Anda di halaman 1dari 9

PERIODE DISINTEGRASI PERADABAN ISLAM KLASIK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang
dibimbing oleh Bapak Ahmad Lukman Fahmi., Lc., M.A.

Disusun oleh:

Sylvia Intan Eka Pratiwi (208200091)


Tri Meryyana Qurotaayuni (208200092)
Ya’lu M. Hubbik (208200093)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FEBRUARI 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
a. Apa definisi disintegrasi?
b. Apa penyebab terjadinya disintegrasi?
c. Jelaskan bagaimana munculnya dinasti-dinasti dalam islam!

C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi disintegrasi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya disintegrasi.
3. Untuk menambah wawasan tentang munculnya dinasti-dinasti dalam islam.
BAB II

PENDAHULUAN

A. Definisi Disintegrasi
Kata disintegrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memiliki arti keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya
keutuhan dan peraturan; perpecahan. Soekanto Soekamto juga berpendapat
bahwa disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terdapat dalam masyarakat
dimana memiliki situasi ketidakteraturan, hal tersebut di dasari pada
memudarnya norma dan nilai yang sudah ada.1 Maka dapat kita simpulkan
bahwa difinisi disintegrasi adalah perilaku setiap individu atau suatu
masyarakat yang hidup dengan keadaan tidak teratur kerena memudarnya nilai
dan norma yang menyebabkan perpecahan suatu bangsa.
Periode disintegrasi dalam bidang politik sudah ada sejak akhir
zaman Bani Umayyah dan memuncak di masa Bani Abbasiyah. Saat
pemerintahan Bani Abbas jabatan khilafah dipegang Bani Abbas, tidak ada
rakyat yang menentang. Hal tersebut terjadi karena jabatan khalifah merupakan
jabatan yang paling sakral dalam keagamaan dan tidak dapat diganggu gugat di
kalangan masyarakat. Di samping itu kekuasaan dapat didirikan di pusat
bahkan di daerah yang jauh dari pusat pemerintah dalam bentuk dinasti-dinasti
kecil yang merdeka. Para Khalifah Bani Abbas sudah merasa cukup puas hanya
dengan pengakuan dari provinsi-provinsi tertentu, dengan membayar upeti
tersebut. Kebijaksanaan itu mengakibatkan provinsi-provinsi tertentu di
pinggiran mulai melepaskan diri dari pemerintahan Bani Abbas. Tetapi Bani
Umayyah di Spanyol dan Indrisiyyah di Maroko masih bertahan, provinsi-
provinsi itu awalnya patuh dalam pembayaran upeti selama melihat Baghdad
stabil dan khalifah mampu mengatasi beragam pergolakan yang muncul.
Namun di saat kharisma atau pengaruh khalifah mulai menurun, mereka
melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad.2
1
Ermanovida, et al., Strategi Implementasi Kebijakan Kuliah Daring Masa Pandemi Covid-19
dengan Menerapkan Teknologi Digital Dalam Proses Pembelajaran PKN di Universitas Sriwijaya
(Palembang: Bening, 2021), 9.
2
Linda Firdawaty,” Negara Islam Pada Periode Klasik:,” Asas 7, no. 1 (2015): 78.
B. Penyebab Terjadinya Disintegrasi
Dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari baghdad
Disintegrasi dalam bidang politik sesungguhnya telah memulai terjalin di
akhir era bani umayyah. Hendak nampak perbandingan antara pemerintah
bani umayyah dengan pemerintahan bani abbas.
Menurut word, sesungguhnya keruntuhan kekuasaan bani abbas mulai
nampak semenjak dini bertepatan dengan datangnya pemimpim-pemimpim
yang mempunyai kekuasaan militer di provinsi-provinsi tertentu yang
membuat mereka betul-betul independen...3
Kekuasaan militer abbasiyah waktu itu mulai hadapi kemunduran.
Selaku untuk gantinya, para penguasa abbasiyah mengerjakan orang-orang
yang handal dibidang kemiliteran, spesialnya tentang turki dengan sistem
perbudakan baru. Penaikan anggota militer turki ini, dalam pertumbuhan
berikutnya nyatanya jadi ancaman besar terhadap kekuasaan kholifah.
Terlebih pada periode awal pemerintahan dinasti abbasiyyah yang telah
menimbulkan fanatisme kebangsaan berbentuk syu’ubbiyah ( kebangsaan /
anti arab . gerakan inilah yang banyak membagukan inspirasi terhadap
gerakan politik, disamping persoalan-persoalan keagamaan. Nampaknya
para kholifah tidak sadar hendak bahaya politik dari sifat fanatisme
kebangsaan serta aliran keagamaan itu,
Sehingga walaupun dialami secara nyaris seluruh segi kehidupan,
semacam dalam kasustraan serta karya-karya ilmiah mereka tidak
bersungguh-sungguh menghapuskan sifat dari fanatisme tersebut, bahkan
diantara mereka yang justru melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan
keagamaan itu.
Kekuasaan militer abbasiyah waktu itu mulai menghadapi kemunduran.
Selaku gantinya, para penguasa abbasiyah mengerjakan orang-orang yang

3
Fatah syukur, sejarah peradaban islam,(semarang : pustaka rizki putra 2011), hal.112.
Badri yatim, sejarah peradaban islam dirasah Iislamiyah II (jakarta:LSIK,2003),hal.70-73
handal di bidang kemiliteran khususnya tentara turki dengan sistem
perbudakan yang baru.

Penaikan anggota militer turki ini, dalam pertumbuhan berikutnya ternyata


menjadi yang sangat besar terhadap kekuasaan kholifah. Terlebih

pada periode awal pemerintahan dinasti abbasiyah telah menimbulkan sifat


fanatisme terhadap kebangsaan yang berbentuk gerakan syu’ubiyyah ( kebangsaan
/ anti arab ). Gerakan inilah yang banyak membagikan inspirasi terhadap gerakan
politik, disampin persoalan agama....4

Kenampakanya para kholifah tidak sadar hendaknya bahaya politik dari


sifat fanatisme kebangsaan serta aliran keagamaan itu. Sehingga walaupun
dialami secara nyaris dengan seluruh segi kehidupan, semacam dalam kasustraan
serta karya-karya ilmiah, mereka tidak bersungguh-sungguh untuk menghapuskan
sifat dari fanatisme tersebut, apalagi terdapat diantara mereka yang justru
mengaitkan diri dalam konflik kebangsaan serta keagamaan itu sendiri....5

C. Munculnya Dinasti-Dinasti Dalam Islam

Sejarah mencatatat munculnya dinasti-dinasti dalam Islam terjadi akibat


lemahnya pemerintah pusat dalam mengatur dan mengendailkan negara. Sehingga
yang terjadi ketidak puasan serta sikap kecewa yang dialami oleh sebagian
kalangan elit politik setingkat gubernur yang memilki pengaruh kuat di
wilayahnya melakukan berbagai macam pemberontakan kepada pemerintah pusat.
Selain itu juga akibat terjadinya proses perebutan kekuasaan yang tidak
sehat. Sehingga yang terjadi perpecahan di dalam pihak negara sendiri. Karena
ketidak stabilan dalam tubuh Istana membuat negara saat itu kehilangga wibawa

4
Lihat. Dalam buku sejarah peradaban silam fatah syukur,hal.115, tertulis paus urbanus I, tapi
dalam bukunya badri yatimhal, 77, tertulis paus Urbanus II.
5
History of the arabs philip k. Hitti, hlm. 585 atau estanuwijaya.blogsport.com diakses tanggal 04
juli 2918 pkl 21:42
dan pengaruhnya sehingga dari situ munculah berbagai gerakan yang akhirnya
berusaha memisahkan diri dari negara.
Selian itu juga munculnya fanatisme kebangsaan berupa gerakan
syu’ubiyyah (kebangsaan). Gerakan ini yang kemudian banyak memberikan
inspirasi terhadap gerakan politik, di sampung persoalan-persoalan keagamaan.
Tetapi khalifah saat itu tidak menyadari akan bahayanya politik dari fanatisme
kebangsaan, sehingga dengan berbagai problem yang mendera negara serta
semanggat akan kebangsaan atau golongan masing-masing tinggi akhirnya
munculah dinasti-dinasti yang memisahkan diri dari kekhalifahan Islam.
Diantara dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan
Baghdad pada masa khalifah Abbasyiah, diantaranya :
1. Yang berbangsa Persia :
a) Thahiriyah[2] di Khurasan (205-259 H/820-872 M)
b) Shafariyah[3] di Fars (254-290 H/868-901 M)
c) Samaniyah[4] di Transoxania (261-289 H/873-998 M)
d) Sajiyyah di Azerbeijan (266-318 H/878-930 M)
e) Buwaihiyah bahkan menguasai Baghdad (320-447 H / 932-1055
M)
2. Yang berbangsa Turki
a) Thuluniyah di Mesir (254-292 H/837-903 M)
b) Ikhsyidiyah di Turkistan (320-560 H/932-1163 M)
c) Ghazanawiyah di Afganistan (351-585 H/962-1189 M)
d) Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya
3. Yang berbangsa Kurdi
a) Al Barzuqani (348-406 H/959-1015 M)
b) Abu Ali ((380-489 H/990-1095 M)
c) Ayubiyah (564- 648 H/1167-1250 M)
4. Yang berbangsa Arab
a) Idrisiyah di maroko (172-375 H/788-985 M)
b) Aghlabiyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M)
c) Dulafiyah di Kurdistan (210-285 H/825-898 M)
5. Yang mengaku dirinya sebagai khalifah
a) Umawiyah di spanyol
b) Fathimiyah di mesir (909-1171 M)6
Faktor–faktor yang menyebabkan kemunduran bani Abbas, sehingga daerah
banyak yang memerdekakan diri :
a) Luasnya wilayah kekuasan Bani Abbasiyah
b) Dengan profesionalisasi angkatan senjata, ketergantungan
khalifah sangat tinggi
c) Keuangan negara sangat sulit karena untuk biaya tentara sangat
besar.7
Dari urain diatas dapat kita pahami bahwa akibat terjadinya disintegrasi dalam
sebuah negara dapat menyebabkan munculnya dinasti-dinasti kecil atau kelompok
masyarakat di dalam negara. Yang secara langsung atau tidak langsung setiap
kelompok mengupayakan diri untuk berdiri sendiri dan tanpa terikat oleh ikatan
negara.
Dengan demikian kita sebagai generasi penerus perjuangan bangsa ini. harus
turut serta mejaga perdamaian di dalam negara kesatauan republik Indonesia dan
dunia. Dari pada sifat fasis dan rasis yang akan menyebabkan perpecahan di antar
umat berbangsa dan bernegara. Dengan mencermati makalah yang kami susun ini
diaharapkan dapat menjadikan pelejaran untuk kita menghadapi segala tantangan
yang akan mengangu kedaulat negara kita yang merdeka.

6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban islam Dirasah Ilslamiyah II (Jakarta: LSIK, 2003), hal. 63-66.
7
Lihat. Dalam buku Sejarah Peradaban Islam Fatah Syukur, hal. 115, tertulis Paus Urbanus I, tapi
dalam bukunya Badri Yatim hal, 77, tertulis Paus Urbanus II.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan


yang utuh menjadi terpisah-pisah. Penyebab terjadinya disintegrasi pada masa
kekhalifahan Islam di masa lampau yaitu di antaranya; adanya dinasti-dinasti yang
memerdekakan diri dari Baghdad, perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan,
perang salib serta faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Bani Abbas.
Masa disintegrasi itu muncul akibat adanya perpecahan dalam pemerintahan
Bani Abbasiyah. Perpecahan itu mulai terjadi sejak akhir pemerintahan Harun ar-
Rasyid tepatnya pada saat penurunan tahta beliau mengangkat puteranya yaitu al-
Amin. Selain itu yang menyebabkan kemunduran Bani Abbas adalah persaingan
antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan, dan ancaman dari luar.
Perkembangan intelektual dalam masa disintegrasi tetap menunjukkan
perkembangan yang berarti. Itu terbukti dengan munculnya tokoh-tokoh
intelektual pada bidangnya baik itu dalam bidang ilmu sastra, ilmu filsafat, dan
kedokteran maupun dalam bidang hukum dan politik.
DAFTAR PUSTAKA

Ermanovida, et al., Strategi Implementasi Kebijakan Kuliah Daring Masa


Pandemi Covid-19 dengan Menerapkan Teknologi Digital Dalam Proses
Pembelajaran PKN di Universitas Sriwijaya. Palembang: Bening, 2021.
Firdawaty, Linda. ” Negara Islam Pada Periode Klasik:,” Asas 7, no. 1 (2015): 1-
80.
badri yatim.2003. sejarah peradaban islam dirasah Iislamiyah II. Jakarta:LSIK.
Fatah syukur. 2011. Sejarah peradaban islam. Semarang : pustaka rizki putra
History of the arabs philip K. Hitti atau Estanuwijaya.blogsport.com
Fatah syukur, sejarah peradaban islam, (semarang : pustaka rizki putra 2011),
hal.112.
History of the arabs philip K. Hitti, hlm. 585 atau estanuwijaya.blogsport.com
Badri yatim, sejarah peradaban islam dirasah
Islamiyah II.(jakarta: LSIK,2003), hlm.63-66

Anda mungkin juga menyukai