dr. Mundakir, S.Kep.,Ns., M Kep

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Reliani., S.Kep., Ns., M.Kes

PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian sidang Skripsi

pada Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu kesehatan,

Universitas Muhamadiyah Surabaya

Pada, 08 Maret 2018

Tim Penguji

Ketua : Asri, S.Kep., Ns.,MNS (.................................)

Anggota : 1. Dr. dr. Sukadiono M.M . (…………………….)

2. Dr. Mundakir, S.Kep.,Ns., M Kep (…………………….)

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surabaya

Dr. Mundakir, S.Kep.,Ns.,M.Kep


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala berkah,

rakhmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Kecanduan Penggunaan

Smartphone Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja Di Sma Muhammadiyah 7

Surabaya”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

hubungan kecanduan pengguanaan handphone terhadap kualitas pada remaja.

skripsi ini disusun dan diajukan sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan

pendidikan Program Studi S1 Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Dalam penyusunan Proposal ini peneliti menyadari banyak kekurangan,

untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

skripsi ini karena manusia tidak luput dari kesalahan, sedang kebenaran hanya

milik Allah SWT. Peneliti mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang

berkenan di hati, semoga skripsi ini berkesan di hati pembaca dan tentu saja dapat

memberi manfaat bagi semuanya.

Surabaya, 08 Maret 2018


UCAPAN

TERIMA KASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT serta rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Hubungan Kecanduan Penggunaan Handphone Dengan Kualitas Tidur Pada

Remaja Di Sma Muhammadiyah 7 Surabaya ”.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya peneliti banyak mendapatkan

bimbingan, motivasi dan dukungan dari semua pihak. Maka dari itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.dr.H.Sukadiono, MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi S1

Keperawatan.

2. Dr. Mundakir, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surabaya yang telah memberikan kesempatan

dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program

Studi S1 Keperawatan.

3. Kepala SMA Muhammadiyah 7 Surabaya yang telah mengijinkan penulis

untuk melaksanankan penelitian dalam pembuatan skripsi ini.

4. Reliani, M.Kes selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan yang dengan

penuh perhatian dan kesabaran telah meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan pada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Sukadiono, MM selaku Pembimbing satu dan bapak Dr. Mundakir
M.kes selaku pembimbing dua yang telah meluangkan waktu dalam

memberikan bimbingan dan motivasi pada peneliti untuk menyelesaikan

skripsi ini.

6. Para dosen pengajar program studi S1 Keperawatan,ibu Yuanita, ibu Retno,

ibu Gita, ibu Aries, pak Septian, pak Aguing, pak Ari, yang telah

memberikan ilmu, bimbingan dan nasehat selama menempuh pendidikan

7. Bapak Ibu dan saudara tercinta yang telah memberikan inspirasi, motivasi,

semangat dan kasih sayang serta doa’nya untuk saya meski begitu banyak

rintangan yang menghalangi.

8. Sahabat S1 Keperawatan. Dukungan dan motivasi kalian membuat

kebersamaan kita menjadi seperti saudara selama 4 tahun ini.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

saya sebutkan satu-persatu. Semoga amal kebaikannya mendapatkan

imbalan pahala dari Allah SWT.

Dalam penyusunan skripsi peneliti menyadari bahwa masih jauh dari

sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Sehingga peneliti mengharapkan

saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhir

kata semoga skripsi ini bermanfaat.

Peneliti

Purbaya aris munandar


DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Halaman Judul.............................................................................................................ii
Pernyataan Tidak Plagiat.............................................................................................iii
Lembar Persetujuan..................................................................................................... iv
Lembar Pengesahan.....................................................................................................v
Kata Pengantar .......................................................................................................... vi
Ucapan Terima kasih...................................................................................................vii
Daftar Isi .................................................................................................................... ix
Daftar Gambar............................................................................................................. xii
Daftar Tabel.................................................................................................................xiii
Daftar Lampiran.......................................................................................................... xiv
Daftar Singkatan.......................................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Handphone .................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Handphone .................................................................... 5
2.1.2 Peranan Handphone Terhadap Kehidupan Remaja ......................... 5
2.1.3 Dampak Positif Penggunaan Handphone ........................................ 7
2.1.5 Dampak Negatif Penggunaan Handphone ..................................... 9
2.1.5 Fakta Sikap Para Remaja Yang Pengguna Handphone .................. 11
2.1.6 Tindakan Remaja Untuk Menghindari Penyalahgunaan
Handpone.......................................................................................... 12
2.1.7 Penggunaan Handphone Bagi Pelajar ............................................. 13
2.1.8 Alasan Pelajar Selalu Menggunakan Handphone ........................... 14
2.1.9 Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Prestasi Belajar
Siswa ............................................................................................... 14
2.2 Konsep Kualitas Tidur ............................................................................. 18
2.2.1 Pengertian Kualitas Tidur .............................................................. 18
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur ..................... 18
2.2.3 Jenis-jenis Kualitas Tidur ............................................................. 20
2.2.4 Gangguan Kualitas Tidur .............................................................. 23
2.2.5 Komponen Kualitas Tidur ............................................................ 25
2.3 Konsep Remaja ......................................................................................... 26
2.3.1 Pengertian Remaja........................................................................... 26
2.3.2 Pembagian Usia Remaja ................................................................. 28
2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja......................................................... 29
2.4 Kerangka Konseptual .............................................................................. 31
2.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 32
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 33
3.2 Kerangka Kerja ........................................................................................ 34
3.3 Populasi Sampel Dan Sampling ............................................................ 35
3.3.1 Populasi .......................................................................................... 35
3.3.2 Sampel ............................................................................................ 35
3.3.3 Teknik Sampling ........................................................................... 37
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 38
3.4.1 Variabel Independen ..................................................................... 38
3.4.2 Variabel Dependen ........................................................................ 38
3.5 Definisi Operasional ................................................................................ 38
3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................................... 40
3.6.1 Instrumen......................................................................................... 40
3.6.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 40
3.6.3 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 40
3.6.4 Cara Analisa Data ......................................................................... 41
3.7 Etik Penelitian ......................................................................................... 44
3.7.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................... 45
3.7.2 Tanpa Nama ................................................................................... 45
3.7.3 Kerahasiaan .................................................................................... 45
3.7.4 Keadilan .......................................................................................... 45
3.7.5 Menguntungkan Dan Merugikan.................................................... 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. .………………. 42

4.1 Hasil Penelitian................................................................................ 42

4.1.1 Data Umum.................................................................................. 46

4.1.1 Data Khusus.................................................................................. 64

4.2 Pembahasan..................................................................................... 48

4.2.1 Identifikasi Kecanduan Penggunaan Handphone.......................... 48

4.2.2 Identifikasi Kualitas Tidur............................................................ 49

4.2.3 Hubungan Kecanduan Penggunaan Handphone dengan Kualitas


Tidur pada remaja di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya............. 50

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 53

5.1 Kesimpulan.......................................................................................
53

5.1 Saran................................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep.................................................................................... 32
Gambar 3.1 Kerangka Kerja........................................................................................ 35
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Devinisi Operasional

Table 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Table 4.2 Distribusi responden berdasarkan usia

Table 4.3 Distribusi responden berdasarkan suku

Table 4.4 Distribusi responden berdasarkan jurusan

Table 4.5 Data khusus karakteristik penggunaan handphone

Table 4.6 Data khusus karakteristik kualitas tidur

Table 4.7 Tabel Silang antara kecanduan penggunaan handphone denan kualitas

tidur

Table 4.8 Hasil iji korelasi Spearman Rank SPSS 16


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Proposal/ Skripsi
Lampiran 5 Surat Permohonan Pengambilan Data Penelitian
Lampiran 6 Tabulasi hasil penelitian
Lampiran 7 Hasil uji SPSS 16
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

EEG : Electro Encephalo Graphic


GH : Growth Hormone
HP : Handphone
NREM : Non – Rapid Eye Movement
PSQI : The :Pittsbutgh Sleep Quality Index
REM : Rapid Eye Movement
SAS : Smartphone Addiction Scale
SMS : Short Message Service
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
TIK : Information and Communication Technologies
WHO : World Health Organization
ABSTRAK
HUBUNGAN KECANDUAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN
KUALITAS TIDUR PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 7
SURABAYA
OLEH: PURBAYA ARIS MUNANDAR
(20131660102)
Di Indonesia tingkat prevalensi ganguan tidur pada remaja usia 16 – 19
tahun sebesar 44,2%. Penelitian lain menyebutkan bahwa 30% dari remaja di atas
usia 13 tahun mengalami gangguan tidur yang berupa sering terbangun pada
malam hari. Remaja terdapat 40 % remja yang menyatakan bahwa mereka
memiliki smartphone karena ingin mengikuti kemajuan teknologi. Lebih dari 50%
remaja di SMA Sewon selalu menggunkan smartphone dalam kesehariian mereka.
Desain yang digunakan dalam penelitan ini adalah Analitik Korelasional
dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi 241 dan didapakan
sampel sebanyak 122 responden dengan menggunakan teknik purpose sampling.
Variabel yang diteliti ini terdiri dari vairiabel independen yaitu kecanduan
penggunaan smartphone dan variabel dependent yaitu kualitas tidur.Instrument
yang digunakan adalah kuesioner SAS dan SPQI.
Hasil analisa dengan uji Spearman Rank (Rho) di dapatkan bahwa ada
hubungan antara kecaduan penggunaan smartphone dengan kuaitas tidur remaja
pada SMA Muhammadiyah 7 Surabaya di tunjukkan dengan p=0,035 ≤ 0,05.
Dengan adanya hasil peneitian ini diharapkan siswa mengurangi kegaiatan
bermain smartphone guna untuk meningkatkan keseatan diri siswa sendriri.
Kata kunci: Penggunaan smartphone, Kualitas Tidur, Remaja

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masa remaja disebut sebagai periode transisi perkebangan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa,yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,

kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007).Saat ini dapat kita lihat betapa

kemauan teknologi dapat mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir remaja.

Remaja saat ini berinterkasi dengan mengunakan teknologi seperti televisi,

smartphone, ataupun internet.Saat ini, penggunaan smartphone dapat digunkana

seperti halnya dengan komputer. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di

smartphone seperti kamera, permainan (games) akan menggangu reaja dalam

kualitas tidur remaja.

Gangguan tidur pada reaja ternyata sering terjadi.Prevalensi gangguan tidur

pada remaja sekitar 30–35%. Di Indonesia tingkat prevalensi ganguan tidur pada

remaja usia 16 – 19 tahun sebesar 44,2%.Peneitian lain menyebutkan bahwa 30%

dari remaja di atas usia 13 tahun mengalami gangguan tidur yang berupa sering

terbanun pada malam hari. Remaja terdapat 40 % reaja yang menyatakan bahwa

mereka memiliki smartphone karena ingin mengikuti keajuan teknologi. Lebih

dari 50% remaja di SMA Sewon selalu menggunkan hanphone dalam kesearian

mereka. (Dephy; 2009).

Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi, berantung pada kualitas tidur, status

kesehatan,pola aktivitas,gaya hidup,dan umur seseorang. Kebutuhan isirahat dan

tidur, sama pentingnya dengan kebutuhan lain seperti nutrisi,olahraga, keseatan

fisik, dan emosi,dimana hal tersebut terantung pada kemampuan untuk memenuhi
kebuuhan dasar manusia (Potter & Perry, 2005).Pola tidur berkebang sesuai

dengan usia pada usia reaja 16 -19 tahun sekitar 7 1/2 jam per hari (Potter &

Perry, 2005).

Ganguan tidur berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan

remaja,diantaranya pembelajaran (learning), memori (memory), perhatian

(attention), regulasi emosi (emotional regulation), dan kebehasilan akademis

(academic success). Selain itu jika tidak diangani dengan benar akan berdampak

pada petumbuhan dan perkembangan remaja.Hal ini dikarenakan sekitar 75% GH

(Growth Hormone) dikeuarkan pada saat remaja tidur, dimana GH ini tiga kali

lebih banyak dibaningkan ketika terbangun.Tingginya kadar GH ini bekaitan

dengan kondisi fisik reaja karena hormon ini punya tugas merangsang

petumbuhan tulang dan jaringan,serta mengatur meabolisme tubuh, termasuk juga

otak remaja.Disamping itu, GH juga memunkinkan tubuh remaja memperbaiki

dan mempebaharui seluruh sel yang ada di tubuh,mulai dari sel kulit,sel darah

sampai sel darah otak.Gangguan tidur yang bekaitan dengan durasi tidur

berdampak pada keampuan kognitif yang buruk, masalah perilaku, dan fungsi

akademis yang terganggu.Berdasarkan suatu studi epidemiologi, ganguan tidur

persisten sampai usia 5 tahun pada kelompok dengan risiko tinggi bekaitan

dengan kegelisahan atau depresi dan agresi serta nilai IQ yang lebih rendah

dibadingkan dengan faktor risiko rendah.Meskipun demikian, pehatian orang tua

terhadap gangguan tidur reaja di Indonesia masih kurang.Sehubungan dengan hal

tersebut perlu kiranya dibuat langkah–langkah pecegahan untuk mengurangi

gangguan tidur pada remaja seolah tersebut pada remaja dengan pengunaan

smartphone.Masalah tersebut perlu mendapat peanganan secara tepat, dan strategi


yang paling efektif adalah meakukan promosi tentang cara mencapai tidur yang

baik sejak awal kehidupan.

Langkah pecegahan tersebut dapat diawali dari peelitian tentang penggunaan

smartphone dengan kuaitas tidur remaja, sebagaimana yang peneliti lakukan

dalam penelitian yang berjudul : “Hubungan Kecanduan Pengunaan smartphone

Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan Kecanduan Pengunaan Smartphone dengan Kualitas

Tidur Pada Remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi Hubungan Keanduan Penggunaan Smartphone dengan

Kualitas Tidur Pada Remaja

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Hubungan Kecanduan Penggunaan Smartphone pada

Reaja

2. Mengidentifikasi Kuaitas Tidur Pada Remaja

3. Menganalisis Hubungan Penggunaan Smartphone denan Kualitas Tidur

pada Remaja

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Teoritis

Peneitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk bidang ilmu keperawatan

khususnya ilmu keperawatan kounitas yang dapat memberikan wacana

tentang tentang identifikasi kualitas tidur pada reaja.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Responden pada penelitian ini mendapatkan informasi tentang kualitas

tidur baik dan buruk dan dampak terhadap keehatan.

2. Lokasi penelitian akan medapatkan informasi tentang kuaitas tidur

remaja sehingga bisa dilakukan edukasi dan pendidik an kesehatan

tekait dampak dari kualitas tidur yang buruk.

3. Peneliti dapat menetahui identifikasi kuaitas tidur pada remaja

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dikemukak an teori dan konsep yang berkaitan dengan masalah

penelitian, meliputi : (1) Konsep Smartphone, (2) Konsep Kuaitas Tidur, (3)

Konsep Reaja, (4) Keranka Konsep, (5) Hipotesis.

2.1 Konsep Smartphone

2.1.1 Definisi Smartphone

Telepon gengam atau Smartphone adalah sebuah peangkat telekomunikasi

elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama denan telepon fixed

line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana (portable) dan tidak

perlu disabungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (Amita, 2009).

2.1.2 Peranan Smartphone Terhadap Kehidupan Remaja

Begitu besar pengaruh kemajuan tenologi terhadap nilai-nilai kebudayaan

yang dianut mayarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan.Kemajuan

teknologi seperti televisi, telepon dan teepon genggam (HP), bahkan internet

bukan hanya melanda masyaakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh

masyarakat di pelosok-pelosok desa.Akibatnya, segala informasi baik yang

bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh reaja.Dan di

akui atau tidak, perlahan-lahan mulai menubah pola hidup dan pola peikiran

masyarakat khususnya remaja di peesaan dengan segala image yang menjadi ciri

khas meeka (Amita, 2009).

Dampak yang positif dan juga neatif terhadap kehidupan masyaakat

terutama kaum remaja yang notabene selalu tertarik untuk mecoba hal-hal

baru, sedang dari segi psikologis, kondisi keiwaan mereka merupakan usia yang
paling rawan tehadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.Saat ini dapat kita

lihat betapa keajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir

remaja.Mereka banyak beriteraksi dengan teknologi seperti televisi, smartphone,

ataupun internet. Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena

penaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut.Kalau dulu kita lihat para siswa

besekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini

dapat kita sasikan para siswa berangkat sekolah dengan smartrphone sebagai

bawaan wajib mereka.Entah sebetulnya mereka benar-benar memutuhkan

smartphone tersebut sebagai alat komuikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja

Smartphone merupakan sarana gaul yang mutlak yang mereka miliki.Semakin

bagus Smartphone yang meeka punya, semakin merasa gaul dan merasa pecaya

diri (Dephy, 2009).

Para reaja itu meperoleh Smartphone dari orang tua mereka masing-

masing.Dan umumnya,para orang tua itu merasa banga bisa memenuhi segala

kebutuhan dan pemintan anaknya tanpa mereka memperatikan dampak yang akan

timbul dari apa yang meeka para orang tua berikan pada anak.Itulah unkapan

kasih sayang orang tua yang munkin cara penyampaiannya kurang tepat.

Memerikan alat kounikasi seperti Smartphone kepada anak,sesungguhnya bukan

hal yang salah,karena dengan Smartphone tersebut,mungkin orang tua berarap

komunikasi dengan sang anak lebih mudah dan lancar, akan tetapi, hal tersebut

mejadi boomerang ketika ternyata Smartphone tersebut disalah gunakan oleh anak

untuk hal-hal yang neatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan

juga di gunakan sebagai alat yang meperlancar komunikasi dengan lawan jenis

untuk hal-hal yang kurang beranfaat seperti pacaran, sehingga dengan Smartphone
tersebut berdapak negatif pada anak khususnya reaja seperti terjadinya pergaulan

bebas, seks di luar nikah dan meurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi

anak mengambil uang ataupun barang berarga milik orang tuanya tanpa izin hanya

untuk membeli pulsa.

Karena itu, orang tua hendaknya benar-benar mempertimbangk an matang-

matang segala dapak yang akan timbul sebelum meutuskan untuk memberikan

Smartphone ataupun benda-benda lain yang sekiranya berampak negatif terhadap

pekembangan anak yang sudah memasuki tahap remaja.Masa remaja adalah masa

pencarian jati diri,dan bisa saja dalam poses pencarian jatidiri itu reaja tersebut

melalui jalan yang benar atau jalan yang salah (Amita, 2009).

2.1.3 Dampak Positif Penggunaan Smartphone

Berikut ini akan dijelaskan dampak-dampak poitif dari keajuan teknologi

komunikasi (Amita, 2009) :

1) Komunikasi menjadi lebih mudah

Fungsi hanphone yang paling banyak digunakan yaitu setiap penguna

Smartphone dapat beromunikasi dengan pengguna lainnya.Kini Smartphone

dilengkapi dengan fitur pesanan dan teepon yang memungkinkan kita

berkounikasi dengan orang di daerah lain ataupun dinegara lain.Bahkan sekarang

handphone telah menanut sistem berbasis 3G dimana seseorang dapat

berkomunikasi via teepon sekaligus melihat wajah lawan bicaranya.

2) Pencarian informasi menjadi lebih mudah


Smartphone yang kini semakin cangih,dapat digunakan untuk internet.

Sehingga penguna Smartphone dapat mengases informasi dengan menggunakan

handpone lewat media internet.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih mudah

Di zaman yang sudah modern, kini Smartpone dapat digunakan seperti

halnya komputer.Dalam Smartphone juga terapat aplikasi untuk membuka

internet.Layanan online dalam pedidikan pada dasarnya adalah memberikan

pelayanan pendidikan bagi penguna (siswa) dengan menggunakan iternet sebagai

media.Layanan online ini dapat teriri dari berbagai tahapan dari proses program

pendidik an seperti: pedaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan

kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, dan penguuman.Pendidikan

jarak jauh dapat meanfaatkan teknologi intenet secara maksimal,dapat

memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meninkatkan kualitas

pendidikan.Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pedidikan lainnya dapat

juga diimplementasik an ke dalam web, seperti materi guru dibuat dalam bentuk

pesentasi di web dan dapat didownload oleh siswa.

4) Sarana untuk mencari hiburan

Beberapa perangkat hasil dari tenologi komunikasi menyediakan failitas

game, audio,dan video.

5) Pelajar tidak gagap teknologi

Siswa dapat menikuti perkembanan era teknologisasi dunia dan siswa

dapat lebih produtif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada

sarana kounikasi yang memudahkan urusannya.

2.1.4 Dampak Negatif Penggunaan Smartphone


Berikut ini akan dijelaskan dampak-dampak neatif dari kemajuan

teknologi komunikasi :

1) Mengganggu Perkembangan Anak

Dengan cangihnya fitur-fitur yang tersedia di Smartphone seperti: kamera,

pemainan (games) akan menganggu siswa dalam menerima peajaran di sekolah.

Tidak jarang mereka disiukkan dengan menerima panggilan,sms,misscall dari

teman mereka bakan dari keluarga meeka sendiri.Ada yang mengunakan

smartphone untuk mencontek dalam ulangan.Bermain game saat guru mejelaskan

pelajaran, dan sebagainya.Jika hal tersebut diiarkan, maka generasi yang kita

harapkan akan menjadi budak teknologi.

2) Menurunkan Prestasi Belajar Siswa

Dalam keidupan pelajar yang tidak jauh dari smartphone, menjadikan

pelajar lebih senang meanfaatkan smartphone daripada buku pelajaran.Hal

tersebut dapat menganggu belajar serta menghambat prestasi belajar.

3) Efek Radiasi

Selain berbagai kontraversi di seputar dampak neative penggunaan

smartphone, penggunaan smartphone juga berakibat buruk terhadap keehatan.

Ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam mengunakan atau memilih

smartphone, khususnya bagi peajar anak-anak Jika memang tidak terlalu

diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan

smartphone secara permanen.

4) Rawan Terhadap Tindak Kejahatan


Pelajar meruakan salah satu target utama dari para penjahat karena

penjahat lebih mudah menarik peratian pelajar.

5) Sangat Berpotensi Mepengaruhi Sikap dan Perilaku Siswa

Dengan kemapuan penyampaian informasi yang semakin mudah,

pornografipun merajalela.Sehingga smartphone menjadi salah satu sarana yang

paling mudah untuk membuka intenet.Jika tidak ada kontrol dari guru ataupun

orang tua, smartphone dapat digunak an untuk menyebarkan gambar-gambar yang

megandung unsur porno, ataupun tindak kekerasan yang sama sekali tidak layak

untuk dilihat oleh pelajar.

6) Pemborosan

Dengan mempunyai handpone, maka pengeluaran kita akan bertambah.

Apalagi kalau smartphone hanya digunak an untuk hal-hal yang tidak bermafaat,

maka hanya akan menjadi pemborosan saja.

7) Penipuan

Hal ini memang merajalela di bidang manapun.smartphone dan iternet

tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan

hal ini atau menkonfimasi informasi yang didapatkan pada penyedia informasi

tersebut.

8) Membuat Kerja Otak Anak Menjadi Lambat

Salah satu peneliian terbaru tentang dampak negatif ponsel baru-baru ini

diakukan oleh sejumlah peneliti dari Australia, Inggris, dan Belanda dan

dipublikasikan di International Journal of Neuroscience.Dalam rilis yang dimuat

di jurnal itu dikatakan bahwa pengunaan smartphone bisa mempengaruhi fungsi

kerja otak manusia.Salah satu dampak negatifnya adalah meleahnya daya kerja
otak atau istilah anak muda sekaang yakni lemot (lemah otak).Penelitian ini

melibatkan setidaknya 300 orang yang diteliti dalam jangka waktu yang cukup

panjang, yakni 2,4 tahun.Responden tersebut dibagi dalam tiga kategori, yakni

100 orang yang menggunakan posel rutin, 100 orang tidak menggunakan ponsel

dan 100 oranglagi hanya kadang-kadang mengunakan ponsel.Kemudian, dalam

kurun waktu tersebut, be berapa kali ke-300 responden itu diukur perbedaan

aktiitas otaknya dengan metode quantitive electro encephalo graphic (EEG).Hal

lain yang diteliti adalah funsi neuro psikologi seperti perhatian, memori, fungsi

pelaksanadan kepribadian. Hasilnya, pengguna smartpone yang rutin

menunjukkan aktivitas otaknya melemah (Amita, 2009).

2.1.5 Fakta Sikap Para Remaja Yang Pengguna Smartphone

Berikut merupakan tindakan reaja khususnya siswa yang sering ditemukan

(Amita, 2009) :

1) Banyak remaja yang mempunyai Smartpone,waktu luangnya banyak

tersita untuk smsan atau menepon.

2) Ketika proses belajar menajar sedang berlangsung di dalam kelas siswa

memilih sibuk dengan handphone mereka.

3) Sebagian siswa yang menggunakan alat komuikasi tersebut untuk saling

berkomunikasi ketika saat ulangan.

4) Banyak siswa yang menyipan hal-hal yang berbau pornoaksi dan

pornografi.

5) Remaja tidak gagap tenologi, remaja dapat mengikuti perkembangan era

teknologisasi dunia dan siswa dapat lebih poduktif, efektif dan efisien
dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang

memudahkan urusannya.

6) Remaja atau siswa dapat mecari materi dengan search lewat Smartphone

meskipun berada dalam lingungan kelas saat jam pelajaran tanpa perlu ke

laboratorium TIK.

2.1.6 Tindakan Remaja Untuk Menghindari Penyalahgunaan Smartphone

Tindakan yang seharusya dilakukan setiap remaja untuk menghindari

penyalahunaan handphone yaitu (Amita, 2009) :

1) Menolak ajakan teman untuk menyipan maupun melihat hal-hal yang

meyangkut pornoaksi dan pornografi.

2) Tidak membawa Smartphone ke seolah atau mematikan Smartphone saat

pelaaran berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi belajar.

3) Ketika berada dirumah sebaiknya mengatur waktu sebaik-baiknya antara

belajar dan mengunakan Smartpone.

4) Beajar sebaik mungkin agar tidak sampai menggunakan smartphone saat

ujian.

5) Menghindari mengases situs porno atau mendownload konten-konten

porno dari smartphone.

6) Menggunakan handphone jika dipelukan dan untuk hal-hal yang penting

saja.

7) Memperba nyak konten - konten religi pada smartphone.

8) Memberi kode penaman pada smartphone jika diperlukan.


Dalam hal ini pengawasan dari orang tua juga sangat penting.Mengingat

kenaalan remaja dilakukan mayoritas dilakukan oleh para remaja yang kurang

mendapat perhatian dari orang tua.

2.1.7 Penggunaan Smartphone Bagi Pelajar

Pelajar saat ini sudah menggunakan Smartphone dalam keidupannya.

Mereka tidak hanya mengunakan Smartphone untuk berkomunikasi.Mereka juga

menggunakan smartpone untuk mengisi waktu luang, seperti mengunakan

smartphone untuk mendengark an radio/musik, bermain game, internet, melihat

gambar ataupun foto.Tidak sedikit pelajar yang menyipan video dan foto yang

tidak senonoh di smartphone.Bagi pelajar smartphone juga diunakan untuk tukar-

menukar jawaban ujian. Namun penggunaan smartphone yang paling sering

diakukan pelajar adalah untuk berkomunikasi dan mebuka internet.Selain itu,

pelajar memiliki smartphone karena ingin mendapatkan keudahan dalam

komunikasi. Mereka tidak hanya menggunakan smartphone untuk hiuran, namun

mereka juga menggunakan smartphone untuk menerjakan tugas sekolah.Mereka

menggunakan aplikasi smartphone dalam beajar, seperti kalkulator dan internet.

Hampir seluruh pelajar memiliki smartphone.Pelajar SMA Sewon yang meiliki

smartphone selalu membawa barang tersebut ke sekolah. Tidak jarang meeka

menggunakan smartphone saat jam pelajaran.Penggunaan smartphone untuk

menhitung,internet, bahkan untuk sms, game, dan membuka jejaring sosial seperti

facebook ataupun twitter sering dilakukan pelajar ketika proses belajar mengajar

sedang berangsung.(Dephy, 2009).


2.1.8 Alasan Pelajar Selalu Menggunakan Smartphone

Mereka telah berantung pada smartphone.Di era globalisasi ini mereka

sudah kecaduan terhadap smartphone.Sehingga sulit bagi mereka untuk tidak

mengunakan smartphone dalam aktivitas apapun (Dephy, 2009).

Smartphone selalu digunakan oleh kaangan pelajar.Ada banyak alasan

pelajar yang sealu menggunakan smartphone, diantaranya adalah :

1) Smartphone adalah alat kounikasi yang sangat mudah

2) Smartphone adalah media yang paling mudah dalam mendaatkan

informasi serta hiburan

3) Smartphone merupakan alat yang memiiki banyak kegunaan dalam

keseharian mereka

4) Smartphone salah satu alat yang peting, simpel, praktis, dan cepat.

2.1.9 Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Prestasi Belajar

Siswa

Salah satu hasil dari perembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

adalah tercitanya alat komunikasi yang canggih yaitu Smartphone.Smartphone

pada awalnya hanya diunakan oleh orang – orang yang memang benar – benar

membutuhkannya,eperti para pekerja kantoran,pebisnis,pejabat atau guru.Namun,

sekarang Smartphone tidak hanya digunakan oleh orang – orang penting saja

tetapi juga anak – anak usia sekolah. Lebih parahnya lagi anak – anak usia sekolah

dasar pun sudah menenal dan menggunakan Smartphone.Mengingat tujuan


dicitakannya, Smartphone memang diharapkan bisa memberi kemudahan

komunikasi kepada mausia, terutama untuk komunikasi jarak jauh.Namun

ternyata hal ini juga bisa mebawa dampak pada pestasi belajar siswa tersebut.

Baik dapat meingkatkan prestasi belajarnya tetapi juga bisa meurunkan prestasi

belajar siswa.

Smartphone memiliki dapak positif dan dampak negatifnya.Yang

termasuk dampak positif dari Smartphone diantaranya adalah (Dephy, 2009) :

1) Menambah penetahuan tentang perkembangan teknologi

Teknologi selalu bekembang sesuai dengan jaman dan pola pikir

manusia yang selalu menuju kearah modernisasi.Oleh sebab itu ada baiknya

juga jika siswa juga mapu mengikuti perembangan teknologi dan informasi

untuk pengetahuan siswa juga.

2) Mempermudah komunikasi terutama jarak jauh

Untuk membatu siswa yang kesulitan dalam mengerjakan PR,

Smartphone bisa membantu menhubungi teman yang rumahnya jauh untuk

bertanya PR karena dapat menghemat waktu.

3) Memperluas jaringan persahabatan

Denan menggunakan Smartphone siswa bisa menambah teman dengan

mudah melalui teepon langsung atau pesan singkat (SMS).

4) Sebagai penghibur pada saat siswa jenuh belajar


Dalam Smartphone tedapat fitur – fitur MP3 atau game yang dapat

memberi hiuran pada siswa sehingga apabila siswa mengalami kejenuhan

dalam beajar siswa dapat mendengarkan musik atau sekedar main game.

5) Terdapat fitur internet yang dapat membantu siswa mencari informasi

Hal ini mampu mebantu siswa untuk mencari informasi atau materi

peajaran melalui fitur internet yang tedapat di Smartphone.

6) Memiliki banyak memory

Smartphone memiliki banyak meory untuk menyimpan banyak data

denan mudah dan dapat dibawa kemana-mana, baik informasi materi

pelajaran, foto – foto, video, hasil ujian, inormasi tentang buku terbaru dan

musik. Ini bisa digunakan untuk membantu dan mempermudah siswa

meahami pelajaran.

Selain dampak positif dari pengunaan Smartphone yang cukup banyak,

namun cukup banyak juga dampak neatif dari penggunaan Smartphone bagi

siswa yang patut di waspadai dan seharusnya di hindari sebagai berikut :

a. Terdapat efek radiasi yang mapu mempengaruhi kesehatan siswa,

sehingga sebaiknya untuk anak SD jangan diberi Smartpone untuk

digunakan secara permanen.

b. Rawan tindak kejaatan, karena anak–anak di anggap kurang bisa

menjaga diri menyebakan anak–anak menjadi target utama dari

kejahatan pencurian.
c. Mengganggu perkebangan anak, karena tidak jarang anak sekolah malah

lebih tertarik melihat Smartphone yang beretar ketika pelajaran

berlangsung.Parahnya lagi,Smartphone digunakan untuk mencontek

jawaban pada saat ujian akhir/nasional.

d. Smartphone juga bisa mengakibatk an pemorosan, karena menambah

pengeluaran untuk pulsa.Apalagi pulsa tersebut tidak digunakan dengan

baik, maka akan membuang sia – sia pulsa tsb.

e. Penyalahgunaan fitur internet

Internet yang selayanya digunakan untuk mempermudah siswa mencari

inormasi atau materi pelajaran bisa disalah gunakan untuk mencari

gambar atau video yang kurang baik (porno).

f. Menurunkan mental belajar siswa

Siswa kurang berani menambil resiko dalam ujian, sehingga sering

mencari jalan aman dengan mencontek teman melalui Smartpone.Ini

yang menjadikan minat belajar siswa juga berurang yang mengakibatkan

prestasi belajar siswa pun turun.

Banyak dampak yang ditimbulkan oleh pengunaan Smartphone, namun

parahnya dampak neatif dari Smartphone justru lebih banyak.Smartphone yang

diciptakan dengan tujuan positif malah sering dianfaatkan untuk hal negatif

terutama bagi pelajar.

Karenannya Smartphone akan sangat bermanaat apabila penggunanya

mampu menfaatkan dengan bijaksana.Jangan sampai Smartphone menabah

banyak masalah dan menghambat prestasi belajar siswa.Kontrol dari guru dan

orang tua terhadap penggunaan Smartphone bagi anak seolah sangat diperlukan.
Mengingat Smartphone tidak hanya membawa pengaruh yang poitif terhadap

belajar siswa namun juga mampu memberi pengaruh negatif untuk perembangan

prestasi siswa dan kesehatan siswa (Amita, 2009).

2.2 Konsep Kualitas Tidur

2.2.1 Definisi Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah ukuran dimana seeorang itu dapat keudahan dalam

memulai tidur dan untuk mempertahank an tidur, kualitas tidur seseorang dapat

digabarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan–keluhan yang dirasakan saat

tidur ataupun sehabis bangun tidur.Kebutuhan tidur yang cukup ditetukan selain

oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur

(kualitas tidur). Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kuaitas tidur

yaitu, faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup.Dari faktor

fisiologis berdampak dengan penuunan aktivitas sehari – hari, rasa lemah, lelah,

daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari

faktor psikologis berampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan

Perry. 2005).

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

Kualitas tidur merujuk pada keampuan seseorang untuk dapat tidur dan

mendapatkan tidur REM dan NREM yang tepat.Kualitas tidur adalah jumlah total

waktu tidur seseorang. Faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur,

yaitu (Ibrahim, 2013) :


a.      Penyakit

Sakit yang menyebabkan nyeri dapat menibulkan masalah tidur.Seseorang

yang sedang sakit membuuhkan waktu tidur lebih lama dari pada keadaan

normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga akan terganggu

karena penyakinya seperti rasa nyeri yang ditimbulkan oleh luka, tumor atau

kanker pada stadium lanjut.

b.      Lingkungan

Lingkungan dapat mendukung atau menhambat tidur, temperatur, ventilasi

peneangan ruangan, dan kondisi kebisingan sangat berpengaruh tehadap tidur

seseorang.

c.       Kelelahan

Kelelahan akan berpenaruh terhadap pola tidur seseorang.Semakin lelah

seseorang akan semakin pendek tidur REM nya.

d.      Gaya hidup

Orang yang beerja shift dan sering berubah shift nya harus mengatur

kegiaannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat.Keadaan rileks sebelum

istirahat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keampuan seseorang

untuk dapat bisa tidur.

e.      Stres emosi

Depresi dan keemasan seringkali mengganggu tidur.Seseorang yang

dipenuhi dengan masalah munkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur.

Kecemasan akan meningkatkan kadar norepinephrin dalam darah yang akan

meransang sistem saraf simpatetik.Perubahan ini menyebabkan berkurangnya

tahap IV NREM dan tidur REM.Kecanduan smartphone meruakan gangguan


kontrol pada hasrat atau keininan untuk menggunakan smartphone dan

ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu penggunaan smartphone

itu sendiri sehingga menibulkan perasaan cemas dan gangguan hubungan

sosial (Freeman, 2008).

f.        Obat-obatan dan alkohol

Beberapa obat-obatan berpegaruh terhadap kualitas tidur.Obat-obatan yang

mengandung diuretic menyeabkan insomnia, anti depresan akan memsupresi

REM. Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali menalami

gangguan tidur.

2.2.3 Jenis – Jenis Kualitas Tidur

Pada hakekatnya tidur dapat diklasiikasikan ke dalam dua kategori yaitu

dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan

geraan bola mata lambat Non – Rapid Eye Movement – NREM, (Asmadi. 2008).

a. Tidur REM

Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paraoksial.Hal tersebut bisa

disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur dengan nyeyak sekali, namun fisiknya

yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif.Tidur REM ini ditandai

dengan mimpi, otot – otot kendor, teanan darah bertambah, gerakan mata cepat

(mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis

tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat, tanda

tanda orang yang mengalami keilangan tidur REM yaitu, cenderung hiperaktif,
emosi sulit terkendali, nafsu makan bertambah, bingung dan curiga (Asmadi.

2008).

b. Tidur NREM

Menurut Asmadi (2008), meruakan tidur yang nyaman dan dalam.Pada

tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar

atau tiak tidur.Tanda - tanda tidur NREM ini antara lain : mimpi berurang,

keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme

turun, dan gerakan bola mata lambat.Pada tidur NREM ini mempunyai empat

tahap masing – masing tahap diandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang

otak.

1) Tahap I

Meruakan tahap tranmisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi

tidur.Ditandai dengan seseorang measa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi

lemas, keopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan keanan

kecepatan jantung dan penapasan menurun secara jelas, seseorang yang tidur pada

tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah.

2) Tahap II

Merupakan tahap tidur rinan dan proses tubuh terus menerus.Tahap ini

ditandai dengan kedua bola mata berhenti bererak, suhu tubuh menurun,

penapasan turun dengan jelas.Tahap II ini berlangsung sekitar 10 – 15 menit.


3) Tahab III

Merupakan tahap fisik yang lemah lunlai karena tonus otot lenyap secara

menyeluruh.Kecepatan jantung,pernapasan dan proses tubuh berlanjut mengalami

penurunan akibat doinasi sistem saraf parasimpatis.Seseorang yang tidur pada

tahap III ini sulit untuk dibangunkan.

4) Tahap IV

Merupakan tahap dimana seseorang tersebut tidur dalam keadaan rileks,

jarang bererak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit

dibanunkan.Pada tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh.

Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V.

Tahap ini meupakan tahap tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk

pada tahap V, yang ditadai dengan kembali bereraknya kedua bola mata yang

berkecepatan lebih tinggi dari tahap – tahap sebelumnya.Tahap ini berlangsung

sekitar 10 menit, dan dapat pula tejadi mimpi. Selama tidur malam sekitar 6 – 7

jam, seseorang mengalami REM dan NREM bergantian sekitar 4 – 6 kali

(Asmadi. 2008).

Pre – sleep

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Tidur REM

Tahap 2 Tahap 3
2.1 Gambar konsep kualitas tidur (Asmadi, 2008).

Keterangan : kondisi pre – sleep meupakan dimana seseorang masih dalam

keadaan sadar penuh, namun mulai ada keininan untuk tidur. Pada perilaku pre –

sleep ini, misalnya, sesorang pergi ke kamar tidur lalu beraring di kasur atau

berdiam diri mereahkan badan dan melemaskan otot, namun belum tidur.

Selanjutnya mulai measakan ngantuk, maka orang tersebut memasuki tahap I. Bila

tidak bangun, baik itu disenaja ataupun tidak, maka orang tersebut telah memasuki

tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV.

Setelah selesai tahap IV, ia akan kembali measuki tahap III dan

selanjutnya tahap II. Ini adalah fase tidur NREM. Dan ketika memasuki tahap V ,

ini disebut tiur REM. Bila telah terlalui semua, maka orang tersebut telah melalui

siklus tidur pertama baik NREM maupun REM. Siklus ini berlanjut selama orang

tersebut tidur.Namun, perantian siklus ini tidak lagi dimulai dari awal tidur, yaitu

pre – sleep dan tahap I, tetapi lansung tahap II ke tahap selanjutnya seperti pada

siklus yang pertama.Semua siklus ini berahir ketika orang tersebut terbangun dari

tidurnya (Asmadi. 2008).

2.2.4 Gangguan Kualitas Tidur

Gangguan Kualitas Tidur ialah meupakan suatu keadaan seseorang dengan kuaitas

tidur yang kurang (Gunawan L, 2001 dalam Wahyuningsih 2007).

1. Insomnia
Isomnia adalah kesulitan untuk tidur atau keulitan untuk tetap tidur, atau

gangguan tidur yang membuat penerita merasa belum cukup tidur pada saat

tebangun. Gejala fisik : Muka pucat, mata sembab, badan lemas dan daya tahan

menurun sehingga menjadi mudah teserang penyakit, dan gejala psikisnya : Lesu,

lambat mengadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi.

2. Hipersomnia

Hipersomnia adalah gangguan jumlah tidur yang belebihan dan selalu

megantuk di siang hari.Gangguan ini dikenal sebagai narkolepsi yaitu pasien tidak

dapat menhindari untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap usia, tapi paling sering

pada awal reaja atau dewasa muda. Gejala fisik : mengantuk yang hebat, gugup,

depresi, harga diri rendah, hilannya tonus otot dipicu oleh emosi menakibatkan

immobilisasi, tidak mampu bergerak waktu mula – mula bangun. Gejala psikis:

halusinasi visual atau audio (pendengaran).

3. Parasomnia

Parasomnia adalah ganguan tidur yang tidak umum dan tidak diinginkan,

yang tampak secara tiba – tiba selama tidur atau tejadi pada ambang terjaga dan

tidur.Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang diandai mimpi lama dan

menakutkan.Gejala fisik : jalan watu tidur, kadang – kadang bericara waktu tidur,

mendadak duduk ditempat tidur dan matanya tampak mebelalak liar.Gejala

psikis : penderita jarang meningat kejadiannya (Anonim, 2004, Mekanisme tidur).

4. Narkolepsi

Narkolepsi adalah serangan menantuk yang mendadak pada siang hari,

sering disebut sebagai serangan tidur.Penyebabnya tidak diketahui tetapi tidak


diperkirakan akibat keusakan genetik sistem saraf pusat (Aman, 2005 dalam

Prayitno 2012).

2.2.5 Komponen Kualitas Tidur

Kuaitas tidur dapat diukur dengan menggunakan PSQI yang terdiri dari

tujuh komponen, yaitu:

1 Kualitas Tidur Subjektif

Ealuasi kualitas tidur secara subjetif merupakan evaluasi singkat terhadap

tidur seseorang tentang apakah tidurnya sangat baik atau sangat buruk.

2 Latensi tidur

Latensi tidur adalah durasi mulai dari beangkat tidur hingga tertidur.

Seseorang dengan kualitas tidur baik menhabiskan waktu kurang dari 15

menit untuk dapat measuki tahap tidur selanjutnya secara lengkap.

Sebaliknya, lebih dari 20 menit menandakan level insomnia yaitu

seseorang yang menalami kesulitan dalam memasuki tahap tidur

selanjutnya.

3 Durasi tidur

Durasi tidur diitung dari waktu seseorang tidur sampai tebangun di pagi

hari tanpa menyebutkan terbangun pada tengah malam.Orang dewasa yang

dapat tidur selama lebih dari 7 jam setiap malam dapat diatakan memiliki

kualitas tidur yang baik.

4 Efisiensi kebiasaan tidur


Efisiensi kebiasaan tidur adalah rasio perentase antara jumlah total jam

tidur dibagi denan jumlah jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang

dikatakan mepunyai kuaitas tidur yang baik apabila efisiensi kebiasaan

tidurnya lebih dari 85%.

5 Gangguan tidur

Ganguan tidur merupakan kondisi terutusnya tidur yang mana pola tidur-

bangun seseorang berubah dari pola kebiasaannya, hal ini menyebabkan

penurunan baik kuantitas maupun kualitas tidur seseorang.

6 Penggunaan obat

Penggunaan obat-obat an yang mengadung sedative mengindikasikan

adanya masalah tidur.Obat-obatan mempunyai efek teradap terganggunya

tidur pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah mengonsumsi obat yang

mengandung sedatif, seseorang akan diadapkan pada kesulitan untuk tidur

yang disertai dengan frekuensi terbangun di tengah malam dan keulitan

untuk kembali tertidur, semuanya akan berdampak langsung terhadap

kualitas tidurnya.

7 Gangguan beraktifitas

Seseorang dengan kuaitas tidur yang buruk menunjukkan keadaan

menantuk ketika beraktivitas di siang hari, kurang antusias atau perhatian,

tidur sepanjang siang, kelelahan, depresi, mudah menalami distres, dan

penurunan kemampuan beraktivitas.

2.3 Konsep Remaja

2.3.1 Definisi Remaja


Pada akhir abad ke-19 dan pada awal abad ke-20, para ahli

meemukan suatu konsep yang sekarang kita sebut sebagai reaja

(adolescence).Ketika buku Stanley Hall mengenai remaja dipublikasikan di

tahun 1904, buku ini sangat beperan dalam merestrukturisasi gagasan-gagasan

mengenai remaja.Masa remaja disebut sebagai periode transisi perembangan

antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-

perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007).

Masa remaja, menurut Mappiare (dalam Ali & Asrori, 2012)

berlansung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13

tahun sampai denan 22 tahun bagi pria.Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut

adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk

mencapai kemaangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence

sesunguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,

sosial, dan fisik (Hurlock, dalam Ali & Asrori, 2012).

WHO (World Health Organization) menefinisikan remaja secara

konseptual, dibagi menjadi tiga kriteria yaitu biologis, psikologis dan sosial

ekonomi (Sarwono, 2012).Secara lengkap definisi tersebut berunyi sebagai

berikut:

a. Remaja berkembang mulai dari pertama kali meunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai menapai kematangan seksual.

b. Remaja mengalami perkebangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi deasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantung an sosial ekonomi menuju keadaan

yang reatif lebih mandiri.


Piaget (dalam Ali & Asrori, 2012) mengatakan bahwa secara psikologis,

remaja adalah suatu usia ketika inividu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat

dewasa, suatu usia saat anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat

orang yang lebih tua melaikan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Bedasarkan definisi-definisi tersebut diatas,dapat ditarik kesipulan bahwa

remaja adalah suatu usia ketika individu mulai meunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai mencapai keatangan seksual, mengalami perkembangan

psikologis dan pola ietifikasi dari kanak-kanak menjadi deasa, terjadi peralihan

dari ketergantungan sosial ekonomi menuju keaaan yang relatif lebih mandiri,

menjadi terinterasi ke dalam masyarakat dewasa, serta individu tidak merasa

bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa

sama, atau paling tidak sejajar (WHO, dalam Sarwono, 2012; Piaget, dalam Ali &

Asrori, 2012).

2.3.2 Pembagian Usia Remaja

Sa’id (2015), membagi usia remaja mejadi tiga fase sesuai tingkatan

umur yang dilalui oleh remaja.Menurut Sa’id, setiap fase memiiki

keistimewaannya tersendiri.Ketiga fase tingkatan umur reaja tersebut antara lain:

1. Remaja Awal (early adolescence)

Tingkatan usia remaja yang pertama adalah reaja awal.Pada tahap

ini, remaja berada pada rentang usia 12 hingga 15 tahun.Umumnya reaja tengah

berada di masa sekolah menengah pertama (SMP).Keistimewaan yang terjadi

pada fase ini adalah remaja tengah beubah fisiknya dalam kurun waktu yang

singkat.Remaja juga mulai tetarik kepada lawan jenis dan mudah terangsang

secara erotis.
2. Remaja Pertengahan (middle adolescence)

Tingkatan usia remaja selanjutnya yaitu remaja perengahan, atau

ada pula yang meyebutnya dengan remaja madya.Pada tahap ini, remaja berada

pada rentang usia 15 hingga 18 tahun. Umumnya remaja tengah berada pada masa

sekolah meengah atas (SMA).Keistimewaan dari fase ini adalah mulai

sempurnanya perubahan fisik reaja, sehingga fisiknya sudah menyerupai orang

dewasa. Remaja yang masuk pada tahap ini sangat meentingkan kehadiran teman

dan remaja akan senang jika banyak teman yang meyukainya.

3. Remaja Akhir (late adolescence)

Tingatan usia terakhir pada remaja adalah remaja akhir.Pada tahap

ini, remaja telah berusia sekitar 18 hingga 21 tahun.Remaja pada usia ini uumnya

tengah berada pada usia penidikan di perguruan tinggi, atau bagi remaja yang

tidak meanjutkan ke perguruan tinggi, mereka bekerja dan mulai membantu

menafkahi anggota keluarga.Keistimewaan pada fase ini adalah seorang remaja

selain dari segi fisik sudah mejadi orang dewasa, dalam bersikap remaja juga

sudah menganut nilai-nilai orang deasa.

2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan

sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mecapai kemampuan

bersikap dan berperilaku secara dewasa.Adapun tugas-tugas perkebangan masa

remaja menurut Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2012) adalah berusaha:

1. Mampu meerima keadaan fisiknya.

2. Mampu menerima dan meahami peran seks usia dewasa.


3. Mampu membina huungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan

jenis.

4. Mencapai keandirian emosional.

5. Mecapai kemandirian ekonomi.

6. Mengembangkan konsep dan keteampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melaukan peran sebagai anggota masyarakat.

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang deasa dan orangtua.

8. Mengebangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

9. Mempersiapkan diri untuk measuki perkawinan.

10. Memahami dan memersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase reaja ini amat berkaitan dengan

perkembangan kogniifnya, yaitu fase operasional formal.Kematangan pencapaian

fase kognitif akan sangat membantu keampuan dalam melaksanakan tugas-tugas

perkembangannya dengan baik.


2.4 Kerangka Konsep

Faktor – faktor yang Remaja usia 16 – 19 tahun


mempengaruhi penggunaan pengguna smartphone
smarthone pada Kualitas tidur: kecanduan penggunaan
Smartphone :
A. Penyakit
B. Lingkungan Tidur A. Aktivitas terganggu
C. Kelelahan B. Ketergantungan
D. Gaya hidup C. Ketidakmampuan
E. Stress emosi mengendalikan diri
Komponen Kualitas Tidur : D. Merasa cemas dan
(Ibrahim, 2013) kehilangan
A. Kualitas Tidur subjektif E. Memilih berintraksi
B. Latensi Tidur menggunakan
C. Durasi Tidur smartphone
D. Efisiensi Tidur ( Smartphone
E. Gangguan Tidur Addiction Scale
F. Penggunaan Obat (SAS)
Tidur
G. Gangguan Beraktivitas
Gangguan Kualitas Tidur : (The Pittsbutgh Sleep Quality
Index (PSQI)
1) Insomnia
2) Hipersomnia
3) Parasomnia
4) narkolepsi
(Gunawan L, 2001 dalam
Wahyuningsih, 2007) Baik Buruk
Tahapan Kualitas Tidur :

A. Rapid Eye Movement (


REM )
B. Non – Rapid Eye
Movement ( NREM )
, (Asmadi. 2008)

: Di teliti

: Tidak di teliti
Gambar 2.1 Hubungan Keanduan Penggunaan Smartphone Dengan Kuaitas
Tidur Pada Remaja

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian Ada Huungan Kecanduan Penggunaan

Smartphone Dengan Kualitas Tidur Pada Reaja Di SMA Muhammadiyah 7

Surabaya
BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dielaskan tentang meode penelitian yang meliputi:

1) desain penelitian 2) kerangka kerja 3) populasi, sampel dan sampling 4)

variabel penelitian dan definisi operasional 5) penumpulan dan pengolahan data

dan 6) etik penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain peneitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam

melakukan posedur penelitian (Aziz A.H, 2010). Ada juga yang meguraikan

bahwa desain peneliian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetakan dan berperan sebagai pedoman atau penentu

penelitian pada seuruh proses penelitian (Yani, 2008).

Desain yang digunakan dalam peneitian ini adalah Analitik Korelasional

dengan pendekatan cross sectional yakni penelitian yang meneankan pada waktu

pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu

kali kali pada satu saat (Nursalam, 2008).Dalam penelitian ini peneiti ingin

mengetahui hubungan kecanduan pengunaan Smartphone dengan kualitas tidur

remaja di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya.


3.2 Kerangka Kerja

Populasi Terjangkau

Semua remaja kelas 12 di sekolah SMA Muhammadiyah 7 Surabaya 241

Teknik Sampling

Purposive Sampling

Sample

Remaja yang memenuhi kriteria inklusi : 122 siswa-siswi

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Cross sectional

Variabel

- Independen : Penggunaan Smartphone

- Dependen :Kualitas tidur

Analisa Data

Uji statistik korelasi spearman rank (rho) menggunakan SPSS 16

Penyajian Data

Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka kerja peneitian Hubungan kecanduan pengunaan
smartphone dengan kualitas tidur remaja di SMA Muhammadiyah
7 Surabaya.

3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek atau obyek dengan karateristik tertentu yang akan

diteliti, bukan hanya subjek atau obyek yang akan dipeajari saja tetapi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subyek tesebut (Sugiyono,

2009).Populasi dikatakan sebagai kumpulan orang, individu, atau obyek yang

akan diteliti sifat - sifat atau karateristiknya (Hidayat, 2010). Poulasi dalam

penelitian ini adalah remaja di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya yang berjumlah

241.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian julah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010).Tujuan ditentukannya

sampel dalam penelitian adalah untuk mepelajari karakteristik suatu populasi,

karena tidak dimunginkannya peneliti melakukan penelitian di populasi, karena

jumlah populasi yang sangat besar, keteratasan waktu, biaya, atau hambatan

lainnya (Hidayat, 2010).Ada Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah

remaja di SMA memenui kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 122.

Penentuan besar sampel digunakan rumus:

n = N Z21-α/2 P (1-P)
(N-1) d2 + Z21-α/2 P (1-P)

Keterangan :
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

jadi :
n = 241. 1,962. 0,2. 0,8
(241-1) . 0,052 + 1,962 . 0,2 0,8
n = 241. 3,8416 . 0,16
240 . 0,0025+ 3,8416 . 0,16
n = 148,132096
0,6 + 0,614656
n= 148,132096
1,214656
n = 122 remaja
Maka besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 122 remaja.
Kriteria inklusi adalah karateristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjankau yang diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi

pada penelitian ini :

• Siswa – siswi yang mempunyai Smartpone

• Siswa – siswi yang mengalami kecaduan smartphone antara lain :

Aktivitas terganggu, Keterantungan, Ketidakmampuan mengendalikan


diri, Merasa cemas dan kehilangan, Memilih berintraksi menggunakan

smartphone.

• Remaja berusia 17-18 tahun

Kriteria ekslusi adalah mengilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi krieria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).

• Siswa – siswi yang tidak masuk sekolah pada saat penelitian

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunaan dalam

penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan poulasi yang ada (Hidayat, 2010).Dalam penelitian ini jenis

pengambilan sampel yang digunakan adalah “Non probability Sampling” yaitu

teknik pengabilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari

setiap anggota populasi, dengan tujuan untuk tidak geeralisasi yang berasal pada

proabilitas yang tidak sama.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dengan cara menggunakan teknik “Purposive Sampling” yaitu suatu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih di antara populasi sesuai denan yang

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut

dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.Peneliti

mengunakan teknik Purposive Sampling berdasarkan kriteria inklusi yang sudah

di tentukan peneliti.
3.4. Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen (bebas)

Variabel independent meruakan variabel yang menjadi sebab perubahan

atau tibulnya variabel dependent (Aziz, A.H, 2010).Pada penelitian ini variabel

independennya adalah kecanduan penggunaan Smartphone.

3.4.2 Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipenaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas (Aziz, A.H, 2010). Pada penelitian ini

variabel dependennya adalah kualitas tidur.

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karateristik yang diamati, sehinnga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau penukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena (Aziz, A.H, 2010).


Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Kecanduan Penggunaan Smartphone
Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja di SMA Muhammadiyah 7
Surabaya

No Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor


Operasional
1. Independen: sebuah 1. Aktivitas Kuesioner Ordinal 1. Tidak
kecanduan perangkat terganggu smartphon pernah
penggunaan telekomunika 2. Ketergantu e addiction 2. Jarang
smartphone si elektronik ngan scale (sas) 3. Sering
yang 3. Ketidakma 4. Selalu
mempunyai mpuan ( Kwon M,
kemampuan mengendal Kim D-J,
dasar yang ikan diri Cho H,
sama dengan 4. Merasa Yang S
telepon fixed cemas dan (2013)
line sehingga kehilangan
konvesional 5. Memilih
namun dapat berintraksi
dibawa mengguna
keman-mana kan
(portable) dan smartphon
tidak perlu e
disambungka
n dengan
jaringan
telepon
menggunakan
kabel dan
digunakan
sehari-hari
2. Dependen: Merupakan 1 fungsi Kuesioner Ordinal 1. insomni
Kualitas kepuasan kognitif, The a
tidur tidur individu Pittsburgh 2. hiperso
seseorang mampu Sleep mnia
yang ditandai berkonsen Quality 3. paraso
dengan tidur trasi Index mnia
lelap pada dalam (PSQI) 4. narkole
malam hari proses psi
dan perasaan belajar (Curcio et
bugar ketika dan rasa al. 2012)
bangun pagi keingintah
hari uan
muncul
2 aspek
mood,
individu
tanggap
terhadap
suatu
rangsanga
n misal
mengikuti
yang
diperintah
kan dan
keadaan
emosional
yang baik

3.6. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

0.6.1 Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk menumpulkan

data (Notoadmodjo, 2005). Pada peneitian ini instrument yang akan digunakan

adalah : Kuesioner smartphone addiction scale (SAS) dan Kuesioner The

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

0.6.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilasanakan pada 20 Januari 2018 di SMA Muhammadiyah

7 Surabaya.

0.6.3 Prosedur Pengambilan Data

Prosedur pengabilan data awal diawali dengan pengambilan surat

pengantar dari lembaga pendidikan yang ditujukan kepada Kepala sekolah SMA

Muhammadiyah 7 Surabaya, sebagai perohonan ijin untuk melakukan penelitian

di sekolah,.Setelah ijin diperoleh, peneliti melakukan survey data awal di SMA


Muhammadiyah 7 Surabaya. dengan cara datang untuk mendata jumlah siswa –

siswi.Pengambilan data mengunakan kuesioner penggunaan Smartphone. Setelah

pengambilan data awal, peneliti melakukan teknik sampling dengan menggunakan

teknik “Purposive Sampling”.

Langkah selanjutnya, peneliti melakukan peelitian dengan menyebarkan

kuesioner smartphone addiction scale (sas) dan kuesioner The Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI). Setelah kuesioner di isi oleh resonden, peneliti menarik

kembali kuesioner untuk ditabulasi dan di analisa data.

0.6.4 Cara Pengolahan Data

Data yang telah terumpul dari kuesioner yang telah di isi responden

kemudian di ubah dengan tahap sebagai berikut :

1. Editing

Merupakan upaya untuk meeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap penumpulan data atau

setelah data terkumpul (Hidayat, 2010).Peneliti akan memeriksa kembali semua

data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner, meneliti satu persatu tentang

kelenkapan pengisian kuisioner apakah sudah jelas, relevan dan kosisten. Jika

terdapat jawaban yang tidak jelas penulisanya atau ada daftar pertanyaan yang

tidak berarti maka pengupulan data yang bersangkutan diminta untuk menjelaskan

atau melengkapinya.

1. Coding

Merupakan kegiatan pemerian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri dari beberapa kaegori (Hidayat, 2010).Pemberian kode dimaksudkan agar


lebih memermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data.Maka setiap

jawaban kuisioner yang telah disebarkan diberi kode.

1. Penggunaan smartphone

1. Kode angka 3 sangat ketergantungan (76-100%)

2. Kode angka 2 ketergantungan (56-75%)

3. Kode angka 1 tidak ketergangtungan (˂55%)

2. Kualitas tidur

1. Kode angka 3 kualitas tidur kurang (76-100%)

2. Kode angka 2 kualitas tidur cukup (56-75%)

3. Kode angka 1 kualitas tidur baik (˂55%)

1. Scoring

Lembar peranyaan kuesioner untuk kecanduan pengunaan smartphone dan

kualitas tidur, yaitu dengan skor nilai sebagai berikut ;

• Kecanduan Penggunaan smartphone

a. Tidak pernah : 1

b. Jarang : 2

c. Sering : 3

d. Selalu : 4

• Kualitas tidur

a. Sangat kurang : 1

b. Kurang baik : 2

c. Baik : 3

d. Sangat baik : 4
1. Tabulation

Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan peneitian yang diinginkan

oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Data yang telah dikupulkan mulai dari awal

hingga akhir penelitian disusun seemikian rupa sehingga mudah untuk dijumlah

dan disajikan secara bentuk table atau grafik.

• Aspek penggunaan handphone dinilai denan menggunakan rumus :

P = f/N x 100%

Keterangan :

P = presentase

f = jumlah jawaban yang benar

N = jumlah skor maksimal, jika pertanyaan dijawab benar

• Aspek kualitas tidur dinilai dengan menggunakan rumus :

P = f/N x 100%

Keterangan :

P = presentase

f = jumlah jawaban yang benar

N = jumlah skor maksimal, jika pertanyaan dijawab benar

1. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dibantu mengunakan perangkat lunak.

Analisa yang digunakan adalah :

• Analisa univariat
Bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan karateristik setiap variabel

(Notoatmodjo, 2012).Variabel dalam peelitian ini adalah variabel independen

yaitu kecanduan penggunaan smartphone sedangkan variabel dependen yaitu

kuaitas tidur.

• Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan kepada dua variabel yang diduga berorelasi atau

berhubungan (Notoadmodjo, 2012).Analisa data disini yang dimaksudkan untuk

mengetahui apakah ada hubungan keanduan penggunaan smartphone dengan

kuaitas tidur pada remaja.Untuk mengetahui bagaimana huungan dan seberapa

kuat hubungan tesebut, maka perlu di uji dengan mengunakan “uji spearman”.

Uji ini digunakan untuk menukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua

variabel yang berskala ordinal (Hidayat, 2010), caranya sebagai berikut :

Setelah data terkumpul dikelopokkan, dilakukan tabulasi data kemudian di

analisis dengan uji statistik “uji spearman” untuk mengeahui hubungan antara

variabel dengan skala data ordinal dan tingkat kemakna an (α) = 0,05 dengan

menggunakan SPSS untuk mengetahui apakah ada huungan yang bermakna,

apabila p < 0,05 maka Ho ditolak H1 diterima, berarti ada hubungan penggunaan

handphone dengan kualitas tidur pada reaja, akan tetapi jika p > 0,05 maka H o

diterima H1 di tolak, berarti tidak ada huungan kecanduan penggunaan

smartphone dengan kualitas tidur pada remaja. Dengan tingkat kemaknaan α =

0,005.

3.7. Etika Penelitian


Dalam melakukan peneitian, maka peneliti harus mengetahui etika

penelitian mengingat penelitian ini berubungan dengan manusia, maka etika

penelitian merupakan masalah yang sangat penting.Etika penelitian meliuti

sebagai berikut:

3.7.1 Persetujuan Responden

Informed Consent merupakan bentuk peretujuan antara peneliti terhadap

responden dengan memerikan lembar persetujuan (Hidayat, 2007). Peneliti

menjelaskan tujuan, prosedur dan hal-hal yang akan dilaukan selama

pengumpulan data, setelah reponden bersedia menandatangani lembar perseujuan

tersebut. Peneliti tidak akan memaksa jika responden tidak bersedia menjadi

responden dalam penelitian dan peneliti menhargai keputusan yang telah

ditentukan.

3.7.2 Tanpa Nama

Menjaga kerahasiaan identitas subjek peneliti tidak mencatumkan nama

responden pada lembar pengupulan data atau kuisioner, cukup dengan memberi

nomor kode masing-masing lembar tersebut.Pada penelitian ini kode yang

digunakan adalah inisial nama klien dari sampel yang di ambil.

3.7.3 Kerahasiaan

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dirahasiakan oleh

peneliti, hanya kelopok data tertentu yang disajikan atau dilaporkan seingga

rahasianya tetap terjaga dan kerahasiaan reponden dijamin tidak akan menyebar
ataupun bocor kemanapun karena sifatnya adalah rahasia.Serta hanya responden,

peneliti, sekolahan dan universitas saja yang mengetahuinya.

3.7.4 Keadilan

Dalam penelitian yang dilaukan harus bersifat adil tanpa membeda-bedakan

subjek maupun perakuan yang diberikan.Pada penelitian ini peneliti dalam

pegambilan data yang diteliti, tidak ada yang dibuat berbeda atau membedakan

antara satu denan lainnya, semuanya diperlakuk an secara sama dan adil, semua

populasi yang memiliki krieria iklusi mendapatkan kesempatan yang sama untuk

menjadi responden dan juga mendapatkan info peneitian yang sama.

3.7.5 Menguntungkan dan Merugikan

Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan siswa - siswi sebagai

responden menandung konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan siswa –

siswi. Penelitian yang dilakukan peneliti hendaknya tidak mengandung unsur

baaya dan merugian responden, apalagi sampai mengancam jiwa responden.

Penelitian ini tidak menandung unsur bahaya karena tidak melakukan tindakan

invasif.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan “Hubungan

Kecanduan Penggunaan Smartphone Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja Di Sma

Muhammadiyah 7 Surabaya”. Pengambilan data untuk studi pendahuluan

dilakukan pada tanggal September 2017 dan penelitian dilaksanakan pada

tanggal September hingga Agustus 2017 di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti

menentukan sampel dengan teknik sampling purposive sampel dengan total

sample 122 orang.

Hasil ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum peneliti

meliputi umur, Agama, suku bangsa dan jenis kelamin. Sedangkan data khusus

meliputi seberapa besar kecanduan penggunaan Smartphone dengan kualitas

tidur pada remaja. Untuk mengetahui hubungan kecanduan penggunaan

Smartphone dengan kualitas tidur pada remaja.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 07

Surabaya yang terletak di kelurahan Dukuh Sutorejo kecamatan Mulyorejo

Surabaya, Jawa timur. Sekolah beralamat di Jl. Sutorejo 98-100 Surabaya,

dengan jumlah siswa sebanyak 241 siswa dan guru sebanyak 14 orang.
B. Data Demografi

1. Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin Di SMA 7

Muhammadiyah 7 Surabaya

2. Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin Di SMA

7 Muhammadiyah 7 Surabaya

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase(%)

1 Laki-laki 68 58%

2 Perempuan 54 42%

Total 122 100%

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis laki-laki dengan prosentase 58% (68 responden), sedangkan

responden perempuan dengan prosentase 42% (54 respoden) dari jumlah

prosentase 100% (122 responden ).

3. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Remaja di SMA

Muhammadiyah 7 Surabaya

No Umur Jumlah Prosentase(%)

1 18 64 52%

2 17 58 48%

Total 122 100%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas remaja

berumur 18 tahun dengan persentase 52% (122 orang).


C. Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa di SMA


Muhammadiyah 7 surabaya, bulan September 2017

No Suku Bangsa Frekuensi Prosentase (%)

1 Jawa 103 84.4%

2 Madura 15 12.29%

3 Cina 4 3.27%

Total 122 100%

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden bersuku bangsa jawa dengan persentase 84.4% (103 orang),

sedangkan responden yang bersuku bangsa Madura denga persentase

12.29% ( 15 orang ), dan responden yang terkecil bersuku bangsa Cina

dengan persentase 3.27% (4 orang ) dari total responden sebesar 122

responden.

D. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan

Tabel 4.4 Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan di SMA


Muhammadiyah 7 surabaya, bulan September 2017

No Suku Bangsa Frekuensi Prosentase (%)

1 IPA 74 67%

2 IPS 48 33%
Total 122 100%

Berdasarkan table 4.4 bahwa jurusan terbanyak adalah IPA dengan

persentase 67% (74 responden), sedangkan IPS sebanyak 48 (33%) dari

jumlah sebanyak 122 responden.


4.1.2 Data Khusus

A. Data Khusus Krakteristrik Penggunaan Smartphone Pada Remaja Di

SMA Muhammadiyah 7 Surabaya

Tabel 4.4 Data Khusus Krakteristrik Penggunaan Smartphone Pada Remaja

Di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya

No Keterangan Frekuensi Presentasi


1 Sangat Ketergantungan 77 63%
Smartphone
2 Ketergantungan 45 37%
Smartphone
3 Tidak ketergantungan 0 0%

Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4.4 mayoritas remaja di SMA muhammadiyah 7

surabaya yang mengalami sangat kecanduan Smartphone adalah sebesar

63% (77 responden) sedangkan ketergantungan Smartphone adalah

sebesar 37% (45 responden) dan tidak ketergantungan adalah 0% dari total

jumlah 122 responden)

B. Data Khusus Krakteristrik Kualitas Tidur Pada Remaja Di SMA

Muhammadiyah 7 Surabaya

1. tabel 4.5 Data Khusus Karakteristrik Kualitas tidur Pada


Remaja Di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya

No Keterangan Frekuensi Presentasi


1 Kualitas tidur baik 0 0%

2 Kualitas tidur cukup 55 45%

3 Kualitas tidur kurang 67 55%

Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4.5 mayoritas remaja di SMA muhammadiyah 7

surabaya yang mengalami gangguan kualitas tidur kurang presentase

sebesar 55% dan yang mengalami gangguan kualitas tidur cukup

presentase sebesar 45% sedangkan yang mengalami kualitas tidur baik

presentase 0% dari jumlah presentase 100% (122 remaja).

C. Hubungan Kecanduan Penggunaan Smartphone dengan Kualitas


tidur pada remaja di SMA Huhammadiyah 7 Surabaya

1. Hubungan Kecanduan Penggunaan Smartphone Dengan


Kualitas Tidur Pada Remaja Di SMA Muhammadiyah 7
Surabaya

Table 4.6 tabel silang antara kecanduan penggunaan Smartphone dengan


kualitas tidur remaja di SMA Muhammadiyah & Surabaya
Smartphone
sangat
ketergantungan ketergantungan Total
kualitas tidur
tidur cukup 15 40 55

tidur
18 49 67
kurang
Total 33 89 122

Table 4.7 Hasil uji korelasi Speaman Rank menggunakan SPSS 16


KT KH
Spearm KT Correlation Coefficient 1,000 ,191*
an's rho Sig. (2-tailed) . ,035
N 122 122
KH Correlation Coefficient ,191* 1,000
Sig. (2-tailed) ,035 .
N 122 122
Dari hasil analisa statistic dengan menggunakan uji koreasi Spearman Raank

(Rho) menunjukkan ρ = 0,035 lebih kecil dari α= 0,05 jadi ada hubungan antara

kecanduan penggunaan Smartphone dengan kualitas tidur pada remaja di SMA

Muhammadiyah 7 Surabaya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Identifikasi kecanduan penggunaan smartphone

Berdasarkan hasil peneitian didapatkan bahwa hampir seluruh siswa SMA

Muhammadiyah 7 Surabaya mengalami keanduan handphone adalah kategori

sangat keterantungan sebesar 63% (77 siswa) dan ketergantungan sebesar 37%

(45 siswa), sedangkan yang tidak keergantungan 0% (tidak ada siswa) dari 122

siswa.

Siswa yang mengalami ketergantungan maupun sangat keergantungan

handpone adalah rata-rata kelahiran tahun 2000 yaitu dengan umur sekitar 17

sampai 18 tahun (sesuai criteria responden) yang diama dikenal dengan generasi

millennial.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikeukakan oleh Manhein dalam

penelitian Yanuar (2013) yang mengatakan bahwa generasi adalah suatu

konstruksi sosial dimana didalamnya terdapat seelompok orang yang memiliki

kesamaan umur dan penalaman historis yang sama.

Hasil penelitian Juniver (2016) mengatakan bahwa teknologi smartphone

dapat berdampak signifikan terhadap perilaku pengguna, baik perilaku yang

mengarah pada hal yang positif maupun negative.


Peneliti lain mengatakan bahwa terlihat anak usia dini mengunakan gadget

pada saat kegiatan tertentu, sehingga anak usia dini tersebut merasa teralalu

senang menggunakan gadget yang dapat menibulkan dampak potif maupun

negative pada dirinya maupun orang tuannya (Hafiz, 2017).

4.2.2 Identifikasi kualitas tidur pada remaja

Berdasarkan hasil penelitian meunjukkan bahwa sebagian besar sampel

mengalami kualitas tidur kurang yaitu 55% (67 Responden) dari 122 responden

yang di teliti.

Kualitas tidur yang baik akan menhasilkan kesegaran dan kebugaran disaat

terbangun begitupun sebaliknya tidur yang tidak adekuat dan berualitas buruk

dapat mengakibatkan berbagai gangguan keseimbangan fisiologis meliputi

penuunan aktifitas sehari-hari, merasa lelah, lemah, kondisi neuro muscular yang

buruk, proses penyembuhan menjadi lambat, daya tahan tubuh menurun, serta

gangguan psikologis seperti mudah stress dan koping tidak efektif (Pemi, 2009)

Penelitian Gaultne (2010), mengatakan bahwa banyak fator yang

meyebabkan mahasiswa mengalami gangguan tidur diantaranya adalah perubahan

gaya hidup dan perubahan sehari-hari.

Peneliti lain menjelaskan bahwa peruahan gaya hidup pada kaum muda

modern saat ini menarah kepada pemakaian teknologi secara massif salah satunya

adalah smartphone untuk berbagai kegiatan (Sharman, 2012).


Dapat dilihat di atas bahwa hampir seluruh siswa yang mengalami kuaitas

tidur kurang disebabkan oleh gayahidup sehari-hari salah satunya adalah

smartphone.

4.2.3 Hubungan kecanduan penggunan smartphone dengan kualitas tidur

pada remaja di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya

Berdasarkan hasil penelitian didaatkan data bahwa sebagian besar

responden keenduan Smartphone yang berategori sangat ketergantungan adalah

sebesar 77 sampel (63%), sedangkan responden kualitas tidur dengan kategori

tidur kurang sebesar 67 sampel (55%), dari 122 sampel yang diteliti. Dari hasil

analisa statistik dengan mengunakan uji korelasi Spearman Rank (Rho)

menunjukkan hasil dengan signifikan ρ = 0,035 dengan derajat kemaknaan yang

digunakan adalah α < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada

hubungan kecanduan pengunaan smartphone dengan kualitas tidur pada remaja di

SMA Muhammadiyah 7 Surabaya.

Hasil penelitian Sarif Hidayat (2014) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna dan berorelasi positif antara skor kecanduan

smartphone dengan skor kualitas tidur pada mahasiswa RIKUI (P=0,001;

r=0,197).

Penelitian lain menjelaskan bahwa keanduan smartphone menakibatkan

aktifitas seseorang terganggu karena tidak dapat mengontrol mengunakan

smartphone bahkan hingga larut malam (Studi Rutgers university, 2009).


Dalam penelitian Feerman, 2008 mengatakan kecanduan smartphone

meruakan gangguan control pada hasrat atau keininan untuk menggunakan

handphone dan ketidamampuan individu untuk mengontol waktu penggunaan

smartphone tersebut sehingga dapat menalami gangguan kesehatan lainnya.

Dari hasil penelitian dan di dukung oleh penelitian terahulu menunjukkan bahwa

pengaruh smartphone sangat erat sekali dengan keehatan masyarakat khusunya

kaum muda dalam hal ini adalah siswa yang di teliti, sehingga smartphone dapat

mempengaruhi kualitas tidur siswa di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesipulan dari hasil dan pembahasan

yang telah dilakukan untuk mejawab pernyataan dan saran-saran yang sesuai

dengan kesimpulan yang diambil, sehingga peneiti dapat menarik kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kecanduan penggunaan smartphone pada reaja di SMA Muhammadiyah 7

Surabaya adalah sebanyak 77 siswa (63%) dalam kategori sangat

ketergantungan

2. Kuaitas tidur pada remaja di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya adalah

sebanyak 67 (55%) dengan kaegorik tidur kurang

3. Ada hubungan antara kecanduan penggunaan smartphone dengan kulitas

tidur pada remaja di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya

5.2 Saran

1. Bagi Sekolah

Dengan adanya hasil penelitian ini diharakan agar sekolah lebih bisa

memanajemen keiatan siswa agar siswa tidak terlalu fokus dengan

smarthpone.
2. Bagi Siswa

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan siswa mengurangi

kegaiatan bermain smartphone guna untuk meningkatkan kesehatan diri

siswa sendriri.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan agar kedepannya dalam

memberikan asuhan keperawaratan di komunitas agar memperhatikan

psikologis dan interaksi sosial para siswa khususnya remaja di kota

Surabaya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat di kembangkan

pada penelitian selanjutnya tentang hubungan kecanduan penggunaan

smartphone dengan kualitas tidur pada remaja di SMA Muhammadiyah 7

Surabaya dengan metode yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

A,Aziz, Alimul, Hidayat,2010, Metodologi Penelitian Kesehatan Paradigma


Kuantitatif, Cetakan Pertama, Health Books Publishing, Surabaya.
Aboh, M., Oladosu, P., dan Ibrahim, K. (2013). Antimicrobial Activities of Some
Brands of Households Disinfectants Marketed in Abuja Municipal Area
Council, Federal Capital Territory, Nigeria. American Journal of Research
Communication. 1(8): 172-183.
Ahira,anne. Pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa.
http://www.Anneahira.com/pengaruh-handphone-terhadap-prestasi-
belajar-siswa.htm. diakses 04 Agustus 2017
Ali, Mohammad. dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan
Alimul Hidayat A.A., 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif,
Jakarta : Heath Books
Annita. 2009. “Dampak Handphone Bagi Pelajar” .http: //
artikelpgsd1b2009 .blogspot.com /2009/12/dampak-handphone-bagi-
pelajar.html.Diakses 04 Agustus 2017
Anomim.(2004). Gangguan Tidur Psikomatis. 3 Agustus 2017, available from:
http://www.Medicastore.com/nutracare/isi-calp-php
Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Buysse D.J., Reynolds C.F., Monk T.H., Berman S.R., Kupfer D.J. (1989) The
Pittsburgh Sleep Quality Index: A new instrument for psychiatric practice
and research. Psychiatry Research 28, 193-213.
Dephy (2009). Dampak HP Bagi Pelajar. http://dephy1993.wordpress.com.
Diakses 04 Agustus 2017.
Freeman, 2008. Govermental and Non profit Accounting, Jakarta : salemba Empat
Gunawan L. 2001. Gangguan Sulit Tidur. Yokyakarta
Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa
Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Jakarta : PT. Erlangga.
Hafiz. (2017). Dampak penggunaan gadget pada anak usia dini. Studi paud TK
handayani Bandar lampung. UN Lampung
Hidayat, Sarif. 2014. Kecanduan penggunaan smartphone dan kualitas tidur pada
mahasiswa RI UI.
Juniver.(2015). Dampak teknologi terhadap perihal orang tua di desa Touure
kecamatan tumposo.
John W. Santrock (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Peserta
Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Notoatmodjo, 2010. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, 2012. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo,s. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan.
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Prayitno, 2012, Jurnal Kedokteran Trisakti, Gangguan Pola Tidur pada Kelompok
Usia Lanjut dan Penatalaksanaanya, Vol.21 No.1: 24-28
Santrock, J.W. (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Sarwono, S.W. (2012). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Yannuar. (2013). Kritical Review. Teori perbedaan generasi. STIE AMA Salatya.

Anda mungkin juga menyukai