Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PENGARUH ASSET TANGIBILITY, PERPUTARAN

PERSEDIAAN, SALES DAN COMPANY SIZE TERHADAP ROA


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DIMANA TERDAFTAR DI
BEI 2017-2019
Yois Nelsari Malau1, Angela2, Deasy Mauliate3
Universitas Prima Indonesia, Medan
Email : yoisnelsarimalau@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian yang telah kami lakukan ini adalah untuk mengetahui
pentingnya pengaruh aset berwujud atau Asset Tangibility, perputaran persediaan,
sales dan company size terhadap ROA pada perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI 2017-2019. Populasi dari penelitian yang dilaksanakan ini
meliputi 152 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2017-2019. Sampel
pada penelitian ini adalah 24 perusahaan dikalikan 3 tahun, atau 72 sampel
diperoleh secara intensional sampling. Berdasarkan hasil penelitian kami, aset
berwujud atau Asset Tangibility, perputaran persediaan, sales dan company size
dengan cara simultan berdampak signifikan dan signifikan terhadap ROA
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada kisaran tahun 2017-2019.
Aset berwujud atau Asset Tangibility, perputaran persediaan, company size
berpengaruh signifikan dan signifikan terhadap ROA namun beda dengan
penjualan yang mana simultan berpengaruh baik terhadap ROA perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI 2017-2019.

Kata Kunci : Asset Tangibiliy, Perputaran Persediaan, Penjualan, Ukuran


Perusahaan, ROA

ABSTRACT

The purpose of this research that we have done is to determine the importance
of the influence of tangible assets or Asset Tangibility, inventory turnover, sales,
and company size on ( The Return On Assets) The ROA of manufacturing
companies listed on IDX from 2017 to 2019. The population of this study
includes 152 manufacturing companies listed on the IDX in 2017-2019. I fix it
1
sample in this study was 24 companies multiplied by 3 years, or 72 samples I
fix it by intentional sampling. Based on the results of our research, tangible
assets or Asset Tangibility, inventory turnover, sales, and company size
simultaneously have a significant and significant effect on the ROA of

Manufacturing Companies listed on the IDX in the range of 2017-2019.

Keywords : Tangibiliy Assets, Inventory Turnover, Sales, Company Size, RO

PENDAHULUAN

Kerja perusahaan mampu digambarkan menjadi keadaan keuangan yang


analisisnya memakai alat analisis keuangan, berarti juga sebagai prospek atau
masa depan, dikarenakan mampu diketahui perihal kondisi keuangan perusahaan
yang menampilkan prestasi kerja pada suatu kurun waktu. Perusahaan yang
mampu dikatakan kondisi yang baik apabila dapat menjalankan kewajiban
keuangannya, dapat memakai asetnya untuk menghasilkan keuntungan, dan dapat
menjalankan serta mengembangkan perusahaanya. Hal ini mampu ditinjau serta
diukur dengan laporan keuangan. Sebab itu, laporan keuangan sangat penting
untuk menilai suatu kinerja perusahaan. (Harahap, 2013) menyatakan Laporan
Keuangan Tahunan menampilkan situasi keuangan serta pendapatan usaha perusahan
pada suatu periode.

Assets tangibility menyatakan besarnya anggaran untuk tiap bagian aset,


baik yang lancar atau tetap. Makin tinggi perbandingan assets tangibility artinya
makin rendah efesiensi pemanfaatan dana kerja. Artinya assets tangibility
berdampak negatif pada ROA.

Kasmir (2013:180) menyatakan Perputaran persediaan yakni perbandingan


yang dipakai untuk menghitung perputaran modal pada persediaan untuk satu
periode. Fahmi (2012:132) mengatakan Perbandingan Inventory Turnover
menyatakan tingkat perputaran persediaan perusahaan. Bila Inventory Turnovernya
tinggi artinya perusahaan dapat mengatur asetnya secara efisien, serta mampu
memperbesar ROAnya, begitupun sebaliknya.

2
Penjualan berpengaruh secara strategis untuk perusahaan, sebab penjualan
wajib dibantu harta atau asset serta jika penjualan diperbesar, asset harus
diperbanyak. Makin besar penjualan, artinya keinginan pasar terpenuhi oleh
perusahaan, serta penjualan perusahaan tambah besar.

Widiastari, Putu Ayu dan Gerianta (2018) mengatakan ukuran perusahaan


yakni skala perusahaan dihitung dari jumlah aset, penjualan, nilai saham serta
lainnya. Terdapat dampak yang signifikan serta positif, makin tinggi nilai ukuran
perusahaan menyatakan serta meramalkan bertambahnya profitabilitas , begitupula
sebaliknya.

Menurut R. Agus Sartono (2010:22), Profitabilitas yakni keterampilan


perusahaan mendapat keuntungan di relasinya dengan penjualan, jumlah asset atau
modal sendiri. ROA yakni perbandingan profitabilitas untuk penilaian (%) laba
yang didapat perusahaan berkaitan dengan sumber daya atau jumlah aktiva,
efesiensi pengelolaan aktiva perusahaan mampu dilihat dari ROA.

Sehingan dapat diambil kesimpulan dimana yang menjadi judul dari penelitian
ini adalah “Analisis Pengaruh (Aset Berwujud) Asset Tangibility, perputaran
Persediaan, Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap (pegembalian) Return On
Assets (ROA) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2017-2019.”

TINJAUAN LITERATUR

Teori dan Dampak Asset Tangibility Return On Asset (ROA)

Aset yakni segala sesuatu milik perusahaan. Aset berwujud adalah fisik,
mereka termasuk uang tunai, inventaris , kendaraan, bangunan dan investasi. Aset
tidak berwujud tidak ada di bentuk fisik dan termasuk hal-hal seperti piutang,
biaya dibayar di muka, dan paten dan niat baik. Dapat disimpulkan bahwasanya
jika suatu perusahan semakin banyak asset tetap berarti makin banyak jaminan
makin mudah perusahaan memperoleh hutang serta investor akan lebih
mempercayai perusahaan tersebut dan bila perusahaan bangkrut, asset berwujud
mampu dipakai melunasi hutang perusahaan.

3
Menurut Anisa Nursatyani, Sugeng Wahyudi, Muhamad Syaichu (2014)
menyatakan Assets Tangibility berdampak negative pada ROA. Makin tinggi
struktur asset, makin turun profitabilitas perusahaan.

Menurut Febriana (2020) yang menyimpulkan bahwa asset tangibility


secara parsial tidak berdampak serta signifikan terhadap profitabilitas.
Profitabilitas yakni keterampilan perusahaan mendapat keuntungan di relasinya
dengan penjualan, jumlah asset atau modal sendiri, contohnya yakni ROA.

Teori dan Dampak Inventory Turnover Terhadap ROA

Kasmir (2013:180) mengatakan perputaran persediaan yakni perbandingan


untuk menghitung berapa kali dana pada persediaan berputar pada satu periode.
Perputaran persedian yakni petunjuk perihal kecepatan barang bergerak lewat
usaha. Makin tinggi perputaran persediaan, makin baik sebab menyatakan
perusahaan dapat menjual barang dengan cepat serta terdapat permintaan produk
perusahaan, begitupun sebaliknya. Irham Fahmi (2012:132) mengatakan perputaran
persediaan meninjau tingkat perputaran persediaan milik perusahaan. Artinya bila
perusahaan mempunyai Perputaran persediaan tinggi artinya dapat mengatur
asetnya dengan efisien, serta meningkatkan ROA perusahaan. Makin tinggi rata-
rata perputaran persedian perusahan, makin pendek waktu perusahan
menghabiskan persedian, serta makin kecil dana yang dikeluarkan perusahaan
untuk pemeliharaan, keuntungan perusahaan akan naik.

Menurut Elyas Setiawan, 2015 bahwasanya Perputaran Persediaan


berdampak signifikan pada ROA. Bila perusahaan mempunyai Perputaran
persediaan tinggi artinya dapat mengatur asetnya dengan efisien, serta
meningkatkan ROA Semakin meningkat rasio, persediaan akan semakin cepat
diubah menjadi penjualan maka tingkat profitabiltas menjadi meningkat tetapi
Menurut peneltian Jayanti (2014) yang menyimpulkan perputaran persediaan
secara parsial tidak berdampak serta signifikan pada ROA.

4
Teori dan Pengaruh Penjualan Perusahaan (Sales) Terhadap Return On
Asset (ROA)

Penjualan (Sales) yakni penerimaan dari pengiriman produk atau dari


penyerahan layanan pada bursa menjadi pertimbangan. Jumingan (2012:32)
mengatakan penjualan yakni pendapatan dari perusahan perdagangan, layanan
jasa/industry nyata dari penjualan barang/jasa di konsumen. Penjualan berperan
pada Mamajemen Modal Kerja. Menampilkan kegiatan Sales yang dihitung dari
penjualan bersih dari suatu perusahaan. Agar diketahui besar penjualan, perusahaan
mampu meramal laba yang akan diperoleh.

Elyas (2015) mengatakan Penjualan tidak berdampak signifikan pada ROA


berarti penjualan tinggi belum tentu berprofit besar bila penjualan tidak dapat
mengembalikan dana yang ditanggung.

Lina (2016) memberi kesimpulan penjualan secara parsial berdampak


positif serta signifkan pada ROA. Makin tinggi net sales perusahan, mampu
memperbesar profit perusahaan.

Teori dan Dampak Company Size Terhadap (ROA)

Ukuran Perusahan yakni besar kecilnya perusahan, seperti total penjualan,


rata-rata tingkat penjualan, serta jumlah aset. Biasanya perusahaan besar
mempunyai jumlah asset yang besar dapat mendapatkan keuntungan besar.
Ukuran perusahaan menentukan tingkat keyakinan investor. Makin besar
perusahaan, makin terkenal berarti makin mudah memperoleh informasi yang
meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut penelitian Rifai, dkk (2013) Ukuran perusahaan berdampak positif


pada profitabilitas. Makin tinggi jumlah aktiva, makin besar nilai jumlah aktiva
perusahaan, makin besar ukuran perusahaan. Menurut penelitian Febriana (2020)
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berdampak serta
signifkan pada ROA yang artinya suatu perusahaan besar belum tentu
profitabilitasnya besar.

5
Kerangka Konseptual
Berdasarkan dari teori, mampu dibuat kerangka konseptional pada Gambar II.5

Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini yakni:

H1 : Asset Tangibility memiliki pengaruh parsial terhadap ROA


perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2017-2019.

H2 : konversi inventaris memiliki dampak parsial pada ROA di


perusahaan manufaktur dimana terdaftar di BEI 2017-2019

H3 : penjualan perusahaan berdamapak parsial terhadap ROA Perusahaan


manufaktur dimana terdaftar di BEI 2017-2019

H4 : Company Size berdampak secara parsial terhadap ROA pada Perusahaaan


manufactur dimana terdaftar di BEI 2017-2019

H5 : Asset Tangibility, Perputaran Persediaan, Penjualan Perusahaan serta


Ukuran Perusahaan dengan cara simultan memiliki dampak terhadap ROA
pada perusahaan manufaktur dimana terdaftar di BEI 2017-2019.

METODE PENELITIAN

Sifat Penelitian

Dimana riset ini bersifat descriptif, yang dimana Sugiyono (2013) berpendapat
bahwa, Penelitian deskriptif yakni statistik yang dipakai untuk Analisa data
mellaui deskripsi data yang terkumpul tanpa berniat menyimpulkan untuk
generalisasi. Penelitian deskriptif bertujuan menjabarkan variabel yang akan
diamati.

6
Jenis Penelitian

Penelitian yang akan kami gunakan adalah metode kuantitatif , Menurut


Margono (2010 : 201) penelitian kuantitatif yakni penelitian yang lebih banyak
memakai logika hipotesis verifikasi, berfikir deduktif untuk membuat hipotesis
selanjutnya menguji di lapangan serta menarik kesimpulan dari data empiris. Pada
penelitian ini agar diketahui dampak variable bebas serta terikat dengan analisis
serta uji hipotesis yang sudah dipilih.

Populasi dan Sampel

Sugiyono (2011:80), mengatakan Populasi yakni area abstraksi dimana


termasuk objek/subjek yang bermutu serta berciri tertentu yang dipilih peneliti
untuk dipelajari serta disimpulkan. Sampel termasuk dari populasi yang akan
diteliti. Sugiyono (2011 :80) mengatakan Sampel termasuk jumlah serta
karakteristik populasi, sehingga sampel termasuk dari populasi, untuk pengambilan
sampel wajib memakai suatu metode berdasarkan pertimbangan yang ada. BEI
yakni pasar jual beli efek dari perusahaan yang kantornya di Jakarta serta
mempunyai kantor perwakilan di kota lain. Riset ini dilaksanakan pada perusahan
produksi manufacture yang mana tercdaftar di BEI. Studi ini mencakup 152
perusahan produksi manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2019. Dari
populasi ini diambil sampel memakai purposive sampling. Sampel yang akan
dipakai yakni 24 perusahaan sesuai kriteria yang di tentukan.

Metode Pengelolaan Data

Pengolahan data yang kami lakukan yaitu memakai program SPSS. Data
sekunder yang sudah dikumpul akan diolah memakai analisis statisik dekriptif, uji
asumsi klasik, dan menguji hipotesis dengan regresi garis berganda, Uji F dan
Uji T

Uji Asumsi Klasik :

1. Uji Normalitas

7
Uji Normalitas yakni pengujian yang dijalankan bertujuan agar
diketahui kenormalan distribusi data . Uji Normalitas berfungsi untuk
penentuan kenormalan distribusi data

Ada 2 cara dalam mengetahui residual terdistribusinormal atau tidak


memakai uji statistic :

1) Analisis grafik agar diketahui normalitas residual dengan meninjau


grafik histogram serta PPlot.

2) Uji statisik dengan menggunakan Kolmogrof Smirnov.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolineritas memiliki tujuan yang mana uji korelasi antar


variable independent pada modelregresi. Acuan putusan didasarkan
toleransi nilai:

1) Bila Toleransi F > 0,10, tidak terjadimultikolinearitas.

2) Bila nilai Toleransi T < 0,10, terjadi multikolinaritas

Acuan putusan didasarkan pada VIF:

1) Jika VIF < 10.00, tidak terjadi multi-lineage.

2) Jika VIF > 10.00, terjadi multi-lineage.

3. Uji Heteroskedastisitas

Dimana pengujian ini memiliki tujuan menilai ketidaksaman


variabeldari residual satu observasi di model regresi linear. Bila prediksi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi, model regresi tidak valid menjadi alat
prediksi. Metode deteksi heteroskedastisitas pada penelitian ini melalui
peninjauan grafik Scatterplot.

8
4. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan agar diketahui keterdapatan autokorelasi


yakni korelasi antar residual satu pengamatn dengan yang lain di model
regresi. Model regresi tidak boleh mengandung autokorelasi. Metode uji
yang dipakai yakni Uji Durbin Watson (Uji DW) yang mana syaratnya yaitu:

1) Bila nilai daripada (4-dL)<d<Dl, H0 tidak diterima, terjadi


autokorelasi.

2) Bila nilai dari pada dU < d < (4-dU), H0 diterima, tidak ada atau
tidak terjadi autokorelasi.

3) Jika dL< d < dU / (4-dU) < d < (4-dL), tidak ada kesimpulan
yang pasti. Nilai dari dU dan dL diperoleh dari tabel statisik
Watson Durbin, tergantung dari banyaknya observasi dan variabel
yang dideskripsikan.

Model Analisis Data Penelitian.


Metode penelitian memakai analisis data statistic dengan bantuan
SPSS serta analisis regesi linear bergnda. Model regresinya yakni:

Keterangan :
Y = goodwill atau nilai perusahaan X1 = Asset Tangibility
a = Konstanta X2 = Perputaran persediaan
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi X3 = Penjualan perusahaan
e = Persentase kesalahan X4 = Ukuran perusahaan

Uji Koefisien Determinasi (R2).


Koefisien deteminasi (R2) berarti menjadi sumbangan dampak dari variable
bebas (X) pada variabel terikat (Y), atau nilai koefisien deteminasi gunanya untuk
meramal serta meninjau kontribusi dampak dari variabel X secara simultan
(bersamaan) pada variable Y.
9
Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
Pengujian yang dimaksudkan guna menguji dampak simultan dari
Variabel Bebas dan Variabel Terikat.

Kriteria dari pengujian hipotesis simultan ini adalah sebagai berikut :

Yang mana guna sebagai uji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Kriteria menguji hipotesis secara bersamaan adalah:

Dimana H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (yaitu variable X1 , X2 , X3


dan X4 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y secara bersamaan).
Kemudian Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 ( yaitu variable X1 , X2 ,
X3 dan X4 berpengaruh signifikan terhadap Y secara bersamaan).
Untuk menetapkan penerimaan hipotesis dalam riset ini, nilai dari F
hitung dibandingkan dengan F tabel diman menggunakan kriteria berikut
ini:
Bila nilai dari pada F hitung < F tabel , α = 5%, oleh sebab itu H 0
dapat diterima dan Ha ditolak,
Bila nilai dari pada F hitung ≥ F tabel , α = 5% oleh sebab itu H 0 dapat
ditolak dan Ha diterima.

Uji Hipotesis secara Parsial (Uji T)

Pendapat dari (Ghozali, 2016) yang mengatakan bahwa Uji T menyatakan


Dampak satu variabel bebas mendeskripsikan variasi variabel terikat. Kritera
pengujian hipotesis dengan cara simultan adalah:

Dimana H0 : b1 = b2 = b3 =b4 = 0 (yaitu variable X1 , X2 ,


X3 dan X4 terkadang tidak berpengaruh signifikan terhadap Y).

Kemudian Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 ( yaitu variable X1 , X2 ,


X3 dan X4 kadang-kadang berpengaruh signifikan terhadap Y).
Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika nilai t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada α = 5%, maka H 0

10
diterima dan Ha ditolak.
Jika nilai t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel pada α = 5%, maka H0
ditolak dan Ha diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis deksripsi statistik, karakteristik sampel yang dipakai


yakni: Tabel 3.3.1 menunjukkan standar deviasi, minimum, maksimum, dan
mean dari variable Asset Tangibiliy (X1), Perputaran Persediaan (X2), Penjualan
(X3), Ukuran (X4) dan ROA (Y) riciannya:
1. Variable Asset Tangibility (X1) mempunyai nilai paling rendah 0,05 di
perusahaan Hartadinata Abadi Tbk tahun 2019 serta nilai paling besar
di PT Semen Indonesia Tbk yakni 0,79 di tahun 2019. Nilai mean
yakni 0,4397 kali dengann standar deviasinya 0,15818.
2. Variable Perputaran Persediaan (X2) mempunyai nilai perputaran
persediaan paling rendah 1,97 di perusahaan PT Indo Acidatama Tbk di
tahun 2017 serta nilai perputaran persediaan paling tinggi di perusahaan
PT Tembaga Mulia Seamanan Tbk yakni 32,01 di tahun 2018 dengann
standar deviasinya 4,91558.
3. Variable Penjualan (X3) mempunyai nilai penjualan paling rendah 26,64
pada PT Chitose Internasional Tbk 2017 dan nilai penjualan paling
tinggi di PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 32,3 2018. Nilai rata-
ratanya yaitu 29,1499 dengan nilai standar deviasi yaitu 1,44558.
4. Variable Ukuran (X4) mempunyai nilai ukuran perusahaan paling
rendah 26,87 di perusahaan Pt Trisula Textile Industries Tbk tahun
2017 serta nilai paling tinggi di perusahaan PT Semen Indonesia Tbk
32,01 di tahun 2019. Nilai mean 29,0610 dengann standar deviasi
1,47970.
5. Variable ROA memiliki nilai paling rendah 0,00 di perusahaan PT
Sekar Bumi Tbk serta nilai paling tinggi di perusahaan PT Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk tahun 2017 serta 2018 yakni 0,29. Nilai mean
0,0743 dengann standar deviasi 0,6139.
6.
11
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Dapat kita lihat pada Tabel 2 diatas yang menyatakan variable Asset
Tangibility (X1), Perputaran Persediaan (X2), Penjualan (X3), Ukuran Perusahaan
(X4) serta ROA (Y) terdistribusi normal sebab nilai signifikan 0,072 > 0,05.
Penelitian ini juga menggunakan analisis histogram serta normal probabilty
plot. Seperti pada gambar 1. Berdasarkan hasil histogram, dapat dilihat bahwa
data residual normal dikarenakan histogram berwujud lonceng terbalik.
Dari hasil normal probability plot pada tabel 3.2.3 menyatakan
menyatakan data tersebar di sekitar hasil diagonal serta ikut pada garis diagonal,
artinya Asset Tangibility (X1), Perputaran Persediaan (X2), Penjualan (X3),
Ukuran Perusahaan (X4), serta ROA mempunyai data terdistrbusi normal.

Uji Multikoliniearitas
Dari tabel 3.2.4 menunjukan nilai tolerance Asset Tangibility(X1),
Perputaran Persediaan (X2), serta Perputaran Persediaan (X2) yakni 0.789 serta
0.762 > 0.10. Nilai VIF yang didapat kepada variable Asset Tangibility (X1)
dan Inventory Turnover (X2) yakni 1,267 serta 1,312 < 10 artinya tidak
mengalami multikolinieritas antara variable independen pada model regresi.

Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar 3 menyatakan Asset Tangibility (X1), Perputaran Persediaan
(X2), Penjualan (X3), Ukuran Perusahaan (X4) dan ROA (Y), menunjukan
bahwa data didistribusikan secara acak tanpa pola tidak berwujud. Data
berdistribusi garis dibawah dan diatas 0, menunjukkan bahwa tidak ada terjadi
heteroskedastsitas.
Pada tabel 4, menyatakan nilai signifikan variable Asset Tangibility (X1)
0,302, Perputaran Persediaan (X2) 0,402, Ukuran Perusahaan (X4) 0,092 serta
nilai signifkan >0,05 artinya tidak ada heteroskedastsitas.

Uji Autokolerasi
Tabel 5 diatas memberkan nilai DW sebesar 1,976. Metode pengukuran
12
uji autokolerasi adalah du < d < 4-du. Nilai dl dan du dalam penelitian ini
menggunakan sebanyak 4 variabel dan 72 sampel penelitian, yang artinya nilai
dl = 1,5029 dan du = 1,7366. Hasilnya yakni 1,7366 < 1,976 < (4 – 1,7366)
yakni 1,7366 < 1,976 < 2,2634. Kesimpulannya tidak ada autokorelasi.

Hasil Analisis Data


Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 menunjukan hasil analisis, persamaan regresi yang digunakan adalah:
ROA = -0,438 – 0,048 Asset Tangibility – 0,001 Perputaran Persediaan + 0,049
Penjualan – 0,030 Ukuran Perusahaan.
Hasil interpretasi dari model regresi yakni:
1. Nilai konstanta -0,438 berarti bila variable Asset Tangibility, Perputaran
Persediaan, Penjualan serta Ukuran Perusahaan dianggap konstan, maka
nilai ROA -0,438 kali.
2. Nilai koefisien Asset Tangibility -0,048 menyatakan tiap penurunan 1
Asset Tangibility ROA akan turun -0,048 kali.

3. Nilai koefisien Perputaran Persediaan -0,001 menyatakan tiap penurunan 1


kali Perputaran Persediaan, ROA akan turun -0,001 kali.
4. Nilai koefisien Penjualan 0,049 menyatakan tiap naik 1 kali Penjualan,
ROA akan naik 0,049 kali.
5. Nilai koefisien Ukuran Perusahaan -0,030 menyatakan tiap turun 1 kali
Ukuran Perusahaan, ROA akan turun -0,030 kali.

Koefisien Determinasi (R2)


Pada tabel 7 kita dapat memperoleh nilai koefisien determinasi 0,215
atau 21,5%. Artinya 21,5% ROA mampu dijabarkan perubahan variable
independen Asset Tangibility, Perputaran Persediaan, Penjualan dan Ukuran
Perusahaan serta sisanya 78,5% dijabarkan oleh variable lain seperti Current
Ratio (CR).

Pengujian Hipotesis Simultan (Uji Statistik F)


13
Dapat dilihat pada hasil table 8, sehingga dapat disimpulkan dimana
Fhitung 5,855 dengan signifikan 0,00 dan Ftabel 2,51 dengan signifikan 0,05
maka dapat kita lihat Fhitung > Ftabel yaitu 5,855 > 2,51 dan Signifikan
Fhitung < Signifikan Ftabel yakni 0,000 > 0,05 maka dari itu H0 ditolak serta
Ha dapat diterima, dimana kesimpulannya adalah variable Asset
Tangbility ,Inventory Turnover, Sales dan Company Size berpengaruh signifikan
dan signifikan terhadap ROA secara bersamaan.

Uji Hipotesis Parsial (Statistik Uji T)


Dari tabel 9, dapat disimpulkan bahwa hasil uji T yakni:
1. Daritabel 9 kesimpulannya variable Asset Tangbility memiliki Thitung -
1,041 dengan nilai signifikn 0,302, Thitung < Ttabel -1,041 < 1,99547
serta Signifikan 0,302 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa variable Asset Tangibility
terkadang tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada
perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI 2017-2019.
2. Dari table 9 kesimpulannya variable Perputaran Persediaan memiliki T
hitung sebesar 0,843 dan nilai signifkan -0843, Thitung < Ttable -
0,843<1,99547 serta signifikan 0,402 > 0,05 yang berarti H0 diterima
dan Ha ditolak. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa varibel
Perputaran Persediaan terkadang tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di BEI 2017-
2019.
3. Dari table 9 kesimpulannya variable Penjualan memiliki T hitung
sebesar 2,679 dan nilai signifikan 0,009, T hitung > Ttabel
2,679>1,99547 serta signifikan 0,009 < 0,05 yang berarti H0 ditolak
dan Ha diterima. Secara ringkas dapat dikatakan bahwavariabel
penjualan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2017-2019.
4. Dari table 9 kesimpulannya variable ukuran memiliki Thitung -1,710
dengan nilai signiifkan 0,092, Thitung < T.tabel -1,710 <1,99547 serta

14
signifikan 0,092 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa variabel size secara parsial tidak
berpengaruh dan signifikan terhadap ROA perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI 2017-2019.

Pembahasan Dampak Variabel Asset Tangibilty Terhadap Return On Assets

Hasilnya menyatakan Asset Tangibility secara parsial tidak berdampak


serta signifikan pada ROA di perusahan manufaktur yang mana terdaftar di BEI
2017-2019. Sesuai kesimpulan Febriana (2020) yakni asset tangibility secara
parsial tidak berdampak serta signifikan pada profitabilitas. Profitabilitas yakni
keterampilan perusahaan mendapat keuntungan di relasinya dengan penjualan,
jumlah asset atau modal sendiri, contohnya yakni ROA. Berbeda dengan
penelitian Anisa (2014) yang hasilnya Asset Tangibility secara parsial berdampak
negative pada ROA.

Pembahasan Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap ROA


Hasil dari riset ini menampilkan perputaran persedian tidak
berpengaruhsecara parsial dan signifikan terhadap ROA pada perusahan
manufaktur yang mana terdaftar di BEI 2017-2019. Hasil ini sesuai peneltian
Jayanti (2014) yang kesimpulannya perputaran persedian secara parsial tidak
berdampak serta signifikan pada ROA. Berbeda dengan penelitian Elyas (2015)
yang menyimpulkan bahwa perputaran persediaan secara parsial berdampak serta
signifikan pada ROA artinya bila perusahaan mempunyai persediaan tinggi pada
perusahaanya maka perusahaan dapat mengatur asetnya secara efesien serta
mampu memperbesar ROA.

Pembahasan Pengaruh Penjualan Terhadap ROA


Dimana hasil ini menunjukkan Sales berdampak positif secara parsial dan
terjadi signifikan terhadap ROA di perusahan manufaktur dimana terdaftar pada
BEI 2017-2019. Result dari riset ini sesuai penelitian Lina (2016) yang
menyimpulkan bahwa penjualan secara parsial berdampak positif serta signifkan

15
pada ROA. Semakin tinggi penjualan bersih di suatu perusahan maka dapat
mendorong profitabilitas di suatu perusahaan. Berbeda dengan penelitian Elyas
(2015) yang menyimpulkan penjualan secara parsial tidak berdampak serta
signifkan pada ROA berarti penjualan tinggi belum tentu memperoleh laba besar
bila belum menutup biaya yang dikeluarkan.

Pembahsan pengaruh company size terhadap ROA


Dimana hasil dari riset ini menunjukan bahwa company size terkadang tidak
berdampak positif dan signifikan terhadap ROA di perusahan manufaktur dimana
telah terdaftar pada BEI periode 2017-2019. Hasil ini sesuai dengan Febriana
(2020) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berdampak
serta signifkan pada ROA yang artinya suatu perusahaan besar belum tentu
profitabilitasnya besar. Berbeda dengan Elyas (2015) yang hasilnya ukuran
perusahaan secara parsial berdampak positif pada ROA yang artinya total asset
menyatakan harta milik perusahaan, makin besar total asset makin besar ukuran
perusahaan.

KESIMPULAN

Dari pada hasil penelitian, mampu dibuat kesimpulan yakni:

1. Asset Tangibility tidak berdampak serta tidak signifikan secara parsial


pada ROA di perusahaan manufakutur yang mana terdaftar di BEI 2017-
2019.

2. Perputaran persediaan dengan cara parsial tidak berdampak signifikan denan


cara parsial terhadap ROA di perusahaan yang terdaftar pada BEI 2017-2019.

3. Penjualan tidak berdampak serta tidak signifikan secara parsial pada ROA
di perusahaan manufakutur dimana terdaftar pada BEI periode 2017-2019.

4. Ukuran Perusahan tidak berdampak serta tidak signifikn secara parsial


pada ROA di perusahaan manufakutur dimana terdaftar pada BEI periode
2017-2019.

16
5. Asset Tangbility, Perputaran Persediaan, Penjualan serta Ukuran
Perusahaan berdampak serta signifikan secara simultan pada ROA di
perusahaan manufakutur yang mana terdaftar di BEI 2017-2019.

DAFTAR PUSTAKA

afriyanti, m. (2011). analisis pengaruh current rati, total asset turnover, debt to equity
ratio, sales and size terhadap ROA (studi kasusu pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2006-2009).

andayani, l., & dkk. (2016). pengaruh penjualan dan liquiditas terhadap provitabilitas
pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di BEI tahun 2014.

Fahmi, & Irham. (2014). analisa kinerja keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, & Imam. (2016). aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23
(Edisi 8). semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasanah, A., & Enggarianto, D. (2018). analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ROA
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Jayanti, & Novi. (2014). analisis pengaruh current ratio, debt to asset ratio, debt to
equity ratio, net profit margin, inventory turnover, dan sales growth terhadap ROA pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2012.

Jumingan. (2011). analisis laporan keuangan. jakarta: Bumi aksara.

kasmir. (2014). analisis laporan keuangan, edisi 1, cetakan ke-7. jakarta: raja grafindo.

margono. (2010). metodologi penelitian pendidikan. jakarta: rineka cipta.

Nursatyani, A., & dkk. (2014). analisis pengaruh current ratio, firm size dan aset
tangibility terhadap ROA dengan debt to total asset sebagai variabel intervening (studi
pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011).

Paulus, & dkk. (2019). pengaruh current ratio dan inventory turn over terhadap ROA
pada PT. astra otoparts, TBK, thaun 2007-2016 .

rifai, m., & dkk. (n.d.). pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan terhadap profitabilitas studi pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2010-
2012.

Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar pembelajaran perusahaan . Yogyakarta: BPFE.

17
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, edisi 4. BPFE .

setiawan, & elyas. (2020). analisis pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap
profitabilitas.

sofyan syafri, H. (2013). analisa kritis atas laporan keuangan. jakarta: PT Raja grasindo
persada.

yetri, m., & rahmawati. (2020). pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan,
dan perputaran khas terhadap profitabilitas (studi kasus pada perusahaan manufaktur
sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018).

18
TABEL DAN GAMBAR

Gambar II. 5. Kerangka Konsptual

19
Tabel II.I
Definisi Operasional Variabel

Tabel 1 Statistik Deskriptif


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

20
Tabel 2 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

Gambar 1 Hasil Histogram


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

21
Gambar 2 Hasil Normal P-Plot
Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

Tabel 3 Hasil Uji Multikolonearitas


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

22
Gambar 3 Hasil Uji Scatterplot
Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

Tabel 4. Hasil Uji Glejser


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

23
Tabel 5. Hasil Durbin-Watson
Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

Tabel 7. Hasil Koefisien Determinasi (R2)


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

24
Tabel 8 Hasil Uji Statsitik F
Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

Tabel 9. Hasil Uji Statistik T


Sumber : Hasil SPSS Statistics 20

25

Anda mungkin juga menyukai